2. Tujuan Pemeriksaan
• Untuk Kepentingan Kesejahteraan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat
• Melindungi konsumen dari penyakit
yang ditimbulkan karena makan daging
yang kurang sehat
• Melindungi konsumen dari pemalsuan
daging
• Mencegah penyakit zoonosis
3. Pelaksana
• Dokter Hewan
• Tenaga Keswan-kesmavet/paramedis
veteriner, keurmaster, juru uji daging (di
bawah pengawasan dokter hewan)
• Qurban Dengan keterbatasan jumlah
pemeriksa Petugas pemotongan (panitia
Qurban) juga diharapkan dapat melapor
ke petugas apabila ada kondisi
hewan/produk hewan yang dicurigai
4. Syarat pemotongan yg baik
• Ternak diistirahatkan kurang lebih 12-
24 jam
• Tidak diperlakukan kasar agar tdk
stress
• Penyembelihan dan pengeluaran darah
harus cepat dan sempurna
• Pemotongan higienis
• Tidak membehayakan pekerja
5. Syarat pemotongan yg baik
• Dipuasakan
- Untuk memperoleh berat tubuh kosong
- Untuk mempermudah proses
penyembelihan
• Tanpa dipuasakan
- Agar waktu disembelih darah keluar
sebanyaknya
-Sapi tidak stres
6. Penyembelihan menurut Fatwa MUI
• Memutus jalan nafas (Hulqum)
• Memutus jalan makanan (Mari’)
• Memutus dua urat nadi (Wadajain), dan
• Membaca Basmallah sebelumnya
8. Pemeriksaan Antemortem
1. Memperoleh hewan yang berada dalam keadaan
cukup istirahat
2. Menghindari pemotongan hewan yang sakit
(penyakit hewan menular, zoonosis)
3. Mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi
pada tempat pemotongan, alat dan pegawai/pekerja
4. Bahan informasi bagi keperluan pemeriksaan
postmortem
5. Mengawasi penyakit-penyakit tertentu yang harus
dilaporkan
Tujuan
9. Pemeriksaan Antemortem
• Pemeriksaan dilakukan di kandang penampungan hewan
– Bersih, kering
– Terang (intensitas cahaya min. 540 luks (50 foot
candle)
• Perlengkapan pemeriksa:
– Jas lab/pakaian kerja, sepatu bot,
– Alat tulis, catatan/ formulir pemeriksaan dan
– Stempel/cap/Penandasapi telah diperiksa dan
dinyatakan sehat,
• Fasilitas cuci tangan dilengkapi sanitizer
Peralatan
10. Pemeriksaan Antemortem
• Pemeriksaan dilakukan maksimum 24 jam sebelum penyembelihan
• Hewan harus diistirahatkan minimum 12 jam sebelum penyembelihan
• Prinsip pemeriksaan dengan pengamatan (inspeksi) dan perabaan
(palpasi), terhadap:
– STATUS GIZI & KEAKTIFAN : sikap hewan berdiri dan bergerak
dilihat dari segala arah
– LUBANG KUMLAH: selaput lendir mulut, mata, dan cermin hidung
– KULIT &KEADAAN BULU: kekusaman dan kebersihan
– LIMFOGLANDULA: lgl. Submaxillaris, prescapularis, dan
inguinalis
– SUHU BADAN memegang pangkal ekor
Prosedur
11. Pemeriksaan Antemortem
• Kepala tegak dan sigap;
• Mata yang bening, hidung yang basah dan tidak
meludah berlebihan;
• Kotoran berkonsistensi normal dan tidak berdarah;
• Warna kencing berwarna kuning-jerami;
• Tidak menampakkan masalah dalam bergerak;
• Bernafas normal dan tidak bersuara;
• Berinteraksi dan beraktifitas dengan lingkungannya;
• Gusi yang merah muda dan sehat dan mukosa yang
sehat pula;
• Tidak bersuara atau berteriak, menggiling gigi,
kejang-kejang atau melengkungkan punggung;
• Tidak adanya tanda-tanda kesakitan, abses, luka,
memar, patah.
• Tidak adanya tanda-tanda stres panas maupun
dingin
Ciri sapi Sehat
12. Pemeriksaan Antemortem
• Gizi
• Sikap, jalan, dan pandangan hewan
• Kulit
• Organ pencernaan
• Organ pernafasan
• Peredaran darah
• Selaput lendir
• Ambing
• Suhu badan
Pemeriksaan
13. Pemeriksaan Antemortem
• Normal: Gemuk belemak – Kekurusan
• Kekurusan normal
• Kekurusan patologik
Pemeriksaan
Gizi
Sikap, Jalan, dan Pandangan
• Sikap bebas tdk dipasakan, jalan terkoordinasi,
pandangan baik, gerak telinga lincah, dan
awas/memperhatikan lingkungan
14. Pemeriksaan Antemortem
• Hewan sehat, kulit supel, lepas, mudah dilipat
dan digeser, lipatan lipatan cepat hilang
• Licin, mengkilat, dan tidak pucat
Pemeriksaan
Kulit
Organ Pencernaan
• Nafsu makan baik
• Tidak muntah-muntah
• Defekasi normal
• Perut tidak menggelembung
16. Pemeriksaan Antemortem
• Hewan sehat: merah muda ceria
• Mukosa vagina selama estrus lebih merah
• Mukosa vagina eksudasi karena vaginitis atau metritis –
Mukosa hidung dan mata pucat, perdarahan, anemia
Pemeriksaan
Selaput Lendir
Ambing
• Normal
• Bengkak
33. Pemeriksaan Antemortem
Keputusan Pemeriksaan
Keputusan-keputusan ante mortem yang ada pada pasal 6 SK
Mentan No. 413/Kpts/TN.310/7/1992
1. Hewan potong diijinkan untuk disembelih
tanpa syarat.
2. Hewan potong diijinkan untuk disembelih
dengan syarat
3. Hewan potong ditunda untuk disembelih
4. Hewan potong ditolak untuk disembel
35. Pemeriksaan Postmortem
• Pemeriksaan postmortem = pemeriksaan
setelah pemotongan pada jeroan/visera
(organ dalam rongga dada & perut) dan
karkas
Definisi
36. Pemeriksaan Postmortem
• Meneguhkan diagnosa antemortem
• Mendeteksi dan mengeliminasi kelainan-
kelainan pada
• daging daging tersebut aman dan layak
dikonsumsi
• Menjamin pemotongan yang baik dan benar,
halal serta
• higienis
• Memeriksa kualitas daging
Tujuan
37. Pemeriksaan Postmortem
• Intensitas cahaya min. 540 luks (50 foot candle)
• Jas lab/pakaian kerja, apron tahan air, sepatu bot,
penutup kepala, penutup hidung dan mulut, sarung
tangan
• Meja porslen, pengait kepala dan jeroan
• Fasilitas air panas untuk sanitasi peralatan
• Pisau tajam, tempat pisau, dan pengasah pisau
• Tempat penampungan organ yang diafkir dan plastik
spesimen untuk organ yang dicurigai
• Tempat cuci tangan dilengkapi sanitaiser
Peralatan
38. Pemeriksaan Postmortem
• Informasi atau data pemeriksaan antemortem
• Catatan data pemeriksaan (laporan)
• Karkas dan jeroan yang menunjukkan kelainan
penyakit menular dan zoonosis dipisahkan dan
ditempatkan dalam wadah berlabel untuk
pemusnahan
Hal yg Perlu diperhatikan saat pemeriksaan
39. Pemeriksaan Postmortem
• Mengetahui abnormalitas yang terjadi
• Dilakukan siang hari (penerangan sesuai
persyaratan teknis)
• Pemeriksaan dengan INSISI hanya bila
diperlukan
Prinsib Pemeriksaan
Inspeksi, Palpasi, Insisi
40. Pemeriksaan Antemortem
• Kelenjar Pertahanan
– Lgl. Prescapularis atau lgl
cervicales supervialis
– Lgl. Axillaris
– Lgl. Poplitea
– Lgl. Supramamaria / lgl.
Inguinalis
– Lgl. Pre – femoralis
Limfoglandula yang normal dicirikan
dengan konsistensi kenyal, ukuran
normal, lokasi tidak terfiksir dan
apabila disayat warna putih
dikelilingi zona hitam
• Kondisi Memar/nekrosa
Pemeriksaan Karkas
41.
42. Pemeriksaan Antemortem
• Kepala digantung dengan mulut
diatas, ujung lidah dikeluarkan
diantara kedua lubang rahang
bawah
• Dilihat dan teliti dari luar mukosa
mulut dan rongga kerongkongan
• Kanan kiri dipotong dilepaskan
lidah ditarik ditarik hingga tulang
lidah patah
• Lidah disayat-lepaskan dilihat,
diraba, dan dipijit
Pemeriksaan Kepala
43. Pemeriksaan Antemortem
• Pharynx dipotong melintang
sehingga lgl. Retropharyngealis
terpotong
• Maseter dipotong menjadi 2 atau 3
lapisan
• Pisau diteruskan membelah lgl. Sub-
maxillaris dan subparotidealis dipijit
• Perhatikan bisul-bisul di kepala, bisul
actinomycosis pada lidah
• Pemeriksaan Masseter (otot rahang)
– Sapi cysticercus enermis / bovis
– Babi cysticercosis cellulose
Pemeriksaan Kepala
44.
45.
46.
47.
48. Pemeriksaan Antemortem
• Paru-paru diraba, dipotong melintang, perhatikan
lgl. mediastinalis
• Trachea dibelah memanjang pada pertemuan
cincinnya
• Perhatikan tubercle pada paru-paru, lgl.
Bronchialis, dan lgl. Mediastinalis
• Kotoran atau darah pada bronchus
• Cacing strongyloid dan hemorrhagi pada
bronchus babi
• Atelektasis
– paru tidak ada hawanya, eksudat dan
bengkak
– volume paru kecil, merah kebiruan, kompak,
– sayatan licin dan kering; sayatan di air
tenggelam
– paru-paru di afkir
Pemeriksaan Paru
49. Pemeriksaan Antemortem
• Emfisema (alveoler, interstitial) : – Isi
hawa pulmo bertambah (gelembung)
– alveoli kadang-kadang pecah
– krn penyumbatan makanan, lendir,
cacing
• Hiperemia:
– terjadi radang karena kelemahan
jantung
• – paru kurang dikempiskan, warna gelap,
petechie – dataran sayatan merah tua,
licin, lembab
– paru diafkhir
• Pneumonia
– selalu dimulai bronchitis
– radang pada lobus-lobusnya
Pemeriksaan Paru
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57. Pemeriksaan Antemortem
• Pembungkus dibuka
• Jantung sehat mengkilat
• Serambi dan bilik kanan/kiri
dibelah
• Cysticercosis inermis pada klep
jantung dan pericardium
• Ptechiae dan degenerasi pd
daging jantung
• Pericharditis traumatik, karena
benda asing bagian terkena
afkir
Pemeriksaan Jantung
64. Pemeriksaan Antemortem
• Normal oval memanjang, gepeng,
biru keabuan, konsistensi lunak
• Diraba, dibelah menurut
panjangnya, limpa sehat agak
keras tepinya tajam
• Bengkak 2 – 3 x, berdarah,
• TBC tuberkel-tuberkel besar
dengan pengkejuan, warna abu-
abu s/d kuning,
• Malleus warna kuning (afkir)
• Anthrax warna hitam seperti tir
(afkir)
Pemeriksaan Limpa
65.
66. Pemeriksaan Antemortem
• Normal:
• Oval, Gepeng, Warna coklat, terdiri
dari 16-24 renkuli, Kulit tipis mudah
dikupas,
• Konsistensi elastis
• Amati adanya :
– Oedema
– Pembengkakan
– Peradangan/Nephritis
– Batu Ginjal
Pemeriksaan Ginjal
67.
68.
69. Pemeriksaan Antemortem
• Lihat bagian-bagian, usus
dibuka
• lgl. Mesenterica dibelah,
sering berwarna kehijau-
hijauan
• Perubahan haemorrhagi,
radang, actinomycosis,
tbc, parasit lainnya
Pemeriksaan Pencernaan
70.
71. Pemeriksaan Postmortem
Keputusan Pemeriksaan
• Dapat dikonsumsi (approved for human
consumption)
• Dimusnahkan seluruhnya (totally
condemned for human consumption)
• Dimusnahkan beberapa bagian (partially
condemned for human consumption)
• Bersyarat
Keurmaster berasal dari bahasa Belanda yaitu Keur yang berarti memeriksa, dan master yang berarti orang, jadi keur master adalah adalah orang yang memeriksa kualitas dari pada suatu daging yang hendak di konsumsi oleh manusia
Downer Cow Syndrome atau paraplegia post partum merupakan suatu keadaan yang sering terjadi pada induk hewan yang sedang bunting tua atau beberapa hari sesudah partus yang memyebabkan sapi tidak dapat berdiri, tetapi selalu dalam keadaan berbaring pada salah satu sisi tubuhnya karena adanya kelemahan pada bagian belakang tubuh
Rahang bengkak Aktinomikosis terutama disebabkan oleh salah satu dari beberapa anggota genus bakteri Actinomyces
Pembengkakan lidah akibat infeksi bakteri Actinobacillus lignieresi