SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
JEMBATAN KAHAYAN
Desain : Offeny Ibrahim
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK
( 2 )
Drs. Offeny AI, M.Si
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK
Dan Contoh Pengembangannya
Tujuan Umum
Peserta memahami konsep dan Prinsip
pengembangan bahan ajar untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran mulok
Tujuan Khusus
1. Melalui sharing dan kerja mandiri peserta dapat
mengembangkan rancangan Bahan Ajar Mulok
2. Peserta dapat mengembangan Rancangan Materi Bahan Ajar
Mulok sesuai dengan SK dan KD
3. Peserta dapat membuat draft Materi Bahan Ajar Mulok
dimaksud yang nantinya dapat digunakan oleh siswa di
sekolah
Pengertian Bahan Ajar
 segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas.
 Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
 Misalnya: LKS, Buku, Modul , CD
Pembelajaran , dsb
Sumber Belajar
 Segala sesuatu yang dapat sumber materi dan
kegiatan pembelajaran antara lain:
 Manusia (Guru, pakar, praktisi, Siswa)
 Buku dan penertbitan ( referensi laporan hasil
penelitian, buku paket, LKS, )
 Benda-benda yang dapat di bawa ke dalam kelas
dan yang tidak
 Gambar-gambar dan media audio fisual ( VCD, Film,
 Lingkungan
1. SK, KD,
Indikator dan
Tujauan:
Ekplorasi
Elaborasi
2. MATERI (bahan
yang memuat
Fakta , konsep,prinsip
prosedur
3. SUMBER
BAHAN AJAR
sebagai tempat
mencari materi
dan rujukan
penyelesaian
tugas-tugas
Misalnya buku,
LKS
,Lingkungan
4. PETUNJUK BELAJAR
5.TUGAS –TUGAS sesuai tujuan dan
materi , menuntun siswa belajar
Ekplorasi (membaca & menjawab
pertanyaan, mengamati & mencatat
Elaborasi (menganalisis , membauat
rangkuman &melaporkan,
A. KOMPONEN BAHAN AJAR
B. PRINSIP dan JENIS
PRINSIP JENIS
1.Sesuai khirarkhis KBM
3.Pengulangan
4.Terstruktur
5.Memotivasi
6.Bertahap
7. Siswa tahu hasil belajar
1.Visual/cetak
(LKS/DIKTAT, Buku Modul)
2.Audio/tape
3.Audio Visual
4.Interaktive teaching Material
5. Power point
Kompetensi
Dasar
Indikator
Standar
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajaran Mulok
Materi
Pembelajaran
Mulok
C. ALUR ANALISIS PENYUSUNAN BAHAN AJAR MULOK
BAHAN AJAR Mulok
yang kontekstual
D.JENIS-JENIS MATERI
Fakta
Kenyataan yang ada di
dunia
Peristiwa sejarah, kata-
kata, bilangan
konsep
Pengertian sesuatu Pasar, past tense
Melekul, garis
prinsip
Hal-hal utama, hubungan
konsep
Dalil, hukum newton,
permintaan dan penawaran
Prose-dur
Langkah-langkah atau cara
melakukan sesuatu
Langkah meneliti, membuat
karangan
Menari ,senam
E. Cakupan dan Prinsip Bahan Ajar
Cakupan Bahan Ajar Mulok Prinsip Pengembangan
1.Judul, MP, SK, KD, Indikator,
Tempat
2.Petunjuk belajar (Petunjuk
siswa/guru)
3.Tujuan
4.Informasi pendukung
5.Tugas/Latihan-latihan
6. Penilaian (pada lampiran terpisah)
Relevansi (keterkaitan SK, KD
indikator, tujuan Pembelajaran
Konsistensi (keajegan) sesuai
dg jumlah KD dan kedalaman
indikator
3. Kecukupan ( tak terlalu
banyak , tak terlalu sedikit
F. PROSEDUR PENGEBANGAN
MATERI BAHAN AJAR MULOK
1. Berorientasi pada tujuan dan produk akhir
2. Menentukan materi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, strategi,dan karakteristik siswa
3. Mengembangkan tugas-tugas yang relevan dengan
tujuan dan strategi Pembelajaran
4. Minimal ada dua jenis Tugas ( tugas ekplorasi dan
tugas elaborasi
5. Tugas-tugas dikembangkan terstruktur, terintegrasi dan
menantang
Yang menjadi pertimbangan (BSNP, 2006)
1. Potensi peserta didik
2. Relevansi dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik Struktur
keilmuan
5. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran
6. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik
dan tuntutan lingkungan
7. Alokasi waktu
Pemilihan dan Pengembangan Materi
Bahan Ajar
Mengapa guru harus menyusun /
mengebangkan Materi bahan ajar?
• Allwright (1990) textbook umumnya terlalu
kaku apabila dijadikan sebagai sumber
tunggal dalam pembelajaran
• Berpedoman pada satu teksbook tidak
selalu cocok dengan minat, kondisi, tingkat
perkembangan dan kebutuhan berbahasa
anak  kurang memberi kebermaknaan
Sumber Belajar
• Materi otentik (materi pembelajaran,
baik yang dalam bentuk cetakan maupun
audio visual)
• Internet
• Media masa (cetak dan elektronik)
• Foto-foto dan gambar
• Alam lingkungan
• Masyarakat
Jenis Pengembangan Materi
• Self-designed (Merancang sendiri)
• Modification (Modifikasi/mengubah)
• Adaptation (Adaptasi/Penyesuaian)
• Compilation (Kompilasi/ kumpulan/himpunan
yang tersusun secara teratur)
• Hand out (segala sesuatu/selebaran yang di
bagikan)
Contoh Pengembangan
Bahan ajar
A. Mata Pelajaran : Bahasa Dayak Ngaju
B. Standar Kompetensi:
Membaca :
Memahami makna dalam teks tulis
fungsional pendek sederhana untuk
berinteraksi dalam konteks kehidupan
sehari-hari
Contoh Pengembangan Bahan ajar
C. Kompetensi Dasar:
Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional
pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk
berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari hari
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
• Siswa dapat membaca sebuah ceritera sederhana dengan
ucapan dan intonasi yang tepat
• Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
jawaban singkat tentang bacaan.
• Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
penjelasan yang panjang tentang bacaan.
• Siswa bisa menceritakan kembali isi bacaan dengan kata-kata
sendiri.
Contoh Pengembangan Bahan ajar
Untuk Mulok
E. Tujuan Pembelajaran:
1.Siswa dapat membaca bacaan sederhana
berbahasa Dayak Ngaju dengan ucapan dan
intonasi yang benar
2. Siswa dapat memahami isi sebuah bacaan
sederhana berbahasa Dayak Ngaju
3. Siswa dapat menggunakan bahasa Dayak
Ngaju sederhana dalam bentuk lisan dan tulisan
berdasarkan informasi dari sebuah bacaan
Bahan Pembelajaran
• Bhs Dayak Ngaju (buku-2 atau tuturan)
(Sbg alasan bhw bhs Dayak Ngaju dpt
dijadikan sbg bhs lintas antar suku; krn
semua suku Dayak yg lain dpt dg mudah
berbhs Dayak Ngaju, namun sebaliknya suku
Dayak Ngaju belum tentu menguasai bhs
Dayak yg lain; sbg contoh : suku Dayak
Maanyan bisa berbhs Dayak Ngaju, tetapi
ada banyak dr suku Dayak Ngaju yg tdk
bisa berbhs Maanyan). Dan Suku Dayak
Ngaju, mrpk suku yg Mayoritas di
Kalimantan Tengah.
Oleh krn itu tdk salah jk kita jg
memberikan pembelajaran ttg :
•Tatabahasa Dayak Ngaju
•Bacaan-2 (terutama Bahasa Dayak Ngaju)
dan Cerita Rakyat, dmk jg lain, spt :
•Permainan/Olah Raga Tradisional
•Masakan Tradisional (Kuliner) Dayak
•Seni Musik, Lagu-lagu Daerah
•Alat-2 Teknologi tradisional
• Khasanah Budaya Kalimantan Tengah, dll.
(1)Tatabahasa (Dayak Ngaju)
Lihat Buku Upon Ajar Basa Dayak
Ngaju, 2001, juga Kamus Dwibahasa
Dayak Ngaju – Indonesia 2012 (Cetakan
Kelima (Oleh : Albert A Bingan &
Offeny AI), dll.
(2)Bacaan (seperti Cerita Rakyat dll.)
Cari dalam Beberapa Cerita Rakyat
Bahasa Dayak Ngaju (Yang dikeluarkan
oleh Dinas Pariwisata Kota, Ditulis oleh
Dinas P & K Kota, Ditulis Oleh : Offeny
AI (dlm dua bhs), dll.
(3)Permainan/Olah Raga Tradisional
• Cari pada Bab XX, hal. 373 (Buku
Seni Budaya Kalimantan Tengah :
Oleh Offeny AI, 2014), Kalimantan
Membangun, 1979, Oleh : Tjilik Riwut,
dan Buku Maneser Panatau Tatu
Hiang), dll.
(
(4)Masakan Tradisional (Kuliner) Dayak
Cari pada Bab XV, hal. 321 (Buku Seni
Budaya Kalimantan Tengah 2014, Oleh :
Offeny AI, (Kalimantan Membangun,
1979, Oleh Tjilik Riwut, dan Buku
Maneser Panatau Tatu Hiang 2003), dll.
(5)Rumah Tradisional Kalteng
(Betang, Karak Betang, Pasah, Lanting)
Cari pada Bab XIV, hal. 281 (Buku
Seni Budaya Kalimantan Tengah 2014,
Oleh : Offeny AI, (Kalimantan
Membangun, 1979, Oleh Tjilik Riwut,
dan Buku Maneser Panatau Tatu
Hiang 2003), Jejaring Internet
(6)Upacara Ritual
1. Upacara Tiwah, Manenga Lewu
(Tiwah Habenteng), Wara, Ijambe
(khusus religius/ritual keagamaan).
2. Upacara Nantulak dan Balaku
Untung (Yaitu untuk menyucikan
suatu daerah pertikaian, agar
masyarakat mendapat kedamaian,
kesejahteraan serta perlindungan
dari Tuhan atau Sang Hiang).
3. Upacara Manyampuruh (Untuk
pengobatan).
4. Upacara Manganan Parasat Bajai
(Pengobatan terhadap orang yang
terkena pengaruh penguasaan
buaya/firasat akan dimangsa buaya).
5. Upacara Mambayar Hajat/sahut
(upacara membayar nazar).
6. Upacara Mampakanan Sahur Lewu
(Upacara untuk memperoleh kedamaian
dan ketentraman terhadap masyarakat
dan daerah/mengakhiri konflik/hal-hal
yang tidak diinginkan dsb.).
7. Upacara Manelak Rutas, Mamapas
Ambun Rutas Matei dan Manyadingen
Petak Danum (Untuk membersihkan
daerah dari berbagai aib yang
menyebabkan malapetaka dsb.).
8. Upacara Manyanggar (Bhs
Indonesianya “Totau” yaitu upacara
adat membuka lahan, hutan
mendirikan rumah, menghindarkan
dari gangguan dari berbagai roh-roh
jahat dsb.). Melalui Upacara Ritual
Manyanggar, apabila lokasi yang akan
digunakan oleh manusia dihuni oleh
makhluk halus (gaib) supaya bisa
berpindah ke tempat lain secara
damai sehingga tidak mengganggu
manusia nantinya.
9. Upacara Manajah Antang
(Upacara memanggil elang) sakti
untuk bertanya, meminta petunjuk,
dsb.; sebelum berangkat
perang/berkelahi dengan musuh
apakah bisa menang atau tidak; untuk
mengetahui dimana lokasi yang
dianggap baik tempat mendirikan
rumah dsb., yaitu dengan mengetahui
dari arah mana datangnya elang itu.
10. Upacara Mamalas (hasaki hapalas;
atau disebut juga manyaki, selamatan dsb.
Dengan menampungtawari/melumasi,
menaburi dsb. Dengan tepung tawar).
11. Upacara Manggantung Manaheta Sahur
Parapah Lewu.
12. Upacara Mamparasih lewu
(Membersihkan kampung).
13. Upacara Pekas/Panggar (Upacara
memekas/manyanggar) Pekas adalah
waris dari pihak perempuan; dan Panggar
adalah waris dari pihak laki-laki. Baik
Pekas atau Panggar adalah orang yang
memegang perjanjian adat yang
ditunjuk sebagai penanggungjawab
terhadap s emua sanak saudara yang
masih hidup karena orang tua (baik
bapak atau ibu si anak telah meninggal)
sebagai pemegang waris.
14. Upacara Balian Hai, Balaku
Untung, Balaku Tahaseng,
Manjung Ganan Huma, Sakei Uei 7
andau, uju alem (Upacara besar
memohon keberuntungan, umur
panjang, menjauhkan roh-roh jahat
yang mendiami rumah dsb., selama
tujuh hari tujuh malam).
15. Upacara Balaku Tahaseng
Mambohol Tangkaje Andau.
16. Upacara Balaku Tahaseng
Mambuhul Mampendeng Sawang
Kayu.
17. Prosesi Perkawinan Adat Antar
suku Dayak Kalimantan Tengah
18. Upacara Mangayau Danum.
Mangayau Danum atau sebutan lain
yaitu Mambaleh Bunu atau Mambaleh
Danum.
Mangayau merupakan sebuah kata
berimbuhan; berasal dari kata dasar
kayau yang berarti pemenggal kepala,
mendapat awalan me- membentuk kata
kerja sehingga berarti memenggal kepala.
Danum berati air.
Lanjutan....
Mangayau danum artinya memenggal
kepala air atau membunuh air atau
membalas kematian yang disebabkan oleh
air. Bunu bisa berarti kematian yang
disebabkan kesengajaan orang/ pihak
lain.
Jadi yang dimaksud adalah membalas hal
kematian yang disebabkan kesengajaan
orang/pihak lain.
Lanjutan...
Sedangkan istilah Mangayau
Danum/mambaleh danum berarti
sasarannya adalah air. Mencakup
pengertian yang lebih luas yaitu setiap
hal kematian yang disebabkan oleh
benda-benda alam; spt.: pohon kayu,
air maupun kematian yang
disengajakan orang/pihak lain.
19. Upacara Manggoru.
Goru atau garu (gaharu). Bagi penduduk
di wilayah Kab. Lamandau atau juga di
wilayah Kotawaringin Lama; merupakan
suatu mata pencaharian sampingan yang
telah dilakukan sejak dahulu. Para
penggalas (pencari hasil hutan) tsb.
Biasanyasebelum pergi masuk hutan,
terlebih dahulu mengadakan upacara
sederhana yang disebut dengan upacara
manggoru.
• Secara harfiah, manggoru berasal
dari kata goru yang mendapat
imbuhan (awalan) ma-; sehingga
menjadi sebuah kata berimbuhan
manggoru, yang berarti usaha mencari
atau mengumpulkan goru (gaharu).
Umumnya di Kecamatan Kotawaringin
Lama dan daerah lainnya secara etnis
banyak dihuni oleh penduduk asli Suku
Dayak Mama atau disebut juga Suku
Dayak Darat (Darat = pedalaman).
• Dikatakan demikian karena pada awalnya
disebabkan sebagian penduduk asli di
daerah tsb mengundurkan diri ke
pedalaman karena tidak mau ikut/
memeluk agama Islam yang dibawa oleh
kelompok pendatang. Kerajaan
Kotawaringi didirikan sekitar abad 17
yang merupan kepanjang dari kerajaan
Banjarmasin. Kelompok pendatang tadi,
spt.: Banjar, Jawa, Siak atau Melayu
Riau, Madura, dll.
• Suku Dayak Darat inilah yang sekarang
sering di jumpai di desa-desa
pedalaman, yang jauh dari tepian
sungai Lamandau; spt. : di Sakabulin,
Tempayung, Kinjil, Babual, Baboti,
Dawak, dan Riam Durian, dll. (lih Kiwok
Rampai 1992/1993:36).
20. Upacara Nahunan (Upacara
Syukuran/pemberian nama atau palas
bidan terhadap bayi yang baru
dilahirkan).
Upacara Nahunan adalah Upacara
pemberian nama bayi atau anak - selain
ungkapan syukur atas kondisi sehat ibu
dan anak setelah proses kelahiran dan
kesempatan membalas jasa kepada
orang yang telah membantu proses
persalinan.
Maksud utama dari pelaksanaan
Nahunan adalah prosesi pemberian
nama sekaligus pembaptisan menurut
Agama Kaharingan (agama orang
dayak asli dari leluhur) kepada anak
yang telah lahir.
Upacara Nahunan sendiri berasal dari
kata "Nahun" yang berarti Tahun.
Nahunan berasal dari kata nahun yang
berarti seorang bayi atau anak sudah mulai
bertambah usia.
Syarat-syarat upacara Nahunan adalah
hewan kurban (ayam dan babi), manik-
manik (manas), batang sawang,rotan,
rabayang, tunas kelapa, tambak,behas
tawur, sesajen, abu perapian, patung
(hampatung) pasak, tanggul layah/tanggul
dare, batu asah, dan lain-lain.
"http://indonesiiaku.blogspot.com/2013/0
1/nahunan.
Dengan demikian, ritual ini umumnya
digelar bagi bayi yang telah berusia
setahun atau lebih. Prosesi pemberian
nama dianggap oleh masyarakat Dayak
sebagai sebuah prosesi yang
merupakan hal sakral, karena alasan
tersebut digelarlah upacara ritual
Nahunan.
21. Upacara Manyadiri.
Dikalangan Suku Bangsa Dayak semua mengenal
yang namanya “sadiri”. Sadiri dapatlah diartikan
sebagai diri atau pengganti diri, adalah semacam
orang-orangan atau patung manusia yang dibuat
dari tepung adonan beras dengan ukuran kecil.
“Manyadiri”, berarti melakukan upacara atau
kegiatan yang berkenaan dengan orang sakit
dsbnya; misalnya si sakit sering bermimpi tentang
liau atau taliau (arwah atau mendiang) orang yang
telah meninggal.
• Agar tidak bermimpi maka dibuatlah patung
(orang-orangan) dari adonan tepung beras
dengan diberi dan diambil sedikit-sedikit dari
si sakit, berupa : rambut, kuku, dsbnya,
sebagai pengganti diri (tubuh); jika si sakit
diganggu oleh roh-roh dalam air misalnya
bajai /jata (buaya) yaitu menurut suatu
kepercayaan itu diyakini sebagai makhluk
penghuni dan penguasa alam bawah; maka
dibuatlah sebuah patung buaya dsbnya (Lih.Kamus
Dwibahasa Dayak Ngaju-Indonesia, oleh A Bingan dan Offeny A Ibrahim,
1996:274).
22. Upacara Ritual Dayak Pakanan Batu
• Adalah ritual tradisional yang digelar setelah
panen ladang atau sawah. Upacara Suku Dayak
bernama Pakanan Batu ini dimaksudkan sebagai
ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada
peralatan yang dipakai saat bercocok tanam sejak
membersihkan lahan hingga menuai hasil panen.
• Benda atau barang dituakan dalam ritual dayak ini
adalah batu. Benda ini dianggap sebagai sumber
energi, yaitu menajamkan alat-alat yang digunakan
untuk becocok tanam. Misalnya untuk mengasah
parang, balayung, kapak, ani-ani atau benda dari
besi lainnya.
(7)Seni Musik, Lagu-lagu
Daerah
• Cari pada Bab X, hal. 105 s.d hal.
128 (Buku Seni Budaya Kalimantan
Tengah (Oleh : Offeny AI, 2014),
Buku-buku yang telah diterbitkan
oleh Dinas P & K Provinsi, Kumpulan
Lagu-lagu Daerah Kalimantan Tengah,
2007 : Oleh AB. Sandan, dkk. dll.
Contoh Lagu : ITAK GUMER
Contoh Tatabhs Dayak Ngaju,
sedikit ttg : IMBUHAN/AFIKS
(Palangi)
A. Imbuhan (Afik/(Palangi)
• Imbuhan adalah unsur bahasa berupa morfem
terikat yang ditambahkan pada suatu kata asal atau
kata dasar untuk membentuknya menjadi kata
berimbuhan.
• Dalam bahasa Dayak Ngaju, imbuhan yang
dipergunakan lebih banyak daripada imbuhan yang
terdapat dalam bahasa Indonesia, sehingga
memerlukan penjelasan dan uraian yang cukup luas.
Lanjutan…
• Berikut ini kami akan mencoba menerapkan
imbuhan yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju
tersebut.
1. Fungsi imbuhan (Afiks) (Gunan Palangi)
• Imbuhan berfungsi mengubah kata dasar, sehingga
melahirkan perubahan arti dan fungsi dari kata
dasar tersebut. Walaupun demikian, arti yang
didapat bukanlah padan kata atau sinonim akan
tetapi kata-kata yang mendapat imbuhan dicari
sinonimnya dengan mempergunakan kata dasar
yang sama.
Lanjutan…
2. Macam imbuhan (Afiks) Macam Palangi)
Macam-macam imbuhan yang terdapat dalam bahasa Dayak
Ngaju, adalah :
•Prefiks (awalan) : ba- [ber-], ha- [ber-/saling ber-], ka-
[ke-], ma- [me-], pa- [pe-/per-], i- [di-]. sa- [se-], ta- [ter-]
•Sufiks (akhiran) : -e [-nya], -an [-an]
•Sufiks alternatif : -e dan -a
•Konfiks terbelah : ba - an [ber - an], ha - an [ber - an],
ka-an [ke-an], pa-an [pe/per-an]
•Prefiks gabungan : impa- [diper-], mampa- [memper-],
tapa- [terper-], tara- [ter-], bara- [ber-], pangka- [ter-/
paling]
3. Arti Imbuhan (Riman Palangi)
•Bahwa setiap perubahan bentuk kata
karena imbuhan akan melahirkan arti
dan fungsi yang lebih jelas, jika kata
berimbuhan itu berada dalam hubungan
kalimat. Jadi arti itu akan timbul dari
perubahan bentuk kata akibat peristiwa
tatabahasa yang bermakna gramatikal,
sedangkan arti yang terkandung dalam
imbuhan disebut juga nosi.
4. Imbuhan (Afiks) lainnya (Palangi je beken)
Adapun imbuhan lainnya yang berkaitan erat
dengan pembentukan kata berimbuhan,
adalah :
•Afiks penunjuk milik : -m [-mu], -e [-nya],
-ku/-ngku [-ku] dan -n [pihak ketiga
lainnya]
•Partikel : -lah [-lah], -kah [-kah]
a. Yang tidak ada dan berbeda dengan Bahasa
Indonesia, ialah : akhiran -i dan -kan
Lanjutan…
b. Yang berbeda karena :
• ada afiks yang hanya mempergunakan satu
fonem saja seperti :
•prefeks i- [di-], prefiks dan sufiks -e [-nya], sufiks
-m [-mu] dan -n [milik pihak ketiga lainnya]
• ada afiks yang berfungsi rangkap
• ada afiks dan sufiks yang sudah melekat
pada kata dasar (tersamar)
• ada sufiks alternatif -a dan -e
•ada konfiks gabungan yang dilekatkan pada kata
dasar, tetapi mempunyai
Lanjutan…
Ada konfiks gabungan yang dilekatkan pada kata dasar,
tetapi mempunyai arti atau makna tersendiri, seperti :
• impa- : bermakna dilakukan/dijadikan supaya
• mampa- : bermakna melakukan/menjadikan supaya
• tapa/tara- : bermakna dilakukan tidak dengan
sengaja, yang apabila diingkari dengan kata dia
[tidak], mengandung makna tidak mungkin.
. bara- : mengandung makna banyak /jamak
atau untuk penyederhanaan kata ulang.
5. Imbuhan Tersamar (Palangi Tasahokan)
•Imbuhan tersamar barangkali istilah ini tidak akan kita
temukan dalam kaidah tatabahasa bahasa Indonesia,
namun dalam tatabahasa Bahasa Dayak Ngaju, kami
mengadakan istilah "Imbuhan Tersamar”. Pengadaan
istilah ini disebabkan terdapat kata yang telah dimasuki
oleh imbuhan tertentu sehingga menyatu atau melekat
seolah-olah kata dasar murni, padahal sesungguhnya kata
itu telah tersamar dengan imbuhan. Melekatnya Imbuhan
tersebut mungkin berawal dari adanya kebiasaan-
kebiasaan para penutur/pemakai bahasa Dayak Ngaju
untuk menyingkatkan kata dalam berkomunikasi, yang
secara manasuka meringkaskan imbuhan.
Lanjutan…
Apalagi sampai sekarang pembakuan tentang
tatabahasa Bahasa Dayak Ngaju secara tertulis masih
belum ada, sehingga beberapa kata dasar yang
tersamar imbuhan baik prefiks maupun sufiks (KDT)
tanpa disadari dalam perbendaharaan kata sehari-hari
tetap berkelanjutan seolah-oiah kata itu adalah kata
dasar murni.
Berikut ini akan kami ungkapkan hal tersebut sesuai
dengan pengamatan atau penyelidikan kami, yaitu :
•a. Imbuhan melekat pada Kata Dasar (KDT)
•b. Melekat sufiks -n pada Kata Dasar Murni
Lanjutan…
a. Imbuhan melekat (Kata Dasar Tersamar = KDT)
•Terdapat kata dasar yang sudah melekat imbuhan,
yaitu :
•pretiks : ba- dan sufiks -n. Sebagaimana proses
nasalisasi bahwa prefiks ba- apabila diimbuhkan pada
sebuah kata tidak ada peluluhan fonemnya jadi
dilekatkan secara utuh, sedangkan sutiks -n adalah
sebagai kata ganti milik pihak ketiga yang dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kepunyaan
ditemui pada kata dasar yang huruf akhirnya adalah
huruf vokal.
Lanjutan…
Melekat pretiks ba- pada Kata Dasar Murni.
•Contoh :
KDM + pretiks ba- = KDT Arti
henda bahenda [kuning]
puti baputi [putih]
bilem babilem [hitam]
hijau bahijau [hijau]
handang bahandang [merah]
halap bahalap [bagus]
kena bakena [tampan]
kehu bakehu [terbakar]
Lanjutan…
hata bahata [bekal]
rabit barabit [cabik]
rendeng barendeng [sadar]
bute babute [buta]
geto bageto [putus]
hanyi bahanyi [berani]
himang bahimang [terluka]
laso balaso [panas]
 
b. Melekat sufiks -n pada Kata
Dasar Murni
Contoh :
KDM + sufiks -n = KDT Arti
ara aran [nama]
awa awan [bekas]
ayu ayun [kepunyaan]
lawi lawin [ujung/puncak]
kuma kuman [makan]
c. Penyingkatan prefiks :
Penyingkatan atau penyederhanaan prefiks
waktu mangimbuhkannya pada suatu kata ini
menurut pengamatan kami terjadi karena dua
sebab, yaitu :
•Pertama : Karena Prefiks yang terdapat
dalam bahasa Dayak Ngaju kesemuanya
berakhir dengan vokal a, kecuali prefiks i- [di-]
•Kedua : Karena ada kata dasar yang
berawal dengan huruf vokal (a, e, i, o, u).
Lanjutan…
Dari kedua macam contoh di atas, kita lihat apakah
kata dasar itu murni ataukah kata dasar itu tersamar.
1. bahandang [merah], bahalap [bagus], balaso [panas]
•Dijadikan kata ulang :
- handa-handang [merah-merah] bukan bahanda-
bahandang
- hala-halap [bagus-bagus] bukan bahala-
bahalap
- laso-laso [panas-panas] bukan balaso-balaso
Lanjutan…
+ konfiks terbelah/gabungan ka - an [ke- an] / impa- [diper-];
Contoh :
- kahandangan [kemerahan] bukan kabahandangan
- impahandang [dimerahkan] bukan impabahandang
- kahalapan [kebagusan] bukan kabahalapan
- impahalap [diperbagus] bukan impabahalap
- kalasoan [kepanasan] bukan kabalasoan
- impalaso [diperpanas] bukan impabalaso
2. Tersamar sufiks -n [kata ganti milik]
• aran [nama], awan [bekas], lawin[ujung], kuman [makan] +
kata ganti milik - e [ -nya], -m [-mu], dan - ku/ngku [-ku]
KDM KDT
• ara = aran -> arae -> aram -> arangku [nama/nya/m / ku]
• awa = awan -> awae: -> awam -> awangku [bekas/ nya / mu /
ku]
• lawi = lawin -> lawie -> [ujung -> ujungnya]
• kuma = kuman = aku kuman [saya makan]
- ikau kuman [kamu makan]
- eweh kumae [siapa makannya]
- aku kumae [saya memakannya]
- ikau kumae [kamu memakannya]
- keton kumae [kalian memakannya]
Lanjutan…
• Berdasarkan hal tersebut, maka terjadi peluluhan
terhadap huruf akhir dari prefiks yaitu vokal a,
sehingga hanya konsonannya saja yang dilafalkan
langsung dilekatkan pada kata dasar yang
berfonem huruf vokal tersebut, kecuali prefiks i-
karena hanya satu fonem saja, namun tetap luluh
apabila memasuki kata dasar yang berawal huruf i.
• Untuk jelasnya berikut ini kita lihat beberapa
contoh ,"Imbuhan Tersamar" terhadap prefiks
yang diluluhkan, yaitu :
a. Prefiks : ba- [ber-], ha- [bar-]
• Prefiks ba- dan ha- identik dengan [ber-] namun prefiks ha-
menghasilkan makna berelasi satu dengan lain [saling ber-,
saling me-]
atep [tutup] baatep -> batep [tertutup]
ebes [keringat] baebes -> bebes [berkeringat]
engkak [lepas] baengkak -> bengkak [terlepas]
inih [rungau] bainih -> binih [rungau]
isit [pelit] baisit -> bisit [pelit]
ongge [goyah] baongge ->bongge [bergoyah]
unda [angkut] baunda -> bunda [mengangkut]
asep [asap] haasep -> hasep [berasap]
engkak [lepas] haengkak -> hengkak [salingmelepaskan]
ise [hitung] haise -> hise [saling menghitung]
owan [uban] haowan -> howan [beruban]
undi [putar] haundi -> hundi [berputar]
b. Prafiks : ka- [ka-]
• Prafiks ka- identik dengan [ka-]
tetapi juga bermakna ganda yang
identik dengan kata depan. Oleh
karena itu sangat sukar
membedakannya, namun yang
dijelaskan disini hanyalah menyangkut
peluluhannya sehingga melekat pada
kata dasar murni.
Contoh :
akis [tepis] kaakis -> kakis [tepis]
are [banyak] kaare -> kare [banyak]
ikis [kikis] kaikis -> kikis [kikis]
ekei [jemur] kaekei -> kekei [jemuran]
olih [dapat] kaolih -> kolih [(se)dapat]
upon [batang] kaupon -> kupon [(se)bata
c. Prefiks-prefiks lainnya:
• Bukan saja terhadap prefiks ba-, ha-,
atau ka- sebagaimana yang diuraikan
di atas , tetapi semua prefiks lainnya
yang terdapat dalam bahasa Dayak
Ngaju akan mengalami proses
penyingkatan yang dalam hal ini akan
terlihat pada contoh uraian masing-
masing prefiks dimaksud.
 
6. Nasalisasi
• Nasalisasi adalah proses merubah atau memberi nasal pada
fonem-fonem. Setiap fonem yang dinasalkan haruslah mengambil
nasal yang homogen, artinya nasal yang mempunyai artikulator
yang sama seperti fonem yang dinasalkan.
• Proses nasalisasi dalam bahasa Dayak Ngaju tidak berbeda
dengan bahasa Indonesia yaitu :
p dan b mengambil nasal m ( p -> m )
t dan d mengambil nasal n ( t -> n )
k dan g mengambil nasal ng ( k -> ng )
s mengambil nasal ny atau n ( s - > ny )
B. Prefiks (Awalan)
Beberapa Prefiks atau awalan yang terdapat dalam
bahasa Dayak Ngaju, adalah :
ba- [ber-],
ha- [ber-],
ka [ke-],
ma- [me-],
pa- [pe-/per-],
i- [di-],
sa- [se-],
ta- [ter-].
Catatan : Untuk mendalami Tatabhs Dayak Ngaju,
silahkan pelajari buku : Upon Ajar Basa Dayak Ngaju
(Oleh : Albert A Bingan & Offeny AI, 2001)
(8)Mengenal Maskot Kalimantan Tengah
a. Maskot Fauna
Maskot Fauna Kalimantan Tengah adalah
Burung Kuau Melayu (Polyplectron
malacense). Di Kawasan Kapuas Kahayan
menyebutnya “ burung Haruei; sedangkan
di kawasan Barito menyebutnya “burung
Sakan, burung Jue.
• KUAU KERDIL KALIMANTAN (
Polyplectron schleiermacheri) KHAS
KALIMANTAN TENGAH
Burung ini mudah sekali dikenal karena memilki
bentuk tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang
jantan lebih besar dan berbulu dengan corak yang
lebih menarik daripada yang betina. Berat yang
jantan dapat mencapai sekitar 11,5 kg dan panjang
tubuhnya sampai ujung ekor mendekati 2 meter. Hal
ini disebabkan oleh dua lembar bulu ekornya bagian
tengah mencolok sekali panjangnya. Umumnya bulu
tubuh berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-
bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik
keabu-abuan.
Kulit di sekitar kepala dan leher pada yang
jantan biasanya tidak ditumuhi bulu dan
berwarna kebiruan. Pada bagian occipital
(bagian belakang kepala) betina mempunyai
bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna
kuning pucat dan sekitar lobang hidung
berwarna kehitaman. Iris mata berwarna
merah. Warna kaki kemerahan dan tidak
mempunyai taji/susuh. Bulu-bulu burun g ini
sering dipakai oleh para penari sebagai
asesoris pada ikat kepala (lawung).
Uraian berikut tentang Burung Tingang
• Kenapa pd uraian ini tdk disinggung
tentang burung Tingang?
•Karena Burung Tingang bukanlah maskot
flora Kalimantan Tengah, melainkan maskot
flora Kalimantan Barat, sebab keburu
mereka duluan mengajukan maskot flora
mereka. Namun disisi lain bahwa Burung
Tingang bagi semua suku Dayak  Di Pulau
Kalimantan, burung Tingang dipakai sebagai
lambang daerah atau simbol organisasi
• Seperti di lambang negeri Sarawak, lambang
provinsi Kalimantan Tengah,
simbol Universitas Lambung Makurat, dsbnya.
Burung Tingang diwujudkan dalam bentuk
ukiran pada Budaya Dayak, sedangkan dalam
budaya Banjar, burungTingang diukir dalam
bentuk tersamar (didistilir) karena Budaya
Banjar tumbuh di bawah
pengaruh agama Islam yang melarang adanya
ukiran makhluk bernyawa.
• Sesungguhnya bahwa dalam tradisi adat
dan budaya Kalimantan, burung Tingang
(rangkok/rangkong) merupakan simbol
"Alam Atas" yaitu alam kedewataan yang
bersifat "maskulin". Bagi orang Dayak,
burung tingang dianggap sebagai hewan
"suci" dalam kehidupan sosial mereka.
Setidaknya sebagai perlambang kemuliaan
dan kewibawaan pemimpin suku mereka.
• Bulunya yang indah, disimbolkan sebagai
pemimpin yang dikagumi oleh rakyatnya.
Sayapnya yang tebal, menggambarkan
pemimpin yang melindungi rakyat. Suaranya
yang keras (kanderang tingang), menandakan
perintahnya yang selalu didengar oleh rakyat.
Dan ekornya yang panjang (dandang tingang),
dilambangkan sebagai pertanda kemakmuran
bagi rakyatnya. Dengan kata lain, begitulah
seharusnya(idealnya) seorang pemimpin bagi
masyarakat Dayak.
• Orang Dayak memang selalu dekat dengan alam. Dari
alam mereka hidup dan dari alam pula mereka
mengambil makna dalam kehidupannya. Dengan
demikian, mengambil hutan atau tanah dari kehidupan
orang Dayak, sama saja dengan mencabut mereka dari
akar-akar kehidupannya.
• Dalam kepercayaan umat hindu kaharingan,
burung tingang memiliki makna tersendiri.
Berdasarkan mithologi agama hindu kaharingan,
di lewu batu nindan tarung (alam atas), Tingang
Rangga Bapantung Nyahu (burung tingang)
adalah  salah satu penciptaan Ranying Hatala
melalui perubahan wujud Luhing Pantung
Tingang (destar) yang dipakai oleh Raja Bunu
ketika ia menerima Danum nyalung Kaharingan
belum (Air Suci Kehidupan). Seperti yang
terdapat dalam ayat-ayat kitab suci
panaturan: Pasal 27 ayat 21
Pasal 27 ayat 21
• “Hayak auh nyahu batengkung ngaruntung
langit, homboh malentar kilat basiring
hawun,Luhing pantung tingang basaluh
manjadi Tingang Rangga Bapantung
Nyahu”.
•  Bersama bunyi Guntur menggemuruh
memenuhi alam semesta, petir halilintar
menggetarkan buana, Luhing pantung
tingang kejadian menjadiTingang Rangga
Bapantung Nyahu (burung tingang).
• Kemudian burung tingang tersebut
tinggal dan menempati Lunuk Jayang
Tingang Baringen Sempeng Tulang
Tambarirang (Pohon Beringin), dimana
pada saat Balian Balaku Untung wujud
burung tingang itu memberkati
kehidupan manusia melalui
perjalanan Banama Tingang (perahu)
untuk mendapatkan berkat dan karunia
dari Ranying Hatala.
• Oleh karena itu dalam setiap upacara
basarah yang dilakukan oleh umat
hindu kaharingan selalu
terdapat dandang tingang (bulu ekor
tingang) sebagai sarana pelengkap
yang terdapat didalam sangku tambak
rajamendapatkan bulau untung aseng
panjang (berkat dan karunia-Nya)
dari Ranying Hatala.
• Dilihat dari filsafat keagamaan Hindu
Kaharingan sendiri dandang tingang  (bulu ekor)
memiliki makna simbolis di dalam kehidupan
umat manusia yaitu :
• Warna putih dibagian atas, berarti alam
kekuasaan Ranying Hatala beserta
manisfestasi-manisfestasi-Nya.
• Warna hitam di tengah, yaitu alam kehidupan
manusia di pantai danum kalunen (dunia) yang
penuh dengan rintangan dan cobaan.
• Warna putih dibagian bawah, berarti alam
kekuasaan Jatha Balawang Bulau.
• Dari ketiga warna tersebutlah yang
menjadi warna corak dalam kehidupan
umat Hindu Kaharingan yang
diaplikasikan dalam bhakti sebagai
ucapan syukur kepada Ranying Hatala
dan Jatha Balawang Bulau melalui
berbagai upacara-upacara yang sering
• Umat hindu kaharingan meyakini bahwa
dalam bulu ekor tingang tersebut terdapat
suatu kekuatan gaib yang menjadi pedoman
hidup yang berlandaskan dengan Lime
Sarahan (Lima Pengakuan Iman) dalam
meyakini segala kekuasaan Ranying Hatala
dalam kehidupan di dunia ini.  
b. Maskot Flora
Maskot Flora Kalimantan Tengah
Pohon tanggaring ini mirip dengan rambutan,
hanya saja lebih pendek dari pohon rambutan.
Meski begitu, tinggi pohon tenggaring ini bisa
mencapai 20 meter. Buah tenggaring tebal,
pendek dan tumpul. Kulit buahnya tebal
berwarna kuning sampai merah tua. Rasa
buahnya manis sedikit masam (bhs Banjar : buah
maritam).
Buah Tanggaring
Tanggaring termasuk ke dalam kelompok
rambutan hutan dan tumbuh secara alami dan
menyebar di kawasan Kalimantan Tengah.
Makanya, tumbuhan ini terpilih menjadi identitas
(maskot) Provinsi Kalimantan Tengah. Buah
tanggaring adalah jenis rambutan tapi tidak
berbulu, rasanya manis dan daging buahnya sama
seperti rambutan, buah ini juga tumbuh di daerah
Kalimantan Selatan dan mereka menyebutnya
buah maritam.
Tanggaring ( Nephelium mutabile)
Selain di Indonesia pohon tanggaring/
kapulasan juga dapat dijumpai di Malaysia,
Thailand, dan Filipina. Biji tanggaring
mengandung minyak nabati lebih banyak
dari pada biji rambutan. Oleh sebab itu
biji tanggaring dapat diproses untuk
menghasilkan minyak yang dapat digunakan
dalam proses pembuatan lilin dan sabun.
Implementasi Mulok
dlm K-13 (3 MP)
1.Seni Budaya : 1) Seni Rupa, 2) Seni Tari, 3) Musik/Suara/Sastra (mis.:
kacapi, kangkanong, karungut, karunya, selengot, sansana, dll.), 4) bahasa
(mis. : bhs Dayak Ngaju, dll.)
2.Seni OR/PJOK (permainan tradisional) : mis. : 1) kapung lapak (jaga
pertahanan), 2) basahukan (petak umpet), 3) sepak sawut (sepak bola api),
4) simpet/manyipet (menyumpit), 5) bagasing/babayang (permainan
gasing), 6) balogo (bermain logo), 7) besei kambe (dayung hantu), jukung
hias, jukung tradisional, dll.
3.Keterampilan (termasuk peralatan teknologi) : 1) masakan tradisional
(kuliner), mis. Pengawetan, dsb), 2) anyaman /nama-2 anyaman dan jenis
bahan yg dipakai(spt. : dr purun, rotan, bemban, kajang, dll.), 3) kerajinan
getah nyatu, 4) alat transportasi, mis. Jukung , besei dan jenis-2nya), 5)
alat teknologi; spt. : wadah/tempat tinggal (betang/huma, pasah, lanting,
dsb., peralatan berburu, peralat memasak, peralatan nelayan, peralatan
bertani/bercocok tanam, senjata, mis. Pisau utk menganyam, merotan, dsb.
Mata Pelajaran yg masuk dlm
Implementasi Mulok K-13; adl :
TOPIK-TOPIK YANG DAPAT
MENUNJANG MATERI MULOK :
1. Pengetahuan dan Kearifan Lokal Masyarakat
Dayak dalam  Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Kewiraausahaan Sosial.
2. Antara Rumah Betang dan Identitas.
3. Arsitektur Tradisional Suku Dayak.
4. Keanekaragaman dan kategori orang dayak.
5. Manajemen konflik: melalui pemahaman nilai-
nilai budaya dayak.
6. Manik-manik mutu manikam kalimantan..
7. Nilai Nilai Pancasila Melalui Falsafah
Huma Betang.
8. Pengetahuan dan Kearifan Lokal
Masyarakat Dayak dalam  Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Kewiraausahaan
Sosial.
9. Rumah Betang, Rumah Adat Dan Budaya
Dayak Yang Hampir Tersingkirkan.
 
 
PURAH ITAH HASUPA HASAMBAU TINAI INTU KATIKA JE BEKEN
(Kapan-kapan kita bertemu dan bertatap muka lagi di lain kesempatan)
Offeny AI

More Related Content

What's hot

Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxtrialianti
 
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalang
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalangFormat penilaian lomba Tingkat 2 penggalang
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalangumar fauzi
 
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021Adawiyah Djamal
 
[1] rpp sd kelas 1 semester 1 diriku
[1] rpp sd kelas 1 semester 1   diriku[1] rpp sd kelas 1 semester 1   diriku
[1] rpp sd kelas 1 semester 1 dirikueli priyatna laidan
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxAsep Saepullah
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokwawan_wawan
 
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdf
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdfCONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdf
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdfRachmahSafitri1
 
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdf
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdfAKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdf
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdfSetianingrumSepti
 
Berita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBerita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBoengShu Thea
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswaAlby Alyubi
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1Alfan Fazan Jr.
 
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptxgedejawi
 
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfQorry Debby Ismayati
 

What's hot (20)

Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docxContoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
Contoh Isian rencana aksi untuk guru.docx
 
Bahasa indonesia kelas 1 sd - iskandar
Bahasa indonesia kelas 1 sd  - iskandarBahasa indonesia kelas 1 sd  - iskandar
Bahasa indonesia kelas 1 sd - iskandar
 
Marzano's Taksonomi
Marzano's TaksonomiMarzano's Taksonomi
Marzano's Taksonomi
 
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalang
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalangFormat penilaian lomba Tingkat 2 penggalang
Format penilaian lomba Tingkat 2 penggalang
 
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021
Ujian praktik prakarya SMP 2020 2021
 
Teks upacara
Teks upacaraTeks upacara
Teks upacara
 
[1] rpp sd kelas 1 semester 1 diriku
[1] rpp sd kelas 1 semester 1   diriku[1] rpp sd kelas 1 semester 1   diriku
[1] rpp sd kelas 1 semester 1 diriku
 
4054 p1-p psp-seni lukis
4054 p1-p psp-seni lukis4054 p1-p psp-seni lukis
4054 p1-p psp-seni lukis
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 
Susunan upacara bendera
Susunan upacara benderaSusunan upacara bendera
Susunan upacara bendera
 
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdf
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdfCONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdf
CONTOH MODUL PROJEK FASE A TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA.pdf
 
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdf
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdfAKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdf
AKSI NYATA BIMBINGAN KONSELING.pdf
 
Berita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBerita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulum
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
 
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx
01. Penyusunan Soal Berbasis Literasi-AKM_Ari Damari V-AD060221.pptx
 
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
AKSI TOPIK 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
penilaian unjuk kerja
penilaian unjuk kerjapenilaian unjuk kerja
penilaian unjuk kerja
 

Similar to BAHASA_DAYAK

Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smpRpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smpDiva Pendidikan
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.Edi B Mulyana
 
Materi Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptMateri Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptZurya12
 
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docx
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docxRPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docx
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docxKalpinRantoSiholBeru1
 
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013harry widhiarto
 
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVRPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVMustikaWulandari3
 
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVRPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVMustikaWulandari3
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3Rpp bahas indonesia sma xii bab 3
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3eli priyatna laidan
 
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017miftah1984
 
Rpp Kelas X Kur.2013
Rpp Kelas X Kur.2013Rpp Kelas X Kur.2013
Rpp Kelas X Kur.2013joenzdemak
 
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitar
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitarRPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitar
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitarAmalia si amal
 
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawihAgus Rahmat
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docx
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docxModul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docx
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docxEsterMende1
 
Rpp teks eksposisi kelas x ganjil
Rpp teks eksposisi kelas x ganjilRpp teks eksposisi kelas x ganjil
Rpp teks eksposisi kelas x ganjilMiftahulJannah316
 

Similar to BAHASA_DAYAK (20)

Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smpRpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 bahasa indonesia kelas 7 smp
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
 
Materi Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptMateri Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.ppt
 
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docx
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docxRPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docx
RPP BAHASA INDONESIA SMP TEKS EKSPOSISI KD 3.docx
 
RPP B_INDONESIA KLS VII.doc
RPP B_INDONESIA KLS VII.docRPP B_INDONESIA KLS VII.doc
RPP B_INDONESIA KLS VII.doc
 
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013
RPP Bahasa Jawa X Pawarta Kurikulum 2013
 
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVRPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
 
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IVRPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
RPP BLENDED LEARNING TEMATIK KELAS IV
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3Rpp bahas indonesia sma xii bab 3
Rpp bahas indonesia sma xii bab 3
 
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017RPP Bahasa Indonesia 11 revisi  2017
RPP Bahasa Indonesia 11 revisi 2017
 
Rpp bahasa indramayukls8
Rpp bahasa indramayukls8Rpp bahasa indramayukls8
Rpp bahasa indramayukls8
 
Rpp bahasa indramayukls8(1)
Rpp bahasa indramayukls8(1)Rpp bahasa indramayukls8(1)
Rpp bahasa indramayukls8(1)
 
Rpp Kelas X Kur.2013
Rpp Kelas X Kur.2013Rpp Kelas X Kur.2013
Rpp Kelas X Kur.2013
 
Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13
 
Rpp kelas x ktsp
Rpp kelas x ktspRpp kelas x ktsp
Rpp kelas x ktsp
 
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitar
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitarRPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitar
RPP Tematik bermain dengan benda-benda sekitar
 
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih
8 rpp mapel-b-sunda-kurikulum-2013 kawih
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
 
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docx
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docxModul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docx
Modul Ajar MGMP BAHASA INDONESIA.docx
 
Rpp teks eksposisi kelas x ganjil
Rpp teks eksposisi kelas x ganjilRpp teks eksposisi kelas x ganjil
Rpp teks eksposisi kelas x ganjil
 

More from smp negeri 1 balai riam (20)

Pjok
PjokPjok
Pjok
 
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran
 
Menganalisis sapi
Menganalisis sapiMenganalisis sapi
Menganalisis sapi
 
Batu banama
Batu banamaBatu banama
Batu banama
 
Penilaian autentik
Penilaian autentikPenilaian autentik
Penilaian autentik
 
Rpp olah raga tradisional basam (SD)
Rpp olah raga tradisional basam (SD)Rpp olah raga tradisional basam (SD)
Rpp olah raga tradisional basam (SD)
 
Rapat koordinasi mulok pjok sd
Rapat koordinasi mulok pjok sdRapat koordinasi mulok pjok sd
Rapat koordinasi mulok pjok sd
 
Rpp balogo
Rpp balogoRpp balogo
Rpp balogo
 
Laporan kelompok mulok penjas
Laporan kelompok mulok penjasLaporan kelompok mulok penjas
Laporan kelompok mulok penjas
 
(3)aneka macam masakan ala dayak
(3)aneka macam masakan ala dayak(3)aneka macam masakan ala dayak
(3)aneka macam masakan ala dayak
 
3 mp (ada pd no (2) di atas
3 mp (ada pd no (2) di atas3 mp (ada pd no (2) di atas
3 mp (ada pd no (2) di atas
 
(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok
 
Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulumPengertian kurikulum
Pengertian kurikulum
 
Penilaian PDF
Penilaian PDFPenilaian PDF
Penilaian PDF
 
Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)
 
Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004
 
Model –model pembelajaran
Model –model pembelajaranModel –model pembelajaran
Model –model pembelajaran
 
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
 
Baca dulu
Baca duluBaca dulu
Baca dulu
 
Soft copi album Pelepasan
Soft copi album PelepasanSoft copi album Pelepasan
Soft copi album Pelepasan
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

BAHASA_DAYAK

  • 1. JEMBATAN KAHAYAN Desain : Offeny Ibrahim
  • 2.
  • 3. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK ( 2 ) Drs. Offeny AI, M.Si
  • 4. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK Dan Contoh Pengembangannya Tujuan Umum Peserta memahami konsep dan Prinsip pengembangan bahan ajar untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran mulok Tujuan Khusus 1. Melalui sharing dan kerja mandiri peserta dapat mengembangkan rancangan Bahan Ajar Mulok 2. Peserta dapat mengembangan Rancangan Materi Bahan Ajar Mulok sesuai dengan SK dan KD 3. Peserta dapat membuat draft Materi Bahan Ajar Mulok dimaksud yang nantinya dapat digunakan oleh siswa di sekolah
  • 5. Pengertian Bahan Ajar  segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.  Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.  Misalnya: LKS, Buku, Modul , CD Pembelajaran , dsb
  • 6. Sumber Belajar  Segala sesuatu yang dapat sumber materi dan kegiatan pembelajaran antara lain:  Manusia (Guru, pakar, praktisi, Siswa)  Buku dan penertbitan ( referensi laporan hasil penelitian, buku paket, LKS, )  Benda-benda yang dapat di bawa ke dalam kelas dan yang tidak  Gambar-gambar dan media audio fisual ( VCD, Film,  Lingkungan
  • 7. 1. SK, KD, Indikator dan Tujauan: Ekplorasi Elaborasi 2. MATERI (bahan yang memuat Fakta , konsep,prinsip prosedur 3. SUMBER BAHAN AJAR sebagai tempat mencari materi dan rujukan penyelesaian tugas-tugas Misalnya buku, LKS ,Lingkungan 4. PETUNJUK BELAJAR 5.TUGAS –TUGAS sesuai tujuan dan materi , menuntun siswa belajar Ekplorasi (membaca & menjawab pertanyaan, mengamati & mencatat Elaborasi (menganalisis , membauat rangkuman &melaporkan, A. KOMPONEN BAHAN AJAR
  • 8. B. PRINSIP dan JENIS PRINSIP JENIS 1.Sesuai khirarkhis KBM 3.Pengulangan 4.Terstruktur 5.Memotivasi 6.Bertahap 7. Siswa tahu hasil belajar 1.Visual/cetak (LKS/DIKTAT, Buku Modul) 2.Audio/tape 3.Audio Visual 4.Interaktive teaching Material 5. Power point
  • 9. Kompetensi Dasar Indikator Standar Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Mulok Materi Pembelajaran Mulok C. ALUR ANALISIS PENYUSUNAN BAHAN AJAR MULOK BAHAN AJAR Mulok yang kontekstual
  • 10. D.JENIS-JENIS MATERI Fakta Kenyataan yang ada di dunia Peristiwa sejarah, kata- kata, bilangan konsep Pengertian sesuatu Pasar, past tense Melekul, garis prinsip Hal-hal utama, hubungan konsep Dalil, hukum newton, permintaan dan penawaran Prose-dur Langkah-langkah atau cara melakukan sesuatu Langkah meneliti, membuat karangan Menari ,senam
  • 11. E. Cakupan dan Prinsip Bahan Ajar Cakupan Bahan Ajar Mulok Prinsip Pengembangan 1.Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat 2.Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru) 3.Tujuan 4.Informasi pendukung 5.Tugas/Latihan-latihan 6. Penilaian (pada lampiran terpisah) Relevansi (keterkaitan SK, KD indikator, tujuan Pembelajaran Konsistensi (keajegan) sesuai dg jumlah KD dan kedalaman indikator 3. Kecukupan ( tak terlalu banyak , tak terlalu sedikit
  • 12. F. PROSEDUR PENGEBANGAN MATERI BAHAN AJAR MULOK 1. Berorientasi pada tujuan dan produk akhir 2. Menentukan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, strategi,dan karakteristik siswa 3. Mengembangkan tugas-tugas yang relevan dengan tujuan dan strategi Pembelajaran 4. Minimal ada dua jenis Tugas ( tugas ekplorasi dan tugas elaborasi 5. Tugas-tugas dikembangkan terstruktur, terintegrasi dan menantang
  • 13. Yang menjadi pertimbangan (BSNP, 2006) 1. Potensi peserta didik 2. Relevansi dengan karakteristik daerah 3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik 4. Kebermanfaatan bagi peserta didik Struktur keilmuan 5. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran 6. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan 7. Alokasi waktu Pemilihan dan Pengembangan Materi Bahan Ajar
  • 14. Mengapa guru harus menyusun / mengebangkan Materi bahan ajar? • Allwright (1990) textbook umumnya terlalu kaku apabila dijadikan sebagai sumber tunggal dalam pembelajaran • Berpedoman pada satu teksbook tidak selalu cocok dengan minat, kondisi, tingkat perkembangan dan kebutuhan berbahasa anak  kurang memberi kebermaknaan
  • 15. Sumber Belajar • Materi otentik (materi pembelajaran, baik yang dalam bentuk cetakan maupun audio visual) • Internet • Media masa (cetak dan elektronik) • Foto-foto dan gambar • Alam lingkungan • Masyarakat
  • 16. Jenis Pengembangan Materi • Self-designed (Merancang sendiri) • Modification (Modifikasi/mengubah) • Adaptation (Adaptasi/Penyesuaian) • Compilation (Kompilasi/ kumpulan/himpunan yang tersusun secara teratur) • Hand out (segala sesuatu/selebaran yang di bagikan)
  • 17. Contoh Pengembangan Bahan ajar A. Mata Pelajaran : Bahasa Dayak Ngaju B. Standar Kompetensi: Membaca : Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sederhana untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari
  • 18. Contoh Pengembangan Bahan ajar C. Kompetensi Dasar: Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari hari D. Indikator Pencapaian Kompetensi • Siswa dapat membaca sebuah ceritera sederhana dengan ucapan dan intonasi yang tepat • Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat tentang bacaan. • Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penjelasan yang panjang tentang bacaan. • Siswa bisa menceritakan kembali isi bacaan dengan kata-kata sendiri.
  • 19. Contoh Pengembangan Bahan ajar Untuk Mulok E. Tujuan Pembelajaran: 1.Siswa dapat membaca bacaan sederhana berbahasa Dayak Ngaju dengan ucapan dan intonasi yang benar 2. Siswa dapat memahami isi sebuah bacaan sederhana berbahasa Dayak Ngaju 3. Siswa dapat menggunakan bahasa Dayak Ngaju sederhana dalam bentuk lisan dan tulisan berdasarkan informasi dari sebuah bacaan
  • 20. Bahan Pembelajaran • Bhs Dayak Ngaju (buku-2 atau tuturan) (Sbg alasan bhw bhs Dayak Ngaju dpt dijadikan sbg bhs lintas antar suku; krn semua suku Dayak yg lain dpt dg mudah berbhs Dayak Ngaju, namun sebaliknya suku Dayak Ngaju belum tentu menguasai bhs Dayak yg lain; sbg contoh : suku Dayak Maanyan bisa berbhs Dayak Ngaju, tetapi ada banyak dr suku Dayak Ngaju yg tdk bisa berbhs Maanyan). Dan Suku Dayak Ngaju, mrpk suku yg Mayoritas di Kalimantan Tengah.
  • 21. Oleh krn itu tdk salah jk kita jg memberikan pembelajaran ttg : •Tatabahasa Dayak Ngaju •Bacaan-2 (terutama Bahasa Dayak Ngaju) dan Cerita Rakyat, dmk jg lain, spt : •Permainan/Olah Raga Tradisional •Masakan Tradisional (Kuliner) Dayak •Seni Musik, Lagu-lagu Daerah •Alat-2 Teknologi tradisional • Khasanah Budaya Kalimantan Tengah, dll.
  • 22. (1)Tatabahasa (Dayak Ngaju) Lihat Buku Upon Ajar Basa Dayak Ngaju, 2001, juga Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju – Indonesia 2012 (Cetakan Kelima (Oleh : Albert A Bingan & Offeny AI), dll.
  • 23. (2)Bacaan (seperti Cerita Rakyat dll.) Cari dalam Beberapa Cerita Rakyat Bahasa Dayak Ngaju (Yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Kota, Ditulis oleh Dinas P & K Kota, Ditulis Oleh : Offeny AI (dlm dua bhs), dll.
  • 24. (3)Permainan/Olah Raga Tradisional • Cari pada Bab XX, hal. 373 (Buku Seni Budaya Kalimantan Tengah : Oleh Offeny AI, 2014), Kalimantan Membangun, 1979, Oleh : Tjilik Riwut, dan Buku Maneser Panatau Tatu Hiang), dll.
  • 25. ( (4)Masakan Tradisional (Kuliner) Dayak Cari pada Bab XV, hal. 321 (Buku Seni Budaya Kalimantan Tengah 2014, Oleh : Offeny AI, (Kalimantan Membangun, 1979, Oleh Tjilik Riwut, dan Buku Maneser Panatau Tatu Hiang 2003), dll.
  • 26. (5)Rumah Tradisional Kalteng (Betang, Karak Betang, Pasah, Lanting) Cari pada Bab XIV, hal. 281 (Buku Seni Budaya Kalimantan Tengah 2014, Oleh : Offeny AI, (Kalimantan Membangun, 1979, Oleh Tjilik Riwut, dan Buku Maneser Panatau Tatu Hiang 2003), Jejaring Internet
  • 27. (6)Upacara Ritual 1. Upacara Tiwah, Manenga Lewu (Tiwah Habenteng), Wara, Ijambe (khusus religius/ritual keagamaan). 2. Upacara Nantulak dan Balaku Untung (Yaitu untuk menyucikan suatu daerah pertikaian, agar masyarakat mendapat kedamaian, kesejahteraan serta perlindungan dari Tuhan atau Sang Hiang).
  • 28. 3. Upacara Manyampuruh (Untuk pengobatan). 4. Upacara Manganan Parasat Bajai (Pengobatan terhadap orang yang terkena pengaruh penguasaan buaya/firasat akan dimangsa buaya). 5. Upacara Mambayar Hajat/sahut (upacara membayar nazar).
  • 29. 6. Upacara Mampakanan Sahur Lewu (Upacara untuk memperoleh kedamaian dan ketentraman terhadap masyarakat dan daerah/mengakhiri konflik/hal-hal yang tidak diinginkan dsb.). 7. Upacara Manelak Rutas, Mamapas Ambun Rutas Matei dan Manyadingen Petak Danum (Untuk membersihkan daerah dari berbagai aib yang menyebabkan malapetaka dsb.).
  • 30. 8. Upacara Manyanggar (Bhs Indonesianya “Totau” yaitu upacara adat membuka lahan, hutan mendirikan rumah, menghindarkan dari gangguan dari berbagai roh-roh jahat dsb.). Melalui Upacara Ritual Manyanggar, apabila lokasi yang akan digunakan oleh manusia dihuni oleh makhluk halus (gaib) supaya bisa berpindah ke tempat lain secara damai sehingga tidak mengganggu manusia nantinya.
  • 31. 9. Upacara Manajah Antang (Upacara memanggil elang) sakti untuk bertanya, meminta petunjuk, dsb.; sebelum berangkat perang/berkelahi dengan musuh apakah bisa menang atau tidak; untuk mengetahui dimana lokasi yang dianggap baik tempat mendirikan rumah dsb., yaitu dengan mengetahui dari arah mana datangnya elang itu.
  • 32. 10. Upacara Mamalas (hasaki hapalas; atau disebut juga manyaki, selamatan dsb. Dengan menampungtawari/melumasi, menaburi dsb. Dengan tepung tawar). 11. Upacara Manggantung Manaheta Sahur Parapah Lewu. 12. Upacara Mamparasih lewu (Membersihkan kampung).
  • 33. 13. Upacara Pekas/Panggar (Upacara memekas/manyanggar) Pekas adalah waris dari pihak perempuan; dan Panggar adalah waris dari pihak laki-laki. Baik Pekas atau Panggar adalah orang yang memegang perjanjian adat yang ditunjuk sebagai penanggungjawab terhadap s emua sanak saudara yang masih hidup karena orang tua (baik bapak atau ibu si anak telah meninggal) sebagai pemegang waris.
  • 34. 14. Upacara Balian Hai, Balaku Untung, Balaku Tahaseng, Manjung Ganan Huma, Sakei Uei 7 andau, uju alem (Upacara besar memohon keberuntungan, umur panjang, menjauhkan roh-roh jahat yang mendiami rumah dsb., selama tujuh hari tujuh malam). 15. Upacara Balaku Tahaseng Mambohol Tangkaje Andau.
  • 35. 16. Upacara Balaku Tahaseng Mambuhul Mampendeng Sawang Kayu. 17. Prosesi Perkawinan Adat Antar suku Dayak Kalimantan Tengah
  • 36. 18. Upacara Mangayau Danum. Mangayau Danum atau sebutan lain yaitu Mambaleh Bunu atau Mambaleh Danum. Mangayau merupakan sebuah kata berimbuhan; berasal dari kata dasar kayau yang berarti pemenggal kepala, mendapat awalan me- membentuk kata kerja sehingga berarti memenggal kepala. Danum berati air.
  • 37. Lanjutan.... Mangayau danum artinya memenggal kepala air atau membunuh air atau membalas kematian yang disebabkan oleh air. Bunu bisa berarti kematian yang disebabkan kesengajaan orang/ pihak lain. Jadi yang dimaksud adalah membalas hal kematian yang disebabkan kesengajaan orang/pihak lain.
  • 38. Lanjutan... Sedangkan istilah Mangayau Danum/mambaleh danum berarti sasarannya adalah air. Mencakup pengertian yang lebih luas yaitu setiap hal kematian yang disebabkan oleh benda-benda alam; spt.: pohon kayu, air maupun kematian yang disengajakan orang/pihak lain.
  • 39. 19. Upacara Manggoru. Goru atau garu (gaharu). Bagi penduduk di wilayah Kab. Lamandau atau juga di wilayah Kotawaringin Lama; merupakan suatu mata pencaharian sampingan yang telah dilakukan sejak dahulu. Para penggalas (pencari hasil hutan) tsb. Biasanyasebelum pergi masuk hutan, terlebih dahulu mengadakan upacara sederhana yang disebut dengan upacara manggoru.
  • 40. • Secara harfiah, manggoru berasal dari kata goru yang mendapat imbuhan (awalan) ma-; sehingga menjadi sebuah kata berimbuhan manggoru, yang berarti usaha mencari atau mengumpulkan goru (gaharu). Umumnya di Kecamatan Kotawaringin Lama dan daerah lainnya secara etnis banyak dihuni oleh penduduk asli Suku Dayak Mama atau disebut juga Suku Dayak Darat (Darat = pedalaman).
  • 41. • Dikatakan demikian karena pada awalnya disebabkan sebagian penduduk asli di daerah tsb mengundurkan diri ke pedalaman karena tidak mau ikut/ memeluk agama Islam yang dibawa oleh kelompok pendatang. Kerajaan Kotawaringi didirikan sekitar abad 17 yang merupan kepanjang dari kerajaan Banjarmasin. Kelompok pendatang tadi, spt.: Banjar, Jawa, Siak atau Melayu Riau, Madura, dll.
  • 42. • Suku Dayak Darat inilah yang sekarang sering di jumpai di desa-desa pedalaman, yang jauh dari tepian sungai Lamandau; spt. : di Sakabulin, Tempayung, Kinjil, Babual, Baboti, Dawak, dan Riam Durian, dll. (lih Kiwok Rampai 1992/1993:36).
  • 43. 20. Upacara Nahunan (Upacara Syukuran/pemberian nama atau palas bidan terhadap bayi yang baru dilahirkan). Upacara Nahunan adalah Upacara pemberian nama bayi atau anak - selain ungkapan syukur atas kondisi sehat ibu dan anak setelah proses kelahiran dan kesempatan membalas jasa kepada orang yang telah membantu proses persalinan.
  • 44. Maksud utama dari pelaksanaan Nahunan adalah prosesi pemberian nama sekaligus pembaptisan menurut Agama Kaharingan (agama orang dayak asli dari leluhur) kepada anak yang telah lahir. Upacara Nahunan sendiri berasal dari kata "Nahun" yang berarti Tahun.
  • 45. Nahunan berasal dari kata nahun yang berarti seorang bayi atau anak sudah mulai bertambah usia. Syarat-syarat upacara Nahunan adalah hewan kurban (ayam dan babi), manik- manik (manas), batang sawang,rotan, rabayang, tunas kelapa, tambak,behas tawur, sesajen, abu perapian, patung (hampatung) pasak, tanggul layah/tanggul dare, batu asah, dan lain-lain. "http://indonesiiaku.blogspot.com/2013/0 1/nahunan.
  • 46. Dengan demikian, ritual ini umumnya digelar bagi bayi yang telah berusia setahun atau lebih. Prosesi pemberian nama dianggap oleh masyarakat Dayak sebagai sebuah prosesi yang merupakan hal sakral, karena alasan tersebut digelarlah upacara ritual Nahunan.
  • 47. 21. Upacara Manyadiri. Dikalangan Suku Bangsa Dayak semua mengenal yang namanya “sadiri”. Sadiri dapatlah diartikan sebagai diri atau pengganti diri, adalah semacam orang-orangan atau patung manusia yang dibuat dari tepung adonan beras dengan ukuran kecil. “Manyadiri”, berarti melakukan upacara atau kegiatan yang berkenaan dengan orang sakit dsbnya; misalnya si sakit sering bermimpi tentang liau atau taliau (arwah atau mendiang) orang yang telah meninggal.
  • 48. • Agar tidak bermimpi maka dibuatlah patung (orang-orangan) dari adonan tepung beras dengan diberi dan diambil sedikit-sedikit dari si sakit, berupa : rambut, kuku, dsbnya, sebagai pengganti diri (tubuh); jika si sakit diganggu oleh roh-roh dalam air misalnya bajai /jata (buaya) yaitu menurut suatu kepercayaan itu diyakini sebagai makhluk penghuni dan penguasa alam bawah; maka dibuatlah sebuah patung buaya dsbnya (Lih.Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju-Indonesia, oleh A Bingan dan Offeny A Ibrahim, 1996:274).
  • 49. 22. Upacara Ritual Dayak Pakanan Batu • Adalah ritual tradisional yang digelar setelah panen ladang atau sawah. Upacara Suku Dayak bernama Pakanan Batu ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada peralatan yang dipakai saat bercocok tanam sejak membersihkan lahan hingga menuai hasil panen. • Benda atau barang dituakan dalam ritual dayak ini adalah batu. Benda ini dianggap sebagai sumber energi, yaitu menajamkan alat-alat yang digunakan untuk becocok tanam. Misalnya untuk mengasah parang, balayung, kapak, ani-ani atau benda dari besi lainnya.
  • 50. (7)Seni Musik, Lagu-lagu Daerah • Cari pada Bab X, hal. 105 s.d hal. 128 (Buku Seni Budaya Kalimantan Tengah (Oleh : Offeny AI, 2014), Buku-buku yang telah diterbitkan oleh Dinas P & K Provinsi, Kumpulan Lagu-lagu Daerah Kalimantan Tengah, 2007 : Oleh AB. Sandan, dkk. dll.
  • 51. Contoh Lagu : ITAK GUMER
  • 52.
  • 53. Contoh Tatabhs Dayak Ngaju, sedikit ttg : IMBUHAN/AFIKS (Palangi) A. Imbuhan (Afik/(Palangi) • Imbuhan adalah unsur bahasa berupa morfem terikat yang ditambahkan pada suatu kata asal atau kata dasar untuk membentuknya menjadi kata berimbuhan. • Dalam bahasa Dayak Ngaju, imbuhan yang dipergunakan lebih banyak daripada imbuhan yang terdapat dalam bahasa Indonesia, sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang cukup luas.
  • 54. Lanjutan… • Berikut ini kami akan mencoba menerapkan imbuhan yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju tersebut. 1. Fungsi imbuhan (Afiks) (Gunan Palangi) • Imbuhan berfungsi mengubah kata dasar, sehingga melahirkan perubahan arti dan fungsi dari kata dasar tersebut. Walaupun demikian, arti yang didapat bukanlah padan kata atau sinonim akan tetapi kata-kata yang mendapat imbuhan dicari sinonimnya dengan mempergunakan kata dasar yang sama.
  • 55. Lanjutan… 2. Macam imbuhan (Afiks) Macam Palangi) Macam-macam imbuhan yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju, adalah : •Prefiks (awalan) : ba- [ber-], ha- [ber-/saling ber-], ka- [ke-], ma- [me-], pa- [pe-/per-], i- [di-]. sa- [se-], ta- [ter-] •Sufiks (akhiran) : -e [-nya], -an [-an] •Sufiks alternatif : -e dan -a •Konfiks terbelah : ba - an [ber - an], ha - an [ber - an], ka-an [ke-an], pa-an [pe/per-an] •Prefiks gabungan : impa- [diper-], mampa- [memper-], tapa- [terper-], tara- [ter-], bara- [ber-], pangka- [ter-/ paling]
  • 56. 3. Arti Imbuhan (Riman Palangi) •Bahwa setiap perubahan bentuk kata karena imbuhan akan melahirkan arti dan fungsi yang lebih jelas, jika kata berimbuhan itu berada dalam hubungan kalimat. Jadi arti itu akan timbul dari perubahan bentuk kata akibat peristiwa tatabahasa yang bermakna gramatikal, sedangkan arti yang terkandung dalam imbuhan disebut juga nosi.
  • 57. 4. Imbuhan (Afiks) lainnya (Palangi je beken) Adapun imbuhan lainnya yang berkaitan erat dengan pembentukan kata berimbuhan, adalah : •Afiks penunjuk milik : -m [-mu], -e [-nya], -ku/-ngku [-ku] dan -n [pihak ketiga lainnya] •Partikel : -lah [-lah], -kah [-kah] a. Yang tidak ada dan berbeda dengan Bahasa Indonesia, ialah : akhiran -i dan -kan
  • 58. Lanjutan… b. Yang berbeda karena : • ada afiks yang hanya mempergunakan satu fonem saja seperti : •prefeks i- [di-], prefiks dan sufiks -e [-nya], sufiks -m [-mu] dan -n [milik pihak ketiga lainnya] • ada afiks yang berfungsi rangkap • ada afiks dan sufiks yang sudah melekat pada kata dasar (tersamar) • ada sufiks alternatif -a dan -e •ada konfiks gabungan yang dilekatkan pada kata dasar, tetapi mempunyai
  • 59. Lanjutan… Ada konfiks gabungan yang dilekatkan pada kata dasar, tetapi mempunyai arti atau makna tersendiri, seperti : • impa- : bermakna dilakukan/dijadikan supaya • mampa- : bermakna melakukan/menjadikan supaya • tapa/tara- : bermakna dilakukan tidak dengan sengaja, yang apabila diingkari dengan kata dia [tidak], mengandung makna tidak mungkin. . bara- : mengandung makna banyak /jamak atau untuk penyederhanaan kata ulang.
  • 60. 5. Imbuhan Tersamar (Palangi Tasahokan) •Imbuhan tersamar barangkali istilah ini tidak akan kita temukan dalam kaidah tatabahasa bahasa Indonesia, namun dalam tatabahasa Bahasa Dayak Ngaju, kami mengadakan istilah "Imbuhan Tersamar”. Pengadaan istilah ini disebabkan terdapat kata yang telah dimasuki oleh imbuhan tertentu sehingga menyatu atau melekat seolah-olah kata dasar murni, padahal sesungguhnya kata itu telah tersamar dengan imbuhan. Melekatnya Imbuhan tersebut mungkin berawal dari adanya kebiasaan- kebiasaan para penutur/pemakai bahasa Dayak Ngaju untuk menyingkatkan kata dalam berkomunikasi, yang secara manasuka meringkaskan imbuhan.
  • 61. Lanjutan… Apalagi sampai sekarang pembakuan tentang tatabahasa Bahasa Dayak Ngaju secara tertulis masih belum ada, sehingga beberapa kata dasar yang tersamar imbuhan baik prefiks maupun sufiks (KDT) tanpa disadari dalam perbendaharaan kata sehari-hari tetap berkelanjutan seolah-oiah kata itu adalah kata dasar murni. Berikut ini akan kami ungkapkan hal tersebut sesuai dengan pengamatan atau penyelidikan kami, yaitu : •a. Imbuhan melekat pada Kata Dasar (KDT) •b. Melekat sufiks -n pada Kata Dasar Murni
  • 62. Lanjutan… a. Imbuhan melekat (Kata Dasar Tersamar = KDT) •Terdapat kata dasar yang sudah melekat imbuhan, yaitu : •pretiks : ba- dan sufiks -n. Sebagaimana proses nasalisasi bahwa prefiks ba- apabila diimbuhkan pada sebuah kata tidak ada peluluhan fonemnya jadi dilekatkan secara utuh, sedangkan sutiks -n adalah sebagai kata ganti milik pihak ketiga yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kepunyaan ditemui pada kata dasar yang huruf akhirnya adalah huruf vokal.
  • 63. Lanjutan… Melekat pretiks ba- pada Kata Dasar Murni. •Contoh : KDM + pretiks ba- = KDT Arti henda bahenda [kuning] puti baputi [putih] bilem babilem [hitam] hijau bahijau [hijau] handang bahandang [merah] halap bahalap [bagus] kena bakena [tampan] kehu bakehu [terbakar]
  • 64. Lanjutan… hata bahata [bekal] rabit barabit [cabik] rendeng barendeng [sadar] bute babute [buta] geto bageto [putus] hanyi bahanyi [berani] himang bahimang [terluka] laso balaso [panas]  
  • 65. b. Melekat sufiks -n pada Kata Dasar Murni Contoh : KDM + sufiks -n = KDT Arti ara aran [nama] awa awan [bekas] ayu ayun [kepunyaan] lawi lawin [ujung/puncak] kuma kuman [makan]
  • 66. c. Penyingkatan prefiks : Penyingkatan atau penyederhanaan prefiks waktu mangimbuhkannya pada suatu kata ini menurut pengamatan kami terjadi karena dua sebab, yaitu : •Pertama : Karena Prefiks yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju kesemuanya berakhir dengan vokal a, kecuali prefiks i- [di-] •Kedua : Karena ada kata dasar yang berawal dengan huruf vokal (a, e, i, o, u).
  • 67. Lanjutan… Dari kedua macam contoh di atas, kita lihat apakah kata dasar itu murni ataukah kata dasar itu tersamar. 1. bahandang [merah], bahalap [bagus], balaso [panas] •Dijadikan kata ulang : - handa-handang [merah-merah] bukan bahanda- bahandang - hala-halap [bagus-bagus] bukan bahala- bahalap - laso-laso [panas-panas] bukan balaso-balaso
  • 68. Lanjutan… + konfiks terbelah/gabungan ka - an [ke- an] / impa- [diper-]; Contoh : - kahandangan [kemerahan] bukan kabahandangan - impahandang [dimerahkan] bukan impabahandang - kahalapan [kebagusan] bukan kabahalapan - impahalap [diperbagus] bukan impabahalap - kalasoan [kepanasan] bukan kabalasoan - impalaso [diperpanas] bukan impabalaso
  • 69. 2. Tersamar sufiks -n [kata ganti milik] • aran [nama], awan [bekas], lawin[ujung], kuman [makan] + kata ganti milik - e [ -nya], -m [-mu], dan - ku/ngku [-ku] KDM KDT • ara = aran -> arae -> aram -> arangku [nama/nya/m / ku] • awa = awan -> awae: -> awam -> awangku [bekas/ nya / mu / ku] • lawi = lawin -> lawie -> [ujung -> ujungnya] • kuma = kuman = aku kuman [saya makan] - ikau kuman [kamu makan] - eweh kumae [siapa makannya] - aku kumae [saya memakannya] - ikau kumae [kamu memakannya] - keton kumae [kalian memakannya]
  • 70. Lanjutan… • Berdasarkan hal tersebut, maka terjadi peluluhan terhadap huruf akhir dari prefiks yaitu vokal a, sehingga hanya konsonannya saja yang dilafalkan langsung dilekatkan pada kata dasar yang berfonem huruf vokal tersebut, kecuali prefiks i- karena hanya satu fonem saja, namun tetap luluh apabila memasuki kata dasar yang berawal huruf i. • Untuk jelasnya berikut ini kita lihat beberapa contoh ,"Imbuhan Tersamar" terhadap prefiks yang diluluhkan, yaitu :
  • 71. a. Prefiks : ba- [ber-], ha- [bar-] • Prefiks ba- dan ha- identik dengan [ber-] namun prefiks ha- menghasilkan makna berelasi satu dengan lain [saling ber-, saling me-] atep [tutup] baatep -> batep [tertutup] ebes [keringat] baebes -> bebes [berkeringat] engkak [lepas] baengkak -> bengkak [terlepas] inih [rungau] bainih -> binih [rungau] isit [pelit] baisit -> bisit [pelit]
  • 72. ongge [goyah] baongge ->bongge [bergoyah] unda [angkut] baunda -> bunda [mengangkut] asep [asap] haasep -> hasep [berasap] engkak [lepas] haengkak -> hengkak [salingmelepaskan] ise [hitung] haise -> hise [saling menghitung] owan [uban] haowan -> howan [beruban] undi [putar] haundi -> hundi [berputar]
  • 73. b. Prafiks : ka- [ka-] • Prafiks ka- identik dengan [ka-] tetapi juga bermakna ganda yang identik dengan kata depan. Oleh karena itu sangat sukar membedakannya, namun yang dijelaskan disini hanyalah menyangkut peluluhannya sehingga melekat pada kata dasar murni.
  • 74. Contoh : akis [tepis] kaakis -> kakis [tepis] are [banyak] kaare -> kare [banyak] ikis [kikis] kaikis -> kikis [kikis] ekei [jemur] kaekei -> kekei [jemuran] olih [dapat] kaolih -> kolih [(se)dapat] upon [batang] kaupon -> kupon [(se)bata
  • 75. c. Prefiks-prefiks lainnya: • Bukan saja terhadap prefiks ba-, ha-, atau ka- sebagaimana yang diuraikan di atas , tetapi semua prefiks lainnya yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju akan mengalami proses penyingkatan yang dalam hal ini akan terlihat pada contoh uraian masing- masing prefiks dimaksud.  
  • 76. 6. Nasalisasi • Nasalisasi adalah proses merubah atau memberi nasal pada fonem-fonem. Setiap fonem yang dinasalkan haruslah mengambil nasal yang homogen, artinya nasal yang mempunyai artikulator yang sama seperti fonem yang dinasalkan. • Proses nasalisasi dalam bahasa Dayak Ngaju tidak berbeda dengan bahasa Indonesia yaitu : p dan b mengambil nasal m ( p -> m ) t dan d mengambil nasal n ( t -> n ) k dan g mengambil nasal ng ( k -> ng ) s mengambil nasal ny atau n ( s - > ny )
  • 77. B. Prefiks (Awalan) Beberapa Prefiks atau awalan yang terdapat dalam bahasa Dayak Ngaju, adalah : ba- [ber-], ha- [ber-], ka [ke-], ma- [me-], pa- [pe-/per-], i- [di-], sa- [se-], ta- [ter-]. Catatan : Untuk mendalami Tatabhs Dayak Ngaju, silahkan pelajari buku : Upon Ajar Basa Dayak Ngaju (Oleh : Albert A Bingan & Offeny AI, 2001)
  • 78. (8)Mengenal Maskot Kalimantan Tengah a. Maskot Fauna Maskot Fauna Kalimantan Tengah adalah Burung Kuau Melayu (Polyplectron malacense). Di Kawasan Kapuas Kahayan menyebutnya “ burung Haruei; sedangkan di kawasan Barito menyebutnya “burung Sakan, burung Jue.
  • 79. • KUAU KERDIL KALIMANTAN ( Polyplectron schleiermacheri) KHAS KALIMANTAN TENGAH
  • 80. Burung ini mudah sekali dikenal karena memilki bentuk tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang jantan lebih besar dan berbulu dengan corak yang lebih menarik daripada yang betina. Berat yang jantan dapat mencapai sekitar 11,5 kg dan panjang tubuhnya sampai ujung ekor mendekati 2 meter. Hal ini disebabkan oleh dua lembar bulu ekornya bagian tengah mencolok sekali panjangnya. Umumnya bulu tubuh berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran- bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan.
  • 81. Kulit di sekitar kepala dan leher pada yang jantan biasanya tidak ditumuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian occipital (bagian belakang kepala) betina mempunyai bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji/susuh. Bulu-bulu burun g ini sering dipakai oleh para penari sebagai asesoris pada ikat kepala (lawung).
  • 82. Uraian berikut tentang Burung Tingang • Kenapa pd uraian ini tdk disinggung tentang burung Tingang?
  • 83. •Karena Burung Tingang bukanlah maskot flora Kalimantan Tengah, melainkan maskot flora Kalimantan Barat, sebab keburu mereka duluan mengajukan maskot flora mereka. Namun disisi lain bahwa Burung Tingang bagi semua suku Dayak  Di Pulau Kalimantan, burung Tingang dipakai sebagai lambang daerah atau simbol organisasi
  • 84. • Seperti di lambang negeri Sarawak, lambang provinsi Kalimantan Tengah, simbol Universitas Lambung Makurat, dsbnya. Burung Tingang diwujudkan dalam bentuk ukiran pada Budaya Dayak, sedangkan dalam budaya Banjar, burungTingang diukir dalam bentuk tersamar (didistilir) karena Budaya Banjar tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang melarang adanya ukiran makhluk bernyawa.
  • 85. • Sesungguhnya bahwa dalam tradisi adat dan budaya Kalimantan, burung Tingang (rangkok/rangkong) merupakan simbol "Alam Atas" yaitu alam kedewataan yang bersifat "maskulin". Bagi orang Dayak, burung tingang dianggap sebagai hewan "suci" dalam kehidupan sosial mereka. Setidaknya sebagai perlambang kemuliaan dan kewibawaan pemimpin suku mereka.
  • 86. • Bulunya yang indah, disimbolkan sebagai pemimpin yang dikagumi oleh rakyatnya. Sayapnya yang tebal, menggambarkan pemimpin yang melindungi rakyat. Suaranya yang keras (kanderang tingang), menandakan perintahnya yang selalu didengar oleh rakyat. Dan ekornya yang panjang (dandang tingang), dilambangkan sebagai pertanda kemakmuran bagi rakyatnya. Dengan kata lain, begitulah seharusnya(idealnya) seorang pemimpin bagi masyarakat Dayak.
  • 87. • Orang Dayak memang selalu dekat dengan alam. Dari alam mereka hidup dan dari alam pula mereka mengambil makna dalam kehidupannya. Dengan demikian, mengambil hutan atau tanah dari kehidupan orang Dayak, sama saja dengan mencabut mereka dari akar-akar kehidupannya.
  • 88. • Dalam kepercayaan umat hindu kaharingan, burung tingang memiliki makna tersendiri. Berdasarkan mithologi agama hindu kaharingan, di lewu batu nindan tarung (alam atas), Tingang Rangga Bapantung Nyahu (burung tingang) adalah  salah satu penciptaan Ranying Hatala melalui perubahan wujud Luhing Pantung Tingang (destar) yang dipakai oleh Raja Bunu ketika ia menerima Danum nyalung Kaharingan belum (Air Suci Kehidupan). Seperti yang terdapat dalam ayat-ayat kitab suci panaturan: Pasal 27 ayat 21
  • 89. Pasal 27 ayat 21 • “Hayak auh nyahu batengkung ngaruntung langit, homboh malentar kilat basiring hawun,Luhing pantung tingang basaluh manjadi Tingang Rangga Bapantung Nyahu”. •  Bersama bunyi Guntur menggemuruh memenuhi alam semesta, petir halilintar menggetarkan buana, Luhing pantung tingang kejadian menjadiTingang Rangga Bapantung Nyahu (burung tingang).
  • 90. • Kemudian burung tingang tersebut tinggal dan menempati Lunuk Jayang Tingang Baringen Sempeng Tulang Tambarirang (Pohon Beringin), dimana pada saat Balian Balaku Untung wujud burung tingang itu memberkati kehidupan manusia melalui perjalanan Banama Tingang (perahu) untuk mendapatkan berkat dan karunia dari Ranying Hatala.
  • 91. • Oleh karena itu dalam setiap upacara basarah yang dilakukan oleh umat hindu kaharingan selalu terdapat dandang tingang (bulu ekor tingang) sebagai sarana pelengkap yang terdapat didalam sangku tambak rajamendapatkan bulau untung aseng panjang (berkat dan karunia-Nya) dari Ranying Hatala.
  • 92. • Dilihat dari filsafat keagamaan Hindu Kaharingan sendiri dandang tingang  (bulu ekor) memiliki makna simbolis di dalam kehidupan umat manusia yaitu : • Warna putih dibagian atas, berarti alam kekuasaan Ranying Hatala beserta manisfestasi-manisfestasi-Nya.
  • 93. • Warna hitam di tengah, yaitu alam kehidupan manusia di pantai danum kalunen (dunia) yang penuh dengan rintangan dan cobaan. • Warna putih dibagian bawah, berarti alam kekuasaan Jatha Balawang Bulau.
  • 94. • Dari ketiga warna tersebutlah yang menjadi warna corak dalam kehidupan umat Hindu Kaharingan yang diaplikasikan dalam bhakti sebagai ucapan syukur kepada Ranying Hatala dan Jatha Balawang Bulau melalui berbagai upacara-upacara yang sering
  • 95. • Umat hindu kaharingan meyakini bahwa dalam bulu ekor tingang tersebut terdapat suatu kekuatan gaib yang menjadi pedoman hidup yang berlandaskan dengan Lime Sarahan (Lima Pengakuan Iman) dalam meyakini segala kekuasaan Ranying Hatala dalam kehidupan di dunia ini.  
  • 96. b. Maskot Flora Maskot Flora Kalimantan Tengah Pohon tanggaring ini mirip dengan rambutan, hanya saja lebih pendek dari pohon rambutan. Meski begitu, tinggi pohon tenggaring ini bisa mencapai 20 meter. Buah tenggaring tebal, pendek dan tumpul. Kulit buahnya tebal berwarna kuning sampai merah tua. Rasa buahnya manis sedikit masam (bhs Banjar : buah maritam). Buah Tanggaring
  • 97. Tanggaring termasuk ke dalam kelompok rambutan hutan dan tumbuh secara alami dan menyebar di kawasan Kalimantan Tengah. Makanya, tumbuhan ini terpilih menjadi identitas (maskot) Provinsi Kalimantan Tengah. Buah tanggaring adalah jenis rambutan tapi tidak berbulu, rasanya manis dan daging buahnya sama seperti rambutan, buah ini juga tumbuh di daerah Kalimantan Selatan dan mereka menyebutnya buah maritam. Tanggaring ( Nephelium mutabile)
  • 98. Selain di Indonesia pohon tanggaring/ kapulasan juga dapat dijumpai di Malaysia, Thailand, dan Filipina. Biji tanggaring mengandung minyak nabati lebih banyak dari pada biji rambutan. Oleh sebab itu biji tanggaring dapat diproses untuk menghasilkan minyak yang dapat digunakan dalam proses pembuatan lilin dan sabun.
  • 99. Implementasi Mulok dlm K-13 (3 MP) 1.Seni Budaya : 1) Seni Rupa, 2) Seni Tari, 3) Musik/Suara/Sastra (mis.: kacapi, kangkanong, karungut, karunya, selengot, sansana, dll.), 4) bahasa (mis. : bhs Dayak Ngaju, dll.) 2.Seni OR/PJOK (permainan tradisional) : mis. : 1) kapung lapak (jaga pertahanan), 2) basahukan (petak umpet), 3) sepak sawut (sepak bola api), 4) simpet/manyipet (menyumpit), 5) bagasing/babayang (permainan gasing), 6) balogo (bermain logo), 7) besei kambe (dayung hantu), jukung hias, jukung tradisional, dll. 3.Keterampilan (termasuk peralatan teknologi) : 1) masakan tradisional (kuliner), mis. Pengawetan, dsb), 2) anyaman /nama-2 anyaman dan jenis bahan yg dipakai(spt. : dr purun, rotan, bemban, kajang, dll.), 3) kerajinan getah nyatu, 4) alat transportasi, mis. Jukung , besei dan jenis-2nya), 5) alat teknologi; spt. : wadah/tempat tinggal (betang/huma, pasah, lanting, dsb., peralatan berburu, peralat memasak, peralatan nelayan, peralatan bertani/bercocok tanam, senjata, mis. Pisau utk menganyam, merotan, dsb. Mata Pelajaran yg masuk dlm Implementasi Mulok K-13; adl :
  • 100. TOPIK-TOPIK YANG DAPAT MENUNJANG MATERI MULOK : 1. Pengetahuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Dayak dalam  Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kewiraausahaan Sosial. 2. Antara Rumah Betang dan Identitas. 3. Arsitektur Tradisional Suku Dayak. 4. Keanekaragaman dan kategori orang dayak. 5. Manajemen konflik: melalui pemahaman nilai- nilai budaya dayak.
  • 101. 6. Manik-manik mutu manikam kalimantan.. 7. Nilai Nilai Pancasila Melalui Falsafah Huma Betang. 8. Pengetahuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Dayak dalam  Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kewiraausahaan Sosial. 9. Rumah Betang, Rumah Adat Dan Budaya Dayak Yang Hampir Tersingkirkan.    
  • 102. PURAH ITAH HASUPA HASAMBAU TINAI INTU KATIKA JE BEKEN (Kapan-kapan kita bertemu dan bertatap muka lagi di lain kesempatan) Offeny AI