SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Sampling dan Metode Sampling
Pendahuluan
Analisis sediaan farmasi
Preparasi Sampel
Analisis /Pengujian
Analisis Data Membuat Laporan
Sampling Preservasi
Kenapa harus melakukan sampling?
Populasi
Sampel
Sampling
• Populasi terlalu besar
• Keterbasan biaya, waktu, dan
tenaga (faktor ekonomis)
• Bersifat dekstruktif
• Memerlukan ketelitian tinggi
Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. (Margono, 2004)
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan
dengan cara-cara pengambilan sampel.
Sampling dalam analisis farmasi adalah penarikan bahan dalam porsi kecil,
mewakili komposisi seluruh bahan obat atau bahan kimia yang akan dianalisis.
Tahapan Pengambilan
Sampel (Sampling)
• Mendefinisikan populasi yang
akan diamati
• Menentukan kerangka sampel
dan kumpulan semua peristiwa
yang mungkin
• Menentukan teknik atau
metode sampling yang tepat
• Melakukan pengambilan sampel
(pengumpulan data)
• Melakukan pemeriksaan ulang
pada proses sampling
Teknik Pengambilan Sampel
Ada 2 teknik utama dalam pengambilan sampel
(sampling) dalam analisis bahan obat dan kimia,
yakni:
1. Probability sampling (acak), untuk sampel
homogen. Misal: larutan.
2. Non-probability sampling (representatif), untuk
sampel tidak homogen, diambil pada beberapa
bagian (misal pada atas, tengah, dan bawah) baru
dicampur hingga homogen
Teknik Pengambilan Sampel
Sampling
Probability
Sampling
1.1. Simple Random Samping
2.2. Systematic Random Sampling
3.3. Stratified Random Sampling
4.4. Cluster Sampling
5.5. Multi Stage Sampling
Non-Probability
Sampling
1. Purposive Sampling
1.2. Accidental Sampling
2.3. Quota Sampling
3.4. Snowball Sampling
4.5. Sampel Jenuh
Simple Random Samping
• Pengambilan sampel secara acak sederhana
• Undian: dengan pengembalian atau tanpa
pengembalian
• Contoh:
• Sebuah industri farmasi ingin melakukan pengujian
mutu dari 500 botol sirup parasetamol. Bagian QC
akan mengambil 10 sampel melalui undian.
• Seorang peneliti ingin melakukan pengamatan pada
100 pengunjung puskesmas. Dia hanya mengambil
30 sampel. Peneliti akan membuat undian untuk
mendapat 30 sampel.
Systematic Random Sampling
• Pengambilan sampel secara acak sistematik
• Menggunakan interval tertentu
• Contoh:
• Suatu industri farmasi melakukan pencetakan obat dengan mesin. Bagian QC melakukan
pengujian mutu dengan mengambil sampel dengan interval tertentu, misal tablet di menit ke-
15, ke-30, ke-45, ke-60 dst.
• Pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas (ke-10, ke-20, ke-30
dst.)
Sampel 1 Sampel 2
Stratified Random Sampling
• Pengambilan sampel acak berstrata
• Berdasarkan tingkatan tertentu
• Dibagi ke dalam kelompok dengan karakteristik
serupa → dipilih acak individualnya
• Contoh:
Peneliti ingin mengetahui tanggapan siswa SMP
di Banjarmasin terhadap bahaya penggunaan
narkoba. Misalkan kelas 1 ada 1200 siswa, kelas
2 ada 800 siswa, dan kelas 3 ada 600 siswa.
Peneliti memerlukan 250 sampel.
1. Menentukan persentase yang akan diambil
tiap tingkatan
2. Hitung besaran sampelnya
3. Pilih secara acak tiap tingkatan
Cluster Sampling
• Pengambilan sampel secara
berkelompok
• Berdasarkan area atau
kelompok tertentu
• Contoh:
• Kepuasan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit
(rawat inap, IGD, rawat
jalan)
Multi Stage Sampling
• Teknik pengambilan sampling bertingkat
• Kombinasi dari stratified sampling dan cluster sampling
• Contoh:
• Peneliti ingin mengamati tingkat pengetahuan masyarakat
tentang antibiotik di salah satu RT di Banjarmasin. Peneliti
memilih dulu kecamatannya dengan metode acak sederhana,
lalu memilih kelurahan dari kecamatan yang terpilih dengan
cara sama, hingga akhirnya memilih RT.
Purposive Sampling
• Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi:
– Kriteria inklusi → yang diinginkan peneliti
– Kriteria eksklusi → kriteria khusus → calon responden dikeluarkan dari kelompok
penelitian.
• Contoh Purposive Sampling:
Penelitian tentang uji klinis obat tradisional yang dapat membantu menurunkan kadar
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II
• Kriteria Inklusi
– Penderita Diabetes Melitus tipe II
– Usia 18-59 tahun
– Bisa membaca dan menulis
• Kriteria eksklusi:
– Penderita Diabetes Melitus dengan gangguan ginjal.
– Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
Accidental Sampling
• Tanpa sengaja (accidental), kebetulan ditemui
• Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka
yang sampelnya sulit didapatkan.
• Contoh :
• Penelitian tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
Quota Sampling
• Jumlah sampel = jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
• Kelebihan: praktis
• Kekurangannya: bias penelitian cukup tinggi
• Biasanya pada penelitian dengan jumlah sampel terbatas.
• Contoh:
– Penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam
suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut
dijadikan sampel secara keseluruhan.
Snowball Sampling
• Berdasarkan wawancara atau korespondensi.
• Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
• Cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan
membutuhkan privasi tingkat tinggi
• Contoh: Pasien penderita HIV
Sampel Jenuh
Populasi = Sampel
Syarat = populasi < 30
Faktor-faktor dalam memilih metode sampling
• Biaya
• Kepraktisan dalam pelaksanaannya
• Akurasi dan presisi
• Validitas dan reabilitas
Reabilitas dan validitas
Validitas
Ketepatan pengukuran
suatu alat
Hasil data relevan
Reabilitas
Taraf kepercayaan
Hasil dapat
dipercaya
Bias/Eror/Kesalahan
Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara
hasil pengukuran dengan nilai aktual
Besar, jelas, dan jarang
terjadi
Kesalahan Sistematis
Kesalahan Random (Acak)
Jenis Kesalahan dalam
penelitian
Kesalahan Gross
(kasat mata)
Kecil, sering terjadi, sedikit
variasi
Secara sistematis
Penentuan ukuran sampel
Tergantung tujuan penelitiannya dan hipotesis
Metode penentuan ukuran
sampel
Tanpa rumus
(Teori Thomas Bayers)
N minimum 30
Dengan rumus
Penentuan ukuran sampel
• Penentuan ukuran sampel pada
umumnya sebagai berikut:
– Jumlah sampel = 30-500
– Jika terdapat sub sampel maka minimum
30 per sub sampel
– Penelitian sederhana dapat memiliki 10-20
elemen sampel
– Penelitian multivariat (10 kali lebih
banyak)
Sampling Sediaan Farmasi
• Sediaan-sediaan parenteral
– Sudah homogen → langsung dilakukan analisis 2 unit sediaan secara duplikat
• Tablet dan Bentuk sediaan sejenis
– Pengujian unit individual :
1. Kisaran nilai dalam unit-unit terpisah besar
2. Diperlukan suatu keberagaman unit.
– Pengambilan sample komposit : jika homogenitas dan keberagaman unit bukanlah
sesuatu yang penting
• Sediaan-sediaan yang lain
– Sediaan-sediaan seperti gel, lotion,
dan suspensi dicampur dahulu
secara homogen sebelum dianalisis.
Preservasi Sampel
• Tujuan: untuk melindungi sampel dari kontaminasi luar selama
proses penyimpanan.
• Sampel hanya representatif untuk jangka waktu tertentu
sebelum persiapan sampel atau analisis dimulai.
• Batas penyimpanan maksimum sangat tergantung pada
karakteristik matriks sampel, sifat parameter uji, dan teknik
pengawetan sampel.
Preservasi Sampel
Aturan umum untuk penanganan sampel adalah sebagai berikut:
• Gunakan jenis wadah yang sesuai
• Dinginkan
• Jika diperlukan bisa menggunakan pengawet yang sesuai.
Preparasi Sampel
Tujuan :
• Memisahkan senyawa analit dari
matriksnya
• Memekatkan sampel untuk
meningkatkan konsentrasi
• Mengubah menjadi senyawa lain agar
dapat dianalisis dengan instrumen
tertentu
Preparasi Sampel
Prosedur Tujuan Alat
Disintegrasi,
penggilingan
Pengurangan ukuran
partikel/homogenisasi
• Diamond mortar (sampel keras)
• Ball mill (sampel lunak)
• Nitrogen cair
Pengeringan Mengeringkan sampel • Oven
• Vakum desikator (freeze drying)
Leaching (ekstraksi,
pelarutan)
Melepaskan senyawa dari matriks • Senyawa logam yang larut dari tanah: air, asam
encer, larutan buffer, larutan berair dari zat
pengomplek logam
• Senyawa organik dari matriks tak larut dengan
Soxhlet atau refluks
Derivatisasi
konsentrasi
Mengubah bentuk senyawa agar bisa
dianalisis
Direaksikan dengan reagen tertentu
Penyaringan Menghilangkan pengotor Dengan kertas saring
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx

More Related Content

What's hot

Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikTaofik Rusdiana
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderSyahrir Ghibran
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 

What's hot (20)

Gel
GelGel
Gel
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
 
Serbuk tabur
Serbuk taburSerbuk tabur
Serbuk tabur
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
 

Similar to 1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx

Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel FahrulRosyid1
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplinghafsah hafsah
 
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelTeknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelRiswan
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingAyu Sefryna sari
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel fikri asyura
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxAngeliaSaveqLiriaLai
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikSyariful Rifa'i
 
dasar_terapi_secara_rasional.ppt
dasar_terapi_secara_rasional.pptdasar_terapi_secara_rasional.ppt
dasar_terapi_secara_rasional.pptLina210817
 
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptx
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptxPelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptx
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptxMuhammadMaulanasidik
 
Populasi
PopulasiPopulasi
PopulasiUFDK
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxJulioWea
 
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdfHafisNayotama
 
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptx
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptxPP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptx
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptxHRahmatSTel
 

Similar to 1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx (20)

Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
 
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelTeknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
 
dasar_terapi_secara_rasional.ppt
dasar_terapi_secara_rasional.pptdasar_terapi_secara_rasional.ppt
dasar_terapi_secara_rasional.ppt
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
 
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptx
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptxPelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptx
Pelatihan-Petugas-Kemanan-Pangan-2018.pptx
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
 
m_s2_sampling.ppt
m_s2_sampling.pptm_s2_sampling.ppt
m_s2_sampling.ppt
 
Teknik sampling2
Teknik sampling2Teknik sampling2
Teknik sampling2
 
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
 
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptx
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptxPP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptx
PP STATISTIKA DESKRIPTIF PERTEMUAN 1.pptx
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx

  • 2. Pendahuluan Analisis sediaan farmasi Preparasi Sampel Analisis /Pengujian Analisis Data Membuat Laporan Sampling Preservasi
  • 3. Kenapa harus melakukan sampling? Populasi Sampel Sampling • Populasi terlalu besar • Keterbasan biaya, waktu, dan tenaga (faktor ekonomis) • Bersifat dekstruktif • Memerlukan ketelitian tinggi
  • 4. Pengertian Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004) Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel. Sampling dalam analisis farmasi adalah penarikan bahan dalam porsi kecil, mewakili komposisi seluruh bahan obat atau bahan kimia yang akan dianalisis.
  • 5. Tahapan Pengambilan Sampel (Sampling) • Mendefinisikan populasi yang akan diamati • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin • Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat • Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data) • Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
  • 6. Teknik Pengambilan Sampel Ada 2 teknik utama dalam pengambilan sampel (sampling) dalam analisis bahan obat dan kimia, yakni: 1. Probability sampling (acak), untuk sampel homogen. Misal: larutan. 2. Non-probability sampling (representatif), untuk sampel tidak homogen, diambil pada beberapa bagian (misal pada atas, tengah, dan bawah) baru dicampur hingga homogen
  • 7. Teknik Pengambilan Sampel Sampling Probability Sampling 1.1. Simple Random Samping 2.2. Systematic Random Sampling 3.3. Stratified Random Sampling 4.4. Cluster Sampling 5.5. Multi Stage Sampling Non-Probability Sampling 1. Purposive Sampling 1.2. Accidental Sampling 2.3. Quota Sampling 3.4. Snowball Sampling 4.5. Sampel Jenuh
  • 8. Simple Random Samping • Pengambilan sampel secara acak sederhana • Undian: dengan pengembalian atau tanpa pengembalian • Contoh: • Sebuah industri farmasi ingin melakukan pengujian mutu dari 500 botol sirup parasetamol. Bagian QC akan mengambil 10 sampel melalui undian. • Seorang peneliti ingin melakukan pengamatan pada 100 pengunjung puskesmas. Dia hanya mengambil 30 sampel. Peneliti akan membuat undian untuk mendapat 30 sampel.
  • 9. Systematic Random Sampling • Pengambilan sampel secara acak sistematik • Menggunakan interval tertentu • Contoh: • Suatu industri farmasi melakukan pencetakan obat dengan mesin. Bagian QC melakukan pengujian mutu dengan mengambil sampel dengan interval tertentu, misal tablet di menit ke- 15, ke-30, ke-45, ke-60 dst. • Pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas (ke-10, ke-20, ke-30 dst.) Sampel 1 Sampel 2
  • 10. Stratified Random Sampling • Pengambilan sampel acak berstrata • Berdasarkan tingkatan tertentu • Dibagi ke dalam kelompok dengan karakteristik serupa → dipilih acak individualnya • Contoh: Peneliti ingin mengetahui tanggapan siswa SMP di Banjarmasin terhadap bahaya penggunaan narkoba. Misalkan kelas 1 ada 1200 siswa, kelas 2 ada 800 siswa, dan kelas 3 ada 600 siswa. Peneliti memerlukan 250 sampel. 1. Menentukan persentase yang akan diambil tiap tingkatan 2. Hitung besaran sampelnya 3. Pilih secara acak tiap tingkatan
  • 11. Cluster Sampling • Pengambilan sampel secara berkelompok • Berdasarkan area atau kelompok tertentu • Contoh: • Kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit (rawat inap, IGD, rawat jalan)
  • 12. Multi Stage Sampling • Teknik pengambilan sampling bertingkat • Kombinasi dari stratified sampling dan cluster sampling • Contoh: • Peneliti ingin mengamati tingkat pengetahuan masyarakat tentang antibiotik di salah satu RT di Banjarmasin. Peneliti memilih dulu kecamatannya dengan metode acak sederhana, lalu memilih kelurahan dari kecamatan yang terpilih dengan cara sama, hingga akhirnya memilih RT.
  • 13. Purposive Sampling • Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi: – Kriteria inklusi → yang diinginkan peneliti – Kriteria eksklusi → kriteria khusus → calon responden dikeluarkan dari kelompok penelitian. • Contoh Purposive Sampling: Penelitian tentang uji klinis obat tradisional yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II • Kriteria Inklusi – Penderita Diabetes Melitus tipe II – Usia 18-59 tahun – Bisa membaca dan menulis • Kriteria eksklusi: – Penderita Diabetes Melitus dengan gangguan ginjal. – Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
  • 14. Accidental Sampling • Tanpa sengaja (accidental), kebetulan ditemui • Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan. • Contoh : • Penelitian tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
  • 15. Quota Sampling • Jumlah sampel = jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. • Kelebihan: praktis • Kekurangannya: bias penelitian cukup tinggi • Biasanya pada penelitian dengan jumlah sampel terbatas. • Contoh: – Penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan.
  • 16. Snowball Sampling • Berdasarkan wawancara atau korespondensi. • Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. • Cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi • Contoh: Pasien penderita HIV
  • 17. Sampel Jenuh Populasi = Sampel Syarat = populasi < 30
  • 18. Faktor-faktor dalam memilih metode sampling • Biaya • Kepraktisan dalam pelaksanaannya • Akurasi dan presisi • Validitas dan reabilitas
  • 19. Reabilitas dan validitas Validitas Ketepatan pengukuran suatu alat Hasil data relevan Reabilitas Taraf kepercayaan Hasil dapat dipercaya
  • 20. Bias/Eror/Kesalahan Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai aktual Besar, jelas, dan jarang terjadi Kesalahan Sistematis Kesalahan Random (Acak) Jenis Kesalahan dalam penelitian Kesalahan Gross (kasat mata) Kecil, sering terjadi, sedikit variasi Secara sistematis
  • 21. Penentuan ukuran sampel Tergantung tujuan penelitiannya dan hipotesis Metode penentuan ukuran sampel Tanpa rumus (Teori Thomas Bayers) N minimum 30 Dengan rumus
  • 22. Penentuan ukuran sampel • Penentuan ukuran sampel pada umumnya sebagai berikut: – Jumlah sampel = 30-500 – Jika terdapat sub sampel maka minimum 30 per sub sampel – Penelitian sederhana dapat memiliki 10-20 elemen sampel – Penelitian multivariat (10 kali lebih banyak)
  • 23. Sampling Sediaan Farmasi • Sediaan-sediaan parenteral – Sudah homogen → langsung dilakukan analisis 2 unit sediaan secara duplikat • Tablet dan Bentuk sediaan sejenis – Pengujian unit individual : 1. Kisaran nilai dalam unit-unit terpisah besar 2. Diperlukan suatu keberagaman unit. – Pengambilan sample komposit : jika homogenitas dan keberagaman unit bukanlah sesuatu yang penting • Sediaan-sediaan yang lain – Sediaan-sediaan seperti gel, lotion, dan suspensi dicampur dahulu secara homogen sebelum dianalisis.
  • 24. Preservasi Sampel • Tujuan: untuk melindungi sampel dari kontaminasi luar selama proses penyimpanan. • Sampel hanya representatif untuk jangka waktu tertentu sebelum persiapan sampel atau analisis dimulai. • Batas penyimpanan maksimum sangat tergantung pada karakteristik matriks sampel, sifat parameter uji, dan teknik pengawetan sampel.
  • 25. Preservasi Sampel Aturan umum untuk penanganan sampel adalah sebagai berikut: • Gunakan jenis wadah yang sesuai • Dinginkan • Jika diperlukan bisa menggunakan pengawet yang sesuai.
  • 26. Preparasi Sampel Tujuan : • Memisahkan senyawa analit dari matriksnya • Memekatkan sampel untuk meningkatkan konsentrasi • Mengubah menjadi senyawa lain agar dapat dianalisis dengan instrumen tertentu
  • 27. Preparasi Sampel Prosedur Tujuan Alat Disintegrasi, penggilingan Pengurangan ukuran partikel/homogenisasi • Diamond mortar (sampel keras) • Ball mill (sampel lunak) • Nitrogen cair Pengeringan Mengeringkan sampel • Oven • Vakum desikator (freeze drying) Leaching (ekstraksi, pelarutan) Melepaskan senyawa dari matriks • Senyawa logam yang larut dari tanah: air, asam encer, larutan buffer, larutan berair dari zat pengomplek logam • Senyawa organik dari matriks tak larut dengan Soxhlet atau refluks Derivatisasi konsentrasi Mengubah bentuk senyawa agar bisa dianalisis Direaksikan dengan reagen tertentu Penyaringan Menghilangkan pengotor Dengan kertas saring