2. Hal – hal yang akan dibahas
05
04
Pengertian Fiqih
Muamalah
06
Prinsip-prinsip
Fiqih Mu’amalah
Konsep Aqad
Fiqih Muamalah
Ruang Lingkup
Fiqih Mu’amalah
Dasar-dasar Fiqih
Mu’amalah
Kaidah Fiqih Dalam
Transaksi Ekonomi
(Muamalah)
01 02 03
3. Apa itu Fiqih mu’amalah ?
Fiqih Muamalah tersusun dari dua kata (lafadz), yaitu fiqih ( الفقه
)
dan Muamalah ( المعاملة
.) Lafadz yang pertama ( الفقه
) secara
etimologi memiliki makna pengeritan atau pemahaman,
sedangkan dalam terminologi kata fiqih memiliki definisi yang
beragam dari kalangan ulama’.
.
4. Secara bahasa ( etimologi ) Fiqih ( فقه
) berasal dari kata faqiha ( فقه
)
yang berarti Paham: pemahaman seperti tercermin dalam firman
Allah SWT, yang artinya: “Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan
tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka
memahaminya” (QS: Al-An’am: 65) dan muamalah berasal dari kata
’amila ( معاملة
–
يعامل
–
عامل
) yang berarti berbuat atau bertindak.
Muamalah adalah hubungan kepentingan antar sesama manusia (
Hablun minannas ). Muamalah tersebut meliputi transaksi-transaksi
kehartabendaan seperti jual beli, perkawinan, dan hal-hal yang
berhubungan dengannya, urusan persengketaan ( gugatan,
peradilan, dan sebagainya ) dan pembagian warisan
5. Sedang menurut istilah muamalah dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Muhammad Yusuf Musa berpendapat bahwa muamalah adalah peraturan-
peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga kepentingan manusia”. Muamalah adalah segala peraturan yang
diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam
hidup dan kehidupan. Dari pengertian dalam arti luas di atas, kiranya dapat
diketahui bahwa muamalah adalah aturan-aturan hukum Allah untuk mengatur
manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan social.
2. Pengertian fiqh muamalah dalam arti sempit yaitu : “muamalah adalah aturan
Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik” )Idris
Ahmad) atau “muamalah adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang
bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan
6. Pengertian Fiqih Muamalah Menurut Para Ahli
1. Menurut Ad-Dimyati “Aktifitas untuk menghasilkan duniawi
menyebabkan keberhasilan masalah ukhrawi”
2. Menurut Muhammad Yusuf Musa “Peraturan-peraturan Allah yang di
ikuti dan di taati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia”
3. Menurut Mahmud Syaltout “Yaitu ketentuan-ketentuan hukum
mengenai hubungan perekonomian yang dilakukan anggota
masyarakat, dan bertendensikan kepentingan material yang saling
menguntungkan satu sama lain.”
7. • Ruang LingkupFiqih Muamalah
Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah
manusia berdasarkan hokum-hukum islam yang berupa peraturan-
peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti
wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum fiqih terdiri
dari hokum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya
dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah dan
hubungan manusia dengan manusia lainnya.
8. Ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat adabiyah ialah ijab dan kabul,
saling meridahi, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
kawajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan
segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.
Ruang lingkup pembahasan adiniyah ialah masalh jual beli ( al- bai’ al-
tijarah ), gadai ( al-rahn ), jaminan dan tanggungan ( kafalan dan dlaman ),
pemindahn utang ( hiwalah ), jatuh bangkrut ( taflis ), batas tindakan ( al-harju
), perseroan dan perkongsian ( al-syirkah ), perseroan harta dan tenaga ( al-
mudharabah ), sewa menyewa ( al-ijarah ), pemberian hak guna pakai ( al-
ariyah ), barang titipan ( al-wadlit’ah ), barang temuan ) al- luqathah ),
garapan tanah ( al-mujara’ah )sewa menyewa tanah ) al-mukhabarah ), upah
) ujrat al ’amal ), gugatan ) al-syuf’ah ), syembara ) al-ji’alah ), pembagian
kekayan bersama ( al-qismah ), pemberian ( al-hibbah ), pembebasan ( al-
ibra ), damai ( al-shulhu ), dan ditambah dengan beberapa masalh
mu’ashirah ) muhaditsah ), seperti masalah bungah bank, asuransi, kredit,
dan masalah masalh baru lainnya.
9. Pada dasarnya segala bentuk
muamalah adalah mubah “Pada
dasarnya (asalnya) pada segala
sesuatu (pada persoalan
mu’amalah) itu hukumnya mubah,
kecuali jika ada dalil yang
menunjukkan atas makna
lainnya.”
Mumalalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa
mengandung unsur-unsur paksaan. “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh diri kamu sekalian, sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’:
29)
Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan
mendatangkan manfaat dan menghindari
mudharat dalam bermasyarakat “ Dari Ubadah
bin Shamit; bahwasanya Rasulullah saw
menetapkan tidak boleh berbuat kemudharatan
dan tidak boleh pula membalas kemudharatan”.
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai-nilai
keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan dalam
pengambilan kesempatan.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil
riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya
dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al-Baqarah: 279)
Prinsip-Prinsip (Fikih) Mu’amalah
10. Dasar-dasar Fikih Muamalah dalam Islam
Pertama, fikih muamalah dibangun atas dasar prinsip-prinsip (asas)
yang bersifat umum. Para ulama sepakat bahwa fikih muamalah
dibangun atas dasar prinsip-prinsip umum dan universal, dimana fikih
muamalah ini tidak terlalu masuk (mengurusi) hal-hal yang sifatnya
lebih terperinci.
Kedua, pada dasarnya segala hal yang berkaitan dengan muamalah
(transaksi) hukumnya adalah diperbolehkan. Pada dasarnya (hukum
asal) dalam hal ibadah adalah haram sampai ada dalil dari nash baik al-
Qur’an maupun as-Sunnah yang membolehkannya. Hal ini dikarenakan
supaya manusia tidak membuat-buat sesuatu yang tidak ada (baru)
dalam agama tanpa ada dalil yang mendukungnya.
11. Ketiga, fikih muamalah dibangun atas dasar memperhatikan alasan
dibuatnya hukum serta menjaga kemaslahatan bersama. Jika dalam
ibadah lebih dominan hukum yang dihasilkan adalah taabudi atau
ghairu ma’qul al-ma’na artinya tidak bisa jangkau oleh akal
(irrasional), maka dalam muamalah lebih cenderung kepada sifatnya
ghairu tabbudi atau ma’qul al-ma’na artinya bisa dijangkau oleh akal
(rasional).
Keempat, fikih muamalah menggabungkan antara sifat yang tegas
dan lentur. Tidak dipungkiri bahwa sebagian hukum-hukum
muamalah ada yang berubah disebabkan berubahnya illat (alasan)
sebuah hukum dan juga maslahat. Namun ada juga sebagian yang
hukumnya tetap tidak berubah seiring berubahnya situasi dan
kondisi. Hal ini menunjukkan bahwa fikih muamalah itu memiliki
karakteristik tegas sekaligus lembut.
12. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa sistem ekonomi
sosialis merupakan bentuk kritik terhadap adanya praktik sistem
ekonomi liberal yang menyebabkan munculnya masyarakat kapitalis.
Menurut penganut sosialis, penerapan sistem ekonomi kapitalis
dapat menyebabkan beberapa dampak buruk yang dirasakan oleh
pihak pemerintah dan masyarakat bawah.
Oleh karena itu, kaum sosialis ingin tetap merasakan memiliki peran
di dalam semua kegiatan perekonomian. Salah satunya yaitu
memiliki tugas untuk mengawasi dan ikut serta dalam memutuskan
suatu kebijakan. Dengan begitu, hasil dari semua kegiatan ekonomi
dapat dirasakan oleh semua kalangan, baik pemerintah maupun
semua lapisan masyarakat.
13. Setiap kegiatan usaha yang dilakukan manusia pada
hakekatnya adalah kumpulan transaksi-transaksi ekonomi
yang mengikuti suatu tatanan tertentu. Dalam Islam,
transaksi utama dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil
yang menyangkut suatu obyek tertentu, baik obyek berupa
barang ataupun jasa. kegiatan usaha jasa yang timbul
karena manusia menginginkan sesuatu yang tidak bisa
atau tidak mau dilakukannya sesuai dengan fitrahnya
manusia harus berusaha mengadakan kerjasama di
antara mereka
Konsep Aqad Fiqih
Muamalah
14. Bekerja sama dalam kegiatan usaha, dalam hal ini salah satu
pihak dapat menjadi pemberi pembiayaan dimana atas manfaat
yang diperoleh yang timbul dari pembiayaan tersebut dapat
dilakukan bagi hasil. Kerjasama ini dapat berupa pembiayaan
usaha 100% melalui akad mudharaba maupun pembiayaan
usaha bersama melalui akad musyaraka.
Kerjasama dalam perdagangan, di mana untuk meningkatkan
perdagangan dapat diberikan fasilitas-fasilitas tertentu dalam
pembayaran maupun penyerahan obyek. Karena pihak yang
mendapat fasilitas akan memperoleh manfaat, maka pihak
pemberi fasilitas berhak untuk mendapatjan bagi hasil
(keuntungan) yang dapat berbentuk harga yang berbeda dengan
harga tunai.
Kerja sama dalam penyewaan asset dimana obyek transaksi
adalah manfaat dari penggunaan asset.
Kerjasama dalam usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam:
15. ● Aqad mudharaba Ikatan atau aqad Mudharaba
pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan
atau pencampuran berupa hubungan
kerjasama antara Pemilik Usaha dengan
Pemilik Harta
● Aqad musyarakah Ikatan atau aqad Musyaraka
pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan
atau pencampuran antara para pihak yang
bersama-sama menjadi Pemilik Usaha,
● leasing, karena Ijara dilandasi adanya
perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi
perpindahan kepemilikan.
Secara garis besar aqad dalam
fiqih muamalah adalah sebagai
berikut :
16. Aqad perdagangan Aqad Fasilitas Perdagangan, perjanjian
pertukaran yang bersifat keuangan atas suatu transaksi jual-
beli dimana salah satu pihak memberikan fasilitas penundaan
pembayaran atau penyerahan obyek sehingga pembayaran
atau penyerahan tersebut tidak dilakukan secara tunai atau
seketika pada saat transaksi.
Aqad ijarah Aqad Ijara, adalah aqad pemberian hak untuk
memanfaatkan Obyek melalui penguasaan sementara atau
peminjaman Obyek dgn Manfaat tertentu dengan membayar
imbalan kepada pemilik Obyek. Ijara mirip dengan leasing
namun tidak sepenuhnya sama dengan
17. Kegiatan ekonomi merupakan salah satu dari aspek muamalah dari sistem
Islam, sehingga kaidah fiqih yang digunakan dalam mengidentifikasi
transaksi-transaksi ekonomi juga menggunakan kaidah fiqih muamalah.
Kaidah fiqih muamalah adalah “al ashlu fil mua’malati al ibahah hatta
yadullu ad daliilu ala tahrimiha” (hukum asal dalam urusan muamalah
adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya). Ini berarti bahwa
semua hal yang berhubungan dengan muamalah yang tidak ada ketentuan
baik larangan maupun anjuran yang ada di dalam dalil Islam (Al-Qur’an
maupun Al-Hadist), maka hal tersebut adalah diperbolehkan dalam Islam.
Kaidah fiqih dalam muamalah di atas memberikan arti bahwa dalam
kegiatan muamalah yang notabene urusan ke-dunia-an, manusia diberikan
kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakukan apa saja yang bisa
memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, sesamanya dan
lingkungannya, selama hal tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnya.
Kaidah Fiqih Dalam
Transaksi Ekonomi
(Muamalah)
18. Haram zatnya : Di dalam Fiqih Muamalah, terdapat aturan yang jelas dan
tegas mengenai obyek transaksi yang diharamkan, seperti minuman keras, daging
babi, dan sebagainya. Oleh karena itu melakukan transaksi yang berhubungan
dengan obyek yang diharamkan tersebut juga diharamkan.
Haram selain zatnya : Beberapa transaksi yang dilarang dalam Islam yang
disebabkan oleh cara bertransaksi-nya yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
muamalah, yaitu: tadlis (penipuan), ikhtikar (rekayasa pasar dalam supply), bai’
najasy (rekayasa pasar dalam demand), taghrir (ketidakpastian), dan riba
(tambahan).
Tidak sah : Segala macam transaksi yang tidak sah/lengkap akadnya, maka
transaksi itu dilarang dalam Islam. Ketidaksah/lengkapan suatu transaksi bisa
disebabkan oleh: rukun (terdiri dari pelaku, objek, dan ijab kabul) dan syaratnya tidak
terpenuhi, terjadi ta’alluq (dua akad yang saling berkaitan), atau terjadi two in one
(dua akad sekaligus). Ta’alluq terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling
dikaitkan, di mana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua. Yang
seperti ini, terjadi bila suatu transaksi diwadahi oleh dua akad sekaligus sehingga
terjadi ketidakpastian (grarar) akad mana yang harus digunakan.maka transaksi ini
dianggap tidak sah.
Sedangkan transaksi-transaksi yang dilarang
dalam Islam adalah transaksi yang disebabkan
oleh faktor:
19. Dari berbagai penjelasan di atas, maka dapat ditarik
sebuah kesimpulan dahwa Fiqih Muamalah
merupakan ilmu yang mempelajari segala perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan
kesejahteraan dunia akhirat). Perilaku manusia di sini
berkaitan dengan landasan-landasan syariah sebagai
rujukan berperilaku dan kecenderungan-
kecenderungan dari fitrah manusia. Kedua hal
tersebut berinteraksi dengan porsinya masing-
masing sehingga terbentuk sebuah mekanisme
ekonomi (muamalah) yang khas dengan dasar-dasar
nilai ilahiyah.
Kesimpulan