SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
METODA PEMBUATAN KOMPOSISI ZAT GIZI
KELOMPOK BAHAN MAKANAN UNTUK PENILAlAN KONSUMSI
HkFIL SURVAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh :Edwi Saraswati, Dian Anggari dan Sjafrudin
ABSTRAK
Rngelompokan bahan makanan dilakukan untuk memperoleh suatu daft;lr
knmposisi kelompok bahan makanan (DKKBM) yang dapat menghemat
waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan bahan makanan ke dalam
kandungan zat gizi dan membantu memperkirakan konsumsi zat gizi dari
bahan makanan yang tidak tercantum dalam DKBM. Metoda pembuatan
knmposisi kelompok bahan makanan dilakukan dengan cam mengelom-
pokan heherapa jenis bahan makanan herdasarkan sumher energi, protein,
lemak yang memiliki kandungan zat gizi tidakjauh berheda satu dengan yang
lain. Penghitungan kandungan gizi kelompok dilakukan dengan memherikan
bnbot masing-masing bahan makanan dalam kelompoknya dikalikan dengan
kandungan zat gizi bahan makanan tersebut yang terdapat dalam DKRM.
Ada dua cam pembobotan yang dilakukan yaitu: pertama, dengan hanya
memperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi (Formula 1)
kemudian cara kedua dengau memperhatikan frekuensi rumahtangga yang
mengkonsumsi dan rata-rata herat bahan makanan yang dikonsumsi (Formula
2). Kedua cara tersebut diuji ketepatannya dengan menerapkan penghitungan
konsumsi zat gizi data Susenas tahun 1987untuk Daerah Istimewa Yogyakar-
ta. Hasil perhitungan zat gizi (kalori, protein, lemak, hidratarang) dengan I
hanya memperhitungkan frekuensi rumahtangga yang mengknnsumsi
menunjukkan simpangan heda hasil hitung lebih hesar daripada jika memper-
timbangkan frekuensi rumahtangga yangmengknnsumsi dan rata-rata jumlah
konsumsi hahan makanan dalam kelompoknya dibandingkan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan DKRM.
Pendahuluan
odul konsumsi makanan Susenas meoghasilkan informasi pola konsumsi dan ragam jenis serta
M j u m l a h bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumahtangga.
Rata-rata konsumsi zat gizi rumahtangga maupun perorangan dipengaruhi oleh : frekuensi
rumahtangga yang mengkonsumsi, rata-rata berat bahan yang dikonsumsi dan kandungan zat gizi
bahan makanan.
Untuk memperoleh nilai konsumsi kalori dan protein dari hasil survai biasanya dilakukan dengan
cara menghitung satu persatu jenis bahan makanan berdasarkan beratoya dengan nilai kandungan
gizi dari baban makanan tersebut melalui Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)(I).
DaftarKomposisi Bahan Makanan (DKBM) yangdigunakan di Indonesia sekarang, disusunpada
tahun 1%7 dari data hasil analisis yang dilakukan oleh Lembaga Makanan Rakyat scjak tahun 1950,
dilengkapi data dari DKBM dari negara lain (2).
Mengingat begitu banyaknya ragam bahan makanan yang terdapat di Indonesia, maka cara
penentuan konsumsi zat gizi dengan menggunakan DKBM untuk menilai konsumsi hasil survai skala
besar, mempunyai beberapa kendala antara lain : a) memerlukan waktu yang cukup lama untuk
148 Metoda Pembuatan Komposisi Zat GiBahan Makanan
konversi zat gizi bahan makanan; dan b) ketidak tepatan konversi bahan makanan yang tidak ada
dalam DKBM dimana biasanya dikonversikan dengan bahan makanan lainyang sejenis dan memiliki
kandungan zat gizi yang mendekati.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut diatas ,maka perlu dipelajari metodapembuatart
Kornposisi Kelompok Bahan Makanarz unhrk menyusun suahr Daftar Komposisi Kelompok Bahan
Makwtan( DKKBM ) untuk menilai hasil survai konsumsi (khususnya Kalori dan Protein) secara
manual dalam skala besar di suatu daerah survai. Keuntungan DKKBM adalah menghemat waktu
untuk pengolahan data konsumsi pangan dan apabila di daerah survai terdapat bahan makanan yang
tidak tercantum dalam DKBM, maka bahan makanan tersebut dapat dimasukkan kedalam kelompok
yang terdapat dalam DKKBM.
Daftar Komposisi kelompok bahan makan disusun dengan cara mengelompokkan beberapajenis
bahan makanan yang sejenis menurut sumber energi, protein, lemak yang memiliki kandungan zat
gizi yang tidak jauh berbeda satu sama lain.
Setelah itu dilakukan perhitungan kandungan gizi kelompok dengan pembobot masing-masing
bahan makanan dalam kelompoknya diialikan dengan kandungan zat gizi bahan makanan tersebut
yang terdapat dalam DKBM.
Ada dua cara penghitungan dengan pembobotan yang dilakukan yaitu: pertama dengan hanya
meniperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi masing-masing bahan makanan yang
dinyatakan dengan Formula 1seperti tertulis dibawah ini.
Formula 1.
Kandungan Gizi Kelompok == x K
100
Masing-masing frekuensi rumahtangga tersebut pada tiap-tiap kelompok bahan makanan
dinyatakan dalam persentase terhadap frekuensi masing-masing kelompok. Persentase ini
merupakan faktor pembobot untuk penghitungan kandungan zat gizi dari masing-masing bahan
makananyang adapada kelompoknya dikalikan dengan kandungangizibahan makanandariDKBM.
Nilaigizikelompok didapatkan dengancaramenjumlahkan hasil perkalian pembobot dengannilai
zat gizi masing-masing bahan makanan (lebih jelasnya l i a t appendix)
Wdapenghitunganearnkedua :diperhatikanfaktor frekwensi rumahtangga yangmengkonsumsi
masing-masing bahan makanan dan rata-rata berat bahan makanan yang dikonsumsi penduduk
(FORMULA 2). Kedua faktor ini digunakan sebagai pembobot dalam penghitungan nilai gizi
kelompok.
Formula 2.
Kartd~rnganGizi Kelompok =
% F x % X2
100
x K
F =Proponi frekuensi konsumen rumahtangga masing-masing bahan makanan
Xr =Rata-ratakonsumen bahan makanan penduduk
K =Kandungan zat gizi masing-masing bahan makanan.
Edwi Saraswati: dkk. 149
Masing-masing frekuensi konsumen rumahtangga untuk setiap bahan makanan dan rata-rata
besar konsumsi bahan makanan pada kelompok dinyatakan dalam persentase untuk masing-masing
bahan makanan pada kelompoknya. Masing-masing angka persentase tersebut dikalikan satu sama
lain dan kemudian digunakan sebagaipembobot untukmenghitungzat gizi kelompok (energi, protcin,
lemak dan hidrat arang).
Nilai zat gizi kelompok ialah jumlah hasil perkalian faktor pembobot dengan nilai 7at gizi
masing-masing bahan makananpada tiap-tiap kelompok. Untuk lebihjelas dapat lihat pada appendix.
Kedua cara pembobotan tersebut diuji ketepatannya dengan membandingkan terhadap penghitung-
an langsung untuk masing-masing bahan makanan dengan menggunakan data Susenas tahun 1987
untuk Daerah lstimewa Yogyakarta dengan besar sampel1582 Rumahtangga.
Dari proses tersebut didapatkan dua set hasil penghitungan kandungan zat gizi konsumsi bahan
makanan yaitu kandungan zat gizi yang dikonsumsi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) yang sudah ada, dan dengan DKBM hasil pengelompokan (DKKBM).
Hasil kedua penghitungan tersebut dibandingkan satu sama lain. Beda hasil hitungmasing-masing
zat gizi (energi, protein, lcmak dan hidrat arang) setiap rumah tangga dianalisa lebih lanjut dengan
menggunakan uji beda T-test.
Hasil dan Bahasan.
Pada proses pengelompokan bahan makanan data konsumsi dari sampel1582 rumahtanma, 178
jenis bahan makanan yangtcrekam dari dalam daftar pertanyaan Susenas 1987dapat dikelompokkan
menjadi 56 kelompok bahan makanan. Hasil penghitungan zat gizi masing-masing bahan makanan
dengan kedua cara pembobotan dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan
DKBM yang dinyatakan dalam persen.
a. Beda Hasil Hitung Kandungan Zat Gizilingkat Rumahtangga
Pada tabel 1.menunjukkan rentang nilai persentase batas atas dan batas bawah beda hasil hitung
kandungan zat gizi (energi,protein, lemakdan hidrat arang).Dengan hanyamemperhatikan frekuensi
rumahtangga yang mengkonsumsi (formula kesatu) terlihat simpangan perbedaan hasil hitung lebih
besar dari pada jika memperhatikan frekuensi konsumen rumahtangga dan berat rata-rata bnhan
makanan yang dikonsumsi.
Tabell. Batas atas dan batas bawah persentase beda hasil hitung energi, protein, lemak dan
hidrat arang (formula 1dan 2 )
150 Metoda Pembuatan KomposisiZat Gizi Bahan Makanan
Dengan formula kedua, beda hasil hitung maksimum untuk kalori (7,64 persen), memiliki nilai
mutlak sebesar +7% kalori pemmah tangga perminggu. Akan tetapi apabiia diliat lebih lanjut
perbedaan tersebut hanyalah sebesar 108kaloriperorang perhari.
Perbedaantersebutdiakibatkanolehbeberapajenisbahan makanan,terutamakentang. Kandung-
an kalori kentang pada DKBM sebesar 83kalori, sedangkan setelahdikelompokkanbersama-sama
denganbahanmakanansumberkalori lainnyayaitu ketelapohon,ketelarambat dantalas, kandungan
kalori kelompok umbi-umbian ini menjadi 136 kalori. Meningkatnya kalori kentang tersebut
diakibatkanoleh kandungan kaloriketela pohon dan ketela rambat.
Pada penghitungan protein, beda hasil hitung maksimum (21.84 persen) memiliki beda mutlak
sebesar +1Q20 gr perumahtanggaperminggu, dan apabiia dilihat lebih lanjut perbedaan tersebut
hanyalah sebesar 3,65 gr perorang perhari. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh bahan makanan
seperti tahu, tempe dan tepung gaplek. Kandungan protein tahu didalam DKBM sebesar 7,8 gr,
sedangkansetelah dikelompokkan bersama bahan makanan sumber protein lainnya seperti tempe,
tauu, dan oncom, memilii kandungan protein sebesar 13,4 gr per 100 gr bahan. Karena tempe
memilikisumbanganterbesar pada kandungangizikelompokini, maka kandungangizikelompok ini
lebii banyak ditentukan oleh tempe sehingga meningkatkan kandungan protein bahan makanan
lainnya didalam kelompok ini. Sebaliknya pada tempe, dimana kandungan proteinnya di dalam
DKBM sebesar 18.3gr, akibat proses pengelompokkan memilikikandunganprotein sebesar 13,4gr.
Beragamnyajenis t e m p yang terdapat didaerah Yogyakarta seperti tempe gembus, tempe benguk
dan lain-lainjuga perlu dipertimbangkan,dimana kandungan protein tempe-tempe tersebut tidak
akan sebesar kandunganprotein tempe kedele murni (18,3gr). Penyebabperbedaan protein lainnya
adalah tepung gaplek, d i a n a kandungan protein tepung gaplek didalam DKBM adalah 1.1 gr,
sedangkansetelahdikelompokkandengantepung-tepunglainnyasepertitepungberas, tepung terigu,
tepungjagung dan tepung tapioka memiliki nilai protein sebesar 2,3gr. Walaupun perbedaan nilai
protein sebelumdansesudahdikelompokkantidakbesar, akantetapikarena konsumsitepunggaplek. - - .
didaerah ini cukupbesar (rata-rata 438,75gr) maka perbedaan tersebut akan menjadi besar.
Pada penghitungan lemak, beda hitung maksimum (29.49 persen) memiliki perbedaan mutlak
sebesar +316,9gr perumahtangga permingguatau sebesar 9,l gr perorang perhari. Bahan makanan
yangmenyebabkan perbedaan tersebutadalahkacangkedele. Kandunganlemak kacang kedeleyang
tertera didalam DKBM adalah 18,l gr per 100gr bahan, sedangkan kandungan lemak kelompok
kacangkacangan adalah 36.7 gr. Meningkatnya kandungan lemak kacang kedele setelah dikelom-
pokkan disebabkan oleh kandungan lemak kacang lainnya didalam kelompok tersebut yaitu kacang
tanah dan kacang mete. Diantara ketigajenis kacang tersebut, kacang tanahlah yang paling banyak
menyumbangkankandungan giziterhadapkandungangizikelompok (74,4persen).Walaupun kacang
mete memiliki kandungan lemak yang tertinggi (49,6 gr), tetapi kacang mete tidak banyak memberi
pengaruh terhadap kandungan gizi kelompok karena hanya 1rumahtangga yang mengkonsumsi
kacang mete.
Pada penghitungan hidrat arang, beda hitung maksimum (10,82 persen) memiliki nilai per-
bedaan mutlak sebesar +212 gr perumahtangga perminggu atau sebesar 30,3 gr perorang perhari.
PcrbedaanLersebutterutamadisebabkanolehbahan makanantomat.Tomat dikelompokkanbersama
Edwi Saraswati: dkk. 151
dengan buah-buahan berwarna merah dan kuning seperti jeruk, nenas, b e l i b i mangga, pepaya
dan nangka. Kandungan hidrat arangtomat sebelum dikelompokkan adalah4,2gr, sedangkan setelah
dielompokkan memiliki kandungan 10gr. Selain tomat, kentangjuga mempunyai andil juga dalam
perbedaan tersebut. Kandungan hidrat arang kentang sebelum dikelompokkan adalah 19,l gr,
sedangkan setelah dikelompokkan menjadi 32gr.
Rrlihat di sini bahwa beda hasil hitung untuk protein dan lemak cukup besar. Dalam pengelom-
pokan bahan makananjika didasarkan pada kandungan kalori kemungkinan kandungan protein dan
lemaknya agak berbeda antara bahan-bahan tersebut &lam kelompoknya.
Dengan melihat keadaan simpangan beda hasil hitung dengan dua formula tersebut, maka dapat
dikatakanbahwa jumlah bahan makanan yangdiionsumsitidak &pat diabaikan dalam penghitungan
kandungan gizikelompok. Apabila satu bahan makanan yangwalaupunjumlah konsumen kecil tetapi
diionsumsi dalam jumlah besar, maka akan mempengaruhi faktor pembobot, sehingga tingkat
kesalahan perhitungan kandungan zat gizi akanlebii kecil.
Dengan kisaran batas atas dan batas bawah persentase beda hail hitung kalori, protein, lemak
danhidrat arangsepertitertera padaTabel1, maka perbedaan hasilhitungdibagi menjadi5kelompok
dengan interval sebesar 5 persen.
Dengan menggunakan formula kesatu, sebagian besar beda hitung tersebut baik kalori, protein,
lemak dan hidrat arang berada di bawah 5 % (kelompok 0 -5 persen), yaitu 1555rumah tangga (98.3
persen) untuk kalori, 1017rumahtangga (64,3persen) untuk protein, 1161rumah tangga (73.4 persen)
untuk lemak dan 1517rumah tangga (95,9 persen) untuk hidrat arang (Tabel 3). Demikian juga jika
menggunakan formula kedua (Tabel 4). sebagian besar beda hitung tersebut baik kalori, protein,
lemak dan hidrat arang terletak pada kelompok pertama (kelompok 0 -5 persen), yaitu 1577rumah
tangga dari 1582rumah tangga (99.7 persen) untuk kalori, 1308rumah tangga (82.7 persen) untuk
protein, 1429rumah tangga (90,3persen) untuk lemak dan 1568mmah tangga (99.1 persen) untuk
hidrat arang .
'hbe13. Beda hasil hitung kandungan zat gizi dengan menggunakan DKBM dan DKBM
Kelompok (DKKBM) (formula 1)
152 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan
Tabel 1. Beda hasil hitung kandungan zat gizi dengan menggunakan DKBM dan DKBM
Kelompok (DKKRM) (formula 2)
Dengan melihat kedua set data pada 2 tabel diatas, ternyata penghitungan dengan menggunakan
DKBM kelompok memiliki perbedaan hasil hitung tidak lebih dari 5 persen dibandingkan dengan
menggunakan DKBM untuk masing-masingbahan makanan seperti yang selama ini digunakan
Namun dengan memperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi bahan makanan dan
berat rata-rata bahan makanan yang dikonsumsi, ternyata beda hasil hitung lebih kecil. Karena
kesalahan atau beda hasil hitung yang lebih besar dari 5 %antara formula 1dan 2 :yaitu untuk energi
1,7 % dan 0,3 %, protein 35,7 % dan 17.3 %, lemak 26,5 % dan 9,7% serta hidrat arang 4,1 % dan
0,9 %.
Hal ini disebabkan masih terdapat bahan makanan yang kandungan protein dan atau lemaknya
jauh berbeda dengan bahan makanan lain yang terdapat dalam kelompoknya, terutama pada kelom-
pok kacang-kacangan. Dengan demikian formula 2 disepakati digunakan sebagai pembobot dalam
penghitungan kandungan gizi kelompok (Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan) untuk
Daerah Yogyakarta (%be1 5).
%be1 5 Daftar komposisi kelompok hahan makanan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Edwi Saraswati;dkk. 153
154 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan
Edwi Saraswati:dkk. 155
156 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gii Bahan Makanan
Edwi Saraswati: dkk. 157
Jika diolah lebih lanjut dengan menggunakan Daftar Komposisi kelompok formula dua ternyata
hasil penghitungan kandungan gizi masih menunjukkan nilai yang mendekati nilai gizi bahan
makanan pada DKBM. Dengan meliat beda hail hitung kandungan gizi setelah dikelompokkan,
uji t diuasa tidak diperlukan lagi, karena tanpa diujipun sudah terlihat bahwa beda hasil hitung
tersebut tidak memiliki perbedaan yang nyata
Dalam penghitungan konsumsi zat gizi ditingkat rumahtangga dengan menggunakan kedua set
data tersebut (dengan menggunakan DKBM dan DKBM Kelompok, masih terdapat perbedaan hasil
hitung untuk protein dan lemak.
Oleh karena itu dicoba dihitung rata-rata konsumsi zat gizi perorang perhari.(Tabel6)
'Igbel7. Rata-rata konsumsi zat gizi perorang perbari menurut perbitungan DKBM dan
DKBM Kelompok pada data Susenas 1987di provinsi D.I. Yogyakarta
Pada Tabei 6 diatas terlihat bahwa hasil perhitungan menurut DKBM dan DKBM Kelompok
rata-rata konsumsi perorang perhari relatif tidak ada perbedaan atau tingkat kesalahannya relatif
dapat diabaikan.
Simpulan
Daiam metoda pembuatan Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan, faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi serta berat rata-rata
bahan makanan tersebut.
Dari hasil penghitungan 7at gizi kelompok dengan Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan
FORMULA 2 ini memiliki perbedaan yang tidak nyata dengan DKBM yang selama ini digunakan,
terutama untuk kalori dan hidrat arang. Penghitungan kandungan zat gizi dengan menggunakan
Komposisi kelompok memiliki perbedaan hasil hitung tidak lebih dari 5 pcrsen dibandingkan dengan
158 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan
mcngunakdn DKBM. Rata-rata konsumsi zat gizi perorang perhari dengan DKBM dan DKBM
Kclompok (DKKBM) Tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti (relatifsama).
Daftar komposisi yang disusun ini memiliki beberapa kelebihan-kelebihan dan kelemahan-
kelemaban. Adapun kelebihannya adalah :(a). lebih sedikitnya kelompok bahan makanan yang ada
yang dapat lebii menghemat waktu yang diperlukan untuk mengkonversi bahan makanan kedalam
kandungan zat gizi;(b) apabila terdapat bahan makanan yang tidak tercakup didalam DKBM, bahan
makanan tersebut tetap dapat dihitung kandungan gizinya dengan memasukkannyakedalam kelom-
poknya. Sedangkan kelemahannya adalah metoda ini baru dapat digunakan untuk penghitungan
kalori dan hidrat arang, sedangkan untuk protein dan lemak masih perlu disempurnakan di dalam
pengelompokan bahan makanan. Hal ini disebabkan data yang digunakan untuk pengujian metoda
tersebut berasal dari satu daerah sumai konsumsi saja sehingga belum dapat diaplikasikan untuk
daerah lain. Untuk itu metoda tersebut masih perin diuji dengan menggunakan data konsumsi dari
daerah lain, sehingga dapat disusun SUATU DAFTAR KOMPOSlSl KELOMPOK RAHAN
MAKANAN yang berlaku seeam nasional.
1. Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Gizi .Daftarkomposisi bahan makanan. Jakarta:
Bhratara, 1989.
2. Mahmud, Mien K dkk. Komposisi zat gizi pangan Indonesia. Jakarta: Direktoral Bina Gizi
Masyarakat dan Pusat Penelitian dan PengembanganGizi Dep.Kes R.I,1990.
3. Nio, O.K. Daftar analisis bahan makanan. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1992.
4. Slamet DS ;dan Tanvotjo, Ig. Komposisi zat gizi makanan Indonesia. Penel Gizi Makan 1980,
451-36.
5. Anggari, Dian dkk. Laporan Penelitian. Studi penyusunan daftar komposisi kelompok bahan
makanan untuk menilai hasil survai. Bogor :Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1993.
Edwi Saraswati; dkk.
Appendix
Contoh Pengelompokan Bahan Makanan
Misalnya :
Kelompok daging ternak berkaki empat terdiri dari:
Kalori Protein Lemak Hidrat arang
Daging Sapi 207 18.8 14.0 0
Daging kerbau 84 18.7 0.5 0
Daging kambing 154 16.6 9.2 0
Daging dornba 206 17.1 14.8 0
Adapun contoh penghitungan kandungan gizi kelompok dengan formula 1sebagai berikut:
Kel.Daging ternak kaki empat:
Frek 70frek Nilai Protein Nilai Protein
RMT dlm DKBM penghitungan
nilai protein ~ l a iprotein
dalam DKBM dalam kelompok
Contoh penghitungan kandungan gizi kelompok dengan formula 2 adalah sebagai berikut :
Kel.Daging ternak kaki:
F k k 90F Xberat %X %Fx%X %FX Nilai
RMT Prot
DKBM
-Dg.Sapi 154 77 43.25 29.4 223.8 773 18.8
-Dg.Kerbau 6 3 29.67 20.2 60.6 2.1 18.7
-Dg.Kambing 34 17 47.79 32.5 552.5 18.8 16.6
-Dg.Domba 6 3 26.33 17.9 53.7 1.8 17.1
200 146.94 2930.6
Nilai
Prot
hitung
14.53
0.39
3.12
0.31
183
Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan
Misal :
77 3
Daging Sapi -x 18.8 = 14.48
100
nilai protein nilai protein
dalam DKBM dlm kelompoknya

More Related Content

What's hot

Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananDestina Destina
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisihylmihalim
 
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis panganPertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis panganSutyawan
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Sutyawan
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik
Kebutuhan Nutrisi Ternak ItikKebutuhan Nutrisi Ternak Itik
Kebutuhan Nutrisi Ternak ItikRoni Kedua
 
Sistem ilmu gizi
Sistem ilmu giziSistem ilmu gizi
Sistem ilmu giziningsidendo
 
AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4PPGhybrid3
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Sutyawan
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaWidyalestarinurpratama
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakRiswansyah Yusup
 
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan luka
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan lukaNutrisi tepat untuk proses penyembuhan luka
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan lukajenal sobari
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziToserba Ku
 
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYA
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYAJENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYA
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYAMAFIA '11
 

What's hot (19)

Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisi
 
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis panganPertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik
Kebutuhan Nutrisi Ternak ItikKebutuhan Nutrisi Ternak Itik
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik
 
Sistem ilmu gizi
Sistem ilmu giziSistem ilmu gizi
Sistem ilmu gizi
 
Kandungan Karbohidrat Dalam Wortel
Kandungan Karbohidrat Dalam WortelKandungan Karbohidrat Dalam Wortel
Kandungan Karbohidrat Dalam Wortel
 
AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4
 
04. bab i
04. bab i04. bab i
04. bab i
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
Makanan rda
Makanan rdaMakanan rda
Makanan rda
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan luka
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan lukaNutrisi tepat untuk proses penyembuhan luka
Nutrisi tepat untuk proses penyembuhan luka
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan gizi
 
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYA
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYAJENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYA
JENIS-JENIS NUTRISI DAN SUMBERNYA
 

Similar to Kelompok Bahan Makanan

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU GIZI DASAR.pptx
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU  GIZI DASAR.pptxDAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU  GIZI DASAR.pptx
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU GIZI DASAR.pptxkmlhcahaya
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Firda Amalia
 
psg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptpsg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptAnovaFatimah
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxAnalisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxKonsumsiPangan
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxAlyLiah
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifHadik27
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanShelfi Steiv
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recallYuniar_
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
3 SURVEY KONSUMSI.pptx
3 SURVEY KONSUMSI.pptx3 SURVEY KONSUMSI.pptx
3 SURVEY KONSUMSI.pptxvaniaannesya
 
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Sherly Aulia
 
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaLAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaIlmianisa Azizah
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxAlFatih91
 
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup Bulan
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup BulanPerbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup Bulan
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup BulanDita Mayangsari
 

Similar to Kelompok Bahan Makanan (20)

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU GIZI DASAR.pptx
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU  GIZI DASAR.pptxDAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU  GIZI DASAR.pptx
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN DAN PENUKAR KELOMPOK 11 ILMU GIZI DASAR.pptx
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
psg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptpsg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.ppt
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxAnalisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
Cinta Pangan Lokal
Cinta Pangan LokalCinta Pangan Lokal
Cinta Pangan Lokal
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Metode sugeno
Metode sugenoMetode sugeno
Metode sugeno
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
3 SURVEY KONSUMSI.pptx
3 SURVEY KONSUMSI.pptx3 SURVEY KONSUMSI.pptx
3 SURVEY KONSUMSI.pptx
 
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014
 
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaLAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
 
Klp 3
Klp 3Klp 3
Klp 3
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
 
MATERI JUKNIS PMT.pdf
MATERI JUKNIS PMT.pdfMATERI JUKNIS PMT.pdf
MATERI JUKNIS PMT.pdf
 
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup Bulan
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup BulanPerbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup Bulan
Perbedaan Metabolisme Antara Bayi Prematur dan Cukup Bulan
 

More from Sii AQyuu

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSii AQyuu
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/ISii AQyuu
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarSii AQyuu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...Sii AQyuu
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANISii AQyuu
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...Sii AQyuu
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPSii AQyuu
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Sii AQyuu
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...Sii AQyuu
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasSii AQyuu
 

More from Sii AQyuu (20)

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Kelompok Bahan Makanan

  • 1. METODA PEMBUATAN KOMPOSISI ZAT GIZI KELOMPOK BAHAN MAKANAN UNTUK PENILAlAN KONSUMSI HkFIL SURVAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh :Edwi Saraswati, Dian Anggari dan Sjafrudin ABSTRAK Rngelompokan bahan makanan dilakukan untuk memperoleh suatu daft;lr knmposisi kelompok bahan makanan (DKKBM) yang dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan bahan makanan ke dalam kandungan zat gizi dan membantu memperkirakan konsumsi zat gizi dari bahan makanan yang tidak tercantum dalam DKBM. Metoda pembuatan knmposisi kelompok bahan makanan dilakukan dengan cam mengelom- pokan heherapa jenis bahan makanan herdasarkan sumher energi, protein, lemak yang memiliki kandungan zat gizi tidakjauh berheda satu dengan yang lain. Penghitungan kandungan gizi kelompok dilakukan dengan memherikan bnbot masing-masing bahan makanan dalam kelompoknya dikalikan dengan kandungan zat gizi bahan makanan tersebut yang terdapat dalam DKRM. Ada dua cam pembobotan yang dilakukan yaitu: pertama, dengan hanya memperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi (Formula 1) kemudian cara kedua dengau memperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi dan rata-rata herat bahan makanan yang dikonsumsi (Formula 2). Kedua cara tersebut diuji ketepatannya dengan menerapkan penghitungan konsumsi zat gizi data Susenas tahun 1987untuk Daerah Istimewa Yogyakar- ta. Hasil perhitungan zat gizi (kalori, protein, lemak, hidratarang) dengan I hanya memperhitungkan frekuensi rumahtangga yang mengknnsumsi menunjukkan simpangan heda hasil hitung lebih hesar daripada jika memper- timbangkan frekuensi rumahtangga yangmengknnsumsi dan rata-rata jumlah konsumsi hahan makanan dalam kelompoknya dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan DKRM. Pendahuluan odul konsumsi makanan Susenas meoghasilkan informasi pola konsumsi dan ragam jenis serta M j u m l a h bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumahtangga. Rata-rata konsumsi zat gizi rumahtangga maupun perorangan dipengaruhi oleh : frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi, rata-rata berat bahan yang dikonsumsi dan kandungan zat gizi bahan makanan. Untuk memperoleh nilai konsumsi kalori dan protein dari hasil survai biasanya dilakukan dengan cara menghitung satu persatu jenis bahan makanan berdasarkan beratoya dengan nilai kandungan gizi dari baban makanan tersebut melalui Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)(I). DaftarKomposisi Bahan Makanan (DKBM) yangdigunakan di Indonesia sekarang, disusunpada tahun 1%7 dari data hasil analisis yang dilakukan oleh Lembaga Makanan Rakyat scjak tahun 1950, dilengkapi data dari DKBM dari negara lain (2). Mengingat begitu banyaknya ragam bahan makanan yang terdapat di Indonesia, maka cara penentuan konsumsi zat gizi dengan menggunakan DKBM untuk menilai konsumsi hasil survai skala besar, mempunyai beberapa kendala antara lain : a) memerlukan waktu yang cukup lama untuk
  • 2. 148 Metoda Pembuatan Komposisi Zat GiBahan Makanan konversi zat gizi bahan makanan; dan b) ketidak tepatan konversi bahan makanan yang tidak ada dalam DKBM dimana biasanya dikonversikan dengan bahan makanan lainyang sejenis dan memiliki kandungan zat gizi yang mendekati. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut diatas ,maka perlu dipelajari metodapembuatart Kornposisi Kelompok Bahan Makanarz unhrk menyusun suahr Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makwtan( DKKBM ) untuk menilai hasil survai konsumsi (khususnya Kalori dan Protein) secara manual dalam skala besar di suatu daerah survai. Keuntungan DKKBM adalah menghemat waktu untuk pengolahan data konsumsi pangan dan apabila di daerah survai terdapat bahan makanan yang tidak tercantum dalam DKBM, maka bahan makanan tersebut dapat dimasukkan kedalam kelompok yang terdapat dalam DKKBM. Daftar Komposisi kelompok bahan makan disusun dengan cara mengelompokkan beberapajenis bahan makanan yang sejenis menurut sumber energi, protein, lemak yang memiliki kandungan zat gizi yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Setelah itu dilakukan perhitungan kandungan gizi kelompok dengan pembobot masing-masing bahan makanan dalam kelompoknya diialikan dengan kandungan zat gizi bahan makanan tersebut yang terdapat dalam DKBM. Ada dua cara penghitungan dengan pembobotan yang dilakukan yaitu: pertama dengan hanya meniperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi masing-masing bahan makanan yang dinyatakan dengan Formula 1seperti tertulis dibawah ini. Formula 1. Kandungan Gizi Kelompok == x K 100 Masing-masing frekuensi rumahtangga tersebut pada tiap-tiap kelompok bahan makanan dinyatakan dalam persentase terhadap frekuensi masing-masing kelompok. Persentase ini merupakan faktor pembobot untuk penghitungan kandungan zat gizi dari masing-masing bahan makananyang adapada kelompoknya dikalikan dengan kandungangizibahan makanandariDKBM. Nilaigizikelompok didapatkan dengancaramenjumlahkan hasil perkalian pembobot dengannilai zat gizi masing-masing bahan makanan (lebih jelasnya l i a t appendix) Wdapenghitunganearnkedua :diperhatikanfaktor frekwensi rumahtangga yangmengkonsumsi masing-masing bahan makanan dan rata-rata berat bahan makanan yang dikonsumsi penduduk (FORMULA 2). Kedua faktor ini digunakan sebagai pembobot dalam penghitungan nilai gizi kelompok. Formula 2. Kartd~rnganGizi Kelompok = % F x % X2 100 x K F =Proponi frekuensi konsumen rumahtangga masing-masing bahan makanan Xr =Rata-ratakonsumen bahan makanan penduduk K =Kandungan zat gizi masing-masing bahan makanan.
  • 3. Edwi Saraswati: dkk. 149 Masing-masing frekuensi konsumen rumahtangga untuk setiap bahan makanan dan rata-rata besar konsumsi bahan makanan pada kelompok dinyatakan dalam persentase untuk masing-masing bahan makanan pada kelompoknya. Masing-masing angka persentase tersebut dikalikan satu sama lain dan kemudian digunakan sebagaipembobot untukmenghitungzat gizi kelompok (energi, protcin, lemak dan hidrat arang). Nilai zat gizi kelompok ialah jumlah hasil perkalian faktor pembobot dengan nilai 7at gizi masing-masing bahan makananpada tiap-tiap kelompok. Untuk lebihjelas dapat lihat pada appendix. Kedua cara pembobotan tersebut diuji ketepatannya dengan membandingkan terhadap penghitung- an langsung untuk masing-masing bahan makanan dengan menggunakan data Susenas tahun 1987 untuk Daerah lstimewa Yogyakarta dengan besar sampel1582 Rumahtangga. Dari proses tersebut didapatkan dua set hasil penghitungan kandungan zat gizi konsumsi bahan makanan yaitu kandungan zat gizi yang dikonsumsi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang sudah ada, dan dengan DKBM hasil pengelompokan (DKKBM). Hasil kedua penghitungan tersebut dibandingkan satu sama lain. Beda hasil hitungmasing-masing zat gizi (energi, protein, lcmak dan hidrat arang) setiap rumah tangga dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan uji beda T-test. Hasil dan Bahasan. Pada proses pengelompokan bahan makanan data konsumsi dari sampel1582 rumahtanma, 178 jenis bahan makanan yangtcrekam dari dalam daftar pertanyaan Susenas 1987dapat dikelompokkan menjadi 56 kelompok bahan makanan. Hasil penghitungan zat gizi masing-masing bahan makanan dengan kedua cara pembobotan dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan DKBM yang dinyatakan dalam persen. a. Beda Hasil Hitung Kandungan Zat Gizilingkat Rumahtangga Pada tabel 1.menunjukkan rentang nilai persentase batas atas dan batas bawah beda hasil hitung kandungan zat gizi (energi,protein, lemakdan hidrat arang).Dengan hanyamemperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi (formula kesatu) terlihat simpangan perbedaan hasil hitung lebih besar dari pada jika memperhatikan frekuensi konsumen rumahtangga dan berat rata-rata bnhan makanan yang dikonsumsi. Tabell. Batas atas dan batas bawah persentase beda hasil hitung energi, protein, lemak dan hidrat arang (formula 1dan 2 )
  • 4. 150 Metoda Pembuatan KomposisiZat Gizi Bahan Makanan Dengan formula kedua, beda hasil hitung maksimum untuk kalori (7,64 persen), memiliki nilai mutlak sebesar +7% kalori pemmah tangga perminggu. Akan tetapi apabiia diliat lebih lanjut perbedaan tersebut hanyalah sebesar 108kaloriperorang perhari. Perbedaantersebutdiakibatkanolehbeberapajenisbahan makanan,terutamakentang. Kandung- an kalori kentang pada DKBM sebesar 83kalori, sedangkan setelahdikelompokkanbersama-sama denganbahanmakanansumberkalori lainnyayaitu ketelapohon,ketelarambat dantalas, kandungan kalori kelompok umbi-umbian ini menjadi 136 kalori. Meningkatnya kalori kentang tersebut diakibatkanoleh kandungan kaloriketela pohon dan ketela rambat. Pada penghitungan protein, beda hasil hitung maksimum (21.84 persen) memiliki beda mutlak sebesar +1Q20 gr perumahtanggaperminggu, dan apabiia dilihat lebih lanjut perbedaan tersebut hanyalah sebesar 3,65 gr perorang perhari. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh bahan makanan seperti tahu, tempe dan tepung gaplek. Kandungan protein tahu didalam DKBM sebesar 7,8 gr, sedangkansetelah dikelompokkan bersama bahan makanan sumber protein lainnya seperti tempe, tauu, dan oncom, memilii kandungan protein sebesar 13,4 gr per 100 gr bahan. Karena tempe memilikisumbanganterbesar pada kandungangizikelompokini, maka kandungangizikelompok ini lebii banyak ditentukan oleh tempe sehingga meningkatkan kandungan protein bahan makanan lainnya didalam kelompok ini. Sebaliknya pada tempe, dimana kandungan proteinnya di dalam DKBM sebesar 18.3gr, akibat proses pengelompokkan memilikikandunganprotein sebesar 13,4gr. Beragamnyajenis t e m p yang terdapat didaerah Yogyakarta seperti tempe gembus, tempe benguk dan lain-lainjuga perlu dipertimbangkan,dimana kandungan protein tempe-tempe tersebut tidak akan sebesar kandunganprotein tempe kedele murni (18,3gr). Penyebabperbedaan protein lainnya adalah tepung gaplek, d i a n a kandungan protein tepung gaplek didalam DKBM adalah 1.1 gr, sedangkansetelahdikelompokkandengantepung-tepunglainnyasepertitepungberas, tepung terigu, tepungjagung dan tepung tapioka memiliki nilai protein sebesar 2,3gr. Walaupun perbedaan nilai protein sebelumdansesudahdikelompokkantidakbesar, akantetapikarena konsumsitepunggaplek. - - . didaerah ini cukupbesar (rata-rata 438,75gr) maka perbedaan tersebut akan menjadi besar. Pada penghitungan lemak, beda hitung maksimum (29.49 persen) memiliki perbedaan mutlak sebesar +316,9gr perumahtangga permingguatau sebesar 9,l gr perorang perhari. Bahan makanan yangmenyebabkan perbedaan tersebutadalahkacangkedele. Kandunganlemak kacang kedeleyang tertera didalam DKBM adalah 18,l gr per 100gr bahan, sedangkan kandungan lemak kelompok kacangkacangan adalah 36.7 gr. Meningkatnya kandungan lemak kacang kedele setelah dikelom- pokkan disebabkan oleh kandungan lemak kacang lainnya didalam kelompok tersebut yaitu kacang tanah dan kacang mete. Diantara ketigajenis kacang tersebut, kacang tanahlah yang paling banyak menyumbangkankandungan giziterhadapkandungangizikelompok (74,4persen).Walaupun kacang mete memiliki kandungan lemak yang tertinggi (49,6 gr), tetapi kacang mete tidak banyak memberi pengaruh terhadap kandungan gizi kelompok karena hanya 1rumahtangga yang mengkonsumsi kacang mete. Pada penghitungan hidrat arang, beda hitung maksimum (10,82 persen) memiliki nilai per- bedaan mutlak sebesar +212 gr perumahtangga perminggu atau sebesar 30,3 gr perorang perhari. PcrbedaanLersebutterutamadisebabkanolehbahan makanantomat.Tomat dikelompokkanbersama
  • 5. Edwi Saraswati: dkk. 151 dengan buah-buahan berwarna merah dan kuning seperti jeruk, nenas, b e l i b i mangga, pepaya dan nangka. Kandungan hidrat arangtomat sebelum dikelompokkan adalah4,2gr, sedangkan setelah dielompokkan memiliki kandungan 10gr. Selain tomat, kentangjuga mempunyai andil juga dalam perbedaan tersebut. Kandungan hidrat arang kentang sebelum dikelompokkan adalah 19,l gr, sedangkan setelah dikelompokkan menjadi 32gr. Rrlihat di sini bahwa beda hasil hitung untuk protein dan lemak cukup besar. Dalam pengelom- pokan bahan makananjika didasarkan pada kandungan kalori kemungkinan kandungan protein dan lemaknya agak berbeda antara bahan-bahan tersebut &lam kelompoknya. Dengan melihat keadaan simpangan beda hasil hitung dengan dua formula tersebut, maka dapat dikatakanbahwa jumlah bahan makanan yangdiionsumsitidak &pat diabaikan dalam penghitungan kandungan gizikelompok. Apabila satu bahan makanan yangwalaupunjumlah konsumen kecil tetapi diionsumsi dalam jumlah besar, maka akan mempengaruhi faktor pembobot, sehingga tingkat kesalahan perhitungan kandungan zat gizi akanlebii kecil. Dengan kisaran batas atas dan batas bawah persentase beda hail hitung kalori, protein, lemak danhidrat arangsepertitertera padaTabel1, maka perbedaan hasilhitungdibagi menjadi5kelompok dengan interval sebesar 5 persen. Dengan menggunakan formula kesatu, sebagian besar beda hitung tersebut baik kalori, protein, lemak dan hidrat arang berada di bawah 5 % (kelompok 0 -5 persen), yaitu 1555rumah tangga (98.3 persen) untuk kalori, 1017rumahtangga (64,3persen) untuk protein, 1161rumah tangga (73.4 persen) untuk lemak dan 1517rumah tangga (95,9 persen) untuk hidrat arang (Tabel 3). Demikian juga jika menggunakan formula kedua (Tabel 4). sebagian besar beda hitung tersebut baik kalori, protein, lemak dan hidrat arang terletak pada kelompok pertama (kelompok 0 -5 persen), yaitu 1577rumah tangga dari 1582rumah tangga (99.7 persen) untuk kalori, 1308rumah tangga (82.7 persen) untuk protein, 1429rumah tangga (90,3persen) untuk lemak dan 1568mmah tangga (99.1 persen) untuk hidrat arang . 'hbe13. Beda hasil hitung kandungan zat gizi dengan menggunakan DKBM dan DKBM Kelompok (DKKBM) (formula 1)
  • 6. 152 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan Tabel 1. Beda hasil hitung kandungan zat gizi dengan menggunakan DKBM dan DKBM Kelompok (DKKRM) (formula 2) Dengan melihat kedua set data pada 2 tabel diatas, ternyata penghitungan dengan menggunakan DKBM kelompok memiliki perbedaan hasil hitung tidak lebih dari 5 persen dibandingkan dengan menggunakan DKBM untuk masing-masingbahan makanan seperti yang selama ini digunakan Namun dengan memperhatikan frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi bahan makanan dan berat rata-rata bahan makanan yang dikonsumsi, ternyata beda hasil hitung lebih kecil. Karena kesalahan atau beda hasil hitung yang lebih besar dari 5 %antara formula 1dan 2 :yaitu untuk energi 1,7 % dan 0,3 %, protein 35,7 % dan 17.3 %, lemak 26,5 % dan 9,7% serta hidrat arang 4,1 % dan 0,9 %. Hal ini disebabkan masih terdapat bahan makanan yang kandungan protein dan atau lemaknya jauh berbeda dengan bahan makanan lain yang terdapat dalam kelompoknya, terutama pada kelom- pok kacang-kacangan. Dengan demikian formula 2 disepakati digunakan sebagai pembobot dalam penghitungan kandungan gizi kelompok (Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan) untuk Daerah Yogyakarta (%be1 5). %be1 5 Daftar komposisi kelompok hahan makanan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • 8. 154 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan
  • 10. 156 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gii Bahan Makanan
  • 11. Edwi Saraswati: dkk. 157 Jika diolah lebih lanjut dengan menggunakan Daftar Komposisi kelompok formula dua ternyata hasil penghitungan kandungan gizi masih menunjukkan nilai yang mendekati nilai gizi bahan makanan pada DKBM. Dengan meliat beda hail hitung kandungan gizi setelah dikelompokkan, uji t diuasa tidak diperlukan lagi, karena tanpa diujipun sudah terlihat bahwa beda hasil hitung tersebut tidak memiliki perbedaan yang nyata Dalam penghitungan konsumsi zat gizi ditingkat rumahtangga dengan menggunakan kedua set data tersebut (dengan menggunakan DKBM dan DKBM Kelompok, masih terdapat perbedaan hasil hitung untuk protein dan lemak. Oleh karena itu dicoba dihitung rata-rata konsumsi zat gizi perorang perhari.(Tabel6) 'Igbel7. Rata-rata konsumsi zat gizi perorang perbari menurut perbitungan DKBM dan DKBM Kelompok pada data Susenas 1987di provinsi D.I. Yogyakarta Pada Tabei 6 diatas terlihat bahwa hasil perhitungan menurut DKBM dan DKBM Kelompok rata-rata konsumsi perorang perhari relatif tidak ada perbedaan atau tingkat kesalahannya relatif dapat diabaikan. Simpulan Daiam metoda pembuatan Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah frekuensi rumahtangga yang mengkonsumsi serta berat rata-rata bahan makanan tersebut. Dari hasil penghitungan 7at gizi kelompok dengan Daftar Komposisi Kelompok Bahan Makanan FORMULA 2 ini memiliki perbedaan yang tidak nyata dengan DKBM yang selama ini digunakan, terutama untuk kalori dan hidrat arang. Penghitungan kandungan zat gizi dengan menggunakan Komposisi kelompok memiliki perbedaan hasil hitung tidak lebih dari 5 pcrsen dibandingkan dengan
  • 12. 158 Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan mcngunakdn DKBM. Rata-rata konsumsi zat gizi perorang perhari dengan DKBM dan DKBM Kclompok (DKKBM) Tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti (relatifsama). Daftar komposisi yang disusun ini memiliki beberapa kelebihan-kelebihan dan kelemahan- kelemaban. Adapun kelebihannya adalah :(a). lebih sedikitnya kelompok bahan makanan yang ada yang dapat lebii menghemat waktu yang diperlukan untuk mengkonversi bahan makanan kedalam kandungan zat gizi;(b) apabila terdapat bahan makanan yang tidak tercakup didalam DKBM, bahan makanan tersebut tetap dapat dihitung kandungan gizinya dengan memasukkannyakedalam kelom- poknya. Sedangkan kelemahannya adalah metoda ini baru dapat digunakan untuk penghitungan kalori dan hidrat arang, sedangkan untuk protein dan lemak masih perlu disempurnakan di dalam pengelompokan bahan makanan. Hal ini disebabkan data yang digunakan untuk pengujian metoda tersebut berasal dari satu daerah sumai konsumsi saja sehingga belum dapat diaplikasikan untuk daerah lain. Untuk itu metoda tersebut masih perin diuji dengan menggunakan data konsumsi dari daerah lain, sehingga dapat disusun SUATU DAFTAR KOMPOSlSl KELOMPOK RAHAN MAKANAN yang berlaku seeam nasional. 1. Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Gizi .Daftarkomposisi bahan makanan. Jakarta: Bhratara, 1989. 2. Mahmud, Mien K dkk. Komposisi zat gizi pangan Indonesia. Jakarta: Direktoral Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Penelitian dan PengembanganGizi Dep.Kes R.I,1990. 3. Nio, O.K. Daftar analisis bahan makanan. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992. 4. Slamet DS ;dan Tanvotjo, Ig. Komposisi zat gizi makanan Indonesia. Penel Gizi Makan 1980, 451-36. 5. Anggari, Dian dkk. Laporan Penelitian. Studi penyusunan daftar komposisi kelompok bahan makanan untuk menilai hasil survai. Bogor :Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1993.
  • 13. Edwi Saraswati; dkk. Appendix Contoh Pengelompokan Bahan Makanan Misalnya : Kelompok daging ternak berkaki empat terdiri dari: Kalori Protein Lemak Hidrat arang Daging Sapi 207 18.8 14.0 0 Daging kerbau 84 18.7 0.5 0 Daging kambing 154 16.6 9.2 0 Daging dornba 206 17.1 14.8 0 Adapun contoh penghitungan kandungan gizi kelompok dengan formula 1sebagai berikut: Kel.Daging ternak kaki empat: Frek 70frek Nilai Protein Nilai Protein RMT dlm DKBM penghitungan nilai protein ~ l a iprotein dalam DKBM dalam kelompok Contoh penghitungan kandungan gizi kelompok dengan formula 2 adalah sebagai berikut : Kel.Daging ternak kaki: F k k 90F Xberat %X %Fx%X %FX Nilai RMT Prot DKBM -Dg.Sapi 154 77 43.25 29.4 223.8 773 18.8 -Dg.Kerbau 6 3 29.67 20.2 60.6 2.1 18.7 -Dg.Kambing 34 17 47.79 32.5 552.5 18.8 16.6 -Dg.Domba 6 3 26.33 17.9 53.7 1.8 17.1 200 146.94 2930.6 Nilai Prot hitung 14.53 0.39 3.12 0.31 183
  • 14. Metoda Pembuatan Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan Misal : 77 3 Daging Sapi -x 18.8 = 14.48 100 nilai protein nilai protein dalam DKBM dlm kelompoknya