Survei konsumsi digunakan untuk mengetahui pola makan dan tingkat kecukupan zat gizi masyarakat. Metode yang digunakan antara lain recall 24 jam, pencatatan konsumsi, dan penimbangan makanan untuk menghitung asupan zat gizi secara individu maupun kelompok. Tujuannya meliputi penentuan status gizi, pedoman kebutuhan gizi, dan dasar perencanaan program gizi.
2. Akses terhadap
makanan kurang
Perawatan
Anak dan
Ibu hamil
Sanitasi/Pelayanan
Kesehatan
Ipoleksosbud
Kemiskinan,Pengetahuan,
Ketrampilan, Perilaku
Asupan
Makanan Kurang
Penyakit/
Infeksi
GIZI KURANG
Adaptasi dari The State of the World’s Children 1998, UNICEF
3. Metode Survey Konsumsi
Salah satu metode selain
antropometri, pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis yang
digunakan untuk penentuan status
gizi perorangan atau
masyarakat/kelompok.
4. Tujuan Survey Konsumsi
Mengetahui kebiasaan makan, dan
gambaran tingkat kecukupan bahan
makanan dan zat gizi pada tingkat
kelompok, Rumah tangga, dan
perorangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
5. Tujuan Khusus
• Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan
nasional dan kelompok masyarakat.
• Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan
individu.
• Menentukan pedoman kecukupan makanan dan
program pengadaan makanan.
• Sebagai dasar perencanaan dan program
pengembangan gizi
• Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat.
• Menentukan perundang-undangan.
6. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan
Berdasarkan Jenis Data yang Diperoleh
1.Metode kualitatif
2.Metode kuantitatif
3.Metode kualitatif dan
kuantitatif
7. 1. Metode Kualitatif
Data yang dikumpulkan
berhubungan dengan kebiasaan
makan dan faktor2 yg
menpengaruhi pola konsumsi
pangan seseorang/masyarakat.
8. 1. Metode Kualitatif
1. Kebiasaan makan :
Budaya : suku Jawa, Asmat, Dayak, dll.
Bagaimana, kapan dan kombinasi makanan.
Siapa yang menyiapkan, prioritas pembagian
makanan.
Hubungan jumlah anggota klg, umur dg pola
pangan dan status gizi.
Perkembangan pola pangan.
9. 1. Metode Kualitatif
2. Pola makan :
Jumlah macam, jenis dan banyaknya
bahan pangan.
Kelangkaan pangan dan kebiasaan
bekerja.
3. Akseptabilitas
Alasan menolak atau menerima suatu
jenis makanan.
Cara memperoleh makanan tersebut.
11. 1. Metode Kualitatif
1. Pengamatan berpartisipasi
Secara ilmiah
◦Pengembangan pengertian terhadap
kebudayaan
◦Pengumpulan data akurat.
◦Perspektif yang
menyeluruh/holistikenelitian dapat.
12. 1. Metode Kualitatif
1. Pengamatan berpartisipasi
Peran sosial
◦Informasi umum
◦Informasi konfidential/kepercayaan
◦Informasi rahasia
◦Informasi pribadi
Penelitian dapat Terbuka ataupun
terselubung.
13. 1. Metode Kualitatif
2. Penelitian survei
Dapat terstruktur atau tdk terstruktur
Metode sdh distandarisasi masyarakat
responden mpy budaya dan bahasa yang homogen
Peneliti bisa tdk langsung berhub dgn responden
hy mll asisten, pewawancara, enumerator.
Kuisioner sdh terstandarisasi.
Metode survei otomatis data yg dikumpulkan
sdh pasti hub sosial, kelompok, interaksi survei
hampir tdk terdeteksi
14. 2. Metode Kuanlitatif
Mengetahui jumlah makanan
yang dikonsumsi sehingga
dapat dihitung konsumsi zat
gizi dengan DKBM, TKPI,
Nutrisurvey, dll.
16. 2. Metode Kuanlitatif
a. Metode Recall 24 Jam
b. Perkiraan Makanan (Estimated Food
Records)
c. Metode Inventaris (Inventory
Method)/Log Book Methods
d. Pencatatan (Household Food Record)
e. Penimbangan Makanan (Food
Weighting)
f. Metode Pencatatan (Food Account)
g. Metode Frequensi Makanan (Food
Frequency)
17. a. Metode Recall 24
Jam
Mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil)
disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum
selama 24 jam yang lalu (kemarin).
Dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat
tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu
saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24
jam penuh.
Jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara
teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring
dan lain-lain)
18. a. Metode Recall 24
Jam
Kelebihan metode recall 24 jam:
Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu
membebani responden.
Biaya relatif murah,
Cepat, sehingga dapat mencakup banyak
responden.
Dapat digunakan untuk responden yang buta
huruf.
Dapat memberikan gambaran nyata yang
benar-benar dikonsumsi individu sehingga
19. a. Metode Recall 24
Jam
Kekurangan metode recall 24 jam:
Tidak dapat menggambarkan asupan makanan setiap
hari, bila recall satu hari.
Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat
responden. tidak cocok utk usia di bawah 7 tahun dan
di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan/pelupa
The flat slope syndrome,
Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan
terampil
Responden harus diberi motivasi dan penjelasan
tentang tujuan dari penelitian.
20. b. Perkiraan Makanan
(Estimated Food Records)
Responden diminta untuk mencatat semua yang is
makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam
Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang
dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu
(2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan
dan pengolahan makanan tersebut.
21. b. Perkiraan Makanan
(Estimated Food Records)
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam
URT atau gram (nama masakan, cara persiapan dan
pemasakan bahan makanan).
Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam
ukuran berat (gram) untuk bahan makanan yang
dikonsumsi tadi.
Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan
DKBM.
Membandingkan dengan AKG.
22. b. Perkiraan Makanan
(Estimated Food Records)
Metode ini dapat memberikan informasi
konsumsi yang mendekati sebenarnya (true
intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang
dikonsumsi oleh individu.
23. b. Perkiraan Makanan
(Estimated Food Records)
Kelebihan metode estimated food records:
Metode ini relatif murah dan cepat.
Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari.
Hasilnya relatif lebih akurat
24. b. Perkiraan Makanan
(Estimated Food Records)
Kekurangan metode estimated food records:
Metode ini terlalu membebani responden,
sehingga sering menyebabkan responden
merubah kebiasaan makanannya.
Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
Sangat tergantung pada kejujuran dan
kemampuan responden dalam mencatat dan
memperkirakan jumlah konsumsi.
25. c. Metode Inventaris (Inventory
Method)/Log Book Methods
Menghitung/mengukur semua persediaan makanan di
rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal
sampai akhir survei.
Semua makanan yang diterima, dibeli dan dari produksi
sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama
periode pengumpulan data (mg).
Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk
selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau
binatang peliharaan juga diperhitungkan.
Pencatatan oleh petugas atau responden yang sudah
mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
26. c. Metode Inventaris (Inventory
Method)/Log Book Methods
Langkah metode inventaris:
Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.
Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari
kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama
hari survei.
Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.
Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.
Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan
keluarga selama periode survei
Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan
27. c. Metode Inventaris (Inventory
Method)/Log Book Methods
Peralatan yang diperlukan dalam metode
inventaris antara lain:
Kuesioner
Peralatan atau alat timbang.
Ukuran rumah tangga.
28. c. Metode Inventaris (Inventory
Method)/Log Book Methods
Kelebihan dari metode inventaris:
Hasil yang diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan
adanya sisa dari makanan, terbuang dan rusak selama survei
dilakukan.
Kekurangan metode inventaris:
Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan
formulir pencatatan.
Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan
dilakukan oleh responden.
Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.
Memerlukan waktu yang relatif lama.
29. d. Pencatatan (Household Food
Record)
Dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh
responden sendiri.
Dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur
dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah,
termasuk cara pengolahannya.
Tidak memperhitungkan sisa makanan yang terbuang
dan dimakan oleh binatang piaraan.
Untuk tempat/daerah, dimana tidak banyak variasi
penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan
masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
30. d. Pencatatan (Household Food
Record)
Langkah-langkah metode household food record:
Responden mencatat dan menimbang/mengukur
semua makanan yang dibeli dan diterima oleh keluarga
selama penelitian (biasanya satu minggu).
Mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan
yang dimakan keluarga, termasuk sisa dan makanan
yang dimakan oleh tamu.
Mencatat makanan yang dimakan anggota keluarga di
luar rumah.
Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi
perkapita
31. d. Pencatatan (Household Food
Record)
Kelebihan metode household food record:
Hasil yang diperoleh lebih akurat, bila dilakukan
dengan menimbang makanan, dapat dihitung intake
zat gizi keluarga.
Kekurangan metode household food record:
Terlalu membebani responden.
Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden
harus dikunjungi lebih sering.
Memerlukan waktu yang cukup lama.
Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
32. e. Penimbangan Makanan (Food
Weighting)
Responden atau petugas menimbang dan
mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi
responden selama 1 hari.
Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung
beberapa hari tergantung dari tujuan, dana
penelitian dan tenaga yang tersedia.
33. e. Penimbangan Makanan (Food
Weighting)
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
Petugas/responden menimbang dan mencatat bahan
makanan/makanan yang dikonsumsi dalam gram.
Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari,
kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM atau
DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan).
Membandingkan hasilnya dengan Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan (AKG). Perlu diperhatikan disini
adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka
perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui
jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
34. e. Penimbangan Makanan (Food
Weighting)
Kelebihan metode penimbangan:
Data yang diperoleh lebih akurat/teliti.
Kekurangan metode penimbangan:
Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu
peralatan.
Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang
cukup lama, maka responden dapat merubah
kebiasaan makan mereka.
Tenaga pengumpul data harus terlatih dan trampil.
Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
35. f. Metode Pencatatan (Food
Account)
Keluarga mencatat setiap hari semua makanan yang
dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil
produksi sendiri.
Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga
eceran bahan makanan tersebut.
Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan
yang ada di rumah tangga dan juga tidak
memperhatikan makanan dan minuman yang
dikonsumsi di luar rumah dan rusak, terbuang/tersisa
atau diberikan pada binatang piaraan.
36. f. Metode Pencatatan (Food
Account)
Langkah-langkah pencatatan (food account)
Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk
ke rumah yang berasal dari berbagai sumber tiap
hari dalam URT (ukuran rumah tangga) atau
satuan ukuran volume atau berat.
Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan
tersebut dan konversikan kedalam ukuran berat
setiap hari.
Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan
makanan setiap hari.
37. f. Metode Pencatatan (Food
Account)
Kelebihan metode pencatatan (food account):
Cepat dan relatif murah.
Diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada
periode tertentu
Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
Dapat menjangkau responden lebih banyak.
Kekurangan metode pencatatan (food account):
Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.
Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk
melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
38. g. Metode Frequensi Makanan
(Food Frequency)
Kelebihan metode pencatatan (food account):
Cepat dan relatif murah.
Diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada
periode tertentu
Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
Dapat menjangkau responden lebih banyak.
Kekurangan metode pencatatan (food account):
Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.
Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk
melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
39. 3. Metode Kualitatif dan Kuantitatif
1.Metode recall 24 jam
2.Metode riwayat makanan (dietary
history)
40. Metode Pengukuran Konsumsi Makanan
Berdasarkan Sasaran Pengamatan Atau Pengguna
1. Tingkat nasional
2. Tingkat rumah tangga
3. Tingkat individu atau perorangan
41. 1. Tingkat Nasinal
Untuk menghitung tingkat konsumsi
masyarakat dan perkiraan kecukupan
persediaan makanan secara nasional
pada suatu wilayah atau negara
dilakukan dengan cara Food Balance
Sheet (FBS).
42. 1. Tingkat Nasinal
• Langkah-langkah FBS
Menghitung kapasitas produksi makanan dalam
satu tahun (berasal dari persediaan/cadangan,
produksi dan impor bahan makanan dari negara
atau wilayah lain).
Dikurangi pengeluaran untuk bibit, ekspor,
kerusakan pasca panen dan tranportasi, diberikan
untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan
jumlah penduduk.
Diketahui ketersediaan makanan perkapita
pertahun secara nasional.
43. 1. Tingkat Nasinal
FBS tidak dapat memberikan informasi :
• Distribusi dari makanan yang tersedia untuk berbagai
daerah.
• Menggambarkan distribusi tingkat rumah tangga atau
perorangan.
• Menggambarkan perkiraan konsumsi pangan
masyarakat berdasarkan status ekonomi, keadaan
ekologi, keadaan musim dan sebagainya.
FBS tidak boleh dipakai menentukan status gizi
masyarakat suatu wilayah.
44. 1. Tingkat Rumah Tangga
Konsumsi makanan rumah tangga
adalah makanan dan minuman yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota
keluarga atau institusi.
45. 2. Tingkat Rumah Tangga
a.Pencatatan (Food Account)
b.Metode Pendaftaran (Food List)
c.Metode Inventaris (Inventory Method)
d.Pencatatan Makanan Rumah Tangga
(Household Food Record)
46. 3. Tingkat Individu
a.Metode Recall 24 Jam
b.Metode Estimated Food Records
c.Metode Penimbangan Makanan
d.Metode Dietary History
e.Metode Frequensi Makanan (Food
Frequency)
47.
48. Faktor yang diperhatikan dalam
memilih metode:
Tujuan penelitian
Jumlah responden yang diteliti
Umur dan jenis kelamin responden
Keadaan sosial ekonomi responden
Ketersediaan dana dan tenaga
Kemampuan tenaga pengumpul data
Pendidikan responden
Bahasa yang digunakan responden
ertimbangan logistik pengumpulan data
49. Kesalahan dalam Survey
Konsumsi Makanan
• Bias secara acak (random bias)
bias acak terjadi karena kesalahan
pengukuran
• Bias sistematik
terjadi karena
Kesalahan dari kuesioner
Kesalahan pewawancara
kesalahan dari alat yang tidak akurat
kesalahan DKBM
50. Sumber Bias dalam Survey
Konsumsi Makanan
Kesalahan atau bias dari pengumpul data
Kesalahan dari responden
Kesalahan karena alat
Kesalahan DKBM
Kesalahan karena kehilangan zat gizi
dalam proses pemasakan
51. Mengurangi Bias dalam Survey
Konsumsi Makanan
Gunakan sampel dalam jumlah besar.
Ulangi pengukuran intake konsumsi terhadap
subjek atau responden yang sama dalam
beberapa waktu.
Lakukan kalibrasi terhadap alat ukur.
Untuk mengurangi bias yang berhubungan
dengan pengetahuan responden, gunakan alat
bantu gambar dan food model.