SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul 5000 sampai
puluhan juta. Protein dibentuk oleh berbagai asam amino yaitu asam amino
esensial dan asam amino non esensial, yang mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O) melalui ikatan peptida. Semua protein bersifat larut
dalam air, protein dapat mengendap dalam asam mineral pekat (HCl, H2SO4, dan
HNO3), Protein memiliki muatan polaritas yang tinggi (tetapi pada pH netral
protein tidak bermuatan), selain itu protein dapat mengalami denaturasi pada suhu
(50 – 60 o
C dan 10 – 15 o
C), proses denaturasi tidak merusak ikatan peptida pada
struktur primer, tetapi mengubah bentuk lipatannya. Berdasarkan sumber
pangannya, protein dibedakan atas protein hewani dan protein nabati. Protein
nabati banyak terdapat terutama dalam jenis kacang – kacangan dan protein
hewani banyak terdapat pada daging, telur, ikan dan udang (Tejasari, 2005).
Protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi dan mudah dicerna.
Dalam telur, protein yang terkandung lebih banyak terdapat pada kuning telur,
yaitu sebanyak 16.5 %, sedangkan pada putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir
yang berbobot sekitar 50 gr, kandungan total proteinnya adalah 6 gr. Telur
merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu,
bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan (Sudaryani, 2008).
2
Jenis telur unggas yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
ialah telur ayam ras, telur ayam buras, telur bebek, dan telur puyuh. Dari beberepa
jenis telur unggas yang umumnya dikonsumsi telur ayam buras (telur ayam
kampung) yang paling banyak diminati karena kualitas gizi yang lebih tinggi dan
alami jika dibandingkan dengan jenis telur unggas lainnya. Kelebihan telur ayam
kampung adalah komposisi asam amino lebih lengkap lebih lengkap dan lebih
tinggi jika dibandingkan dengan susunan asam amino sumber protein lainnya,
lebih gurih dan kadar keamisannya lebih rendah, telur ayam kampung tidak hanya
dikonsumsi matang, tetapi sering juga dikonsumsi segar atau mentah sebagai
campuran jamu (Agromedia, 2005).
Di Indonesia rantai pemasaran dari peternak sampai pengecer, telur pada
umumnya mengalami berbagai bentuk penumpukan atau penyimpanan.
Penyimpanan telur memerlukan wadah telur, RH dan suhu ruang simpan yang
kondusif untuk menjaga mutu telur. Di toko swalayan pada umumnya disimpan
dan dijual ditempat yang dilengkapi sarana pendingin, dan telur dikemas dalam
nampan telur (egg tray), khususnya penggunaan di rumah tangga telur disimpan
dalam lemari es. Penyimpanan dingin yang baik dilakukan pada suhu ruang udara
optimum yaitu 12 – 15o
C dengan RH 70-80%. Pada telur segar pH bagian kuning
telur 6.0 dan dalam selama penyimpanan satu minggu pHnya naik 6.8.
Kenaikan pH isi telur karena lama penyimpanan lebih dari satu minggu
menyebabkan protein telur rentan terhadap enzim proteolitik dari telur dan
mempercepat bagian putih telur menjadi encer dengan berbagai bentuk
negatifnya. Enzim dalam bagian putih telur juga bekerja memotong ikatan
3
samping (ikatan tersier dan quartener)antar rantai protein dan memotong ikatan
peptida internal rantai panjang polipeptida protein. Pemotongan internal rantai
protein yang panjang menghasilkan oligopeptida rantai pendek yang
menyebabkan protein rantai pendek menjadi mengencer. Pengenceran bagian
putih telur terjadi meskipun kandungan airnya menurun akibat penyusutan air oleh
penguapan selama penyimpanan. Maka dilakukan proses penyimpanan dalam
suhu rendah dimana dapat mempertahankan sifat-sifat kesegaran telur, terutama
mencegah pengenceran isi telur dengan segala akibat negatifnya.
Berdasarkan respondensi dari 10 ibu rumah tangga didaerah kedung
tarukan Surabaya menunjukkan bahwa 7 orang ibu rumah tangga menyimpan
telur ayam kampung lebih dari 2 minggu pembelian, dan 3 orang ibu rumah
tangga kurang dari 2 minggu. Hal ini kurang sesuai dengan peraturan kemenkes
tahun 2010, bahwa lama penyimpanan telur sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu
karena sudah mengalami perubahan sifat-sifat kimiawi dan fisika pada telur ayam
kampung. Oleh karena itu perlu adanya informasi yang tepat mengenai rentan
waktu lama penyimpanan telur ayam kampung yang ideal dan disesuaikan dengan
kebutuhan mengkonsumsi telur ayam kampung tiap individu yang berbada-beda,
serta mengetahui adanya kerusakan atau tidak jika disimpan dengan waktu lebih
lama pada telur ayam kampung tersebut, terutama kandungan kadar protein yang
sangat berpengaruh pada kebutuhan gizi (Zainal, 2004).
Berdasarkan alasan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
lama penyimpanan yang baik pada suhu optimum terhadap kadar protein telur
ayam kampung.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh lama penyimpanan telur ayam kampung
terhadap kadar protein? “.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya pengaruh lama peyimpanan telur ayam kampung
terhadap kadar protein.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisa kadar protein pada telur ayam kampung yang baik
dikonsumsi pada pengaruh lama penyimpanan.
2. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama
penyimpanan 5 hari pada suhu 15o
C.
3. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama
penyimpanan 10 hari pada suhu 15o
C.
4. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama
penyimpanan 15 hari pada suhu 15o
C.
5. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama
penyimpanan 20 hari pada suhu 15o
C.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inovasi dalam
mengembangkan cara menjaga kualitas bahan pangan dalam masyarakat, agar
dapat memperkecil angka kerusakan nilai gizi pada bahan pangan yang rutin
dikonsumsi. Sehingga angka kecukupan nilai gizi dalam tubuh terpenuhi.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang pentingnya efisiensi
penyimpanan bahan pangan, khususnya pada bahan pangan yang kaya protein,
yaitu sumber protein dari hasil-hasil hewani, yang kadar proteinnya mudah
mengalami penurunan (tidak stabil) karena faktor penyimpanan dan pengolahan.
1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wacana serta
informasi bagi tenaga kesehatan yang ingin mendalami ilmu gizi, khususnya nilai
gizi pada protein yang bersumber dari hasil-hasil hewani misalnya telur ayam
kampung.

More Related Content

What's hot

Bab 6 makanan dan sistem pencernaan
Bab 6 makanan dan sistem pencernaanBab 6 makanan dan sistem pencernaan
Bab 6 makanan dan sistem pencernaanTaufik Mustofa
 
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziBahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziharyanti1234
 
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienJenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienRajmil Shalsabila
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEIN PPT PROTEIN
PPT PROTEIN Ayxsrswti
 
Zat zat makanan [autosaved]1
Zat zat makanan [autosaved]1Zat zat makanan [autosaved]1
Zat zat makanan [autosaved]1Ayu Rahmawati
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakRiswansyah Yusup
 
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKKARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKLinda Rosita
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisihylmihalim
 
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan MakananSistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makananunisparklezz
 
Nutrisi dan energi
Nutrisi dan energiNutrisi dan energi
Nutrisi dan energiAlfian Faizi
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Ari Panggih Nugroho
 
7 kelas makanan
7 kelas makanan7 kelas makanan
7 kelas makananaqey
 
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Ria Difikarayen
 

What's hot (20)

Bab 6 makanan dan sistem pencernaan
Bab 6 makanan dan sistem pencernaanBab 6 makanan dan sistem pencernaan
Bab 6 makanan dan sistem pencernaan
 
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziBahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
 
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan MikronutrienJenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
Jenis Jenis Makanan Makronutrien dan Mikronutrien
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEIN PPT PROTEIN
PPT PROTEIN
 
Makanan seimbang 1
Makanan seimbang 1Makanan seimbang 1
Makanan seimbang 1
 
Zat zat makanan [autosaved]1
Zat zat makanan [autosaved]1Zat zat makanan [autosaved]1
Zat zat makanan [autosaved]1
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
7 kelas makanan
7 kelas makanan7 kelas makanan
7 kelas makanan
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
Penggunaan food table
Penggunaan food tablePenggunaan food table
Penggunaan food table
 
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKKARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisi
 
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan MakananSistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makanan
 
Nutrisi dan energi
Nutrisi dan energiNutrisi dan energi
Nutrisi dan energi
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Makanan rda
Makanan rdaMakanan rda
Makanan rda
 
7 kelas makanan
7 kelas makanan7 kelas makanan
7 kelas makanan
 
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
 
Nutrisi
NutrisiNutrisi
Nutrisi
 

Similar to Bab 1

BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.Phaphy Wahyudhi
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.Phaphy Wahyudhi
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingBBPP_Batu
 
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptx
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptxPpt bahan pakan kelelompok 5.pptx
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptxAlamstaSuarjuniarta
 
FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxFIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxmikailmehang
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfMANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfYuziNosfris
 
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakanptkonline
 
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfP3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfbagasrizkiprioutomo1
 

Similar to Bab 1 (20)

Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan daging
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptx
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptxPpt bahan pakan kelelompok 5.pptx
Ppt bahan pakan kelelompok 5.pptx
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
 
FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxFIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
 
ERT
ERTERT
ERT
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfMANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi  PakanPoir Poin Klh S2 2009 Formulasi  Pakan
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
 
Penting
PentingPenting
Penting
 
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfP3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

Bab 1

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul 5000 sampai puluhan juta. Protein dibentuk oleh berbagai asam amino yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial, yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) melalui ikatan peptida. Semua protein bersifat larut dalam air, protein dapat mengendap dalam asam mineral pekat (HCl, H2SO4, dan HNO3), Protein memiliki muatan polaritas yang tinggi (tetapi pada pH netral protein tidak bermuatan), selain itu protein dapat mengalami denaturasi pada suhu (50 – 60 o C dan 10 – 15 o C), proses denaturasi tidak merusak ikatan peptida pada struktur primer, tetapi mengubah bentuk lipatannya. Berdasarkan sumber pangannya, protein dibedakan atas protein hewani dan protein nabati. Protein nabati banyak terdapat terutama dalam jenis kacang – kacangan dan protein hewani banyak terdapat pada daging, telur, ikan dan udang (Tejasari, 2005). Protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi dan mudah dicerna. Dalam telur, protein yang terkandung lebih banyak terdapat pada kuning telur, yaitu sebanyak 16.5 %, sedangkan pada putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir yang berbobot sekitar 50 gr, kandungan total proteinnya adalah 6 gr. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (Sudaryani, 2008).
  • 2. 2 Jenis telur unggas yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia ialah telur ayam ras, telur ayam buras, telur bebek, dan telur puyuh. Dari beberepa jenis telur unggas yang umumnya dikonsumsi telur ayam buras (telur ayam kampung) yang paling banyak diminati karena kualitas gizi yang lebih tinggi dan alami jika dibandingkan dengan jenis telur unggas lainnya. Kelebihan telur ayam kampung adalah komposisi asam amino lebih lengkap lebih lengkap dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan susunan asam amino sumber protein lainnya, lebih gurih dan kadar keamisannya lebih rendah, telur ayam kampung tidak hanya dikonsumsi matang, tetapi sering juga dikonsumsi segar atau mentah sebagai campuran jamu (Agromedia, 2005). Di Indonesia rantai pemasaran dari peternak sampai pengecer, telur pada umumnya mengalami berbagai bentuk penumpukan atau penyimpanan. Penyimpanan telur memerlukan wadah telur, RH dan suhu ruang simpan yang kondusif untuk menjaga mutu telur. Di toko swalayan pada umumnya disimpan dan dijual ditempat yang dilengkapi sarana pendingin, dan telur dikemas dalam nampan telur (egg tray), khususnya penggunaan di rumah tangga telur disimpan dalam lemari es. Penyimpanan dingin yang baik dilakukan pada suhu ruang udara optimum yaitu 12 – 15o C dengan RH 70-80%. Pada telur segar pH bagian kuning telur 6.0 dan dalam selama penyimpanan satu minggu pHnya naik 6.8. Kenaikan pH isi telur karena lama penyimpanan lebih dari satu minggu menyebabkan protein telur rentan terhadap enzim proteolitik dari telur dan mempercepat bagian putih telur menjadi encer dengan berbagai bentuk negatifnya. Enzim dalam bagian putih telur juga bekerja memotong ikatan
  • 3. 3 samping (ikatan tersier dan quartener)antar rantai protein dan memotong ikatan peptida internal rantai panjang polipeptida protein. Pemotongan internal rantai protein yang panjang menghasilkan oligopeptida rantai pendek yang menyebabkan protein rantai pendek menjadi mengencer. Pengenceran bagian putih telur terjadi meskipun kandungan airnya menurun akibat penyusutan air oleh penguapan selama penyimpanan. Maka dilakukan proses penyimpanan dalam suhu rendah dimana dapat mempertahankan sifat-sifat kesegaran telur, terutama mencegah pengenceran isi telur dengan segala akibat negatifnya. Berdasarkan respondensi dari 10 ibu rumah tangga didaerah kedung tarukan Surabaya menunjukkan bahwa 7 orang ibu rumah tangga menyimpan telur ayam kampung lebih dari 2 minggu pembelian, dan 3 orang ibu rumah tangga kurang dari 2 minggu. Hal ini kurang sesuai dengan peraturan kemenkes tahun 2010, bahwa lama penyimpanan telur sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu karena sudah mengalami perubahan sifat-sifat kimiawi dan fisika pada telur ayam kampung. Oleh karena itu perlu adanya informasi yang tepat mengenai rentan waktu lama penyimpanan telur ayam kampung yang ideal dan disesuaikan dengan kebutuhan mengkonsumsi telur ayam kampung tiap individu yang berbada-beda, serta mengetahui adanya kerusakan atau tidak jika disimpan dengan waktu lebih lama pada telur ayam kampung tersebut, terutama kandungan kadar protein yang sangat berpengaruh pada kebutuhan gizi (Zainal, 2004). Berdasarkan alasan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui lama penyimpanan yang baik pada suhu optimum terhadap kadar protein telur ayam kampung.
  • 4. 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh lama penyimpanan telur ayam kampung terhadap kadar protein? “. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui adanya pengaruh lama peyimpanan telur ayam kampung terhadap kadar protein. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk menganalisa kadar protein pada telur ayam kampung yang baik dikonsumsi pada pengaruh lama penyimpanan. 2. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama penyimpanan 5 hari pada suhu 15o C. 3. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama penyimpanan 10 hari pada suhu 15o C. 4. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama penyimpanan 15 hari pada suhu 15o C. 5. Untuk menganalisa kadar protein telur ayam kampung dengan lama penyimpanan 20 hari pada suhu 15o C.
  • 5. 5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inovasi dalam mengembangkan cara menjaga kualitas bahan pangan dalam masyarakat, agar dapat memperkecil angka kerusakan nilai gizi pada bahan pangan yang rutin dikonsumsi. Sehingga angka kecukupan nilai gizi dalam tubuh terpenuhi. 1.4.2 Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang pentingnya efisiensi penyimpanan bahan pangan, khususnya pada bahan pangan yang kaya protein, yaitu sumber protein dari hasil-hasil hewani, yang kadar proteinnya mudah mengalami penurunan (tidak stabil) karena faktor penyimpanan dan pengolahan. 1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wacana serta informasi bagi tenaga kesehatan yang ingin mendalami ilmu gizi, khususnya nilai gizi pada protein yang bersumber dari hasil-hasil hewani misalnya telur ayam kampung.