3. AMANAT UU PANGAN 18/2012:
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN
Pasal 60 (1)
Pemerintah dan Pemda berkewajiban
mewujudkan penganekaragaman konsumsi
Pangan untuk memenuhi kebutuhan Gizi
masyarakat dan mendukung hidup sehat,
aktif, dan produktif.
Pasal 60 (2)
Penganekaragaman konsumsi Pangan seba-
gaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dan membudayakan pola konsumsi
Pangan yang beragam, bergizi seimbang,
dan aman serta sesuai dengan potensi dan
kearifan lokal
Pasal 62
Tercapainya penganekaragaman konsumsi
Pangan diukur melalui pencapaian nilai
komposisi pola Pangan dan Gizi seimbang.
INDIKATOR:
POLA PANGAN
HARAPAN (PPH)
4. TARGET RPJMN 2020-2024 PN 1: PENGUATAN KETAHANAN EKONOMI UNTUK
PERTUMBUHAN YANG BERKUALITAS DAN BERKEADILAN
Prioritas Nasional
Program Prioritas
5. PENINGKATAN KUALITAS KONSUMSI DALAM RPJMN 2020-2024: PROGRAM
PRIORITAS 3
Peningkatan kualitas
konsumsi, keamanan,
fortifikasi dan biofortifikasi
pangan
Peningkatan Ketersediaan, Akses
dan Kualitas Konsumsi Pangan
1
Peningkatan ketersediaan pangan
hasil pertanian dan pangan hasil
laut secara berkelanjutan untuk
menjaga stabilitas pasokan dan
harga kebutuhan pokok
2
Peningkatan produktivitas,
keberlanjutan sumber daya manusia
(SDM) pertanian dan kepastian pasar
3
Peningkatan produktivitas,
keberlanjutan sumber daya
pertanian dan digitalisasi pertanian 4
Peningkatan tata kelola
sistem pangan nasional 5
Program Prioritas
Kegiatan Prioritas
• Pengembangan benih padi biofortifikasi dan produk
rekayasa genetika
• Pengembangan pangan lokal
• Diversifikasi bahan pangan di tingkat masyarakat
• Penyediaan dan perbaikan kualitas pangan anak
sekolah
• Fasilitasi budidaya padi, jagung, ternak
dan komoditas pangan strategis
• Penyediaan input produksi
• Sistem perbenihan nasional
• Penguatan basis data petani
• Pembentukan korporasi petani, asuransi
pertanian
• Pembiayaan inklusif
• Pelatihan dan penyuluhan
• Penguatan sistem logistik pangan
• Pengembangan resi gudang
• Pengelolaan sistem pangan berkelanjutan
• Pengelolaan sistem pangan perkotaan
• Pengelolaan limbah pangan
• Pengelolaan lahan
• Efisiensi air
• Jalan produksi dan jalan usaha tani
• Pertanian digital dan penggunaan teknologi pesawat nirawak
6. PERAN STRATEGIS DATA KONSUMSI
PANGAN
Sebagai sasaran utama prioritas
Nasional di Bidang Pangan dan
Pertanian dalam RPJMN 2020-2024
PP/KP INDIKATOR
BASELINE TARGET
K/L yang Terlibat
CAPAIAN Keterangan
2019 2020 2021 2024 2020 2021
PP:
Peningkatan
ketersediaan,
akses dan
kualitas
konsumsi
pangan
Skor Pola Pangan
Harapan
86,4 90,4 91,6 95,2 Kementan,
Kemenkes, KKP,
Kemendikbud
86,3 87,2 Berdasarkan AKE 2100
kkal/kap/hari
Angka Kecukupan
Energi (AKE)
(kkal/kap/hari)
2.121 2.100 2.100 2.100 Kementan,
Kemenkes, KKP,
Kemendikbud
2.112 2.143
Angka Kecukupan
Protein (AKP)
(gram/ kapita/hari)
62,9 57 57 57 Kementan,
Kemenkes, KKP,
Kemendikbud
62,1 62,3
KP 1
Peningkatan
kualitas
konsumsi,
keamanan,
fortifikasi dan
biofortifikasi
pangan
Konsumsi daging
(kg/kapita/tahun)
13,2 13,5 13,8 14,6 Kementan,
Kemenkes
11,6 11,9 Konsumsi tahun 2021 :
daging ruminansia : 3,6 kg/kap/thn
daging unggas : 8,3 kg/kap/thn
Konsumsi protein
asal ternak
(gram/kap/hari)
10,9 10,65 10,75 11 Kementan,
Kemenkes
11,18 11,28 Konsumsi gram protein asal :
daging ruminansia, daging unggas,
telur, dan susu
Konsumsi sayur
dan buah
(gram/kapita/hari)
244,3 260,2 273,2 316,3 Kementan,
Kemenkes
231,8 226,2 Konsumsi tahun 2021:
Sayur : 149,5 gram/kap/hari
Buah : 76,7 gram/kap/hari
Capaian Kualitas Konsumsi Pangan berdasarkan Susenas BPS, 2020-2021 diolah BKP
Konsumsi energi, protein dan konsumsi protein asal ternak penduduk Indonesia tahun 2020 dan 2021 tercapai
7. TARGET SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
DALAM RPJMD???
RPJMD PROVINSI PROVINSI JAMBI
RPJMD KAB/KOTA DI PROVINSI JAMBI
9. PADI-PADIAN
01
UMBI-UMBIAN
02
03
PANGAN
HEWANI
MINYAK DAN
LEMAK
04
BUAH/BIJI
BERMINYAK
05
KACANG-
KACANGAN
06
GULA
07
SAYUR DAN
BUAH
08
LAIN-LAIN
(BUMBU)
09
DEFINISI DAN KEGUNAAN POLA PANGAN HARAPAN
PPH : susunan beragam pangan berdasarkan proporsi keseimbangan energi
dari 9 kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima,
ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama
KEGUNAAN
Menilai situasi konsumsi atau
ketersediaan pangan, baik
jumlah dan komposisi/ keragaman
pangan menurut jenis pangan
yang dinyatakan dalam skor PPH
Evaluasi dan perencanaan
penyediaan, produksi dan
konsumsi pangan penduduk, baik
secara kuantitas, kualitas,
maupun keragamannya
10. Instrumen Konsumsi Pangan
MIKRO (INDIVIDU)
MAKRO (WILAYAH):
PPH
P = Porsi
Padi-padian
50%
Umbi-umbian; 6%
Pangan hewani;
12%
Minyak dan lemak;
10%
Buah/biji berminyak;
3%
Kacang-kacangan;
5%
Gula; 5%
Sayur dan buah;
6%
Lain-lain; 3%
12. Prinsip Gizi Seimbang dalam Pola Pangan Harapan
GIZI SEIMBANG
Aneka ragam pangan
Lauk
Pauk
(100/3 %)
Pangan Pokok
(100/3 %)
Sayur & Buah
(100/3 %)
GIZI SEIMBANG
Sesuai triguna makanan
Zat
pembangun
(100/3 %)
Zat Tenaga
(100/3 %)
Zat
Pengatur
(100/3 %)
13. 25
TIGA GUNA
MAKANAN
Sumber Tenaga
(KH, lemak)
1. Serealia…………….. 50 %
2. Umbi-umbian ……… 6 %
3. Minyak & lemak……. 10 %
4. Biji dan buah
Berminyak.…………. 3 %
5. Gula ………………… 5 %
33.3 : 74 = 0.5
Sumber Zat
Pembangun (Protein)
1. Pangan hewani…... 12 %
2. Kacang-kacangan.. 5 %
33.3 : 17 = 2
Sumber Zat Pengatur
(Vitamin & Mineral)
1. Sayur dan Buah….. 6%
33.3 : 6 = 5
Lain-lain 1. Minuman & Bumbu...3%
PRINSIP DASAR PEMBOBOTAN DALAM PPH
(berdasarkan Gizi Seimbang)
15. SUMBER DATA ANALISIS KONSUMSI PANGAN
PRIMER SEKUNDER
survey konsumsi mandiri
Survey Konsumsi Gizi
Susenas
• Proksi dari data food expenditure
• Tiap tahun
• Unit analisis rumahtangga
• Dikumpulkan oleh BPS
• Konsumsi pangan (food intake)
• Wilayah analisis : kabupaten
• Dikumpulkan oleh Kemenkes
Data hasil penelitian/publikasi
lainnya
Data primer: data yang langsung
diambil melalui wawancara dengan
responden
Contoh : hasil survey konsumsi pangan
dengan metode recall 2x 24 jam, dll
Data yang diambil : konsumsi pangan
(food intake)
Unit analisis : Rumah Tangga
Wilayah analisis : Desa-Kabupaten-
Provinsi
Dapat mengisi kekosongan antar waktu
Susenas
Data hasil publikasi suatu
instansi atau lembaga
16. WNPG
Tahun
Standar Angka Kecukupan Gizi
Energi (AKE) Protein (AKP)
Konsumsi Ketersediaan Konsumsi Ketersediaan
2004 2000 kkal 2200 kkal 52 gram 57 gram
2013 2150 kkal 2400 kkal 57 gram 63 gram
2018 2100 kkal 2400 kkal 57 gram 62 gram
STANDAR KECUKUPAN GIZI
A n g k a K e c u k u p a n G i z i :
Nilai kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang
harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua
orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan
kondisi fisiologis, untuk hidup sehat.
Angka Kecukupan Gizi
(AKG) ditetapkan melalui
forum Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG)
yang kemudian disahkan
melalui Permenkes
17. PENETAPAN POLA PANGAN HARAPAN NASIONAL
17
No
Kelompok
Pangan
Pola Pangan Harapan Nasional
% AKG
(FAO-RAPA)
WNPG VIII, 2004 WNPG X, 2012 WNPG XI, 2018
% AKE Bobot Skor PPH
Gram
/hari
Energi
(kkal)
Gram/hari
Energi
(kkal)
Gram/
hari
Energi
(kkal)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Padi - padian
Umbi-umbian
Pangan Hewani
Minyak dan Lemak
Buah/Biji Berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan Buah
Lain - lain
275
100
150
20
10
35
30
250
-
1000
120
240
200
60
100
100
120
60
296
108
161
22
11
38
32
269
-
1075
129
258
215
64
108
108
129
64
289
105
157
21
11
37
31
262
-
1050
126
252
210
63
105
105
126
63
50.0
6.0
12.0
10.0
3.0
5.0
5.0
6.0
3.0
0.5
0.5
2.0
0.5
0.5
2.0
0.5
5.0
0.0
25.0
2.5
24.0
5.0
1.0
10.0
2.5
30.0
0.0
40.0 – 60.0
0.0 – 8.0
5.0 – 20.0
5.0 – 15.0
0.0 – 3.0
2.0 – 10.0
2.0 – 15.0
3.0 – 8.0
0.0 – 5.0
Jumlah 2000 2150 2100 100.0 - 100.0
Penghitungan Skor PPH didasarkan pada perubahan AKE rata-rata penduduk Indonesia menjadi 2100
kkal/kap/hari (sesuai WNPG XI dan Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tentang AKG rata-rata bagi penduduk
Indonesia)
Standar Ideal berdasarkan AKE
(Pembanding dengan kondisi aktual)
18. L A N G K A H P E N G H I T U N G A N P O L A
PA N G A N H A R A PA N ( P P H )
1
Menghitung konsumsi aktual (mengelompokkan jenis
pangan, konversi satuan energi atau kkal)
2
Menghitung persen konsumsi energi aktual (persentase
terhadap total konsumsi energi aktual)
3
4
5
Menghitung tingkat konsumsi energi setiap
kelompok pangan (%AKE)
Hitung Skor AKE: mengalikan %AKE dengan
bobot setiap kelompok pangan
Menghitung skor PPH setiap kelompok
pangan dan total skor PPH (membandingkan
Skor AKE dengan Skor Maksimum, jika Skor
AKE > Skor Maks, skor PPH = skor Maksimum,
dan sebaliknya)
21. SPESIFIKASI APLIKASI
APLIKASI HARMONISASI ANALISIS PPH
BERDASARKAN DATA SUSENAS
• Aplikasi Justifikasi Analisis Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Data Susenas
dalam bentuk Spreadsheet Microsoft Excel for Windows yang dilengkapi dengan
sistem perintah macros.
• Standar hardware dan software komputer yang dianjurkan untuk dapat menjalankan
aplikasi secara optimal adalah sebuah personal computer dengan kualifikasi yang
sesuai untuk menjalankan MS Office for Windows 2007.
• Agar tampilan input dan output aplikasi di monitor komputer menjadi optimal, diperlukan
resolusi monitor 1366 x 768 pixel.
• Pengguna harus memahami dengan baik standar operasi Windows dan Microsoft Excel,
dengan kualifikasi minimal sebagai seorang database entry, atau lebih baik lagi jika
programmer.
22. APLIKASI ANALISIS PPH DATA SUSENAS
LANGKAH POKOK PENGGUNAAN APLIKASI
Untuk merubah security level Microsoft Excel pada Microsoft pada Office 2007 atau yang lebih baru, buka
jendela Trust Center dengan mengaktifkan menu File Options, click toolbar Trust Center Settings pada
tab Trust Center, click option Disable all macros with notification pada tab Macros Settings.
23. LANGKAH POKOK PENGGUNAAN APLIKASI
APLIKASI JUSTIFIKASI ANALISIS PPH DATA SUSENAS
• Untuk mengaktifkan sistem menu-menu khusus, baik dalam bentuk command button dan drop-
down menu serta hyperlink text dengan menggunakan perangkat mouse click toolbar Enable
Contents pada bar Security Warning.
• Demi kemudahan pengoperasian software pengguna hanya perlu melengkapi data Baseline,
data Susenas dan tahun Sasaran PPH dengan mengganti cell data yang ditandai dengan
warna merah.
• Tidak diperkenankan merubah data maupun formula selain yang berwarna merah karena
akan menyebabkan kerusakan program.
25. KETENTUAN ENTRI DATA BASELINE
APLIKASI JUSTIFIKASI ANALISIS PPH DATA SUSENAS
• Nama Wilayah Analisis diisi dengan cara memilih dari dropdown menu dengan
default pilihan Indonesia.
• Nama intansi dan alamat kantor diisi dengan cara diketik.
• Tahun data diisi dengan cara memilih dari dropdown menu dengan alternatif pilihan
antara 2005 s/d 2025 dengan default pilihan 2021.
• Metode Analisis dengan dua alternatif pilihan, yaitu Aktual atau Justifikasi dengan
default pilihan Aktual
• Standar Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein diisi
dengan cara diketik.
• Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk pada tahun analisis diisi dengan cara diketik.
26. KETENTUAN ENTRI DATA SUSENAS
26
APLIKASI JUSTIFIKASI ANALISIS PPH DATA SUSENAS
• Data konsumsi hasil Susenas dibedakan berdasarkan kategori wilayah yang terdiri
dari: Wilayah Kota, Wilayah Desa, dan Total Wilayah. Utk Propinsi diisi semua
(Wilayah Kota, Wilayah Desa dan Total Wilayah) dan utk kab/kota di Total Wilayah).
• Data yang dientri adalah data rata-rata kuantitas konsumsi pangan penduduk dalam
ukuran rumahtangga (URT) untuk masing-masing jenis pangan per kapita/minggu.
• Tabel hasil analisis situasi konsumsi pangan yang mencakup tabel-tabel Tingkat
Kecukupan Gizi dan Skor Pola Pangan Harapan disajikan untuk masing-masing
kategori wilayah data Susenas.
• Untuk analisis proyeksi konsumsi penduduk dan estimasi kebutuhan konsumsi pangan
wilayah hanya didasarkan pada data susenas kategori Total Wilayah.
33. Survey Konsumsi Pangan
Survey Konsumsi Pangan adalah kegiatan survey yang dilakukan untuk
mengumpulkan data pangan apa saja yang dikonsumsi suatu
penduduk.
Data Konsumsi Pangan :
Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
kelompok orang (keluarga/rumahtangga) pada saat atau periode
tertentu.
Data konsumsi pangan diperlukan untuk :
1. Menaksir asupan gizi
2. Menaksir Tingkat Kecukupan Gizi
3. Merencanakan Program Perbaikan Gizi
4. Merencanakan Penyediaan Pangan
34. KAPANKAH SURVEY KONSUMSI
(PENGAMBILAN DATA PRIMER)
PERLU DILAKUKAN ?
Jika data sekunder belum bisa menjawab tujuan analisis
situasi konsumsi pangan wilayah dapat dilakukan Survey
Konsumsi Pangan untuk melihat kondisi khusus di wilayah
tertentu.
Survey konsumsi pangan dilakukan untuk mengisi
“kekosongan” informasi yang belum tercakup dalam data
sekunder/data SUSENAS.
Data primer/Hasil Survey Konsumsi Pangan BUKAN untuk
dibandingkan dengan Data Sekunder/Data SUSENAS
1
2
3
35. Penetapan Waktu Survey
Penetapan waktu survey sebaiknya didasarkan pada kondisi
yang fluktuasi konsumsi pangan penduduk tidak bersifat
mencolok
1. Tujuan survey konsumsi pangan
2. Sistem pengupahan atau gaji yang berhubungan dengan akses dan
kebiasaan makan penduduk
3. Sistim produksi atau pengadaan pangan yang berkaitan dengan
akses & kebiasaan makan penduduk
4. Budaya & nilai religi yang berkaitan dengan akses & kebiasaan
musiman dalam konsumsi pangan
5. Kondisi bencana alam, konflik sosial & perang
Pertimbangan dalam Penetapan Waktu Survey Konsumsi
pangan adalah :
36. Ditetapkan berdasarkan tujuan dan cakupan kesimpulan yg akan diambil.
Dalam konteks ketahanan pangan tingkat kab./kota
Data Susenas (BPS) tingkat provinsi & nasional-Kab/kota
Pertimbangan dlm pemilihan lokasi survey dlm suatu kab/kota :
Keragaman agroekologi wilayah di suatu kabupaten yang mungkin
menjadi pembeda kons. pgn penduduk
Keragaman wilayah yang berkaitan dengan akses secara ekonomi
terhadap pangan (desa/kota)
Penetapan Lokasi :
37. Penetapan Sampel
Sampel : unit survey yg akan dikumpulkan datanya
• Rumah Tangga
• Keluarga, atau
• Individu
Penentuan Ukuran atau Jumlah sampel survey :
Berdasarkan tujuan utama survey
Berdasarkan tingkat apa pengambilan kesimpulan akan
dibuat
Sampel yang baik adalah yang dapat
mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi
38. Yang perlu diperhatikan dalam penentuan wilayah dan pemilihan keluarga
sampel dalam survey Konsumsi Pangan Wilayah :
Wilayah survey konsumsi pangan adalah tingkat kabupaten
Struktur wilayah yang yang dijadikan sampling frame wilayah adalah
kecamatan dan desa/kelurahan.
Karakteristik wilayah yang digunakan sebagai basis pengelompokan wilayah
adalah karakteristik agroekologi pada tingkat kecamatan, yang
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: wilayah pertanian, wilayah
perikanan dan wilayah Lainnya.
Populasi survey konsumsi pangan adalah seluruh keluarga yang secara de
facto dan de jure tinggal di kabupaten yang menjadi lokasi survey
Panduan Singkat Penentuan Sampel (1/2)
39. Langkah pokok dalam penentuan wilayah dan pemilihan keluarga sampel dalam survey
Konsumsi Pangan di tingkat Kabupaten/kota :
Kelompokkan setiap kecamatan berdasarkan karakteristik agroekologi :
wilayah pertanian
wilayah perikanan
wilayah industri
Pilih secara acak sebanyak 3 kecamatan pada masing-masing kelompok karakteristik
agroekologi wilayah, sehingga akan terpilih sebanyak 3 x 3 karakteristik = 9 kecamatan
sampel.
Pilih secara acak sebanyak 3 desa yang mewakili karakteristik kecamatan desa yang
bersangkutan pada masing-masing kecamatan terpilih, sehingga secara keseluruhan akan
terpilih sebanyak 3 x 9 kecamatan = 27 desa.
Pilih sebanyak 10 keluarga secara purposive dengan pertimbangan keragaman anggota
keluarga menurut kelompok umur kecukupan gizi, sehingga total jumlah sampel keluarga
yang akan dijadikan sampel survey Konsumsi Pangan di suatu kabupaten/kota adalah
sebanyak 270 keluarga sampel.
Panduan Singkat Penentuan Sampel (2/2)
40. KERANGKA SAMPEL
Kelompokkan kecamatan berdasarkan agroekologi
Wilayah Pertanian Wilayah Perikanan Wilayah Lainnya
Kec 1
Kec 2
Kec 3
Kec 1 Kec 2
Kec 3
Kec 1
Kec 2
Kec 3
Desa 1
Desa 2
Desa 3
10
Ruta
Total Sampel 270 Rumah Tangga
di kab/kota
secara purposive
(berdasarkan karakteristik
demografi – umur)
41. CONTOH : cara pemilihan sampel
(dilaksanakan di Kab Sidoarjo Tahun 2010)
Setiap kecamatan yang ada di Kab Sidoarjo dikelompokkan
berdasarkan karakteristik agroekologi, yaitu wilayah pertanian,
perikanan serta lainnya (industri dan perumahan)
Seluruh kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo yaitu
sebanyak 25 kecamatan digunakan sebagai sampel
Dipilih 2 - 3 desa secara acak pada setiap Kecamatan pada wilayah
pertanian, perikanan dan lainnya (industri dan perumahan)
Dipilih sebanyak 15-20 rumahtangga secara purposif pada setiap
desa (dengan pertimbangan keterbatasan sumber dana dan
keragaman anggota rumahtangga menurut kelompok umur dan
kecukupan gizi), sehingga total jumlah sampel rumahtangga adalah
minimal sebanyak 750 rumahtangga
42. CONTOH : cara pemilihan sampel
(dilaksanakan di Kab Sampang Tahun 2012)
Setiap kecamatan (ada 14 kecamatan) dikelompokkan berdasarkan
karakteristik agroekologi ke dalam kelompok yaitu wilayah
pertanian, perikanan serta lainnya (jasa)
Pada setiap kecamatan dipilih 3 desa secara acak pada wilayah
pertanian, perikanan dan lainnya (jasa)
Dipilih sebanyak 15 rumahtangga secara purposif pada setiap desa
(dengan pertimbangan keragaman anggota rumahtangga menurut
kelompok umur dan sosial ekonomi), sehingga total jumlah sampel
rumahtangga adalah sebanyak 630 rumahtangga
43. Metode Pengumpulan Data Konsumsi Pangan
Tujuan Pengumpulan data konsumsi pangan untuk memperoleh informasi tentang
jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga, termasuk
bagaimana kebiasaan makannya.
Penggunaan Data Konsumsi Pangan untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi
yang dikonsumsi oleh individu atau keluarga.
Tujuan dan Kegunaan Data Konsumsi Pangan
1
2
Metode untuk mengumpulkan data konsumsi pangan secara kuantitatif ada empat:
1. Metode mengingat-ingat (food recall method), sering digunakan
2. Metode penimbangan (food weighing method),
3. Metode inventaris (food inventory method),
4. Metode pencatatan (food record method).
44. Prinsip adalah responden mengingat kembali apa saja yang telah dimakan (24 jam
yang lalu).
Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi
yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur ke belakang sampai
pukul 07.00 pagi hari sebelumnya dengan kuesioner
Recall 24 hour kurang dapat merepresentasikan kebiasaan makan
individu, sehingga lebih disarankan menggunakan Repeated 24
hour recall karena dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi
lebih optimal dan variasi yang lebih besar tentang intake harian
individu
Metode Recall
45. Langkah 1.
Petugas atau pewawancara menanyakan dan mencatat semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi responden secara spesifik selama kurun
waktu 24 jam yang lalu dengan menggunakan alat bantu URT (piring,
gelas,sendok, dll) atau food model.
Makanan jajanan, makanan
di luar rumah, dan suplemen
PENTING
Langkah Pengumpulan Data
46. IDENTITAS
RESPONDEN
PELAKSANA
SURVEI
INSTRUMEN SURVEI KONSUMSI
PANGAN
Konsumsi Pangan RT contoh melalui recall 1x24 jam
Karakteristik Lokasi dan Waktu Survei, terdiri dari:
a. Nama Propinsi, Kabupaten/Kota
b. Nama Kecamatan
c. Karakteristik Agroekologi Kecamatan
d. Alamat Lengkap Sampel (RT/RW, no rumah, jalan, dan
desa)
e. Waktu Survei
Karakteristik Rumahtangga, terdiri dari:
a. Nama Anggota Rumahtangga; Status dalam Rumahtangga
b. Usia; Jenis Kelamin
c. Jenis Pekerjaan
d. Tingkat Pendidikan
Jenis data yang dikumpulkan:
47. Mengkonversi bahan makanan ke dalam zat
gizi dengan menggunakan :
URT
Daftar Konversi Bentuk
Daftar Konversi Mentah Masak dan
Penyerapan Minyak
Langkah 2.
• Contoh Daftar Padanan URT
Contoh Daftar Faktor Konversi Mentah
Contoh Daftar Persen Penyerapan Minyak
48. URT
• Konversi URT ke Gram
• Konsumsi Responden = 5 butir telur dan 1 potong tahu; dgn 1 butir telur = 60 gr ;
1 potong tahu = 100 gr;
• Maka Konsumsi Responden 300 gr telur dan 100 gr tahu
Konversi Bentuk
• Konsumsi Responden berupa jagung basah dgn kulit, jagung kering dengan kulit,
dan jagung pipilan;
• Komoditas pangan yang disepakati Jagung pipilan;
• Maka konsumsi pangan di atas harus dikali dengan angka konversinya.
Konversi Mentah Masak
RT konsumsi 500 gr nasi dan 200 gr ayam dada goreng.
Konversi nasi ke beras :
500 gr nasi = 0,4 x 500 = 200 gr beras
Konversi ayam dada goreng ke ayam mentah :
200 gr ayam goreng = 1,6 x 200 gr = 320 gr ayam mentah
Berat minyak goreng = 16% x 320 = 51,2 gr
49. No Kelompok pangan Kalori % AKE Bobot Skor
AKE
Skor
PPH
Skor
maks
1 Padi-padian 1126
2 Umbi-umbian 62
3 Pangan hewani 82
4 Minyak dan lemak 156
5 Buah/Biji Berminyak 36
6 Kacang-kacangan 48
7 Gula 84
8 Sayur dan Buah 64
9 Lain-lain 24
Total
Data konsumsi pangan
Menghitung Konsumsi Energi Menurut Kelompok Pangan
Langkah 3
50.
51. Supervisi hasil pengukuran
konsumsi pangan
Mengetahui & memperbaiki kesalahan yg dilakukan oleh
petugas dlm pengambilan data konsumsi, terutama
makanan yang sering dikonsumsi.
Sebaiknya dilaksanakan baik oleh petugas kabupaten
maupun petugas propinsi.
52. Langkah 4
Menghitung Skor Pola Pangan Harapan
1) Konsumsi Aktual (Kkal/Kap/Hari)
2) % Terhadap Total Energi Aktual
3) % Terhadap AKE = 2000 Kkal/Kap/Hari
4) % AKE x Bobot
5) Ambil Skor AKE
atau Gunakan Skor
Maks jika Skor
AKE>Skor Mak
No Kelompok Pangan
Energi
Aktual
%
Aktual
% AKE Bobot
Skor
AKE
Skor
Maks
Skor
PPH
1 Padi-padian 1150 52.6 57.5 0.5 28.8 25.0 25.0
2 Umbi-umbian 75 3.4 3.8 0.5 1.9 2.5 1.9
3 Pangan Hewani 100 4.6 5.0 2.0 10.0 24.0 10.0
4 Minyak dan Lemak 600 27.5 30.0 0.5 15.0 5.0 5.0
5 Buah/Biji Berminyak 50 2.3 2.5 0.5 1.3 1.0 1.0
6 Kacang-kacangan 65 3.0 3.3 2.0 6.5 10.0 6.5
7 Gula 50 2.3 2.5 0.5 1.3 2.5 1.3
8 Sayur dan Buah 85 3.9 4.3 5.0 21.3 30.0 21.3
9 Lain-lain 10 0.5 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0
Total 2,185 100.0 109.3 132.7 100.0 71.9
Cantumkan
bobot
53. OUTLINE PELAPORAN
ANALISIS SITUASI KONSUMSI PANGAN WILAYAH
A. RINGKASAN EKSEKUTIF
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
D. METODE
E. HASIL
F. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI UNTUK
G. PENGEMBANGAN KONSUMSI PANGAN WILAYAH