Sistem pembelajaran e-learning memiliki beberapa keuntungan seperti mengurangi biaya, fleksibilitas waktu dan tempat, kecepatan pembelajaran yang disesuaikan, jangkauan geografis yang luas, serta meningkatkan kemandirian pembelajar. Bagi mahasiswa, e-learning menawarkan fleksibilitas, efisiensi, penghematan biaya, serta dorongan untuk menguasai teknologi. Namun, tidak semua mata kuliah cocok
SIM, Fadila Rahma, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisis Sistem Informas...
SIM, Fadila Rahma, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu Buana, 2017
1. Nama : Fadila Rahma
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Manfaat sistem pembelajaran dengan e-learning bagi Perguruan Tinggi
Kelebihan dan keuntungan menerapkan e-learning :
-Biaya
Dari segi biaya, mengurangi pengeluaran biaya karena e-learning mampu mengurangi biaya
pelatihan dan perjalanan untuk menghadiri pelatihan itu.
- Fleksibilitas waktu
Terkadang administrator sering mengalami kesulitan menyesuaikan waktu beberapa karyawan
yang ingin dilatih hal ini karena untuk mengikuti pelatihan dikelas, seseorang karyawan harus
meninggalkan pekerjaannya satu atau 2 hari. Dengan adanya e-learning ini karyawan tidak
perlu lagi meninggalkan pekerjaannya karena bisa langsung mengakses kapan pun dan dimana
pun saat ia berada, paling Cuma butuh waktu 1-2 jam-an.
- Fleksibilitas tempat
Bagi tempat pendidikan yang aktif menyelenggarakan acara pelatihan, akan mengalami
kesulitan dalam mencari ruang kelas yang memadai dan yang dapat menampung sekitar 10
sampai 20 pelajar serta menyediakan alat-alat pembelajaran lain. Tapi jika menggunakan e-
learning, tempat pendidikan tidak perlu repot-repot lagi menyediakan ruang kelas tersebut dan
infrastruktur, peralatan, serta buku-buku.
- Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
Pelajar memiliki gaya belajar berbeda-beda. Oleh karena itu, wajar bila didalam suatu kelas ada
siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang harus mengulang pelajaran untuk
memahaminya. Sehingga dengan adanya e-learning ini siswa yang belum memahami dan
mengerti penjelasan guru dapat mengulangi pelajarannya dengan cara membuka e-learning
sekolahnya.
- Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
2. E-learning mampu menjangkau wilayah geografis yang luas tidak terbatas pada wilayah tertentu
karena bisa di akses sampai seluruh dunia.
- Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Pembelajar akan lebih mandiri, karena aktif dan rajin membuka e-learning secara sendiri
sehingga ilmu atau wawasan yang di dapat pun semakin banyak.(Anonim,1)
Manfaat sistem pembelajaran dengan e-learning bagi Mahasiswa
Sistem belajar menggunakan e-learning memiliki keuntungan dan kerugian. Ada
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dari penggunaan metode ini. Pertama,
metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan memenuhi target yang
diberikan universitas. Kedua, lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat
menghemat waktu dan tenaga, mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar, jadwal
kuliah fleksibel karena jadwal kuliah tidak dibakukan dan dapat meminimalisir mahasiswa
mengantuk atau bosan ketika mengikuti kuliah.
Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari jawaban
dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung. Ketiga, metode ini dapat menghemat
biaya yang dikeluarkan mahasiswa. Apabila semua dosen di universitas menggunakan metode
ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan dalam jumlah besar. Mahasiswa
tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena sebagian besar universitasnya
menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone). Keempat, mahasiswa harus benar-benar aktif dalam
proses belajar, karena dosen hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan
fasilitator. Kelima, secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk
memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga
supaya tidak gaptek (gagap teknologi). Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini
penguasaan teknologi sangat dibutuhkan. Keenam, dapat menghemat penggunaan kertas yang
digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah
perluasan atau percepatan global warming. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kertas
terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon merupakan “peredam” global warming.
Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif tetapi
juga berdampak negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan
3. metode e-learning bagi mahasiswa. Pertama, tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa
harus aktif sepenuhnya, seperti mata kuliah kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah
kantitatif lainnya yang memerlukan bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata kuliah
tersebut seperti itu pembelajaran seperti biasanya masih sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
Kedua, metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba instant. Ketiga,
penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat mahasiswa semakin
jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga buku adalah jendela dunia. Selain itu
pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan
karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa
dimanipulasi dengan mudah. Kelima, kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan
mahasiswa membuat komunikasi diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi
langsung sangat diperlukan. Selain itu, kadang mahasiswa sama sekali tidak tahu siapa
dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat terhadap dosennya (Anonim, 2).
Tanggapan tentang sistem elearning yang di implentasikan di Kampus Mercu Buana
E-Learning yang di implementasikan di kampus Mercu Buana, merupakan salah
satu alternatif kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi
komputer dan internet. Seseorang yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena
berbagai faktor penyebab, misalnya harus bekerja, kondisi geografis, jarak yang jauh dan lain –
lain dimungkinkan dapat tetap belajar, yaitu melalui E-learning. Dan dapat mempermudah
interaksi antara Mahasiswa dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara
Mahasiswa dengan Dosen maupun antara sesama Mahasiswa lainnya, dapat saling berbagi
informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun
kebutuhan pengembangan diri Mahasiswanya.
saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem e-learning guna meningkatkan kinerja sistem
dimasa mendatang.
Saran dan rekomendasi untuk perbaikan system e- learning guna meningkatkan kinerja system
dimasa mendatang, antara lain :
Mengurangi adanya eror system saat jam mepet mengerjakan e learning
4. Sebaiknya memiliki notifikasi ( min sehari sebelum due date) untuk forum maupun
quiz yang belum sempat di kerjakan oleh mahasiswa agar tidak terlewat oleh
mahasiswa
Sebaiknya Otomatis terdaftar pada mata kuliah, agar mahasiswa tidak perlu repot
log in ulang setiap semester.
5. Pengenalan E-Learning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer
sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang
dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa
(Ardiansyah, 2013).
Komponen E-learning
Menurut Anonim (2009) E-learning yang terintegrasi/terbentuk mempunyai komponen-
komponen berikut ini :
1. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan
perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita
memberikan layanan synchronous learning melaluiteleconference. Synchronous learning
mengacu pada sekelompok orang belajar hal yang sama pada saat yang sama di tempat yang
sama. Ini adalah jenis pedagogi dipraktekkan di sebagian besar sekolah dan program sarjana,
tapi tidak di program pascasarjana. Kuliah adalah contoh pembelajaran sinkronisasi di
lingkungan tatap muka dan dengan munculnya alat-alatweb conferencing, orang dapat belajar
pada saat yang sama di tempat yang berbeda juga. Sebagai contoh, penggunaan instant
messaging (pesan singkat) atau live chat (obrol langsung), webinar (web-based seminar) dan
konferensi video memungkinkan siswa dan guru untuk berkolaborasi dan belajar dalam real
time (waktu nyata).
2. Learning Management System/Sistem Belajar Manajemen (LMS)
LMS adalah Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
6. sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. LMS merupakan platform (rencana kerja/progam) untuk
pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang tidak terbatas hanya pada
distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen dan evaluasi hasil-hasil
pembelajaran. LMS banyak yang berupa open source(sumber terbuka), sehingga bisa kita
manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
Fitur LMS terdiri dari:
a. Manajemen siswa dan kompetensi.
b. Manajemen dan distribusi materi/content (isi).
c. Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll).
d. Manajemen program.
e. Manajemen data.
f. Anggaran.
3. Knowledge Management System/Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge (pengetahuan), baik formal
maupun berdasarkan pengalaman, kedalam bentuk digital untuk memudahkan akses bagi para
pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
Fitur KMS terdiri dari:
a. Data collection adalah kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dsb) yg sering
dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yg lengkap); atau kumpulan yg berhubungan dengan
studi penelitian.
b. Data digitalization adalah data yg berhubungan dengan angka untuk sistem perhitungan
tertentu.
c. Indexing and knowledge sharing/ Pengindeksan dan berbagi pengetahuan
4. Learning Content Management System/ Sistem Belajar Manajemen Konten (LCMS)
LCMS memungkinkan trainer/pelatih, dosen, dan instruktur untuk membuat dan
mengembangkan materi/e-learning content sendiri dengan mudah, walaupun mereka tidak
menguasai pemrogaman komputer.
7. Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk
multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat
dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan
membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga
mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA
dan SMK. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi
konten.
Fitur LCMS terdiri dari:
a. Template outline (kerangka templat) kursus/mata pelajaran/mata kuliyah
b. Manajemen gambar, animasi, dan konten audio-video
c. Kustomisasi konten : kursus, test, simulasi
d. Manajemen obyek pembelajaran
5. Electronic Library/perpustakaan elektronik (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT (Information Technology) terintegrasi untuk manajemen
perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan
customized/disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna.
6. Mobile Learning/pembelajaran memakai ponsel.
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi: konten,
sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan ponsel pelacakan sistem (mobile
device tracking system).
7. E-Content Development/elektronik pengembangan materi (isi)
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan utama.
E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara visual menarik
dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone) maupun format standar e-
content seperti SCROM and AICC.[5]
8. B. Karakteristik E-learning
Karakteristik e-learning, antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi); di mana guru dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Teknologi yang digunakan dapat
berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara pebelajar dengan
pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan pembelajar dapat dilakukan
secara mudah dan cepat.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c. Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut untuk
melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan
secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus memiliki kemampuanlearn
how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya sendiri, mampu
memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan menggunakan e-learning
pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu
pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen
(2007) memotivasi pebelajar dalam e-learning dapat dilakukan melalui konteks, tantangan,
aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik yang membangun.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.[6]
e. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
f. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan
belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai
sumber informasi.
Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa pengembangan ELearning tidak
semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif
dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui layar
komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan E-Learning
yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi
9. dalam merancang E-Learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana
akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan
kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem E-Learning itu
sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan
bukan pada belajar menggunakan sistem ELearning nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru
yang berkomunikasi dengan siswa di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
personal, siswa diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.
Hal ini akan membuat siswa betah berlama-lama di depan layar komputernya.
Secara ringkas, E-Learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara
konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Karena itu E-
Learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran
konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada
apersepsi atau pre tes, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif,
uraian materi yang jelas. Contoh-contoh konkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post
test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang E-Learning
perlu melibatkan pihak pihak terkait, seperti pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer
dan ahli ahli lain yang terkait.
Implemetasi e-learning pada suatu Perguruan tinggi secara efektif dan efisien
Keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi
informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu
juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi
teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002).
Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada
materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab
pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan
penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa,
penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih
10. baik dari pada ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain
menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran
berlangsung.
Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain
perlu:
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan
perkembangan teknologi baru,
d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para
mahasiswanya.
Sementara itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu
dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara lain :
– Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran :
tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar
referensi atau bahan bacaan dan kontak pengajar
– Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan
presentasi, contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi
untuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online
– Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan
pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas
waktu pengumpulannya
11. Salah satu contoh perguruan tinggi yang telah menerapkan e-learning secara baik
dan berorientasi pada implementasi kampus digital adalah Universitas Bina Nusantara (Ubinus).
Sistem yang dikembangkan disebut dengan Multi Canel Learning (MCL), dan e-learning
merupakan salah satu chanelnya. MCL di Universitas Bina Nusantara merupakan model sistem
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang terdiri dari 3 aktivitas utama yaitu : (1) aktifitas
dalam kelas (classroom); (2) aktifitas belajar mandiri (self study); dan (3) aktifitas e-learning.
Saat ini, seluruh mata kuliah telah menggunakan MCL dengan komposisi aktifitas classroom
dan e-learning yang terus diatur mengarah pada e-learning. Untuk mendukung operasional
MCL, Ubinus menggunakan Learning Management System buatan sendiri yang dapat diakses
melalui alamat
12. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim 1, 2017, http://aifitra.blogdetik.com/2013/12/25/keuntungan-dan-manfaat-
menggunakan-e-learning-bagi-guru-dan-siswa, ( 20 Desember 2017, jam 22:16 )
2. Anonim 2, 2017, http://fallenstarkawaii.blogspot.co.id/2010/03/pengaruh-sistem-belajar-e-
learning-bagi.html, ( 20 Desember 2017, jam 22:16 )
3. Anonim 3, 2017, http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-
elearning.html, ( 20 Desember 2017, jam 22:40)
4. Anonim 4, 2017, http://oktanemamah.blogspot.co.id/, ( 20 Desember 2017, jam 22:40)