Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, universitas mercu buana, 2017
1. Nama : Rika Nurjanah
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PENGENALAN E-LEARNING
Manfaat E-Learning
1. E-learning dapat mengakomodasi kebutuhan belajar si pemelajar
Kebanyakan orang yang memilih untuk kuliah online adalah orang-orang yang sudah bekerja, namun
mempunyai semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Orang-orang
tersebut tidak memiliki waktu untuk kuliah, karena kesibukan utamanya adalah bekerja. Oleh karena
itu, e-learning menjadi sebuah solusi yang tepat bagi orang-orang yang ingin kuliah tanpa harus
meninggalkan pekerjaan mereka. Dengan demikian, tantangan yang harus dihadapi oleh orang-orang
tersebut adalah, mereka harus membagi waktu dan menyeimbangkan fokus antara pekerjaan dan
pendidikan.
2. Efisiensi waktu dan biaya
Kenapa e-learning mempunyai manfaat dalam efisiensi waktu dan biaya? Jawabannya sederhana,
pembelajaran online atau e-learning dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kamu tidak perlu
menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar di kelas. Selain itu, kamu juga tidak perlu
mengeluarkan biaya transportasi untuk pergi ke tempat dimana kamu akan melakukan kegiatan
belajar. Dalam e-learning, modal yang harus kamu miliki adalah smartphone/laptop dan biaya kuota
internet.
3. Bahan belajar dapat diakses kapan saja
Salah satu kunci utama dalam e-learning adalah bahan belajar yang kamu dapatkan. Sama halnya
dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran online atau e-learning juga memiliki kurikulum. Isi
kurikulum tersebut berisi sejumlah materi-materi pelajaran yang harus kamu pahami dan kuasai
dengan baik tanpa adanya bantuan dari seorang guru. Dengan kecanggihan teknologi, materi-materi
pelajaran tersebut dapat kamu unduh kapan saja tanpa dibatasi oleh waktu. Walaupun materi
pelajaran tersebut dapat diunduh kapan saja, bukan berarti kamu tidak perlu mengunduh dan
mempelajari materinya ya!
4. Dapat menjangkau pemelajar dengan cakupan yang lebih luas
Manfaat e-learning yang terakhir adalah dapat menjangkau pemelajar dengan cakupan yang luas.
Berbeda halnya dengan pembelajaran konvensional yang dibatasi oleh ruang dan jumlah murid,
pembelajaran online dapat menampung jumlah murid, tanpa mengkhawatirkan keterbatasan ruang
dan jumlah tempat duduk di kelas.
Kelebihan E-learning
2. Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui
berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-
learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
1. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara,
video.
2. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa
dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
3. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata
pelajaran sesuai kebutuhan.
4. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan
daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
Kekurangan E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning
membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan
E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini
juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information,
communication, dan technology).
5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6. Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik.
9. Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena
peralatan yang tidak memadai.
10. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan
diperlukan.
12. Peserta didik dapat merasa terisolasi.
Saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem e-learning di Universitas Mercubuana
Menurut saya Implementasi di kampus sudah sangat bagus, dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama
ini membatasi dunia pendidikan. Dengan adanya e-learning dapat memudahkan mahasiswa mengakses
forum, tugas, ataupun kuis dimana saja dan kapan saja selama batas waktu yang diberikan dosen masih
bisa diakses, dan sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses inilah yang memungkinkan
perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.
3. Saran dan rekomendasi saya, sebaiknya ditingkatkan kembali koneksi jaringannya agar tidak mudah
'eror jika mahasiswa sedang mengerjakan e-learning. Untuk kedepannya juga dalam me-maintenance
aplikasi agar jangan dilakukan di minggu-minggu efektif kuliah karena dapat mempersulit mahasiswa/I
untuk mengaksesnya.
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di
bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung
usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih
tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di
sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto,
2002).
E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh Suyanto
(2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dari:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik dan
peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer.
Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang
mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan
keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan jadwal
belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar
dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi
Komponen E-Learning
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa
Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan
komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau
perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu
(Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan
sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan
4. multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di
dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya
berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan
synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang
mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang
merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional
untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa
online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas,
pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online
yang semuanya terakses dengan internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat
dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar
mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang
menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
Efektifitas E-Learning
Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan
pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-elemen
ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan dengan usaha
yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf penunjang, dan administrator.
1. Mahasiswa
Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa adalah untuk belajar dengan
sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik,
membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa dengan menggunakan
instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu,
menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar
belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan
5. dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah
mahasiswa di dalam kelas.
2. Lembaga/Universitas
Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab lembaga/universitas.
Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut
sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
3. Fasilitator
Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang bertindak sebagai
jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti
kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting lagi,
fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu menyiapkan
peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur
setempat.
4. Staf Penunjang
Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan penunjangan fungsi-fungsi
pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan
buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis,
dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning
tetap pada jalur yang benar.
5. Administrator
Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program e-learning, mereka sering
kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program sedang beroperasi. Administrator e-
learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama dan
membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas. Mereka harus
bekerja sama dengan personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi
perlu dikembangkan secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa
didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan para
mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim 1, 2017. http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html (20 Desember 2017).
2. Anonim 2, 2017. http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56 (20 Desember 2017).
3. Anonim 3, 2017. https://indonesianyouth.org/nanda-lorenza/4-manfaat-yang-didapatkan-dari-
pembelajaran-e-learning/ (20 Desember 2017).
4. Anonim 4, 2017. http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-
elearning.html (20 Desember 2017).