SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana di maksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian
ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di rumah sakit merupakan upaya
kesehatan yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang di rujukan
pada semua golongan umur maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada
masyarakat atau penderita yang berkunjung ke rumah sakit adalah pelayanan yang
besifat medik dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi upaya
pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya
peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2006).
2
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh
dokter gigi, pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan
pelayanan asuhan supporting oleh tekhnisi.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di lakukan secara komprehensif
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup
berfokuskan kepada aspek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi
adalah salah satu unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya.
Dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsinya lakukan dengan tanggung jawab
sesuai dengan hak dan wewenang yang di mlilikinya.
Dengan demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan
gigi Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai
peran cukup penting dan sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan
barisan terdepan dan aspek promotif dan peventif pelayanan kesehatan gigi dan
mulut (PPGI, 2008).
Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan
kemampuan dalam memberi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat, tetapi juga berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat
maupaun perawat gigi sangat terampil dalam memberikan pelayanan asuhan
kesehatan gigi kepada masyarakat, akan tetapi ia tidak akan terpandang dalam
masyarakat apabila ia tidak menjunjung tinggi norma-norma hidup yang luhur,
baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya.Oleh karena
itu, penting sekali bagi perawat gigi Indonesia untuk menjaga agar tingkah laku,
3
tutur kata serta sikap hidupnya selalu seimbang dengan martabat jabatan perawat
gigi sebagai salah satu tenaga kesehatan gigi (Kepmenkes RI Nomor
378/MENKES/SK/III/2007).
Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat gigi akan tercemin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan dari serta keputusan yang diambil
dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang
mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang
sangat penting dan mendasar.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna,
para perawat gigi harus mampu serta ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu
dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu
dan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan kesedaran bahwa
pelayanan yang diberikan merupakan bagian upaya kesehatan secara menyeluruh
(Suhaemi, 2004).
Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas
bagi pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif,
tiap-tiap orang dapat saja memliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu
pelayanan kesehatan yang sama. Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu
pelayanan dan pembatasan pada upaya yang dilakukan.
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan
atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan
pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.
4
Apabila penampilan kurang dari harapan, maka pelanggan tidak dipuaskan,
namun apabila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan
apabila penampilan melebihi harapan pelanggan akan sangat puas atau senang
(Kotler 2008).
Menurut laporan bulanan pada Puskesmas Dana, pada bulan Oktober
sampai dengan Desember tahun 2010 menunjukkan pasien yang berkunjung di
Puskesmas pada bulan Oktober angka kunjungan mencapai 180 orang, bulan
November turun menjadi 142 orang dan bulan Desember turun menjadi 134
orang. Dari hasil wawancara awal pada 40 orang pasien, 25 orang merasa puas
dengan pelayanan perawat gigi di Poli gigi puskesmas Dana
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang di temukan sebelumnya, maka menjadi
permasalahannya adalah “Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec,
Watopute Kabupaten Muna Tahun 2014”
C. TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat
gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabuten Muna Tahun
2014.
5
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap sikap perawat
gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabuten Muna
Tahun 2014.
b. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap komunikasi
perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabupaten
Muna Tahun 2014.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk
melakukan program penyuluhan kepada orang tua tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut yang akan di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga dapat di contoh oleh anak-anaknya.
2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu kesehatan gigi
masyarakat serta dapat di pakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan ilmu kesehatan gigi di masyarakat.
3. Memberikan kesempatan pada penulis untuk menggali kemampuan dalam
melakukan suatu penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan pasien
Kepuasan menurut Kamu Bahasa Indonesia adalah puas; perihal (hal
yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat
diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa
(Purwanto, 2007).
Menurut Oliver (2001 cit. Purwanto, 2007) mendefinisifikasikan kepuasan
sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang dirasakan dengan harapannya.Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di
bawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai
harapan,maka pelanggan akan sangat puas.Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat di bentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari
berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive
terhadap harga dan member komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Menurut Kotler kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi
7
antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
diberikan Tjiptono, (1997 cit. Purwanto, 2007).
Junaidi (2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk
dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja
produklebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan mengalami
kepuasan.
Ada tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen
berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu:
a. jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka
konsumen akan merasa puas.
b. Jika layanan yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai
dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak
puas.
c. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang di
miliki oleh konsumen dengan kenyataan yang di terima oleh konsumen
pada saat mengkomsumsi produk atau jasa (Indarjati, 2001).
B. Tingkat Kepuasan Pasien
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien
adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas
merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan
terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien tidak
merasa puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain
8
tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu
perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system
untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pasiennya. Masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan suatu
yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda
terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama (Azwar,2007).
Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan,
Azwar (2007) membuat dua pembatasan yaitu pembatasan pada derajat kepuasan
pasien dan pembatasan pada upaya yang dilakukan. Pembatasan pada derajat
kepuasan pasien adalah dimana suatu mutu pelayanan kesehatan dinilai baik
apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tatacara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prefesi yang
telah ditetapkan.
Menurut Prabowo 1999 (cit, Purwanto, 2007) konsumen yang mengalami
kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikatagorikan kedalam konsumen
masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Pasien adalah konsumen
individu yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan
dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh
tenaga kesehatan.
9
C. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan kesehatan gigi.
Di Indonesia, pemerintah masih memegang peranan utama dalam pemberian
pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan tersebut disediakan bagi masyarakat di
puskesmas-puskesmas yang berbentuk poliklinik gigi tersebut adalah para dokter
gigi. Sebagai helth provider di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut
adalah para dokter gigi dan juga perawat gigi (Dahlan, 2008).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di poliklinik gigi puskesmas
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
merata dan pemulihan, yang ditujukan pada semua golongan, umur maupun jenis
kelamin (Herijulianti, 2005).
Perawat gigi di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut
mempunyai peranan yang strategis dalam proses manajemen pelayanan kesehatan
gigi. SK MENKES RI. NO. 378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
perawat Gigi mencatumkan salah satu kompetensi utama perawat gigi sebagai
pelaksana manajemen kesehatan gigi, sebagai konsekwensi perawat gigi dituntut
untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengelola
pelayanan kesehatan gigi, dari berbagai aspek, baik aspek pembiayaan, system
informasi, invertarisasi, asuransi, etik serta hukum pelayanan kesehatan gigi oleh
perawat gigi di poliklinik gigi puskesmas adalah system pengelolaan pasien.
10
Menurut Dahlan (2008), dalam mengelola pasien, perawat gigi harus
mampu menempatkan diri sebagai dental asisten dan resepsionis yang handal,
seorang perawat gigi harus menguasai teknik-teknik berikut:
a. Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani
pasien.
b. Mencatat data pasien secara baik;
c. Mengatur sistem perjanjian dan penjadwal pasien;
d. Memelihara hubungan baik dengan pasien.
Menurut (Herijulianti,2002), pelayanan kesehatan di poli gigi dapat
digolongkan dalam beberapa tingkat yaitu :
a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku masyarakat dalam
kemampuan pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut serta
mampu mencapai pengobatan sedini mungkin dengan jalan memberikan
pengetian masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.
b. Menurukan prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh
masyarakat (karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan
khusus tampa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama
pada kelompok yang retan terhadap karies.
c. Terhindar dan kurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi.
2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Menurut Azwar (2006), sekalipun pelayanan kesehatan kedokteran berbeda
dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai
11
suatu pelayanan kesehatan dengan baik, keduanya harus memiliki berbagai
persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat
bekesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
3. Dapat diterima dan wajar
4. Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat
diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan
tersebut tidak bertentang dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
5. Mudah dicapai
6. Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dicapai oleh masyarakat. Pengertian ketercapain yang dimaksudkan
di sini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi
saran kesehatan menjadi sangat penting.
7. Mudah dijangkau
8. Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
di jangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan
di sini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang
seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
12
9. Bermutu
10. Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu.
Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjukkan pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di
satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak
lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar
yang telah ditetapkan (Azwar ,2005)
3. Standar Kompetensi Perawat Gigi (Kep MenKes RI, 2007)
Penyelenggaran pendidikan berbagai jenis dan jenjang tenaga kesehatan
mempunyai tujuan yang mulia yaitu selain mencerdaskan bangsa juga memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan gigi. Pendidikan tenaga kesehatan gigi jenjang
Diploma seperti halnya Perawat Gigi termasuk dalam kelompok Pendidikan
Profesional (PP RI Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi) yang
artinya pendidikan diarahkan terutama pada kesiapan penerapan kemampuan
tertentu berdasarkan tuntutan pasar kerja. Untuk memberikan yang terbaik maka
perlu dihindari tumpang tindih peran dan kesenjangan mutu, melalui pendekatan
kemitraan keprofesien.
Dengan demikian Perawat Gigi menjadi ujung tombak Pembangunan
Kesehatan Gigi Indonesia dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang
mempunyai peran sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan
terdepan dalam aspek promotif dan preventif pelayanan gigi dan mulut.
13
Standar Profesi Perawat Gigi digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan profesi secara baik dengan tujuan :
a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan,
fungsi, dan wewenang yang dimilikinya.
b. Memberikan perlindungan kepada Perawat Gigi dari tututan hokum.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari mal praktek perawat
gigi.
4. Kemampuan Inti Perawat Gigi
a. Komunikas
1. Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang
efektif dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara
perorangan dan dalam tim atau pertemuan.
2. Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses
pendidikan kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation
(chair side talk).
3. Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk
berprilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.
4. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran
komunikasi formal maupun informal.
5. Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
6. Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien.
7. Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
14
b. Kerjasama Tim
a. Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan
untuk menciptakan kerjasama yang baik dalam tim.
b. Kemampuan berkerjasma dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat
keputusan baik individu maupun tim.
c. Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para
sejawat anggota tim kesehatan lain.
d. Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
c. Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan
1. Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris.
2. Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan
mampu mengasah berbagai instrument secara benar dan menerapkan
secara efisien cara-cara pengasahan.
3. Kemampuan mempersiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran
elektrik, alat berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan
efektif.
d. Tindakan Asuhan Keperwatan di Klinik
1) Pencabutan Gigi
a. Melakukan riwayat, pemeriksaan, indentifikasi dan perencanaan
untuk pasien dengan berbagai kondisi kesehatan gigi dan mulut.
15
b. Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi sulung dengan
topikal anaeshesi dan infiltrasi anaesthesi.
c. Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi tetap akar tunggal
dengan infiltrasi anaesthesi.
d. Kemampuan melakukan perawatan pasca pencabutan dan komplikasi.
2) Konservasi Gigi
a. Kemampuan mengindentifikasi karies gigi dan menyeleksi kasus-
kasus untuk dilakukan perawatan konservasi sesuai dengan
kemampuannya / kewenangannya.
b. Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan penumpatan (gigi
sulung dan gigi tetap pada satu/dua permukaan menggunakan
amalgam, silikat, dsb).
c. Kemampuan melakukan preparasi kavitas dengan excavator dan
penumpatan dengan ART.
d. Kemampuan membersihkan dan memoles gigi dan tumpatan.
e. Kemampuan menggunakan rubber dam.
3) Pertolongan pertama (first aid/relief pain)
a. Kemampuan mengelola dan membantu tindakan darurat medik dan
dental.
b. Kemampuan melakukan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa
sakit pada penyakit gigi akut.
16
c. Kemampuan mengindentifikasikan dan mengelola keadaan darurat yang
terjadi selama dan sesudah pengobatan gigi.
d. Kemampuan memberikan pertolongan pertama pada trauma trepanasi
dengan cara membuka kavum pulpa dengan bor, ditutup kapas jangan
diberi tumpatan sementara.
e. Asisten Dokter Gigi
1. Kemampuan membantu operator dalam perawatan rutin pada klinik gigi
(sebagai chair side assistant).
2. Kemampuan membantu prosedur restorasi gigi dan prosedur bedah
mulut dan periodontal.
3. Kemampuan menyiapkan dan menerapkan penggunaan bahan-bahan
pada pengobatan gigi pasien.
4. Kemampuan membantu dokter gigi atau dokter spesialis dalam
pengobatan pasien.
5. Kemampuan menyiapkan dan melakukan topical treatment/solution yang
ditetapkan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
6. Kemampuan manipulasi bahan cetakan dan mengecor cetakan untuk
studi.
7. Kemampuan melakukan irigasi mulut.
f. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
17
reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli
psiologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan suatu tindakan atau
kesediaan untuk bertindak dan merupakan pelaksaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan
“predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan
reaksi terbuka dalam suatu tingkah laku. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoadmodjo, 2003 Cit. Allport, (1954) sikap yang utuh tu
mempunyai 3 (taga) komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap ini sendiri terdiri dari berbagai
tingkatan yakni:
a. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang mao dan memperhatikan stimulus yang
diberikan. Contohnya sikap orang tergadap gizi dapat dilihat dari kesedihan dan
perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena suatu usaha untuk
menjawab suatu pertanyaan atu mengerjakan tugas yang di berikan, lepas
pekerjaan itu bener atau salah adalah bearti orang menerima ide tersebut.
18
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerakan atau mendiskusi dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya, seorang
ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya).
Untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang
gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu-
ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua
atau orang tuanya sendiri.
4. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai
berikut (Purwanto, 2007) :
1. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap
pasien ketika pertama kali dating di rumah sakit.
2. Kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja
yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien, seberapa pelayanan
perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang
diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada
dirumah sakit.
19
3. Prosedur adminitrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan adminitrasi
pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung
sampai keluar dari rumah sakit.
4. Fasilitas-fasilitas yang disediakan rumah sakit seperti dental unit,
peralatan pencabutan, peralatan penambalan, air untuk kumur-kumur,
privasi dan waktu kunjungan pasien.
D. Kerangka konsep
E. Defenisi operasional
1. Kepuaasan
Yang di maksud dengan kepuasan dalam penelitian ini adalah perasaan
puas, senang dan kelegahan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk
atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Variabel bebas
 Pasien
Variabel terikat
 Tingkat
Kepuasan Pasien
Variabel pengganggu
 Kesehatan Gigi dan
Mulut
20
2. Tingkat Kepuasan Pasien
Yang di maksud dengan tingkat kepuasan pada penelitian ini adalah aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien tidak merasa puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit
harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang
lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
3. Pembatasan derajat
Yang di maksud pembatasan derajat dalam penelitian ini adalah dimana
suatu mutu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila pelayanan kesehatan tersebut
dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk. Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan
dinilai baik apabila tatacara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar pelayanan prefesi yang telah ditetapkan.
4. Konsumen
Yang di maksud konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen atau
individu yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan
dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh
tenaga kesehatan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif
dengan melakukan observasional terhadap data sekunder dari rekam medis
pada pasien yang mencabut gigi di Puskesmas Dana.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
penelitian dilakukan di Puskesmas Dana
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian di lakukan pada bulan april – juli 2015
D. Populasi dan sampel
a. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang yang
berumur 35 - 45 tahun di Puskesmas Dana.
b. Sampel
Sampel yang di ambil sebanyak 40 orang dari umur 35- 45 tahun
yang sudah dianggap mewakili populasi. Pengambilan sampel di lakukan
dengan cara total sampling.
22
D.Kriteria penilaian
a) Jawaban responden 50% dianggap baik
b) Jawaban responden sama dengan atau dibawah 50% dianggap buruk.
E. Teknik pengumpulan data
1 Data di peroleh dengan cara membarikan kuesioner kepada pasien untuk
mengetahui peran parawat gigi dalam mempeliharaan kebersihan gigi
dan mulut
2 Pengolahan data secara manual
a. Data primer primer adalah data yang diambil secara langsung pada
objek yang akan diteliti melalui kuesioner dan observasional.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari puskesmas yaitu jumlah pasien puskesmas Dana.
3 Analisa data
Analisa data di lakukan secara deskritif dengan membuat uraian
secara sistematis mengenai hasil penelitian kemudian mendistribusikan
dengan tabel.
F. Pengolahan dan analisan data
1. Pegolahan data
Setelah data yang di perlukan peneliti terkumpul, maka dilakukan tahap
pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
23
a. Editting
Upaya untuk pemeriksaan kembali kebenaran data yang di peroleh
atau di kumpulkan.
b. Coding
Pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang
termaksud dalam kategori yang sama.
c. Tabulating
Memuat table-tabel yang berisikan data yang telah di beri kode, sesuai
dengan analisis yang telah dibutuhkan.
d. Cleaning
Merupakan kegiatan pencegahan kembali data yang sudah di olah
apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa data
Hasil kuesioner responden akan diolad dan setiap responden memperoleh
nilai sesuai dengan pedoman penelitian kuesioner. Jiks responden menjawab
“YA” akan di beri skor 1(satu), sedangkan jika responden menjawab
“TIDAK” akan di beri nilai 0 (nol).
Kemudian dari nilai tersebut akan di tentukan skor total pada masing-
masing responden dengan rumus :
N = sp/sm x 100%
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang di dapat
24
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan kedalam standar criteria objek,
yaitu:
1. Baik : Bila hasil 76-100%
2. Cukup : Bila hasil 56-75%
3. Kurang : Bila hasil 40-55%
G.Cara penelitian
1. Membagikan lembar kuesioner pada pasien yang terpilih menjadi
sampel .
2. Pasien mengisi lembar kuisioner dengan cara memilih jawaban yang
telah disediakan.
3. Jawaban yang telah selesai dikumpulkan.
4. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan sistem
deskritif.
5. Di tampilkan dengan tabulasi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A., 2007. Pengantar Adminitrasi Kesehatan. Ed. 3, Bina Rupa Aksara,
Jakarta.
Dahlan , Z., 2008. Mengembangkan Klinik Gigi yang Efektif dan Efesien. Zaeni
For Oral Health. http//www.google.co.id.
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia,
Herijulianti, E, Indriani, T.S, Artini, S., 2006. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kepmenkes Nomor 378/MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Kompetensi
Perawat Gigi Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Purwanto, S., 2007. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit.
http//www.klinis.wordpress.com.
PPGI., 2008. Sejarah Keperawatan Gigi. Jakarta.
Suhaemi, M.E., 2004. Etika Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...Diahwati Kustianingsih
 
Alifia
AlifiaAlifia
Alifiajnnhh
 
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptisGambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptisNadyaIchaStevanika
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas  Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas Re Mo
 
1. demand yankes
1. demand yankes1. demand yankes
1. demand yankesHrdnt
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk bukuNikmon Amal
 
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerIskani kasim
 
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis KediriOverview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis KediriReynaldoArya
 
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014Arbi Wijaya
 

What's hot (17)

Jurnal 1
Jurnal 1Jurnal 1
Jurnal 1
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
 
Alifia
AlifiaAlifia
Alifia
 
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptisGambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
Gambaran dan evaluasi kinerja pemasaran rumah sakit baptis
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
 
Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas  Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas
 
Makalah puskesmas
Makalah  puskesmasMakalah  puskesmas
Makalah puskesmas
 
1. demand yankes
1. demand yankes1. demand yankes
1. demand yankes
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk buku
 
Penilaian standar rumah sakit (9)
Penilaian standar rumah sakit (9)Penilaian standar rumah sakit (9)
Penilaian standar rumah sakit (9)
 
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
 
Abk 2
Abk  2Abk  2
Abk 2
 
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis KediriOverview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
Overview dan Evaluasi Rencana Strategis Rumah Sakit Baptis Kediri
 
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014
Presentation of Final Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) FKG UI 2014
 

Similar to K.t.i

Fasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdfFasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdfAlamiahSKMMKes
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R SDenny Tandya
 
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdfPuputEdiyarsari
 
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengSkripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengbagadang s
 
09 pelayanan g igi & prothesa gigi
09 pelayanan g igi & prothesa gigi09 pelayanan g igi & prothesa gigi
09 pelayanan g igi & prothesa gigihodijahkamil
 
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasienFaktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasienNasdirSumar
 
Presentation1 proposal
Presentation1 proposalPresentation1 proposal
Presentation1 proposalMerlyn Rumthe
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docxjumina2
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8
Tugas perkuliahan minggu ke 8Tugas perkuliahan minggu ke 8
Tugas perkuliahan minggu ke 8stwndennis
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to K.t.i (20)

Fasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdfFasilitas Kesehatan.pdf
Fasilitas Kesehatan.pdf
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
Kti kusnaenih terbaru
Kti kusnaenih terbaruKti kusnaenih terbaru
Kti kusnaenih terbaru
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R S
 
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf
6. Ciri sektor kesehatan dan karakteristik pelayanan kesehatan.pdf
 
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengSkripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
09 pelayanan g igi & prothesa gigi
09 pelayanan g igi & prothesa gigi09 pelayanan g igi & prothesa gigi
09 pelayanan g igi & prothesa gigi
 
D2 a004026 dinik_retnowati_2
D2 a004026 dinik_retnowati_2D2 a004026 dinik_retnowati_2
D2 a004026 dinik_retnowati_2
 
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasienFaktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien
 
Presentation1 proposal
Presentation1 proposalPresentation1 proposal
Presentation1 proposal
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8
Tugas perkuliahan minggu ke 8Tugas perkuliahan minggu ke 8
Tugas perkuliahan minggu ke 8
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
 
MAKALAH paper 1.docx
MAKALAH paper 1.docxMAKALAH paper 1.docx
MAKALAH paper 1.docx
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Angelina rendang
Angelina rendangAngelina rendang
Angelina rendang
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

K.t.i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009). Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di rumah sakit merupakan upaya kesehatan yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang di rujukan pada semua golongan umur maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke rumah sakit adalah pelayanan yang besifat medik dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2006).
  • 2. 2 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh dokter gigi, pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan pelayanan asuhan supporting oleh tekhnisi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di lakukan secara komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup berfokuskan kepada aspek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi adalah salah satu unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsinya lakukan dengan tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang di mlilikinya. Dengan demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai peran cukup penting dan sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dan aspek promotif dan peventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut (PPGI, 2008). Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam memberi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi juga berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat maupaun perawat gigi sangat terampil dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi kepada masyarakat, akan tetapi ia tidak akan terpandang dalam masyarakat apabila ia tidak menjunjung tinggi norma-norma hidup yang luhur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya.Oleh karena itu, penting sekali bagi perawat gigi Indonesia untuk menjaga agar tingkah laku,
  • 3. 3 tutur kata serta sikap hidupnya selalu seimbang dengan martabat jabatan perawat gigi sebagai salah satu tenaga kesehatan gigi (Kepmenkes RI Nomor 378/MENKES/SK/III/2007). Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat gigi akan tercemin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan dari serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar. Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat gigi harus mampu serta ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan kesedaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian upaya kesehatan secara menyeluruh (Suhaemi, 2004). Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas bagi pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja memliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama. Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dan pembatasan pada upaya yang dilakukan. Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.
  • 4. 4 Apabila penampilan kurang dari harapan, maka pelanggan tidak dipuaskan, namun apabila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan apabila penampilan melebihi harapan pelanggan akan sangat puas atau senang (Kotler 2008). Menurut laporan bulanan pada Puskesmas Dana, pada bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2010 menunjukkan pasien yang berkunjung di Puskesmas pada bulan Oktober angka kunjungan mencapai 180 orang, bulan November turun menjadi 142 orang dan bulan Desember turun menjadi 134 orang. Dari hasil wawancara awal pada 40 orang pasien, 25 orang merasa puas dengan pelayanan perawat gigi di Poli gigi puskesmas Dana B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang di temukan sebelumnya, maka menjadi permasalahannya adalah “Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabupaten Muna Tahun 2014” C. TUJUAN PENELITIAN 1.Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabuten Muna Tahun 2014.
  • 5. 5 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap sikap perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabuten Muna Tahun 2014. b. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap komunikasi perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Dana Kec, Watopute Kabupaten Muna Tahun 2014. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan program penyuluhan kepada orang tua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang akan di terapkan dalam kehidupan sehari- hari sehingga dapat di contoh oleh anak-anaknya. 2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu kesehatan gigi masyarakat serta dapat di pakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu kesehatan gigi di masyarakat. 3. Memberikan kesempatan pada penulis untuk menggali kemampuan dalam melakukan suatu penelitian.
  • 6. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan pasien Kepuasan menurut Kamu Bahasa Indonesia adalah puas; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa (Purwanto, 2007). Menurut Oliver (2001 cit. Purwanto, 2007) mendefinisifikasikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya.Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan,maka pelanggan akan sangat puas.Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat di bentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan member komentar yang baik tentang perusahaan tersebut. Menurut Kotler kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi
  • 7. 7 antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan Tjiptono, (1997 cit. Purwanto, 2007). Junaidi (2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produklebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan. Ada tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu: a. jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. b. Jika layanan yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. c. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang di miliki oleh konsumen dengan kenyataan yang di terima oleh konsumen pada saat mengkomsumsi produk atau jasa (Indarjati, 2001). B. Tingkat Kepuasan Pasien Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien tidak merasa puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain
  • 8. 8 tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan suatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama (Azwar,2007). Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan, Azwar (2007) membuat dua pembatasan yaitu pembatasan pada derajat kepuasan pasien dan pembatasan pada upaya yang dilakukan. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana suatu mutu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tatacara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prefesi yang telah ditetapkan. Menurut Prabowo 1999 (cit, Purwanto, 2007) konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikatagorikan kedalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Pasien adalah konsumen individu yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
  • 9. 9 C. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan kesehatan gigi. Di Indonesia, pemerintah masih memegang peranan utama dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan tersebut disediakan bagi masyarakat di puskesmas-puskesmas yang berbentuk poliklinik gigi tersebut adalah para dokter gigi. Sebagai helth provider di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut adalah para dokter gigi dan juga perawat gigi (Dahlan, 2008). Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di poliklinik gigi puskesmas merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan pemulihan, yang ditujukan pada semua golongan, umur maupun jenis kelamin (Herijulianti, 2005). Perawat gigi di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut mempunyai peranan yang strategis dalam proses manajemen pelayanan kesehatan gigi. SK MENKES RI. NO. 378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi perawat Gigi mencatumkan salah satu kompetensi utama perawat gigi sebagai pelaksana manajemen kesehatan gigi, sebagai konsekwensi perawat gigi dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengelola pelayanan kesehatan gigi, dari berbagai aspek, baik aspek pembiayaan, system informasi, invertarisasi, asuransi, etik serta hukum pelayanan kesehatan gigi oleh perawat gigi di poliklinik gigi puskesmas adalah system pengelolaan pasien.
  • 10. 10 Menurut Dahlan (2008), dalam mengelola pasien, perawat gigi harus mampu menempatkan diri sebagai dental asisten dan resepsionis yang handal, seorang perawat gigi harus menguasai teknik-teknik berikut: a. Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani pasien. b. Mencatat data pasien secara baik; c. Mengatur sistem perjanjian dan penjadwal pasien; d. Memelihara hubungan baik dengan pasien. Menurut (Herijulianti,2002), pelayanan kesehatan di poli gigi dapat digolongkan dalam beberapa tingkat yaitu : a. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut serta mampu mencapai pengobatan sedini mungkin dengan jalan memberikan pengetian masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. b. Menurukan prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh masyarakat (karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan khusus tampa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok yang retan terhadap karies. c. Terhindar dan kurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi. 2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan Menurut Azwar (2006), sekalipun pelayanan kesehatan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai
  • 11. 11 suatu pelayanan kesehatan dengan baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah : 1. Tersedia dan berkesinambungan 2. Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat bekesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. 3. Dapat diterima dan wajar 4. Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentang dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. 5. Mudah dicapai 6. Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai oleh masyarakat. Pengertian ketercapain yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi saran kesehatan menjadi sangat penting. 7. Mudah dijangkau 8. Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah di jangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
  • 12. 12 9. Bermutu 10. Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu. Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (Azwar ,2005) 3. Standar Kompetensi Perawat Gigi (Kep MenKes RI, 2007) Penyelenggaran pendidikan berbagai jenis dan jenjang tenaga kesehatan mempunyai tujuan yang mulia yaitu selain mencerdaskan bangsa juga memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan gigi. Pendidikan tenaga kesehatan gigi jenjang Diploma seperti halnya Perawat Gigi termasuk dalam kelompok Pendidikan Profesional (PP RI Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi) yang artinya pendidikan diarahkan terutama pada kesiapan penerapan kemampuan tertentu berdasarkan tuntutan pasar kerja. Untuk memberikan yang terbaik maka perlu dihindari tumpang tindih peran dan kesenjangan mutu, melalui pendekatan kemitraan keprofesien. Dengan demikian Perawat Gigi menjadi ujung tombak Pembangunan Kesehatan Gigi Indonesia dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempunyai peran sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dalam aspek promotif dan preventif pelayanan gigi dan mulut.
  • 13. 13 Standar Profesi Perawat Gigi digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi secara baik dengan tujuan : a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan wewenang yang dimilikinya. b. Memberikan perlindungan kepada Perawat Gigi dari tututan hokum. c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari mal praktek perawat gigi. 4. Kemampuan Inti Perawat Gigi a. Komunikas 1. Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang efektif dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara perorangan dan dalam tim atau pertemuan. 2. Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side talk). 3. Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk berprilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut. 4. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi formal maupun informal. 5. Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international. 6. Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien. 7. Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
  • 14. 14 b. Kerjasama Tim a. Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan untuk menciptakan kerjasama yang baik dalam tim. b. Kemampuan berkerjasma dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat keputusan baik individu maupun tim. c. Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para sejawat anggota tim kesehatan lain. d. Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. c. Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan 1. Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris. 2. Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan mampu mengasah berbagai instrument secara benar dan menerapkan secara efisien cara-cara pengasahan. 3. Kemampuan mempersiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran elektrik, alat berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan efektif. d. Tindakan Asuhan Keperwatan di Klinik 1) Pencabutan Gigi a. Melakukan riwayat, pemeriksaan, indentifikasi dan perencanaan untuk pasien dengan berbagai kondisi kesehatan gigi dan mulut.
  • 15. 15 b. Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi sulung dengan topikal anaeshesi dan infiltrasi anaesthesi. c. Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan infiltrasi anaesthesi. d. Kemampuan melakukan perawatan pasca pencabutan dan komplikasi. 2) Konservasi Gigi a. Kemampuan mengindentifikasi karies gigi dan menyeleksi kasus- kasus untuk dilakukan perawatan konservasi sesuai dengan kemampuannya / kewenangannya. b. Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan penumpatan (gigi sulung dan gigi tetap pada satu/dua permukaan menggunakan amalgam, silikat, dsb). c. Kemampuan melakukan preparasi kavitas dengan excavator dan penumpatan dengan ART. d. Kemampuan membersihkan dan memoles gigi dan tumpatan. e. Kemampuan menggunakan rubber dam. 3) Pertolongan pertama (first aid/relief pain) a. Kemampuan mengelola dan membantu tindakan darurat medik dan dental. b. Kemampuan melakukan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit pada penyakit gigi akut.
  • 16. 16 c. Kemampuan mengindentifikasikan dan mengelola keadaan darurat yang terjadi selama dan sesudah pengobatan gigi. d. Kemampuan memberikan pertolongan pertama pada trauma trepanasi dengan cara membuka kavum pulpa dengan bor, ditutup kapas jangan diberi tumpatan sementara. e. Asisten Dokter Gigi 1. Kemampuan membantu operator dalam perawatan rutin pada klinik gigi (sebagai chair side assistant). 2. Kemampuan membantu prosedur restorasi gigi dan prosedur bedah mulut dan periodontal. 3. Kemampuan menyiapkan dan menerapkan penggunaan bahan-bahan pada pengobatan gigi pasien. 4. Kemampuan membantu dokter gigi atau dokter spesialis dalam pengobatan pasien. 5. Kemampuan menyiapkan dan melakukan topical treatment/solution yang ditetapkan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis. 6. Kemampuan manipulasi bahan cetakan dan mengecor cetakan untuk studi. 7. Kemampuan melakukan irigasi mulut. f. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
  • 17. 17 reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psiologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan suatu tindakan atau kesediaan untuk bertindak dan merupakan pelaksaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka dalam suatu tingkah laku. (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoadmodjo, 2003 Cit. Allport, (1954) sikap yang utuh tu mempunyai 3 (taga) komponen pokok yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecendrungan untuk bertindak. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap ini sendiri terdiri dari berbagai tingkatan yakni: a. Menerima (receiving) Menerima, diartikan bahwa orang mao dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Contohnya sikap orang tergadap gizi dapat dilihat dari kesedihan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atu mengerjakan tugas yang di berikan, lepas pekerjaan itu bener atau salah adalah bearti orang menerima ide tersebut.
  • 18. 18 c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerakan atau mendiskusi dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya). Untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu- ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. 4. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut (Purwanto, 2007) : 1. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap pasien ketika pertama kali dating di rumah sakit. 2. Kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah sakit.
  • 19. 19 3. Prosedur adminitrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan adminitrasi pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit. 4. Fasilitas-fasilitas yang disediakan rumah sakit seperti dental unit, peralatan pencabutan, peralatan penambalan, air untuk kumur-kumur, privasi dan waktu kunjungan pasien. D. Kerangka konsep E. Defenisi operasional 1. Kepuaasan Yang di maksud dengan kepuasan dalam penelitian ini adalah perasaan puas, senang dan kelegahan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Variabel bebas  Pasien Variabel terikat  Tingkat Kepuasan Pasien Variabel pengganggu  Kesehatan Gigi dan Mulut
  • 20. 20 2. Tingkat Kepuasan Pasien Yang di maksud dengan tingkat kepuasan pada penelitian ini adalah aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien tidak merasa puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. 3. Pembatasan derajat Yang di maksud pembatasan derajat dalam penelitian ini adalah dimana suatu mutu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tatacara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prefesi yang telah ditetapkan. 4. Konsumen Yang di maksud konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen atau individu yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
  • 21. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan melakukan observasional terhadap data sekunder dari rekam medis pada pasien yang mencabut gigi di Puskesmas Dana. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian penelitian dilakukan di Puskesmas Dana 2. Waktu penelitian Waktu penelitian di lakukan pada bulan april – juli 2015 D. Populasi dan sampel a. Populasi Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang yang berumur 35 - 45 tahun di Puskesmas Dana. b. Sampel Sampel yang di ambil sebanyak 40 orang dari umur 35- 45 tahun yang sudah dianggap mewakili populasi. Pengambilan sampel di lakukan dengan cara total sampling.
  • 22. 22 D.Kriteria penilaian a) Jawaban responden 50% dianggap baik b) Jawaban responden sama dengan atau dibawah 50% dianggap buruk. E. Teknik pengumpulan data 1 Data di peroleh dengan cara membarikan kuesioner kepada pasien untuk mengetahui peran parawat gigi dalam mempeliharaan kebersihan gigi dan mulut 2 Pengolahan data secara manual a. Data primer primer adalah data yang diambil secara langsung pada objek yang akan diteliti melalui kuesioner dan observasional. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari puskesmas yaitu jumlah pasien puskesmas Dana. 3 Analisa data Analisa data di lakukan secara deskritif dengan membuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian kemudian mendistribusikan dengan tabel. F. Pengolahan dan analisan data 1. Pegolahan data Setelah data yang di perlukan peneliti terkumpul, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
  • 23. 23 a. Editting Upaya untuk pemeriksaan kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. b. Coding Pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termaksud dalam kategori yang sama. c. Tabulating Memuat table-tabel yang berisikan data yang telah di beri kode, sesuai dengan analisis yang telah dibutuhkan. d. Cleaning Merupakan kegiatan pencegahan kembali data yang sudah di olah apakah ada kesalahan atau tidak. 2. Analisa data Hasil kuesioner responden akan diolad dan setiap responden memperoleh nilai sesuai dengan pedoman penelitian kuesioner. Jiks responden menjawab “YA” akan di beri skor 1(satu), sedangkan jika responden menjawab “TIDAK” akan di beri nilai 0 (nol). Kemudian dari nilai tersebut akan di tentukan skor total pada masing- masing responden dengan rumus : N = sp/sm x 100% Keterangan : N = Nilai pengetahuan Sp = Skor yang di dapat
  • 24. 24 Sm = Skor tertinggi maksimum Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan kedalam standar criteria objek, yaitu: 1. Baik : Bila hasil 76-100% 2. Cukup : Bila hasil 56-75% 3. Kurang : Bila hasil 40-55% G.Cara penelitian 1. Membagikan lembar kuesioner pada pasien yang terpilih menjadi sampel . 2. Pasien mengisi lembar kuisioner dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan. 3. Jawaban yang telah selesai dikumpulkan. 4. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan sistem deskritif. 5. Di tampilkan dengan tabulasi.
  • 25. 25 DAFTAR PUSTAKA Azwar, A., 2007. Pengantar Adminitrasi Kesehatan. Ed. 3, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Dahlan , Z., 2008. Mengembangkan Klinik Gigi yang Efektif dan Efesien. Zaeni For Oral Health. http//www.google.co.id. Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia, Herijulianti, E, Indriani, T.S, Artini, S., 2006. Pendidikan Kesehatan Gigi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Kepmenkes Nomor 378/MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Kompetensi Perawat Gigi Indonesia, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta. Purwanto, S., 2007. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit. http//www.klinis.wordpress.com. PPGI., 2008. Sejarah Keperawatan Gigi. Jakarta. Suhaemi, M.E., 2004. Etika Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.