3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien P1A0, 2 tahun yang lalu saat kelahiran anak pertama juga dilakkan SC atas indikasi inertia uteri dan
gagal arip. Klien mengatakan bahwa selama hamil yang kedua ini jarang memeriksa kehamilannya (+ 2
bulan sekali), tetapi pada akhir-akhir kehamilan klien lebih sering memeriksakan kehamilannya ke bidan
dan kadang-kadang ke RS. Klien mendapat imunisasi TT dan tablet multivitamin. Pada tanggal 09-10-
2009 klien datang ke RSUD Tasikmalaya dengan keluhan mules-mules yang semakin sering dan
bertambah kuat, disertai keluar lendir dan sedikit darah dari jalan lahir. Bila saat itu keluaran cairan
banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu dan gerak anak masih dirasakan klien. Kemudian dilakukan
drip tapi gagal. Akhirnya dilakukan operasi SC. Bayi lahir pada hari Senin tanggal 1-10-2009 pukul 22.30
jenis kelamin perempuan. Panjang badan 42,5 cm, berat badan 2825 gr, Apgar 1’. 8, Apgar 5’. 8.
Klien mempunyai riwayat alergi terhadap alergen-alergen tertentu, klien tidak memiliki riwayat
hipertensi selama kehamilan tidak ada. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit berat..
4. . PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti resonance imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna
untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan
pemindaian CT.
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET )
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan
metabolik atau alirann darah dalam otak.
5. Uji laboratorium
a. Fungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
b. Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
c. Panel elektrolit
d. Skrining toksik dari serum dan urin
e. AGD
f. Kadar kalsium darah
g. Kadar natrium darah
h. Kadar magnesium darah
USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.
- Pemeriksaan hemoglobin C.TUJUAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal. Peningkatan
hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal
jantung kongestif dan lain-lain
- Pemeriksaan Hema tokrit
4. Pemeriksaan Diagnostik
5. Menurut Doengoes (2001), pemeriksaan diagnostik sebelum dilakukannya seksio sesarea
antara lain :
a. Hitung darah lengkap, golongan darah ( A,B,O ) dan pencocokan silang
b. Urinalisis: menentukan kadar albumin/ glukosa
Urinalisisadalahanalisafisik,kimia,danmikroskopikterhadapurine
d. Amniosentesis: mengkaji maturitas paru janin
e. Ultrasonografi: Ultrasonografi (USG) merupakan sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. melokalisasi
plasenta, menentukan pertumbuhan, kedudukan, dan presentasi janin .
f. Tes stress kontraksi atau tes nonstress: mengkaji respon janin terhadap gerakan/ stress
dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal
g. Pemantauan DJJ : memastikan status janin.