SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Laporan Kasus
Edema Anasarka ec Suspect Sindrom Nefrotik
Pembimbing: dr. Wiwik Windarti, Sp.A
Oleh: Michela Hengrawi Harianto
Identitas Pasien
Nama : An. CQA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 25 Juli 2009
Waktu Masuk RS : 04 Oktober 2022
Status Kepesertaan : BPJS
Keluhan Utama
Bengkak pada wajah dan
kedua tungkai bawah dari paha
hingga ujung kaki.
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai bawah dari paha
hingga ujung kaki dan wajah sejak malam (sekitar 20.00 WIB) sebelum masuk
RS. Bengkak muncul secara tiba-tiba dan baru pertama kali mengeluhkan hal ini.
Awalnya bengkak pada kedua tungkai, kemudian pada wajah. Bengkak disertai
gatal dan muncul bentol-bentol kemerahan. Nyeri dan kesulitan berjalan
disangkal. Pagi ini sebelum masuk RS, bentolan sudah menghilang namun
bengkak masih ada sehingga pasien ke IGD untuk berobat. Keluhan batuk, pilek,
demam, sesak, nyeri perut, mual, muntah, penurunan nafsu makan disangkal.
Nyeri saat berkemih disangkal dan kencing berwarna kuning seperti biasanya.
Pasien mengatakan sebelum keluhan muncul, ada makan udang, namun biasanya
jika makan udang, tidak pernah seperti ini. Riwayat tergigit serangga disangkal,
riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat asma,
hipertensi, diabetes melitus.
Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit
keluarga.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan tidak ada riwayat pengobatan
apapun sebelumnya.
Riwayat alergi obat-obatan, makanan dan atopik
disangkal.
Riwayat Alergi
Riwayat Kehamilan & Persalinan
Selama kehamilan, ibu sering memeriksakan kandungan
ke dokter. Antenatal care kurang lebih 4 kali selama
kehamilan. Ibu tidak pernah mengeluhkan adanya
masalah saat kehamilan. Riwayat abortus dan lahir mati
tidak ada. Riwayat mengonsumsi alkohol dan merokok
tidak ada. Pasien merupakan anak ke 2 dari 3
bersaudara, lahir spontan, langsung menangis, dengan
berat badan lahir 3300gram.
Pasien ASI eksklusif dari lahir hingga usia 2 tahun,
MPASI dimulai saat pasien berusia 6 bulan. Saat ini
pasien makan makanan yang sama dengan orang
rumah. Selama sakit tidak ada penurunan nafsu
makan. Peningkatan BB selama sakit disangkal.
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan imunisasi lengkap dari lahir
hingga usia saat ini sesuai dengan umurnya.
Riwayat Imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 132/98 mmHg
Frekuensi nadi : 92x/menit
Frekuensi napas : 24x/menit
Suhu : 36.5°C
SpO2 : 98%
Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB
Antropometri
BB : 52 kg
TB : 158 cm
BMI : 20.83
TB/U : 0 < Z < +1
BMI/U : 0 < Z < +1
TB/U : 0 < Z < +1
BMI/U : 0 < Z < +1
Status Generalis
Kepala Normocephal, wajah tampak bengkak, ruam kemerahan (-)
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembengkakan pada palpebra superior (+/+) minimal
Hidung Sekret (-/-), napas cuping hidung (-)
Mulut Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Leher Pembesaran KGB (-)
Thorax
Inspeksi: dada simetris, retraksi (-), jejas (-), warna kulit sama dengan sekitar
Palpasi: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: suara napas dasar vesikuler pada kedua lapang paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-), bunyi
jantung S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB
Status Generalis
Abdomen
Inspeksi: supel, tidak tampak membesar, datar
Auskultasi: bising usus (+) 8x/menit
Palpasi: nyeri tekan (-), undulasi (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi: timpani di seluruh lapang abdomen
Ekstremitas edema pada kedua ekstremitas inferior, akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-)
Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB
Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal
1 Leukosit 7.480/mm3 4.500-13.500 /mm3
2 Eritrosit 4.27 juta/mm3 4.1-5.1 juta/mm3
3 Hemoglobin 12.2 g/dl 12.0-16.0 g/dl
4 MCH 28.5 pg 26.0-32.0 pg
5 MCV 82.9 fl 78.0-95.0 fl
6 MCHC 34.4 g/dl 32.0-36.0 g/dl
7 Hematokrit 35.4% 36-45 %
8 Platelet 341.000 mm3 150.000-450.000/mm3
12 GDS 104 mg/dl 70-110 mg/dl
13 Ureum 20.4 mg/dl 5-25 mg/dl
14 Creatinin 0.64 mg/dl 0.12-1.06 mg/dl
15 Protein total 5.73 g/dl 6-8 g/dl
16 Albumin 3.7 g/dl 3.7-5.5 g/dl
Saran pemeriksaan penunjang:
- Kadar Kolesterol
- Pemeriksaan SGOT/SGPT
- USG abdomen
- Skin prick test
- Tes serologi hepatitis B dan C
- ANA test
Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022
Urinalisa
Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022
Diagnosis Banding
• Sindrom nefrotik
• Reaksi anafilaktik
• Inj. Furosemide 1x20mg IV
• PO. Cetirizine 1 x 10mg
Diagnosis Kerja
• Edema anasarca ec suspect sindrom
nefrotik dd reaksi anafilaktik
Medikamentosa
● Memberikan edukasi kepada orang tua pasien dan pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien,
rencana terapi dan prognosis
● Edukasi pasien mengenai pengobatan yang akan diberikan dan efek samping yang akan dialami oleh pasien.
Dilakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital pasien sebelum dan pasca pemberian obat-obatan.
● Mengatur pola makan, perlunya mengkonsumsi protein yang cukup tidak berlebih ataupun kurang. Makanan
yang mengandung tinggi protein seperti telur, gandum, susu, dan ayam. Diet rendah garam (1-2g/hari)
● Bila pasien kembali mengeluhkan keluhan yang sama di kemudian hari, maka perlu dilakukan kontrol ke
dokter spesialis anak untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut.
● Menghindari faktor-faktor yang diduga dapat mencetuskan keluhan pada pasien. Anjurkan pasien untuk
melakukan screening alergi dengan skin prick test.
Tatalaksana Non-medikamentosa
Edema pada Pediatri
Edema → pembengkakan teraba pada tubuh yang dihasilkan oleh ekspansi volume cairan interstisial.
Akumulasi cairan di ruang interstisial ini terjadi karena filtrasi kapiler melebihi jumlah cairan yang dikeluarkan
oleh drainase limfatik.
Penyebab paling umum
anasarka: gagal jantung, sirosis,
gagal ginjal, dan kehamilan.
Penyebab lain dari anasarca
adalah obstruksi vena, luka
bakar, trauma, keganasan.
Mekanisme Edema
• Peningkatan tekanan hidrolik kapiler → gagal jantung, penyakit
ginjal, sirosis dini, kehamilan, obat-obatan, obstruksi vena atau
keadaan insufisiensi seperti DVT, kongesti vena hepatik
• Peningkatan permeabilitas kapiler → luka bakar, trauma, sepsis,
reaksi alergi, asites maligna
• Obstruksi limfatik → keganasan, Pasca diseksi kelenjar getah bening
• Hipoalbuminemia → sindrom nefrotik, penyakit hati, malnutrisi
Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
• Anamnesis harus mencakup waktu terjadinya edema, dan perubahan posisi, dan apakah itu
unilateral atau bilateral, dan riwayat pengobatan serta penilaian untuk penyakit sistemik.
• Akumulasi kronis dari edema yang lebih umum disebabkan oleh onset atau eksaserbasi
kondisi sistemik seperti gagal jantung kongestif (CHF), penyakit ginjal, atau penyakit hati.
• Edema dependen yang disebabkan oleh insufisiensi vena lebih mungkin membaik dengan
elevasi dan memburuk dengan ketergantungan.
• Edema yang berhubungan dengan penurunan tekanan onkotik plasma (misalnya,
malabsorpsi, gagal hati, sindrom nefrotik) tidak berubah dengan ketergantungan.
Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
• Pemeriksaan fisik dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan harus difokuskan pada
identifikasi pola edema – edema perifer vs edema paru, pitting vs non-pitting edema, dan adanya distensi
vena jugularis.
• Pasien dengan edema paru terutama mengeluh dispnea saat aktivitas dan ortopnea. Pemeriksaan fisik
biasanya menunjukkan ronki basah, kemungkinan diastolik gallop (S3), dan murmur jantung. Penyakit
jantung dan ginjal adalah penyebab umum dari edema paru.
• Edema perifer biasanya terdeteksi dengan adanya pitting setelah tekanan diterapkan pada area edema
setidaknya selama 5 detik. Pitting mencerminkan pergerakan kelebihan air interstisial sebagai respons
terhadap tekanan.
• Edema nonpitting menunjukkan obstruksi limfatik atau hipotiroidisme. Onset akut edema kaki unilateral
yang tidak dapat dijelaskan harus meningkatkan kemungkinan deep vein thrombosis (DVT).
Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
• Tes laboratorium rutin seperti panel metabolik yang komprehensif dapat membantu menilai fungsi
ginjal, albumin, dan tes fungsi hati. Urinalisis harus dilakukan pada semua anak dengan edema.
• Pengujian dipstick pada prinsipnya mendeteksi albumin dan membutuhkan tambahan protein
sulfosalisilat acid presipitasi test (SAS) untuk mendeteksi globulin dan protein Bence-Jones.
• Rasio protein/kreatinin urin atau urin 24 jam untuk protein dapat meniadakan kebutuhan tes SAS.
Temuan dipstick positif yang nyata untuk protein dalam kombinasi dengan hipoalbuminemia dan
edema klinis hampir diagnostik sindrom nefrotik.
Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
• Radiografi dada sangat membantu dalam
mendeteksi gagal jantung, edema paru, dan
efusi pleura.
• Ultrasonografi memungkinkan dokter untuk
mengkarakterisasi ukuran ginjal dan menilai
penyakit ginjal kistik dan hidronefrosis.
• Ekokardiografi jantung dapat mengevaluasi
fungsi ventrikel, menilai adanya efusi
perikardial, dan membantu diagnosis penyakit
jantung.
• Acute edema blister
• Acute kidney injury (AKI)
• Acute myeloid leukemia (AML)
• Chronic Kidney Disease (CKD)
• Congestive Heart Failure (CHF)
• IgA Nephropathy
• Sirosis hepatis
• Glomerulonefritis membranoproliferative
• Efusi perikardial
• Defek septum ventrikel.
Diagnosis Banding
Edema pada Pediatri
Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
Secara keseluruhan, metode yang paling
efektif untuk mengelola edema adalah
penggunaan terapi medis khusus yang
diarahkan untuk menginduksi remisi sindrom
nefrotik. Sampai mencapai remisi atau ketika
mengelola anak-anak dengan steroid resistant
nephrotic syndrome (SRNS).
Indikasi penambahan intervensi medis spesifik (diuretik,
diuretik + albumin, terapi medis lainnya) dalam
pengelolaan edema pada anak dengan sindrom nefrotik:
• Edema paru, efusi pleura, dan/atau hipoksia
• Congestive Heart Failure
• Volume-related hypertension
• Oliguria—kekhawatiran akan berkembangnya AKI
• Infeksi kulit/selulitis
• Asites yang signifikan dengan ketidaknyamanan
• Edema skrotum/labial yang parah
• Kesulitan tidur berhubungan dengan edema
• Ketidaknyamanan pada seluruh tubuh
Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
Mengurangi intake garam
Restriksi cairan
Pemantauan rutin status volume individu (urine output, tekanan darah, denyut jantung, dan
pengisian kapiler), elektrolit, dan fungsi ginjal
Memberikan nutrisi yang cukup dengan asupan protein normal sesuai usia
Peninggian ekstremitas dan penggunaan kaus kaki kompresi
Langkah Umum Mengontrol Edema pada Anak dengan Sindrom Nefrotik
Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
Langkah Umum Mengontrol Edema pada Anak dengan Sindrom Nefrotik
Hindari pemasangan kateter sentral
Penggunaan angiotensinogen convertase enzyme inhibitor (ACEis) dan/atau angiotensin-
receptor blocker (ARBs)
Gaya hidup aktif sesuai toleransi
Menghindari obat nefrotoksik termasuk NSAID
Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
Kelainan kronik yang umum,
dicirikan dengan adanya
perubahan permeabilitas
dinding kapiler glomerulus,
yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk
membatasi hilangnya
protein.
• Proteinuria massif (≥ 40
mg/m3 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin
sewaktu >2 mg/mg atau
dipstik ≥+2)
• Hipoalbuminemia ≤ 2,5
g/dL
• Edema
• Dapat disertai
hiperkolesterolemia
Berdasarkan etiologinya,
sindrom nefrotik dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:
• Sindrom nefrotik
bawaan/kongenital
• Sindrom nefrotik
primer/idiopatik
• Sindrom nefrotik sekunder
Gejala Etiologi
Sindrom Nefrotik
Wang CS, Greenbaum LA. Nephrotic Syndrome. Pediatr Clin North Am. 2019;66(1):73-85.
Manifestasi Klinis
• Edema merupakan gejala klinis yang menonjol, kadang-kadang mencapai 40% daripada berat
badan dan didapatkan anasarka.
• Pada fase awal sembab sering bersifat intermiten, biasanya awalnya tampak pada daerah-
daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah (misal, daerah periorbita, skrotum
atau labia). Akhirnya sembab menjadi menyeluruh dan masif (anasarka). Sembab berpindah
dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai sembab muka pada pagi hari waktu bangun
tidur, dan kemudian menjadi bengkak pada ekstremitas bawah pada siang harinya. Bengkak
bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan (pitting edema).
• Bila lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema genitalia.
Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
Diagnosis
• Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh
tubuh yang dapat disertai penurunan jumlah urin. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin keruh
atau jika terdapat hematuria berwarna kemerahan.
• Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai atau adanya asites dan
edema skrotum/labia; terkadang ditemukan hipertensi.
• Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan urinalisis dan dapat ditemukan proteinuria massif. Proteinuria
masif adalah kadar proteinuria: > 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin
pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+ dan dapat disertai hematuria. Pada pemeriksaan darah
didapatkan hipoalbuminemia (<2,5 g/dL), hiperkolesterolemia (>200 mg/dL) dan laju endap darah yang
meningkat. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal.
Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein
dianggap merupakan
kontraindikasi karena akan
menambah beban glomerulus
untuk mengeluarkan sisa
metabolisme protein
(hiperfiltrasi) dan
menyebabkan sklerosis
glomerulus.
• Diit protein normal sesuai
RDA 1,5-2 g/kgbb/hari
• Diit rendah garam (1-2 g/hari)
• Restriksi cairan dianjurkan
selama ada edema berat.
Biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-3
mg/kgbb/hari
• Pada SN idiopatik, kortikosteroid
merupakan pengobatan awal.Jenis
steroid yang diberikan →
prednison atau prednisolon.
• Terapi inisial pada anak dengan
sindrom nefrotik idiopatik tanpa
kontraindikasi steroid sesuai
dengan anjuran ISKDC adalah
diberikan prednison 60 mg/m2
LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari
(maksimal 80 mg/hari) dalam dosis
terbagi, untuk menginduksi remisi
Diuretik Kortikosteroid
Tatalaksana
Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
Pembahasan
• Selama proses anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak ditemukan adanya tanda-tanda akumulasi
kronis dari edema yang mengarah pada onset atau eksaserbasi kondisi sistemik dikarenakan pada
anamnesis, pasien mengatakan bahwa ini merupakan kejadian pertama kali, sehingga sulit untuk
menentukan etiologi penyebabnya.
• Etiologi penyebab masih tidak dapat ditemukan dikarenakan tidak diketahui penyebab edema pada
pasien. Kecurigaan terhadap sindrom nefrotik dapat ditentukan dikarenakan ditemukannya 2 dari 4
tanda sindroma nefrotik pada pasien, yaitu edema dan hipertensi.
• Pemeriksaan tambahan yang seharusnya bisa dilakukan pada pasien, seperti pemeriksaan SGOT/SGPT
untuk menilai apakah adanya kerusakan hati atau tidak pada pasien dan pemeriksaan USG abdomen.
Pemeriksaan skin prick test juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan reaksi alergi.
Pembahasan
• Tatalaksana yang telah diberikan pada pasien berupa furosemide 1 x 20mg secara IV dan Cetirizine
1 x 10mg PO, serta pemberian edukasi berupa kontrol ke poli anak untuk penegakkan diagnosis
dan tatalaksana lebih lanjut.
• Furosemide bekerja dengan menghambat area pengikat klorida pada cotransporter Na-K-2-CL,
atau NKCC-2 yang terdapat pada pars asenden lengkung Henle, termasuk makula densa →
menyebabkan peningkatan ekskresi air, juga natrium, klorida, magnesium, kalsium, hidrogen, dan
kalium
• Cetirizine → selektivitas tinggi terhadap reseptor histamin H1 di sel-sel efektor pada traktus
gastrointestinal, pembuluh darah dan traktus respiratorius, dengan menginhibisi efek histamin
Khan TM, Patel R, Siddiqui AH. Furosemide. StatPearls Publishing. 2022
US National Library of Medicine. Cetirizine. Pubchem. 2022
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Thank You

More Related Content

Similar to Edema Anasarka.pdf

Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxHanun15
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptxASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptxJEriksonPakuah
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxindah107935
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
Emcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxEmcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxhaniffakhruddin2
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiZollananda
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxAlisiaNurjannah
 
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...MettaFerdy FerdianFamily
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaMasayu Uti
 

Similar to Edema Anasarka.pdf (20)

Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptxASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK JANER.pptx
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
Emcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxEmcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptx
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
LK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdfLK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdf
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptxSlide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisa
 
SLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptxSLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptx
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Edema Anasarka.pdf

  • 1. Laporan Kasus Edema Anasarka ec Suspect Sindrom Nefrotik Pembimbing: dr. Wiwik Windarti, Sp.A Oleh: Michela Hengrawi Harianto
  • 2. Identitas Pasien Nama : An. CQA Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal lahir : 25 Juli 2009 Waktu Masuk RS : 04 Oktober 2022 Status Kepesertaan : BPJS
  • 3. Keluhan Utama Bengkak pada wajah dan kedua tungkai bawah dari paha hingga ujung kaki. Pasien datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai bawah dari paha hingga ujung kaki dan wajah sejak malam (sekitar 20.00 WIB) sebelum masuk RS. Bengkak muncul secara tiba-tiba dan baru pertama kali mengeluhkan hal ini. Awalnya bengkak pada kedua tungkai, kemudian pada wajah. Bengkak disertai gatal dan muncul bentol-bentol kemerahan. Nyeri dan kesulitan berjalan disangkal. Pagi ini sebelum masuk RS, bentolan sudah menghilang namun bengkak masih ada sehingga pasien ke IGD untuk berobat. Keluhan batuk, pilek, demam, sesak, nyeri perut, mual, muntah, penurunan nafsu makan disangkal. Nyeri saat berkemih disangkal dan kencing berwarna kuning seperti biasanya. Pasien mengatakan sebelum keluhan muncul, ada makan udang, namun biasanya jika makan udang, tidak pernah seperti ini. Riwayat tergigit serangga disangkal, riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal. Riwayat Penyakit Sekarang
  • 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat asma, hipertensi, diabetes melitus. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit keluarga. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Pengobatan Pasien mengatakan tidak ada riwayat pengobatan apapun sebelumnya. Riwayat alergi obat-obatan, makanan dan atopik disangkal. Riwayat Alergi
  • 5. Riwayat Kehamilan & Persalinan Selama kehamilan, ibu sering memeriksakan kandungan ke dokter. Antenatal care kurang lebih 4 kali selama kehamilan. Ibu tidak pernah mengeluhkan adanya masalah saat kehamilan. Riwayat abortus dan lahir mati tidak ada. Riwayat mengonsumsi alkohol dan merokok tidak ada. Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, lahir spontan, langsung menangis, dengan berat badan lahir 3300gram. Pasien ASI eksklusif dari lahir hingga usia 2 tahun, MPASI dimulai saat pasien berusia 6 bulan. Saat ini pasien makan makanan yang sama dengan orang rumah. Selama sakit tidak ada penurunan nafsu makan. Peningkatan BB selama sakit disangkal. Riwayat Nutrisi Pasien mendapatkan imunisasi lengkap dari lahir hingga usia saat ini sesuai dengan umurnya. Riwayat Imunisasi
  • 6. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 132/98 mmHg Frekuensi nadi : 92x/menit Frekuensi napas : 24x/menit Suhu : 36.5°C SpO2 : 98% Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB Antropometri BB : 52 kg TB : 158 cm BMI : 20.83 TB/U : 0 < Z < +1 BMI/U : 0 < Z < +1
  • 7. TB/U : 0 < Z < +1
  • 8. BMI/U : 0 < Z < +1
  • 9. Status Generalis Kepala Normocephal, wajah tampak bengkak, ruam kemerahan (-) Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembengkakan pada palpebra superior (+/+) minimal Hidung Sekret (-/-), napas cuping hidung (-) Mulut Mukosa bibir lembab, sianosis (-) Leher Pembesaran KGB (-) Thorax Inspeksi: dada simetris, retraksi (-), jejas (-), warna kulit sama dengan sekitar Palpasi: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan Perkusi: sonor di kedua lapang paru Auskultasi: suara napas dasar vesikuler pada kedua lapang paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-), bunyi jantung S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB
  • 10. Status Generalis Abdomen Inspeksi: supel, tidak tampak membesar, datar Auskultasi: bising usus (+) 8x/menit Palpasi: nyeri tekan (-), undulasi (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba. Perkusi: timpani di seluruh lapang abdomen Ekstremitas edema pada kedua ekstremitas inferior, akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-) Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB
  • 11. Pemeriksaan Penunjang No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal 1 Leukosit 7.480/mm3 4.500-13.500 /mm3 2 Eritrosit 4.27 juta/mm3 4.1-5.1 juta/mm3 3 Hemoglobin 12.2 g/dl 12.0-16.0 g/dl 4 MCH 28.5 pg 26.0-32.0 pg 5 MCV 82.9 fl 78.0-95.0 fl 6 MCHC 34.4 g/dl 32.0-36.0 g/dl 7 Hematokrit 35.4% 36-45 % 8 Platelet 341.000 mm3 150.000-450.000/mm3 12 GDS 104 mg/dl 70-110 mg/dl 13 Ureum 20.4 mg/dl 5-25 mg/dl 14 Creatinin 0.64 mg/dl 0.12-1.06 mg/dl 15 Protein total 5.73 g/dl 6-8 g/dl 16 Albumin 3.7 g/dl 3.7-5.5 g/dl Saran pemeriksaan penunjang: - Kadar Kolesterol - Pemeriksaan SGOT/SGPT - USG abdomen - Skin prick test - Tes serologi hepatitis B dan C - ANA test Dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2022
  • 13. Diagnosis Banding • Sindrom nefrotik • Reaksi anafilaktik • Inj. Furosemide 1x20mg IV • PO. Cetirizine 1 x 10mg Diagnosis Kerja • Edema anasarca ec suspect sindrom nefrotik dd reaksi anafilaktik Medikamentosa
  • 14. ● Memberikan edukasi kepada orang tua pasien dan pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien, rencana terapi dan prognosis ● Edukasi pasien mengenai pengobatan yang akan diberikan dan efek samping yang akan dialami oleh pasien. Dilakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital pasien sebelum dan pasca pemberian obat-obatan. ● Mengatur pola makan, perlunya mengkonsumsi protein yang cukup tidak berlebih ataupun kurang. Makanan yang mengandung tinggi protein seperti telur, gandum, susu, dan ayam. Diet rendah garam (1-2g/hari) ● Bila pasien kembali mengeluhkan keluhan yang sama di kemudian hari, maka perlu dilakukan kontrol ke dokter spesialis anak untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut. ● Menghindari faktor-faktor yang diduga dapat mencetuskan keluhan pada pasien. Anjurkan pasien untuk melakukan screening alergi dengan skin prick test. Tatalaksana Non-medikamentosa
  • 15. Edema pada Pediatri Edema → pembengkakan teraba pada tubuh yang dihasilkan oleh ekspansi volume cairan interstisial. Akumulasi cairan di ruang interstisial ini terjadi karena filtrasi kapiler melebihi jumlah cairan yang dikeluarkan oleh drainase limfatik. Penyebab paling umum anasarka: gagal jantung, sirosis, gagal ginjal, dan kehamilan. Penyebab lain dari anasarca adalah obstruksi vena, luka bakar, trauma, keganasan. Mekanisme Edema • Peningkatan tekanan hidrolik kapiler → gagal jantung, penyakit ginjal, sirosis dini, kehamilan, obat-obatan, obstruksi vena atau keadaan insufisiensi seperti DVT, kongesti vena hepatik • Peningkatan permeabilitas kapiler → luka bakar, trauma, sepsis, reaksi alergi, asites maligna • Obstruksi limfatik → keganasan, Pasca diseksi kelenjar getah bening • Hipoalbuminemia → sindrom nefrotik, penyakit hati, malnutrisi Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
  • 16. • Anamnesis harus mencakup waktu terjadinya edema, dan perubahan posisi, dan apakah itu unilateral atau bilateral, dan riwayat pengobatan serta penilaian untuk penyakit sistemik. • Akumulasi kronis dari edema yang lebih umum disebabkan oleh onset atau eksaserbasi kondisi sistemik seperti gagal jantung kongestif (CHF), penyakit ginjal, atau penyakit hati. • Edema dependen yang disebabkan oleh insufisiensi vena lebih mungkin membaik dengan elevasi dan memburuk dengan ketergantungan. • Edema yang berhubungan dengan penurunan tekanan onkotik plasma (misalnya, malabsorpsi, gagal hati, sindrom nefrotik) tidak berubah dengan ketergantungan. Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
  • 17. • Pemeriksaan fisik dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan harus difokuskan pada identifikasi pola edema – edema perifer vs edema paru, pitting vs non-pitting edema, dan adanya distensi vena jugularis. • Pasien dengan edema paru terutama mengeluh dispnea saat aktivitas dan ortopnea. Pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan ronki basah, kemungkinan diastolik gallop (S3), dan murmur jantung. Penyakit jantung dan ginjal adalah penyebab umum dari edema paru. • Edema perifer biasanya terdeteksi dengan adanya pitting setelah tekanan diterapkan pada area edema setidaknya selama 5 detik. Pitting mencerminkan pergerakan kelebihan air interstisial sebagai respons terhadap tekanan. • Edema nonpitting menunjukkan obstruksi limfatik atau hipotiroidisme. Onset akut edema kaki unilateral yang tidak dapat dijelaskan harus meningkatkan kemungkinan deep vein thrombosis (DVT). Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
  • 18. • Tes laboratorium rutin seperti panel metabolik yang komprehensif dapat membantu menilai fungsi ginjal, albumin, dan tes fungsi hati. Urinalisis harus dilakukan pada semua anak dengan edema. • Pengujian dipstick pada prinsipnya mendeteksi albumin dan membutuhkan tambahan protein sulfosalisilat acid presipitasi test (SAS) untuk mendeteksi globulin dan protein Bence-Jones. • Rasio protein/kreatinin urin atau urin 24 jam untuk protein dapat meniadakan kebutuhan tes SAS. Temuan dipstick positif yang nyata untuk protein dalam kombinasi dengan hipoalbuminemia dan edema klinis hampir diagnostik sindrom nefrotik. Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
  • 19. • Radiografi dada sangat membantu dalam mendeteksi gagal jantung, edema paru, dan efusi pleura. • Ultrasonografi memungkinkan dokter untuk mengkarakterisasi ukuran ginjal dan menilai penyakit ginjal kistik dan hidronefrosis. • Ekokardiografi jantung dapat mengevaluasi fungsi ventrikel, menilai adanya efusi perikardial, dan membantu diagnosis penyakit jantung. • Acute edema blister • Acute kidney injury (AKI) • Acute myeloid leukemia (AML) • Chronic Kidney Disease (CKD) • Congestive Heart Failure (CHF) • IgA Nephropathy • Sirosis hepatis • Glomerulonefritis membranoproliferative • Efusi perikardial • Defek septum ventrikel. Diagnosis Banding Edema pada Pediatri Kattula SR, Avula K, Baradhi KM. Anasarca. StatPearls. 2022
  • 20. Secara keseluruhan, metode yang paling efektif untuk mengelola edema adalah penggunaan terapi medis khusus yang diarahkan untuk menginduksi remisi sindrom nefrotik. Sampai mencapai remisi atau ketika mengelola anak-anak dengan steroid resistant nephrotic syndrome (SRNS). Indikasi penambahan intervensi medis spesifik (diuretik, diuretik + albumin, terapi medis lainnya) dalam pengelolaan edema pada anak dengan sindrom nefrotik: • Edema paru, efusi pleura, dan/atau hipoksia • Congestive Heart Failure • Volume-related hypertension • Oliguria—kekhawatiran akan berkembangnya AKI • Infeksi kulit/selulitis • Asites yang signifikan dengan ketidaknyamanan • Edema skrotum/labial yang parah • Kesulitan tidur berhubungan dengan edema • Ketidaknyamanan pada seluruh tubuh Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
  • 21. Mengurangi intake garam Restriksi cairan Pemantauan rutin status volume individu (urine output, tekanan darah, denyut jantung, dan pengisian kapiler), elektrolit, dan fungsi ginjal Memberikan nutrisi yang cukup dengan asupan protein normal sesuai usia Peninggian ekstremitas dan penggunaan kaus kaki kompresi Langkah Umum Mengontrol Edema pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
  • 22. Langkah Umum Mengontrol Edema pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Hindari pemasangan kateter sentral Penggunaan angiotensinogen convertase enzyme inhibitor (ACEis) dan/atau angiotensin- receptor blocker (ARBs) Gaya hidup aktif sesuai toleransi Menghindari obat nefrotoksik termasuk NSAID Kallash M, Mahan JD. Mechanisms and management of edema in pediatric nephrotic syndrome. Pediatric Nephrology. 2020.
  • 23. Kelainan kronik yang umum, dicirikan dengan adanya perubahan permeabilitas dinding kapiler glomerulus, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membatasi hilangnya protein. • Proteinuria massif (≥ 40 mg/m3 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥+2) • Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL • Edema • Dapat disertai hiperkolesterolemia Berdasarkan etiologinya, sindrom nefrotik dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: • Sindrom nefrotik bawaan/kongenital • Sindrom nefrotik primer/idiopatik • Sindrom nefrotik sekunder Gejala Etiologi Sindrom Nefrotik Wang CS, Greenbaum LA. Nephrotic Syndrome. Pediatr Clin North Am. 2019;66(1):73-85.
  • 24. Manifestasi Klinis • Edema merupakan gejala klinis yang menonjol, kadang-kadang mencapai 40% daripada berat badan dan didapatkan anasarka. • Pada fase awal sembab sering bersifat intermiten, biasanya awalnya tampak pada daerah- daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah (misal, daerah periorbita, skrotum atau labia). Akhirnya sembab menjadi menyeluruh dan masif (anasarka). Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai sembab muka pada pagi hari waktu bangun tidur, dan kemudian menjadi bengkak pada ekstremitas bawah pada siang harinya. Bengkak bersifat lunak, meninggalkan bekas bila ditekan (pitting edema). • Bila lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema genitalia. Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
  • 25. Diagnosis • Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh yang dapat disertai penurunan jumlah urin. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin keruh atau jika terdapat hematuria berwarna kemerahan. • Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai atau adanya asites dan edema skrotum/labia; terkadang ditemukan hipertensi. • Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan urinalisis dan dapat ditemukan proteinuria massif. Proteinuria masif adalah kadar proteinuria: > 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+ dan dapat disertai hematuria. Pada pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (<2,5 g/dL), hiperkolesterolemia (>200 mg/dL) dan laju endap darah yang meningkat. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal. Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
  • 26. Diitetik • Pemberian diit tinggi protein dianggap merupakan kontraindikasi karena akan menambah beban glomerulus untuk mengeluarkan sisa metabolisme protein (hiperfiltrasi) dan menyebabkan sklerosis glomerulus. • Diit protein normal sesuai RDA 1,5-2 g/kgbb/hari • Diit rendah garam (1-2 g/hari) • Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari • Pada SN idiopatik, kortikosteroid merupakan pengobatan awal.Jenis steroid yang diberikan → prednison atau prednisolon. • Terapi inisial pada anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa kontraindikasi steroid sesuai dengan anjuran ISKDC adalah diberikan prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dalam dosis terbagi, untuk menginduksi remisi Diuretik Kortikosteroid Tatalaksana Amalia TQ. Aspek Klinis, Diagnosis dan Tatalaksana Sindroma Nefrotik pada Anak. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2020
  • 27. Pembahasan • Selama proses anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak ditemukan adanya tanda-tanda akumulasi kronis dari edema yang mengarah pada onset atau eksaserbasi kondisi sistemik dikarenakan pada anamnesis, pasien mengatakan bahwa ini merupakan kejadian pertama kali, sehingga sulit untuk menentukan etiologi penyebabnya. • Etiologi penyebab masih tidak dapat ditemukan dikarenakan tidak diketahui penyebab edema pada pasien. Kecurigaan terhadap sindrom nefrotik dapat ditentukan dikarenakan ditemukannya 2 dari 4 tanda sindroma nefrotik pada pasien, yaitu edema dan hipertensi. • Pemeriksaan tambahan yang seharusnya bisa dilakukan pada pasien, seperti pemeriksaan SGOT/SGPT untuk menilai apakah adanya kerusakan hati atau tidak pada pasien dan pemeriksaan USG abdomen. Pemeriksaan skin prick test juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan reaksi alergi.
  • 28. Pembahasan • Tatalaksana yang telah diberikan pada pasien berupa furosemide 1 x 20mg secara IV dan Cetirizine 1 x 10mg PO, serta pemberian edukasi berupa kontrol ke poli anak untuk penegakkan diagnosis dan tatalaksana lebih lanjut. • Furosemide bekerja dengan menghambat area pengikat klorida pada cotransporter Na-K-2-CL, atau NKCC-2 yang terdapat pada pars asenden lengkung Henle, termasuk makula densa → menyebabkan peningkatan ekskresi air, juga natrium, klorida, magnesium, kalsium, hidrogen, dan kalium • Cetirizine → selektivitas tinggi terhadap reseptor histamin H1 di sel-sel efektor pada traktus gastrointestinal, pembuluh darah dan traktus respiratorius, dengan menginhibisi efek histamin Khan TM, Patel R, Siddiqui AH. Furosemide. StatPearls Publishing. 2022 US National Library of Medicine. Cetirizine. Pubchem. 2022
  • 29. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik Thank You