SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
1
Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen Pada Bermacam Jenis Kain
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencapan busa pada bermacam-macam
jenis kain dengan zat warna pigmen.
TUJUAN
1. Melakukan pencapan busa dengan zat warna pigmen pada kain kanvas katun
100%, kain rajut katun 100%, kain rajut T/C, kain tenun T/C, dan kain tenun
polyester.
2. Membandingkan hasil pencapan busa antara satu jenis kain dengan kain lainnya.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pencapan busa dengan zat
warna pigmen pada bermacam jenis kain.
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapan busa yang terbaik.
II. TEORI DASAR
A. PENCAPAN
Pencapan pada kain tekstil dapat digambarkan sebagai suatu teknologi seni
pemindahan desain-desain pada kain tekstil. Pencapan adalah suatu proses untuk
mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata
sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap nantinya
harusnya dibuat dulu gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini masing-masing
warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film.
Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini
bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya
sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat
meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.
Pada pencapan, pelekatan zat warna pada kain lebih banyak secara mekanis.
Pada pencapan, bermacam-macam golongan zat warna dapat dipakai bersama-sama
dalam satu kain dengan tidak saling mempengaruhi warna aslinya.
2
B. ZAT WARNA PIGMEN
Zat warna pigmen merupakan zat warna yang dapat digunakan untuk mencap
semua jenis bahan tekstil sehingga banyak digunakan. Zat warna ini tidak mempunyai
gugus pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat. Sifat zat warna ini hanya
menempel saja pada permukaan kain dengan pengikat binder.
Karena sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai
efek kaku. Dan untuk menghindari efek ini biasanya dalam resep yang digunakan
ditambahkan zat pelembut. Kelemahan lain yang ada pada zat warna ini adalah
ketahanan terhadap gosoknya yang jelek.
Pada praktikum ini proses pencapan menggunakan zat warna pigmen yang secara
umum mempunyai sifat :
Zat warna yang tidak larut dalam air.
Tidak mempunyai afinitas terhadap serat karena tidak mempunyai gugus
pelarut dan gugus reaktif.
Dipengaruhi oleh ukuran partikel zat warna dan derajat dispersi zat warna.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena memiliki beberapa
keuntungan, antara lain :
Dapat digunakan untuk segala jenis serat dan serat campuran.
Fiksasi hasil pencapannya mudah karena hanya dengan proses pemanas
awetan.
Mempunyai ketahanan sinar dan zat kimia yang cukup baik.
Warna yang dicapkan adalah warna yang terakhir sehingga mudah dalam
menentukan warna.
Dapat dicapkan di atas kain yang berwarna dengan hasil yang cukup baik.
Hasil pencapan dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sebelum
mengalami fiksasi/pemanas awetan.
Tidak memerlukan pengerjaan pencucian, penyabunan, oksidasi maupun
steaming, sehingga dapat menyingkat waktu proses dan tenaga.
Apabila hasil pencapan dilihat secara visual akan memberikan warna yang
cerah.
Sederhana dalam pembuatan pasta cap.
Adapun kekurangan dari proses pencapan dengan zat warna pigmen yaitu
ketahanan gosoknya rendah terutama dalam keadaan basah dan hasil pencapan kaku
karena penggunaan zat pengikat pada pencapannya.
3
C. PERSIAPAN PASTA CAP
Langkah pertama yang harus digunakan adalah memilih kesesuaian zat warna
terhadap jenis serat yang akan dicap. Selanjutnya adalah seleksi terhadap kesesuaian
jenis pengental, zat-zat pembantu, metoda pencapan yang digunakan dan kondisi-
kondisi pengeringan, fiksasi zat warna serta kondisi setelah pencapan, misalnya
pencucian.
Pasta cap dibuat dengan disesuaikan selain terhadap jenis serat/kain juga
terhadap jenis mesin yang akan digunakan, sifat ketahanan warna yang diminta dan
beberapa sifat hasil pencapan lainnya yang digunakan. Resep pasta cap secara garis
besar yaitu : zat warna , zat pembantu pelarutan (misalnya urea), air, pengental
(misalnya tapioka), zat kimia untuk fiksasi zat warna, zat anti reduksi, zat anti busa,
minyak, pigmen putih dan zat pemutih optik.
Tingkat kekentalan/viskositas pasta cap tergantung beberapa faktor, antara lain
metoda proses pencapan , jenis dan struktur kain yang akan dicap, kehalusan motif cap
dan lain-lain.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Mesin stenter untuk drying dan curing
1 buah screen siap cap
1 buah rakel
1 buah gelas ukur 100 ml dan1 buah gelas piala 500 ml
Neraca analitik / timbangan digital
Gelas plastik tempat pasta cap
Mixer
Pengaduk
B. BAHAN
1 lembar kain kanvas katun 100%
1 lembar kain rajut katun 100%
1 lembar kain rajut T/C
1 lembar kain tenun T/C
1 lembar kain tenun poliester
Zat sesuai resep
4
C. DIAGRAM ALIR PENCAPAN
Diagram alir proses pencapan busa dengan zat warna pigmen pada bermacam jenis
kain
D. RESEP
Pasta cap
Binder busa = 900 g
Zw pigmen = 50 g
Air = 50 g
1000 g
(dalam resep dibuat 50 gram pasta cap)
E. FUNGSI ZAT
Zat warna pigmen = memberikan motif pada bahan
Binder busa = zat pembentuk lapisan film, yaitu untuk mengikat
zat warna pada serat sebagai akibat polimerisasi
dari binder tersebut, sekaligus sebagai medium
dalam pencapan
Air = zat penyeimbang untuk memperoleh viskositas
tertentu.
Persiapan pasta cap
Proses pencapan busa
dengan zat warna pigmen
Pengeringan 100 0
C 2 menit
Curing 160 o
C 2 menit
Evaluasi hasil pencapan busa
5
F. PERHITUNGAN RESEP
Pasta cap (dibuat 50 g pasta cap untuk 5 lambar kain)
Binder busa = 900 g/1000 g x 50 g = 45 g
Air = 50 g/1000 g x 50 g = 2,5 g
Zat warna pigmen = 50 g/1000 g x 50 g = 2,5 g
( 2 g zw pigmen kuning + 0,5 g zw pigmen biru)
50 g
G. LANGKAH KERJA
Menyiapkan bahan dan alat-alat praktikum
Menyiapkan pasta cap yang terdiri dari 900 g/kg binder busa ditambah 50 g/kg
zat warna pigmen dan 50 g/kg air sebagai zat penyeimbang.
Mengaduk pasta cap agar homogen
Menyiapkan kain yang akan dicap diatas meja datar yang telah dibersihkan
Melakukan pencapan busa diatas kain dengan menggunakan screen dan 2 kali
perakelan
Melakukan pengeringan pada suhu 100 0
C selama 2 menit
Melakukan curing pada suhu 160 0
C selama 2 menit
Melakukan evaluasi hasil pencapan busa untuk mendapatka hasil yang terbaik
(mengembang dan tidak pecah)
6
IV. DATA PRAKTIKUM
a) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain kanvas katun 100%
7
b) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain rajut katun 100%
8
c) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain rajut T/C
9
d) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain tenun T/C
10
e) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain tenun poliester
11
V. DISKUSI
a) Proses pencapan busa
Pencapan busa dilakukan diatas meja datar harus memperhatikan kebersihan
dan kerataan meja pencapan yang digunakan agar hasil pencapan optimal.
Pencapan busa dengan zat warna pigmen tidak membutuhkan zat pembatu tekstil
lainnya. Misalnya pengental emulsi seperti pada pencapan biasa dengan zw pigmen.
Tidak digunaknnya pengental emulsi pada pencapan busa kerana binder busa yang
digunakan sudah kental dan meskipun ditambah air kekentalannya tetap baik.
Pencapan busa dengan zw pigmen dapat dilakukan pada semua jenis kain karena
mekanisme pewarnaannya tidak mengadakan ikatan dengan serat (hanya
menempel saja dengan bantuan binder). Bermacam jenis kain memberikan hasil
yang berbeda. Pada praktikum ini, praktikan akan mencari jenis kain apa yang paling
cocok untuk pencapan busa. Pada pencapan busa,proses pengembangan pasta cap
akan tejadi saat drying dan pengembangan sempurna terjadi saat proses curing
pada suhu 160 0
C selama 2 menit. Pengembangan dari pasta cap busa ini berbeda
pada setipa kainnya. Hasil terbaik yang dicari adalah yang motif dengan pasta yang
mengembang, pasta cap pada motif tidak pecah dan tidak mengkerut.
b) Hasil pencapan busa
Pencapan busa pada kain kanvas katun 100%
Pencapan busa memberikan hasil yang paling baik diantara keempat jenis kain
lainnya. Kain kanvas dengan konstruksi tenunan yang tebal dari serat kapas
100% ternyata memberikan hasil pencapan busa terbaik. Hasil pencapan busa
pada kain ini menunjuukan pasta cap mengembang dengan baik, kain tidak
mengkerut, dan pasta cap tidak pecah. Hal ini karena konstruksi kain tenun
kanvas yang tebal lebih stabil terhadap pasta cap dengan binder busa. Sehingga
pada saat drying dan curing kain tebal ini tidak akan mengkerut karena viskositas
pasta cap busa.
Pencapan busa pada kain rajut katun 100%
Pada kain rajut katun 100% hasil pencapan busanya adalah pasta cap pada
motif benar-benar mengembang. Karena pengembangan yang berlebih ini
menyebabkan kain menjadi mengkerut.hal lain disebabkan karena kestabilan
dimensi kain rajut tidak sebaik kain tenun sehingga saat drying dan curing
dimensi kain mudah berubah. Pada kain rajut jenis apapun sebaiknya tidak
dilakukan pengeringan atau curing dengan suhu tinggi karena akan mengubah
12
dimensi kainnya. Pencapan busa pada kain rajut katun 100% hasil
pengembangan pasta capnya bagus tetapi kain menjadi mengkerut.
Pencapan busa pada kain rajut T/C
Pada kain rajut T/C, pencapan busa juga memberikan hasil yang baik tetapi tidak
sebaik hasil pada kain kanvas katun 100%. Hasil pencapan busa pada kain rajut
T/C memberikan pengembangan pasta cap yang cukup baik. Kainnya pun tidak
terlalu mengkerut setelah dilakukan drying dan curing. Hasilpencapan busanya
masih belum optimal karena pengembangan pasta capnya cukup baik.
Pencapan busa pada kain tenun T/C
Hasil pencapan busa pada kain T/C lebih baik dari segi kain tidak mengkerut jika
dibandingkan dengan hasil cap busa pada kain rajut katun 100% Ataupun kain
rajut T/C. Namun, apabila dilihat dari pengembangan pasta capnya, maka hasil
cap busa kain tenun T/C tidak lebih baik daripada hasil cap busa pada kain rajut
katun 100% dan kain rajut T/C. Tidak mengembangnya pasta cap busa pada
kain tenun T/C ini karena sifat kain yang tipis dan lemas.
Mas ren… ada alesan lain gak??? Aq bingung…..
Pencapan busa pada kain tenun polyester 100%
Mas ren aja deh yang bikin diskusi ini…..
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot (14)

Lap 5. uji tahan api
Lap 5. uji tahan apiLap 5. uji tahan api
Lap 5. uji tahan api
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
 
STANDARD FOR TEST
STANDARD FOR TESTSTANDARD FOR TEST
STANDARD FOR TEST
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
STANDARD FOR FABRICS (SUITING) PER SNI
STANDARD FOR FABRICS (SUITING) PER SNISTANDARD FOR FABRICS (SUITING) PER SNI
STANDARD FOR FABRICS (SUITING) PER SNI
 
Lap 9. rintang
Lap 9. rintangLap 9. rintang
Lap 9. rintang
 
Campur
CampurCampur
Campur
 

Similar to KAIN_CAP_BUSA (20)

Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
95984688 jenis-sablon-kaos
95984688 jenis-sablon-kaos95984688 jenis-sablon-kaos
95984688 jenis-sablon-kaos
 
95984688 jenis-sablon-kaos
95984688 jenis-sablon-kaos95984688 jenis-sablon-kaos
95984688 jenis-sablon-kaos
 
Modul cetak sablon
Modul cetak sablonModul cetak sablon
Modul cetak sablon
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Presentasi sablon, sejarah sablon jenis sablon
Presentasi sablon, sejarah sablon jenis sablon Presentasi sablon, sejarah sablon jenis sablon
Presentasi sablon, sejarah sablon jenis sablon
 
Http
HttpHttp
Http
 
Hand out cetak saring Kria Tekstil
Hand out cetak saring Kria TekstilHand out cetak saring Kria Tekstil
Hand out cetak saring Kria Tekstil
 
Teknik sablon
Teknik sablonTeknik sablon
Teknik sablon
 
Kaos polos
Kaos polosKaos polos
Kaos polos
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basahMakalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
 
Fts
FtsFts
Fts
 
Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
Warna
WarnaWarna
Warna
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KAIN_CAP_BUSA

  • 1. 1 Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen Pada Bermacam Jenis Kain I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencapan busa pada bermacam-macam jenis kain dengan zat warna pigmen. TUJUAN 1. Melakukan pencapan busa dengan zat warna pigmen pada kain kanvas katun 100%, kain rajut katun 100%, kain rajut T/C, kain tenun T/C, dan kain tenun polyester. 2. Membandingkan hasil pencapan busa antara satu jenis kain dengan kain lainnya. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pencapan busa dengan zat warna pigmen pada bermacam jenis kain. 4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapan busa yang terbaik. II. TEORI DASAR A. PENCAPAN Pencapan pada kain tekstil dapat digambarkan sebagai suatu teknologi seni pemindahan desain-desain pada kain tekstil. Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap. Pada pencapan, pelekatan zat warna pada kain lebih banyak secara mekanis. Pada pencapan, bermacam-macam golongan zat warna dapat dipakai bersama-sama dalam satu kain dengan tidak saling mempengaruhi warna aslinya.
  • 2. 2 B. ZAT WARNA PIGMEN Zat warna pigmen merupakan zat warna yang dapat digunakan untuk mencap semua jenis bahan tekstil sehingga banyak digunakan. Zat warna ini tidak mempunyai gugus pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat. Sifat zat warna ini hanya menempel saja pada permukaan kain dengan pengikat binder. Karena sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai efek kaku. Dan untuk menghindari efek ini biasanya dalam resep yang digunakan ditambahkan zat pelembut. Kelemahan lain yang ada pada zat warna ini adalah ketahanan terhadap gosoknya yang jelek. Pada praktikum ini proses pencapan menggunakan zat warna pigmen yang secara umum mempunyai sifat : Zat warna yang tidak larut dalam air. Tidak mempunyai afinitas terhadap serat karena tidak mempunyai gugus pelarut dan gugus reaktif. Dipengaruhi oleh ukuran partikel zat warna dan derajat dispersi zat warna. Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain : Dapat digunakan untuk segala jenis serat dan serat campuran. Fiksasi hasil pencapannya mudah karena hanya dengan proses pemanas awetan. Mempunyai ketahanan sinar dan zat kimia yang cukup baik. Warna yang dicapkan adalah warna yang terakhir sehingga mudah dalam menentukan warna. Dapat dicapkan di atas kain yang berwarna dengan hasil yang cukup baik. Hasil pencapan dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sebelum mengalami fiksasi/pemanas awetan. Tidak memerlukan pengerjaan pencucian, penyabunan, oksidasi maupun steaming, sehingga dapat menyingkat waktu proses dan tenaga. Apabila hasil pencapan dilihat secara visual akan memberikan warna yang cerah. Sederhana dalam pembuatan pasta cap. Adapun kekurangan dari proses pencapan dengan zat warna pigmen yaitu ketahanan gosoknya rendah terutama dalam keadaan basah dan hasil pencapan kaku karena penggunaan zat pengikat pada pencapannya.
  • 3. 3 C. PERSIAPAN PASTA CAP Langkah pertama yang harus digunakan adalah memilih kesesuaian zat warna terhadap jenis serat yang akan dicap. Selanjutnya adalah seleksi terhadap kesesuaian jenis pengental, zat-zat pembantu, metoda pencapan yang digunakan dan kondisi- kondisi pengeringan, fiksasi zat warna serta kondisi setelah pencapan, misalnya pencucian. Pasta cap dibuat dengan disesuaikan selain terhadap jenis serat/kain juga terhadap jenis mesin yang akan digunakan, sifat ketahanan warna yang diminta dan beberapa sifat hasil pencapan lainnya yang digunakan. Resep pasta cap secara garis besar yaitu : zat warna , zat pembantu pelarutan (misalnya urea), air, pengental (misalnya tapioka), zat kimia untuk fiksasi zat warna, zat anti reduksi, zat anti busa, minyak, pigmen putih dan zat pemutih optik. Tingkat kekentalan/viskositas pasta cap tergantung beberapa faktor, antara lain metoda proses pencapan , jenis dan struktur kain yang akan dicap, kehalusan motif cap dan lain-lain. III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN Mesin stenter untuk drying dan curing 1 buah screen siap cap 1 buah rakel 1 buah gelas ukur 100 ml dan1 buah gelas piala 500 ml Neraca analitik / timbangan digital Gelas plastik tempat pasta cap Mixer Pengaduk B. BAHAN 1 lembar kain kanvas katun 100% 1 lembar kain rajut katun 100% 1 lembar kain rajut T/C 1 lembar kain tenun T/C 1 lembar kain tenun poliester Zat sesuai resep
  • 4. 4 C. DIAGRAM ALIR PENCAPAN Diagram alir proses pencapan busa dengan zat warna pigmen pada bermacam jenis kain D. RESEP Pasta cap Binder busa = 900 g Zw pigmen = 50 g Air = 50 g 1000 g (dalam resep dibuat 50 gram pasta cap) E. FUNGSI ZAT Zat warna pigmen = memberikan motif pada bahan Binder busa = zat pembentuk lapisan film, yaitu untuk mengikat zat warna pada serat sebagai akibat polimerisasi dari binder tersebut, sekaligus sebagai medium dalam pencapan Air = zat penyeimbang untuk memperoleh viskositas tertentu. Persiapan pasta cap Proses pencapan busa dengan zat warna pigmen Pengeringan 100 0 C 2 menit Curing 160 o C 2 menit Evaluasi hasil pencapan busa
  • 5. 5 F. PERHITUNGAN RESEP Pasta cap (dibuat 50 g pasta cap untuk 5 lambar kain) Binder busa = 900 g/1000 g x 50 g = 45 g Air = 50 g/1000 g x 50 g = 2,5 g Zat warna pigmen = 50 g/1000 g x 50 g = 2,5 g ( 2 g zw pigmen kuning + 0,5 g zw pigmen biru) 50 g G. LANGKAH KERJA Menyiapkan bahan dan alat-alat praktikum Menyiapkan pasta cap yang terdiri dari 900 g/kg binder busa ditambah 50 g/kg zat warna pigmen dan 50 g/kg air sebagai zat penyeimbang. Mengaduk pasta cap agar homogen Menyiapkan kain yang akan dicap diatas meja datar yang telah dibersihkan Melakukan pencapan busa diatas kain dengan menggunakan screen dan 2 kali perakelan Melakukan pengeringan pada suhu 100 0 C selama 2 menit Melakukan curing pada suhu 160 0 C selama 2 menit Melakukan evaluasi hasil pencapan busa untuk mendapatka hasil yang terbaik (mengembang dan tidak pecah)
  • 6. 6 IV. DATA PRAKTIKUM a) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain kanvas katun 100%
  • 7. 7 b) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain rajut katun 100%
  • 8. 8 c) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain rajut T/C
  • 9. 9 d) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain tenun T/C
  • 10. 10 e) Pencapan busa dengan zw pigmen pada kain tenun poliester
  • 11. 11 V. DISKUSI a) Proses pencapan busa Pencapan busa dilakukan diatas meja datar harus memperhatikan kebersihan dan kerataan meja pencapan yang digunakan agar hasil pencapan optimal. Pencapan busa dengan zat warna pigmen tidak membutuhkan zat pembatu tekstil lainnya. Misalnya pengental emulsi seperti pada pencapan biasa dengan zw pigmen. Tidak digunaknnya pengental emulsi pada pencapan busa kerana binder busa yang digunakan sudah kental dan meskipun ditambah air kekentalannya tetap baik. Pencapan busa dengan zw pigmen dapat dilakukan pada semua jenis kain karena mekanisme pewarnaannya tidak mengadakan ikatan dengan serat (hanya menempel saja dengan bantuan binder). Bermacam jenis kain memberikan hasil yang berbeda. Pada praktikum ini, praktikan akan mencari jenis kain apa yang paling cocok untuk pencapan busa. Pada pencapan busa,proses pengembangan pasta cap akan tejadi saat drying dan pengembangan sempurna terjadi saat proses curing pada suhu 160 0 C selama 2 menit. Pengembangan dari pasta cap busa ini berbeda pada setipa kainnya. Hasil terbaik yang dicari adalah yang motif dengan pasta yang mengembang, pasta cap pada motif tidak pecah dan tidak mengkerut. b) Hasil pencapan busa Pencapan busa pada kain kanvas katun 100% Pencapan busa memberikan hasil yang paling baik diantara keempat jenis kain lainnya. Kain kanvas dengan konstruksi tenunan yang tebal dari serat kapas 100% ternyata memberikan hasil pencapan busa terbaik. Hasil pencapan busa pada kain ini menunjuukan pasta cap mengembang dengan baik, kain tidak mengkerut, dan pasta cap tidak pecah. Hal ini karena konstruksi kain tenun kanvas yang tebal lebih stabil terhadap pasta cap dengan binder busa. Sehingga pada saat drying dan curing kain tebal ini tidak akan mengkerut karena viskositas pasta cap busa. Pencapan busa pada kain rajut katun 100% Pada kain rajut katun 100% hasil pencapan busanya adalah pasta cap pada motif benar-benar mengembang. Karena pengembangan yang berlebih ini menyebabkan kain menjadi mengkerut.hal lain disebabkan karena kestabilan dimensi kain rajut tidak sebaik kain tenun sehingga saat drying dan curing dimensi kain mudah berubah. Pada kain rajut jenis apapun sebaiknya tidak dilakukan pengeringan atau curing dengan suhu tinggi karena akan mengubah
  • 12. 12 dimensi kainnya. Pencapan busa pada kain rajut katun 100% hasil pengembangan pasta capnya bagus tetapi kain menjadi mengkerut. Pencapan busa pada kain rajut T/C Pada kain rajut T/C, pencapan busa juga memberikan hasil yang baik tetapi tidak sebaik hasil pada kain kanvas katun 100%. Hasil pencapan busa pada kain rajut T/C memberikan pengembangan pasta cap yang cukup baik. Kainnya pun tidak terlalu mengkerut setelah dilakukan drying dan curing. Hasilpencapan busanya masih belum optimal karena pengembangan pasta capnya cukup baik. Pencapan busa pada kain tenun T/C Hasil pencapan busa pada kain T/C lebih baik dari segi kain tidak mengkerut jika dibandingkan dengan hasil cap busa pada kain rajut katun 100% Ataupun kain rajut T/C. Namun, apabila dilihat dari pengembangan pasta capnya, maka hasil cap busa kain tenun T/C tidak lebih baik daripada hasil cap busa pada kain rajut katun 100% dan kain rajut T/C. Tidak mengembangnya pasta cap busa pada kain tenun T/C ini karena sifat kain yang tipis dan lemas. Mas ren… ada alesan lain gak??? Aq bingung….. Pencapan busa pada kain tenun polyester 100% Mas ren aja deh yang bikin diskusi ini….. VI. KESIMPULAN VII. DAFTAR PUSTAKA