SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65
tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya
cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang
ada (Hurlock, 1996 : 439).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3. Untuk mengetahui perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
informasi dari buku – buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut
lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 - 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia
sangat tua (very old) diatas90tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002)
mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang
yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya
mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Lanjut Usia
adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang
mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan
tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul
perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan,
serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu,
tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang
sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas
dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah
kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
B. Ciri – Ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduranituakanlamaterjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat
klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih
senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalamsegala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiribukanatasdasartekanandarilingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku
yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi
buruk.
C. Perkembangan lansia.
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses
menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap
di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada
kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan
kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit,
sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan
penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya
sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah
menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut
telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu
ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
D. Perubahan yang terjadi pada lansia
Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut
perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu :
1). Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder
(secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami
penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan
karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan
lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet
serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat
keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya
kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang
sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat
mengurangifungsiorganpernapasan.
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan
tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang
punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat
mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini
merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin
menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang
menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan.
Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi
kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk
terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru
dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan
minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya
dan mejadikan kulit kering dan gatal - gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini
resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit.
Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan
atropy pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki
lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan
menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk
beristirahat sehingga tidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain
itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami
atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda.
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya
berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi
proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat
dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan
metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat
menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau
perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi
degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau
hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan
usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan
dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh
untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya,
sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat
sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat
mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial.
Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami
perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk.
Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya
menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi
perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi
karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia.
Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air
mata, sehingga dapat membuat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang
sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika
berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap
ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila
memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang,
dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat
berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang
paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur
titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurangjelas.
Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem
saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan
penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya
adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh
lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan
alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan - perubahan fisik yang
nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus
berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas
dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut :
(1) Postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),
(2) Kondisi kulit mulai kering dan keriput,
(3) Daya ingat mulai menurun,
(4) Kondisi mata yang mulai rabun
(5) Pendengaran yang berkurang.
2). Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan
mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir
sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia
antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus
mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun,
kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu.
Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-
tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di
mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi
untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya.
Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi
penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah
kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada
lansiatersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang
tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun
melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya
kepikunan.
3). Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia. Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan
dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan
penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan
fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin
sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya
sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada
masa-masaselanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia
adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat
perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan
kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan
tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan
dirinyatanpamenimbulkanmasalahbaru.
Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa
pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang
sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi
sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya
merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang –
orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk,
dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan
pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984).
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi
emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam
kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka.
Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya
akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa
sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang
mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi
bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu
untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi.
Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin
terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala
umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi
tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam
dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi
kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang
bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda.
Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-
tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif,
mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak.
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan
kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir
dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada
orang lain karena melalui pengalaman – pengalaman masa lalu membuktikan
bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai
dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering
merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia - sia. Semakin orang berusia
lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.
4). Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan
batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada
obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan
besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini
ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
(1) Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar dari pada
orang yang religius.
(2) Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan
yang non religius.
(3) Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau
masalah hidup lainnya.
(4) Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang
nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
(5) Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.
5). Perubahan Sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun
pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan
hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi
merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga
mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002,
h.239).
6). Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang
disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa
memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan
orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki
hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri
maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan
sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena
lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab
yangharusmerekapenuhi.
7). Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam
penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi
hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau
merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut
merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang.
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun
begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak
memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya
memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.
E. Masalah yang dihadapi oleh lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
1). Masalah fisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang
mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan
aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran
yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun,
sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu).
2). Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya
daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan
masyarakatdisekitar.
3). Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja
kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti
bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering
marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering
stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4). Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat
yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya
belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang
cukupserius.
F. Solusi Permasalahan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut
dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut yaitu:
1) Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
a) Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah
atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
b) Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya
pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang
besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi
dengan jumlah bertahap.
c) Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur
d) Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
e) Istirahat, tidur yang cukup
f) Minum suplemen gizi yang diperlukan
g) Memeriksa kesehatan secara teratur
2) Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat,
yaitu dengan cara :
a) Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
b) Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
c) Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
d) Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
e) Segera obati depresi Anda.
f) Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
g) Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat
h) Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak
i) Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
j) Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.
3) Berhubungan dengan Emosi :
a) Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
b) Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh
dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau
memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan
lain-lain.
c) Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik
secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai
orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti
memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari
kelelahan.
d) Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu
maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga
kondisi serta kemampuan.
e) Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan
rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya
akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang
yang dicintai dan disayangi.
4) Berhubungan dengan Spiritual
a) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
b) Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah
c) Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai
perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut
usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi
dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya
usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status
kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang
buruk pada lansia.
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut
adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih
jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual,
perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional
lansia.
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik,
intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih
sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada
lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga
akan mengalami masa – masa ini.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang
mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh
karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua
kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di
masa tua.
MATA KULIAH : KOMUNIKASI KEPERAWATAN
DOSEN :
MAKALAH PERKEMBANGAN USIA LANSIA
OLEH :
KELOMPOK VI
1. NUR FITRI HANDAYANI
2. LD. JAMILAN
3. ZAKIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kami
kesehatan, kesempatan dan kemauan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Penyusun makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen mata
kuliah, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan
bagaimana komunikasi yang baik dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu hingga
makalah ini dapat terselesaikan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa kami adalah
manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Selain itu kami juga mempunyai
keterbatasan kemampuan, maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca, agar makalah ini menjadi lebih baik.
Raha, April 2014
Penyusun
Askep jadi lansia yani

More Related Content

What's hot

Periode lanjut usia
Periode lanjut usiaPeriode lanjut usia
Periode lanjut usiaeka1400
 
Adult cognitive Development (Life span Development )
Adult cognitive Development (Life span Development )Adult cognitive Development (Life span Development )
Adult cognitive Development (Life span Development )Bee_BQ
 
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nyAsuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nysammyfikes
 
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiamakalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaROSIDAKUSFAJARINI
 
Makalah om ezon
Makalah om ezonMakalah om ezon
Makalah om ezonYan River
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaDinie Fajriah
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010April Cheers
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontikgueste728dc
 
Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaYesi Tika
 

What's hot (20)

Ol 1 ti makalah lansia
Ol 1   ti makalah lansiaOl 1   ti makalah lansia
Ol 1 ti makalah lansia
 
Periode lanjut usia
Periode lanjut usiaPeriode lanjut usia
Periode lanjut usia
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Adult cognitive Development (Life span Development )
Adult cognitive Development (Life span Development )Adult cognitive Development (Life span Development )
Adult cognitive Development (Life span Development )
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nyAsuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
 
9 masa dewasa dan tua
9 masa dewasa dan tua9 masa dewasa dan tua
9 masa dewasa dan tua
 
Proses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriatiProses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriati
 
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiamakalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
Makalah om ezon
Makalah om ezonMakalah om ezon
Makalah om ezon
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansia
 
Stress psikologi umum lansia
Stress psikologi umum lansiaStress psikologi umum lansia
Stress psikologi umum lansia
 
Masa Usia Lanjut
Masa Usia LanjutMasa Usia Lanjut
Masa Usia Lanjut
 
Gerontologi
GerontologiGerontologi
Gerontologi
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontik
 
Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansia
 
Perk lansia
Perk lansiaPerk lansia
Perk lansia
 
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA Menopause AKPER PEMKAB MUNA
Menopause AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar to Askep jadi lansia yani

Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yaniWarnet Raha
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologiREISA Class
 
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptx
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptxDEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptx
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptxermietjunaedhy
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakHartanto Dwi
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikFaris Andrianto
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxBellaDwiLestari2
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaAstri Firdasannah
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxDiandr
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptx
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptxMasalah Kesehatan Pada Lansia.pptx
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptxnoragracesara
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikMahzar Wahyudi
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikKhairulAnwar237
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaROSIDAKUSFAJARINI
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptMuhammadIzwarHadi
 

Similar to Askep jadi lansia yani (20)

Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
 
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptx
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptxDEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptx
DEWASA_MADYA_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pptx
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
 
Kel 13 stroke
Kel 13 strokeKel 13 stroke
Kel 13 stroke
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasa
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
Perkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansiaPerkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansia
 
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptx
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptxMasalah Kesehatan Pada Lansia.pptx
Masalah Kesehatan Pada Lansia.pptx
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Askep jadi lansia yani

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan lansia ? 2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ? 3. Bagaimana perkembangan lansia ? 4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ? 5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia? 6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
  • 2. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia 3. Untuk mengetahui perkembangan lansia 4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia. 6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia D. Metode Penelitian Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau informasi dari buku – buku dan internet.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 - 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas90tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Lanjut Usia adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. B. Ciri – Ciri Lansia Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : 1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang
  • 4. penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduranituakanlamaterjadi. 2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. 3. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalamsegala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiribukanatasdasartekanandarilingkungan. 4. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk. C. Perkembangan lansia. Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah
  • 5. menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu. D. Perubahan yang terjadi pada lansia Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu : 1). Perkembangan jasmani Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangifungsiorganpernapasan. Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia. Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal - gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit.
  • 6. Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat membuat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang,
  • 7. dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurangjelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan - perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut : (1) Postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk), (2) Kondisi kulit mulai kering dan keriput, (3) Daya ingat mulai menurun, (4) Kondisi mata yang mulai rabun (5) Pendengaran yang berkurang. 2). Perkembangan Intelektual Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan- tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansiatersebut.
  • 8. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan. 3). Perkembangan Emosional Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masaselanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan dirinyatanpamenimbulkanmasalahbaru. Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan
  • 9. pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984). Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri. Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda- tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak. Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui pengalaman – pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia - sia. Semakin orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.
  • 10. 4). Perkembangan Spiritual Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa : (1) Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar dari pada orang yang religius. (2) Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius. (3) Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya. (4) Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. (5) Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius. 5). Perubahan Sosial Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239). 6). Perubahan Kehidupan Keluarga Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena
  • 11. lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yangharusmerekapenuhi. 7). Hubungan Sosio-Emosional Lansia Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia. E. Masalah yang dihadapi oleh lansia Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1). Masalah fisik Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu). 2). Masalah kognitif ( Intelektual ) Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakatdisekitar. 3). Masalah emosional Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti
  • 12. bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi 4). Perkembangan Spiritual Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukupserius. F. Solusi Permasalahan Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut yaitu: 1) Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) : a) Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. b) Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. c) Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur d) Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya e) Istirahat, tidur yang cukup f) Minum suplemen gizi yang diperlukan g) Memeriksa kesehatan secara teratur 2) Berhubungan dengan masalah intelektual Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara : a) Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda. b) Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup. c) Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat. d) Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda. e) Segera obati depresi Anda.
  • 13. f) Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi. g) Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat h) Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak i) Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran. j) Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda. 3) Berhubungan dengan Emosi : a) Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. b) Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. c) Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. d) Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan. e) Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi. 4) Berhubungan dengan Spiritual a) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. b) Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah c) Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
  • 14. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. 2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia. 3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. 4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia. 5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat. 6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa – masa ini. B. Saran Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh
  • 15. karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
  • 16. MATA KULIAH : KOMUNIKASI KEPERAWATAN DOSEN : MAKALAH PERKEMBANGAN USIA LANSIA OLEH : KELOMPOK VI 1. NUR FITRI HANDAYANI 2. LD. JAMILAN 3. ZAKIA
  • 17. KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kami kesehatan, kesempatan dan kemauan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusun makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen mata kuliah, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan bagaimana komunikasi yang baik dalam pemberian Asuhan Keperawatan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Selain itu kami juga mempunyai keterbatasan kemampuan, maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini menjadi lebih baik. Raha, April 2014 Penyusun