Urinary system merupakan sistem yang membentuk dan mengeluarkan urine. Ginjal berperan dalam homeostasis cairan tubuh, mengatur asam basa dan elektrolit, serta memproduksi urine. Nephron adalah unit fungsional ginjal yang terdiri atas glomerulus dan tubulus. Urine dibentuk melalui proses filtrasi di glomerulus, reabsorpsi dan sekresi di tubulus, lalu dikeluarkan. Urinalisa memberikan informasi mengenai kondisi ginjal, hati, empedu,
3. PEMBENTUKAN URIN
Ginjal homeostasis cairan tubuh, ≈ asam basa, elektrolit dan produsi
urin, pertahankan tek darah dan erythropoesis.
Fungsi ginjal volume, tekanan dan komposisi darah kelj adrenal &
hipofisis
Pembentukan urin : filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus dan sekresi
ureter V.U urethra
4. PEMBENTUKAN URIN
Nephron : sel ginjal yg berjumlah ± 1 jt nephron/ginjal. T.d jaringan
kapiler glomerulus dan tubulus yang terbagi : proximal, lengkung Henle
dan distal. Beberapa berkumpul menjadi tubulus kolektivus.
Glomerulus + tubulus di korteks ginjal, lengkung Henle masuk ke medulla
ginjal
5. PEMBENTUKAN URIN
Glomerulus dikelilingi : kapsula Bowman. Dinding glomerulus
berfungsi sbg ultrafilter yang sangat permeabel terhadap air.
± 120 ml/mnt plasma darah difiltrasi air, glukosa, asam amino,
elektrolit, urea, asam urat, kreatinin dan ammonia.
Reabsorbsi tubulus protein/aa, glukosa, < elektrolit. Glukosa >
160-180 mg/dl glukosa (+).
6. PEMBENTUKAN URIN
Sekresi ion hidrogen, drug, ammonia.
Hanya ± 1 ml/mnt yang disekresi ( dewasa N vol urin ± 600-2000
ml/hari )
Poliuria : > 2500 ml/hari DM
Oligouria : Vol urin ↓ shock, nefritis akut
Anuria : < 100 ml/hari
7. Komponen Urin :
Normal :
Air (95%)
Produk sisa terlarut : ureum, kreatinin, as. Urat
Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, Fosfat
Hormon: setelah menjalankan fungsi
Komposisi lain : tergantung makanan/obat yang dikonsumsi
Patologis : benda keton, protein, glukosa, bilirubin, silinder, kristal, sel
darah, epitel
8. Tujuan Urinalisa :
Menunjang menegakkan diagnosis
Memantau perjalanan penyakit
Memantau efektivitas pengobatan/komplikasi
Skrining dan pemantauan penyakit asimptomatik kongenital/herediter
Menentukan prognosis penyakit
10. TAHAP PEMERIKSAAN
Praanalitik
a. persiapan pasien
b. persiapan sampel
teknik sampling yg baik
wadah penampung bersih, kering,
bermulut lebar.
tes biakan urin wadah dan metode sampling harus steril
11. Identifikasi sampel: nama, MR, umur, alamat/ruang rawat, penggunaan
pengawet
Specimen acceptability
Urinalisis dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah dikemihkan.
ditundarefrigerator
Sampel tanpa label/identitastolak
Hindari kontaminasi
Kontrol kualitas reagen
12. JENIS SAMPEL URIN
Urine sewaktu = urine yang dikeluarkan setiap saat dan
tidak ditentukan secara khusus. Sampel encer, isotonik/
hipertonik dan mungkin mengandung lekosit, bakteri,
dan skuamosa sebagai kontaminan.
Urine pagi = sampel pagi hari setelah bangun tidur,
sebelum makan / minum
Urine tampung 24 jam = urine yang dikeluarkan selama
24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu
wadah. penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urine
13. Pemeriksaan rutin
• Urine baru
• Jika terpaksa + pengawet urine
Jenis pengawet urine
• Toluena : hambat bakteri dan mengawetkan glukosa .
• Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena
• Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine .
• Asam sulfat pekat : kuantitatif kalsium,nitrogen, dan zat organik lain
• Natrium karbonat : Mengawetkan Urobinogen
• Sodium Florida : Tes glukosa, hambat bakteri dan mencegah glikolisis sel
Wadah urine
• Plastik tidak mudah pecah
• Besih dan kering
• Bermulut lebar, bisa 10-15 ml
• Tutup rapat
15. CARA SAMPLING
Urin Pancar Tengah :
Pasien cuci tangan dengan sabun
Bersihkan labia dan vulva dengan arah depan ke
belakang
Bilas dengan air bersih dan keringkan
Keluarkan urine, aliran urine yang pertama
dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam
wadah yang disediakan. Pengumpulan urine selesai
sebelum aliran urine habis. Usahakan agar urine
tidak membasahi bagian luar wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera kirim ke lab
16. Punksi Suprapubik = pengambilan urin langsung
dari VU melalui kulit dan dinding perut dengan
spuit dan jarum steril
Tindakan asepsik, anestesi lokal pada daerah yang
akan ditusuk. Bakteri dan jumlah koloni yang
tumbuh pada biakan penyebab ISK.
Kateter = diambil dari kateter dengan spuit steril,
tindakan asepsik. Tempat penusukan sebaiknya
dekat dengan ujung kateter yang berada di VU
(ujung distal). Penilaian = hasil biakan urin dari
punksi suprapubik.
18. (+) KUNING (JELAS)
HAWKINSON/HARISON
(-) / MERAGUKAN
FOUCHET
KUNING MUDA NORMALUROKROM
KUNING TUA BILIRUBIN (?)
FOAM TEST
KOCOK
(KUAT-KUAT) FOAM
MERAH (DARAH?)
SEDIMEN ERITROSIT : (+) = HEMATURI
(-) BENZIDIN TEST
WARNA
1. MAKROSKOPIK URINE
19. Color and clarity
Color : normally , pale to dark yellow (urochrome)
Abnormal color :
some drugs cause color changes
1. red urine : causes: hematuria
hemoglobinuria
myoglobinuria
2. yellow-brown or green-brown urine: bilirubin
cause : obstructive jaundice
20. Red Urine
Microscopic Hematuria
Urinary tract source
Urethra or
bladder
Prostate
Ureter or kidney
Non-Urinary tract
source
Vagina
Anus or rectum
Pseudohematuria (non-
hematuria related red urine)
Myoglobinuria
Hemoglobinuria
Phenolphthalein Laxatives
Phenothiazines
Porphyria
Rifampin
Pyridium
Bilirubinuria
Phenytoin
Pyridium
Red diaper syndrome
Foods (Beets, Blackberries,
Rhubarb)
25. Urine PH
Normal PH
The average is about 6
Range from 5~9 (depends on diet)/4,7-7,5
Higher PH---alkaline urine
1.drugs: sodium bicarbonate
2.classic renal tubular acidosis
3.alkalosis (metabolic or respiratory)
Lower PH---acid urine
1.drugs: ammonium chloride
2. acidosis (metabolic or respiratory)
27. Urine volume
The average adult : 1000ml to 2000ml/24h
Increase
polyuria---more than 2500ml of urine/24
hours
1. physiological states: water intake, some
drugs, intravenous solutions
2. pathologic states: diabetes mellitus,
diabetes insipidus
28. Urine volume
Decrease
Oliguria---less than 400ml of urine in 24 hours
Anuria---less than 100ml of urine in 24 hours
1. prerenal: hemorrhage, dehydration,
congestive heart failure
2. postrenal: obstruction of the urinary tract
(may be stones, carcinoma)
3. renal parenchymal disease:
acute tubular necrosis, chronic renal failure
29. Specific gravity (SG)
Reflect the density of the urine
Range of 1.001 to 1.040
Increase: Dehydration、Fever、Vomiting Diarrhea Diabetes
Mellitus and other causes of Glycosuria、Congestive Heart
Failure、Syndrome Inappropriate ADH Secretion (SIADH) 、
Adrenal Insufficiency
failure (urine volume↓ and SG↑)
Decrease: diabetes insipidus
(urine volume↑ and SG ↓)
30. BERAT JENIS
- REFRACTOMETER
- URINOMETER
1,000
1,020 KOREKSI
1,040
KEUNTUNGAN :
-BAHAN SEDIKIT
-MUDAH
KERUGIAN :
< AKURAT
KEUNTUNGAN :
-> AKURAT
KERUGIAN :
-BAHAN BANYAK
HARUS DIKALIBRASI :
- SUHU
- GLUKOSA
- PROTEIN
- CARIK CELUP
31. Identitas
Nama :
Usia :
Waktu Pemeriksaan : (berapa menit setelah samep urine diambil)
Warna :
Kejernihan :
Kendala :
LAPORAN
Yang dikumpulkan di SIPEJAR:
• Cukup laporan dengan format di atas
• Ditulis tangan
• Tidak usah mengumpulan video