konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
KTG Monitoring Janin
1. KARDIOTOKOGRAFI
dr. Ryan Saktika Mulyana, M.Biomed, SpOG(K)
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Udayana University Hospital - Bali
2. Salah satu alat bantu
elektronik untuk memantau
kesejahteraan janin Dengan
menilai pola denyut janin
dalam hubungan dengan
kontraksi atau aktivitas janin
5. Keuntungan Monitoring Janin Eksternal
1. Pasien dapat dimonitor kapan saja & Non invasive
2. Pengukuran dapat dilakukan secara kontinyu
3. Kontraksi dan perubahan DJJ lebih mudah dinilai.
4. Tidak ada komplikasi maternal atau janin dihubungkan
dengan penggunaan monitor janin eksternal
6. Kerugian Monitoring Janin Eksternal
1. Sulit dilakukan jika pasien gemuk atau aktif selama
pemeriksaan
2. Dapat muncul suara tambahan atau hilang jika janin aktif
atau berubah posisi.
3. Tekanan pada baseline (resting tone antara kontraksi) dari
uterus tidak dapat diukur.
7. Janin hidup dengan usia kehamilan ≥28 minggu.
Ada persetujuan tindakan medik dari pasien (secara lisan)
Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) dan tinggi fundus
uteri diketahui.
Peralatan dalam keadaan baik dan siap pakai. Dan Prosedur
pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG
terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk.
1
2
3
4
Syarat Pemeriksaan Kardiotokografi
9. Gambar/ grafik pada kertas monitor KTG, grafik ini ditandai
dengan interval waktu yang standart :
• Kecepatan kertas di atur 1 cm/ menit
• Sensitivitas 20 detak per menit/cm (beat per minute, bpm)
• KTG dapat merekam DJJ dengan interval 30 – 210 bpm
Interpretasi garis monitor janin
10.
11.
12.
13.
14.
15. Apa yang dinilai dari KTG ?
Baseline Variabilitas Aselerasi Deselerasi
18. Kategori I
Pola DJJ Normal
• Frekuensi dasar DJJ : 110 – 160 dpm
• Variabilitas DJJ : moderat (5 – 25 dpm)
• Tidak ada deselerasi lambat dan variabel
• Tidak ada atau ada deselerasi dini
• Ada atau tidak ada akselerasi
19. Kategori III
Pola DJJ abnormal Tidak ada variabilitas DJJ (absent FHR
variability) disertai oleh :
• Deselerasi lambat berulang
• Deselerasi variabel berulang
• Bradikardia
• Pola sinusoid (sinusoidal pattern)
20. Kategori II
Pola DJJ Ekuivokal Frekuensi Dasar dan Variabilitas
• Frekuensi dasar DJJ : Bradikardia (<110 dpm) yang tidak
disertai hilangnya variabilitas (absent variability)
• Takhikardia ( DJJ >160 dpm)
• Variabilitas minimal (1 -5 dpm)
• Tidak ada variabilitas, tanpa disertai deselerasi berulang
• Variabilitas > 25 dpm (marked variability)
21. Perubahan Periodik
• Tidak ada akselerasi DJJ setelah janin distimulasi
• Deselerasi variabel berulang yang disertai variabilitas DJJ minimal
ataumoderat
• Deselerasi lama (prolonged deceleration) > 2 menit tetapi < 10
menit
• Deselerasi lambat berulang disertai variabilitas DJJ moderat
(moderatebaseline variability)
• Deselerasi variabel disertai gambaran lainnya, misal kembalinya
DJJ kefrekuensi dasar lambat atau ada gambaran overshoot
37. Timbul dan hilang bersama dengan kontraksi
uterus
• Amplitudo turun tidak >20 dpm
• Lamanya <90 detik
• baseline dan variabilitas normal
Sering terjadi pada persalinan normal, akibat
penekanan kepala janin oleh jalan lahir
mengakibatkan hipoksia dan merangsang
refleks vagal
39. Timbul 20-30 detik setelah kontraksi dimulai
• Berakhir setelah 20-30 detik setelah kontraksi
hilang Lamanya <90 detik
• Timbul berulang setiap kontraksi dengan
intensitas sesuai kontraksi uterus
• DJJ normal atau takikardia ringan, hipoksia
berat menjadi bradikardi
Penurunan aliran darah dari ibu menyebabkan
hipoksia janin, jika janin bisa kompensasi tidak
ada perubahan CTG, namun kontraksi uterus
menyebabkan aliran darah semakin berkurang
sehingga merangsang kemoreseptor dan
n.Vagus
41. Gambaran deselerasi yang bervariasi
• Deselerasi terjadi cepat & penurunan frekuensi
bisa sampai 60 dpm
• Biasanya terjadi akselerasi sebelum dan sesudah
deselerasi
• Deselerasi variabel berat jika mencapai ≥60 dpm
dgn lama 60 detik
• Bila deselerasi variabel berulang atau
memanjang →hipoksia janin berlanjut
Penekanan tali pusat selama kehamilan atau
kala I, jika variabilitas baik janin tidak
mengalami hipoksia Yang berarti
42. Manajemen
ResusitasiIntrauterine
1
2
3
Miringkan ibu ke satu sisi
Mengurangi tekanan vena cava dan Aorta, untuk
optimalisasi oksigenasi janin melalui peningkatan aliran
darah uterina ibu dan perfusi plasenta
Berikan Oksigen
Berikan oksigen sungkup 4L/menit untk meningkatkan saturasi oksigen ibu
Berikan cairan infus Nacl 0,9%
Pemberian cairan infus akan memperbaiki hidrasi ibu