3. Kehamilan dengan Hipertensi
Kehamilan dengan hipertensi berarti bahwa
seorang ibu telah menderita hipertensi sebelum
ibu hamil. Penyebab utamanya terjadi keadaan
tersebut adalah karena hipertensi esensial dan
penyakit ginjal.
4. PENGERTIAN
Hipertensi
≥ 140/90
mmHg
Hipertensi adalah adanya
kenaikan tekanan darah
melebihi batas normal
sekurang-kurangnya 140
mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua
kali pemeriksaan berjarak 4-
6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi.
(Prawirohardjo, 2008).
5. A. Hipertensi Esensial
Hipertensi kronis yang disebabkan oleh kelainan
vaskular yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan.
7. Hipertensi Esensial terbagi 2 yaitu :
• Hipertensi Essensial ringan (tekanan
darah antara 140/90 mmHg dan 150/95
mmHg)
• Hipertensi Esensial berat (tekanan
darah > 150/95 mmHg)
8. B. Hipertensi karena kehamilan
Hipertensi karena kehamilan adalah
hipertensi yang timbul atau diperberat
karena kehamilan, hipertensi yang terjadi
pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu,
selama persalinan atau dalam 48 jam pasca
persalinan.
9. Lebih sering pada primigravida
Hipertensi ini lebih mungkin terjadi pada ibu yang:
– Terpapar vili khorialis untuk pertama kalinya
– Terpapar vili khorialis yang terdapat jumlah
yang banyak seperti kehamilan kembar atau
molahidatidosa.
– Mempunyai riwayat penyakit vaskuler.
– Mempunyai kecenderungan genetik untuk
menderita hipertensi kehamilan.
10. Risiko meningkat pada :
• Massa plasenta besar (pada
gemelli, penyakit trofoblast)
• Diabetes melitus
• Isoimunisasi rhesus
• Faktor herediter
• Masalah vaskuler
11. Hipertensi karena kehamilan :
• Hipertensi tanpa protein atau
edema
• Pre-eklampsia ringan (PER)
• Pre-eklampsia berat (PEB)
• Eklampsia
12. Hipertensi karena kehamilan dan PER
sering ditemukan tanpa gejala, kecuali
meningkatnya tekanan darah. Prognosis
menjadi lebih buruk dengan terdapatnya
proteinuria. Terdapatnya proteinuria
mengubah diagnosis hipertensi dalam
kehamilan menjadi pre-eklampsia.
13. PENGELOLAAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
TANPA PROTEINURIA
Jika kehamilan <37 minggu
Rawat jalan
Pemantauan tekanan darah, proteinuria &
kondisi janin tiap minggu
Bila kondisi janin memburuk atau gangguan
pertumbuhan janin -> rawat dan pertimbangjab
terminasi kehamilan
Jika kehamilan > 37 minggu
• Terminasi kehamilan
14. C. Pre Eklampsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai proteinuria
Pembagian
A. Preeklampsia Ringan (PER)
B. Preeklampsia Berat (PEB)
C. Eklampsia
15. PREEKLAMSIA
Gejalanya :
1. OEDEM : karena retensi cairan,
penambahan BB normal ½ Kg/ minggu
2. ALBUMINURIA : karena dinding
kapiler lebih mudah dilalui protein,
melebihi 5 gram/ 24 jam, 3+ atau 4+
3. HIPERTENSI :
• Kenaikan tensi sistolik > 30mmHg
• Kenaikan tensi diastolik > 15mmHg
• Tensi > 140/ 90 (patologik)
16. Lanjutan…
• OLIGURI : urine < 400 ml/ 24 jam
• GANGGUAN PENGLIHATAN, enek,
muntah
• EDEMA PARU dan cyanosis
• NYERI EPIGASTRIUM
• HEMOLISIS, TEST FUNGSI HATI :
MENINGKAT, TROMBOSIT
17. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Nulipara umur belasan tahun
2. Pemeriksaan antenatal kurang,
nutrisi buruk, kurang protein
3. Riwayat preeklamsi atau eklamsi
dalam keluarga
4. Penyakit vaskuler hipertensi
sebelumnya
5. Kehamilan ganda, Mola
hidatidosa, DM, Hidrops fetalis
18. PENATALAKSANAAN
Tujuan :
• Mencegah kejang dan komplikasi
lainnya
• Melahirkan bayi hidup
• Melahirkan dengan trauma minimal
terhadap ibu dan bayi
• Mencegah keadaan patologik yang
tersisa
19. Pre-eklamsi ringan
• Keadaan dimana hipertensi disertai
dengan proteinuria dan atau edema
setelah kehamilan 20 minggu.
• Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui dengan jelas namun
patofisiologinya telah diketahui yakni
disfungsi atau kerusakan sel endotel
vaskuler secara menyeluruh
(imunologi, genetik, nutrisi).
20. • Gejala Klinis :
– Terjadi kenaikan TD > 30 mmHg
atau diastole > 15 mmHg (sistole >
140 mmHg atau < 160 mmHg,
diastole > 90 mmHg atau < 110
mmHg ).
– Protein urine 0,3 gr/lt dalam 24 jam
atau secara kwalitatif (++).
– Edema (pretibia, dinding perut,
lumbosakral, Wajah/tangan).
21. • Penyulit :
• Pre-eklamsi berat sampai
eklamsia
• Kegagalan pada organ
(ginjal,hepar,paru,jantung dan
otak)
• Gawat Janin
• IUFD
22. • Penatalaksanaan :
– Rawat Jalan
• Banyak istirahat (tidur miring)
• Diet tinggi protein rendah
karbohidrat
• Setiap 2 minggu penilaian
kesejahteraan janin ( 30-32
minggu ) NST dan USG.
• Dapat diberikan vitamin
kombinasi dan aspirin dosis
rendah
23. Pre-eklamsi berat
• Suatu komplikasi kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi, protein urine, dan
atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
24. • Gejala Klinis :
o Kehamilan 20 minggu atau lebih,
o TD sistole > 160 mmHg dan diastole
> 110 mmHg
o Protein urine > 5 gr/24 jam, kwalitatif
(++++)
o Oligouri (< 500 cc/24 jam)
o Kenaikan kadar kreatinin dalam darah
o Gejala impending eklamsia
(gangguan visus, gangguan serebral,
nyeri epigastrium, kejang)
25. • Penyulit :
– Eklamsia
– Kegagalan pada organ (hepar,
ginjal,paru, jantung, otak)
– Janin (prematur, IUFD, Gawat
janin)
26. • Penatalaksanaan :
– Perawatan konservatif di kamar
bersalin selama 24 jam.
Tirah baring
Infus RD 5% 60-125 cc/jam
10 gr MgSO4 i.m setiap 6 jam
sampai dengan 24 jam pasca
persalinan (tidak ada
kontraindikasi)
27. Lanjutan…
Antihipertensi Nifedipine 5-10 mg
setiap 8 jam
Pantauan produksi urine
Diet tinggi protein rendah karbohidrat
Lakukan penilaian kesejahteraan
janin
28. D. Eklamsi
• yaitu kelainan akut pada ibu hamil,
saat ahmil tua, persalinan atau nifas
ditandai dengan timbilnya kejang atau
koma, sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre-
eklamsi
29. Lanjutan…
• Patofisiologinya sama dengan pre-
eklamsi, dengan akibat yang lebih
serius pada organ-organ hati, ginjal,
patu dan jantung. Bisa terjadi perdarahn
dan nekrosis.
30. • Gejala Klinis :
– Kehamilan lebih dari 20 minggu
atau saat persalinan ataupun saat
nifas.
– Tanda-tanda pre-eklamsi
– Kejang, koma
– Kadang disertai gangguan fungsi
organ.
31. • Pemeriksaan tambahan :
– Lab ( proteinuri, fungsi hepar, fungsi
ginjal, jantung dan homeostasis )
– Konsultasi
kardiologi,optalmologi,neurologi,
anatesiologi.
32. • Penyulit :
– Ibu ( perdarahan serebral, edema
paru, gagal ginjal, payah jantung,
sindroma hellp, dan perdarahan
posrt partum )
– Anak ( prematuritas, gawat janin,
IUFD )
33. • Ada satu tanda eklampsi, bernama
konvulsi eklampsi. Empat fasenya
antara lain:
a) Tahap premonitory
b) Tahap Tonic
c) Tahap klonik.
d) Tahap Comatose
34. • Pengertian Perdarahan Antepartum
• Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap
sebagai suatu kelainan yang berbahaya. Yang
dimaksud dengan perdarahan antepartum adalah
perdarahan pada trimester terakhir dari
kehamilan.Perdarahan antepartum biasanya terjadi
pada umur kehamilan setelah 22 minggu.
• Perdarahan Antepartum,yaitu :
• Solusio plasenta,Plasenta
previa,Insertio,Velamentosa,dan Ruptura Sinus.
35. • Plasenta adalah alat yang sangat
penting bagi janin karena merupakan
alat pertukaran zat antara ibu dan
anak.Plasenta berbentuk bundar atau
hampir bundar dengan diameter 15-20
cm dan tebal ± 2,5 cm dan berat rata-
rata 500 gram. Plasenta berhubungan
dengan tali pusat, jika letak tali pusat
ditengah plasenta maka keadaan ini
disebut insertio sentralis, jika letak tali
pusat agak ke pinggir, disebut insertio
lateralis, dan bila dipinggir disebut
insertio marginalis.
36. Fungsi plasenta, antara lain :
• Sebagai alat yang memberikan nutrisi pada janin (nutritif)
• Sebagai alat yang mengeluarkan sisa metabolisme
(ekskresi)
• Sebagai alat yang memberikan zat asam dan
mengeluarkan CO2 (respirasi)
• Sebagai alat yang membentuk hormone
• Penyalur antibodi ke janin.
37. Perdarahan Antepartum Terdiri Dari :
A. Solusio Plasenta
Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian
atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada
lapisan desidua endometrium sebelum
waktunya yakni sebelum anak lahir.
38. Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas
22 minggu atau berat janin diatas 500 gram.
Istilah solusio plasenta juga dikenal dengan
istilah dengan istilah abruption plasenta atau
separasi premature dari plasenta. Placenta
dapat lepas seluruhnya yang disebut solusio
plasenta totalis atau terlepas sebagian yang
disebut solusio plasenta parsialis atau terlepas
hanya pada sebagian kecil pinggir plasenta
yang sering disebut rupture sinus marginalis.
39. Solusio plasenta dapat dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi
Biasanya pada jenis ini keadaan penderita lebih
buruk,plasenta terlepas luas,uterus keras/tegang, sering
berkaitan dengan hipertensi.
Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
Pada jenis ini biasanya keadaan umum penderita relatif
lebih baik,plasenta terlepas sebagian atau inkomplit dan
jarang berhubungan dengan hipertensi.
40. Gambaran Klinis Solusio Plasenta
Gambaran klinik penderita solusio plasenta
bervariasi sesuai dengan berat ringannya atau luas
permukaan maternal plasenta yang terlepas,yaitu
solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang,
dan solusio plasenta berat.Gejala dan tanda klinis
yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya
perdarahan yang berwarna tua keluar melalui
vagina, rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-
menerus mirip his partus prematurus.
41. Etiologi/penyebab
Etiologi solusio plasenta belum diketahui. Keadaan
berikut merupakan faktor predisposisi/pemicu
timbulnya solusio plasenta,yaitu:
1) Trauma langsung terhadap uterus ibu hamil,seperti
:
• Terjatuh terutama tertelungkup
• Tendangan anak yang sedang digendong
• Trauma eksternal lainnya.
42. 2) Trauma kebidanan, artinya terjadi karena tindakan kebidanan yang
dilakukan,yaitu :
• Setelah dilakukan versi luar
• Setelah memecahkan ketuban
• Persalinan anak kedua hamil kembar.
3) Faktor predisposisi,yaitu :
• Hipertensi
• Tali pusat pendek
• Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
• Hamil pada usia lanjut
• Multiparitas
• Bersamaaan dengan pre-eklampsia atau eklampsia
• Defisiensi asam folat
43. Diagnosis
Diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan dengan
melakukan :
1) Anamnesa
• Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
• Terjadi spontan atau karena trauma
• Perut terasa nyeri
• Tampak anemis
• Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin
dalam rahim.
44. 2) Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik umum :
• Keadaan umum penderita tampak tidak sesuai dengan
jumlah perdarahan.
• Tekanan darah menurun,nadi dan pernapasan meningkat.
• Penderita tampak anemis.
Pemeriksaan khusus
Palpasi abdomen :
Perut tegang terus menerus,terasa nyeri saat di
palpasi,dan bagian janin sukar ditentukan.
45. Auskultasi
Terdengar denyut jantung janin bervariasi dari asfiksia
ringan sampai berat .
Pemeriksaan dalam
Terdapat pembukaan,dan Ketuban tegang menonjol.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang, dengan ultrasonografi dijumpai
perdarahan antara plasenta dengan dinding abdomen.
.
46. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala solusio plasenta berat :
• Sakit perut bagian atas dan terasa mulas terus menerus
• Nyeri tekan pada uterus
• Uterus teraba tegang dan bagian janin tidak teraba
• Perdarahan pervaginam
• Syok
• Bunyi jantung janin tidak terdengar lagi.
• Air ketuban mungkin telah berwarna kemerah – merahan
karena bercampur darah.
47. Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari
luasnya plasenta yang terlepas dan lamanya solusio
plasenta berlangsung.
Komplikasi yang dapat terjadi ibu adalah:
• Perdarahan yang dapat menimbulkan variasi
turunnya tekanan darah sampai keadaan syok,
perdarahan yang terjadi tidak sesuai dengan
keadaan penderita anemis sampai syok,dan
kesadaran penderita dari baik sampai koma.
48. • Ganguan pembekuan darah disebabkan
karena masuknya tromboplastin ke dalam
sirkulasi darah menyebabkan pembekuan
darah intravaskular dan disertai hemolisis.
Selain itu juga terjadi penurunan fibrinogen
sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu
pembekuan darah.
• Oliguria
• Perdarahan postpartum
49. Komplikasi pada janin :
• Perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta
mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke arah janin
sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan
sampai berat dan kematian janin dalam rahim
• Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin
tergantung pada seberapa bagian plasenta telah
lepas dari implantasinya fundus uteri.
50. Penatalaksanaan
penatalaksanaan solusio plasenta,yaitu :
1) Lakukan uji pembekuan darah.
2) Transfusi darah segara.
3) Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi)
lakukan persalinan segera.
4) Seksio caesarea
Seksio caesarea dilakukan jika:
janin hidup,gawat janin,tetapi persalinan pervagina tidak
dapat dilaksanakan dengan segera (pembukaan belum
lengkap).
51. Janin mati tetapi kondisi serviks tidak memungkinkan
persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu
singkat.
persiapan cukup dilakukan penanggulangan awal dan
segera lahirkan bayi karena operasi merupakan satu-
satunya cara efektif untuk menghentikan perdarahan.
5) Partus pervaginam dilakukan apabila :
janin hidup,gawat janin, pembukaan lengkap dan bagian
terendah didasar panggul,amniotomi (bila ketuban belum
pecah) kemudian percepat kala II dengan ekstraksi
forcep/vakum.
52. B. PLASENTA PREVIA
Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat yang tidak
normal(abnormal), yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jaln lahir (ostium uteri internum).
Implantasi yang normal ialah pada dinding depan
atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri.
53. Pembagian plasenta previa :
• Plasenta previa totalis : jika seluruh pembukaan (ostium uteri
internum) tertutup oleh jaringan plasenta
• Plasenta previa parsialis : hanya sebagian pembukaan yang tertutup
oleh jaringan plasenta
• Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan
• Plasenta letak rendah : plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak
sampai ke ostium uteri internum, pinggir plasenta kira-kira 3 atau 4
cm diatas pinggir pembukaan,sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir.
54. Etiologi/Penyebab
Etiologi Faktor terpenting terjadinya plasenta previa
adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua
sehingga menyebabkan atrofi dan peradangan pada
endometrium. Keadaan ini misalnya terdapat pada :
• Multipara,terutama kalau jarak kehamilan yang
pendek.
• Pada mioma uteri.
• Kuretase yang berulang-ulang.
• Page 21