SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
KARDIOTOKOGRAFI DASAR
Nugrahanti Prasetyorini, dr. SpoG
Divisi Kedokteran Feto-Maternal
FKUB / RSSA Malang
Pelatihan USG & Kardiotokografi PPDS I Obgin FKUB-RSSA
Hipoksia / aspphyxia intra uterine Mortalitas perinatal
Upaya untuk mengatasi :
☺ Pengenalan dini faktor resiko
☺ Rujukan kasus resiko tingi ke tempat sesuai
☺ Pengenalan dini dan penanganan hipoksia
intrauterin secara adekuat
☺ Perawatan intensif terhadap neonatus dengan
asphyxia
CTG
Sirkulasi Uteroplasenta
Hemochorialis-endothelial
A. Uterina A. Spiralis Intervillous
space
Chorionic plate
Villi chorialis
janin
ADU aterm
700ml/m
Nutrisi, gas, substansi lain
70 -90 % ADU aterm
ADU =
Tekanan Arterial uterus - Tekanan Vena uterus
Resistensi vascular uterus
ADU = Aliran Darah Uterus
Kontraksi uterus
TAU ↓ TVU ↓ ADU berhenti
Sirkulasi ke intervillous
space berhenti
Janin hanya
bergantung pada
placental reverse
Mekanisme pengaturan DJJ
1. Sistem Saraf simpatis
☻ Distribusi lebih banyak di myocardium
☻ Aktivitasnya dalam menstimulasi denyut jantung
dilakukan melalui reseptor α-adrenergik
☻ Kondisi hipoksia brainsparing effect
☻ Obat β-adrenergik meningkatkan FHR,
menambah kekuatan kontraksi jantung
meningkatkan CO
☻ Propanolol inhibisi saraf simpatis menurunkan
frekuensi DJJ dan variabilitas DJJ
2. Sistim Saraf Parasimpatis
♪ Terutama terdiri dari N. vagus yang berasal dari
batang otak
♪ Mengatur SA nodes, AV nodes dan neuron dalam
atrium dan ventrikel
♪ Stimulasi N Vagus ( dengan asetilkolin )
bradycardia
♪ Inhibisi N Vagus ( dengan atropin ) tachycardia
3. Baroreseptor
♪ Terletak pada arcus aorta & sinus karotid
♪ Peningkatan TD → baroreseptor akan menstimulasi
nervus vagus dan nervus glosopharyngeus pada
batang otak → bradycardia
4. Kemoreseptor
♪ Bagian perifer di karotid & bagian sentral di batang
otak
♪ Fungsi : mengatur kadar O2 & CO2 dalam darah & CSF
Hipoksia & hiperkapnia
Reseptor Central Reseptor Perifer
Takikardia & hipertensi Bradiikardia & hipotensi
Bradikardia & hipertensi
5. Susunan Saraf Pusat ( SSP )
♪ Aktivitas otak ↑ : variabilitas DJJ & gerak janin >>>
♪ Aktivitas otak ↓ : variabilitas DJJ & gerak janin <<<
♪ Stimulasi hipothalamus → takikardia
6. Sistem Pengaturan Hormonal
Stress ( asphyxia intra uterin )
Medula adrenal
Epineprin & Nor epineprin
Takikardia
Hipertensi
Alat CTG
Fungsi :
Menilai hubungan pola DJJ dengan kontraksi rahim
Memantau hubungan pola DJJ dengan gerakan janin
Teknik Penempatan Tranducer :
1. Eksternal
▪ Tranducer dipasang di dinding perut ibu
▪ Teknik indirect / non-invasive
▪ Antepartum maupun intrapartum
▪ Cukup akurat walau tidak sebaik yang internal
2. Internal
▪ Tranducer dipasang pada scalp bayi
▪ Teknik direct / invasive
▪ Intrapartum dengan dilatasi minimal 1 – 2 cm
▪ Pengukuran lebih obyektif namun teknik lebih sulit
Karakteristik Gambaran DJJ
Basal FHR Perubahan Periodik DJJ
Baseline rate
Baseline variability
Di antara dua kontraksi
(inpartu)
Di antara 2 FM (gravida)
Perubahan DJJ yang
terjadi akibat kontraksi
atau FM
Deselerasi dini
Deselerasi lambat
Deselerasi variabel
akselerasi
Baseline rate
Normal : 120 – 160 bpm ; Takikardia > 160bpm,
bradikardia < 120 bpm
Takikardia
Bisa terjadi pada keadaan hipoksia →disertai gambaran lain
Takikardia & variabilitas DJJ baik → kondisi janin baik
Takikardi terjadi juga pada :
1. Janin prematur ( < 30 mg )
2. khorioamnionitis
3. ibu gelisah
4. takhisistolik
5. Ibu hipertiroidi
6. Obat-obatan ( atropin, skopolamin, ritrodin,
isoksuprin )
7. takiaritmia janin
Bradikardia
Bradikardi merupakan respon awal terhadap hipoksia
atau asphyxia akut
Hipoksia ringan > DJJ 110-120 bpm, good variability
merupakan mekanisme kompensasi terhadap stress
Hipoksia berat → dekompensasi → DJJ 100 bpm
& poor atau absent variability → postterm atau
kelainan jantung bawaan
Beberapa keaadaan yang disertai bradikardia :
1. Hipotermia
2. Obat ( propanolol, analgetik golongan ‘cain’ )
3. Bradiaritmia janin
Baseline Variability
Gambaran osilasi iregular yang terlihat pada
rekaman DJJ ( kardiotokogram )
Fisiologi :
1. Keseimbangan interaksi sistem saraf simpatis (
kardioekselerator ) dan sistim parasimpatis
(kardiodeselerator )
1. Stimulasi cortex cerebri N. vagus stimulasi
pusat pengatur denyut jantung di medulla
oblongata
Hypoxia serebral Mekanisme
kompensasi hilang
Baseline
variability
menghilang
Asidosis
Metabolik
Normal Baseline
Variability
Sistem Persyarafan Janin baik
Sistem konduksi jantung baik
Baseline
Variability
Short-term variability
Long-term variability
Short-term Variability
☺Merupakan perbedaan interval antar denyut pada
kardiotokogram
☺Menyerupai perbedaan interval 2 gelombang R pada
EKG
☺ Rata-rata 2 – 3 bpm
☺“hilang”nya interval antar denyut rekuaensi DJJ
akan tampak sebagai garis rata tanpa osilasi
☺ Arti klinis : ??
berkaitan dengan IUFD
Long-term variability
☺Merupakan gambaran osilasi yang terlihat lebih
kasar dibandingkan short-term variability
☺ Rata-rata 3 – 6 bpm
☺ Penilaian didasarkan pada besarnya amplitudo
fluktuasi osilasi
Normal variability : amplitudo 6 – 25 bpm
Reduced variability : amplitudo antara 3- 5 bpm
Absent variability : amplituo ≤ 2 mm
Saltatory : amplitudo > 25 bpm
Absent Variability
Reduced Variability
Normal Variability
Saltatory Variability
Long-term variability lebih banyak digunakan pada
penilaian FWB lebih mencerminkan
ketidakmampuan janin untuk mengkompensasi
hipoksia berat
Berkurangnya variabilitas DJJ bisa juga terjadi pada
kondisi : Janin tidur ( aktivitas otak berkurang )
Anencephalus ( cortex cerebri tak terbentuk )
Janin prematur ( sistem saraf belum matur )
Obat-obatan ( narkotika, diazepam, MgSO4 )
Blokade vagal
Defek Jantung bawaan
Perubahan Periodik DJJ
Deselerasi Dini
☺ Timbul dan hilangnya bersamaan dengan timbul
dan menghilangnya kontraksi uterus ( seperti
bayangan cermin )
☺ Timbul secara perseisten pada tiap kontraksi
☺ Biasanya penurunan DJJ ≤ 20 bpm
☺ Durasi < 90 detik
☺ Baseline rate & baseline variability masih normal
Deselerasi Lambat
☺Timbul 20 – 30 detik setelah kontraksi
☺ Berakhir 20 – 30 detik setelah kontraksi menghilang
☺ Durasi < 90 detik ( rata-rata 40 – 60 detik )
☺ Timbul berulang pada tiap kontraksi
☺ Beratnya deselerasi sesuai dengan intensitas
kontraksi
☺ Hipoksia ringan : baseline rate normal atau
takikardia ringan
☺ Hipoksia berat bradikardia
Deselerasi Variabel
☺Gambaran deselerasi yang bervariasi dalam hal
saat timbulnya, lamanya, besarnya dan bentuknya
☺Saat mulainya dan saat berakhirnya terjadi
dengan cepat
☺Penurunan frekuensi DJJ hingga mencapai 60 bpm
☺Akselerasi predeselerasi & akselerasi
pascadeselerasi umum dijumpai
Klasifikasi deselerasi variabel :
♪ Ringan
♪ Moderate
♪ Berat
Deselerasi mencapai 60 bpm ; atau
Besarnya deselerasi 60 bpm di bawah
baseline rate ; atau
Lama deselerasi ≥ 60 detik
Deselerasi variabel =
cord compression
deceleration
Shouldering merupakan manifestasi mekanisme
kompensasi janin terhadap kompresi TP
Normal
Loss of shouldering
Patologis
Overshoot shouldering
Prepatologis
Late Recovery
Patologis = deselerasi
lambat
General loss of
variability
Patologis
Biphasic deceleration
Patologis = deselerasi
lambat
Akselerasi karena kontraksi
Kontraksi uterus akselerasi aktivitas simpatis
melebihi aktivitas parasimpatis
Gerakan janin juga mengakibatkan akselerasi
menunjukkan reaktivitas janin fetal Activity
Determination ( FAD )
Deselerasi dini Kompresi kepala oleh jalan lahir
hipoksia Reflex vagal
Deselerasi Lambat Insufisiensi uteroplasenta
Deselerasi variabel
Nuchal cord
Prolapsus tali pusat
Oligohidramnion
Kompresi kepala oleh dasar panggul pada kala II
Kompresi talipusat
Gambaran CTG pada janin normal :
1. Baseline rate 120 – 160 bpm
2. Baseline variability 6 – 25 bpm
3. Terdapat akselerasi
4. Tidak terdapat deselerasi, kecuali
deselerasi dini
Baseline
variability
Merupakan parameter yang paling
akurat untuk menunjukkan kondisi
hipoksia
Indikasi pemeriksaan CTG antepartum :
1. HDK
2. DM
3. Postterm pregnancy
4. PJT
5. Berkurangnya gerakan
janin
6. PROM / PPROM
7. Anemia / undernutrition
8. Multiple pregnancy
9. Oligohidramnion
10. Polihidramnion
11. BOH
12. Penyakit vaskular
kolagen
Non Stress Test ( NST )
Antepartum
FAD / aktokardiografi
Menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan aktivitas
janin
Teknik Pemeriksaan :
1. Pasien tidur semi fowler atau left lateral recumbent
2. Ukur TD, Suhu tubuh, Nadi, RR
3. Pasang tocotranducer pada fundus dan doppler
tranduser pada punctum maksimum DJJ dengan
memberi gel sebelumnya
4. Pastikan ada gerakan janin → bila tak ada → rangsang
5. Ukur selama 20 menit
Interpretasi NST :
Reaktif 1. Minimal 2 x gerakan dalam 20 menit yang
diikuti akselerasi sedikitnya 10 – 15 bpm
2. Baseline rate di luar gerakan janin 120 –
160 bpm
3. Baseline variability 6 – 25 bpm
Non-
Reaktif
1. Tidak terdapat gerakan janin selama 20
menit atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin
2. Baseline variability normal atau reduced
atau absent
Spesitifity 99 %
Berlaku 1
minggu
Sensitivity 10-
20 %, Lanjutkan
CST
Suspicious 1. Gerakan janin < 2 x dalam 20 menit,
atau terdapat akselerasi < 10 bpm
2. Baseline rate 120 – 160 bpm
3. Baseline variability 6 – 25 bpm
Abnormal
(reaktif /
Non-reaktif)
1. Bradikardia
2. Deselerasi ≥ 40 bpm di bawah baseline
rate atau baseline rate mencapai 90
bpm selama ≥ 60 detik
Contraction Stress Test ( CST )
Menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan
kontraksi uterus ( Baseline rate, Baseline variability,
perubahan periodik DJJ akibat kontraksi )
Teknik Pemeriksaan :
1. Pasien tidur semi fowler atau left lateral recumbent
2. Ukur TD, Suhu tubuh, Nadi, RR
3. Pasang tocotranducer pada fundus dan doppler
tranduser pada puntuk maksimum DJJ dengan memberi
gel sebelumnya
4. Pastikan his 10 menit 3 x → bila tak ada → rangsang
5. Ukur selama 20 menit
Interpretasi CST :
Negatif 1. Baseline rate 120 – 160 bpm
2. Baseline variability 6 – 25 bpm
3. Tak terdapat deselerasi lambat
4. Mungkin terdapat akselerasi
Positif 1. Deselerasi lambat berulang pada
minimal 50 % kontraksi
2. Deselerasi lambat berulang meskipun
kontraksi tak adekuat
3. Reduced/absent baseline variability
Spesitifity 99 %
Berlaku 1
minggu
Suspicious 1. Deselerasi lambat < 50 % kontraksi
2. Deselerasi variabel
3. Baseline rate 120 – 160 bpm
Ulang dalam
24 jam
Unsatisfactory 1. Tidak representatif ( Ibu gemuk,gelisah,
gerak janin berlebihan )
2. Kontraksi tidak adekuat
Hiperstimulasi 1. Kontraksi > 5 x dalam 10 menit
2. Durasi kontraksi > 90 detik
3. Sering disertai deselerasi lambat atau
bradikardia
IJMS Vol 42, No.4. July 2017
Kontra Indikasi CST :
Mutlak 1. Resiko ruptura uteri
2. APB
3. Tali pusat terkemuka
Relatif 1. PROM
2. Preterm labor
3. Kehamilan multiple < 36 minggu
4. Inkompetensia cervix
5. CPD
Resusitasi Inta Uterine
Perbaikkan sirkulasi
1. Posisi semi fowler atau left lateral recumbent
2. Menghilangkan kontraksi → tokolitik
3. Penanganan hipertensi atau hipotensi
4. Amnioinfussion
Perbaikkan Oksigenasi
1. Pemberian oksigen
2. Penanganan anemia

More Related Content

Similar to Kardiotokografi Dasar.ppt

Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)
mskosim
 
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
febtykuswanti
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
PROGNASAKREDITASIGM
 
7a persalinan abnormal
7a persalinan abnormal7a persalinan abnormal
7a persalinan abnormal
Joni Iswanto
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Ochien Yochie
 

Similar to Kardiotokografi Dasar.ppt (20)

12. pengkajian fetal -
12. pengkajian fetal -12. pengkajian fetal -
12. pengkajian fetal -
 
ashen kebidan.pptx
ashen kebidan.pptxashen kebidan.pptx
ashen kebidan.pptx
 
asuhan kebidan.pptx
asuhan kebidan.pptxasuhan kebidan.pptx
asuhan kebidan.pptx
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)
 
DISTOSIA.ppt
DISTOSIA.pptDISTOSIA.ppt
DISTOSIA.ppt
 
MATERNAL.pptx
MATERNAL.pptxMATERNAL.pptx
MATERNAL.pptx
 
APN ( Asuhan Persalinan Normal ) by Rahmi Padlilah
APN ( Asuhan Persalinan Normal ) by Rahmi PadlilahAPN ( Asuhan Persalinan Normal ) by Rahmi Padlilah
APN ( Asuhan Persalinan Normal ) by Rahmi Padlilah
 
Bhd algoritma revisi
Bhd algoritma revisiBhd algoritma revisi
Bhd algoritma revisi
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptxPENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
 
Hidrocephalus
HidrocephalusHidrocephalus
Hidrocephalus
 
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
 
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
21102023_Deteksi dan Asuhan Holistic _ Palu (2).pptx
 
ALDO PPT.pptx
ALDO PPT.pptxALDO PPT.pptx
ALDO PPT.pptx
 
260270809 ppt-obsgin
260270809 ppt-obsgin260270809 ppt-obsgin
260270809 ppt-obsgin
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haid
 
Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2
 
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptxMATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
MATERI KEGAWATDARURATAN OBGYN 17NOP22.pptx
 
7a persalinan abnormal
7a persalinan abnormal7a persalinan abnormal
7a persalinan abnormal
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 

Recently uploaded

Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
moratmaret503
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
FotocameraM10
 
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandunganKimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandunganKimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
Obat Cytotec
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandunganKimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
 
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
 
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandunganKimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
 
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandunganKimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Banjarmasin jual obat penggugur kandungan
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptxSosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
 
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandunganKimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
 

Kardiotokografi Dasar.ppt

  • 1. KARDIOTOKOGRAFI DASAR Nugrahanti Prasetyorini, dr. SpoG Divisi Kedokteran Feto-Maternal FKUB / RSSA Malang Pelatihan USG & Kardiotokografi PPDS I Obgin FKUB-RSSA
  • 2. Hipoksia / aspphyxia intra uterine Mortalitas perinatal Upaya untuk mengatasi : ☺ Pengenalan dini faktor resiko ☺ Rujukan kasus resiko tingi ke tempat sesuai ☺ Pengenalan dini dan penanganan hipoksia intrauterin secara adekuat ☺ Perawatan intensif terhadap neonatus dengan asphyxia CTG
  • 3. Sirkulasi Uteroplasenta Hemochorialis-endothelial A. Uterina A. Spiralis Intervillous space Chorionic plate Villi chorialis janin ADU aterm 700ml/m Nutrisi, gas, substansi lain 70 -90 % ADU aterm ADU = Tekanan Arterial uterus - Tekanan Vena uterus Resistensi vascular uterus ADU = Aliran Darah Uterus
  • 4.
  • 5. Kontraksi uterus TAU ↓ TVU ↓ ADU berhenti Sirkulasi ke intervillous space berhenti Janin hanya bergantung pada placental reverse
  • 6.
  • 7. Mekanisme pengaturan DJJ 1. Sistem Saraf simpatis ☻ Distribusi lebih banyak di myocardium ☻ Aktivitasnya dalam menstimulasi denyut jantung dilakukan melalui reseptor α-adrenergik ☻ Kondisi hipoksia brainsparing effect ☻ Obat β-adrenergik meningkatkan FHR, menambah kekuatan kontraksi jantung meningkatkan CO ☻ Propanolol inhibisi saraf simpatis menurunkan frekuensi DJJ dan variabilitas DJJ
  • 8. 2. Sistim Saraf Parasimpatis ♪ Terutama terdiri dari N. vagus yang berasal dari batang otak ♪ Mengatur SA nodes, AV nodes dan neuron dalam atrium dan ventrikel ♪ Stimulasi N Vagus ( dengan asetilkolin ) bradycardia ♪ Inhibisi N Vagus ( dengan atropin ) tachycardia
  • 9. 3. Baroreseptor ♪ Terletak pada arcus aorta & sinus karotid ♪ Peningkatan TD → baroreseptor akan menstimulasi nervus vagus dan nervus glosopharyngeus pada batang otak → bradycardia 4. Kemoreseptor ♪ Bagian perifer di karotid & bagian sentral di batang otak ♪ Fungsi : mengatur kadar O2 & CO2 dalam darah & CSF
  • 10. Hipoksia & hiperkapnia Reseptor Central Reseptor Perifer Takikardia & hipertensi Bradiikardia & hipotensi Bradikardia & hipertensi 5. Susunan Saraf Pusat ( SSP ) ♪ Aktivitas otak ↑ : variabilitas DJJ & gerak janin >>> ♪ Aktivitas otak ↓ : variabilitas DJJ & gerak janin <<< ♪ Stimulasi hipothalamus → takikardia
  • 11. 6. Sistem Pengaturan Hormonal Stress ( asphyxia intra uterin ) Medula adrenal Epineprin & Nor epineprin Takikardia Hipertensi
  • 12.
  • 13. Alat CTG Fungsi : Menilai hubungan pola DJJ dengan kontraksi rahim Memantau hubungan pola DJJ dengan gerakan janin
  • 14. Teknik Penempatan Tranducer : 1. Eksternal ▪ Tranducer dipasang di dinding perut ibu ▪ Teknik indirect / non-invasive ▪ Antepartum maupun intrapartum ▪ Cukup akurat walau tidak sebaik yang internal 2. Internal ▪ Tranducer dipasang pada scalp bayi ▪ Teknik direct / invasive ▪ Intrapartum dengan dilatasi minimal 1 – 2 cm ▪ Pengukuran lebih obyektif namun teknik lebih sulit
  • 15. Karakteristik Gambaran DJJ Basal FHR Perubahan Periodik DJJ Baseline rate Baseline variability Di antara dua kontraksi (inpartu) Di antara 2 FM (gravida) Perubahan DJJ yang terjadi akibat kontraksi atau FM Deselerasi dini Deselerasi lambat Deselerasi variabel akselerasi
  • 16. Baseline rate Normal : 120 – 160 bpm ; Takikardia > 160bpm, bradikardia < 120 bpm
  • 17. Takikardia Bisa terjadi pada keadaan hipoksia →disertai gambaran lain Takikardia & variabilitas DJJ baik → kondisi janin baik
  • 18. Takikardi terjadi juga pada : 1. Janin prematur ( < 30 mg ) 2. khorioamnionitis 3. ibu gelisah 4. takhisistolik 5. Ibu hipertiroidi 6. Obat-obatan ( atropin, skopolamin, ritrodin, isoksuprin ) 7. takiaritmia janin
  • 20. Bradikardi merupakan respon awal terhadap hipoksia atau asphyxia akut Hipoksia ringan > DJJ 110-120 bpm, good variability merupakan mekanisme kompensasi terhadap stress Hipoksia berat → dekompensasi → DJJ 100 bpm & poor atau absent variability → postterm atau kelainan jantung bawaan Beberapa keaadaan yang disertai bradikardia : 1. Hipotermia 2. Obat ( propanolol, analgetik golongan ‘cain’ ) 3. Bradiaritmia janin
  • 21. Baseline Variability Gambaran osilasi iregular yang terlihat pada rekaman DJJ ( kardiotokogram ) Fisiologi : 1. Keseimbangan interaksi sistem saraf simpatis ( kardioekselerator ) dan sistim parasimpatis (kardiodeselerator ) 1. Stimulasi cortex cerebri N. vagus stimulasi pusat pengatur denyut jantung di medulla oblongata
  • 22. Hypoxia serebral Mekanisme kompensasi hilang Baseline variability menghilang Asidosis Metabolik Normal Baseline Variability Sistem Persyarafan Janin baik Sistem konduksi jantung baik Baseline Variability Short-term variability Long-term variability
  • 23. Short-term Variability ☺Merupakan perbedaan interval antar denyut pada kardiotokogram ☺Menyerupai perbedaan interval 2 gelombang R pada EKG ☺ Rata-rata 2 – 3 bpm ☺“hilang”nya interval antar denyut rekuaensi DJJ akan tampak sebagai garis rata tanpa osilasi ☺ Arti klinis : ?? berkaitan dengan IUFD
  • 24. Long-term variability ☺Merupakan gambaran osilasi yang terlihat lebih kasar dibandingkan short-term variability ☺ Rata-rata 3 – 6 bpm ☺ Penilaian didasarkan pada besarnya amplitudo fluktuasi osilasi Normal variability : amplitudo 6 – 25 bpm Reduced variability : amplitudo antara 3- 5 bpm Absent variability : amplituo ≤ 2 mm Saltatory : amplitudo > 25 bpm
  • 27. Long-term variability lebih banyak digunakan pada penilaian FWB lebih mencerminkan ketidakmampuan janin untuk mengkompensasi hipoksia berat Berkurangnya variabilitas DJJ bisa juga terjadi pada kondisi : Janin tidur ( aktivitas otak berkurang ) Anencephalus ( cortex cerebri tak terbentuk ) Janin prematur ( sistem saraf belum matur ) Obat-obatan ( narkotika, diazepam, MgSO4 ) Blokade vagal Defek Jantung bawaan
  • 28. Perubahan Periodik DJJ Deselerasi Dini ☺ Timbul dan hilangnya bersamaan dengan timbul dan menghilangnya kontraksi uterus ( seperti bayangan cermin ) ☺ Timbul secara perseisten pada tiap kontraksi ☺ Biasanya penurunan DJJ ≤ 20 bpm ☺ Durasi < 90 detik ☺ Baseline rate & baseline variability masih normal
  • 29.
  • 30. Deselerasi Lambat ☺Timbul 20 – 30 detik setelah kontraksi ☺ Berakhir 20 – 30 detik setelah kontraksi menghilang ☺ Durasi < 90 detik ( rata-rata 40 – 60 detik ) ☺ Timbul berulang pada tiap kontraksi ☺ Beratnya deselerasi sesuai dengan intensitas kontraksi ☺ Hipoksia ringan : baseline rate normal atau takikardia ringan ☺ Hipoksia berat bradikardia
  • 31.
  • 32. Deselerasi Variabel ☺Gambaran deselerasi yang bervariasi dalam hal saat timbulnya, lamanya, besarnya dan bentuknya ☺Saat mulainya dan saat berakhirnya terjadi dengan cepat ☺Penurunan frekuensi DJJ hingga mencapai 60 bpm ☺Akselerasi predeselerasi & akselerasi pascadeselerasi umum dijumpai
  • 33. Klasifikasi deselerasi variabel : ♪ Ringan ♪ Moderate ♪ Berat Deselerasi mencapai 60 bpm ; atau Besarnya deselerasi 60 bpm di bawah baseline rate ; atau Lama deselerasi ≥ 60 detik
  • 34.
  • 35. Deselerasi variabel = cord compression deceleration
  • 36.
  • 37. Shouldering merupakan manifestasi mekanisme kompensasi janin terhadap kompresi TP Normal Loss of shouldering Patologis
  • 39. General loss of variability Patologis Biphasic deceleration Patologis = deselerasi lambat
  • 40. Akselerasi karena kontraksi Kontraksi uterus akselerasi aktivitas simpatis melebihi aktivitas parasimpatis Gerakan janin juga mengakibatkan akselerasi menunjukkan reaktivitas janin fetal Activity Determination ( FAD )
  • 41. Deselerasi dini Kompresi kepala oleh jalan lahir hipoksia Reflex vagal Deselerasi Lambat Insufisiensi uteroplasenta Deselerasi variabel Nuchal cord Prolapsus tali pusat Oligohidramnion Kompresi kepala oleh dasar panggul pada kala II Kompresi talipusat
  • 42. Gambaran CTG pada janin normal : 1. Baseline rate 120 – 160 bpm 2. Baseline variability 6 – 25 bpm 3. Terdapat akselerasi 4. Tidak terdapat deselerasi, kecuali deselerasi dini Baseline variability Merupakan parameter yang paling akurat untuk menunjukkan kondisi hipoksia
  • 43. Indikasi pemeriksaan CTG antepartum : 1. HDK 2. DM 3. Postterm pregnancy 4. PJT 5. Berkurangnya gerakan janin 6. PROM / PPROM 7. Anemia / undernutrition 8. Multiple pregnancy 9. Oligohidramnion 10. Polihidramnion 11. BOH 12. Penyakit vaskular kolagen
  • 44. Non Stress Test ( NST ) Antepartum FAD / aktokardiografi Menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan aktivitas janin Teknik Pemeriksaan : 1. Pasien tidur semi fowler atau left lateral recumbent 2. Ukur TD, Suhu tubuh, Nadi, RR 3. Pasang tocotranducer pada fundus dan doppler tranduser pada punctum maksimum DJJ dengan memberi gel sebelumnya 4. Pastikan ada gerakan janin → bila tak ada → rangsang 5. Ukur selama 20 menit
  • 45. Interpretasi NST : Reaktif 1. Minimal 2 x gerakan dalam 20 menit yang diikuti akselerasi sedikitnya 10 – 15 bpm 2. Baseline rate di luar gerakan janin 120 – 160 bpm 3. Baseline variability 6 – 25 bpm Non- Reaktif 1. Tidak terdapat gerakan janin selama 20 menit atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin 2. Baseline variability normal atau reduced atau absent Spesitifity 99 % Berlaku 1 minggu Sensitivity 10- 20 %, Lanjutkan CST
  • 46. Suspicious 1. Gerakan janin < 2 x dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi < 10 bpm 2. Baseline rate 120 – 160 bpm 3. Baseline variability 6 – 25 bpm Abnormal (reaktif / Non-reaktif) 1. Bradikardia 2. Deselerasi ≥ 40 bpm di bawah baseline rate atau baseline rate mencapai 90 bpm selama ≥ 60 detik
  • 47. Contraction Stress Test ( CST ) Menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan kontraksi uterus ( Baseline rate, Baseline variability, perubahan periodik DJJ akibat kontraksi ) Teknik Pemeriksaan : 1. Pasien tidur semi fowler atau left lateral recumbent 2. Ukur TD, Suhu tubuh, Nadi, RR 3. Pasang tocotranducer pada fundus dan doppler tranduser pada puntuk maksimum DJJ dengan memberi gel sebelumnya 4. Pastikan his 10 menit 3 x → bila tak ada → rangsang 5. Ukur selama 20 menit
  • 48. Interpretasi CST : Negatif 1. Baseline rate 120 – 160 bpm 2. Baseline variability 6 – 25 bpm 3. Tak terdapat deselerasi lambat 4. Mungkin terdapat akselerasi Positif 1. Deselerasi lambat berulang pada minimal 50 % kontraksi 2. Deselerasi lambat berulang meskipun kontraksi tak adekuat 3. Reduced/absent baseline variability Spesitifity 99 % Berlaku 1 minggu
  • 49. Suspicious 1. Deselerasi lambat < 50 % kontraksi 2. Deselerasi variabel 3. Baseline rate 120 – 160 bpm Ulang dalam 24 jam Unsatisfactory 1. Tidak representatif ( Ibu gemuk,gelisah, gerak janin berlebihan ) 2. Kontraksi tidak adekuat Hiperstimulasi 1. Kontraksi > 5 x dalam 10 menit 2. Durasi kontraksi > 90 detik 3. Sering disertai deselerasi lambat atau bradikardia
  • 50. IJMS Vol 42, No.4. July 2017
  • 51. Kontra Indikasi CST : Mutlak 1. Resiko ruptura uteri 2. APB 3. Tali pusat terkemuka Relatif 1. PROM 2. Preterm labor 3. Kehamilan multiple < 36 minggu 4. Inkompetensia cervix 5. CPD
  • 52. Resusitasi Inta Uterine Perbaikkan sirkulasi 1. Posisi semi fowler atau left lateral recumbent 2. Menghilangkan kontraksi → tokolitik 3. Penanganan hipertensi atau hipotensi 4. Amnioinfussion Perbaikkan Oksigenasi 1. Pemberian oksigen 2. Penanganan anemia