SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
LAPORAN KINERJA
SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT
TAHUN 2016
Sekretariat Komisi Informasi Pusat RI
Graha Perusahaan Perdagangan Indonesia Lantai 5
Jl. Abdul Muis No. 8, Jakarta Pusat - 10110
Tlp. 021-34830741 & Fax. 021-34830757
sekretariat@komisiinformasi.go.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, atas rahmat dan ridhoNYA, penyusunan
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016 ini dapat
diselesaikan.
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini merupakan perwujudan dan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tugas, fungsi, tujuan, dan sasaran Sekretariat
Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016. Laporan Kinerja ini merupakan media untuk
menginformasikan segala pertanggungjawaban upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
Kinerja diukur berdasarkan penilaian indikator kinerja yang merupakan indikator keberhasilan
pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan dilaksanakan
dalam bentuk Penetapan Kinerja.
Dengan demikian Laporan Kinerja ini memiliki beberapa fungsi, yaitu : sebagai alat penilaian
capaian kinerja secara kuantitatif; sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada
masyarakat; sebagai alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unsur organisasi
di lingkungan Komisi Informasi Pusat.
Berdasarkan analisis dan evaluasi Laporan Kinerja, diharapkan semoga laporan ini bermanfaat
dan digunakan sebagai bahan peningkatan dan perbaikan kinerja seluruh jajaran pejabat dan
staf pelaksana di lingkungan Komisi Informasi Pusat, seperti : optimalisasi peran kelembagaan
dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja.
Jakarta, Pebruari 2016
Plt. Sekretaris Komisi Informasi Pusat
Selamatta Sembiring
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini menyajikan berbagai keberhasilan atau
capaian strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 dan beberapa hal yang
perlu perbaikan. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja
kegiatan (IKK) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran yang didasarkan pada
target kinerja yang telah ditetapkan pada RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenkominfo 2015-
2019, RKP, dan Penetapan Kinerja.
Capaian kinerja (performance result) tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan penetapan
kinerja (performance agreement) tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kerja ini akan dapat memungkinkan
diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja dimasa
yang akan datang.
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
dan realisasi. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan
untuk menunjukan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga
salah satu keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat
dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk dapat memberikan penilaian yang lebih independen
melalui indikator outcome atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan
sasaran yang diinginkan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai
- Acuan KepMenKominfo Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi
- Dukungan Pegawai:
Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan dan Laki-laki, Pendidikan, PNS dan Non
PNS.
BAB II RENCANA KINERJA DAN TARGET KINERJA
a. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
b. Kinerja Lainnya
- PSI
- ASE
- Kelembagaan
c. Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2014 – 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
a. Capaian Kinerja Organisasi
- Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat
b. Capaian Kinerja Substansi
- PSI
- ASE
- Kelembagaan
c. Capaian Kinerja Anggaran
BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
- Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun Ini dengan Tahun
Sebelumnya.
- Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja
Serta Alternatif Solusi.
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). KI Pusat merupakan
lembaga mandiri berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan
sengketa informasi publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi Nonlitigasi.
Komisi Informasi Pusat terbentuk pada tahun 2009, melalui Keputusan Presiden Nomor
48/P tentang Pengangkatan Anggota KI Pusat Periode 2009 – 2013, dan Periode
2013 – 2017 kedua ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 85/P. Anggota KI
Pusat dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui uji kepatuhan
dan kelayakan yang selanjutnya diangkat oleh Presiden Republik Indonesia.
Dukungan administrasi, keuangan, dan tata kelola Komisi Informasi Pusat dilaksanakan
oleh Pemerintah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika dalam
hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Kelembagaan Sekretariat KI Pusat diatur berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Nomor 11/PERM/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat (Permen Kominfo No.11 Tahun 2011).
Berdasarkan UU KIP juncto Permen Kominfo No. 11 Tahun 2011, Sekretariat KI Pusat
dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara operasional (tata kelola)
bertanggungjawab kepada Ketua Komisi Informasi Pusat dan secara administratif
bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
Pelaksanaan program dan kegiatan KI Pusat dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dan berkewajiban untuk menerapkan prinsip good governance dalam
mengelola sumber daya organisasi dan melaksanakan kewenangannya. Lima pilar good
governance yaitu akuntabilitas, keterbukaan dan transparansi, ketaatan pada hukum,
partisipasi masyarakat dan komitmen mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Akuntabilitas yang dipandang sebagai bentuk kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
dalam mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target Kinerja dengan
menggunakan kriteria spesifik (specific), dapat terukur (measurable), dapat dicapai
(attainable), berjangka waktu tertentu (time bound), dan dapat dipantau dan
dikumpulkan (trackable).
Hasil evaluasi tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Komisi
Informasi Pusat yang disusun setiap tahun sebagai bentuk kewajiban Komisi Informasi
Pusat dalam mempertanggungjawabkan tujuan dan sasaran serta rencana kinerja yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahun
2016, dan Penetapan Kinerja Tahun 2016.
LAKIP yang tersusun ini sebagai bentuk akuntabilitas dan laporan capaian atas kinerja
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun
2015-2019 yang disebutkan bahwa sasaran strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat
adalah Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat dan Terlaksananya Ketentuan UU No.
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pusat.
Sejalan dengan itu, Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian
kinerja Sekretariat KIP selama Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja (performance
results) di Tahun 2016 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance
agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur dan gambaran tingkat keberhasilan
pencapaian kinerja KIP selama 1 tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana
target kinerja digunakan sebagai ukuran yang memberikan hasil guna perbaikan dan
peningkatan kinerja.
Terdapat beberapa permasalahan utama (strategic issues) dalam mengawal pelaksanaan
keterbukaan informasi publik di Indonesia. Yaitu, belum terbentuknya Komisi
Informasi di 34 provinsi. Permasalahan ini dinilai sebagai ukuran belum meratanya
transparansi, sehingga pembentukan Komisi Informasi Provinsi dimasukkan sebagai
rencana strategis yang harus dicapai di tahun 2016. Selain itu, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Badan Publik juga harus dilakukan dengan
melihat pembentukan PPID di seluruh Badan Publik.
Dalam Laporan Kinerja dapat diketahui penyebab tinggi atau rendahnya capaian dari
indikator-indikator kinerja yang ada, sehingga Laporan Kinerja ini dapat menjadi
parameter dalam meningkatkan dan memperbaiki kinerja Komisi Informasi Pusat di
masa mendatang.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ini adalah untuk melakukan
penilaian dan evaluasi atas pencapaian kinerja dan sasaran pembangunan di bidang
komunikasi dan informatika selama tahun 2016. Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan
kemudian dirumuskan menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam penetapan
kebijakan dan strategi pada tahun berikutnya.
C. Struktur Organisasi Komisi Informasi Pusat
Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat, terdiri dari Sekretaris Komisi
Informasi Pusat dan terdiri dari 3 bagian yaitu (1) Bagian Perencanaan, (2) Bagian
Administrasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa, dan (3) Bagian Umum. Berdasarkan
Pasal 2 dan Pasal 3 Permen Kominfo No.11 Tahun 2011.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat
Adapun tugas dan fungsi Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah sebagai berikut :
1. Tugas
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
11/Per/M.Kominfo/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Informasi
Pusat, tugas Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah melaksanakan dukungan teknis dan
administratif kepada Komisi Informasi Pusat dalam menyelenggarakan tugas, fungsi, dan
kewenangannya.
Sekretaris KIP
Bagian Perencanaan
Subbagian
Program
Subbaguan
Evaluasi dan
Pelaporan
Bagian Administrasi Pengaduan dan
Penyelesaian Sengketa
Subbagian
Administrasi
Pengaduan
Subbagian
Administrasi
Penyelesaian
Sengketa
Bagian Umum
Subbagian
Keuangan
Subbagian Tata
Usaha dan
Perlengkapan
Kelompok Jabatan
Fungsional
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan program
b. Penyediaan dukungan administratif pelayanan pengaduan dan penyelesaian
sengketa informasi publik
c. Pelaksanaan tugas ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan
kerumahtanggaan, dan
d. Penyiapan bahan dokumentasi dan kepustakaan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Komisi Informasi Pusat didukung Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Non Pegawai
Negeri Sipil (Non PNS) sebanyak 75 Pegawai yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50 orang
dan perempuan sebanyak 25 orang.
Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan Jenis
Kelamin Per 31 Desember 2016
50%
25%
Laki-laki
Perempuan
Gambar 1.3 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan
Pendidikan Per 31 Desember 2016
Gambar 1.4 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan
PNS dan Non PNS Per 31 Desember 2016
1
3
24
1
14
12
1
0 5 10 15 20 25 30
SD
SMP
SMA
D3
S1
S2
S3
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
PNS NON PNS
30%
70%
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN TARGET KINERJA
A. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Pejanjian Kinerja merupakan suatu bentuk kesepakatan kinerja yang harus diwujudkan
oleh pimpinan unit kerja atau penerima amanah sebagai janji atau tanggung jawab kepada
atasannya yang harus dicapai dalam suatu waktu tertentu. Dokumen Perjanjian Kinerja
ditandatangani oleh pembuat janji (pimpinan/penerima amanah) dan pimpinannya.
Dokumen Perjanjian Kinerja nantinya akan dimanfaatkan oleh setiap pimpinan disusun
setelah ada kejelasan mengenai alokasi anggaran.
Adapun Kinerja secara ringkas dapat dijelaskan sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan berbasis kinerja, yaitu hasil-hasil yang akan dicapai
oleh instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 yang
ditetapkan menjadi acuan dan tolok ukur bagi pencapaian kinerja melalui sasaran-sasaran
strategis, adapun sasaran strategis indikator kinerja Komisi Informasi Pusat, sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Komisi Informasi Pusat Tahun 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya
Dukungan Teknis dan
Manajemen dalam
Rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas
Persentase (%) Layanan Administrasi dan Dukungan
Teknis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Komisi Informasi
100 %
Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran 2 dokumen
Jumlah laporan Monev dan Kinerja yang diselesaikan tepat
waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
6 dokumen
Jumlah Laporan Keuangan (LK) yang tepat waktu dan
sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
3 dokumen
Komisi Informasi (KI)
Pusat
Jumlah laporan Barang Milik Negara (BMN) yang dapat
diselesaiakan tepat waktu dan sesuai SIMAK BMN
4 dokumen
Jumlah Laporan Dukungan Administrasi Pelayanan
Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Informasi
100 %
Persentase (%) Layanan Ketatausahaan dan Rumah Tangga
yang tepat sasaran dan tepat waktu
100 %
Persentase (%) Penyelesaian Rekomendasi Hasil Audit
Internal dan Eksternal
100 %
B. Kinerja Lainnya
1. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi
Salah satu tugas, fungsi dan wewenang Komisi Informasi sesuai amanah UU No. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah menerima, memeriksa dan memutus
permohonan penyelesaian sengketa Informasi publik. Penyelesaian sengketa tersebut dapat
ditempuh melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi ataupun melalui penarikan
permohonan, penghentian atau permohonan yang ditolak.
Selama Tahun 2016, jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi yang masuk
sebanyak 2684 kasus. Dari jumlah tersebut yang dapat diselesaikan sebanyak 870 kasus
atau 32,41%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 60% maka capaian target
kinerja sebesar 54,02%.
Khusus untuk Tahun 2016, dari 64 permohonan sengketa, yang dapat diselesaikan
sebanyak 54 kasus permohonan atau 84,37%.
2. Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi
Komisi Informasi Pusat memiliki peran dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan
advokasi tentang keterbukaan Informasi Publik kepada masyarakat dan Badan Publik.
Peran ini sangat membantu masyarakat untuk mengetahui tata cara mengakses Informasi
Publik dekaligus Badan Publik dapat meningkatkan kualitas layanan informasi publik.
Dengan adanya tata kelola yang baik dalam memberikan pelayanan Informasi Publik, maka
masyarakat dapat lebih mudah dalam mengakses Informasi Publik. Bersamaan dengan itu,
dilakukan juga advokasi kepada masyarakat, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan
Badan Publik tentang masalah-masalah atau kendala yang dihadapi dalam kaitannya
dengan UU Keterbukaan Informasi Publik.
Langkah-langkah sosialisasi, edukasi, dan advokasi tersebut berguna untuk mempengaruhi
dan mendorong masyarakat dan Badan Publik dalam implementasi Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik.
Selama Tahun 2016, kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi, edukasi dan advokasi
berjumlah 9 Laporan. Dari 9 laporan tersebut yang dapat dicapai sebanyak 7 laporan.
sedangkan 2 laporan yg tidak terealisasi dikarenakan adanya self blocking.
3. Bidang Kelembagaan
Berdasarkan ketentuan UU Keterbukaan Informasi Publik No.14 Tahun 2008, badan
publik diwajibkan untuk : (1) Membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
atau PPID; (2) Memiliki SOP Layanan Informasi Publik; (3) Menyediakan, memberikan
dan atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada
pemohon informasi publik.
Dengan demikian badan Publik dianggap sudah melaksanakan ketentuan UU No. 14 tahun
2008 apabila sudah memenuhi kewajiban tersebut. Dalam hal ini Komisi Informasi Pusat
belum memiliki instrument atau mekanisme untuk mengetahui apakah suatu badan publik
sudah atau belum melaksanakan ketiga kewajiban tersebut. Oleh karena itu data yang
digunakan adalah data tentang jumlah PPID.
Peran atau kontribusi Komisi Informasi Pusat terkait PPID adalah memberikan bimbingan
teknis dan penyuluhan kepada badan publik/PPID serta memberikan edukasi dan advokasi
kepada anggota/kelompok masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi agar
menyadari haknya atas akses informasi publik. Selain itu putusan Komisi Informasi dalam
penyelesaian sengketa informasi dapat juga menjadi faktor pendorong bagi badan publik
untuk membentuk dan meningkatkan kapasitas PPID serta melakukan penataan dan
pembenahan SOP Standar Layanan Informasi Publik.
Selama Tahun 2016 jumlah PPID yang sudah terbentuk dari 584 jumlah badan publik yang
dapat diintervensi adalah sebanyak 402 PPID atau 73,36%. Bila dikonversi dengan target
kinerja sebesar 65% maka capaian target kinerja menjadi 112,86%. Namun capaian ini
masih dapat diperdebatkan.
Parameter lain yang dapat dijadikan acuan adalah kegiatan Monev Badan Publik Dalam
Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam kegiatan ini, Komisi
Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionare) sebanyak 393 kepada 393
Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,28%. Bila dikonversi
dengan target sebesar 65%, maka capaian kinerja menjadi 77,51%.
4. Fasilitasi Pembentukan Komisi Informasi Provinsi
Sampai dengan Tahun 2016 jumlah Komisi Informasi Provinsi yang terbentuk 29 provinsi
atau 85,29%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 100% maka capaian target
kinerja adalah sebesar 85,29%. Namun dengan catatan bahwa di Papua Barat dan Sulawesi
Tenggara sudah tahap menunggu proses Fit and Proper Test. DPRD sedangkan di
Kalimantan Utara dalam tahap proses Pansel, adapun di Maluku Utara dan Nusa Tenggara
Timur sama sekali belum melakukan proses seleksi.
C. Rencana Strategis (Renstra) 2015 - 2019
Sesuai dengan Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah ditetapkan tujuan
lima tahun kedepan dari tahun 2015 – 2019 serta menggambarkan arah strategi organisasi,
perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan
kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sesuai dokumen Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika 2015 – 2019, tujuan
atau sasaran strategis Komisi Informasi Pusat Tahun 2015 – 2019 adalah Tersedianya
Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran Tugas Komisi Informasi Pusat,
seperti dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
Sasaran Indikator
Target
Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya
Dukungan
Teknis dan
Manajemen
dalam Rangka
Kelancaran
Pelaksanaan
Tugas Komisi
Informasi Pusat
Persentase
(%) Layanan
Administrasi
dan
Dukungan
Teknis
Pelaksanaan
Tugas dan
Fungsi
Komisi
Informasi
100% 100% 100% 100% 100%
Terlaksananya
Ketentuan
Undang-Undang
No. 14 Tahun
2008 tentang
Keterbukaan
Informasi Publik
(KIP)
Presentase
(%)
Penyelesaian
Sengketa
Informasi
Publik
55% 60% 65% 65% 65%
Persentase
(%) Badan
Publik yang
melaksanaka
n Ketentuan
Keterbukaan
60% 65% 70% 75% 80%
Informasi
Publik
Persentase
(%) Fasilitasi
Pembentukan
Komisi
Informasi
Provinsi
80% 100% - - -
Berdasarkan tujuan atau sasaran strategis tersebut, Komisi Informasi Pusat dapat secara
tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi 1 s/d 5 tahun kedepan
dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu
perumusan tujuan atau sasaran juga memungkinkan Komisi Informasi Pusat untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi.
Adapun Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 berdasarkan Renstra 2013 – 2017
adalah sebagai berikut :
Tahun Misi Indikator Capaian
2016 Memperkuat kelembagaan menuju komisi
informasi yang mandiri dan kredibel
Semua program sudah mengacu
pada substansi dari visi dan misi
Ditandatanganinya MoU dengan
lembaga lain terkait UU KIP
minimal dengan 2 lembaga.
Adanya publikasi yang rutin dan
berkualitas antara lain dua buku,
tiga jurnal, dan enam newsletter.
Meningkatnya persentase Badan
Publik yang mentaati peraturan
terkait keterbukaan informasi.
Memiliki tiga orang panitera
pengganti yang memiliki kualifikasi
terkait tugasnya.
Terinternalisasinya value/corporate
culture khas KI.
Memperkuat penanganan sengketa dan
penegakan hukum terhadap pelanggaran hak atas
informasi
PSI terselesaikan 90% dari total
register.
Terbetuknya kepaniteraan PSI yang
berdiri sendiri tidak dirangkap oleh
sekretariat.
Tersusun KI Prudensi.
Permutakhiran pendokumentasian
arsip PSI.
Mengarusutamakan keterbukaan informasi dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan negara
Tersusun dan terdiseminasinya dua
telaah dan pendapat hukum terhadap
berbagai kebijakan negara.
Berpartisipasi dalam proses
penyusunan tiga kebijakan negara
(undang-undang).
Memastikan dan memfasilitasi pemenuhan hak
masyarakat terhadap informasi publik
Adanya laporan tahunan dari Badan
Publik Negara terkait keterbukaan
informasi publik.
Mengupayakan 80% Badan Publik
negara sudah menunjuk PPID dan
memiliki standar layanan.
Terbentuknya jaringan masyarakat
peduli keterbukaan informasi di 30
provinsi.
Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk
memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi.
Terlibat dalam satu kegiatan terkait
keterbukaan informasi yang bersifat
internasional .
Menginisiasi kegiatan terkait
keterbukaan informasi tingkat
internasional
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1. Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Kegiatan
Target Target Kinerja Capaian Kinerja
1 Tersedianya
Dukungan
Teknis dan
Manajemen
dalam Rangka
Kelancaran
Pelaksanaan
Tugas Komisi
Informasi Pusat
Jumlah Dokume
Perencanaan
Program dan
Anggaran
2 Dok B03:
1. Tersusunnya Draft
Renja 2017
2. Tersusunnya Pagu
Anggaran Indikatif
2017
B01:
B02:
B03:
B04: Draft Renja Tahun 2017
B05: ADIK Tahun 2017, RAB
Pagu Anggaran Tahun 2017
B06: Renja Tahun 2017, Pagu
Alokasi Anggaran Tahun 2017,
TOR KIP Tahun 2017
B07:
B08:
B09: Tersusunnya Dokumen
Anggaran (RKA-K/L) Tahun
2017
B10:
B11:
B12: Tersusunnya DIPA Tahun
2017
B06:
1. Tersusunnya
Dokumen
Perencanaan Program
(Renja) Tahun 2017
2. Tersusunnya ADIK
Tahun 2017
3. Tersusunnya Pagu
Alokasi Anggaran
Tahun 2017
B09:
1. Tersusunnya RAB
Pagu Anggaran Tahun
2017
2. Tersusunnya TOR
KIP Tahun 2017
3. Tersusunnya
Dokumen Anggaran
(RKA-K/L) Tahun
2017
B12:
1. Tersusunnya DIPA
tahun 2017
Jumlah Laporan
Monev dan
Kinerja yang
diselesaikan tepat
waktu dan sesuai
peraturan
perundang-
undangan
6 Dok
B03:
1.Tersusunnya LAKIP
Sekretariat KI Pusat
Tahun 2015
2.Tersusunnya Laporan
Triwulan I Monev dan
Kinerja Tahun 2016
3.Tersusunnya Laporan
Tahunan Komisi
Informasi Pusat Tahun
2015
B01: LAKIP Sekretariat KI
Pusat Tahun 2015
B02: Laporan Tahunan Komisi
Informasi Pusat Tahun 2015
B03:
B04: Laporan Triwulan I
Monev dan Kinerja Tahun
2016
B05:
B06:
B07: Laporan Semester I
Monev dan Kinerja Tahun
2016
B08:
B09:
B10: Laporan Triwulan III
Monev dan Kinerja Tahun
2016
B11:
B12: Laporan Tahunan Monev
dan Kinerja Tahun 2016
B06:
Tersusunnya Laporan
Semester I Monev dan
Kinerja Tahun 2016
B09:
Tersusunnya Laporan
Triwulan III Monev dan
Kinerja Tahun 2016
B12:
Tersusunnya Laporan
Tahunan Monev dan
Kinerja Tahun 2016
Jumlah Laporan
Keuangan yang
tepat waktu dan
Standar
Akuntansi
Pemerintah
(SAP)
3 Dok B03:
Tersusunnya Laporan
Keuangan Tahun 2015
(Unaudited) dengan
tepat waktu dan sesuai
dengan SAP
B01:
B02: Laporan Keuangan
Tahun 2015 (Unaudited)
B03:
B04:
B05:
B06: Laporan Keuangan
Tahun 2015 (Audited)
B07:
B08:
B09: laporan Keuangan
Semester I Tahun 2016
B10:
B11:
B12:
B06:
Tersusunnya Laporan
Keuangan Tahun 2015
(audited) dengan tepat
waktu dan sesuai
dengan SAP
B09:
Tersusunnya Laporan
Keuangan Semester I
Tahun 2016 tepat waktu
sesuai dengan standar
SAP
B12:
-
Jumlah Laporan
Barang Milik
Negara ( BMN)
yang dapat
diselesaikan
tepat waktu dan
4 Dok B03:
1. Laporan Semester II
BMN Tahun 2015
dengan tepat waktu
sesuai dengan
Sistem Informasi
B01:
B02:
B03:
B04: Laporan Semester II
BMN Tahun 2015, Laporan
sesuai SIMAK
BMN
Manajemen
Akuntansi Barang
Milik Negara
(SIMAK BMN)
2. Laporan Tahunan
BMN Tahun 2015
(Unaudited) dengan
tepat waktu sesuai
dengan Sistem
Informasi
Manajemen
Akuntansi Barang
Milik Negara
(SIMAK BMN)
Tahunan BMN 2015
(Audited)
B05: Laporan Tahunan
BMN Tahun 2015
(Unaudited)
B06:
B07:
B08: Laporan Semester I
BMN Tahun Anggaran 2016
B09:
B10:
B11:
B12:
B06:
1. Laporan Tahunan
BMN Tahun 2015
(Unaudited) dengan
tepat waktu sesuai
dengan Sistem
Informasi
Manajemen
Akuntansi Barang
Milik Negara
(SIMAK BMN)
2. Laporan
Pengawasan dan
Pengendalian
(WASDAL) BMN
Tahun 2015
B09:
Laporan Semester I
BMN Tahun Anggaran
2016 dengan tepat
waktu dan sesuai
dengan SIMAK BMN
B12:
-
Persentase (%)
layanan
ketatausahaan
dan rumah
tangga yang
tepat sasaran dan
tepat waktu
100% B03:
Tersusunnya laporan
layanan persuratan,
kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perpustakaan yang tepat
waktu dan tepat sasaran
selama Januari- Maret
2016
B01:
B02
B03:
B04: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan Januari-Maret
2016
B05:
B06:
B07: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan April – Juni
2016
B08: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
B06:
Tersusunnya laporan
layanan persuratan,
kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perpustakaan yang tepat
waktu dan tepat sasaran
selama April - Juni
2016
B09:
Tersusunnya laporan
layanan persuratan,
kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perpustakaan yang tepat
waktu dan tepat sasaran
selama Juli - September
2016
perpustakaan Juli-Agustus
2016
B09: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan Juli-September
2016
B10: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan Oktober 2016
B11: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan November
2016
B12: Laporan layanan
persuratan, kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perkantoran dan
perpustakaan Oktober-
Desember 2016
B12:
Tersusunnya laporan
layanan persuratan,
kepegawaian,
perlengkapan rapat dan
perpustakaan yang tepat
waktu dan tepat sasaran
selama Oktober –
Desember 2016
Persentase (%)
dukungan
administrasi
pelayanan
pengaduan dan
penyelesaian
sengketa
informasi
100% B03:
Tersusunnya laporan
dukungan administrasi,
kepaniteraan, dan
perlengkapan
persidangan
penyelesaian sengketa
informasi publik pada
bulan Januari – Maret
2016
B01:
B02:
B03:
B04: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan Januari – Maret 2016
B05:
B06:
B07: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan April-Juni 2016
B08: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan Juli-Agustus 2016
B09: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan Juli-September 2016
B06:
Tersusunnya laporan
dukungan administrasi,
kepaniteraan, dan
perlengkapan
persidangan
penyelesaian sengketa
informasi publik pada
bulan April - Juni 2016
B09:
Tersusunnya laporan
dukungan administrasi,
kepaniteraan, dan
perlengkapan
persidangan
penyelesaian sengketa
informasi publik pada
bulan Juli - September
2016
B12:
Tersusunnya laporan
dukungan administrasi,
kepaniteraan, dan
perlengkapan
persidangan
penyelesaian sengketa
informasi publik pada
bulan Oktober -
Desember 2016
B10: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan Oktober 2016
B11: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan November 2016
B12: laporan dukungan
administrasi, kepaniteraan,
dan perlengkapan
persidangan penyelesaian
sengketa informasi publik
bulan November 2016
Persentase (%)
penyelesaian
rekomendasi
hasil audit
internal dan
eksternal
100% B03:
Tersusunnya laporan
penyelesaian
rekomendasi hasil audit
internal dan eksternal
tahun anggaran 2015
B01:
B02:
B03: laporan penyelesaian
rekomendasi hasil audit
internal dan eksternal tahun
anggaran 2015
B04:
B05
B06:
B07:
B06:
-
B09:
-
2. Capaian Kinerja Lainnya
A. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi
1. Pengarusutamaan Transparansi dalam Kebijakan Publik
a) FGD di Bidang Persaingan Usaha Tidak Sehat
Salah satu komponen kebijakan persaingan yang memiliki pengaruh langsung
terhadap keputusan berinvestasi di suatu negara yaitu komponen keterbukaan
sektor industri. Tingkat persaingan di sebuah negara tercermin dari kebijakan
pemerintah dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya pemain baru di dunia
usaha. Apabila rezim persaingan usaha sebuah negara menyulitkan perusahaan
baru untuk tumbuh dan berkembang, maka tingkat investasi yang mengalir ke
negara tersebut akan rendah dan tingkat persaingan usaha yang tercipta juga akan
rendah. Pengundangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Anti Monopoli) dan
beberapa peraturan perundang-undangan lainnya diharapkan mampu
menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat.
Salah satu jenis informasi publik yang dapat dikecualikan oleh Badan Publik
berdasarkan Pasal 17 huruf b Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) adalah informasi yang apabila dibuka
dan diberikan kepada Pemohon informasi dapat mengganggu kepentingan
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat.
UU KIP dalam penjelasannya tidak memberikan uraian lebih lanjut perihal apa
dan bagaimana informasi “dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak
B12:- B08:
B09:
B10:
B11:
B12:
atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat” tersebut selain hanya
tulisan frasa “cukup jelas”. Dalam praktik frasa “cukup jelas” tersebut menjadi
tidak jelas.
Pengecualian informasi sebagaimana disebut Pasal 17 huruf b UU KIP
nampaknya terkait pula dengan ketentuan Pasal 23 UU Anti Monopoli yang
pada pokoknya menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang bersekongkol
dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang
diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Salah satu jenis rahasia perusahaan
adalah rahasia dagang yag diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang (UU Rahasia Dagang).
FGD yang dilaksanakan menggali dan mendapatkan masukan dan pandangan
mengenai perlindungan hukum terhadap Pengelolaan Informasi Publik dalam
Perlindungan Persaingan Usaha tidak sehat di Indonesia dan merumuskan jenis-
jenis iInformasi Publik dalam Perlindungan Persaingan Usaha tidak sehat dan
pengecualian informasinya.
b) FGD di Bidang Barang dan Jasa
Pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD) harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yaitu efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. Prinsip-
prinsip tersebut sebagai bagian utama dari peraturan tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah untuk mewujudkan pengadaan yang kredibel dan
mensejahterahkan bangsa serta untuk menghindari dan mencegah terjadinya hal-
hal yang bertentangan dengan etika pengadaan, diantaranya pertentangan
kepentingan para pihak, pemborosan dan kebocoran keuangan negara,
penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara.
Meskipun telah ada UU KIP dan Perki 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik namun terhadap informasi-informasi yang khusus seperti
pengadaan barang dan jasa tidak ditemukan. UU KIP dan Perki SLIP hanya
memuat jenis-jenis informasi berdasarkan kelompok pengklasifikasiannya yang
masih sangat umum dan tidak berdasarkan pembidangan yang bersifat khusus.
Akibatnya manakala terjadi sengketa informasi yang berkaitan dengan
pengadaan barang dan jasa, Komisi Informasi harus mampu menafsirkan
informasi yang diminta oleh Pemohon informasi masuk dalam klasifikasi yang
mana. Sebab pemohon informasi sendiri pun seringkali mengalami kebingungan
perihal informasi yang diminta.
FGD yang dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan pandangan mengenai
model dan bentuk-bentuk kebijakan transparan dan keterbukaan informasi
dalam dalam pengadaan barang dan jasa di Indonesia serta untuk mendapatkan
masukan bagi pengklasifikasian dan identifikasi jenis-jenis informasi publik
dalam pengadaan barang dan jasa.
c) FGD di Bidang Pertanahan
Berkenaan dengan pengecualian informasi, UU KIP memberikan syarat yang
ketat bagi badan publik jika mengecualikan informasi publik. Menurut UU KIP
setiap pengecualian informasi harus berdasarkan pengujian konsekuensi.
Pengujian konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul
apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup informasi publik dapat
melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau
sebaliknya. Ketentuan peraturan perundang-undangan, kepatuhan dan
kepentingan umum menjadi acuan analisis dalam melakukan pengujian
konsekuensi.
Adapun jenis informasi publik bidang pertanahan yang kerap kali menjadi obyek
sengketa informasi publik antara lain yaitu informasi publik tentang (1)
Terbitnya Surat Hak Milik (SHM), (2) Hak Guna Usaha (HGU), (3) Akta Jual
Beli (AJB), (4) Status Kepemilikan Tanah, (5) Daftar Tanah Terlantar, (6) Surat
Erfacht Verponding Afdelling, (7) Pembebasan Tanah, (8) Peta Tofografi.
Sebagian dari sengketa ini timbul karena badan publik (Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kanwil Pertanahan dan Kantor
Pertanahan) menyatakan mengecualikan informasi yang dimohonkan oleh
pemohon informasi, sehingga informasi publik yang dimohonkan tidak dapat
diberikan.
Focus Group Discussion tentang informasi publik terkait dokumen pertanahan
dimaksudkan agar Komisi Informasi Pusat dan pada umumnya masyarakat dapat
mengetahui secara jelas kategori informasi yang ada dalam dokumen
pertanahan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih
besar, sehingga seluruh informasi yang dihasilkan dalam kegiatan ini dapat
terdokumentasikan dalam sebuah buku ilmiah yang khusus membahas informasi
publik pada bidang pertanahan.
2. Penyusunan Kompilasi Putusan KI Pusat Bidang Pertanahan dan SDA
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghimpun dan mengkompilasi putusan KI Pusat
di bidang pertanahan, berupa dokumen yang berisi kaidah-kaidah norma putusan
Komisi informasi atas sengketa informasi di bidang pertanahan serta menghasilkan
suatu pedoman atau acuan bagi anggkota Komisi Informasi dalam memutus suatu
perkata yang pokok materinya pertanahan sehingga mengurangi disparitas putusan.
Melalui kegiatan ini dapat dirumuskan adanya keluaran himpunan putusan Komisi
Informasi Pusat tentang sengketa infomasi publik di bidang pertanahan.
3. Pengembangan SDM Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Komisi Informasi
Daerah
a) Bimtek PSI dan Legal Drafter
Output yang dihasilkan adalah (1) tercapainya 36 orang peserta Komisioner yang
memahami penyelesaian sengketa informasi, (2) terbentuknya persepsi administrasi
penyelesaian sengketa dan kesamaan persepsi.
b) Bimtek Penataan Administrasi dan Case Management System Penyelesaian
Sengketa
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya bagi pelaksanaan proses penyelesaian
sengketa informasi secara baik dan benar sekaligus upaya percepatan penyelesaian
sengketa informasi. Melalui kegiatan ini dapat dihasilkan (1) memahami tentang
Penataan Administrasi dan Case Management Penyelesaian Sengketa Informasi, (2)
memiliki kemampuan dalam mengelola dan mendokumentasikan berkas sengketa
secara baik dan benar.
4. Semiloka Komisi Informasi Pusat dengan Badan Peradilan
Kegiatan yang dilaksanakan di Medan yang bekerjasama dengan Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan, dan di Manado yang bekerjasama dengan Komisi Informasi
Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan semiloka yang dilaksankan menghasilkan rumusan
dan formulasi baru pelaksanaan penetapan eksekusi atas putusan Komisi Informasi.
5. Penanganan Sengketa Pasca Putusan Informasi
Kegiatan penanganan sengketa pasca putusan berjalan selama 1 (satu) tahun kalender.
Sepanjang Tahun 2016 Komisi Informasi menangani sengketa pasca putusan yaitu
sebanyak 8 register yang terbagi menjadi keberatan yang diajukan di Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
b. Bidang Advokasi, Edukasi, dan Sosialisasi
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan implementasi masyarakat dan
Badan Publik terhadap Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi Publik, Komisi Informasi Pusat telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi
dengan target dari berbagai unsur masyarakat.
Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 sebagai
berikut:
1. Forum Diskusi Dalam Rangka Hari Keterbukaan Informasi Nasional Tahun 2016
Forum diskusi yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengadvokasi Badan Publik
untuk mengimplementasikan UU KIP secara optimal, menguatkan komitmen bersama
akan pelaksanaan UU KIP agar pemerintah (Badan Publik) konsisten dalam
melaksanakan penyelenggaraan negara yang baik, transparan dan akuntabel. Kegiatan
dilaksanakan di Jakarta dengan menghadirkan Narasumber Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Wakil Bupati Soppeng Supriansa, Ketua Komisi
Informasi Provinsi Jawa Timur Ketty Tri Setyorini, Sekretaris Jenderal Seknas Fitra
Yenny Sucipto dan Deputi Komunikasi Publik KSP Eko Sulistyo serta dihadiri 150
orang peserta.
2. Diseminasi Hasil Telaahan terhadap berbagai Kebijakan Negara.
Kegiatan ini dilaksanakan dalan bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan tema
“Panduan Standar Layanan Informasi Publik Pemerintahan Desa” tanggal 21
Desember 2016 di Jakarta. Narasumber terdiri dari Henny S Widyaningsih
(Komisioner KI Pusat), Bito Wikantosa (Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Hak Masyarakat Desa Atas Informasi Publik, Oktofianus J. R
(Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri Pemerintah Desa dan BPD Untuk
Layanan Informasi Publik).
3. Fasilitasi Pembentukan Simpul Jaringan Masyarakat dan Media.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya akan hak
kebebasan memperoleh informasi di kalangan media dan organisasi masyarakat sipil.
Kegiatan ini dilakukan di tiga lokasi yakni Bandar Lampung, Palangkaraya dan Bangka
Belitung dengan jumlah total keseluruhan peserta 104 orang.
4. Workshop Potensi Keterbukaan Informasi Publik.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk yang memanfaatkan berbagai
momentum, yaitu sebagai berikut:
Pameran dalam rangka Partisipasi Hari Hak untuk Tahu
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan Komisi informasi Pusat dalam memperingati Hari
Hak untuk Tahu sedunia dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan
oleh Ditjen IKP Kemenkominfo. Bentuk partisipasi Komisi Informasi Pusat dengan
mendirikan Booth Klinik Keterbukaan Informasi Publik. Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 28 September 2016 di Universitas Indonesia, Depok. Peserta yang
mengunjungi Klinik Keterbukaan Informasi dalam pameran ini sebanyak 100 orang,
meliputi Kementerian/Lembaga Negara, Mahasiswa dan Masyarakat Umum. Selain itu
dilaksanakan Forum Diskusi oleh Komisi Informasi Pusat di kantor Dewan Pers dan
sebelumnya menyebarluaskan cindera mata kepada masyarakat di Commuter Line
jurusan Jabodetabek selama 2 hari berturut-turut.
 Pameran dalam rangka Temu Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo, Komisi Informasi
Pusat berpartisipasi megikuti acara Klinik Keterbukaan Informasi Publik dan sosialisasi
Keterbukaan Informasi melalui Pertunjukan Rakyat. Untuk menarik perhatian
pengunjung diadakan juga doorprize dengan mengemas pertanyaan-pertanyaan tentang
Komisi Informasi. Output dari kegiatan ini adalah tercapainya sekitar 200 orang yang
mengetahui dan memahami UU KIP.
5. Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik
a.Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik di Kalangan Perguruan Tinggi. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk diskusi dan klinik keterbukaan informasi sebanyak 3 kali
di 3 lokasi yakni Medan, Malang dan Depok. Melalui kegiatan ini dihasilkan jejaring
mahasiswa yang paham, sadar, dan peduli terhadap isu-isu keterbukaan informasi
publik yang ada disekitarnya serta meningkatnya pemahaman terhadap fungsi dan
peran mahasiswa dalam implementasi UU KIP serta dihadiri oleh 240 orang.
b.Sosialisasi layanan Informasi Badan Publik di sektor pendidikan dan keuangan. Untuk
sektor Pendidikan kegiatan dilaksanakan di Mataram, Lombok dengan tema
“Lokakarya Standardisasi Standar Layanan Informasi Publik di Sektor Pendidikan”.
Narasumber kegiatan ini adalah Sekjen Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi dan Komisioner KI Pusat. Peserta yang hadir pada kegiatan ini
terdiri dari PPID Kemenristek, PPID Kemendikbud, PPID Kemenag, PPID
Perguruan Tinggi Badan Hukum, PPID Perguruan Tinggi Negeri, Komisi Nasional
Pendidikan Indonesia, PGRI, BAN-PT serta NGO Lokal NTB. Melalui kegiatan ini
dihasilkan satu persepsi yang sama tentang standardisasi layanan informasi pada
sektor pendidikan. Kegiatan Sosialisasi Standar Layanan Informasi Badan Publik
pada Sektor Keuangan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2016 di Batam.
Narasumber adalah Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Rumadi Ahmad
(Komisioner KI Pusat), dan N.E Fatmawati (PPID Kementerian Keuangan). Peserta
berjumlah 58 orang yang terdiri dari Kementerian/Lembaga Tingkat Pusat, BUMN,
SKPD Pemprov Kepri, KI Prov Kepri, dan Pemkot Batam
6. Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Infromasi Publik
Kegiatan Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Informasi Publik
sudah dilakukan dari bulan Februari – Desember 2016. Kegiatan ini melibatkan
Komisioner, Tenaga Ahli, Asisten Ahli, serta pejabat dari Pusat Informasi Humas
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Media yang dipantau adalah media cetak
dan media online. Media Cetak; Kompas, Koran Tempo, Majalah Gatra, Media
Indonesia, Seputar Indonesia, Majalah Tempo, Republika, Rakyat Merdeka, Suara
Pembaruan, dan Sindo. Sedangkan untuk media online; detik, kompas.com,
beritasatu, tempo.co, rmonline, hukumonline, liputan6.com, vivanews, okezone.com,
dll.
Hasil dalam kegiatan ini adalah berupa klipingan rekapitulasi berita dan analisis
tentang suatu berita atau isu yang sedang ramai dibicarakan untuk dijadikan bahan
kebijakan atau pers release.
7. Sosialisasi Melalui Media Massa
a. Dialog Interaktif di TV :
Dalam rangka peringatan Hari Keterbukaan Informasi Publik di Wisma
Antara Jakarta 16 Mei 2016
Dalam rangka media gathering 8 September 2016 di TVRI Bangka Belitung
Dalam rangka pemeringkatan Badan Publik pada 14 Desember 2016 di TV
Berita Satu dan 19 Desember di TV News.
b. Dialog Interaktif di Radio
Dialog Interaktif dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Diskusi UU KIP dan
Media Gathering di Bangka Belitung yang diselenggarakan sebanyak 5 (lima)
kali yaitu :
Tanggal 8 September 2016 di RRI Sungailiat
Tangal 12 Mei 2016 di Radio Jakarta FM
Tanggal 17 Mei 2016
Tanggal 13 Desember 2016
Tanggal 20 Desember 2016 di DFM
c. PSA Keterbukaan Informasi Publik
PSA Keterbukaan Informasi Publik dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
yaitu:
 Tanggal 26 April 2016 di Jakarta
 Tanggal 20 Mei 2016 di TV One, Metro TV, I News
 Tanggal 31 Mei 2016 di KA TV 13, Radio KBR 68H
C.Bidang Kelembagaan
Pembentukan PPID berada di luar jangkauan kendali Komisi Informasi Pusat dan
sepenuhnya sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan Badan Publik. Namun
peran yang sudah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat tidak dapat diabaikan begitu
saja, yaitu dalam memberikan Penyuluhan dan Bimtek serta pembelajaran edukasi
melalui putusan-putusan sengketa informasi yang mewajibkan Badan Publik memberikan
informasi yang diminta masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi.
Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah Badan Publik yang sudah membentuk PPID
sesuai amanat UU Keterbukaan Informasi Publik mencapai 402 PPID (73,36%) dari 584
Badan Publik yang dapat diintervensi, dengan rincian sebagai berikut :
No Lembaga Jumlah Telah Membentuk
PPID
%
1. Kementerian 34 34 100,00%
2. Lembaga Negara/ Lembaga
setingkat Menteri/LNS/LPP
126 47 37,30%
3. Provinsi 34 32 94,12%
4. Kabupaten 416 283 68,03%
5. Kota 98 85 86,73%
Jumlah 708 481 67.94%
Sumber : Dit.Komunikasi Publik, Ditjen IKP, 9 Februari 2017
Sumber : Kementerian dalam Negeri, April 2017
Berdasarkan parameter tersebut, yang bisa dijadikan pembuktian kepatuhan Badan Publik
terhadap UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah kegiatan
Monev Badan Publik Dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam
kegiatan ini, Komisi Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionnaire)
sebanyak 393 kepada 393 Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,38%
sesuai tabel dibawah ini :
No Kategori Badan Publik Jumlah Mengisi Persentase
1 Kementerian 34 24 70,59
2 Pemerintah Provinsi 34 20 58,82
3 Lembaga Negara/LPNK 43 33 76,74
4 Lembaga Non Struktural 79 28 40,34
5 BUMN 119 48 40,34
6 Perguruan Tinggi Negeri 72 35 48,61
7 Partai Politik Nasional 12 10 83,33
Jumlah 393 198 50,38%
Dari 198 Badan Publik yang mengembalikan SAQ menunjukkan partisipasi Badan Publik
yang bersedia untuk dinilai kepatuhannya terhadap ketentuan yang ada dalam UU No 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
A. Capaian Kinerja Anggaran
Realisasi Capaian Kinerja Anggaran Komisi Informasi Pusat mencapai 74,07% atau
mengalami penurunan sebesar 4,37% dibanding tahun 2015 yang mencapai 79,07%.
Adapun rincian Realisasi Anggaran per output adalah sebagai berikut:
No. Uraian Anggaran (%)
1 Layanan Administrasi Komisi Informasi Pusat 79,02
2 Layanan Keterbukaan Informasi Publik 62,06
3 Layanan Perkantoran 84,90
4 Perangkat Pengolah Data dan Informasi 99,12
5 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 77,53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 menyajikan berbagai
capaian strategis yang tercermin dalam capaian indikator kinerja kegiatan. Berbagai
keberhasilan dan kegagalan yang sudah dicapai sepanjang ditentukan oleh adanya
komitmen dan dukungan pimpinan. Selain itu dukungan kemampuan personil yang
memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2016.
B. Saran/Langkah Tindak Lanjut
1. Menyusun berbagai SOP atau mekanisme kerja.
2. Meningkatkan kualitas pelatihan dan bimbingan teknis baik kepada jajaran
Sekretariat KIP maupun jajaran instansi pemerintah lainnya.
3. Memperluas cakupan sosialisasi untuk lebih mendorong penguatan kelembagaan dan
aktivitas PPID dalam layanan informasi public.
4. Menurunkaan target kinerja dalam RPJMN 2015-2019 yang sebelumnya terlalu
tinggi
KINERJA KIP 2016

More Related Content

What's hot

Program kerja 2013
Program kerja 2013Program kerja 2013
Program kerja 2013pamuaralabuh
 
Lkj kota kediri 2015
Lkj kota kediri 2015Lkj kota kediri 2015
Lkj kota kediri 2015fionarazqa
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Dadang Solihin
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiAshep Ramdhan
 
Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RBrbpkalbar
 
Renstra bag adm pemb
Renstra bag adm pembRenstra bag adm pemb
Renstra bag adm pembndut88
 
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025Noviyarti Badri
 
Daftar periksa pelaksanaan pengendalian
Daftar periksa pelaksanaan pengendalianDaftar periksa pelaksanaan pengendalian
Daftar periksa pelaksanaan pengendalianRusman R. Manik
 

What's hot (20)

LKjIP Kab. Ponorogo 2018
LKjIP Kab. Ponorogo 2018LKjIP Kab. Ponorogo 2018
LKjIP Kab. Ponorogo 2018
 
Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...
Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...
Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...
 
Program kerja 2013
Program kerja 2013Program kerja 2013
Program kerja 2013
 
3287547.pdf
3287547.pdf3287547.pdf
3287547.pdf
 
Tahapan Zona Integritas
Tahapan Zona IntegritasTahapan Zona Integritas
Tahapan Zona Integritas
 
Lkj kota kediri 2015
Lkj kota kediri 2015Lkj kota kediri 2015
Lkj kota kediri 2015
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
Arah dan Kebijakan Pembangunan Indonesia 2015
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Langkah inspektorat jenderal kemenhub menjadi stratagic patner
Langkah inspektorat jenderal kemenhub menjadi stratagic patnerLangkah inspektorat jenderal kemenhub menjadi stratagic patner
Langkah inspektorat jenderal kemenhub menjadi stratagic patner
 
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps 2019
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps  20192 proposal lapor kinerja perumahan bsps  2019
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps 2019
 
Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RB
 
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
 
Renja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektoratRenja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektorat
 
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
 
Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012
 
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranPeran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
 
Renstra bag adm pemb
Renstra bag adm pembRenstra bag adm pemb
Renstra bag adm pemb
 
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
 
Renja 2015
Renja 2015Renja 2015
Renja 2015
 
Daftar periksa pelaksanaan pengendalian
Daftar periksa pelaksanaan pengendalianDaftar periksa pelaksanaan pengendalian
Daftar periksa pelaksanaan pengendalian
 

Similar to KINERJA KIP 2016

Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalSujatmiko Wibowo
 
Panduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalPanduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalUswatan Niswati
 
Iku diskominfo jogja
Iku  diskominfo jogjaIku  diskominfo jogja
Iku diskominfo jogjaaprisaut2
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfiadiputro
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-temanna #LABEDDU
 
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...CaeCaew
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifDadang Solihin
 
Jawaban 2.a renja zona integritas 2018 1
Jawaban 2.a renja  zona integritas 2018 1Jawaban 2.a renja  zona integritas 2018 1
Jawaban 2.a renja zona integritas 2018 1Imam Pirdaus
 
Lkip 2018 fix
Lkip 2018 fixLkip 2018 fix
Lkip 2018 fixAkB
 
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...MohArifinPurwakanant
 
Laporan pak suaib
Laporan pak suaibLaporan pak suaib
Laporan pak suaibLiza Nasa'i
 

Similar to KINERJA KIP 2016 (20)

Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internal
 
Bab iii fix
Bab iii fixBab iii fix
Bab iii fix
 
Lakin bptp sumsel 2018
Lakin bptp sumsel 2018Lakin bptp sumsel 2018
Lakin bptp sumsel 2018
 
Naskah Memorandum Kabid PPI
Naskah Memorandum Kabid PPINaskah Memorandum Kabid PPI
Naskah Memorandum Kabid PPI
 
Panduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalPanduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 final
 
Renstra revisi dpmptsp
Renstra revisi dpmptsp Renstra revisi dpmptsp
Renstra revisi dpmptsp
 
Iku diskominfo jogja
Iku  diskominfo jogjaIku  diskominfo jogja
Iku diskominfo jogja
 
Lakin bptp sumsel 2019
Lakin bptp sumsel 2019Lakin bptp sumsel 2019
Lakin bptp sumsel 2019
 
lakip
lakiplakip
lakip
 
002. inpres 7 1999
002. inpres 7 1999002. inpres 7 1999
002. inpres 7 1999
 
Lakin BPTP Sumsel 2017
Lakin BPTP Sumsel 2017 Lakin BPTP Sumsel 2017
Lakin BPTP Sumsel 2017
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
 
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
 
Jawaban 2.a renja zona integritas 2018 1
Jawaban 2.a renja  zona integritas 2018 1Jawaban 2.a renja  zona integritas 2018 1
Jawaban 2.a renja zona integritas 2018 1
 
Reviu renstra inspektorat jenderal kemenhub 2015 2019
Reviu renstra inspektorat jenderal kemenhub 2015 2019Reviu renstra inspektorat jenderal kemenhub 2015 2019
Reviu renstra inspektorat jenderal kemenhub 2015 2019
 
Lkip 2018 fix
Lkip 2018 fixLkip 2018 fix
Lkip 2018 fix
 
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...
Pemantauan dan Evaluasi Program SDGs Oleh Organisasi Pengelola Zakat Indonesi...
 
Laporan pak suaib
Laporan pak suaibLaporan pak suaib
Laporan pak suaib
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

KINERJA KIP 2016

  • 1. LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT TAHUN 2016 Sekretariat Komisi Informasi Pusat RI Graha Perusahaan Perdagangan Indonesia Lantai 5 Jl. Abdul Muis No. 8, Jakarta Pusat - 10110 Tlp. 021-34830741 & Fax. 021-34830757 sekretariat@komisiinformasi.go.id
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, atas rahmat dan ridhoNYA, penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini merupakan perwujudan dan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tugas, fungsi, tujuan, dan sasaran Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016. Laporan Kinerja ini merupakan media untuk menginformasikan segala pertanggungjawaban upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Kinerja diukur berdasarkan penilaian indikator kinerja yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan dilaksanakan dalam bentuk Penetapan Kinerja. Dengan demikian Laporan Kinerja ini memiliki beberapa fungsi, yaitu : sebagai alat penilaian capaian kinerja secara kuantitatif; sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat; sebagai alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unsur organisasi di lingkungan Komisi Informasi Pusat. Berdasarkan analisis dan evaluasi Laporan Kinerja, diharapkan semoga laporan ini bermanfaat dan digunakan sebagai bahan peningkatan dan perbaikan kinerja seluruh jajaran pejabat dan staf pelaksana di lingkungan Komisi Informasi Pusat, seperti : optimalisasi peran kelembagaan dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja. Jakarta, Pebruari 2016 Plt. Sekretaris Komisi Informasi Pusat Selamatta Sembiring
  • 3. RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini menyajikan berbagai keberhasilan atau capaian strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 dan beberapa hal yang perlu perbaikan. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja kegiatan (IKK) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran yang didasarkan pada target kinerja yang telah ditetapkan pada RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenkominfo 2015- 2019, RKP, dan Penetapan Kinerja. Capaian kinerja (performance result) tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja (performance agreement) tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kerja ini akan dapat memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan realisasi. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga salah satu keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk dapat memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator outcome atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.
  • 4. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan Eksekutif BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai - Acuan KepMenKominfo Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi - Dukungan Pegawai: Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan dan Laki-laki, Pendidikan, PNS dan Non PNS. BAB II RENCANA KINERJA DAN TARGET KINERJA a. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 b. Kinerja Lainnya - PSI - ASE - Kelembagaan c. Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2014 – 2019 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA a. Capaian Kinerja Organisasi - Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat b. Capaian Kinerja Substansi - PSI - ASE - Kelembagaan c. Capaian Kinerja Anggaran BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA - Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Sebelumnya. - Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja Serta Alternatif Solusi. BAB V PENUTUP
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). KI Pusat merupakan lembaga mandiri berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi Nonlitigasi. Komisi Informasi Pusat terbentuk pada tahun 2009, melalui Keputusan Presiden Nomor 48/P tentang Pengangkatan Anggota KI Pusat Periode 2009 – 2013, dan Periode 2013 – 2017 kedua ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 85/P. Anggota KI Pusat dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui uji kepatuhan dan kelayakan yang selanjutnya diangkat oleh Presiden Republik Indonesia. Dukungan administrasi, keuangan, dan tata kelola Komisi Informasi Pusat dilaksanakan oleh Pemerintah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika dalam hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Kelembagaan Sekretariat KI Pusat diatur berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/PERM/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat (Permen Kominfo No.11 Tahun 2011). Berdasarkan UU KIP juncto Permen Kominfo No. 11 Tahun 2011, Sekretariat KI Pusat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara operasional (tata kelola) bertanggungjawab kepada Ketua Komisi Informasi Pusat dan secara administratif bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika.
  • 6. Pelaksanaan program dan kegiatan KI Pusat dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan berkewajiban untuk menerapkan prinsip good governance dalam mengelola sumber daya organisasi dan melaksanakan kewenangannya. Lima pilar good governance yaitu akuntabilitas, keterbukaan dan transparansi, ketaatan pada hukum, partisipasi masyarakat dan komitmen mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Akuntabilitas yang dipandang sebagai bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target Kinerja dengan menggunakan kriteria spesifik (specific), dapat terukur (measurable), dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu (time bound), dan dapat dipantau dan dikumpulkan (trackable). Hasil evaluasi tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Komisi Informasi Pusat yang disusun setiap tahun sebagai bentuk kewajiban Komisi Informasi Pusat dalam mempertanggungjawabkan tujuan dan sasaran serta rencana kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahun 2016, dan Penetapan Kinerja Tahun 2016. LAKIP yang tersusun ini sebagai bentuk akuntabilitas dan laporan capaian atas kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2015-2019 yang disebutkan bahwa sasaran strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat dan Terlaksananya Ketentuan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pusat. Sejalan dengan itu, Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Sekretariat KIP selama Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja (performance results) di Tahun 2016 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur dan gambaran tingkat keberhasilan
  • 7. pencapaian kinerja KIP selama 1 tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana target kinerja digunakan sebagai ukuran yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan kinerja. Terdapat beberapa permasalahan utama (strategic issues) dalam mengawal pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Indonesia. Yaitu, belum terbentuknya Komisi Informasi di 34 provinsi. Permasalahan ini dinilai sebagai ukuran belum meratanya transparansi, sehingga pembentukan Komisi Informasi Provinsi dimasukkan sebagai rencana strategis yang harus dicapai di tahun 2016. Selain itu, monitoring dan evaluasi pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Badan Publik juga harus dilakukan dengan melihat pembentukan PPID di seluruh Badan Publik. Dalam Laporan Kinerja dapat diketahui penyebab tinggi atau rendahnya capaian dari indikator-indikator kinerja yang ada, sehingga Laporan Kinerja ini dapat menjadi parameter dalam meningkatkan dan memperbaiki kinerja Komisi Informasi Pusat di masa mendatang. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ini adalah untuk melakukan penilaian dan evaluasi atas pencapaian kinerja dan sasaran pembangunan di bidang komunikasi dan informatika selama tahun 2016. Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan kemudian dirumuskan menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam penetapan kebijakan dan strategi pada tahun berikutnya. C. Struktur Organisasi Komisi Informasi Pusat Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat, terdiri dari Sekretaris Komisi Informasi Pusat dan terdiri dari 3 bagian yaitu (1) Bagian Perencanaan, (2) Bagian Administrasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa, dan (3) Bagian Umum. Berdasarkan Pasal 2 dan Pasal 3 Permen Kominfo No.11 Tahun 2011.
  • 8. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat Adapun tugas dan fungsi Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah sebagai berikut : 1. Tugas Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/Per/M.Kominfo/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat, tugas Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah melaksanakan dukungan teknis dan administratif kepada Komisi Informasi Pusat dalam menyelenggarakan tugas, fungsi, dan kewenangannya. Sekretaris KIP Bagian Perencanaan Subbagian Program Subbaguan Evaluasi dan Pelaporan Bagian Administrasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Subbagian Administrasi Pengaduan Subbagian Administrasi Penyelesaian Sengketa Bagian Umum Subbagian Keuangan Subbagian Tata Usaha dan Perlengkapan Kelompok Jabatan Fungsional
  • 9. 2. Fungsi Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan program b. Penyediaan dukungan administratif pelayanan pengaduan dan penyelesaian sengketa informasi publik c. Pelaksanaan tugas ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan kerumahtanggaan, dan d. Penyiapan bahan dokumentasi dan kepustakaan Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Komisi Informasi Pusat didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) sebanyak 75 Pegawai yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50 orang dan perempuan sebanyak 25 orang. Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan Jenis Kelamin Per 31 Desember 2016 50% 25% Laki-laki Perempuan
  • 10. Gambar 1.3 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan Pendidikan Per 31 Desember 2016 Gambar 1.4 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan PNS dan Non PNS Per 31 Desember 2016 1 3 24 1 14 12 1 0 5 10 15 20 25 30 SD SMP SMA D3 S1 S2 S3 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% PNS NON PNS 30% 70%
  • 11. BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN TARGET KINERJA A. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Pejanjian Kinerja merupakan suatu bentuk kesepakatan kinerja yang harus diwujudkan oleh pimpinan unit kerja atau penerima amanah sebagai janji atau tanggung jawab kepada atasannya yang harus dicapai dalam suatu waktu tertentu. Dokumen Perjanjian Kinerja ditandatangani oleh pembuat janji (pimpinan/penerima amanah) dan pimpinannya. Dokumen Perjanjian Kinerja nantinya akan dimanfaatkan oleh setiap pimpinan disusun setelah ada kejelasan mengenai alokasi anggaran. Adapun Kinerja secara ringkas dapat dijelaskan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan berbasis kinerja, yaitu hasil-hasil yang akan dicapai oleh instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 yang ditetapkan menjadi acuan dan tolok ukur bagi pencapaian kinerja melalui sasaran-sasaran strategis, adapun sasaran strategis indikator kinerja Komisi Informasi Pusat, sebagai berikut: Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam Rangka Kelancaran Pelaksanaan Tugas Persentase (%) Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Komisi Informasi 100 % Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran 2 dokumen Jumlah laporan Monev dan Kinerja yang diselesaikan tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan 6 dokumen Jumlah Laporan Keuangan (LK) yang tepat waktu dan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 3 dokumen
  • 12. Komisi Informasi (KI) Pusat Jumlah laporan Barang Milik Negara (BMN) yang dapat diselesaiakan tepat waktu dan sesuai SIMAK BMN 4 dokumen Jumlah Laporan Dukungan Administrasi Pelayanan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Informasi 100 % Persentase (%) Layanan Ketatausahaan dan Rumah Tangga yang tepat sasaran dan tepat waktu 100 % Persentase (%) Penyelesaian Rekomendasi Hasil Audit Internal dan Eksternal 100 % B. Kinerja Lainnya 1. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Salah satu tugas, fungsi dan wewenang Komisi Informasi sesuai amanah UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah menerima, memeriksa dan memutus permohonan penyelesaian sengketa Informasi publik. Penyelesaian sengketa tersebut dapat ditempuh melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi ataupun melalui penarikan permohonan, penghentian atau permohonan yang ditolak. Selama Tahun 2016, jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi yang masuk sebanyak 2684 kasus. Dari jumlah tersebut yang dapat diselesaikan sebanyak 870 kasus atau 32,41%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 60% maka capaian target kinerja sebesar 54,02%. Khusus untuk Tahun 2016, dari 64 permohonan sengketa, yang dapat diselesaikan sebanyak 54 kasus permohonan atau 84,37%. 2. Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi Komisi Informasi Pusat memiliki peran dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi tentang keterbukaan Informasi Publik kepada masyarakat dan Badan Publik. Peran ini sangat membantu masyarakat untuk mengetahui tata cara mengakses Informasi Publik dekaligus Badan Publik dapat meningkatkan kualitas layanan informasi publik.
  • 13. Dengan adanya tata kelola yang baik dalam memberikan pelayanan Informasi Publik, maka masyarakat dapat lebih mudah dalam mengakses Informasi Publik. Bersamaan dengan itu, dilakukan juga advokasi kepada masyarakat, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan Badan Publik tentang masalah-masalah atau kendala yang dihadapi dalam kaitannya dengan UU Keterbukaan Informasi Publik. Langkah-langkah sosialisasi, edukasi, dan advokasi tersebut berguna untuk mempengaruhi dan mendorong masyarakat dan Badan Publik dalam implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Selama Tahun 2016, kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi, edukasi dan advokasi berjumlah 9 Laporan. Dari 9 laporan tersebut yang dapat dicapai sebanyak 7 laporan. sedangkan 2 laporan yg tidak terealisasi dikarenakan adanya self blocking. 3. Bidang Kelembagaan Berdasarkan ketentuan UU Keterbukaan Informasi Publik No.14 Tahun 2008, badan publik diwajibkan untuk : (1) Membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi atau PPID; (2) Memiliki SOP Layanan Informasi Publik; (3) Menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik. Dengan demikian badan Publik dianggap sudah melaksanakan ketentuan UU No. 14 tahun 2008 apabila sudah memenuhi kewajiban tersebut. Dalam hal ini Komisi Informasi Pusat belum memiliki instrument atau mekanisme untuk mengetahui apakah suatu badan publik sudah atau belum melaksanakan ketiga kewajiban tersebut. Oleh karena itu data yang digunakan adalah data tentang jumlah PPID. Peran atau kontribusi Komisi Informasi Pusat terkait PPID adalah memberikan bimbingan teknis dan penyuluhan kepada badan publik/PPID serta memberikan edukasi dan advokasi kepada anggota/kelompok masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi agar
  • 14. menyadari haknya atas akses informasi publik. Selain itu putusan Komisi Informasi dalam penyelesaian sengketa informasi dapat juga menjadi faktor pendorong bagi badan publik untuk membentuk dan meningkatkan kapasitas PPID serta melakukan penataan dan pembenahan SOP Standar Layanan Informasi Publik. Selama Tahun 2016 jumlah PPID yang sudah terbentuk dari 584 jumlah badan publik yang dapat diintervensi adalah sebanyak 402 PPID atau 73,36%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 65% maka capaian target kinerja menjadi 112,86%. Namun capaian ini masih dapat diperdebatkan. Parameter lain yang dapat dijadikan acuan adalah kegiatan Monev Badan Publik Dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam kegiatan ini, Komisi Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionare) sebanyak 393 kepada 393 Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,28%. Bila dikonversi dengan target sebesar 65%, maka capaian kinerja menjadi 77,51%. 4. Fasilitasi Pembentukan Komisi Informasi Provinsi Sampai dengan Tahun 2016 jumlah Komisi Informasi Provinsi yang terbentuk 29 provinsi atau 85,29%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 100% maka capaian target kinerja adalah sebesar 85,29%. Namun dengan catatan bahwa di Papua Barat dan Sulawesi Tenggara sudah tahap menunggu proses Fit and Proper Test. DPRD sedangkan di Kalimantan Utara dalam tahap proses Pansel, adapun di Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur sama sekali belum melakukan proses seleksi. C. Rencana Strategis (Renstra) 2015 - 2019 Sesuai dengan Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah ditetapkan tujuan lima tahun kedepan dari tahun 2015 – 2019 serta menggambarkan arah strategi organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sesuai dokumen Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika 2015 – 2019, tujuan atau sasaran strategis Komisi Informasi Pusat Tahun 2015 – 2019 adalah Tersedianya
  • 15. Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran Tugas Komisi Informasi Pusat, seperti dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Sasaran Indikator Target Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019 Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam Rangka Kelancaran Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat Persentase (%) Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Komisi Informasi 100% 100% 100% 100% 100% Terlaksananya Ketentuan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Presentase (%) Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 55% 60% 65% 65% 65% Persentase (%) Badan Publik yang melaksanaka n Ketentuan Keterbukaan 60% 65% 70% 75% 80%
  • 16. Informasi Publik Persentase (%) Fasilitasi Pembentukan Komisi Informasi Provinsi 80% 100% - - - Berdasarkan tujuan atau sasaran strategis tersebut, Komisi Informasi Pusat dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi 1 s/d 5 tahun kedepan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu perumusan tujuan atau sasaran juga memungkinkan Komisi Informasi Pusat untuk mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi. Adapun Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 berdasarkan Renstra 2013 – 2017 adalah sebagai berikut : Tahun Misi Indikator Capaian 2016 Memperkuat kelembagaan menuju komisi informasi yang mandiri dan kredibel Semua program sudah mengacu pada substansi dari visi dan misi Ditandatanganinya MoU dengan lembaga lain terkait UU KIP minimal dengan 2 lembaga. Adanya publikasi yang rutin dan berkualitas antara lain dua buku, tiga jurnal, dan enam newsletter.
  • 17. Meningkatnya persentase Badan Publik yang mentaati peraturan terkait keterbukaan informasi. Memiliki tiga orang panitera pengganti yang memiliki kualifikasi terkait tugasnya. Terinternalisasinya value/corporate culture khas KI. Memperkuat penanganan sengketa dan penegakan hukum terhadap pelanggaran hak atas informasi PSI terselesaikan 90% dari total register. Terbetuknya kepaniteraan PSI yang berdiri sendiri tidak dirangkap oleh sekretariat. Tersusun KI Prudensi. Permutakhiran pendokumentasian arsip PSI. Mengarusutamakan keterbukaan informasi dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara Tersusun dan terdiseminasinya dua telaah dan pendapat hukum terhadap berbagai kebijakan negara. Berpartisipasi dalam proses penyusunan tiga kebijakan negara (undang-undang).
  • 18. Memastikan dan memfasilitasi pemenuhan hak masyarakat terhadap informasi publik Adanya laporan tahunan dari Badan Publik Negara terkait keterbukaan informasi publik. Mengupayakan 80% Badan Publik negara sudah menunjuk PPID dan memiliki standar layanan. Terbentuknya jaringan masyarakat peduli keterbukaan informasi di 30 provinsi. Berperan aktif dalam kegiatan internasional untuk memperkuat pelaksanaan keterbukaan informasi. Terlibat dalam satu kegiatan terkait keterbukaan informasi yang bersifat internasional . Menginisiasi kegiatan terkait keterbukaan informasi tingkat internasional
  • 19. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Target Kinerja Capaian Kinerja 1 Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam Rangka Kelancaran Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat Jumlah Dokume Perencanaan Program dan Anggaran 2 Dok B03: 1. Tersusunnya Draft Renja 2017 2. Tersusunnya Pagu Anggaran Indikatif 2017 B01: B02: B03: B04: Draft Renja Tahun 2017 B05: ADIK Tahun 2017, RAB Pagu Anggaran Tahun 2017 B06: Renja Tahun 2017, Pagu Alokasi Anggaran Tahun 2017, TOR KIP Tahun 2017 B07: B08: B09: Tersusunnya Dokumen Anggaran (RKA-K/L) Tahun 2017 B10: B11: B12: Tersusunnya DIPA Tahun 2017 B06: 1. Tersusunnya Dokumen Perencanaan Program (Renja) Tahun 2017 2. Tersusunnya ADIK Tahun 2017 3. Tersusunnya Pagu Alokasi Anggaran Tahun 2017 B09:
  • 20. 1. Tersusunnya RAB Pagu Anggaran Tahun 2017 2. Tersusunnya TOR KIP Tahun 2017 3. Tersusunnya Dokumen Anggaran (RKA-K/L) Tahun 2017 B12: 1. Tersusunnya DIPA tahun 2017 Jumlah Laporan Monev dan Kinerja yang diselesaikan tepat waktu dan sesuai peraturan perundang- undangan 6 Dok B03: 1.Tersusunnya LAKIP Sekretariat KI Pusat Tahun 2015 2.Tersusunnya Laporan Triwulan I Monev dan Kinerja Tahun 2016 3.Tersusunnya Laporan Tahunan Komisi Informasi Pusat Tahun 2015 B01: LAKIP Sekretariat KI Pusat Tahun 2015 B02: Laporan Tahunan Komisi Informasi Pusat Tahun 2015 B03: B04: Laporan Triwulan I Monev dan Kinerja Tahun 2016 B05: B06: B07: Laporan Semester I Monev dan Kinerja Tahun 2016 B08: B09: B10: Laporan Triwulan III Monev dan Kinerja Tahun 2016 B11: B12: Laporan Tahunan Monev dan Kinerja Tahun 2016 B06: Tersusunnya Laporan Semester I Monev dan Kinerja Tahun 2016 B09: Tersusunnya Laporan Triwulan III Monev dan Kinerja Tahun 2016 B12:
  • 21. Tersusunnya Laporan Tahunan Monev dan Kinerja Tahun 2016 Jumlah Laporan Keuangan yang tepat waktu dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 3 Dok B03: Tersusunnya Laporan Keuangan Tahun 2015 (Unaudited) dengan tepat waktu dan sesuai dengan SAP B01: B02: Laporan Keuangan Tahun 2015 (Unaudited) B03: B04: B05: B06: Laporan Keuangan Tahun 2015 (Audited) B07: B08: B09: laporan Keuangan Semester I Tahun 2016 B10: B11: B12: B06: Tersusunnya Laporan Keuangan Tahun 2015 (audited) dengan tepat waktu dan sesuai dengan SAP B09: Tersusunnya Laporan Keuangan Semester I Tahun 2016 tepat waktu sesuai dengan standar SAP B12: - Jumlah Laporan Barang Milik Negara ( BMN) yang dapat diselesaikan tepat waktu dan 4 Dok B03: 1. Laporan Semester II BMN Tahun 2015 dengan tepat waktu sesuai dengan Sistem Informasi B01: B02: B03: B04: Laporan Semester II BMN Tahun 2015, Laporan
  • 22. sesuai SIMAK BMN Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) 2. Laporan Tahunan BMN Tahun 2015 (Unaudited) dengan tepat waktu sesuai dengan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) Tahunan BMN 2015 (Audited) B05: Laporan Tahunan BMN Tahun 2015 (Unaudited) B06: B07: B08: Laporan Semester I BMN Tahun Anggaran 2016 B09: B10: B11: B12: B06: 1. Laporan Tahunan BMN Tahun 2015 (Unaudited) dengan tepat waktu sesuai dengan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) 2. Laporan Pengawasan dan Pengendalian (WASDAL) BMN Tahun 2015
  • 23. B09: Laporan Semester I BMN Tahun Anggaran 2016 dengan tepat waktu dan sesuai dengan SIMAK BMN B12: - Persentase (%) layanan ketatausahaan dan rumah tangga yang tepat sasaran dan tepat waktu 100% B03: Tersusunnya laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perpustakaan yang tepat waktu dan tepat sasaran selama Januari- Maret 2016 B01: B02 B03: B04: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan Januari-Maret 2016 B05: B06: B07: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan April – Juni 2016 B08: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan B06: Tersusunnya laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perpustakaan yang tepat waktu dan tepat sasaran selama April - Juni 2016 B09: Tersusunnya laporan layanan persuratan, kepegawaian,
  • 24. perlengkapan rapat dan perpustakaan yang tepat waktu dan tepat sasaran selama Juli - September 2016 perpustakaan Juli-Agustus 2016 B09: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan Juli-September 2016 B10: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan Oktober 2016 B11: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan November 2016 B12: Laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perkantoran dan perpustakaan Oktober- Desember 2016 B12: Tersusunnya laporan layanan persuratan, kepegawaian, perlengkapan rapat dan perpustakaan yang tepat waktu dan tepat sasaran selama Oktober – Desember 2016
  • 25. Persentase (%) dukungan administrasi pelayanan pengaduan dan penyelesaian sengketa informasi 100% B03: Tersusunnya laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik pada bulan Januari – Maret 2016 B01: B02: B03: B04: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan Januari – Maret 2016 B05: B06: B07: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan April-Juni 2016 B08: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan Juli-Agustus 2016 B09: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan Juli-September 2016 B06: Tersusunnya laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik pada bulan April - Juni 2016 B09: Tersusunnya laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik pada bulan Juli - September 2016 B12:
  • 26. Tersusunnya laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik pada bulan Oktober - Desember 2016 B10: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan Oktober 2016 B11: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan November 2016 B12: laporan dukungan administrasi, kepaniteraan, dan perlengkapan persidangan penyelesaian sengketa informasi publik bulan November 2016 Persentase (%) penyelesaian rekomendasi hasil audit internal dan eksternal 100% B03: Tersusunnya laporan penyelesaian rekomendasi hasil audit internal dan eksternal tahun anggaran 2015 B01: B02: B03: laporan penyelesaian rekomendasi hasil audit internal dan eksternal tahun anggaran 2015 B04: B05 B06: B07: B06: - B09: -
  • 27. 2. Capaian Kinerja Lainnya A. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi 1. Pengarusutamaan Transparansi dalam Kebijakan Publik a) FGD di Bidang Persaingan Usaha Tidak Sehat Salah satu komponen kebijakan persaingan yang memiliki pengaruh langsung terhadap keputusan berinvestasi di suatu negara yaitu komponen keterbukaan sektor industri. Tingkat persaingan di sebuah negara tercermin dari kebijakan pemerintah dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya pemain baru di dunia usaha. Apabila rezim persaingan usaha sebuah negara menyulitkan perusahaan baru untuk tumbuh dan berkembang, maka tingkat investasi yang mengalir ke negara tersebut akan rendah dan tingkat persaingan usaha yang tercipta juga akan rendah. Pengundangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Anti Monopoli) dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya diharapkan mampu menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat. Salah satu jenis informasi publik yang dapat dikecualikan oleh Badan Publik berdasarkan Pasal 17 huruf b Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) adalah informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon informasi dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat. UU KIP dalam penjelasannya tidak memberikan uraian lebih lanjut perihal apa dan bagaimana informasi “dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak B12:- B08: B09: B10: B11: B12:
  • 28. atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat” tersebut selain hanya tulisan frasa “cukup jelas”. Dalam praktik frasa “cukup jelas” tersebut menjadi tidak jelas. Pengecualian informasi sebagaimana disebut Pasal 17 huruf b UU KIP nampaknya terkait pula dengan ketentuan Pasal 23 UU Anti Monopoli yang pada pokoknya menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Salah satu jenis rahasia perusahaan adalah rahasia dagang yag diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UU Rahasia Dagang). FGD yang dilaksanakan menggali dan mendapatkan masukan dan pandangan mengenai perlindungan hukum terhadap Pengelolaan Informasi Publik dalam Perlindungan Persaingan Usaha tidak sehat di Indonesia dan merumuskan jenis- jenis iInformasi Publik dalam Perlindungan Persaingan Usaha tidak sehat dan pengecualian informasinya. b) FGD di Bidang Barang dan Jasa Pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD) harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. Prinsip- prinsip tersebut sebagai bagian utama dari peraturan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah untuk mewujudkan pengadaan yang kredibel dan mensejahterahkan bangsa serta untuk menghindari dan mencegah terjadinya hal- hal yang bertentangan dengan etika pengadaan, diantaranya pertentangan kepentingan para pihak, pemborosan dan kebocoran keuangan negara, penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara.
  • 29. Meskipun telah ada UU KIP dan Perki 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik namun terhadap informasi-informasi yang khusus seperti pengadaan barang dan jasa tidak ditemukan. UU KIP dan Perki SLIP hanya memuat jenis-jenis informasi berdasarkan kelompok pengklasifikasiannya yang masih sangat umum dan tidak berdasarkan pembidangan yang bersifat khusus. Akibatnya manakala terjadi sengketa informasi yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa, Komisi Informasi harus mampu menafsirkan informasi yang diminta oleh Pemohon informasi masuk dalam klasifikasi yang mana. Sebab pemohon informasi sendiri pun seringkali mengalami kebingungan perihal informasi yang diminta. FGD yang dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan pandangan mengenai model dan bentuk-bentuk kebijakan transparan dan keterbukaan informasi dalam dalam pengadaan barang dan jasa di Indonesia serta untuk mendapatkan masukan bagi pengklasifikasian dan identifikasi jenis-jenis informasi publik dalam pengadaan barang dan jasa. c) FGD di Bidang Pertanahan Berkenaan dengan pengecualian informasi, UU KIP memberikan syarat yang ketat bagi badan publik jika mengecualikan informasi publik. Menurut UU KIP setiap pengecualian informasi harus berdasarkan pengujian konsekuensi. Pengujian konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. Ketentuan peraturan perundang-undangan, kepatuhan dan kepentingan umum menjadi acuan analisis dalam melakukan pengujian konsekuensi.
  • 30. Adapun jenis informasi publik bidang pertanahan yang kerap kali menjadi obyek sengketa informasi publik antara lain yaitu informasi publik tentang (1) Terbitnya Surat Hak Milik (SHM), (2) Hak Guna Usaha (HGU), (3) Akta Jual Beli (AJB), (4) Status Kepemilikan Tanah, (5) Daftar Tanah Terlantar, (6) Surat Erfacht Verponding Afdelling, (7) Pembebasan Tanah, (8) Peta Tofografi. Sebagian dari sengketa ini timbul karena badan publik (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kanwil Pertanahan dan Kantor Pertanahan) menyatakan mengecualikan informasi yang dimohonkan oleh pemohon informasi, sehingga informasi publik yang dimohonkan tidak dapat diberikan. Focus Group Discussion tentang informasi publik terkait dokumen pertanahan dimaksudkan agar Komisi Informasi Pusat dan pada umumnya masyarakat dapat mengetahui secara jelas kategori informasi yang ada dalam dokumen pertanahan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar, sehingga seluruh informasi yang dihasilkan dalam kegiatan ini dapat terdokumentasikan dalam sebuah buku ilmiah yang khusus membahas informasi publik pada bidang pertanahan. 2. Penyusunan Kompilasi Putusan KI Pusat Bidang Pertanahan dan SDA Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghimpun dan mengkompilasi putusan KI Pusat di bidang pertanahan, berupa dokumen yang berisi kaidah-kaidah norma putusan Komisi informasi atas sengketa informasi di bidang pertanahan serta menghasilkan suatu pedoman atau acuan bagi anggkota Komisi Informasi dalam memutus suatu perkata yang pokok materinya pertanahan sehingga mengurangi disparitas putusan. Melalui kegiatan ini dapat dirumuskan adanya keluaran himpunan putusan Komisi Informasi Pusat tentang sengketa infomasi publik di bidang pertanahan.
  • 31. 3. Pengembangan SDM Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Komisi Informasi Daerah a) Bimtek PSI dan Legal Drafter Output yang dihasilkan adalah (1) tercapainya 36 orang peserta Komisioner yang memahami penyelesaian sengketa informasi, (2) terbentuknya persepsi administrasi penyelesaian sengketa dan kesamaan persepsi. b) Bimtek Penataan Administrasi dan Case Management System Penyelesaian Sengketa Kegiatan ini merupakan salah satu upaya bagi pelaksanaan proses penyelesaian sengketa informasi secara baik dan benar sekaligus upaya percepatan penyelesaian sengketa informasi. Melalui kegiatan ini dapat dihasilkan (1) memahami tentang Penataan Administrasi dan Case Management Penyelesaian Sengketa Informasi, (2) memiliki kemampuan dalam mengelola dan mendokumentasikan berkas sengketa secara baik dan benar. 4. Semiloka Komisi Informasi Pusat dengan Badan Peradilan Kegiatan yang dilaksanakan di Medan yang bekerjasama dengan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, dan di Manado yang bekerjasama dengan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan semiloka yang dilaksankan menghasilkan rumusan dan formulasi baru pelaksanaan penetapan eksekusi atas putusan Komisi Informasi. 5. Penanganan Sengketa Pasca Putusan Informasi Kegiatan penanganan sengketa pasca putusan berjalan selama 1 (satu) tahun kalender. Sepanjang Tahun 2016 Komisi Informasi menangani sengketa pasca putusan yaitu
  • 32. sebanyak 8 register yang terbagi menjadi keberatan yang diajukan di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara. b. Bidang Advokasi, Edukasi, dan Sosialisasi Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan implementasi masyarakat dan Badan Publik terhadap Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi Publik, Komisi Informasi Pusat telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dengan target dari berbagai unsur masyarakat. Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 sebagai berikut: 1. Forum Diskusi Dalam Rangka Hari Keterbukaan Informasi Nasional Tahun 2016 Forum diskusi yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengadvokasi Badan Publik untuk mengimplementasikan UU KIP secara optimal, menguatkan komitmen bersama akan pelaksanaan UU KIP agar pemerintah (Badan Publik) konsisten dalam melaksanakan penyelenggaraan negara yang baik, transparan dan akuntabel. Kegiatan dilaksanakan di Jakarta dengan menghadirkan Narasumber Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Wakil Bupati Soppeng Supriansa, Ketua Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur Ketty Tri Setyorini, Sekretaris Jenderal Seknas Fitra Yenny Sucipto dan Deputi Komunikasi Publik KSP Eko Sulistyo serta dihadiri 150 orang peserta. 2. Diseminasi Hasil Telaahan terhadap berbagai Kebijakan Negara. Kegiatan ini dilaksanakan dalan bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Panduan Standar Layanan Informasi Publik Pemerintahan Desa” tanggal 21 Desember 2016 di Jakarta. Narasumber terdiri dari Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Bito Wikantosa (Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
  • 33. dan Transmigrasi Hak Masyarakat Desa Atas Informasi Publik, Oktofianus J. R (Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri Pemerintah Desa dan BPD Untuk Layanan Informasi Publik). 3. Fasilitasi Pembentukan Simpul Jaringan Masyarakat dan Media. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya akan hak kebebasan memperoleh informasi di kalangan media dan organisasi masyarakat sipil. Kegiatan ini dilakukan di tiga lokasi yakni Bandar Lampung, Palangkaraya dan Bangka Belitung dengan jumlah total keseluruhan peserta 104 orang. 4. Workshop Potensi Keterbukaan Informasi Publik. Kegiatan ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk yang memanfaatkan berbagai momentum, yaitu sebagai berikut: Pameran dalam rangka Partisipasi Hari Hak untuk Tahu Bentuk kegiatan yang dilaksanakan Komisi informasi Pusat dalam memperingati Hari Hak untuk Tahu sedunia dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Ditjen IKP Kemenkominfo. Bentuk partisipasi Komisi Informasi Pusat dengan mendirikan Booth Klinik Keterbukaan Informasi Publik. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016 di Universitas Indonesia, Depok. Peserta yang mengunjungi Klinik Keterbukaan Informasi dalam pameran ini sebanyak 100 orang, meliputi Kementerian/Lembaga Negara, Mahasiswa dan Masyarakat Umum. Selain itu dilaksanakan Forum Diskusi oleh Komisi Informasi Pusat di kantor Dewan Pers dan sebelumnya menyebarluaskan cindera mata kepada masyarakat di Commuter Line jurusan Jabodetabek selama 2 hari berturut-turut.  Pameran dalam rangka Temu Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo, Komisi Informasi Pusat berpartisipasi megikuti acara Klinik Keterbukaan Informasi Publik dan sosialisasi
  • 34. Keterbukaan Informasi melalui Pertunjukan Rakyat. Untuk menarik perhatian pengunjung diadakan juga doorprize dengan mengemas pertanyaan-pertanyaan tentang Komisi Informasi. Output dari kegiatan ini adalah tercapainya sekitar 200 orang yang mengetahui dan memahami UU KIP. 5. Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik a.Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik di Kalangan Perguruan Tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi dan klinik keterbukaan informasi sebanyak 3 kali di 3 lokasi yakni Medan, Malang dan Depok. Melalui kegiatan ini dihasilkan jejaring mahasiswa yang paham, sadar, dan peduli terhadap isu-isu keterbukaan informasi publik yang ada disekitarnya serta meningkatnya pemahaman terhadap fungsi dan peran mahasiswa dalam implementasi UU KIP serta dihadiri oleh 240 orang. b.Sosialisasi layanan Informasi Badan Publik di sektor pendidikan dan keuangan. Untuk sektor Pendidikan kegiatan dilaksanakan di Mataram, Lombok dengan tema “Lokakarya Standardisasi Standar Layanan Informasi Publik di Sektor Pendidikan”. Narasumber kegiatan ini adalah Sekjen Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Komisioner KI Pusat. Peserta yang hadir pada kegiatan ini terdiri dari PPID Kemenristek, PPID Kemendikbud, PPID Kemenag, PPID Perguruan Tinggi Badan Hukum, PPID Perguruan Tinggi Negeri, Komisi Nasional Pendidikan Indonesia, PGRI, BAN-PT serta NGO Lokal NTB. Melalui kegiatan ini dihasilkan satu persepsi yang sama tentang standardisasi layanan informasi pada sektor pendidikan. Kegiatan Sosialisasi Standar Layanan Informasi Badan Publik pada Sektor Keuangan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2016 di Batam. Narasumber adalah Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Rumadi Ahmad (Komisioner KI Pusat), dan N.E Fatmawati (PPID Kementerian Keuangan). Peserta berjumlah 58 orang yang terdiri dari Kementerian/Lembaga Tingkat Pusat, BUMN, SKPD Pemprov Kepri, KI Prov Kepri, dan Pemkot Batam
  • 35. 6. Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Infromasi Publik Kegiatan Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Informasi Publik sudah dilakukan dari bulan Februari – Desember 2016. Kegiatan ini melibatkan Komisioner, Tenaga Ahli, Asisten Ahli, serta pejabat dari Pusat Informasi Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika. Media yang dipantau adalah media cetak dan media online. Media Cetak; Kompas, Koran Tempo, Majalah Gatra, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Majalah Tempo, Republika, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan, dan Sindo. Sedangkan untuk media online; detik, kompas.com, beritasatu, tempo.co, rmonline, hukumonline, liputan6.com, vivanews, okezone.com, dll. Hasil dalam kegiatan ini adalah berupa klipingan rekapitulasi berita dan analisis tentang suatu berita atau isu yang sedang ramai dibicarakan untuk dijadikan bahan kebijakan atau pers release. 7. Sosialisasi Melalui Media Massa a. Dialog Interaktif di TV : Dalam rangka peringatan Hari Keterbukaan Informasi Publik di Wisma Antara Jakarta 16 Mei 2016 Dalam rangka media gathering 8 September 2016 di TVRI Bangka Belitung Dalam rangka pemeringkatan Badan Publik pada 14 Desember 2016 di TV Berita Satu dan 19 Desember di TV News. b. Dialog Interaktif di Radio Dialog Interaktif dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Diskusi UU KIP dan Media Gathering di Bangka Belitung yang diselenggarakan sebanyak 5 (lima) kali yaitu : Tanggal 8 September 2016 di RRI Sungailiat Tangal 12 Mei 2016 di Radio Jakarta FM
  • 36. Tanggal 17 Mei 2016 Tanggal 13 Desember 2016 Tanggal 20 Desember 2016 di DFM c. PSA Keterbukaan Informasi Publik PSA Keterbukaan Informasi Publik dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu:  Tanggal 26 April 2016 di Jakarta  Tanggal 20 Mei 2016 di TV One, Metro TV, I News  Tanggal 31 Mei 2016 di KA TV 13, Radio KBR 68H C.Bidang Kelembagaan Pembentukan PPID berada di luar jangkauan kendali Komisi Informasi Pusat dan sepenuhnya sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan Badan Publik. Namun peran yang sudah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat tidak dapat diabaikan begitu saja, yaitu dalam memberikan Penyuluhan dan Bimtek serta pembelajaran edukasi melalui putusan-putusan sengketa informasi yang mewajibkan Badan Publik memberikan informasi yang diminta masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi. Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah Badan Publik yang sudah membentuk PPID sesuai amanat UU Keterbukaan Informasi Publik mencapai 402 PPID (73,36%) dari 584 Badan Publik yang dapat diintervensi, dengan rincian sebagai berikut : No Lembaga Jumlah Telah Membentuk PPID % 1. Kementerian 34 34 100,00% 2. Lembaga Negara/ Lembaga setingkat Menteri/LNS/LPP 126 47 37,30% 3. Provinsi 34 32 94,12%
  • 37. 4. Kabupaten 416 283 68,03% 5. Kota 98 85 86,73% Jumlah 708 481 67.94% Sumber : Dit.Komunikasi Publik, Ditjen IKP, 9 Februari 2017 Sumber : Kementerian dalam Negeri, April 2017 Berdasarkan parameter tersebut, yang bisa dijadikan pembuktian kepatuhan Badan Publik terhadap UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah kegiatan Monev Badan Publik Dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam kegiatan ini, Komisi Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionnaire) sebanyak 393 kepada 393 Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,38% sesuai tabel dibawah ini : No Kategori Badan Publik Jumlah Mengisi Persentase 1 Kementerian 34 24 70,59 2 Pemerintah Provinsi 34 20 58,82 3 Lembaga Negara/LPNK 43 33 76,74 4 Lembaga Non Struktural 79 28 40,34 5 BUMN 119 48 40,34 6 Perguruan Tinggi Negeri 72 35 48,61 7 Partai Politik Nasional 12 10 83,33 Jumlah 393 198 50,38% Dari 198 Badan Publik yang mengembalikan SAQ menunjukkan partisipasi Badan Publik yang bersedia untuk dinilai kepatuhannya terhadap ketentuan yang ada dalam UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
  • 38. A. Capaian Kinerja Anggaran Realisasi Capaian Kinerja Anggaran Komisi Informasi Pusat mencapai 74,07% atau mengalami penurunan sebesar 4,37% dibanding tahun 2015 yang mencapai 79,07%. Adapun rincian Realisasi Anggaran per output adalah sebagai berikut: No. Uraian Anggaran (%) 1 Layanan Administrasi Komisi Informasi Pusat 79,02 2 Layanan Keterbukaan Informasi Publik 62,06 3 Layanan Perkantoran 84,90 4 Perangkat Pengolah Data dan Informasi 99,12 5 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 77,53
  • 39. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 menyajikan berbagai capaian strategis yang tercermin dalam capaian indikator kinerja kegiatan. Berbagai keberhasilan dan kegagalan yang sudah dicapai sepanjang ditentukan oleh adanya komitmen dan dukungan pimpinan. Selain itu dukungan kemampuan personil yang memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2016. B. Saran/Langkah Tindak Lanjut 1. Menyusun berbagai SOP atau mekanisme kerja. 2. Meningkatkan kualitas pelatihan dan bimbingan teknis baik kepada jajaran Sekretariat KIP maupun jajaran instansi pemerintah lainnya. 3. Memperluas cakupan sosialisasi untuk lebih mendorong penguatan kelembagaan dan aktivitas PPID dalam layanan informasi public. 4. Menurunkaan target kinerja dalam RPJMN 2015-2019 yang sebelumnya terlalu tinggi