SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
Download to read offline
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
2
Latar Belakang
Dasar Hukum Penyusunan
Laporan
Tujuan Penyusunan Laporan
Sistematika Penulisan
4
5
6
6
PENDAHULUAN
4
Internalisasi Nilai-nilai
Kementerian Keuangan
7
PROGRAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
7
PROGRAM PENATAAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
9
Penataan Organisasi
Kantor Pelayanan Percontohan
(KPPc)
Analisis Beban Kerja
Aplikasi Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Sekretariat Jenderal
11
13
14
16
PROGRAM PENATAAN &
PENGUATAN ORGANISASI
11
Pelaksanaan Evaluasi atas Ketaatan
terhadap Grand Design IT
Pengembangan SOP
17
19
PROGRAM PENATAAN
TATA LAKSANA
17
Kajian Fringe Benefit untuk Jabatan
Fungsional
Analisis dan Evaluasi Jabatan
Assessment Center
Penyempurnaan SIMPEG
Diklat Berbasis Kompetensi dan Diklat
Kompetensi Khas
Penataan Pegawai
Manajemen Talenta
Pembangunan Aplikasi Pengelolaan
Kinerja Pegawai
20
21
22
23
24
26
27
28
PROGRAM PENATAAN SISTEM
MANAJEMEN SDM APARATUR
20
Proses Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran sesuai dengan
Ketentuan yang Berlaku
Proses Penyusunan Laporan
Keuangan sesuai Ketentuan
Peningkatan Pelaksanaan Anggaran
sesuai Rencana
E-Procurement
Penerapan Pengendalian Intern di
Lingkungan Kementerian Keuangan
31
33
34
36
37
PENGUATAN PENGAWASAN
31
Evaluasi Kontrak Kinerja (KK)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (Lakip)
38
40
PROGRAM PENGUATAN
AKUNTABILITAS KINERJA
38
Penyusunan Standar Layanan
Unggulan (Quick Wins) di
Lingkungan Kementerian Keuangan
Survei Opini Kepuasan Pelanggan
Kementerian Keuangan 2012
41
43
PROGRAM PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
41
Quality Assurance
Monev IKU
Perkembangan Koordinasi Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) di lingkungan
44
45
46
PROGRAM MONITORING &
EVALUASI
44
LAMPIRAN
48
Program
Manajemen Perubahan
PERUBAHAN NYATA
	YANG BERKELANJUTAN
Berawal dari cita-cita untuk menjadi
institusi yang lebih melayani, akuntabel,
dan transparan, Kementeriaan Keuangan
memberanikan diri untuk melaksanakan
sebuah reformasi birokrasi. Perubahan
ini merupakan sebuah komitmen nyata
dari Kementerian Keuangan demi
mencapai keberhasilan yang dapat
memberikan pencerahan bagi bangsa
Indonesia.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
1
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
2
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan terus
bergulir. Berawal dari cita-cita untuk menjadi institusi yang
lebih melayani, akuntabel, dan transparan, perjalanan
Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan telah
memasuki usia setengah dekade. Awal tahun 2012
menjadi momen penting dalam sejarah Reformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan (RB Kemenkeu), yaitu dengan
disahkannya KMK Nomor 185/KMK.01/2012 tentang
Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan
Tahun 2010-2014. Pengesahan keputusan menteri ini
merupakan komitmen nyata Kementerian Keuangan untuk
terus melaksanakan perbaikan melalui reformasi birokrasi.
Selain itu, pembuatan roadmap reformasi birokrasi
merupakan amanah Permenpan Nomor 20 Tahun 2010
tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 yang
disusun oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) untuk menjadi
pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi seluruh K/L dan
Pemda di Indonesia.
Bersama dengan pengesahan roadmap RB Kemenkeu itu
pula, tiga pilar utama yang menjadi penyokong reformasi
birokrasi Kementerian Keuangan selama 4 tahun terakhir
berubah menjadi 9 program. Sembilan program tersebut
merupakan aplikasi 8 area perubahan yang diamanahkan
oleh Kemenpan RB melalui Permenpan Nomor 20 Tahun
2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014.
Sembilan program tersebut terdiri atas (1) Manajemen
Perubahan, (2) Penataan Peraturan Perundang-Undangan,
(3) Penataan Penguatan Organisasi, (4) Penataan
Tatalaksana, (5) Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur, (6) Penguatan Pengawasan, (7) Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik, dan (9) Monitoring dan Evaluasi.
Peranan Kementerian Keuangan dalam proses reformasi
birokrasi nasional tidak hanya tertulis di atas kertas. Sejak
dilaksanakannya RB Kemenkeu, kinerja Kementerian
Keuangan terus meningkat. Salah satunya terlihat dalam
peningkatan penerimaan negara di bidang perpajakan yang
saat ini mencapai angka 300% dari penerimaan negara
di bidang perpajakan pada awal inisiasi RB Kemenkeu.
Berbagai kantor layanan telah dimodernkan dan proses
pelayanan telah dilaksanakan jauh lebih cepat dari
sebelumnya. Keberhasilan pelaksanaan RB Kemenkeu juga
menjadi benchmark bagi K/L, Pemda bahkan perusahaan
BUMN. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
permintaan studi banding maupun sharing knowledge
tentang pelaksanaan RB Kemenkeu dari pihak-pihak
tersebut.
Sesuai dengan Roadmap RB Kemenkeu, pada tahun
2012 Kemenkeu melaksanakan program-program yang
telah direncanakan. Pada tahun ini ada dua kegiatan yang
merupakan kegiatan baru dan belum pernah dilaksanakan
pada tahun sebelumnya yaitu Survei Kepuasan Pegawai
serta Penyusunan Job Family dan Job Competency.
Sedangkan 16 kegiatan lainnya merupakan lanjutan dan
pengembangan dari kegiatan-kegiatan yang juga telah
dilaksanakan di tahun 2011.
Program Manajemen Perubahan terdiri atas Internalisasi
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Survei Kepuasan
Pegawai. Internalisasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan
merupakan upaya Kemenkeu untuk menanamkan sikap
dan budaya kerja yang baik kepada seluruh pejabat
dan pegawai. Selain kegiatan sosialisasi nilai-nilai, juga
diadakan training of trainer dan pelatihan change agent.
Guna mendukung perubahan ke arah yang lebih baik pula,
RB Kemenkeu melakukan survei kepada seluruh pejabat
dan pegawai Kemenkeu secara online untuk pengetahui
tingkat kepuasan pegawai. Dari survei ini, RB Kemenkeu
dapat mengetahui faktor-faktor yang perlu diperbaiki untuk
meningkatkan kepuasan pegawai. Kepuasan pegawai
perlu diukur mengingat teori bahwa semakin tinggi tingkat
kepuasan pegawai maka semakin baik kinerja pegawai
tersebut.
Program kedua adalah Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan. Program ini bertujuan untuk
memastikan bahwa Peraturan Perundang-Undangan yang
disahkan oleh Kemenkeu terdokumentasi dengan baik,
harmonis, dan dilaksanakan dengan baik. Pada tahun
2012, Menteri Keuangan telah mengesahkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.01/2012 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan,
Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan
Unit Organisasi Eselon I, Dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I Di Lingkungan Kementerian Keuangan.
PMK ini merupakan wujud nyata komitmen Kemenkeu
untuk melakukan penataan terhadap seluruh peraturan
perundang-undangan yang disahkan. Selain itu, guna
memudahkan proses monitoring peraturan perundang-
undangan, Kemenkeu juga membangun aplikasi Sistem
Informasi dan Monitoring Peraturan Perundang-undangan.
Program ketiga adalah Program Penataan dan Penguatan
Organisasi. Sebagai bagian dari proses perubahan,
organisasi merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan.
Untuk itu, seiring dengan tuntutan tugas dan fungsi
Kemenkeu, RB Kemenkeu melaksanakan kegiatan-
EXECUTIVE
SUMARY
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
3
Executive
Summary
kegiatan penataan dan penguatan organisasi. Kegiatan-
kegiatan ini teridiri atas (1) Penataan Organisasi, (2)
Kantor Pelayanan Percontohan, dan (3) Analisis Beban
Kerja. Kegiatan penataan organisasi merupakan kegiatan
yang memfasilitasi perbaikan struktur organisasi sesuai
tuntutan kinerja, diantaranya penetapan Kantor Modern di
seluruh Eselon I Vertikal, penggabungan atau pemisahan
eselon, pembangunan Unit Layanan Pengadaan dan
pengembangan jabatan fungsional. Kantor Pelayanan
Percontohan merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
memilih Kantor Pelayanan terbaik pada masing-masing
Eselon I yang memiliki kantor pelayanan. Pemilihan ini
didasarkan pada Kinerja Pelayanan dan Indeks Kepuasan
Masyarakat. Kegiatan terakhir dalam program ini, yaitu
Analisis Beban Kerja merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk menghitung efektivitas kerja dan beban kerja
Kementerian Keuangan.
Program keempat adalah Penataan Tatalaksana. Program
ini terdiri atas kegiatan-kegiatan guna memastikan
kelancaran dan efektivitas tata laksana di Kementerian
Keuangan. Program ini mencakup kegiatan terkait
penggunaan IT dalam pelaksanaan tugas keseharian
dan pengembangan SOP. Penggunaan IT di Kemenkeu
dipastikan melalui kegiatan evaluasi atas ketaatan terhadap
grand design IT, pembangunan data center, pengesahan
12 kebijakan TIK, pembangunan power house dan
capacity building SDM yang mengelola IT. Sedangkan
pengembangan SOP diaplikasikan dalam kegiatan
pengesahan, inventarisasi dan monitoring SOP di seluruh
Kemenkeu.
Program kelima adalah Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur. Program ini terdiri atas beberapa kegiatan yaitu
kajian fringe benefit untuk jabatan fungsional, analisis
dan evaluasi jabatan, assessment center, penyempurnaan
SIMPEG, Diklat Berbasis Kompetensi, penataan
pegawai, manajemen talenta, dan pembangunan aplikasi
Pengelolaan Kinerja Pegawai. Tahun ini beberapa kegiatan
terkait manajemen SDM termasuk kegiatan baru di
antaranya adalah, Kemenkeu mulai melaksanakan penilaian
Kinerja Individu dan penilaian perilaku secara online, kajian
fringe benefit untuk jabatan fungsional dan penyusunan job
family dan job competency untuk memudahkan penataan
pegawai dan penentuan karir di masa datang.
Program keenam adalah Penguatan Pengawasan.
Pencapaian terbaik Kemenkeu pada program ini adalah
ditetapkannya opini Wajar Tanpa Pengecualian atas
Laporan Keuangan Kemenkeu oleh BPK. Hal tersebut
didukung dengan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan
anggaran serta pengembangan proses e-procurement.
Pada tahun 2012 Kemenkeu telah melakukan
pembangunan aplikasi Vendor Management System, yaitu
aplikasi yang dapat membantu Satuan Kerja di lingkungan
Kementerian Keuangan untuk melakukan pengukuran
kinerja penyedia barang/jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Selain
itu, guna meningkatkan pengendalian dan pengawasan
intern, Kemenkeu menerapkan pengendalian intern di
lingkungan Kemenkeu sesuai Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 152/KMK.09/2011 (KMK-152) tentang Peningkatan
Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
Program ketujuh adalah Penguatan Akuntabilitas Kinerja.
Pada tahun 2012, program ini terdiri atas review terhadap
Kontrak Kinerja (KK) guna mendapatkan gambaran
mengenai kualitas KK, mulai dari Kemenkeu Wide hingga
Kemenkeu Two, dan penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemenkeu.
Program kedelapan adalah Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik. Program ini bertujuan untuk memastikan
kepuasan publik terhadap kinerja Kemenkeu, oleh
karena itu, program ini terdiri atas kegiatan Penyusunan
Standar Layanan Unggulan (Quick Wins) di Lingkungan
Kementerian Keuangan dan Survei Opini Kepuasan
Pelanggan Kementerian Keuangan 2012. Berdasarkan
survei tersebut, masyarakat menyatakan kepuasan yang
meningkat dari tahun sebelumnya. Indeks Kepuasan
Pelanggan naik sebanyak 0,04 poin dari tahun sebelumnya
menjadi 3.9 (skala 5).
Program terakhir RB Kemenkeu adalah program yang
tidak diamanahkan secara tersurat oleh Kemenpan dan RB
sebagai bagian dari area perubahan namun dirasa perlu
untuk dilaksanakan, yaitu Monitoring dan Evaluasi Program
RB. Pada tahun 2012, program ini mencakup kegiatan
Quality Assurance Pelaksanaan RB Seluruh Eselon I
di Lingkungan Kemenkeu oleh Inspektorat Jenderal,
Monitoring dan Evaluasi Indikator Kinerja Utama Seluruh
Eselon I, dan koordinasi pelaksanaan Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang diselenggarakan
secara online oleh Kemenpan dan RB.
Berdasarkan program-program yang telah kami laksanakan
selama tahun 2012, di tahun-tahun mendatang kami
bercita-cita terus berkomitmen untuk melaksanakan
reformasi birokrasi demi kemajuan dan kredibiltas
Kemenkeu. Diantaranya melalui program Transformasi
Kelembagaan, manajemen SDM berbasis kompetensi
(aplikasi manajemen talenta, pengembangan carrier
path, aplikasi mekanisme pensiun dini), penyempurnaan
SIMPEG, penggunaan IT secara optimal serta
pengembangan proses Reformasi Birokrasi dengan
benchmark dari institusi nasional dan internasional.
Demikian sekilas pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kemenkeu pada tahun 2012. Semoga pelaksanaan
Reformasi Birokrasi ini mampu mendukung terwujudnya
harapan dan cita-cita Kemenkeu untuk “Menjadi Pengelola
Keuangan dan Kekayaan Negara yang Dipercaya
dan Akuntabel dan Terbaik di Tingkat Regional untuk
Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan
Berkeadilan”.
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
PENDAHULUAN
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Program
Manajemen Perubahan
LANGKAH PROGRESIF MENGATASI TANTANGAN
Laporan Tahunan 2012 • PT Indika Energy Tbk.
5
Program
Manajemen Perubahan
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
6
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional Republik
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Kementerian Keuangan diamanahi tugas sebagai
pengelola keuangan dan kekayaan negara. Untuk itu,
sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan memberanikan
diri melaksanakan suatu reformasi birokrasi. Reformasi
birokrasi ini diharapkan mampu membawa Kementerian
Keuangan menjadi institusi yang lebih melayani, akuntabel,
dan transparan.
Perjalanan Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan
telah memasuki usia setengah dekade. Disahkannya
KMK Nomor 185/KMK.01/2012 tentang Roadmap
Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Tahun 2010-
2014 di awal tahun 2012 menjadi momen penting dalam
sejarah Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan (RB
Kemenkeu). Pengesahan keputusan menteri ini merupakan
komitmen nyata Kementerian Keuangan untuk terus
melaksanakan perbaikan melalui reformasi birokrasi. Selain
itu, pembuatan roadmap reformasi birokrasi merupakan
amanah Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 yang disusun
oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) untuk menjadi
pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi di seluruh K/L
dan Pemda di Indonesia.
Bersama dengan pengesahan roadmap RB Kemenkeu itu
pula, tiga pilar utama yang menjadi penyokong reformasi
birokrasi Kementerian Keuangan selama 4 tahun terakhir
berubah menjadi 9 program. Sembilan program tersebut
merupakan aplikasi 8 area perubahan yang diamanahkan
oleh Kemenpan RB melalui Permenpan Nomor 20 Tahun
2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014.
Sembilan program tersebut terdiri atas (1) Manajemen
Perubahan, (2) Penataan Peraturan Perundang-Undangan,
(3) Penataan Penguatan Organisasi, (4) Penataan
Tatalaksana, (5) Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur, (6) Penguatan Pengawasan, (7) Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik, dan (9) Monitoring dan Evaluasi.
Peranan Kementerian Keuangan dalam proses reformasi
birokrasi nasional tidak hanya tertulis di atas kertas. Sejak
dilaksanakannya RB Kemenkeu, kinerja Kementerian
Keuangan terus meningkat. Salah satunya terlihat dalam
peningkatan penerimaan negara di bidang perpajakan yang
saat ini mencapai angka 300% dari penerimaan negara
di bidang perpajakan pada awal inisiasi RB Kemenkeu.
Berbagai kantor layanan telah melakukan modernisasi dan
proses pelayanan telah dilaksanakan jauh lebih cepat dari
sebelumnya. Keberhasilan pelaksanaan RB Kemenkeu juga
menjadi benchmark bagi K/L, Pemda bahkan perusahaan
LATAR BELAKANG
DASAR HUKUM
PENYUSUNAN LAPORAN
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
BUMN. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
permintaan studi banding maupun sharing knowledge
tentang pelaksanaan RB Kemenkeu dari pihak-pihak
tersebut.
Sesuai dengan Roadmap RB Kemenkeu, pada tahun
2012 Kemenkeu melaksanakan program-program yang
telah direncanakan. Pada tahun ini ada dua kegiatan yang
merupakan kegiatan baru dan belum pernah dilaksanakan
pada tahun sebelumnya yaitu Survey Kepuasan Pegawai
serta Penyusunan Job Family dan Job Competency.
Sedangkan 16 kegiatan lainnya merupakan lanjutan dan
pengembangan dari kegiatan-kegiatan yang juga telah
dilaksanakan di tahun 2011.
Dalam Diktum KEDUA Keputusan Menteri Keuangan
Nomor KMK 56/KMK.01/2012 tentang Pembentukan
Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
Pusat Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2012,
mengamanatkan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi
dan Transformasi Kelembagaan Pusat untuk menyusun
Laporan Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
7
Pendahuluan
TUJUAN
PENYUSUNAN LAPORAN
SISTEMATIKA
PENULISAN
Laporan kegiatan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan Pusat yang disampaikan secara berkala
bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi
dalam rangka pelaksanaan good governance. Dengan
adanya laporan tersebut diharapkan jajaran di lingkungan
Kementerian Keuangan dapat memiliki informasi yang
akurat dan komprehensif, yang menjadi salah satu faktor
dalam mendukung kebijakan Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.
Laporan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan Tahun Anggaran 2012 disusun dengan
sistematika sebagai berikut.
Bab I memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan
laporan, tujuan penyusunan laporan, dan sistematika
penulisan laporan.
Latar belakang berisi penjelasan singkat proses perjalanan
reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan.
Bab II memuat pelaksanaan program manajemen
perubahan melalui internalisasi nilai-nilai Kementerian
Keuangan yang mencakup kegiatan: Workshop Pelatihan
Change Leader, Training of Trainers (TOT), Monitoring,
Chane Agent Sharing Session, Survei Kepuasan Pegawai,
dan Penyempurnaan Roadmap Reformasi Birokrasi.
Bab III memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di
bidang Penataan Peraturan Perundang-undangan.
Bab IV memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Penataan dan Penguatan Organisasi yang
mencakup: Penataan Organisasi, Kantor Pelayanan
Percontohan, dan Analisis Beban Kerja.
Bab V memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Penataan Tatalaksana yang mencakup kegiatan:
Pelaksanaan Evaluasi atas Ketaatan terhadap Grand
Design IT dan Pembangunan SOP.
Bab VI memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia Aparatur yang mencakup kegiatan: Kajian Fringe
Benefit untuk Jabatan Fungsional, Analisi dan Evaluasi
Jabatan, Assessment Center, Penyempurnaan SIMPEG,
Diklat Berbasis Kompetensi dan Diklat Kompetensi Khas,
Penataan Pegawai, Manajemen Talenta, dan Pembangunan
Aplikasi Pengelolaan Kinerja Pegawai.
Bab VII memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Penguatan Pengawasan yang mencakup
kegiatan: Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Proses penyusunan
laporan keuangan sesuai ketentuan, Peningkatan
pelaksanaan anggaran sesuai rencana, E-Procurement,
dan Penerapan pengendalian intern di lingkungan
Kementerian Keuangan.
Bab VIII memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja yang mencakup
kegiatan: Review Kontrak Kinerja, Penyempurnaan Peta
Strategi Kemenkeu-Wide 2012, dan Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Pemerintah Kementerian Keuangan.
Bab IX memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi
di bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang
mencakup kegiatan: Penyusunan Standard Layangan
Unggulan dan Survei Opini Kepuasan Pelanggan.
Bab X memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di
bidang Monitoring dan Evaluasi yang mencakup kegiatan:
Quality Assurance serta Monitoring dan Evaluasi IKU.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
8
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
PROGRAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
BAB 1
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
9
Program
Manajemen Perubahan
LANGKAH PROGRESIF MENGATASI TANTANGAN
Laporan Tahunan 2012 • PT Indika Energy Tbk.
9
Program
Manajemen Perubahan
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
10
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Perubahan merupakan keniscayaan bagi sebuah
organisasi yang sedang melaksanakan reformasi
birokrasi. Perubahan tersebut dilaksanakan dalam rangka
mentransformasi keadaan organisasi saat ini menjadi
keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan
tersebut meliputi struktur, proses, orang, pola pikir dan
budaya kerja. Pelaksanakan perubahan ini tidak mudah
mengingat perubahan seringkali sulit diterima oleh individu
di dalam organisasi. Diperlukan komunikasi, tranparansi
dan keterlibatan semua pihak untuk dapat mengurangi
resistensi tersebut dan memunculkan dukungan dalam
proses perubahan.
Dalam mengelola perubahan di Kementerian Keuangan,
Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
melaksanakan beberapa program yang bertujuan untuk
mempersiapkan sarana dan SDM untuk mendukung setiap
perbaikan yang dilaksanakan melalui Reformasi Birokrasi.
Dalam rangka memperbaiki budaya kerja dan mind-set
pegawai, Kementerian Keuangan melakukan internalisasi
nilai-nilai Kementerian Keuangan kepada pejabat dan
pegawai.
Program internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan
terdiri atas Workshop Change Leader untuk pejabat eselon
II, Training for Trainer Change Agent untuk pelaksana, dan
Sharing Session Change Agent. Keseluruhan kegiatan ini
dievaluasi melakukan kegiatan monitoring internalisasi nilai-
nilai Kementerian Keuangan.
Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang diyakini
sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindak dan
mengambil keputusan. Nilai-nilai inilah yang akan memandu
kita dalam menentukan baik/buruk dan benar/salahnya
suatu tindakan. Sebagai panduan moral, nilai-nilai ini
telah didefinisikan secara jelas supaya dapat memberikan
petunjuk yang nyata dalam kehidupan setiap Pegawai baik
individu maupun organisasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/
KMK.01/2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
tanggal 12 September 2011 telah ditetapkan 5 Nilai,
perilaku utama, dan contoh-contoh perilaku yang sesuai
dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan internalisasi
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan tahun 2011
berupa perumusan, peluncuran, dan Kick Off Nilai-
Nilai Kementerian Keuangan, pada tahun 2012 telah
dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai proses
internalisasi lanjutan yang antara lain bertujuan untuk:
INTERNALISASI NILAI-NILAI
KEMENTERIAN KEUANGAN
1.	 Memahami pentingnya transformasi budaya
Kementerian Keuangan;
2.	 Memahami makna Nilai-Nilai dan Perilaku Utama
Kementerian Keuangan;
3.	 Memberi pemahaman peran jajaran pimpinan sebagai
Change Leader/Change Champion;
4.	 Menggalang komitmen bersama untuk mendukung
keberhasilan transformasi budaya Kementerian
Keuangan; dan
5.	 Merumuskan usulan program Budaya Kementerian
Keuangan.
Kegiatan internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
pada tahun 2012 meliputi:
1.	Workshop Pelatihan Change Leader
Workshop dilaksanakan dengan metode kombinasi
sejumlah pendekatan yang terdiri dari pemaparan
materi oleh narasumber, diskusi kelompok, presentasi
kelompok, dan tayangan film pendek serta simulasi
(games). Pembahasan mencakup materi pentingnya
transformasi budaya Kementerian Keuangan,
makna Nilai-Nilai dan Perilaku Utama Kementerian
Keuangan, peran jajaran pimpinan sebagai Change
Leader/Change Champion, dan komitmen bersama
untuk mendukung keberhasilan transformasi
budaya Kementerian Keuangan serta tugas Change
Leader/Change Champion untuk menetapkan
arahan strategis, memutuskan Nilai-Nilai Budaya
Kerja dan Perilaku Utama Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan, menyetujui program transformasi budaya,
menyelesaikan isu-isu strategis; dan menjadi figur
panutan.
Workshop diikuti oleh 91 Pejabat Eselon II seluruh
unit di lingkungan Kementerian Keuangan baik kantor
pusat maupun kantor vertikal dengan didampingi
oleh narasumber pada tanggal 10 sampai dengan 12
April 2012, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta.
Workshop menghasilkan Perilaku-perilaku yang
harus segera dihentikan (stop) karena tidak selaras
dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan; Perilaku-
perilaku yang perlu dimulai (start) untuk dibangun dan
ditumbuhkembangkan karena belum dijalankan secara
merata oleh Pegawai pada umumnya; dan Perilaku-
perilaku yang saat ini sudah baik dan selaras dengan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan perlu dilanjutkan
(continue) (Lampiran I).
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
11
Program
Manajemen Perubahan
3.	 Monitoring
Untuk mengukur efektivitas pelaksanaan Internalisasi
dan Sosialisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
yang telah dilaksanakan sepanjang Tahun 2012, perlu
dilakukan kegiatan Monitoring penerapan Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan pada beberapa unit kerja
Eselon II yang dipilih secara random.
Kegiatan kunjungan monitoring dilaksanakan pada
tanggal 19 sampai dengan 22 November 2012
oleh Pejabat dan Pegawai pada Biro Sumber Daya
Manusia, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan
dengan didampingi oleh Narasumber ke 15 (lima
belas) unit kerja yang berada di beberapa kantor
pusat maupun vertikal di Jakarta yang ditentukan
berdasarkan lokasi maupun wilayah kerja Change
Agent yang telah mengikuti Training Of Trainer (TOT)
Change Agent padba bulan Mei 2012 yang meliputi:
Unit Eselon I
No Unit Eselon II
19 Nov 2012
20 Nov 2012
20 Nov 2012
20 Nov 2012
20 Nov 2012
21 Nov 2012
21 Nov 2012
21 Nov 2012
21 Nov 2012
21 Nov 2012
22 Nov 2012
22 Nov 2012
22 Nov 2012
22 Nov 2012
22 Nov 2012
DJP
SEKJEN
DJKN
DJPU
BKF
DJA
DJPK
IRJEN
SEKJEN
DJP
DJPBN
DJBC
DJBC
DJKN
BPPK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sekretariat Ditjen Pajak
Biro Sumber Daya Manusia
Sekretariat Ditjen Kekayaan Negara
Sekretariat Ditjen Pengelolaan Utang
Sekretariat BKF
Sekretariat Ditjen Anggaran
Sekretariat Ditjen Perimbangan Keuangan
Inspektur Bidang Investigasi – Bag Kepegawaian
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
Kanwil DJP Jakarta Wajib Pajak Besar
Kanwil DJPBN Jakarta
Kantor Wilayah DJBC Banten
Sekretariat Ditjen Bea dan Cukai
Kanwil VII DJKN Jakarta
Sekretariat BPPK
Tanggal
Kunjungan
2.	 Training of Trainers (TOT)
Setelah membentuk Pejabat Eselon II sebagai Change
Leader di lingkungan Kementerian Keuangan, langkah
selanjutnya adalah membentuk Change Agent di
lingkungan Kementerian Keuangan yang terdiri dari
Pejabat Eselon III dan Eselon IV yang bertugas secara
aktif mensosialisasikan, mempengaruhi lingkungan
kerjanya untuk berperilaku sebagaimana diharapkan,
secara proaktif mengidentifikasi dan menyelesaikan
isu-isu implementasi, menjadi figur panutan (role
model). Para Change Agent dibekali sebagai Trainer
untuk dapat mempersiapkan Change Agent-
Change Agent yang baru di berbagai unit organisasi
sehingga mempercepat proses internalisasi Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan.
Training Of Trainer (TOT) Change Agent
diselenggarakan pada tanggal 7 sampai dengan 31
Mei 2012 dengan dihadiri oleh 142 peserta yang
terdiri dari Pejabat Eselon III dan Eselon IV terpilih
yang dibagi menjadi 6 Batch. Salah satu tujuan
Pelaksanaan Training Of Trainer adalah melakukan
cascading terhadap Perilaku-perilaku yang harus
segera dihentikan (stop) karena tidak selaras dengan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan; Perilaku-perilaku
yang perlu dimulai (start) untuk dibangun dan
ditumbuhkembangkan karena belum dijalankan secara
merata oleh Pegawai pada umumnya; dan Perilaku-
perilaku yang saat ini sudah baik dan selaras dengan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan perlu dilanjutkan
(continue) yang telah dirumuskan sebelumnya dalam
Workshop Change Leader (Lampiran II).
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
12
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Metode monitoring menggunakan kombinasi sejumlah
pendekatan yaitu:
1.	 melaksanakan Focus Group Discussion (FGD)
bersama Jajaran Pimpinan dan Change Agent
dari direktorat terkait;
2.	 membagikan angket/kuesioner secara sampling
(10 – 20 pegawai per unit Kerja) dan melakukan
wawancara/FGD dengan pegawai (jumlah total
pegawai yang mengisi angket/kuesioner: 331 dari
15 unit kerja); dan
3.	 melakukan pengamatan langsung di lapangan/
kunjungan keliling di unit kerja.
Berdasarkan kunjungan monitoring dapat diketahui
bahwa hampir seluruh Change Agent telah melakukan
sosialisasi melalui metode dan intensitas yang
berbeda-beda antara lain yaitu:
1.	 secara informal;
2.	 secara intensif menggunakan berbagai
pendekatan/media;
3.	 menerapkan program-program budaya untuk
mengakselerasi proses internalisasi;
4.	 melibatkan pegawai sebagai tim monitoring
implementasi program budaya; dan
5.	 Pimpinan secara khusus meminta sosialisasi
dilakukan dalam setiap sesi pelatihan yang
diselenggarakan oleh Direktorat
Hasil monitoring terhadap pengetahuan Nilai-Nilai
dan Perilaku Utama serta pemahaman makna Nilai
Pegawai Kementerian Keuangan yaitu sebagai berikut:
4.	 Change Agent Sharing Session
Untuk memberikan wadah kepada para Change
Agent di lingkungan Kementerian Keuangan dalam
berbagi pengalaman dan saling memotivasi antara
yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat lebih
bersemangat dalam melakukan Internalisasi dan
Sosialisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, serta
untuk saling membantu memecahkan permasalahan
yang terjadi dalam menerapkan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan di lingkungan unit kerja masing-masing
telah dilaksanakan kegiatan Change Agent Sharing
Session.
Kegiatan Change Agent Sharing Session dilaksanakan
pada hari Minggu tanggal 9 Desember 2012 yang
dipimpin oleh Menteri Keuangan dengan dihadiri
oleh para Wakil Menteri Keuangan, para Pejabat
Eselon I, sejumlah Pejabat Eselon II (Change Leader),
142 Pejabat Eselon III dan IV yang telah mengikuti
TOT Change Agent 2012, dan sejumlah pejabat di
lingkungan Kementerian Keuangan yang mengikuti
Executive Training pada tahun 2011 dan 2012.
PENGETAHUAN NILAI-NILAI
DAN PERILAKU UTAMA
PEMAHAMAN MAKNA NILAI
Tahu
51%
82% 18%
49%
Paham
Belum Tahu
Belum Paham
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
13
Program
Manajemen Perubahan
5.	 Survei Kepuasan Pegawai Di Lingkungan
Kementerian Keuangan Tahun 2012
Survei kepuasan pegawai Kementerian Keuangan
dimaksudkan untuk mengukur persepsi kepuasan dan
ekspektasi pegawai Kementerian Keuangan terhadap
kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian
Keuangan saat ini. Pelaksanaan survei tidak hanya
dilakukan pada pegawai di lingkungan kantor pusat
saja, akan tetapi juga meliputi pegawai pada kantor
vertikal. Hasil survei kepuasan pegawai ini dapat
digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan
suatu organisasi dalam memberdayakan pegawainya
untuk menghasilkan kerja yang optimal secara efektif
dan efisien.
Tujuan dilakukan survei ini adalah:
a.	 Mengetahui tingkat kepuasan pegawai
Kementerian Keuangan terhadap kondisi
tata kelola SDM dan organisasi Kementerian
Keuangan saat ini;
b.	 Mengetahui ekspektasi pegawai atas kondisi
tata kelola SDM dan organisasi Kementerian
Keuangan saat ini;
c.	 Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat
kepuasan pegawai pada semua unsur/faktor yang
mempengaruhi kepuasan;
d.	 Merumuskan rekomendasi kebijakan tata kelola
SDM dan organisasi Kementerian Keuangan.
Dasar hukum atas kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a.	 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999;
b.	 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia;
c.	 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2005 tentang Unit Organisasi, dan Tugas
Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
d.	 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 – 2025;
e.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2010 – 2014;
f.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
10 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Manajemen Perubahan;
g.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
11 tahun 2011 tentang Kriteria dan Ukuran
Keberhasilan Reformasi Birokrasi;
h.	 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
i.	 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun
2012 pada Kriteria 7 yaitu Hasil Sumber Daya
Manusia Aparatur.
Indikator terpenting kualitas pelayanan stakeholders
internal adalah tingkat kepuasan pegawai. Tingkat
kepuasan pegawai memiliki pengaruh yang kuat
atas pelayanan dan kinerja pegawai. Apabila tingkat
kepuasan pegawai rendah maka akan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai secara keseluruhan.
Mengingat pentingnya hal ini, maka merupakan
tantangan berat yang harus dihadapai dalam proses
reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Untuk
mewujudkan tujuan kepuasan tersebut, telah dilakukan
upaya perbaikan dan/atau penyempurnaan, yang
meliputi lingkungan kerja, fasilitas, penghasilan,
pengembangan kompetensi, kebijakan pola mutasi
dan promosi pegawai.
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-Wide
Kementerian Keuangan tahun 2012, diberikan target
pencapaian Indeks Kepuasan Pegawai adalah 3,04
yang merupakan rata-rata dari target unit eselon I.
Target 11 unit eselon I adalah 3, sedangkan target
untuk Badan Kebijakan Fiskal adalah 3,5.
Survei Kepuasan Pegawai (SKP) Kementerian
Keuangan mengukur persepsi kepuasan dan
ekspektasi pegawai Kementerian Keuangan terhadap
kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian
Keuangan saat ini. Unit yang terkait dengan tata
kelola SDM adalah Sekretariat Jenderal dan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sedangkan yang
terkait dengan organisasi adalah Sekretariat Jenderal.
Pelaksanaan survei tidak hanya dilakukan pada
pegawai di lingkungan kantor pusat saja, akan tetapi
juga meliputi pegawai pada kantor vertikal termasuk
kantor layanan. Hasil survei kepuasan pegawai
ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator
keberhasilan suatu organisasi dalam memberdayakan
pegawainya untuk menghasilkan kerja yang optimal
secara efektif dan efisien.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
14
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
a.	 Waktu Pelaksanaan
	 Kegiatan pengisian survei secara online
diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober
sampai dengan 9 November 2012. Responden
yang mengikuti Survei Kepuasan Pegawai
adalah seluruh pegawai Kementerian Keuangan;
sedangkan untuk in-depth interview dipilih secara
random 10 orang responden dari 5 kota besar,
yaitu Medan, Balikpapan, Makassar, Surabaya,
dan Batam. Kuesioner diberikan kepada
responden secara online, melalui alamat website
www.surveiku.depkeu.go.id, sedangkan untuk
in-depth interview, data dikumpulkan melalui
wawancara langsung kepada responden terpilih.
b.	 Jumlah Responden
	 Jumlah responden pada pelaksanaan Survei
Kepuasan Pegawai (SKP) Kementerian
Keuangan sebanyak 38.894 responden, dengan
pengelompokan sebagai berikut:
1.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan jenis kelamin, dapat diperoleh
data responden didominasi oleh pegawai
dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah
28.866 pegawai (74,22%), sedangkan
responden pegawai dengan jenis kelamin
perempuan sejumlah 10.028 pegawai
(25,78%).
2.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan usia, dapat diperoleh informasi
bahwa tingkat partisipasi survei pada
umumnya diikuti oleh pegawai lingkup
Kementerian Keuangan secara hampir
merata, dengan jumlah responden 12.255
pegawai untuk usia kurang dari 30 tahun
(31,51%), responden sejumlah 10.942
pegawai untuk usia 31 – 40 tahun (28,13%),
responden sejumlah 8.966 pegawai untuk
usia 41 – 50 tahun (23,05%), dan responden
sejumlah 6.731 pegawai untuk usia di atas
50 tahun (17,31%).
3.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan masa kerja, dapat diperoleh
informasi bahwa responden yang mengisi
survei kepuasan pegawai, secara umum
didominasi oleh pegawai dengan masa kerja
di atas 10 tahun dengan rincian pegawai
dengan masa kerja 11 s.d. 20 tahun
sebanyak 12.000 responden (30,85%) dan
pegawai dengan masa kerja di atas 20 tahun
sebanyak 11.716 pegawai (30,12%).
4.	 Berdasarkan tingkat pendidikan formal,
dapat diperoleh data responden bahwa
responden didominasi oleh pegawai dengan
tingkat pendidikan sarjana (S1) atau Diploma
IV sebesar 38,14%, selanjutnya tingkat
pendidikan di bawah Diploma III sebesar
31,31%. Responden pegawai dengan
tingkat pendidikan S2/S3 (5.085 pegawai)
hampir sama tingkat partisipasinya dibanding
pegawai dengan latar belakang pendidikan
formal Diploma III (6.796 pegawai).
5.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan golongan pegawai, dapat
diperoleh informasi dari 38.894 responden,
terdapat 23.179 pegawai (59,60%) mayoritas
yang berasal dari pegawai dengan ruang
golongan III sedangkan minoritas responden
berasal dari golongan I sebanyak 20 pegawai
(0.05%).
6.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan jabatan pegawai, dapat
diperoleh informasi bahwa jumlah responden
secara proporsional didominasi oleh
pelaksana sejumlah 31.296 pegawai
(80,46%) dan terus berkurang proporsinya
sesuai dengan kapasitas jabatan yang
tersedia di Kementerian Keuangan.
7.	 Untuk pengelompokan responden
berdasarkan unit kerja pegawai yang
bersangkutan, dapat diperoleh informasi
bahwa dari total responden seluruh
Kementerian Keuangan sejumlah 38.894
pegawai, responden didominasi oleh
pegawai dari Direktorat Jenderal Pajak
sejumlah 17.128 pegawai (44,04%).
Selanjutnya berturut-turut Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sejumlah 7.637 pegawai
(19,64%) dan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai sejumlah 7.265 pegawai (18,68%).
Kepuasan pegawai merupakan salah satu indikator
dari terpenuhinya harapan dan kebutuhan pegawai.
Kepuasan pegawai merupakan suatu keadaan dimana
keinginan harapan dan kebutuhan pegawai dapat
dipenuhi dengan baik, sementara ketidakpuasan
pegawai merupakan gambaran bahwa apa yang
diinginkan pegawai tidak tersedia dalam pekerjaan
atau lingkungan kerja. Dengan diketahui tingkat
kepuasan pegawai, maka hal tersebut dapat
dijadikan umpan balik (feedback) bagi pimpinan untuk
merumuskan kebijakan dalam lingkup Kementerian
Keuangan Republik Indonesia dalam rangka perbaikan
kinerja pegawai secara terus menerus ke arah yang
lebih baik (continuous improvement).
c.	 Sesuai Target Indikator Kinerja Utama
	 Pada tahun 2012, target pencapaian Indikator
Kinerja Utama Kementerian Keuangan untuk
Indeks Kepuasan Pegawai diberikan target
minimal pada angka indeks 3, 04.
	 Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata skor
tingkat kepuasan untuk keseluruhan Kementerian
Keuangan adalah 3,39 Sementara itu, untuk
masing-masing unit layanan eselon I, berkisar
antara 3,13 di Direktorat Jenderal Anggaran
sampai dengan 3,53 di Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai
merasa puas atas terpenuhinya kebutuhan serta
harapannya, namun demikian kualitas pelayanan
tersebut masih perlu ditingkatkan.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
15
Program
Manajemen Perubahan
Pada tahun 2012, target pencapaian Indikator Kinerja
Utama Kementerian Keuangan untuk Indeks Kepuasan
Pegawai diberikan target minimal pada angka indeks
3, 04.
Kepuasan pegawai juga dilihat berdasarkan variabel
dan indikatornya. Variabel yang diteliti dalam penelitian
ini meliputi (1) Pandangan terhadap Penugasan/
Pekerjaan, (2) Imbalan, (3) Pengembangan
Kompetensi/Skill Pegawai, (4) Mutasi/Rotasi Pegawai,
(5) Supervisi, dan (6) Rekan Kerja.
Gambar 2 memperlihatkan bahwa skor kepuasan
untuk semua variabel lebih tinggi dari 2,50. Variabel
yang dinilai responden mempunyai nilai tertinggi adalah
Rekan kerja, dengan skor rata-rata 3.66. Setelah
itu disusul oleh Supervisi, dengan skor 3.56 dan
RATA-RATA SKOR PER ESELON I
2.90 3.00 3.10 3.20 3.30 3.40 3.50 3.60
Kemenkeu 3.39
Setjen 3.18
DJA 3.13
DJP 3.32
DJBC 3.53
DJPB 3.42
DJKN 3.52
DJPK 3.25
DJPU 3.19
ITJEN 3.38
BAPEPAM LK 3.44
BKF 3.21
BPPK 3.33
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pekerjaan, dengan skor 3.88. Sementara variabel yang
mendapatkan penilaian skor terendah adalah Mutasi/
Rotasi Pegawai, dengan skor 2,88, dan kemudian
disusul dengan unsur imbalan, dengan skor 3.12. Hal
ini menunjukkan bahwa 2 (dua) variabel yaitu “Mutasi/
Rotasi Pegawai” yang meliputi memadainya kebijakan
pola mutasi/rotasi jabatan, konsistensi penerapan pola
mutasi/rotasi sesuai ketentuan, pengetahuan pegawai
pengelola kepegawaian tentang pola mutasi/rotasi
jabatan, dinilai pegawai relatif lebih rendah dibanding
variabel lainnya.
Gambar 1: Rata-Rata Skor Tingkat Kepuasan
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
16
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
RATA-RATA SKOR PER VARIABEL
2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80
Pekerjaan 3.44
imbalan 3.12
Pengembangan Kompetensi/
Skill Pegawai
Kepuasan Pegawai
Secara Keseluruhan
Bekerja di Kementerian
Keuangan
Puas Tidak Puas Cukup Puas
Kesesuaian Bidang
Tugas/Pekerjaan dengan
Keahlian atau Minat
Pegawai
Kesesuaian Jabatan
Saat ini dengan Keahlian,
Pendidikan dan Masa
Kerja yang Dilalui
Kesesuaian Tempat
Penugasan/Kerja
dengan Harapan
Pegawai
3.19
Mutasi/Rotasi Pegawai 2.88
Supervisi 3.56
Rekan kerja 3.66
d.	 Analisis Data
1.	 Analisis Statistika Deskriptif
Berdasarkan Gambar 3, 55,55% menyatakan
puas, 23,10% menyatakan cukup puas
dan 12,35% menyatakan tidak puas. Hasil
ini menunjukan bahwa sebagian besar
pegawai sudah puas dengan statusnya
sebagai pegawai Kementerian Keuangan.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Sedangkan tingkat ketidak-kepuasan
pegawai pada indikator “Kesesuaian bidang
tugas/pekerjaan dengan keahlian atau
minat pegawai”, “Kesesuaian jabatan saat
ini dengan keahlian, pendidikan dan masa
kerja yang dilalui”, “Kesesuaian tempat
penugasan/kerja dengan harapan pegawai”
menunjukkan peningkatan pernyataan “tidak
puas” yang signifikan, yakni berturut-turut
sebesar 21,41%, 22,29% dan 20,51%.
32.10%
55.55%
12.35%
30.96%
46.75%
22.29%
27.01%
51.58%
21.41%
30.45%
49.04%
20.51%
Gambar 2 : Skor Variabel Kepuasan Pegawai Kementerian Keuangan RI Tahun 2012
Gambar 3 : Kepuasan Atas Pandangan Terhadap Penugasan atau Pekerjaan Saat Ini
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
17
Program
Manajemen Perubahan
Terkait ketidakpuasan pegawai pada mutasi/
rotasi, beberapa responden menyebutkan
bahwa tidak berjalannya pola mutasi dapat
menyebabkan efek negatif ketika seorang
pejabat menduduki suatu posisi terlalu lama.
Mutasi hendaknya mempertimbangkan
pengembangan kompetensi pegawai
sehingga dapat mencegah demotivasi
pegawai. Selain itu rotasi antar bagian
juga diperlukan oleh para pegawai untuk
mendapatkan pemahaman secara
menyeluruh terhadap tugas dan fungsi unit
kerja.
Beberapa pegawai juga mengeluhkan
asuransi yang dimiliki pegawai Kementerian
Keuangan. Sampai saat ini asuransi pegawai
ditanggung oleh Askes. Namun demikian
pelayanan yang diberikan oleh Askes dirasa
masih sangat kurang. Rumitnya prosedur
untuk meminta rujukan dari puskesmas
sebelum diterima di rumah sakit membuat
pegawai urung menggunakan fasilitas
Askes. Selain itu, kurang lengkapnya fasilitas
yang bisa ditanggung oleh Askes membuat
Sumber: Hasil Pengolahan Data
para responden beranggapan bahwa
fasilitas Askes tidak banyak membantu.
Beberapa responden menyarankan untuk
menambahkan jumlah premi dari penghasilan
pribadi sehingga fasilitas yang didapat dari
Askes lebih maksimal.
Seperti halnya dalam pandangan pegawai
Kementerian Keuangan secara umum,
indikator tingkat kepuasan pegawai pada
variabel “Kesesuaian bidang tugas/pekerjaan
dengan keahlian atau minat pegawai”,
“Kesesuaian jabatan saat ini dengan keahlian,
pendidikan dan masa kerja yang dilalui”,
“Kesesuaian tempat penugasan/kerja dengan
harapan pegawai”menunjukkan pernyataan
“tidak puas” yang cukup signifikan. Hal ini
salah satunya dipengaruhi oleh rasa tidak
puas pada pola mutasi dan promosi dimana
dirasakan bahwa penerapan pola mutasi
dan promosi yang tidak jelas menyebabkan
cukup banyak posisi yang dinilai tidak sesuai/
tidak memenuhi harapan pegawai.
2.	 Analisa Biplot
XDJBC
BKF
DJP
DJPB
DJBC
DJKN
Itjen
BPPK
BapepamLK
Pandangan terhadap Penugasan / Pekerjaan Saat ini
Semakin Baik
Pekerjaan
Imbalan
Pengembangan Kompetensi / Skill Pegawai
Mutasi / Rotasi Pegawai
Supervisi
Rekan kerja
0.8
0.3
0.7 0.2
0.2
0.7
0.3 0.8
DJPK
Setjen
DJA DJPU
X34
X32
X35
X31
X2
X36
X33
Gambar 4 : Biplot antar Unit Eselon I dengan Variabel Kepuasan
X33
X34
X32
X36
X2
X35
X31
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
18
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Dalam penelitian ini dua variabel yang
digambarkan keterkaitannya adalah skor
kepuasan pegawai berdasarkan variabel
kepuasan untuk menilai keberhasilan
organisasi dalam memenuhi harapan
pegawainya dan antar unit eselon I yang
disurvei. Keterkaitan antar variabel ini
menunjukkan hubungan positif antar unit
eselon I dan nilai skor kepuasan. Artinya,
semakin dekat posisi dalam gambar atau
semakin kecil sudut diantaranya, maka
unit eselon I tersebut dicirikan dengan skor
yang tinggi dari variabel kepuasan, demikian
sebaliknya.
Berdasarkan Gambar 4. terlihat bahwa
semua variabel kepuasan (7 variabel) yaitu
variabel Pandangan terhadap penugasan/
pekerjaan saat ini, variabel Pekerjaan,
variabel Imbalan, variabel Pengembangan
Kompetensi/Skill Pegawai, variabel Mutasi/
Rotasi Pegawai, variabel Supervisi dan
variabel Rekan Kerja mengarah pada satu
arah. Hal tersebut menunjukkan keterkaitan
yang erat antara variabel kepuasan yang
satu dengan lainnya, contoh seperti indikator
X33 dan X34. Untuk indikator X32, X33, dan
X34 menunjukkan bahwa responden yang
menjawab kelompok sangat puas dan puas
dengan sangat tidak puas dan tidak puas
range-nya besar.
Diperoleh deskripsi bahwa variabel kepuasan
yang paling erat (berdekatan sumbu birunya
antar variabel dalam gambar biplot) adalah
X2, X31 dan X35 yaitu variabel pandangan
terhadap penugasan/pekerjaan saat ini,
variabel pekerjaan dan variabel supervisi.
Meskipun variabel kepuasan lainnya
sebenarnya memiliki korelasi positif dengan
tingkat kepuasan pegawai terhadap kondisi
kerja dan layanan kepegawaian serta
organisasi Kementerian Keuangan RI secara
umum.
3.	Analisis Importance Performance Analysis
(IPA)
Diagram IPA
Kepentingan
Kepuasan
4.30
4.25
4.20
4.15
4.10
4.05
4.00
2.6 2.8
x324
x341
x325
x322
x321
x331
x319
x314
x3110
x315 x362
x352
x355 x356 x317
x3111
x312
x354
x353
x361 x363
x323
x351
x313
x311
xxx
x342
x343
3.0 3.2 3.4
3.35
3.6 3.8
Gambar 5 : Importance Performance Analysis – Variabel Kepuasan
Sumber: Hasil Pengolahan Data
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
19
Program
Manajemen Perubahan
Berdasarkan Diagram IPA diatas, rata-rata
jawaban untuk tingkat “Kepentingan” adalah
4,14. Sedangkan rata-rata jawaban untuk
tingkat “Kepuasan” adalah 3,35, sehingga
dapat dikatakan rata-rata jawaban responden
terhadap tingkat kepentingan lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat kepuasan.
Range nilai untuk tingkat kepuasan
responden pada masing-masing pernyataan
lebih bervariasi dibandingkan dengan range
nilai untuk tingkat kepentingan.
Seperti terlihat dalam diagram, sebagian
besar pernyataan berada pada kuadran
II dan III dan hanya sedikit yang berada di
kuadran I dan IV. Pernyataan-pernyataan
yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan
perbaikan dalam rangka peningkatan
kepuasan pegawai (Kuadran I) adalah
sebagai berikut:
c.	Hasil In-depth Interview
	 Berdasarkan hasil In-depth interview yang
dilakukan sebagai bahan penunjang hasil
survei, secara umum responden menyatakan
kepuasannya terhadap penghasilan yang
diterima. Namun demikian beberapa responden
yang diinterview menyatakan bahwa beban
kerja di Kementerian Keuangan merata. Selain
itu perhitungan beban kerja sebagai indikator
kinerja kurang ideal karena hanya menghitung
berdasarkan lama pekerjaan. Beberapa
responden merasa keahlian atau latar pendidikan
(X321)
(X322)
1
2
Kesesuaian besaran TKPKN dengan kompetensi,
proses dan hasil kerja/output;
Pemenuhan asas keadilan penetapan grading (TKPKN)
antar jabatan yang setara.
mereka tidak sesuai dengan bidang tugas yang
diberikan.
	 Berdasarkan hasil in-depth interview yang
dilaksanakan oleh tim riset pada lima kota
besar, didapatkan beberapa masukan. Masukan
terbanyak adalah mengenai kejelasan pola mutasi
pegawai. Selama ini pola mutasi dinilai masih
berada dalam area abu-abu, tidak bisa ditebak.
Selain itu, mutasi sebaiknya juga memperhatikan
kalender akademik pelajar, sehingga bagi pegawai
yang memiliki anak usia sekolah tidak terlalu repot
dalam memindahkan sekolah anaknya. Dengan
adanya mutasi yang benar-benar tersistem,
diharapkan pegawai dapat lebih mempersiapkan
segala sesuatunya lebih matang, terutama perihal
tempat tinggal dan pendidikan anak-anak mereka.
	 Berikutnya, terdapat masukan untuk dilakukan
kenaikan tunjangan, mengingat tunjangan yang
diberikan dirasa belum disesuaikan dengan
tingkat inflasi yang terjadi, terlebih lagi bagi
mereka yang ditempatkan di kota dengan life
cost cukup tinggi. Indikator yang disoroti dalam
variabel imbalan lainnya adalah tentang kebijakan
cuti pegawai. Masukan yang disampaikan, yaitu
untuk cuti bersama sebaiknya tidak dimasukkan
dalam hitungan cuti tahunan. Ini dirasa
memberatkan bagi mereka yang berada jauh dari
home base.
	 Terkait pengembangan kompetensi/skill pegawai,
salah satu responden yang berlokasi di Batam
mengharapkan adanya percepatan proses
penyebaran informasi karena seringkali informasi
mengenai beasiswa dirasakan lambat.
	 Pending matters yang masih akan diselesaikan
lebih lanjut dalam kegiatan ini adalah penyusunan
matriks tindak lanjut.
Program
No
Kinerja
%
Survei Kepuasan Pegawai
1
Target Capaian
•	 Tingkat Kepuasan Pegawai
di Lingkungan Kementerian
Keuangan rata-rata 3,04,
•	 Tingkat Kepuasan Pegawai
masing-masing unit eselon
I adalah 3,00 kecuali untuk
BKF 3,50
•	 Tingkat Kepuasan Pegawai di
Lingkungan Kementerian Keuangan
adalah 3,39
•	 Tingkat Kepuasan Pegawai masing-
masing unit eselon I adalah:
DJP : 3,32
DJBC: 3,53
DJPB: 3,42
DJKN: 3,52
DJPU: 3,19
DJPK: 3,25
DJA: 3,13
ITJEN: 3,38
SETJEN : 3,18
Bapepam LK : 3,44
BKF : 3,21
BPPK : 3,33
•	 Waktu pelaksanaan survei terbatas
untuk jumlah pegawai Kementerian
Keuangan yang sangat banyak
•	 Kendala sistem IT yang sempat
down ketika diakses oleh banyak
pengguna (users)
111,5 %
110,6%
117,6%
114%
117,33%
106,33%
108,33%
104,33%
112,67%
106%
114,67%
91,71%
111%
Hambatan
Kegiatan Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
20
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
PROGRAM PENATAAN
PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN
BAB 2
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
21
Program Penataan Peraturan
Perundang undangan
Pada tahun 2012, telah dilaksanakan kegiatan penataan
peraturan perundang-undangan yang memiliki tujuan
agar proses penyusunan peraturan perudang-undangan/
kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
Kemenkeu di unit-unit eselon I sedari awal telah melibatkan
Biro Hukum, baik pada tahap perencanaan, pembahasan,
pemrosesan, penetapan, pemublikasian hingga verifikasi
atas peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka identifikasi, review, dan verifikasi peraturan
perundang-undangan pada tahun 2012, Biro Hukum telah
melaksanakan langkah-langkah berikut:
1.	 Melalui surat Sekretaris Jenderal Nomor: S-2881/
SJ/2012 tanggal 26 Desember 2012, telah dimintakan
kepada seluruh pimpinan unit eselon I untuk membuat
dan menyampaikan daftar rencana penyusunan
peraturan-perundang-undangan untuk jangka waktu
1 (satu) tahun kepada Menteri Keuangan melalui
Sekretaris Jenderal dengan tembusan Kepala Biro
Hukum. Penyusunan rencana tersebut, kemudian
dibakukan dalam Pasal 41
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 123/PMK.01/2012 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan,
Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan
Unit Organisasi Eselon I, Dan Keputusan Pimpinan
Unit Organisasi Eselon I Di Lingkungan Kementerian
Keuangan (“PMK 123/2012”), yang ditetapkan pada
tanggal 19 Juli 2012.
2.	 Biro Hukum juga telah membangun dan mengelola
aplikasi Sistem Informasi dan Monitoring Peraturan
Perundang-undangan (“Simponi”) yang digunakan
dalam rangka monitoring proses penyelesaian
peraturan perundang-undangan di lingkungan
Kemenkeu.
Dalam Aplikasi Simponi tersebut dicantumkan
keterangan menyangkut:
a.	 Nama peraturan;
b.	 Dasar hukum;
c.	 Target penyelesaian,
d.	 Unit yang bertanggung jawab; dan
e.	 Status/tindak lanjut.
Adapun Matriks Program Perencanaan Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan (Rancangan
Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden,
dan/atau Rancangan Peraturan Menteri Keuangan)
selama tahun 2012 yang terdapat dalam aplikasi
Simponi adalah sebagaimana terlampir.
Mengenai penyusunan peta peraturan perundang-
undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron pada
tahun 2012. Peta peraturan perundang-undangan
pada prinsipnya termuat dalam aplikasi Simponi
yang diantaranya mencantumkan status/tindak lanjut
peraturan perundang-undangan. Bagian status
tersebut berisi penjelasan dan kronologis penyusunan
masing-masing peraturan perundang-undangan
sejak mulai perencanaan hingga penetapan. Dengan
demikian, dari Simponi tersebut dapat diidentifikasi
peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis
dan perlu dilakukan pembahasan dengan unit terkait.
Mengenai pelaksanaan regulasi dan deregulasi
peraturan perundang-undangan pada tahun 2012,
Sesuai ketentuan Pasal 632
PMK 184/2010, Biro
Hukum melakukan pengelolaan Sistem Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum (“SJDIH”) melalui
website www.sjdih.depkeu.go.id. Situs tersebut
mempublikasikan peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan tugas Kemenkeu.
Regulasi dan deregulasi peraturan perundang-
undangan tersebut dapat dilihat dari website tersebut
sebagaimana data hardcopy pada matriks terlampir.
Dalam melaksanakan proses kegiatan Penataan Peraturan
Perundangan-undangan, dapat diidentifikasi beberapa
kendala, yaitu:
a.	 kendala dalam mendapatkan hard copy/soft copy
Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan yang sudah
ditetapkan dari unit terkait, antara lain karena dianggap
bersifat rahasia;
b.	 belum sempurnanya aplikasi Simponi, mengingat
aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba dan
masih perlu penyempurnaan lebih lanjut;
c.	 terbatasnya Sumber Daya Manusia Biro Hukum,
khususnya untuk mengelola bidang IT;
d.	 terdapat beberapa peraturan perundang-undangan
yang penyusunannya tidak melibatkan Biro Hukum,
sehingga tidak dapat secara cepat teridentifikasi oleh
Biro Hukum.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
22
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
PROGRAM PENATAAN
DAN PENGUATAN
ORGANISASI
BAB 3
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
23
Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
24
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara, disebutkan bahwa tugas
dan fungsi Kementerian Keuangan merupakan salah satu
urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 sehingga Kementerian
Keuangan tidak dapat dibubarkan tanpa persetujuan
dari Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini menandakan
bahwa kedudukan, peran, tugas, dan fungsi Kementerian
Keuangan sangat penting dan strategis.
Selanjutnya dalam Peraturan Presiden Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor
24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas,
dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, disebutkan
bahwa Kementerian Keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan
kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Tugas Kementerian Keuangan sangat berat dan
mengemban banyak peraturan perundang-undangan,
antara lain Undang-Undang (UU) di bidang Keuangan
Negara, Perbendaharaan Negara, Perpajakan,
Kepabeanan, Cukai, Pasar Modal, Kekayaan Negara,
Perasuransian, Dana Pensiun, Piutang Negara, Lelang,
Perimbangan Keuangan, Otonomi Daerah, Utang Negara,
SUKUK, dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas Menteri Keuangan.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara, tugas yang dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan merupakan salah satu tugas yang
tidak diserahkan urusannya kepada Pemerintah Daerah.
Tugas-tugas Kementerian Keuangan utamanya meliputi
optimalisasi pendapatan negara, optimalisasi pengelolaan
pembiayaan anggaran, optimalisasi pengelolaan dan
penilaian kekayaan negara, efisiensi dan efektivitas belanja
negara, pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel, kesinambungan kebijakan
fiskal, sistem pelaksanaan anggaran yang baik dan
sistem penyusunan laporan keuangan yang memadai,
menciptakan pasar modal yang teratur, wajar, efisien,
sehat, kompetitif dan melindungi kepentingan rakyat, serta
mewujudkan keuangan yang mandiri. Pelaksanaan tugas-
tugas tersebut semakin hari semakin bertambah dinamis,
berat dan kompleks serta setiap kebijakan yang diambil
oleh Kementerian Keuangan akan sangat berpengaruh
terhadap perekonomian, perdagangan, dan sosial.
Tugas-tugas tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam
Strategy Map Balance Score Card, dijabarkan dalam
6 (enam) sasaran strategis yang meliputi pendapatan
negara yang optimal, pelaksanaan belanja yang optimal,
pembiayaan yang aman bagi kesinambungan fiskal, utilisasi
kekayaan negara yang optimal, pertanggungjawaban yang
transparan dan akuntabel, dan industri pasar modal dan
jasa keuangan non-bank yang stabil, tahan uji, dan likuid.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
Keuangan yang berat dan kompleks tersebut, dibutuhkan
organisasi dan sistem ketatalaksanaan yang efektif, efisien,
responsif, jelas, pasti, transparan, akuntabel, right sizing,
independen, one stop service, built in control, dan/atau
check and balances, adaptif, dan mampu mendukung
dan mentrasformasikan tugas yang diembannya dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Organisasi Kementerian Keuangan merupakan organisasi
yang berskala sangat besar dan mempunyai instansi
vertikal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada
tingkat provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, bahkan
kelurahan. Kedudukan, tugas, fungsi, peran, dan
karakteristik Kementerian Keuangan tersebut menjadikan
organisasi Kementerian Keuangan sangat dinamis dan
memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan publik, baik
sebagai regulator maupun sebagai pemberi layanan.
Untuk itu, dibutuhkan organisasi dan sistem
ketatalaksanaan yang secara cepat mampu mengantisipasi
perubahan lingkungan agar dapat mendukung terwujudnya
tata kelola keuangan dan kekayaan negara yang efektif,
efisien, profesional, produktif, transformatif, serta sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu senantiasa dilakukan
penataan organisasi secara berkesinambungan.
Kegiatan Penataan Organisasi ini dimaksudkan
mewujudkan organisasi Kementerian Keuangan baik pada
kantor pusat, instansi vertikal maupun unit pelaksana teknis
yang efektif, efisien, responsif, jelas, pasti, transparan,
akuntabel, right sizing, independen, one stop service, built
in control, dan/atau check and balances, sesuai dengan
perkembangan kebutuhan pelaksanaan tugas, tuntutan
masyarakat, dan kemajuan teknologi.
Penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan
didasarkan pada landasan hukum diantaranya sebagai
berikut:
1.	 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara;
2.	 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
3.	 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara,
Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
4.	 Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di
Lingkungan Departemen Keuangan;
1. PENATAAN ORGANISASI
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
25
5.	 Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Prosedur, Pengusulan, Penetapan, dan Evaluasi
Organisasi Pemerintahan;
6.	 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 108 Tahun 1995 tentang Teknik
Perumusan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah;
7.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang
Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
8.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008
tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian;
9.	 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/19/M.PAN/11/2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Organisasi
Pemerintah;
10.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009
tentang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan
Departemen Keuangan.
Kegiatan penataan organisasi merupakan kegiatan
strategis yang harus dilakukan secara hati-hati, konseptual,
dan komprehensif untuk kepentingan Kementerian
Keuangan secara keseluruhan. Berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang
Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan Depertemen
Keuangan, kegiatan penataan organisasi secara garis
besar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1.	 Pengumpulan data (termasuk usulan dari unit-unit di
lingkungan Kementerian Keuangan);
2.	 Analisis/telaahan;
3.	 Pembahasan internal Kemenkeu (dengan unit-unit
eselon I terkait) dan penyiapan naskah akademis yang
menjelaskan tentang latar belakang, kondisi yang
dihadapi, dan perbandingan antara struktur organsasi
existing dengan struktur organisasi usulan, RPMK
mengenai organisasi dan tata kerja, dan dokumen
pendukung lainnya;
4.	 Usulan Menteri Keuangan kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN dan RB);
5.	 Pembahasan dengan Kementerian PAN dan RB
(bersama Sekretariat Kabinet apabila penataan
organisasi yang dilakukan berdampak pada perubahan
Peraturan Presiden);
6.	 Persetujuan dan Penetapan Peraturan Menteri
Keuangan berdasarkan persetujuan Menteri PAN
dan RB dan berdasarkan persetujuan Presiden/
ditetapkannya Perpres (apabila penataan organisasi
yang dilakukan berdampak pada perubahan Perpres).
Kajian yang dilakukan oleh Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan dalam setiap pelaksanaan program
penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan
didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi yang berlaku
secara akademis, universal, dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, namun demikian penataan organisasi
Kementerian Keuangan sangat ditentukan oleh kebijakan
strategis yang digariskan oleh pimpinan Kementerian
Keuangan dan kebijakan nasional yang digariskan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
Program penataan/modernisasi organisasi Kementerian
Keuangan yang telah diagendakan sebelumnya dan
diproses oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan pada
tahun 2012 antara lain sebagai berikut:
1.	 Pembentukan KPP WP Besar Pertambangan, KPP
Khusus Migas, dan KPP Badan Usaha Milik Negara
Dua.
Potensi penerimaan Negara dari sektor perpajakan
di bidang usaha pertambangan, minyak, dan gas
bumi relatif besar. Untuk itu, dipandang perlu untuk
menangani secara khusus aspek perpajakan di bidang
usaha pertambangan, minyak, dan gas bumi dengan
membentuk KPP WP Besar Pertambangan dan KPP
Khusus Migas. Selain itu pada saat ini KPP yang
mengadministrasikan WP Perusahaan Negara/BUMN
memiliki beban kerja relatif tinggi, untuk itu perlu
dilakukan pemecahan/penataan pengadministrasian
wajib pajak pada KPP Badan Usaha Milik Negara
menjadi KPP BUMN Satu dan KPP BUMN Dua.
Pembentukan KPP WP Besar Pertambangan, KPP
Khusus Migas, dan KPP Badan Usaha Milik Negara
Dua dilakukan dalam rangka:
a.	 meningkatkan pelayanan, penyuluhan,
pengawasan, dan kepatuhan wajib pajak;
b.	 meningkatkan intensifikasi, ekstensifikasi, dan
penerimaan pajak;
c.	 meningkatkan tertib pengadministrasian Wajib
Pajak khususnya di sektor minyak dan gas bumi;
d.	 meningkatkan keahlian petugas pajak di sektor
pertambangan, minyak dan gas bumi; dan
e.	 pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi
yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak
Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi.
2.	 Pembentukan UPT Kantor Pengolahan Data dan
Dokumentasi Perpajakan (KPDDP) di Jambi.
Pembentukan KPDDP di Jambi merupakan kelanjutan
dari program modernisasi administrasi perpajakan
yang telah dikomunikasikan dan diagendakan bersama
dengan Kementerian PAN dan RB (tahun 2007 telah
dibentuk PPDDP di Jakarta dan tahun 2011 telah
dibentuk KPDDP di Makassar). Pembentukan KPDDP
Jambi ditujukan dalam rangka:
a.	 meningkatkan kualitas, akurasi, konsistensi, dan
keamanan data dan dokumen perpajakan melalui
pemanfaatan teknologi informasi;
b.	 meningkatkan fungsi check and balances dan
meminimalisir penyalahgunaan wewenang; dan
c.	 memfokuskan kantor pelayanan pada tugas
teknis pelayanan dalam rangka meningkatkan
pelayanan dan kepatuhan wajib pajak.
Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
26
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
3.	 Pembentukan UPT Kantor Layanan Informasi dan
Pengaduan (KLIP).
	 Pembentukan KLIP ditujukan dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan penyuluhan perpajakan
serta pemahaman peraturan dan kepatuhan Wajib
Pajak yang pada gilirannya akan meningkatkan
penerimaan negara dari sektor perpajakan. Selain
itu pengaduan/keluhan yang disampaikan oleh Wajib
Pajak melalui Contact Center juga akan menjadi
masukan/umpan balik bagi pengambilan kebijakan di
lingkungan Ditjen Pajak. Unit ini berlokasi di Jakarta
dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. Sejak tahun
2007 Ditjen Pajak telah melaksanakan pilot project
Unit Inbound Call Center (Kring Pajak 500200) yang
melayani permintaan informasi perpajakan dan
penanganan keluhan dan pilot project Unit Outbound
Call Center yang menangani pemberian himbauan
kepada WP sejak tahun 2009. Kedua program
tersebut menjadi dasar pembentukan KLIP dimaksud.
4.	 Modernisasi Seluruh Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Kepabenan dan Cukai (KPPBC) dan
Pembentukan KPPBC Tipe Pratama Nanga Badau.
	 Pada prinsipnya merupakan Tahapan Modernisasi
Kepabeanan dan Cukai yang telah dimulai sejak tahun
2007, antara lain ditujukan untuk:
a.	 meningkatkan pelayanan kepada pengguna
jasa kepabeanan dan cukai dengan
mengimplementasikan cara kerja yang cepat,
efisien, transparan dan responsif;
b.	 mengoptimalkan fungsi utama DJBC sebagai
fasilitator perdagangan (Trade Facilitator),
dukungan industri (Industrial Assistance),
pelindung masyarakat (Community Protector),
dan penghimpun penerimaan (Revenue Collector);
dan
c.	 untuk meningkatkan efektivitas dan citra
organisasi.
Pada tahun 2012 dilakukan modernisasi pada seluruh
KPPBC yang belum modern yaitu sejumlah 76 kantor
sebagai berikut:
a.	 KPPBC Tipe A2 menjadi KPPBC Tipe Madya
Pabean B (2 kantor);
b.	 KPPBC Tipe A3 menjadi KPPBC Tipe Madya
Pabean C (23 kantor, termasuk KPPBC Manado);
dan
c.	 KPPBC Tipe B (kecuali KPPBC Manado)
menjadi KPPBC Tipe Pratama (51 kantor).
Sedangkan mengenai pembentukan KPPBC Tipe
Pratama Nanga Badau (semula non eselon) mengingat
pertimbangan antara lain sebagai berikut:
a.	 Saat ini berbentuk Pos Bantu (non eselon)
dibawah KPPBC Entikong (20 jam perjalanan
darat);
b.	 Lokasi berbatasan dengan Serawak, Malaysia
sebagai akses/pintu masuk perdagangan antar
negara; dan
c.	 Saat ini Pos Bantu Nanga Badau telah melayani
kegiatan eksport-import dan kecenderungan
terhadap kegiatan tersebut semakin meningkat.
5.	 Optimalisasi Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
Untuk Melaksanakan Tugas di Bidang Penganggaran
dan Perimbangan Keuangan di Daerah.
	 Optimalisasi Kanwil DJPB untuk melaksanakan tugas
di bidang penganggaran dan perimbangan keuangan
di daerah dilakukan dalam rangka meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan menciptakan one stop
services layanan Kementerian Keuangan di bidang
pengelolaan keuangan kepada Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah dan upaya meningkatkan
pembinaan, bimbingan teknis, dan pengawasan serta
optimalisasi pengelolaan keuangan di daerah.
6.	 Perubahan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) Khusus Jakarta VI menjadi KPPN Khusus
Pinjaman dan Hibah dan Pembentukan KPPN Khusus
Penerimaan, KPPN Khusus Investasi, KPPN Jakarta
VI, dan KPPN Jakarta VII.
	 Penataan organisasi pada KPPN dimaksud
dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan
perbendaharaan sesuai dengan karakteristik masing-
masing KPPN dan mendekatkan diri dengan Satker
dan keseimbangan beban kerja. Penataan organisasi
KPPN yang dilakukan meliputi:
a.	 Penggabungan Seksi Pencairan Dana I dan Seksi
Pencarian Dana II menjadi Seksi Pencairan Dana;
b.	 Pembentukan Seksi Manajemen Satker dan
Kepatuhan Internal yang mempunyai tugas
di bidang pembinaan dan bimbingan teknis
pengelolaan perbendaharaan, customer service,
helpdesk, kepatuhan internal, dan pengelolaan
risiko.
c.	 Peleburan/likuidasi 3 KPPN, yaitu KPPN Sungai
Liat dilebur ke KPPN Pangkal Pinang, KPPN
Ranai dilebur ke KPPN Tanjung Pinang, dan
KPPN Soasio dilebur ke KPPN Ternate;
d.	 Pembentukan 3 KPPN baru, yaitu KPPN Khusus
Penerimaan, KPPN Tipe A1 Jakarta VI (Jakarta
Barat), dan KPPN Tipe A1 Jakarta VII (Jakarta
Utara); dan
e.	 Penyesuaian tipologi 23 KPPN Tipe A2 menjadi
KPPN Tipe A1.
7.	 Penataan Organisasi Instansi Vertikal Ditjen Kekayaan
Negara.
	 Penataan organisasi di lingkungan instansi vertikal
Ditjen Kekayaan Negara yang dilakukan meliputi:
a.	 peleburan seksi pada Bidang Penilaian, Bidang
Piutang Negara, dan Bidang Lelang pada Kanwil
DJKN (mengurangi 3 Seksi pada setiap Kanwil),
yang meliputi:
1)	Penggabungan Seksi Penilaian SDM, Seksi
Penilaian Properti, dan Seksi Penilaian Properti
Khusus dan Usaha menjadi Seksi Penilaian I
dan Seksi Penilaian II;
2)	Penggabungan Seksi Piutang Negara I, Seksi
Piutang Negara II, dan Seksi Piutang Negara
III menjadi Seksi Piutang Negara I dan Seksi
Piutang Negara II;
3)	Penggabungan Seksi Bimbingan Lelang
I, Seksi Bimbingan Lelang II, dan Seksi
Bimbingan Lelang III menjadi Seksi Bimbingan
Lelang I dan Seksi Bimbingan Lelang II.
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
27
b.	 likuidasi/peleburan 4 Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) yang meliputi KPKNL
Binjai dilebur ke KPKNL Medan, KPKNL Tanjung
Pinang dilebur ke KPKNL Batam, dan KPKNL
Bantul dan KPKNL Sleman dilebur ke KPKNL
Yogyakarta;
c.	 pembentukan 1 unit baru setingkat eselon
IV pada masing-masing KPKNL yaitu Seksi
Pengendalian Internal.
8.	 Pembakuan Tugas dan Fungsi di Bidang Kepatuhan
Internal, Pengelolaan Kinerja, dan Pengelolaan Risiko
Pada Seluruh Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Keuangan.
	 Pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan
internal, pengelolaan kinerja, dan pengelolaan risiko
ditujukan dalam rangka menjamin quality assurance,
meminimalisir dan mengantisipasi penyimpangan,
serta meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Pembakuan tugas dan fungsi dimaksud
dilakukan pada seluruh Instansi Vertikal dan Unit
Pelaksana Teknis baik dengan membentuk unit
tersendiri maupun dengan melekatkan tugas tersebut
pada unit organisasi yang telah ada sesuai dengan
beban kerja, kompleksitas, dan besaran organisasi.
9.	 Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pada
Setiap Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
	
	 Pembentukan ULP pada setiap unit eselon I
dilakukan dalam rangka optimalisasi, efisiensi,
efektifitas, dan proses pengadaan barang dan
jasa yang terpadu, serta untuk mewujudkan good
governance di lingkungan Kementerian Keuangan, dan
menindaklanjuti amanat Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun 2012 dan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun
2012 tentang Unit Layanan Pengadaan. Pada setiap
unit eselon I tugas dan fungsi unit layanan pengadaan
dilaksanakan oleh salah satu unit pada Sekretariat unit
eselon I (Bagian Perlengkapan/Bagian Umum). ULP
pada setiap unit eselon I dapat menetapkan penyedia
barang/jasa untuk:
a.	 Pelelangan atau Penunjukan Langsung
untuk paket pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi jasa lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar Rupiah);
atau
b.	 Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
pengadaan jasa konsultasi yang bernilai paling
tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
Rupiah).
10.	 Pengaturan Mengenai Perwakilan Kementerian
Keuangan, Sekretariat Kementerian Keuangan, dan
Pengelolaan Gedung Keuangan Negara.
	 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 53/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dan Barang Milik Negara (KPTIK-
BMN) telah dibentuk lima KPTIK-BMN di Medan,
Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.
KPTIK-BMN dimaksud pada awalnya diusulkan
bernama Sekretariat Perwakilan Keuangan Negara
yang merupakan pemberdayaan Kepala Rumah
Tangga Gedung Keuangan Negara yang memiliki
tugas antara lain pengelolaan GKN/asset, protokoler,
Humas, Bankum, IT, dan LPSE di daerah. Dalam PMK
Nomor 53/PMK.01/2011, tugas Kantor Pengelolaan
TIK dan BMN tidak meliputi tugas kesekretariatan dan
supporting kepada Kepala Perwakilan Kementerian,
namun demikian tugas-tugas tersebut diatur secara
khusus dalam uraian jabatan dan dalam Keputusan
Menteri Keuangan tersendiri mengenai penugasan
kepada Kepala Kantor Pengelolaan TIK dan BMN
untuk melaksanakan tugas kesekretariatan dan
supporting kepada Kepala Perwakilan Kementerian
(Sekretariat Perwakilan Kementerian).
	 Sehubungan dengan hal tersebut Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan bersama dengan unit-unit terkait
melakukan revisi/perubahan terhadap KMK Nomor
124/KMK.01/1983 mengenai Kepala Perwakilan
Kementerian dan Kepala Rumah Tangga Gedung
Keuangan Negara di Daerah yang saat ini dinilai
sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan pelaksanaan tugas. Dalam revisi dimaksud
diatur mengenai Sekretariat Perwakilan Kementerian
Keuangan dan penunjukan Kepala Kantor Pengelolaan
TIK dan BMN sebagai Sekretariat Perwakilan
Kementerian Keuangan.
	 Pada akhir tahun 2012 telah dilakukan pula
inventarisasi terhadap usulan penataan organisasi
dari beberapa unit eselon I yang akan menjadi target/
program penataan organisasi tahun 2013. Hal
ini dilakukan sedini mungkin dalam rangka untuk
mengharmonisasikan usulan penataan organisasi
dari seluruh unit eselon I agar dapat lebih konseptual,
terarah, dan komprehensif.
	 Hasil/output yang dihasilkan dari program penataan
organsiasi/modernisasi kantor adalah ditetapkannya
Peraturan Menteri Keuangan mengenai penataan
organisasi/modernisasi kantor dimaksud. Adapun
PMK dibidang organisasi yang ditetapkan pada tahun
2012 antara lain meliputi:
1.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak;
2.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/
PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
3.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/
PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
28
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
4.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/
PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
5.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/
PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;
6.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/
PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan;
7.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan;
8.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2011
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengolahan Data Eksternal;
9.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/
PMK.01/2012 Peraturan Menteri Keuangan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan
Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal
Pajak;
10.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/
KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;
11.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/
KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;
12.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
13.	 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/
PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan;
14.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1101/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan;
15.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1102/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan;
16.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1103/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan;
17.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1104/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan;
18.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1105/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan;
19.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1106/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan;
20.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1107/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan;
21.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1108/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang Kementerian Keuangan;
22.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1109/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan;
23.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1110/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan;
24.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1111/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Keuangan;
25.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1112/
KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan
Pengadaan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Kementerian Keuangan;
26.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/
KMK.01/2012 tentang Perwakilan Kementerian
Keuangan, Sekretariat Perwakilan Kementerian
Keuangan, dan Pengelolaan Gedung Keuangan
Negara.
	 Selain melakukan program penataan organisasi/
modernisasi kantor, Kementerian Keuangan juga
melakukan pengembangan jabatan fungsional yang
secara garis besar ditujukan untuk mengembangkan
profesionalisme dan pembinaan karier PNS serta
meningkatkan kinerja, efektivitas, dan efisiensi
pelaksanaan tugas organisasi secara keseluruhan.
Pengembangan jabatan fungsional di lingkungan
Kementerian Keuangan dilakukan melalui
pembentukan jabatan fungsional Kementerian
Keuangan, yaitu jabatan-jabatan profesional di
bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan negara;
penyempurnaan jabatan fungsional Kementerian
Keuangan yang telah ada; dan penggunaan jabatan
fungsional K/L lain yang dibutuhkan oleh unit
organisasi Kementerian Keuangan.
	 Dalam rangka pengembangan jabatan fungsional di
lingkungan Kementerian Keuangan telah dilakukan
identifikasi dan roadshow ke seluruh unit eselon I
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
29
untuk mendapat masukan mengenai jabatan
fungsional yang dapat dibentuk di Kementerian
Keuangan dan jabatan fungsional K/L lain yang dapat
digunakan oleh Kementerian Keuangan sebagaimana
terlampir. Selain itu untuk memberikan pemahaman
yang sama dan memberikan panduan dalam
melakukan pengembangan jabatan fungsional telah
dilakukan penyusunan Rancangan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Pedoman Pengembangan Jabatan
Fungsional di Lingkungan Kementerian Keuangan.
	 Dalam melaksanakan program penataan organisasi/
modernisasi kantor dan pengembangan jabatan
fungsional ditemui beberapa tantangan dan kendala
antara lain adalah organisasi kementerian keuangan
yang relatif besar, kompleks, dan dinamis, serta
program penataan organisasi/modernisasi kantor
dan pengembangan jabatan fungsional juga sangat
tergantung pada kebijakan nasional yang digariskan
oleh Kementerian PAN-RB, BKN, dan LAN. Untuk itu
diperlukan kajian yang komprehensif dan koordinasi
yang intensif baik internal Kementerian Keuangan
maupun dengan instansi lain di luar Kementerian
Keuangan.
MASUKAN UNTUK BIDANG PENGUATAN PENGAWAS
Dalam rangka menjamin quality assurance, meminimalisir
dan mengantisipasi penyimpangan, serta meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan, Kementerian
Keuangan melakukan penguatan pengawasan melalui
pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di
bidang kepatuhan internal pada seluruh unit di lingkungan
Kementerian Keuangan.
Pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang
kepatuhan internal dilakukan dalam rangka pelaksanaan
lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
penerapan SPIP dilaksanakan dengan konsep 3 lines of
defense, sebagai berikut:
Pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang
kepatuhan internal tersebut merupakan kelanjutan dari
penetapan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/
KMK.09/2011 Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern
di Lingkungan Kementerian Keuangan, dimana untuk tahun
2012 telah dilakukan pada seluruh Instansi Vertikal dan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Keuangan
baik dengan membentuk unit tersendiri maupun dengan
melekatkan tugas tersebut pada unit organisasi yang
telah ada sesuai dengan beban kerja, kompleksitas, dan
besaran organisasi. Sedangkan untuk level Kantor Pusat,
saat ini rencana pembentukan unit/pembakuan tugas dan
fungsi di bidang kepatuhan internal telah diusulkan kepada
Kementerian PAN-RB untuk mendapat persetujuan terlebih
dahulu sebelum ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Sesuai dengan Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
bahwa penyelenggara (institusi penyelenggara negara yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, termasuk Kementerian Keuangan)
berkewajiban melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan
pelayanan publik secara berkala dengan menggunakan
indikator kinerja berdasarkan standar pelayanan.
Perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat/publik merupakan salah satu tugas penting
dan strategis dari setiap instansi pemerintah. Kantor
pelayanan di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai
unit organisasi yang bertugas memberikan pelayanan
harus selalu berupaya melakukan perbaikan dan
PENERAPAN SPIP
Unit Operasional
MONITORING
Unit Kontrol Intern
INTERNAL AUDIT
Inspektorat Jenderal
Konsep 3 Lines of Defense:
Unit operasional (manajemen)
harus menerapkan pengendalian
intern sepanjang waktu.
Unit kontrol Intern
membantu manajemen pada
setiap level organisasi dengan
melakukan monitoring atas
penerapan pengendalian intern.
Internal audit
melakukan validasi/evaluasi
penerapan pengendalian intern
secara sampling.
2. KANTOR PELAYANAN 	
PERCONTOHAN (KPPc)
Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
30
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
peningkatan kinerja serta kualitas pelayanan kepada
masyarakat. Program reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Keuangan merupakan salah satu upaya
untuk memberdayakan semua Sumber Daya Manusia
(SDM) di lingkungan Kementerian Keuangan dengan cara
mengubah pola pikir (mindset), budaya kerja (culture-
set), dan manajemen kinerja sehingga kualitas pelayanan
publik selalu dapat ditingkatkan sesuai dengan tuntutan
masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan evaluasi kinerja pelayanan
publik dan memberikan penghargaan terhadap kantor
pelayanan yang telah melaksanakan pelayanan prima
maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan
penilaian terhadap Kantor-kantor Pelayanan Percontohan
(KPPc) di lingkungan Kementerian Keuangan yang
diselenggarakan setiap tahun. Evaluasi kinerja dengan
cara melakukan penilaian untuk mengetahui gambaran
kinerja yang obyektif dari kantor pelayanan dan pemberian
stimulus atau motivasi berupa penghargaan merupakan
salah satu langkah strategis dalam mendorong upaya
perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Maksud diadakannya kegiatan Penilaian KPPc Kementerian
Keuangan adalah:
1.	 membangun semangat dan mendorong
kreativitas kantor pelayanan;
2.	 menumbuhkan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah:
1.	 mendorong dan memotivasi kantor-kantor
pelayanan/pengawasan dalam upaya
mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kinerja pelayanan publik;
2.	 menumbuhkan komitmen bagi kantor-kantor
pelayanan/pengawasan untuk secara konsisten
memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja
pelayanan publik;
3.	menciptakan role model (model kantor pelayanan)
yang profesional, efektif, efisien, dan bertanggung
jawab, serta dapat dicontoh oleh kantor
pelayanan/pengawasan lain agar berkreasi dalam
memberikan pelayanan;
4.	menjadi feed back (umpan balik) dan kerangka
acuan bagi seluruh jajaran Pimpinan Kementerian
Keuangan dalam menentukan berbagai kebijakan
untuk kemajuan Kementerian Keuangan.
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan penilaian KPPc di
lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2012 adalah:
1.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275/
KMK.01/2010 tentang Tata Cara Penilaian
Kantor Pelayanan Percontohan di Lingkungan
Kementerian Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 151/KMK.01/2012; dan
2.	 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 503/
KM.1/2012 tentang Pembentukan Tim Penilai
Kantor Pelayanan Percontohan Tahun 2012.
Kegiatan penilaian KPPc dilakukan oleh Tim Penilai dengan
cara:
a.	 melakukan observasi secara langsung dengan
mengidentifikasi semua komponen pelayanan
yang dinilai sekaligus melakukan assesment
terhadap kinerja pelayanan dengan menggunakan
instrumen formulir kinerja pelayanan publik sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
275/KMK.01/2010 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
151/KMK.01/2012;
b.	 melakukan wawancara mendalam dengan
pimpinan dan staf pada kantor pelayanan/
pengawasan bersangkutan dan pihak lain yang
memiliki keterkaitan;
c.	 mencari data/informasi sekunder baik berupa
pendapat, laporan, pengaduan, dan temuan
lainnya;
Selain itu, Tim Penilai dengan dibantu oleh Sekretariat
melakukan survei kepuasan pelayanan dengan
menyebarkan kuesioner kepada masyarakat/pihak
pengguna pelayanan yang diisi secara langsung oleh
responden (pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat/
IKM).
Instrumen penilaian yang digunakan dalam kegiatan
KPPc Tahun 2012 berdasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 275/KMK.01/2010 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 151/
KMK.01/2012, terdiri atas Formulir Kinerja Pelayanan
Publik dan Formulir Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Komponen pelayanan yang dijadikan parameter penilaian
serta pembobotannya dalam formulir kinerja pelayanan
publik meliputi: visi dan misi, motto, janji layanan, dan
nilai-nilai Kementerian Keuangan (bobot 10%), sistem dan
prosedur (bobot 35%), sumber daya manusia (bobot 35%),
serta sarana dan prasarana (bobot 20%).
Bobot keseluruhan untuk penilaian kinerja pelayanan publik
adalah 60%, sedangkan bobot untuk pengukuran IKM
adalah 40%. Adapun rumus untuk menghitung total nilai
akhir dalam penilaian KPPc ini adalah sebagai berikut:
Total nilai akhir = (60% x Jumlah Nilai Tim Kerja) + (40% x
nilai IKM)
Peserta penilaian KPPc tahun 2012 terdiri dari 12 kantor
pelayanan, dimana masing-masing unit eselon I (DJP,
DJBC, DJPB, dan DJKN) mengusulkan 3 (tiga) kantor
pelayanan, yaitu:
a.	 Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal
Pajak
-	 KPP Wajib Pajak Besar Tiga
-	 KPP Pratama Jakarta Menteng Satu
-	 KPP Pratama Ciamis
b.	 Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai
-	 KPPBC Tipe Madya Pabean A Purwakarta
-	 KPPBC Tipe Madya Pabean A Jakarta
-	 KPPBC Tipe Madya Pabean B Pontianak
c.	 Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
31
Adapun Kantor Pelayanan Percontohan Terbaik
Kementerian Keuangan Tahun 2012 sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
334/KMK.01/2012 adalah:
•	 Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga
•	 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean A Purwakarta
•	 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Pontianak
•	 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Banda Aceh
Dalam rangka mewujudkan organisasi Kementerian
Keuangan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan
perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
sebagaimana disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan
penataan organisasi yang hati-hati dan tepat sekaligus
melakukan monitoring dan evaluasi organisasi secara
intensif dan berkelanjutan. Untuk dapat melakukan
penataan organisasi yang hati-hati dan tepat tentunya
harus didukung dengan ketersediaan data mengenai
efektivitas dan efisiensi organisasi yang lengkap dan
komprehensif yang dapat diperoleh salah satunya dengan
cara melakukan analisis beban kerja (ABK) yang dilakukan
secara cermat, menyeluruh terhadap semua produk/
kegiatan, tidak ada produk/kegiatan yang dihitung dua
kali atau lebih, menggunakan waktu kerja efektif, fairness/
jujur, serta berkelanjutan untuk mendapatkan standar
norma waktu. Dengan demikian, hasil analisis beban kerja
merupakan salah satu bahan masukan dalam rangka
penataan organisasi Kementerian Keuangan.
Pelaksanaan ABK di lingkungan Kementerian Keuangan
sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1992. Pada
tahun 1995, ditetapkan pedoman mengenai pelaksanaan
ABK dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/
KMK.01/1995. Pada waktu itu analisis beban kerja yang
dilakukan masih secara parsial, sesuai dengan kebutuhan
unit organisasi tertentu dan belum dilakukan secara
komprehensif. Pengukuran beban kerja yang dilakukan
pada saat itu hanya pada 1 (satu) unit eselon I tertentu dan
selalu berganti unit eselon I pada tiap tahunnya sehingga
belum bisa dijadikan sebagai dasar dalam penentuan
beban kerja Kementerian Keuangan secara menyeluruh.
Seiring dengan program Reformasi Birokrasi, dilakukan
pula penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 26/KMK.01/1995 mengenai pedoman
ABK melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/
PMK.01/2006 yang mengamanatkan setiap unit organisasi
di lingkungan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan
-	 KPPN Pontianak
-	 KPPN Sidoarjo
-	 KPPN Surakarta
d.	 Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara
-	 KPKNL Banda Aceh
-	 KPKNL Surabaya
-	 KPKNL Banjarmasin
Berdasarkan hasil penilaian dan sidang pleno tim penilai
pada tanggal 4 Oktober 2012 ditetapkan sebagai berikut:
1.	 Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal Pajak,
yaitu:
a.	 Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar
Tiga dengan nilai keseluruhan 91.21, sebagai
Peringkat Pertama
b.	 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Menteng Satu dengan nilai keseluruhan
86.23, sebagai Peringkat Kedua
c.	 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciamis
dengan nilai keseluruhan 78.60, sebagai
Peringkat Ketiga
2.	 Kantor Pengawasan dan Pelayanan pada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
a.	 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean A Purwakarta
dengan nilai keseluruhan 90.68, sebagai
Peringkat Pertama
b.	 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean A Jakarta dengan
nilai keseluruhan 87.27, sebagai Peringkat
Kedua
c.	 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pontianak
dengan nilai keseluruhan 78.67, sebagai
Peringkat Ketiga
3.	 Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
a.	 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Pontianak dengan nilai keseluruhan 91.04,
sebagai Peringkat Pertama
b.	 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Sidoarjo dengan nilai keseluruhan 88.78,
sebagai Peringkat Kedua
c.	 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Surakarta dengan nilai keseluruhan 84.89,
sebagai Peringkat Ketiga
4.	 Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara
a.	 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang Banda Aceh dengan nilai keseluruhan
90.21, sebagai Peringkat Pertama
b.	 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang Surabaya dengan nilai keseluruhan
88.11, sebagai Peringkat Kedua
c.	 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang Banjarmasin dengan nilai keseluruhan
84.44, sebagai Peringkat Ketiga
3. ANALISIS BEBAN KERJA
Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan
32
TRBTKP Kementerian Keuangan
Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012
Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
ABK secara terus menerus dan berkesinambungan.
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 55/KMK.01/2012 tentang Reformasi Birokrasi
dan Transformasi Kelembagaaan Kementerian Keuangan
Tahun Anggaran 2012, salah satu kegiatan dalam Program
Reformasi Birokrasi Tahun 2012 adalah analisis beban kerja
yang melaksanakan pengukuran beban kerja Kementerian
Keuangan. Hasil pelaksanaan tugas tersebut dilaporkan
kepada Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan Pusat pada akhir tahun.
Suatu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
analisis beban kerja adalah adanya standar norma waktu,
yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis pelaksanaan
ABK dengan data series minimal tiga tahun secara
berturut-turut. Kegiatan ABK yang telah dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan selama 5 (lima) tahun secara terus
menerus, dimulai pada tahun 2008 sampai dengan tahun
2012, telah dilakukan analisis lanjutan dan pembahasan
yang intensif sehingga menghasilkan draft standar norma
waktu.
Tujuan pengukuran/analisis beban kerja adalah
untuk memperoleh informasi tentang jumlah beban
kerja organisasi, jumlah kebutuhan pegawai, jumlah
kelebihan/kekurangan pegawai, efisiensi dan prestasi
kerja unit/satuan organisasi/pemangku jabatan, serta
pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kualitas
aparatur negara. Ruang lingkup pengukuran beban kerja
meliputi beban kerja seluruh produk yang dihasilkan oleh
unit organisasi eselon I. Selain itu, dari hasil analisis beban
kerja dapat diketahui tugas dan fungsi apa yang sudah
optimal dilaksanakan oleh suatu organisasi serta tugas dan
fungsi apa yang belum optimal sehingga dapat ditingkatkan
pada waktu yang akan datang.
Hasil Analisis Beban Kerja dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.	 Bahan masukan penataan/penyempurnaan
struktur organisasi.
2.	 Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja
unit.
3.	 Bahan masukan penyempurnaan sistem dan
prosedur kerja.
4.	 Sarana peningkatan kinerja kelembagaan.
5.	 Menyusun rencana kebutuhan pegawai secara riil
sesuai dengan beban kerja organisasi.
6.	 Program mutasi pegawai dari unit yang kelebihan
ke unit yang kekurangan.
7.	 Program promosi pegawai.
8.	 Bahan masukan penyempurnaan program diklat.
Selain itu, mulai tahun 2011 Kementerian PAN dan RB
membuat kebijakan bahwa salah satu persyaratan untuk
dikecualikan dari moratorium pengangkatan CPNS adalah
bahwa usulan formasi pegawai pada setiap Kementerian/
Lembaga Pemerintah harus berdasarkan hasil perhitungan
analisis beban kerja.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ABK meliputi seluruh unit eselon I,
kantor pusat maupun instansi vertikal serta Unit Pelaksana
Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Keuangan. Proses
kegiatan Analisis Beban Kerja dimulai dari:
a.	 melakukan koordinasi dan bimbingan teknis
dengan seluruh unit eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan yang dilakukan pada
bulan Januari;
b.	 pengumpulan data dan uji petik pada beberapa
Kantor Vertikal, dilaksanakan pada bulan Februari
dan Maret;
c.	 pengolahan data, dilaksanakan pada bulan Maret
dan April;
d.	 presentasi, dilaksanakan pada bulan Mei;
e.	 penyusunan standar norma waktu, dilaksanakan
pada bulan Juni – September;
f.	 pemberian rekomendasi dan penetapan standar
norma waktu, dilaksanakan pada bulan Oktober –
Desember;
g.	 penyusunan laporan ABK, dilaksanakan pada
bulan November - Desember.
Pelaksanaan ABK tahun anggaran 2012 merupakan tahun
kelima pengukuran beban kerja Kementerian Keuangan
dimana kegiatan ini dilakukan secara menyeluruh pada:
a.	 dua belas kantor pusat unit organisasi Eselon I;
b.	 seluruh instansi vertikal di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan; serta
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Output
a.	 Hasil Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan
	 Pelaksanaan kegiatan Analisis Beban Kerja
menghasilkan suatu laporan Analisis Beban Kerja
Kementerian Keuangan yang berisi capaian kegiatan
pelaksanaan Analisis Beban Kerja pada 12 (dua
belas) unit eselon I Kantor Pusat dan seluruh unit
vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat
Jenderal Perbendaharaan serta Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara. Hasil analisis beban kerja
Kementerian Keuangan ini menunjukkan bahwa
Kementerian Keuangan memiliki beban kerja sebanyak
89.341.710,59 orang jam dengan rincian seperti pada
tabel pada halaman berikut:
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf

More Related Content

Similar to annualreporttrbp-2012.pdf

3. BAHAN TAYANG RB.pdf
3. BAHAN TAYANG RB.pdf3. BAHAN TAYANG RB.pdf
3. BAHAN TAYANG RB.pdf
NezarAbdillah
 
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
Universitas Negeri Gorontalo
 
Presentasi Refobir Wilayah I
Presentasi Refobir Wilayah IPresentasi Refobir Wilayah I
Presentasi Refobir Wilayah I
Gunawan Ari N
 

Similar to annualreporttrbp-2012.pdf (20)

KAK Roadmap SPM Pendidikan
KAK Roadmap SPM PendidikanKAK Roadmap SPM Pendidikan
KAK Roadmap SPM Pendidikan
 
Kep 814 Tahun 2016
Kep 814 Tahun 2016Kep 814 Tahun 2016
Kep 814 Tahun 2016
 
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
 
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
 
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranPeran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
 
Sipi, Raditya Wijaksono, Hapzi Ali, implementasi i co fr, Universitas Mercu B...
Sipi, Raditya Wijaksono, Hapzi Ali, implementasi i co fr, Universitas Mercu B...Sipi, Raditya Wijaksono, Hapzi Ali, implementasi i co fr, Universitas Mercu B...
Sipi, Raditya Wijaksono, Hapzi Ali, implementasi i co fr, Universitas Mercu B...
 
Pns harus membuat sasaran kerja pegawai skp
Pns harus membuat sasaran kerja pegawai skpPns harus membuat sasaran kerja pegawai skp
Pns harus membuat sasaran kerja pegawai skp
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
pembangunan-zona-integritas-menuju-wilayah-bebas-korupsi-wbk-230411231435-14d...
pembangunan-zona-integritas-menuju-wilayah-bebas-korupsi-wbk-230411231435-14d...pembangunan-zona-integritas-menuju-wilayah-bebas-korupsi-wbk-230411231435-14d...
pembangunan-zona-integritas-menuju-wilayah-bebas-korupsi-wbk-230411231435-14d...
 
Pembangunan-Zona-Integritas-Menuju-Wilayah-Bebas-Korupsi-WBK-.ppt
Pembangunan-Zona-Integritas-Menuju-Wilayah-Bebas-Korupsi-WBK-.pptPembangunan-Zona-Integritas-Menuju-Wilayah-Bebas-Korupsi-WBK-.ppt
Pembangunan-Zona-Integritas-Menuju-Wilayah-Bebas-Korupsi-WBK-.ppt
 
Paparan ZI (1).ppt
Paparan ZI (1).pptPaparan ZI (1).ppt
Paparan ZI (1).ppt
 
Paparan zi
Paparan ziPaparan zi
Paparan zi
 
Bab iii fix
Bab iii fixBab iii fix
Bab iii fix
 
Dokumen rencana kerja_pembangunan_zona_integritas
Dokumen rencana kerja_pembangunan_zona_integritasDokumen rencana kerja_pembangunan_zona_integritas
Dokumen rencana kerja_pembangunan_zona_integritas
 
5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx
 
3. BAHAN TAYANG RB.pdf
3. BAHAN TAYANG RB.pdf3. BAHAN TAYANG RB.pdf
3. BAHAN TAYANG RB.pdf
 
Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan
Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi JabatanKebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan
Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan
 
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pad...
 
Presentasi Refobir Wilayah I
Presentasi Refobir Wilayah IPresentasi Refobir Wilayah I
Presentasi Refobir Wilayah I
 

annualreporttrbp-2012.pdf

  • 1.
  • 2. DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Laporan Tujuan Penyusunan Laporan Sistematika Penulisan 4 5 6 6 PENDAHULUAN 4 Internalisasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan 7 PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN 7 PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 9 Penataan Organisasi Kantor Pelayanan Percontohan (KPPc) Analisis Beban Kerja Aplikasi Analisis Beban Kerja di Lingkungan Sekretariat Jenderal 11 13 14 16 PROGRAM PENATAAN & PENGUATAN ORGANISASI 11 Pelaksanaan Evaluasi atas Ketaatan terhadap Grand Design IT Pengembangan SOP 17 19 PROGRAM PENATAAN TATA LAKSANA 17 Kajian Fringe Benefit untuk Jabatan Fungsional Analisis dan Evaluasi Jabatan Assessment Center Penyempurnaan SIMPEG Diklat Berbasis Kompetensi dan Diklat Kompetensi Khas Penataan Pegawai Manajemen Talenta Pembangunan Aplikasi Pengelolaan Kinerja Pegawai 20 21 22 23 24 26 27 28 PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR 20 Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan Ketentuan yang Berlaku Proses Penyusunan Laporan Keuangan sesuai Ketentuan Peningkatan Pelaksanaan Anggaran sesuai Rencana E-Procurement Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan 31 33 34 36 37 PENGUATAN PENGAWASAN 31 Evaluasi Kontrak Kinerja (KK) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) 38 40 PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA 38 Penyusunan Standar Layanan Unggulan (Quick Wins) di Lingkungan Kementerian Keuangan Survei Opini Kepuasan Pelanggan Kementerian Keuangan 2012 41 43 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 41 Quality Assurance Monev IKU Perkembangan Koordinasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan 44 45 46 PROGRAM MONITORING & EVALUASI 44 LAMPIRAN 48
  • 3. Program Manajemen Perubahan PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Berawal dari cita-cita untuk menjadi institusi yang lebih melayani, akuntabel, dan transparan, Kementeriaan Keuangan memberanikan diri untuk melaksanakan sebuah reformasi birokrasi. Perubahan ini merupakan sebuah komitmen nyata dari Kementerian Keuangan demi mencapai keberhasilan yang dapat memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 1
  • 4. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 2 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan terus bergulir. Berawal dari cita-cita untuk menjadi institusi yang lebih melayani, akuntabel, dan transparan, perjalanan Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan telah memasuki usia setengah dekade. Awal tahun 2012 menjadi momen penting dalam sejarah Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan (RB Kemenkeu), yaitu dengan disahkannya KMK Nomor 185/KMK.01/2012 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014. Pengesahan keputusan menteri ini merupakan komitmen nyata Kementerian Keuangan untuk terus melaksanakan perbaikan melalui reformasi birokrasi. Selain itu, pembuatan roadmap reformasi birokrasi merupakan amanah Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 yang disusun oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) untuk menjadi pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi seluruh K/L dan Pemda di Indonesia. Bersama dengan pengesahan roadmap RB Kemenkeu itu pula, tiga pilar utama yang menjadi penyokong reformasi birokrasi Kementerian Keuangan selama 4 tahun terakhir berubah menjadi 9 program. Sembilan program tersebut merupakan aplikasi 8 area perubahan yang diamanahkan oleh Kemenpan RB melalui Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014. Sembilan program tersebut terdiri atas (1) Manajemen Perubahan, (2) Penataan Peraturan Perundang-Undangan, (3) Penataan Penguatan Organisasi, (4) Penataan Tatalaksana, (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, (6) Penguatan Pengawasan, (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan (9) Monitoring dan Evaluasi. Peranan Kementerian Keuangan dalam proses reformasi birokrasi nasional tidak hanya tertulis di atas kertas. Sejak dilaksanakannya RB Kemenkeu, kinerja Kementerian Keuangan terus meningkat. Salah satunya terlihat dalam peningkatan penerimaan negara di bidang perpajakan yang saat ini mencapai angka 300% dari penerimaan negara di bidang perpajakan pada awal inisiasi RB Kemenkeu. Berbagai kantor layanan telah dimodernkan dan proses pelayanan telah dilaksanakan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Keberhasilan pelaksanaan RB Kemenkeu juga menjadi benchmark bagi K/L, Pemda bahkan perusahaan BUMN. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya permintaan studi banding maupun sharing knowledge tentang pelaksanaan RB Kemenkeu dari pihak-pihak tersebut. Sesuai dengan Roadmap RB Kemenkeu, pada tahun 2012 Kemenkeu melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Pada tahun ini ada dua kegiatan yang merupakan kegiatan baru dan belum pernah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yaitu Survei Kepuasan Pegawai serta Penyusunan Job Family dan Job Competency. Sedangkan 16 kegiatan lainnya merupakan lanjutan dan pengembangan dari kegiatan-kegiatan yang juga telah dilaksanakan di tahun 2011. Program Manajemen Perubahan terdiri atas Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Survei Kepuasan Pegawai. Internalisasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan merupakan upaya Kemenkeu untuk menanamkan sikap dan budaya kerja yang baik kepada seluruh pejabat dan pegawai. Selain kegiatan sosialisasi nilai-nilai, juga diadakan training of trainer dan pelatihan change agent. Guna mendukung perubahan ke arah yang lebih baik pula, RB Kemenkeu melakukan survei kepada seluruh pejabat dan pegawai Kemenkeu secara online untuk pengetahui tingkat kepuasan pegawai. Dari survei ini, RB Kemenkeu dapat mengetahui faktor-faktor yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan pegawai. Kepuasan pegawai perlu diukur mengingat teori bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pegawai maka semakin baik kinerja pegawai tersebut. Program kedua adalah Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa Peraturan Perundang-Undangan yang disahkan oleh Kemenkeu terdokumentasi dengan baik, harmonis, dan dilaksanakan dengan baik. Pada tahun 2012, Menteri Keuangan telah mengesahkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.01/2012 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I, Dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I Di Lingkungan Kementerian Keuangan. PMK ini merupakan wujud nyata komitmen Kemenkeu untuk melakukan penataan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan yang disahkan. Selain itu, guna memudahkan proses monitoring peraturan perundang- undangan, Kemenkeu juga membangun aplikasi Sistem Informasi dan Monitoring Peraturan Perundang-undangan. Program ketiga adalah Program Penataan dan Penguatan Organisasi. Sebagai bagian dari proses perubahan, organisasi merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan. Untuk itu, seiring dengan tuntutan tugas dan fungsi Kemenkeu, RB Kemenkeu melaksanakan kegiatan- EXECUTIVE SUMARY
  • 5. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 3 Executive Summary kegiatan penataan dan penguatan organisasi. Kegiatan- kegiatan ini teridiri atas (1) Penataan Organisasi, (2) Kantor Pelayanan Percontohan, dan (3) Analisis Beban Kerja. Kegiatan penataan organisasi merupakan kegiatan yang memfasilitasi perbaikan struktur organisasi sesuai tuntutan kinerja, diantaranya penetapan Kantor Modern di seluruh Eselon I Vertikal, penggabungan atau pemisahan eselon, pembangunan Unit Layanan Pengadaan dan pengembangan jabatan fungsional. Kantor Pelayanan Percontohan merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memilih Kantor Pelayanan terbaik pada masing-masing Eselon I yang memiliki kantor pelayanan. Pemilihan ini didasarkan pada Kinerja Pelayanan dan Indeks Kepuasan Masyarakat. Kegiatan terakhir dalam program ini, yaitu Analisis Beban Kerja merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghitung efektivitas kerja dan beban kerja Kementerian Keuangan. Program keempat adalah Penataan Tatalaksana. Program ini terdiri atas kegiatan-kegiatan guna memastikan kelancaran dan efektivitas tata laksana di Kementerian Keuangan. Program ini mencakup kegiatan terkait penggunaan IT dalam pelaksanaan tugas keseharian dan pengembangan SOP. Penggunaan IT di Kemenkeu dipastikan melalui kegiatan evaluasi atas ketaatan terhadap grand design IT, pembangunan data center, pengesahan 12 kebijakan TIK, pembangunan power house dan capacity building SDM yang mengelola IT. Sedangkan pengembangan SOP diaplikasikan dalam kegiatan pengesahan, inventarisasi dan monitoring SOP di seluruh Kemenkeu. Program kelima adalah Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur. Program ini terdiri atas beberapa kegiatan yaitu kajian fringe benefit untuk jabatan fungsional, analisis dan evaluasi jabatan, assessment center, penyempurnaan SIMPEG, Diklat Berbasis Kompetensi, penataan pegawai, manajemen talenta, dan pembangunan aplikasi Pengelolaan Kinerja Pegawai. Tahun ini beberapa kegiatan terkait manajemen SDM termasuk kegiatan baru di antaranya adalah, Kemenkeu mulai melaksanakan penilaian Kinerja Individu dan penilaian perilaku secara online, kajian fringe benefit untuk jabatan fungsional dan penyusunan job family dan job competency untuk memudahkan penataan pegawai dan penentuan karir di masa datang. Program keenam adalah Penguatan Pengawasan. Pencapaian terbaik Kemenkeu pada program ini adalah ditetapkannya opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Kemenkeu oleh BPK. Hal tersebut didukung dengan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran serta pengembangan proses e-procurement. Pada tahun 2012 Kemenkeu telah melakukan pembangunan aplikasi Vendor Management System, yaitu aplikasi yang dapat membantu Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Keuangan untuk melakukan pengukuran kinerja penyedia barang/jasa dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Selain itu, guna meningkatkan pengendalian dan pengawasan intern, Kemenkeu menerapkan pengendalian intern di lingkungan Kemenkeu sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 (KMK-152) tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan. Program ketujuh adalah Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Pada tahun 2012, program ini terdiri atas review terhadap Kontrak Kinerja (KK) guna mendapatkan gambaran mengenai kualitas KK, mulai dari Kemenkeu Wide hingga Kemenkeu Two, dan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemenkeu. Program kedelapan adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Program ini bertujuan untuk memastikan kepuasan publik terhadap kinerja Kemenkeu, oleh karena itu, program ini terdiri atas kegiatan Penyusunan Standar Layanan Unggulan (Quick Wins) di Lingkungan Kementerian Keuangan dan Survei Opini Kepuasan Pelanggan Kementerian Keuangan 2012. Berdasarkan survei tersebut, masyarakat menyatakan kepuasan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Indeks Kepuasan Pelanggan naik sebanyak 0,04 poin dari tahun sebelumnya menjadi 3.9 (skala 5). Program terakhir RB Kemenkeu adalah program yang tidak diamanahkan secara tersurat oleh Kemenpan dan RB sebagai bagian dari area perubahan namun dirasa perlu untuk dilaksanakan, yaitu Monitoring dan Evaluasi Program RB. Pada tahun 2012, program ini mencakup kegiatan Quality Assurance Pelaksanaan RB Seluruh Eselon I di Lingkungan Kemenkeu oleh Inspektorat Jenderal, Monitoring dan Evaluasi Indikator Kinerja Utama Seluruh Eselon I, dan koordinasi pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang diselenggarakan secara online oleh Kemenpan dan RB. Berdasarkan program-program yang telah kami laksanakan selama tahun 2012, di tahun-tahun mendatang kami bercita-cita terus berkomitmen untuk melaksanakan reformasi birokrasi demi kemajuan dan kredibiltas Kemenkeu. Diantaranya melalui program Transformasi Kelembagaan, manajemen SDM berbasis kompetensi (aplikasi manajemen talenta, pengembangan carrier path, aplikasi mekanisme pensiun dini), penyempurnaan SIMPEG, penggunaan IT secara optimal serta pengembangan proses Reformasi Birokrasi dengan benchmark dari institusi nasional dan internasional. Demikian sekilas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenkeu pada tahun 2012. Semoga pelaksanaan Reformasi Birokrasi ini mampu mendukung terwujudnya harapan dan cita-cita Kemenkeu untuk “Menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan Negara yang Dipercaya dan Akuntabel dan Terbaik di Tingkat Regional untuk Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”.
  • 6. TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan PENDAHULUAN Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan
  • 7. Program Manajemen Perubahan LANGKAH PROGRESIF MENGATASI TANTANGAN Laporan Tahunan 2012 • PT Indika Energy Tbk. 5 Program Manajemen Perubahan
  • 8. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 6 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional Republik Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Kementerian Keuangan diamanahi tugas sebagai pengelola keuangan dan kekayaan negara. Untuk itu, sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan memberanikan diri melaksanakan suatu reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi ini diharapkan mampu membawa Kementerian Keuangan menjadi institusi yang lebih melayani, akuntabel, dan transparan. Perjalanan Reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan telah memasuki usia setengah dekade. Disahkannya KMK Nomor 185/KMK.01/2012 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Tahun 2010- 2014 di awal tahun 2012 menjadi momen penting dalam sejarah Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan (RB Kemenkeu). Pengesahan keputusan menteri ini merupakan komitmen nyata Kementerian Keuangan untuk terus melaksanakan perbaikan melalui reformasi birokrasi. Selain itu, pembuatan roadmap reformasi birokrasi merupakan amanah Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 yang disusun oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) untuk menjadi pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi di seluruh K/L dan Pemda di Indonesia. Bersama dengan pengesahan roadmap RB Kemenkeu itu pula, tiga pilar utama yang menjadi penyokong reformasi birokrasi Kementerian Keuangan selama 4 tahun terakhir berubah menjadi 9 program. Sembilan program tersebut merupakan aplikasi 8 area perubahan yang diamanahkan oleh Kemenpan RB melalui Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014. Sembilan program tersebut terdiri atas (1) Manajemen Perubahan, (2) Penataan Peraturan Perundang-Undangan, (3) Penataan Penguatan Organisasi, (4) Penataan Tatalaksana, (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, (6) Penguatan Pengawasan, (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan (9) Monitoring dan Evaluasi. Peranan Kementerian Keuangan dalam proses reformasi birokrasi nasional tidak hanya tertulis di atas kertas. Sejak dilaksanakannya RB Kemenkeu, kinerja Kementerian Keuangan terus meningkat. Salah satunya terlihat dalam peningkatan penerimaan negara di bidang perpajakan yang saat ini mencapai angka 300% dari penerimaan negara di bidang perpajakan pada awal inisiasi RB Kemenkeu. Berbagai kantor layanan telah melakukan modernisasi dan proses pelayanan telah dilaksanakan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Keberhasilan pelaksanaan RB Kemenkeu juga menjadi benchmark bagi K/L, Pemda bahkan perusahaan LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan BUMN. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya permintaan studi banding maupun sharing knowledge tentang pelaksanaan RB Kemenkeu dari pihak-pihak tersebut. Sesuai dengan Roadmap RB Kemenkeu, pada tahun 2012 Kemenkeu melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Pada tahun ini ada dua kegiatan yang merupakan kegiatan baru dan belum pernah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yaitu Survey Kepuasan Pegawai serta Penyusunan Job Family dan Job Competency. Sedangkan 16 kegiatan lainnya merupakan lanjutan dan pengembangan dari kegiatan-kegiatan yang juga telah dilaksanakan di tahun 2011. Dalam Diktum KEDUA Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 56/KMK.01/2012 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2012, mengamanatkan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat untuk menyusun Laporan Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan.
  • 9. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 7 Pendahuluan TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN SISTEMATIKA PENULISAN Laporan kegiatan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat yang disampaikan secara berkala bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam rangka pelaksanaan good governance. Dengan adanya laporan tersebut diharapkan jajaran di lingkungan Kementerian Keuangan dapat memiliki informasi yang akurat dan komprehensif, yang menjadi salah satu faktor dalam mendukung kebijakan Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Laporan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Tahun Anggaran 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan laporan, tujuan penyusunan laporan, dan sistematika penulisan laporan. Latar belakang berisi penjelasan singkat proses perjalanan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Bab II memuat pelaksanaan program manajemen perubahan melalui internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan yang mencakup kegiatan: Workshop Pelatihan Change Leader, Training of Trainers (TOT), Monitoring, Chane Agent Sharing Session, Survei Kepuasan Pegawai, dan Penyempurnaan Roadmap Reformasi Birokrasi. Bab III memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penataan Peraturan Perundang-undangan. Bab IV memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penataan dan Penguatan Organisasi yang mencakup: Penataan Organisasi, Kantor Pelayanan Percontohan, dan Analisis Beban Kerja. Bab V memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penataan Tatalaksana yang mencakup kegiatan: Pelaksanaan Evaluasi atas Ketaatan terhadap Grand Design IT dan Pembangunan SOP. Bab VI memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur yang mencakup kegiatan: Kajian Fringe Benefit untuk Jabatan Fungsional, Analisi dan Evaluasi Jabatan, Assessment Center, Penyempurnaan SIMPEG, Diklat Berbasis Kompetensi dan Diklat Kompetensi Khas, Penataan Pegawai, Manajemen Talenta, dan Pembangunan Aplikasi Pengelolaan Kinerja Pegawai. Bab VII memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penguatan Pengawasan yang mencakup kegiatan: Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Proses penyusunan laporan keuangan sesuai ketentuan, Peningkatan pelaksanaan anggaran sesuai rencana, E-Procurement, dan Penerapan pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan. Bab VIII memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja yang mencakup kegiatan: Review Kontrak Kinerja, Penyempurnaan Peta Strategi Kemenkeu-Wide 2012, dan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pemerintah Kementerian Keuangan. Bab IX memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang mencakup kegiatan: Penyusunan Standard Layangan Unggulan dan Survei Opini Kepuasan Pelanggan. Bab X memuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di bidang Monitoring dan Evaluasi yang mencakup kegiatan: Quality Assurance serta Monitoring dan Evaluasi IKU.
  • 10. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 8 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN BAB 1
  • 11. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 9 Program Manajemen Perubahan LANGKAH PROGRESIF MENGATASI TANTANGAN Laporan Tahunan 2012 • PT Indika Energy Tbk. 9 Program Manajemen Perubahan
  • 12. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 10 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Perubahan merupakan keniscayaan bagi sebuah organisasi yang sedang melaksanakan reformasi birokrasi. Perubahan tersebut dilaksanakan dalam rangka mentransformasi keadaan organisasi saat ini menjadi keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya kerja. Pelaksanakan perubahan ini tidak mudah mengingat perubahan seringkali sulit diterima oleh individu di dalam organisasi. Diperlukan komunikasi, tranparansi dan keterlibatan semua pihak untuk dapat mengurangi resistensi tersebut dan memunculkan dukungan dalam proses perubahan. Dalam mengelola perubahan di Kementerian Keuangan, Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan melaksanakan beberapa program yang bertujuan untuk mempersiapkan sarana dan SDM untuk mendukung setiap perbaikan yang dilaksanakan melalui Reformasi Birokrasi. Dalam rangka memperbaiki budaya kerja dan mind-set pegawai, Kementerian Keuangan melakukan internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan kepada pejabat dan pegawai. Program internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan terdiri atas Workshop Change Leader untuk pejabat eselon II, Training for Trainer Change Agent untuk pelaksana, dan Sharing Session Change Agent. Keseluruhan kegiatan ini dievaluasi melakukan kegiatan monitoring internalisasi nilai- nilai Kementerian Keuangan. Nilai-nilai adalah serangkaian prinsip yang diyakini sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan. Nilai-nilai inilah yang akan memandu kita dalam menentukan baik/buruk dan benar/salahnya suatu tindakan. Sebagai panduan moral, nilai-nilai ini telah didefinisikan secara jelas supaya dapat memberikan petunjuk yang nyata dalam kehidupan setiap Pegawai baik individu maupun organisasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/ KMK.01/2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan tanggal 12 September 2011 telah ditetapkan 5 Nilai, perilaku utama, dan contoh-contoh perilaku yang sesuai dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan. Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan tahun 2011 berupa perumusan, peluncuran, dan Kick Off Nilai- Nilai Kementerian Keuangan, pada tahun 2012 telah dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai proses internalisasi lanjutan yang antara lain bertujuan untuk: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN 1. Memahami pentingnya transformasi budaya Kementerian Keuangan; 2. Memahami makna Nilai-Nilai dan Perilaku Utama Kementerian Keuangan; 3. Memberi pemahaman peran jajaran pimpinan sebagai Change Leader/Change Champion; 4. Menggalang komitmen bersama untuk mendukung keberhasilan transformasi budaya Kementerian Keuangan; dan 5. Merumuskan usulan program Budaya Kementerian Keuangan. Kegiatan internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan pada tahun 2012 meliputi: 1. Workshop Pelatihan Change Leader Workshop dilaksanakan dengan metode kombinasi sejumlah pendekatan yang terdiri dari pemaparan materi oleh narasumber, diskusi kelompok, presentasi kelompok, dan tayangan film pendek serta simulasi (games). Pembahasan mencakup materi pentingnya transformasi budaya Kementerian Keuangan, makna Nilai-Nilai dan Perilaku Utama Kementerian Keuangan, peran jajaran pimpinan sebagai Change Leader/Change Champion, dan komitmen bersama untuk mendukung keberhasilan transformasi budaya Kementerian Keuangan serta tugas Change Leader/Change Champion untuk menetapkan arahan strategis, memutuskan Nilai-Nilai Budaya Kerja dan Perilaku Utama Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, menyetujui program transformasi budaya, menyelesaikan isu-isu strategis; dan menjadi figur panutan. Workshop diikuti oleh 91 Pejabat Eselon II seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan baik kantor pusat maupun kantor vertikal dengan didampingi oleh narasumber pada tanggal 10 sampai dengan 12 April 2012, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. Workshop menghasilkan Perilaku-perilaku yang harus segera dihentikan (stop) karena tidak selaras dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan; Perilaku- perilaku yang perlu dimulai (start) untuk dibangun dan ditumbuhkembangkan karena belum dijalankan secara merata oleh Pegawai pada umumnya; dan Perilaku- perilaku yang saat ini sudah baik dan selaras dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan perlu dilanjutkan (continue) (Lampiran I).
  • 13. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 11 Program Manajemen Perubahan 3. Monitoring Untuk mengukur efektivitas pelaksanaan Internalisasi dan Sosialisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan yang telah dilaksanakan sepanjang Tahun 2012, perlu dilakukan kegiatan Monitoring penerapan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan pada beberapa unit kerja Eselon II yang dipilih secara random. Kegiatan kunjungan monitoring dilaksanakan pada tanggal 19 sampai dengan 22 November 2012 oleh Pejabat dan Pegawai pada Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan dengan didampingi oleh Narasumber ke 15 (lima belas) unit kerja yang berada di beberapa kantor pusat maupun vertikal di Jakarta yang ditentukan berdasarkan lokasi maupun wilayah kerja Change Agent yang telah mengikuti Training Of Trainer (TOT) Change Agent padba bulan Mei 2012 yang meliputi: Unit Eselon I No Unit Eselon II 19 Nov 2012 20 Nov 2012 20 Nov 2012 20 Nov 2012 20 Nov 2012 21 Nov 2012 21 Nov 2012 21 Nov 2012 21 Nov 2012 21 Nov 2012 22 Nov 2012 22 Nov 2012 22 Nov 2012 22 Nov 2012 22 Nov 2012 DJP SEKJEN DJKN DJPU BKF DJA DJPK IRJEN SEKJEN DJP DJPBN DJBC DJBC DJKN BPPK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sekretariat Ditjen Pajak Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Ditjen Kekayaan Negara Sekretariat Ditjen Pengelolaan Utang Sekretariat BKF Sekretariat Ditjen Anggaran Sekretariat Ditjen Perimbangan Keuangan Inspektur Bidang Investigasi – Bag Kepegawaian Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Kanwil DJP Jakarta Wajib Pajak Besar Kanwil DJPBN Jakarta Kantor Wilayah DJBC Banten Sekretariat Ditjen Bea dan Cukai Kanwil VII DJKN Jakarta Sekretariat BPPK Tanggal Kunjungan 2. Training of Trainers (TOT) Setelah membentuk Pejabat Eselon II sebagai Change Leader di lingkungan Kementerian Keuangan, langkah selanjutnya adalah membentuk Change Agent di lingkungan Kementerian Keuangan yang terdiri dari Pejabat Eselon III dan Eselon IV yang bertugas secara aktif mensosialisasikan, mempengaruhi lingkungan kerjanya untuk berperilaku sebagaimana diharapkan, secara proaktif mengidentifikasi dan menyelesaikan isu-isu implementasi, menjadi figur panutan (role model). Para Change Agent dibekali sebagai Trainer untuk dapat mempersiapkan Change Agent- Change Agent yang baru di berbagai unit organisasi sehingga mempercepat proses internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan. Training Of Trainer (TOT) Change Agent diselenggarakan pada tanggal 7 sampai dengan 31 Mei 2012 dengan dihadiri oleh 142 peserta yang terdiri dari Pejabat Eselon III dan Eselon IV terpilih yang dibagi menjadi 6 Batch. Salah satu tujuan Pelaksanaan Training Of Trainer adalah melakukan cascading terhadap Perilaku-perilaku yang harus segera dihentikan (stop) karena tidak selaras dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan; Perilaku-perilaku yang perlu dimulai (start) untuk dibangun dan ditumbuhkembangkan karena belum dijalankan secara merata oleh Pegawai pada umumnya; dan Perilaku- perilaku yang saat ini sudah baik dan selaras dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan perlu dilanjutkan (continue) yang telah dirumuskan sebelumnya dalam Workshop Change Leader (Lampiran II).
  • 14. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 12 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Metode monitoring menggunakan kombinasi sejumlah pendekatan yaitu: 1. melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Jajaran Pimpinan dan Change Agent dari direktorat terkait; 2. membagikan angket/kuesioner secara sampling (10 – 20 pegawai per unit Kerja) dan melakukan wawancara/FGD dengan pegawai (jumlah total pegawai yang mengisi angket/kuesioner: 331 dari 15 unit kerja); dan 3. melakukan pengamatan langsung di lapangan/ kunjungan keliling di unit kerja. Berdasarkan kunjungan monitoring dapat diketahui bahwa hampir seluruh Change Agent telah melakukan sosialisasi melalui metode dan intensitas yang berbeda-beda antara lain yaitu: 1. secara informal; 2. secara intensif menggunakan berbagai pendekatan/media; 3. menerapkan program-program budaya untuk mengakselerasi proses internalisasi; 4. melibatkan pegawai sebagai tim monitoring implementasi program budaya; dan 5. Pimpinan secara khusus meminta sosialisasi dilakukan dalam setiap sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat Hasil monitoring terhadap pengetahuan Nilai-Nilai dan Perilaku Utama serta pemahaman makna Nilai Pegawai Kementerian Keuangan yaitu sebagai berikut: 4. Change Agent Sharing Session Untuk memberikan wadah kepada para Change Agent di lingkungan Kementerian Keuangan dalam berbagi pengalaman dan saling memotivasi antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat lebih bersemangat dalam melakukan Internalisasi dan Sosialisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, serta untuk saling membantu memecahkan permasalahan yang terjadi dalam menerapkan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan di lingkungan unit kerja masing-masing telah dilaksanakan kegiatan Change Agent Sharing Session. Kegiatan Change Agent Sharing Session dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 9 Desember 2012 yang dipimpin oleh Menteri Keuangan dengan dihadiri oleh para Wakil Menteri Keuangan, para Pejabat Eselon I, sejumlah Pejabat Eselon II (Change Leader), 142 Pejabat Eselon III dan IV yang telah mengikuti TOT Change Agent 2012, dan sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan yang mengikuti Executive Training pada tahun 2011 dan 2012. PENGETAHUAN NILAI-NILAI DAN PERILAKU UTAMA PEMAHAMAN MAKNA NILAI Tahu 51% 82% 18% 49% Paham Belum Tahu Belum Paham
  • 15. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 13 Program Manajemen Perubahan 5. Survei Kepuasan Pegawai Di Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2012 Survei kepuasan pegawai Kementerian Keuangan dimaksudkan untuk mengukur persepsi kepuasan dan ekspektasi pegawai Kementerian Keuangan terhadap kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian Keuangan saat ini. Pelaksanaan survei tidak hanya dilakukan pada pegawai di lingkungan kantor pusat saja, akan tetapi juga meliputi pegawai pada kantor vertikal. Hasil survei kepuasan pegawai ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu organisasi dalam memberdayakan pegawainya untuk menghasilkan kerja yang optimal secara efektif dan efisien. Tujuan dilakukan survei ini adalah: a. Mengetahui tingkat kepuasan pegawai Kementerian Keuangan terhadap kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian Keuangan saat ini; b. Mengetahui ekspektasi pegawai atas kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian Keuangan saat ini; c. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kepuasan pegawai pada semua unsur/faktor yang mempengaruhi kepuasan; d. Merumuskan rekomendasi kebijakan tata kelola SDM dan organisasi Kementerian Keuangan. Dasar hukum atas kegiatan ini adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi, dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025; e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014; f. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan; g. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 tahun 2011 tentang Kriteria dan Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi; h. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2012 pada Kriteria 7 yaitu Hasil Sumber Daya Manusia Aparatur. Indikator terpenting kualitas pelayanan stakeholders internal adalah tingkat kepuasan pegawai. Tingkat kepuasan pegawai memiliki pengaruh yang kuat atas pelayanan dan kinerja pegawai. Apabila tingkat kepuasan pegawai rendah maka akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai secara keseluruhan. Mengingat pentingnya hal ini, maka merupakan tantangan berat yang harus dihadapai dalam proses reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Untuk mewujudkan tujuan kepuasan tersebut, telah dilakukan upaya perbaikan dan/atau penyempurnaan, yang meliputi lingkungan kerja, fasilitas, penghasilan, pengembangan kompetensi, kebijakan pola mutasi dan promosi pegawai. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-Wide Kementerian Keuangan tahun 2012, diberikan target pencapaian Indeks Kepuasan Pegawai adalah 3,04 yang merupakan rata-rata dari target unit eselon I. Target 11 unit eselon I adalah 3, sedangkan target untuk Badan Kebijakan Fiskal adalah 3,5. Survei Kepuasan Pegawai (SKP) Kementerian Keuangan mengukur persepsi kepuasan dan ekspektasi pegawai Kementerian Keuangan terhadap kondisi tata kelola SDM dan organisasi Kementerian Keuangan saat ini. Unit yang terkait dengan tata kelola SDM adalah Sekretariat Jenderal dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sedangkan yang terkait dengan organisasi adalah Sekretariat Jenderal. Pelaksanaan survei tidak hanya dilakukan pada pegawai di lingkungan kantor pusat saja, akan tetapi juga meliputi pegawai pada kantor vertikal termasuk kantor layanan. Hasil survei kepuasan pegawai ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu organisasi dalam memberdayakan pegawainya untuk menghasilkan kerja yang optimal secara efektif dan efisien.
  • 16. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 14 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan pengisian survei secara online diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober sampai dengan 9 November 2012. Responden yang mengikuti Survei Kepuasan Pegawai adalah seluruh pegawai Kementerian Keuangan; sedangkan untuk in-depth interview dipilih secara random 10 orang responden dari 5 kota besar, yaitu Medan, Balikpapan, Makassar, Surabaya, dan Batam. Kuesioner diberikan kepada responden secara online, melalui alamat website www.surveiku.depkeu.go.id, sedangkan untuk in-depth interview, data dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden terpilih. b. Jumlah Responden Jumlah responden pada pelaksanaan Survei Kepuasan Pegawai (SKP) Kementerian Keuangan sebanyak 38.894 responden, dengan pengelompokan sebagai berikut: 1. Untuk pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin, dapat diperoleh data responden didominasi oleh pegawai dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 28.866 pegawai (74,22%), sedangkan responden pegawai dengan jenis kelamin perempuan sejumlah 10.028 pegawai (25,78%). 2. Untuk pengelompokan responden berdasarkan usia, dapat diperoleh informasi bahwa tingkat partisipasi survei pada umumnya diikuti oleh pegawai lingkup Kementerian Keuangan secara hampir merata, dengan jumlah responden 12.255 pegawai untuk usia kurang dari 30 tahun (31,51%), responden sejumlah 10.942 pegawai untuk usia 31 – 40 tahun (28,13%), responden sejumlah 8.966 pegawai untuk usia 41 – 50 tahun (23,05%), dan responden sejumlah 6.731 pegawai untuk usia di atas 50 tahun (17,31%). 3. Untuk pengelompokan responden berdasarkan masa kerja, dapat diperoleh informasi bahwa responden yang mengisi survei kepuasan pegawai, secara umum didominasi oleh pegawai dengan masa kerja di atas 10 tahun dengan rincian pegawai dengan masa kerja 11 s.d. 20 tahun sebanyak 12.000 responden (30,85%) dan pegawai dengan masa kerja di atas 20 tahun sebanyak 11.716 pegawai (30,12%). 4. Berdasarkan tingkat pendidikan formal, dapat diperoleh data responden bahwa responden didominasi oleh pegawai dengan tingkat pendidikan sarjana (S1) atau Diploma IV sebesar 38,14%, selanjutnya tingkat pendidikan di bawah Diploma III sebesar 31,31%. Responden pegawai dengan tingkat pendidikan S2/S3 (5.085 pegawai) hampir sama tingkat partisipasinya dibanding pegawai dengan latar belakang pendidikan formal Diploma III (6.796 pegawai). 5. Untuk pengelompokan responden berdasarkan golongan pegawai, dapat diperoleh informasi dari 38.894 responden, terdapat 23.179 pegawai (59,60%) mayoritas yang berasal dari pegawai dengan ruang golongan III sedangkan minoritas responden berasal dari golongan I sebanyak 20 pegawai (0.05%). 6. Untuk pengelompokan responden berdasarkan jabatan pegawai, dapat diperoleh informasi bahwa jumlah responden secara proporsional didominasi oleh pelaksana sejumlah 31.296 pegawai (80,46%) dan terus berkurang proporsinya sesuai dengan kapasitas jabatan yang tersedia di Kementerian Keuangan. 7. Untuk pengelompokan responden berdasarkan unit kerja pegawai yang bersangkutan, dapat diperoleh informasi bahwa dari total responden seluruh Kementerian Keuangan sejumlah 38.894 pegawai, responden didominasi oleh pegawai dari Direktorat Jenderal Pajak sejumlah 17.128 pegawai (44,04%). Selanjutnya berturut-turut Direktorat Jenderal Perbendaharaan sejumlah 7.637 pegawai (19,64%) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sejumlah 7.265 pegawai (18,68%). Kepuasan pegawai merupakan salah satu indikator dari terpenuhinya harapan dan kebutuhan pegawai. Kepuasan pegawai merupakan suatu keadaan dimana keinginan harapan dan kebutuhan pegawai dapat dipenuhi dengan baik, sementara ketidakpuasan pegawai merupakan gambaran bahwa apa yang diinginkan pegawai tidak tersedia dalam pekerjaan atau lingkungan kerja. Dengan diketahui tingkat kepuasan pegawai, maka hal tersebut dapat dijadikan umpan balik (feedback) bagi pimpinan untuk merumuskan kebijakan dalam lingkup Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam rangka perbaikan kinerja pegawai secara terus menerus ke arah yang lebih baik (continuous improvement). c. Sesuai Target Indikator Kinerja Utama Pada tahun 2012, target pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Keuangan untuk Indeks Kepuasan Pegawai diberikan target minimal pada angka indeks 3, 04. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata skor tingkat kepuasan untuk keseluruhan Kementerian Keuangan adalah 3,39 Sementara itu, untuk masing-masing unit layanan eselon I, berkisar antara 3,13 di Direktorat Jenderal Anggaran sampai dengan 3,53 di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai merasa puas atas terpenuhinya kebutuhan serta harapannya, namun demikian kualitas pelayanan tersebut masih perlu ditingkatkan.
  • 17. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 15 Program Manajemen Perubahan Pada tahun 2012, target pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Keuangan untuk Indeks Kepuasan Pegawai diberikan target minimal pada angka indeks 3, 04. Kepuasan pegawai juga dilihat berdasarkan variabel dan indikatornya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi (1) Pandangan terhadap Penugasan/ Pekerjaan, (2) Imbalan, (3) Pengembangan Kompetensi/Skill Pegawai, (4) Mutasi/Rotasi Pegawai, (5) Supervisi, dan (6) Rekan Kerja. Gambar 2 memperlihatkan bahwa skor kepuasan untuk semua variabel lebih tinggi dari 2,50. Variabel yang dinilai responden mempunyai nilai tertinggi adalah Rekan kerja, dengan skor rata-rata 3.66. Setelah itu disusul oleh Supervisi, dengan skor 3.56 dan RATA-RATA SKOR PER ESELON I 2.90 3.00 3.10 3.20 3.30 3.40 3.50 3.60 Kemenkeu 3.39 Setjen 3.18 DJA 3.13 DJP 3.32 DJBC 3.53 DJPB 3.42 DJKN 3.52 DJPK 3.25 DJPU 3.19 ITJEN 3.38 BAPEPAM LK 3.44 BKF 3.21 BPPK 3.33 Sumber: Hasil Pengolahan Data Pekerjaan, dengan skor 3.88. Sementara variabel yang mendapatkan penilaian skor terendah adalah Mutasi/ Rotasi Pegawai, dengan skor 2,88, dan kemudian disusul dengan unsur imbalan, dengan skor 3.12. Hal ini menunjukkan bahwa 2 (dua) variabel yaitu “Mutasi/ Rotasi Pegawai” yang meliputi memadainya kebijakan pola mutasi/rotasi jabatan, konsistensi penerapan pola mutasi/rotasi sesuai ketentuan, pengetahuan pegawai pengelola kepegawaian tentang pola mutasi/rotasi jabatan, dinilai pegawai relatif lebih rendah dibanding variabel lainnya. Gambar 1: Rata-Rata Skor Tingkat Kepuasan
  • 18. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 16 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan RATA-RATA SKOR PER VARIABEL 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 Pekerjaan 3.44 imbalan 3.12 Pengembangan Kompetensi/ Skill Pegawai Kepuasan Pegawai Secara Keseluruhan Bekerja di Kementerian Keuangan Puas Tidak Puas Cukup Puas Kesesuaian Bidang Tugas/Pekerjaan dengan Keahlian atau Minat Pegawai Kesesuaian Jabatan Saat ini dengan Keahlian, Pendidikan dan Masa Kerja yang Dilalui Kesesuaian Tempat Penugasan/Kerja dengan Harapan Pegawai 3.19 Mutasi/Rotasi Pegawai 2.88 Supervisi 3.56 Rekan kerja 3.66 d. Analisis Data 1. Analisis Statistika Deskriptif Berdasarkan Gambar 3, 55,55% menyatakan puas, 23,10% menyatakan cukup puas dan 12,35% menyatakan tidak puas. Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar pegawai sudah puas dengan statusnya sebagai pegawai Kementerian Keuangan. Sumber: Hasil Pengolahan Data Sumber: Hasil Pengolahan Data Sedangkan tingkat ketidak-kepuasan pegawai pada indikator “Kesesuaian bidang tugas/pekerjaan dengan keahlian atau minat pegawai”, “Kesesuaian jabatan saat ini dengan keahlian, pendidikan dan masa kerja yang dilalui”, “Kesesuaian tempat penugasan/kerja dengan harapan pegawai” menunjukkan peningkatan pernyataan “tidak puas” yang signifikan, yakni berturut-turut sebesar 21,41%, 22,29% dan 20,51%. 32.10% 55.55% 12.35% 30.96% 46.75% 22.29% 27.01% 51.58% 21.41% 30.45% 49.04% 20.51% Gambar 2 : Skor Variabel Kepuasan Pegawai Kementerian Keuangan RI Tahun 2012 Gambar 3 : Kepuasan Atas Pandangan Terhadap Penugasan atau Pekerjaan Saat Ini
  • 19. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 17 Program Manajemen Perubahan Terkait ketidakpuasan pegawai pada mutasi/ rotasi, beberapa responden menyebutkan bahwa tidak berjalannya pola mutasi dapat menyebabkan efek negatif ketika seorang pejabat menduduki suatu posisi terlalu lama. Mutasi hendaknya mempertimbangkan pengembangan kompetensi pegawai sehingga dapat mencegah demotivasi pegawai. Selain itu rotasi antar bagian juga diperlukan oleh para pegawai untuk mendapatkan pemahaman secara menyeluruh terhadap tugas dan fungsi unit kerja. Beberapa pegawai juga mengeluhkan asuransi yang dimiliki pegawai Kementerian Keuangan. Sampai saat ini asuransi pegawai ditanggung oleh Askes. Namun demikian pelayanan yang diberikan oleh Askes dirasa masih sangat kurang. Rumitnya prosedur untuk meminta rujukan dari puskesmas sebelum diterima di rumah sakit membuat pegawai urung menggunakan fasilitas Askes. Selain itu, kurang lengkapnya fasilitas yang bisa ditanggung oleh Askes membuat Sumber: Hasil Pengolahan Data para responden beranggapan bahwa fasilitas Askes tidak banyak membantu. Beberapa responden menyarankan untuk menambahkan jumlah premi dari penghasilan pribadi sehingga fasilitas yang didapat dari Askes lebih maksimal. Seperti halnya dalam pandangan pegawai Kementerian Keuangan secara umum, indikator tingkat kepuasan pegawai pada variabel “Kesesuaian bidang tugas/pekerjaan dengan keahlian atau minat pegawai”, “Kesesuaian jabatan saat ini dengan keahlian, pendidikan dan masa kerja yang dilalui”, “Kesesuaian tempat penugasan/kerja dengan harapan pegawai”menunjukkan pernyataan “tidak puas” yang cukup signifikan. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh rasa tidak puas pada pola mutasi dan promosi dimana dirasakan bahwa penerapan pola mutasi dan promosi yang tidak jelas menyebabkan cukup banyak posisi yang dinilai tidak sesuai/ tidak memenuhi harapan pegawai. 2. Analisa Biplot XDJBC BKF DJP DJPB DJBC DJKN Itjen BPPK BapepamLK Pandangan terhadap Penugasan / Pekerjaan Saat ini Semakin Baik Pekerjaan Imbalan Pengembangan Kompetensi / Skill Pegawai Mutasi / Rotasi Pegawai Supervisi Rekan kerja 0.8 0.3 0.7 0.2 0.2 0.7 0.3 0.8 DJPK Setjen DJA DJPU X34 X32 X35 X31 X2 X36 X33 Gambar 4 : Biplot antar Unit Eselon I dengan Variabel Kepuasan X33 X34 X32 X36 X2 X35 X31
  • 20. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 18 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Dalam penelitian ini dua variabel yang digambarkan keterkaitannya adalah skor kepuasan pegawai berdasarkan variabel kepuasan untuk menilai keberhasilan organisasi dalam memenuhi harapan pegawainya dan antar unit eselon I yang disurvei. Keterkaitan antar variabel ini menunjukkan hubungan positif antar unit eselon I dan nilai skor kepuasan. Artinya, semakin dekat posisi dalam gambar atau semakin kecil sudut diantaranya, maka unit eselon I tersebut dicirikan dengan skor yang tinggi dari variabel kepuasan, demikian sebaliknya. Berdasarkan Gambar 4. terlihat bahwa semua variabel kepuasan (7 variabel) yaitu variabel Pandangan terhadap penugasan/ pekerjaan saat ini, variabel Pekerjaan, variabel Imbalan, variabel Pengembangan Kompetensi/Skill Pegawai, variabel Mutasi/ Rotasi Pegawai, variabel Supervisi dan variabel Rekan Kerja mengarah pada satu arah. Hal tersebut menunjukkan keterkaitan yang erat antara variabel kepuasan yang satu dengan lainnya, contoh seperti indikator X33 dan X34. Untuk indikator X32, X33, dan X34 menunjukkan bahwa responden yang menjawab kelompok sangat puas dan puas dengan sangat tidak puas dan tidak puas range-nya besar. Diperoleh deskripsi bahwa variabel kepuasan yang paling erat (berdekatan sumbu birunya antar variabel dalam gambar biplot) adalah X2, X31 dan X35 yaitu variabel pandangan terhadap penugasan/pekerjaan saat ini, variabel pekerjaan dan variabel supervisi. Meskipun variabel kepuasan lainnya sebenarnya memiliki korelasi positif dengan tingkat kepuasan pegawai terhadap kondisi kerja dan layanan kepegawaian serta organisasi Kementerian Keuangan RI secara umum. 3. Analisis Importance Performance Analysis (IPA) Diagram IPA Kepentingan Kepuasan 4.30 4.25 4.20 4.15 4.10 4.05 4.00 2.6 2.8 x324 x341 x325 x322 x321 x331 x319 x314 x3110 x315 x362 x352 x355 x356 x317 x3111 x312 x354 x353 x361 x363 x323 x351 x313 x311 xxx x342 x343 3.0 3.2 3.4 3.35 3.6 3.8 Gambar 5 : Importance Performance Analysis – Variabel Kepuasan Sumber: Hasil Pengolahan Data
  • 21. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 19 Program Manajemen Perubahan Berdasarkan Diagram IPA diatas, rata-rata jawaban untuk tingkat “Kepentingan” adalah 4,14. Sedangkan rata-rata jawaban untuk tingkat “Kepuasan” adalah 3,35, sehingga dapat dikatakan rata-rata jawaban responden terhadap tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kepuasan. Range nilai untuk tingkat kepuasan responden pada masing-masing pernyataan lebih bervariasi dibandingkan dengan range nilai untuk tingkat kepentingan. Seperti terlihat dalam diagram, sebagian besar pernyataan berada pada kuadran II dan III dan hanya sedikit yang berada di kuadran I dan IV. Pernyataan-pernyataan yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan dalam rangka peningkatan kepuasan pegawai (Kuadran I) adalah sebagai berikut: c. Hasil In-depth Interview Berdasarkan hasil In-depth interview yang dilakukan sebagai bahan penunjang hasil survei, secara umum responden menyatakan kepuasannya terhadap penghasilan yang diterima. Namun demikian beberapa responden yang diinterview menyatakan bahwa beban kerja di Kementerian Keuangan merata. Selain itu perhitungan beban kerja sebagai indikator kinerja kurang ideal karena hanya menghitung berdasarkan lama pekerjaan. Beberapa responden merasa keahlian atau latar pendidikan (X321) (X322) 1 2 Kesesuaian besaran TKPKN dengan kompetensi, proses dan hasil kerja/output; Pemenuhan asas keadilan penetapan grading (TKPKN) antar jabatan yang setara. mereka tidak sesuai dengan bidang tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil in-depth interview yang dilaksanakan oleh tim riset pada lima kota besar, didapatkan beberapa masukan. Masukan terbanyak adalah mengenai kejelasan pola mutasi pegawai. Selama ini pola mutasi dinilai masih berada dalam area abu-abu, tidak bisa ditebak. Selain itu, mutasi sebaiknya juga memperhatikan kalender akademik pelajar, sehingga bagi pegawai yang memiliki anak usia sekolah tidak terlalu repot dalam memindahkan sekolah anaknya. Dengan adanya mutasi yang benar-benar tersistem, diharapkan pegawai dapat lebih mempersiapkan segala sesuatunya lebih matang, terutama perihal tempat tinggal dan pendidikan anak-anak mereka. Berikutnya, terdapat masukan untuk dilakukan kenaikan tunjangan, mengingat tunjangan yang diberikan dirasa belum disesuaikan dengan tingkat inflasi yang terjadi, terlebih lagi bagi mereka yang ditempatkan di kota dengan life cost cukup tinggi. Indikator yang disoroti dalam variabel imbalan lainnya adalah tentang kebijakan cuti pegawai. Masukan yang disampaikan, yaitu untuk cuti bersama sebaiknya tidak dimasukkan dalam hitungan cuti tahunan. Ini dirasa memberatkan bagi mereka yang berada jauh dari home base. Terkait pengembangan kompetensi/skill pegawai, salah satu responden yang berlokasi di Batam mengharapkan adanya percepatan proses penyebaran informasi karena seringkali informasi mengenai beasiswa dirasakan lambat. Pending matters yang masih akan diselesaikan lebih lanjut dalam kegiatan ini adalah penyusunan matriks tindak lanjut. Program No Kinerja % Survei Kepuasan Pegawai 1 Target Capaian • Tingkat Kepuasan Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan rata-rata 3,04, • Tingkat Kepuasan Pegawai masing-masing unit eselon I adalah 3,00 kecuali untuk BKF 3,50 • Tingkat Kepuasan Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan adalah 3,39 • Tingkat Kepuasan Pegawai masing- masing unit eselon I adalah: DJP : 3,32 DJBC: 3,53 DJPB: 3,42 DJKN: 3,52 DJPU: 3,19 DJPK: 3,25 DJA: 3,13 ITJEN: 3,38 SETJEN : 3,18 Bapepam LK : 3,44 BKF : 3,21 BPPK : 3,33 • Waktu pelaksanaan survei terbatas untuk jumlah pegawai Kementerian Keuangan yang sangat banyak • Kendala sistem IT yang sempat down ketika diakses oleh banyak pengguna (users) 111,5 % 110,6% 117,6% 114% 117,33% 106,33% 108,33% 104,33% 112,67% 106% 114,67% 91,71% 111% Hambatan Kegiatan Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat
  • 22. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 20 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN BAB 2
  • 23. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 21 Program Penataan Peraturan Perundang undangan Pada tahun 2012, telah dilaksanakan kegiatan penataan peraturan perundang-undangan yang memiliki tujuan agar proses penyusunan peraturan perudang-undangan/ kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Kemenkeu di unit-unit eselon I sedari awal telah melibatkan Biro Hukum, baik pada tahap perencanaan, pembahasan, pemrosesan, penetapan, pemublikasian hingga verifikasi atas peraturan perundang-undangan. Dalam rangka identifikasi, review, dan verifikasi peraturan perundang-undangan pada tahun 2012, Biro Hukum telah melaksanakan langkah-langkah berikut: 1. Melalui surat Sekretaris Jenderal Nomor: S-2881/ SJ/2012 tanggal 26 Desember 2012, telah dimintakan kepada seluruh pimpinan unit eselon I untuk membuat dan menyampaikan daftar rencana penyusunan peraturan-perundang-undangan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal dengan tembusan Kepala Biro Hukum. Penyusunan rencana tersebut, kemudian dibakukan dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.01/2012 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I, Dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I Di Lingkungan Kementerian Keuangan (“PMK 123/2012”), yang ditetapkan pada tanggal 19 Juli 2012. 2. Biro Hukum juga telah membangun dan mengelola aplikasi Sistem Informasi dan Monitoring Peraturan Perundang-undangan (“Simponi”) yang digunakan dalam rangka monitoring proses penyelesaian peraturan perundang-undangan di lingkungan Kemenkeu. Dalam Aplikasi Simponi tersebut dicantumkan keterangan menyangkut: a. Nama peraturan; b. Dasar hukum; c. Target penyelesaian, d. Unit yang bertanggung jawab; dan e. Status/tindak lanjut. Adapun Matriks Program Perencanaan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, dan/atau Rancangan Peraturan Menteri Keuangan) selama tahun 2012 yang terdapat dalam aplikasi Simponi adalah sebagaimana terlampir. Mengenai penyusunan peta peraturan perundang- undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron pada tahun 2012. Peta peraturan perundang-undangan pada prinsipnya termuat dalam aplikasi Simponi yang diantaranya mencantumkan status/tindak lanjut peraturan perundang-undangan. Bagian status tersebut berisi penjelasan dan kronologis penyusunan masing-masing peraturan perundang-undangan sejak mulai perencanaan hingga penetapan. Dengan demikian, dari Simponi tersebut dapat diidentifikasi peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis dan perlu dilakukan pembahasan dengan unit terkait. Mengenai pelaksanaan regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan pada tahun 2012, Sesuai ketentuan Pasal 632 PMK 184/2010, Biro Hukum melakukan pengelolaan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (“SJDIH”) melalui website www.sjdih.depkeu.go.id. Situs tersebut mempublikasikan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas Kemenkeu. Regulasi dan deregulasi peraturan perundang- undangan tersebut dapat dilihat dari website tersebut sebagaimana data hardcopy pada matriks terlampir. Dalam melaksanakan proses kegiatan Penataan Peraturan Perundangan-undangan, dapat diidentifikasi beberapa kendala, yaitu: a. kendala dalam mendapatkan hard copy/soft copy Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan yang sudah ditetapkan dari unit terkait, antara lain karena dianggap bersifat rahasia; b. belum sempurnanya aplikasi Simponi, mengingat aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba dan masih perlu penyempurnaan lebih lanjut; c. terbatasnya Sumber Daya Manusia Biro Hukum, khususnya untuk mengelola bidang IT; d. terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang penyusunannya tidak melibatkan Biro Hukum, sehingga tidak dapat secara cepat teridentifikasi oleh Biro Hukum.
  • 24. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 22 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan PROGRAM PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI BAB 3
  • 25. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 23 Program Penataan dan Penguatan Organisasi
  • 26. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 24 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, disebutkan bahwa tugas dan fungsi Kementerian Keuangan merupakan salah satu urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sehingga Kementerian Keuangan tidak dapat dibubarkan tanpa persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini menandakan bahwa kedudukan, peran, tugas, dan fungsi Kementerian Keuangan sangat penting dan strategis. Selanjutnya dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas Kementerian Keuangan sangat berat dan mengemban banyak peraturan perundang-undangan, antara lain Undang-Undang (UU) di bidang Keuangan Negara, Perbendaharaan Negara, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Pasar Modal, Kekayaan Negara, Perasuransian, Dana Pensiun, Piutang Negara, Lelang, Perimbangan Keuangan, Otonomi Daerah, Utang Negara, SUKUK, dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Menteri Keuangan. Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, tugas yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan merupakan salah satu tugas yang tidak diserahkan urusannya kepada Pemerintah Daerah. Tugas-tugas Kementerian Keuangan utamanya meliputi optimalisasi pendapatan negara, optimalisasi pengelolaan pembiayaan anggaran, optimalisasi pengelolaan dan penilaian kekayaan negara, efisiensi dan efektivitas belanja negara, pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kesinambungan kebijakan fiskal, sistem pelaksanaan anggaran yang baik dan sistem penyusunan laporan keuangan yang memadai, menciptakan pasar modal yang teratur, wajar, efisien, sehat, kompetitif dan melindungi kepentingan rakyat, serta mewujudkan keuangan yang mandiri. Pelaksanaan tugas- tugas tersebut semakin hari semakin bertambah dinamis, berat dan kompleks serta setiap kebijakan yang diambil oleh Kementerian Keuangan akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian, perdagangan, dan sosial. Tugas-tugas tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam Strategy Map Balance Score Card, dijabarkan dalam 6 (enam) sasaran strategis yang meliputi pendapatan negara yang optimal, pelaksanaan belanja yang optimal, pembiayaan yang aman bagi kesinambungan fiskal, utilisasi kekayaan negara yang optimal, pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel, dan industri pasar modal dan jasa keuangan non-bank yang stabil, tahan uji, dan likuid. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan yang berat dan kompleks tersebut, dibutuhkan organisasi dan sistem ketatalaksanaan yang efektif, efisien, responsif, jelas, pasti, transparan, akuntabel, right sizing, independen, one stop service, built in control, dan/atau check and balances, adaptif, dan mampu mendukung dan mentrasformasikan tugas yang diembannya dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Organisasi Kementerian Keuangan merupakan organisasi yang berskala sangat besar dan mempunyai instansi vertikal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada tingkat provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, bahkan kelurahan. Kedudukan, tugas, fungsi, peran, dan karakteristik Kementerian Keuangan tersebut menjadikan organisasi Kementerian Keuangan sangat dinamis dan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan publik, baik sebagai regulator maupun sebagai pemberi layanan. Untuk itu, dibutuhkan organisasi dan sistem ketatalaksanaan yang secara cepat mampu mengantisipasi perubahan lingkungan agar dapat mendukung terwujudnya tata kelola keuangan dan kekayaan negara yang efektif, efisien, profesional, produktif, transformatif, serta sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu senantiasa dilakukan penataan organisasi secara berkesinambungan. Kegiatan Penataan Organisasi ini dimaksudkan mewujudkan organisasi Kementerian Keuangan baik pada kantor pusat, instansi vertikal maupun unit pelaksana teknis yang efektif, efisien, responsif, jelas, pasti, transparan, akuntabel, right sizing, independen, one stop service, built in control, dan/atau check and balances, sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelaksanaan tugas, tuntutan masyarakat, dan kemajuan teknologi. Penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan didasarkan pada landasan hukum diantaranya sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 4. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan; 1. PENATAAN ORGANISASI
  • 27. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 25 5. Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang Prosedur, Pengusulan, Penetapan, dan Evaluasi Organisasi Pemerintahan; 6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 108 Tahun 1995 tentang Teknik Perumusan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/19/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Organisasi Pemerintah; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan Departemen Keuangan. Kegiatan penataan organisasi merupakan kegiatan strategis yang harus dilakukan secara hati-hati, konseptual, dan komprehensif untuk kepentingan Kementerian Keuangan secara keseluruhan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan Depertemen Keuangan, kegiatan penataan organisasi secara garis besar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data (termasuk usulan dari unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan); 2. Analisis/telaahan; 3. Pembahasan internal Kemenkeu (dengan unit-unit eselon I terkait) dan penyiapan naskah akademis yang menjelaskan tentang latar belakang, kondisi yang dihadapi, dan perbandingan antara struktur organsasi existing dengan struktur organisasi usulan, RPMK mengenai organisasi dan tata kerja, dan dokumen pendukung lainnya; 4. Usulan Menteri Keuangan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB); 5. Pembahasan dengan Kementerian PAN dan RB (bersama Sekretariat Kabinet apabila penataan organisasi yang dilakukan berdampak pada perubahan Peraturan Presiden); 6. Persetujuan dan Penetapan Peraturan Menteri Keuangan berdasarkan persetujuan Menteri PAN dan RB dan berdasarkan persetujuan Presiden/ ditetapkannya Perpres (apabila penataan organisasi yang dilakukan berdampak pada perubahan Perpres). Kajian yang dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dalam setiap pelaksanaan program penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi yang berlaku secara akademis, universal, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun demikian penataan organisasi Kementerian Keuangan sangat ditentukan oleh kebijakan strategis yang digariskan oleh pimpinan Kementerian Keuangan dan kebijakan nasional yang digariskan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Program penataan/modernisasi organisasi Kementerian Keuangan yang telah diagendakan sebelumnya dan diproses oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan pada tahun 2012 antara lain sebagai berikut: 1. Pembentukan KPP WP Besar Pertambangan, KPP Khusus Migas, dan KPP Badan Usaha Milik Negara Dua. Potensi penerimaan Negara dari sektor perpajakan di bidang usaha pertambangan, minyak, dan gas bumi relatif besar. Untuk itu, dipandang perlu untuk menangani secara khusus aspek perpajakan di bidang usaha pertambangan, minyak, dan gas bumi dengan membentuk KPP WP Besar Pertambangan dan KPP Khusus Migas. Selain itu pada saat ini KPP yang mengadministrasikan WP Perusahaan Negara/BUMN memiliki beban kerja relatif tinggi, untuk itu perlu dilakukan pemecahan/penataan pengadministrasian wajib pajak pada KPP Badan Usaha Milik Negara menjadi KPP BUMN Satu dan KPP BUMN Dua. Pembentukan KPP WP Besar Pertambangan, KPP Khusus Migas, dan KPP Badan Usaha Milik Negara Dua dilakukan dalam rangka: a. meningkatkan pelayanan, penyuluhan, pengawasan, dan kepatuhan wajib pajak; b. meningkatkan intensifikasi, ekstensifikasi, dan penerimaan pajak; c. meningkatkan tertib pengadministrasian Wajib Pajak khususnya di sektor minyak dan gas bumi; d. meningkatkan keahlian petugas pajak di sektor pertambangan, minyak dan gas bumi; dan e. pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. 2. Pembentukan UPT Kantor Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan (KPDDP) di Jambi. Pembentukan KPDDP di Jambi merupakan kelanjutan dari program modernisasi administrasi perpajakan yang telah dikomunikasikan dan diagendakan bersama dengan Kementerian PAN dan RB (tahun 2007 telah dibentuk PPDDP di Jakarta dan tahun 2011 telah dibentuk KPDDP di Makassar). Pembentukan KPDDP Jambi ditujukan dalam rangka: a. meningkatkan kualitas, akurasi, konsistensi, dan keamanan data dan dokumen perpajakan melalui pemanfaatan teknologi informasi; b. meningkatkan fungsi check and balances dan meminimalisir penyalahgunaan wewenang; dan c. memfokuskan kantor pelayanan pada tugas teknis pelayanan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kepatuhan wajib pajak. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
  • 28. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 26 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan 3. Pembentukan UPT Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan (KLIP). Pembentukan KLIP ditujukan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penyuluhan perpajakan serta pemahaman peraturan dan kepatuhan Wajib Pajak yang pada gilirannya akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Selain itu pengaduan/keluhan yang disampaikan oleh Wajib Pajak melalui Contact Center juga akan menjadi masukan/umpan balik bagi pengambilan kebijakan di lingkungan Ditjen Pajak. Unit ini berlokasi di Jakarta dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. Sejak tahun 2007 Ditjen Pajak telah melaksanakan pilot project Unit Inbound Call Center (Kring Pajak 500200) yang melayani permintaan informasi perpajakan dan penanganan keluhan dan pilot project Unit Outbound Call Center yang menangani pemberian himbauan kepada WP sejak tahun 2009. Kedua program tersebut menjadi dasar pembentukan KLIP dimaksud. 4. Modernisasi Seluruh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Kepabenan dan Cukai (KPPBC) dan Pembentukan KPPBC Tipe Pratama Nanga Badau. Pada prinsipnya merupakan Tahapan Modernisasi Kepabeanan dan Cukai yang telah dimulai sejak tahun 2007, antara lain ditujukan untuk: a. meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai dengan mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan dan responsif; b. mengoptimalkan fungsi utama DJBC sebagai fasilitator perdagangan (Trade Facilitator), dukungan industri (Industrial Assistance), pelindung masyarakat (Community Protector), dan penghimpun penerimaan (Revenue Collector); dan c. untuk meningkatkan efektivitas dan citra organisasi. Pada tahun 2012 dilakukan modernisasi pada seluruh KPPBC yang belum modern yaitu sejumlah 76 kantor sebagai berikut: a. KPPBC Tipe A2 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B (2 kantor); b. KPPBC Tipe A3 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C (23 kantor, termasuk KPPBC Manado); dan c. KPPBC Tipe B (kecuali KPPBC Manado) menjadi KPPBC Tipe Pratama (51 kantor). Sedangkan mengenai pembentukan KPPBC Tipe Pratama Nanga Badau (semula non eselon) mengingat pertimbangan antara lain sebagai berikut: a. Saat ini berbentuk Pos Bantu (non eselon) dibawah KPPBC Entikong (20 jam perjalanan darat); b. Lokasi berbatasan dengan Serawak, Malaysia sebagai akses/pintu masuk perdagangan antar negara; dan c. Saat ini Pos Bantu Nanga Badau telah melayani kegiatan eksport-import dan kecenderungan terhadap kegiatan tersebut semakin meningkat. 5. Optimalisasi Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Untuk Melaksanakan Tugas di Bidang Penganggaran dan Perimbangan Keuangan di Daerah. Optimalisasi Kanwil DJPB untuk melaksanakan tugas di bidang penganggaran dan perimbangan keuangan di daerah dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan menciptakan one stop services layanan Kementerian Keuangan di bidang pengelolaan keuangan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan upaya meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis, dan pengawasan serta optimalisasi pengelolaan keuangan di daerah. 6. Perubahan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Jakarta VI menjadi KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah dan Pembentukan KPPN Khusus Penerimaan, KPPN Khusus Investasi, KPPN Jakarta VI, dan KPPN Jakarta VII. Penataan organisasi pada KPPN dimaksud dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan perbendaharaan sesuai dengan karakteristik masing- masing KPPN dan mendekatkan diri dengan Satker dan keseimbangan beban kerja. Penataan organisasi KPPN yang dilakukan meliputi: a. Penggabungan Seksi Pencairan Dana I dan Seksi Pencarian Dana II menjadi Seksi Pencairan Dana; b. Pembentukan Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal yang mempunyai tugas di bidang pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, customer service, helpdesk, kepatuhan internal, dan pengelolaan risiko. c. Peleburan/likuidasi 3 KPPN, yaitu KPPN Sungai Liat dilebur ke KPPN Pangkal Pinang, KPPN Ranai dilebur ke KPPN Tanjung Pinang, dan KPPN Soasio dilebur ke KPPN Ternate; d. Pembentukan 3 KPPN baru, yaitu KPPN Khusus Penerimaan, KPPN Tipe A1 Jakarta VI (Jakarta Barat), dan KPPN Tipe A1 Jakarta VII (Jakarta Utara); dan e. Penyesuaian tipologi 23 KPPN Tipe A2 menjadi KPPN Tipe A1. 7. Penataan Organisasi Instansi Vertikal Ditjen Kekayaan Negara. Penataan organisasi di lingkungan instansi vertikal Ditjen Kekayaan Negara yang dilakukan meliputi: a. peleburan seksi pada Bidang Penilaian, Bidang Piutang Negara, dan Bidang Lelang pada Kanwil DJKN (mengurangi 3 Seksi pada setiap Kanwil), yang meliputi: 1) Penggabungan Seksi Penilaian SDM, Seksi Penilaian Properti, dan Seksi Penilaian Properti Khusus dan Usaha menjadi Seksi Penilaian I dan Seksi Penilaian II; 2) Penggabungan Seksi Piutang Negara I, Seksi Piutang Negara II, dan Seksi Piutang Negara III menjadi Seksi Piutang Negara I dan Seksi Piutang Negara II; 3) Penggabungan Seksi Bimbingan Lelang I, Seksi Bimbingan Lelang II, dan Seksi Bimbingan Lelang III menjadi Seksi Bimbingan Lelang I dan Seksi Bimbingan Lelang II.
  • 29. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 27 b. likuidasi/peleburan 4 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) yang meliputi KPKNL Binjai dilebur ke KPKNL Medan, KPKNL Tanjung Pinang dilebur ke KPKNL Batam, dan KPKNL Bantul dan KPKNL Sleman dilebur ke KPKNL Yogyakarta; c. pembentukan 1 unit baru setingkat eselon IV pada masing-masing KPKNL yaitu Seksi Pengendalian Internal. 8. Pembakuan Tugas dan Fungsi di Bidang Kepatuhan Internal, Pengelolaan Kinerja, dan Pengelolaan Risiko Pada Seluruh Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Keuangan. Pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan internal, pengelolaan kinerja, dan pengelolaan risiko ditujukan dalam rangka menjamin quality assurance, meminimalisir dan mengantisipasi penyimpangan, serta meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Pembakuan tugas dan fungsi dimaksud dilakukan pada seluruh Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis baik dengan membentuk unit tersendiri maupun dengan melekatkan tugas tersebut pada unit organisasi yang telah ada sesuai dengan beban kerja, kompleksitas, dan besaran organisasi. 9. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pada Setiap Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan. Pembentukan ULP pada setiap unit eselon I dilakukan dalam rangka optimalisasi, efisiensi, efektifitas, dan proses pengadaan barang dan jasa yang terpadu, serta untuk mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian Keuangan, dan menindaklanjuti amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan. Pada setiap unit eselon I tugas dan fungsi unit layanan pengadaan dilaksanakan oleh salah satu unit pada Sekretariat unit eselon I (Bagian Perlengkapan/Bagian Umum). ULP pada setiap unit eselon I dapat menetapkan penyedia barang/jasa untuk: a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar Rupiah); atau b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Rupiah). 10. Pengaturan Mengenai Perwakilan Kementerian Keuangan, Sekretariat Kementerian Keuangan, dan Pengelolaan Gedung Keuangan Negara. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara (KPTIK- BMN) telah dibentuk lima KPTIK-BMN di Medan, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. KPTIK-BMN dimaksud pada awalnya diusulkan bernama Sekretariat Perwakilan Keuangan Negara yang merupakan pemberdayaan Kepala Rumah Tangga Gedung Keuangan Negara yang memiliki tugas antara lain pengelolaan GKN/asset, protokoler, Humas, Bankum, IT, dan LPSE di daerah. Dalam PMK Nomor 53/PMK.01/2011, tugas Kantor Pengelolaan TIK dan BMN tidak meliputi tugas kesekretariatan dan supporting kepada Kepala Perwakilan Kementerian, namun demikian tugas-tugas tersebut diatur secara khusus dalam uraian jabatan dan dalam Keputusan Menteri Keuangan tersendiri mengenai penugasan kepada Kepala Kantor Pengelolaan TIK dan BMN untuk melaksanakan tugas kesekretariatan dan supporting kepada Kepala Perwakilan Kementerian (Sekretariat Perwakilan Kementerian). Sehubungan dengan hal tersebut Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan bersama dengan unit-unit terkait melakukan revisi/perubahan terhadap KMK Nomor 124/KMK.01/1983 mengenai Kepala Perwakilan Kementerian dan Kepala Rumah Tangga Gedung Keuangan Negara di Daerah yang saat ini dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelaksanaan tugas. Dalam revisi dimaksud diatur mengenai Sekretariat Perwakilan Kementerian Keuangan dan penunjukan Kepala Kantor Pengelolaan TIK dan BMN sebagai Sekretariat Perwakilan Kementerian Keuangan. Pada akhir tahun 2012 telah dilakukan pula inventarisasi terhadap usulan penataan organisasi dari beberapa unit eselon I yang akan menjadi target/ program penataan organisasi tahun 2013. Hal ini dilakukan sedini mungkin dalam rangka untuk mengharmonisasikan usulan penataan organisasi dari seluruh unit eselon I agar dapat lebih konseptual, terarah, dan komprehensif. Hasil/output yang dihasilkan dari program penataan organsiasi/modernisasi kantor adalah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan mengenai penataan organisasi/modernisasi kantor dimaksud. Adapun PMK dibidang organisasi yang ditetapkan pada tahun 2012 antara lain meliputi: 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/ PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/ PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Program Penataan dan Penguatan Organisasi
  • 30. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 28 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/ PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/ PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/ PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Eksternal; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/ PMK.01/2012 Peraturan Menteri Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/ KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/ KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/ PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan; 14. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1101/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 15. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1102/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; 16. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1103/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan; 17. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1104/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan; 18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1105/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan; 19. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1106/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan; 20. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1107/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan; 21. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1108/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan; 22. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1109/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan; 23. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1110/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan; 24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1111/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan; 25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1112/ KM.1/2012 tentang Penetapan Unit Layanan Pengadaan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan; 26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/ KMK.01/2012 tentang Perwakilan Kementerian Keuangan, Sekretariat Perwakilan Kementerian Keuangan, dan Pengelolaan Gedung Keuangan Negara. Selain melakukan program penataan organisasi/ modernisasi kantor, Kementerian Keuangan juga melakukan pengembangan jabatan fungsional yang secara garis besar ditujukan untuk mengembangkan profesionalisme dan pembinaan karier PNS serta meningkatkan kinerja, efektivitas, dan efisiensi pelaksanaan tugas organisasi secara keseluruhan. Pengembangan jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan melalui pembentukan jabatan fungsional Kementerian Keuangan, yaitu jabatan-jabatan profesional di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan negara; penyempurnaan jabatan fungsional Kementerian Keuangan yang telah ada; dan penggunaan jabatan fungsional K/L lain yang dibutuhkan oleh unit organisasi Kementerian Keuangan. Dalam rangka pengembangan jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Keuangan telah dilakukan identifikasi dan roadshow ke seluruh unit eselon I
  • 31. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 29 untuk mendapat masukan mengenai jabatan fungsional yang dapat dibentuk di Kementerian Keuangan dan jabatan fungsional K/L lain yang dapat digunakan oleh Kementerian Keuangan sebagaimana terlampir. Selain itu untuk memberikan pemahaman yang sama dan memberikan panduan dalam melakukan pengembangan jabatan fungsional telah dilakukan penyusunan Rancangan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pedoman Pengembangan Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan program penataan organisasi/ modernisasi kantor dan pengembangan jabatan fungsional ditemui beberapa tantangan dan kendala antara lain adalah organisasi kementerian keuangan yang relatif besar, kompleks, dan dinamis, serta program penataan organisasi/modernisasi kantor dan pengembangan jabatan fungsional juga sangat tergantung pada kebijakan nasional yang digariskan oleh Kementerian PAN-RB, BKN, dan LAN. Untuk itu diperlukan kajian yang komprehensif dan koordinasi yang intensif baik internal Kementerian Keuangan maupun dengan instansi lain di luar Kementerian Keuangan. MASUKAN UNTUK BIDANG PENGUATAN PENGAWAS Dalam rangka menjamin quality assurance, meminimalisir dan mengantisipasi penyimpangan, serta meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, Kementerian Keuangan melakukan penguatan pengawasan melalui pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan internal pada seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan. Pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan internal dilakukan dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), penerapan SPIP dilaksanakan dengan konsep 3 lines of defense, sebagai berikut: Pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan internal tersebut merupakan kelanjutan dari penetapan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/ KMK.09/2011 Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan, dimana untuk tahun 2012 telah dilakukan pada seluruh Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Keuangan baik dengan membentuk unit tersendiri maupun dengan melekatkan tugas tersebut pada unit organisasi yang telah ada sesuai dengan beban kerja, kompleksitas, dan besaran organisasi. Sedangkan untuk level Kantor Pusat, saat ini rencana pembentukan unit/pembakuan tugas dan fungsi di bidang kepatuhan internal telah diusulkan kepada Kementerian PAN-RB untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu sebelum ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sesuai dengan Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa penyelenggara (institusi penyelenggara negara yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, termasuk Kementerian Keuangan) berkewajiban melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara berkala dengan menggunakan indikator kinerja berdasarkan standar pelayanan. Perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat/publik merupakan salah satu tugas penting dan strategis dari setiap instansi pemerintah. Kantor pelayanan di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai unit organisasi yang bertugas memberikan pelayanan harus selalu berupaya melakukan perbaikan dan PENERAPAN SPIP Unit Operasional MONITORING Unit Kontrol Intern INTERNAL AUDIT Inspektorat Jenderal Konsep 3 Lines of Defense: Unit operasional (manajemen) harus menerapkan pengendalian intern sepanjang waktu. Unit kontrol Intern membantu manajemen pada setiap level organisasi dengan melakukan monitoring atas penerapan pengendalian intern. Internal audit melakukan validasi/evaluasi penerapan pengendalian intern secara sampling. 2. KANTOR PELAYANAN PERCONTOHAN (KPPc) Program Penataan dan Penguatan Organisasi
  • 32. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 30 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan peningkatan kinerja serta kualitas pelayanan kepada masyarakat. Program reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan semua Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan Kementerian Keuangan dengan cara mengubah pola pikir (mindset), budaya kerja (culture- set), dan manajemen kinerja sehingga kualitas pelayanan publik selalu dapat ditingkatkan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan evaluasi kinerja pelayanan publik dan memberikan penghargaan terhadap kantor pelayanan yang telah melaksanakan pelayanan prima maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan penilaian terhadap Kantor-kantor Pelayanan Percontohan (KPPc) di lingkungan Kementerian Keuangan yang diselenggarakan setiap tahun. Evaluasi kinerja dengan cara melakukan penilaian untuk mengetahui gambaran kinerja yang obyektif dari kantor pelayanan dan pemberian stimulus atau motivasi berupa penghargaan merupakan salah satu langkah strategis dalam mendorong upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Maksud diadakannya kegiatan Penilaian KPPc Kementerian Keuangan adalah: 1. membangun semangat dan mendorong kreativitas kantor pelayanan; 2. menumbuhkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah: 1. mendorong dan memotivasi kantor-kantor pelayanan/pengawasan dalam upaya mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja pelayanan publik; 2. menumbuhkan komitmen bagi kantor-kantor pelayanan/pengawasan untuk secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja pelayanan publik; 3. menciptakan role model (model kantor pelayanan) yang profesional, efektif, efisien, dan bertanggung jawab, serta dapat dicontoh oleh kantor pelayanan/pengawasan lain agar berkreasi dalam memberikan pelayanan; 4. menjadi feed back (umpan balik) dan kerangka acuan bagi seluruh jajaran Pimpinan Kementerian Keuangan dalam menentukan berbagai kebijakan untuk kemajuan Kementerian Keuangan. Dasar hukum pelaksanaan kegiatan penilaian KPPc di lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2012 adalah: 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275/ KMK.01/2010 tentang Tata Cara Penilaian Kantor Pelayanan Percontohan di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 151/KMK.01/2012; dan 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 503/ KM.1/2012 tentang Pembentukan Tim Penilai Kantor Pelayanan Percontohan Tahun 2012. Kegiatan penilaian KPPc dilakukan oleh Tim Penilai dengan cara: a. melakukan observasi secara langsung dengan mengidentifikasi semua komponen pelayanan yang dinilai sekaligus melakukan assesment terhadap kinerja pelayanan dengan menggunakan instrumen formulir kinerja pelayanan publik sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275/KMK.01/2010 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 151/KMK.01/2012; b. melakukan wawancara mendalam dengan pimpinan dan staf pada kantor pelayanan/ pengawasan bersangkutan dan pihak lain yang memiliki keterkaitan; c. mencari data/informasi sekunder baik berupa pendapat, laporan, pengaduan, dan temuan lainnya; Selain itu, Tim Penilai dengan dibantu oleh Sekretariat melakukan survei kepuasan pelayanan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat/pihak pengguna pelayanan yang diisi secara langsung oleh responden (pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat/ IKM). Instrumen penilaian yang digunakan dalam kegiatan KPPc Tahun 2012 berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275/KMK.01/2010 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 151/ KMK.01/2012, terdiri atas Formulir Kinerja Pelayanan Publik dan Formulir Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Komponen pelayanan yang dijadikan parameter penilaian serta pembobotannya dalam formulir kinerja pelayanan publik meliputi: visi dan misi, motto, janji layanan, dan nilai-nilai Kementerian Keuangan (bobot 10%), sistem dan prosedur (bobot 35%), sumber daya manusia (bobot 35%), serta sarana dan prasarana (bobot 20%). Bobot keseluruhan untuk penilaian kinerja pelayanan publik adalah 60%, sedangkan bobot untuk pengukuran IKM adalah 40%. Adapun rumus untuk menghitung total nilai akhir dalam penilaian KPPc ini adalah sebagai berikut: Total nilai akhir = (60% x Jumlah Nilai Tim Kerja) + (40% x nilai IKM) Peserta penilaian KPPc tahun 2012 terdiri dari 12 kantor pelayanan, dimana masing-masing unit eselon I (DJP, DJBC, DJPB, dan DJKN) mengusulkan 3 (tiga) kantor pelayanan, yaitu: a. Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal Pajak - KPP Wajib Pajak Besar Tiga - KPP Pratama Jakarta Menteng Satu - KPP Pratama Ciamis b. Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - KPPBC Tipe Madya Pabean A Purwakarta - KPPBC Tipe Madya Pabean A Jakarta - KPPBC Tipe Madya Pabean B Pontianak c. Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
  • 33. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 31 Adapun Kantor Pelayanan Percontohan Terbaik Kementerian Keuangan Tahun 2012 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 334/KMK.01/2012 adalah: • Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga • Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Purwakarta • Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pontianak • Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Banda Aceh Dalam rangka mewujudkan organisasi Kementerian Keuangan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagaimana disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan penataan organisasi yang hati-hati dan tepat sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi organisasi secara intensif dan berkelanjutan. Untuk dapat melakukan penataan organisasi yang hati-hati dan tepat tentunya harus didukung dengan ketersediaan data mengenai efektivitas dan efisiensi organisasi yang lengkap dan komprehensif yang dapat diperoleh salah satunya dengan cara melakukan analisis beban kerja (ABK) yang dilakukan secara cermat, menyeluruh terhadap semua produk/ kegiatan, tidak ada produk/kegiatan yang dihitung dua kali atau lebih, menggunakan waktu kerja efektif, fairness/ jujur, serta berkelanjutan untuk mendapatkan standar norma waktu. Dengan demikian, hasil analisis beban kerja merupakan salah satu bahan masukan dalam rangka penataan organisasi Kementerian Keuangan. Pelaksanaan ABK di lingkungan Kementerian Keuangan sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1992. Pada tahun 1995, ditetapkan pedoman mengenai pelaksanaan ABK dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/ KMK.01/1995. Pada waktu itu analisis beban kerja yang dilakukan masih secara parsial, sesuai dengan kebutuhan unit organisasi tertentu dan belum dilakukan secara komprehensif. Pengukuran beban kerja yang dilakukan pada saat itu hanya pada 1 (satu) unit eselon I tertentu dan selalu berganti unit eselon I pada tiap tahunnya sehingga belum bisa dijadikan sebagai dasar dalam penentuan beban kerja Kementerian Keuangan secara menyeluruh. Seiring dengan program Reformasi Birokrasi, dilakukan pula penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/1995 mengenai pedoman ABK melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/ PMK.01/2006 yang mengamanatkan setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan - KPPN Pontianak - KPPN Sidoarjo - KPPN Surakarta d. Peserta penilaian KPPc dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - KPKNL Banda Aceh - KPKNL Surabaya - KPKNL Banjarmasin Berdasarkan hasil penilaian dan sidang pleno tim penilai pada tanggal 4 Oktober 2012 ditetapkan sebagai berikut: 1. Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal Pajak, yaitu: a. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga dengan nilai keseluruhan 91.21, sebagai Peringkat Pertama b. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Satu dengan nilai keseluruhan 86.23, sebagai Peringkat Kedua c. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciamis dengan nilai keseluruhan 78.60, sebagai Peringkat Ketiga 2. Kantor Pengawasan dan Pelayanan pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Purwakarta dengan nilai keseluruhan 90.68, sebagai Peringkat Pertama b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Jakarta dengan nilai keseluruhan 87.27, sebagai Peringkat Kedua c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pontianak dengan nilai keseluruhan 78.67, sebagai Peringkat Ketiga 3. Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pontianak dengan nilai keseluruhan 91.04, sebagai Peringkat Pertama b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Sidoarjo dengan nilai keseluruhan 88.78, sebagai Peringkat Kedua c. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surakarta dengan nilai keseluruhan 84.89, sebagai Peringkat Ketiga 4. Kantor Pelayanan pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara a. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Banda Aceh dengan nilai keseluruhan 90.21, sebagai Peringkat Pertama b. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surabaya dengan nilai keseluruhan 88.11, sebagai Peringkat Kedua c. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Banjarmasin dengan nilai keseluruhan 84.44, sebagai Peringkat Ketiga 3. ANALISIS BEBAN KERJA Program Penataan dan Penguatan Organisasi
  • 34. PERUBAHAN NYATA YANG BERKELANJUTAN Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 • TRBTKP Kementerian Keuangan 32 TRBTKP Kementerian Keuangan Laporan Akhir Tahun Anggaran 2012 Perubahan Nyata Yang Berkelanjutan ABK secara terus menerus dan berkesinambungan. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 55/KMK.01/2012 tentang Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaaan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2012, salah satu kegiatan dalam Program Reformasi Birokrasi Tahun 2012 adalah analisis beban kerja yang melaksanakan pengukuran beban kerja Kementerian Keuangan. Hasil pelaksanaan tugas tersebut dilaporkan kepada Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat pada akhir tahun. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan analisis beban kerja adalah adanya standar norma waktu, yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis pelaksanaan ABK dengan data series minimal tiga tahun secara berturut-turut. Kegiatan ABK yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selama 5 (lima) tahun secara terus menerus, dimulai pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, telah dilakukan analisis lanjutan dan pembahasan yang intensif sehingga menghasilkan draft standar norma waktu. Tujuan pengukuran/analisis beban kerja adalah untuk memperoleh informasi tentang jumlah beban kerja organisasi, jumlah kebutuhan pegawai, jumlah kelebihan/kekurangan pegawai, efisiensi dan prestasi kerja unit/satuan organisasi/pemangku jabatan, serta pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur negara. Ruang lingkup pengukuran beban kerja meliputi beban kerja seluruh produk yang dihasilkan oleh unit organisasi eselon I. Selain itu, dari hasil analisis beban kerja dapat diketahui tugas dan fungsi apa yang sudah optimal dilaksanakan oleh suatu organisasi serta tugas dan fungsi apa yang belum optimal sehingga dapat ditingkatkan pada waktu yang akan datang. Hasil Analisis Beban Kerja dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bahan masukan penataan/penyempurnaan struktur organisasi. 2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit. 3. Bahan masukan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja. 4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan. 5. Menyusun rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi. 6. Program mutasi pegawai dari unit yang kelebihan ke unit yang kekurangan. 7. Program promosi pegawai. 8. Bahan masukan penyempurnaan program diklat. Selain itu, mulai tahun 2011 Kementerian PAN dan RB membuat kebijakan bahwa salah satu persyaratan untuk dikecualikan dari moratorium pengangkatan CPNS adalah bahwa usulan formasi pegawai pada setiap Kementerian/ Lembaga Pemerintah harus berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan ABK meliputi seluruh unit eselon I, kantor pusat maupun instansi vertikal serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Keuangan. Proses kegiatan Analisis Beban Kerja dimulai dari: a. melakukan koordinasi dan bimbingan teknis dengan seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang dilakukan pada bulan Januari; b. pengumpulan data dan uji petik pada beberapa Kantor Vertikal, dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret; c. pengolahan data, dilaksanakan pada bulan Maret dan April; d. presentasi, dilaksanakan pada bulan Mei; e. penyusunan standar norma waktu, dilaksanakan pada bulan Juni – September; f. pemberian rekomendasi dan penetapan standar norma waktu, dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember; g. penyusunan laporan ABK, dilaksanakan pada bulan November - Desember. Pelaksanaan ABK tahun anggaran 2012 merupakan tahun kelima pengukuran beban kerja Kementerian Keuangan dimana kegiatan ini dilakukan secara menyeluruh pada: a. dua belas kantor pusat unit organisasi Eselon I; b. seluruh instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan; serta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Output a. Hasil Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan Pelaksanaan kegiatan Analisis Beban Kerja menghasilkan suatu laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan yang berisi capaian kegiatan pelaksanaan Analisis Beban Kerja pada 12 (dua belas) unit eselon I Kantor Pusat dan seluruh unit vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Hasil analisis beban kerja Kementerian Keuangan ini menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan memiliki beban kerja sebanyak 89.341.710,59 orang jam dengan rincian seperti pada tabel pada halaman berikut: