Dokumen tersebut membahas tentang neraca bahan makanan yang menjelaskan konsep, prosedur penyusunan, dan manfaat neraca bahan makanan sebagai alat perencanaan makro di bidang pangan dan gizi."
1. NERACA BAHAN MAKANAN
Rani Nurmayanti, SST., M.Gizi.
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Malang
Tahun 2017
2. Gambar 2 berikut.
Gambar 1. Bagan Penyebab Gizi Kurang, UNICEF (1998)
Kurang Gizi (Stunting)
Makan tidak seimbang Penyakit Infeksi
Tidak cukup
ketersediaan
pangan
Pola asuh
anak tidak
memadai
Sanitasi dan air
bersih/ Pelayanan
Kesehatan Dasar
tidak memadai
Kurang pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga,
kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan, dan kemiskinan
Krisis ekonomi, politik, dan sosial
Penyebab
Langsung
Penyebab
Tidak
Langsung
Pokok masalah di
masyarakat
Akar masalah
(Nasional)
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013
mencatat prevalensi stunting tahun
2013 mencapai 37,2%, meningkat dari
tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%)
(MCA, 2014).
Prevalensi Stunting anak usia 5-12
tahun di Jawa Timur sangat pendek
sebesar 18% dan pendek sebesar 11%
(Riskesdas, 2013).
Prevalensi Stunting di Puskesmas
Dinoyo Kota Malang sebesar 17,42
(Dinkes Kota Malang, 2015).
3. LATAR BELAKANG
Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Ketahanan Pangan menurut Food Agricultur Organization (FAO)
Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau
Tersedianya pangan sejumlah 2200 KKal/Kap/hari untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk protein
Meningkatnya keragaman dan kualitas konsumsi dengan pendekatan PPH (PPH : 86,4 (2010); 88,1 (2011);
89,8 (2012); 91,5 (2013) dan 93,3 (2014)
Penilaian konsumsi makanan (penilaian konsumsi makanan tingkat nasional, tingkat rumah tangga dan
tingkat individu)
4.
5. •KETERSEDIAAN PANGAN
•STABILITAS PENYEDIAAN BAHAN
PANGAN
•AKSES INDIVIDU/RUMAH TANGGA UNTUK
MENDAPATKAN PANGAN AHFSI
ASPEK KETAHANAN PANGAN (FOOD SECURITY) MENURUT FOOD
OF AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO)
6. KONSUMSI PANGAN NORMATIF (KPN)
• Pada Konsumsi Pangan Normatif (KPN) didasarkan atas Pola Pangan Harapan
(PPH) yang dilihat dari aspek nilai gizinya dengan mengukur kecukupan dan
keseimbangan dari zat gizi tersebut.
PRODUKSI PANGAN AKTUAL (PPA)
• Produksi Pangan Aktual (PPA) diukur dengan melihat kemampuan dari sumber
daya tersebut untuk dapat memproduksinya.
PERMINTAAN PANGAN EFEKTIF (PPE)
• Permintaan Pangan Efektif (PPE) yang dimaksud adalah konsumsi pangan
yang sesuai dengan daya beli, tingkat harga, dan kebiasaan makan dari
setiap orang maupun individu secara luas.
VARIABEL UNTUK MENGUKUR KETERSEDIAAN PANGAN
7. HUBUNGAN ANTARA KETIGA VARIABEL
Perbedaan Permintaan Pangan Efektif (PPE) dan Konsumsi Pangan Normatif (KPN)
didasarkan pada tingkatan keberhasilan dari diversifikasi konsumsi pangan.
• Semakin kecil perbedaannnya, maka diversifikasi konsumsi pangan akan semakin baik.
Upaya yang dilakukakan untuk mendekatkan PPE dan KPN yaitu dengan cara melakukan
pendidikan atau penyuluhan, kebijaksanaan harga, dan peningkatan kesempatan kerja
atau pendapatan.
Perbedaan Permintaan Pangan Efektif (PPE) dan Produksi Pangan Aktual (PPA)
didasarkan pada cukup tidaknya produksi setempat untuk memenuhi permintaan
pasar.
• Apabila PPE > PPA maka dapat dikategorikan sebagai Defisit, dan apabila PPE < PPA maka
dapat dikategorikan sebagai Surplus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendekatkan PPE
dan PPA yaitu dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia dan tingkat keunggulan
komperatif, serta memperhatikan keunggulan kompetitif suatu komoditas bahan pangan.
9. LATAR BELAKANG
DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN PANGAN DATA SITUASI
KETERSEDIAAN PANGAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN PERTIMBANGAN DALAM
MELAKSANAKAN EVALUASI DAN PERENCANAAN PANGAN.
SALAH SATU METODE DALAM MENYAJIKAN DATA/INFORMASI TERSEBUT
TABEL NERACA BAHAN MAKANAN (NBM).
10. LATAR BELAKANG
NBM disusun Tahun 1963 BPS bekerja sama dg FAO
(Food Africulture Organization).
1975 Mulai disusun oleh Tim Penyusun NBM
Instansi Lingkup Departemen Pertanian, BPS, Bulog,
dan Intansti terkait lainnya.
1999-2000 Buku NBM di Publikasikan Departemen
Pertanian cq. Badan Ketahanan Pangan.
11. PENGERTIAN
Neraca Bahan Makanan merupakan suatu informasi data konsumsi makanan dengan menyediakan
data ketersediaan pangan nasional Perhitungan ketersediaan pangan per kapita per tahun.
Data Neraca Bahan Makanan (NBM) atau Food Balance Sheet (FBS) Tidak dapat memberikan
informasi tentang distribusi pangan yang tersedia untuk berbagai daerah, apalagi gambaran
distribusi di tingkat rumah tangga atau perorangan.
Data Neraca Bahan Makanan (NBM) atau Food Balance Sheet (FBS) Tidak menggambarkan
konsumsi pangan masyarakat berdasarkan status ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim,
dsb. Sehingga FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat suatu negara
atau wilayah.
12. TUJUAN
MENENTUKAN KEBIJAKSANAAN DI BIDANG PERTANIAN SEPERTI PRODUKSI
BAHAN PANGAN DAN DISTRIBUSI
MEMPERKIRAKAN POLA KONSUMSI DAN PERUBAHANNYA DI MASYARAKAT
13. MANFAAT
SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN MAKRO DI BIDANG PANGAN DAN GIZI
MENGEVALUASI PENGADAAN, PENGGUNAAN PANGAN, POLA KETERSEDIAAN
ENERGI DAN ZAT GIZI LAINNYA
SEBAGAI BAHAN ACUAN DALAM PERENCANAAN PRODUKSI/PENGADAAN
PANGAN
MENGETAHUI PERUBAHAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT (DAPAT DIKETAHUI DARI
POLA PPH)
1) Menilai apakah persedian pangan yang ada (energi dan protein) telah mencukupi
bila dibandingkan dengan AKG yang dianjurkan (2200 Kalori/kapita/hari)
2) Melihat jenis-jenis pangan yang dominan diproduksi maupun dikonsumsi di suatu
daerah
3) Mengetahui ketergantungan wilayah terhadap jenis-jenis pangan import baik dari
luar negeri maupun luar daerah
14. PPH Suatu komposisi
pangan yang seimbang untuk
dikonsumsi guna Memenuhi
kebutuhan gizi penduduk.
POLA PANGAN HARAPAN
(PPH)
•1. Sebagai instrumen
perencanaan produksi
pangan, ketersediaan
pangan, dan konsumsi
pangan
Kegunaan
PPH
2. Sebagai instrumen evaluasi tingkat pencapaian produksi pangan, ketersediaan pangan, dan
konsumsi pangan
3. Sebagai basis pengukuran diversifikasi dan ketahanan pangan
4. Sebagai pedoman dalam merumuskan pesan-pesan gizi
(meningkatkan mutu protein = minimal 20% protein hewani)
15. PROSEDUR
MENGHITUNG KAPASITAS PRODUKSI PANGAN DALAM SATU TAHUN (BERASAL DARI
PERSEDIAAN/CADANGAN, PRODUKSI DAN IMPOR BAHAN PANGAN DARI NEGARA ATAU
WILAYAH LAIN)
DIKURANGI DENGAN PENGELUARAN UNTUK BIBIT, EKSPOR, KERUSAKAN PASCA PANEN DAN
TRANSPORTASI, DIBERIKAN UNTUK MAKANAN TERNAK DAN UNTUK CADANGAN
JUMLAH PANGAN YANG ADA TERSEBUT DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK
DIKETAHUI KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA PER TAHUN SECARA NASIONAL.
16. KOLOM-KOLOM DALAM TABEL NBM
10 kelompok jenis BM :
1. Padi-padian
2. Makanan berpati
3. Gula
4. Buah biji berminyak ( macang
tanah, kedelai, kacang hijau dan
kelapa)
5. Buah-buahan dan Sayur-sayuran
6. Daging
7. Telur
8. Susu
9. Ikan
10. Minyak dan lemak
Tabel NBM terdiri dari kolom-kolom :
1. Jenis Bahan Makanan
2. Produksi (masukan)
3. Produksi (keluaran)
4. Stok dan perubahan stok
5. Impor
6. Penyediaan Dalam Negeri sebelum Stok
7. Ekspor
8. Penyediaan Dalam Negeri
9. Pemakaian Dalam Negeri
1) Pakan;
2) Bibit/benih
3) Diolah untuk makanan
4) Diolah untuk bukan makanan
5) Tercecer
6) Ketersediaan Bahan Makanan
10. Ketersedaan perkapita (energi, protein
dan lemak)
① Penyediaan /
pengadaan
(Supply)
② Penggunaan /
pemakaian
(Utilization)
③ Ketersediaan
per kapita
18. CARA PERHITUNGAN NBM
① Bentuk Persamaan
Penyediaan /
pengadaan
(Supply) adalah
② Bentuk Persamaan
Penggunaan /
pemakaian
(Utilization) adalah
③ Bentuk Persamaan
Ketersediaan
per kapita
Ketersediaan masing2 BM dan kandungan nilai gizinya dalam satuan kalori
energi, gram protein, gram lemak, vitamin dan mineral dibagi jumlah penduduk
19. MENGHITUNG KECUKUPAN KETERSEDIAAN PANGAN
Formula Kebutuhan Bahan Pangan :
= Jumlah Penduduk (JP) x Konsumsi per kapita per hari x 365 hari
Dimana JP = ( jumlah penduduk sekarang + laju pertumbuhan penduduk)
Laju pertumbuhan penduduk = (jml penduduk sekarang x pertumbuhan penduduk ) / 100
Kasus :
Diketahui jumlah penduduk Indonesia sebesar 232.000.000 jiwa
pada tahun 2009, laju pertambahan penduduk sebesar 1,49
persen dengan konsumsi pangan padi-padian 300
gram/kapita/hari berapakah kebutuhan padi-padian pada
tahun 2010?
KETERSEDIAAN ENERGI TAHUN 2008 - 2011
20. KELEMAHAN NBM
Tidak tersedia data perubahan stok, kecuali beras bersumber dari Bulog dan gula
pasir dari Dewan Gula Indonesia ( stok pemerintah)
Underestimated data industri makanan maupun non makanan industri besar-
sedang oleh BPS (500 ton untuk Nasional dan 500 kg untuk propinsi), Industri kecil
belum tercover
Besarnya konversi ( bibit, pakan dan tercecer ) tidak sesuai dengan kondisi
sekarang ( dasar : tahun 1970-an, mis. Pisang : dengan tandonnya)
Data ekspor belum termasuk data produk olahan