2. Pengertian Jender
• Jender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis
kelamin, namun yang dimaksud jender adalah tidak
hanya pada jenis kelamin, tetapi jender lebih merujuk
pada konsep laki-laki atau perempuan berdasarkan
dimensi sosial budaya dan psikologi. Peran jender
(gender roles) adalah harapan sosial yang menentukan
bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya
berpikir, bertindak, dan merasakan.
3. Faktor Yang Berkontribusi
Terhadap Perbedaan
Jender.
• Peran biologi.
• Sosialisasi.
• Perilaku kelompok sebaya.
• Perilaku guru.
• Sosialisasi diri.
4. Peran Biologi
• Faktor hereditas menentukan perbedaan fisik yang mendasar
(sebagian sejak lahir,tetapi sebagian lagi timbul di masa
pubertas) antara laki-laki dan perempuan. Karena faktor
hereditas pula, anak-anak perempuan lebih awal mencapai
pubertas, dan secara fisik anak lelaki pada akhirnya menjadi
lebih tinggi dan lebih kuat.
• Hal yang mendasari perbedaan semacam ini adalah perbedaan
level hormon –hormon yang berkaitan dengan jenis kelamin,
terutama esterogen pada anak perempuan dan testosterone
pada anak laki-laki.
5. sosialisasi
• Dari segi persamaan lingkungan, pada dasarnya setiap
budaya mengajarkan pada anak-anak bahwa sebagian
prilaku lebih pantas bagi laki-laki dan lainnya lebih
pantas untuk perempuan. Banyak aspek masyarakat
bersatu mengajari anak-anak yang sedang tumbuh
untuk ptuh terhadap stereotip Jender (kategori luas
yang mencerminkan kesan dan keyakinan tentang
prilaku yang pantas untuk laki-laki dan perempuan).
6. Perilaku Kelompok Sebaya.
• Kelompok sebaya cenderung merespon lebih positif anak-
anak yang bermain sesuai jender dan lebih negatif pada
mereka yang tidak. Anak laki-laki dan perempuan juga
dapat memiliki perilaku berbeda sebagai akibat dari jenis
kelompok di dalamnya mereka biasanya berinteraksi dan
bermain.
7. Perilaku Guru.
• Beberapa tahun terakhir kesadaran yang lebih tinggi
tentang perbedaan jender telah mendorong kepedulian
di kalangan banyak guru untuk memperlakukan siswa
laki-laki dan perempuan secara setara. Sekalipun
begitu, perbedaan kecil dalam memperlakukan siswa
laki-laki dan perempuan masih tetap berlangsung.
8. Sosialisasi Diri.
• keyakinan yang dibentuk oleh diri sendiri dan
terorganisasi tentang sifat dan perilaku laki-
laki dan perempuan. Skema jender ini menjadi
bagian dan perasaan diri mereka untuk memberi
panduan terhadap perilaku mereka sendiri.
9. Stereotip Jender.
• Stereotip Jender adalah kategori luas yang
mencerminkan kesan dan keyakinan tentang
perilaku yang pantas untuk perempuan dan laki-
laki. Pemberian stereotip Jender berubah
sesuai tingkat perkembangannya.
11. Klarifikasi Peran Jender
• Klasifikasi peran Jender melibatkan
pengevaluasian anak laki-laki dan
anak perempuan dalam hal kelompok
sifat-sifat kepribadian.
12. Meniadakan Bias Jender
Dalam Pendidikan.
• yang bisa dilakukan guru untuk
mengurangi atau meniadakan bias
Jender dalam kelas:
– Interaksi guru dengan siswa.
– Isi kurikulum dan atletik.
13. Interaksi guru dengan
siswa.
• Untuk meniadakkan bias Jender ini penting
untuk meningkatkan kesadaran guru dan staf
sekolah dalam berinteraksi dengan siswa
berdasarkan Jender.
14. Isi kurikulum dan atletik
• Sekolah telah mengalami kemajuan besar dalam
mengurangi seksisme dan pemberian stereotip jenis
kelamin dalam buku dan materi kurikulum. Selain itu,
sekolah memberi lebih banyak kesempatan pada siswa
perempuan untuk mengambil mata pelajaran pendidikan
kejuruan dan berpartisipasi dalam atletik.