SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Memahami Peran Remaja dalam Keluarga



OPINI | 14 December 2010 | 12:31 114       5



1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat
Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-maslahnya sendiri. Walaupun tidak dialami
oleh semua remaja, salah satu masalah mereka adalah dengan orang tua. Pernahkah kamu merasa
orang tuamu tidak memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu lakukan salah dimata
mereka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu? Mengapa hubungan kalian
tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak.
Peran remaja sebagai Anak Dalam Keluarga
1. Seperti halnya masa kanak-kanak, para remaja masih membutuhkan orang tuanya, masing
tergantung kepadanya, masih dipengaruhi orang tuanya. Akan tetapi remaja mulai memiliki
pandangan sendiri bahwa dia memiilki dirinya sendiri. Dimana remaja mulai banyak menyukai
kegiatan diluar rumah dan memasuki dunia yang lebih luas. Mereka merasa dapat mengarahkan
dirinya
2. Perjuangan untuk emansipasi (permainan hak). Untuk mencapai status orang dewasa para
remaja harus mengurangi ketergantungannya terhadap orang tua. Mereka harus mempersiapkan
untuk menerima dan menjalankan peranan orang dewasa. Perjuangan kearah persamaan hak ini
seringkali penuh konflik dan kecemasan baik bagi para remaja sendiri maupun orang tuanya
3. Apabila semuanya berjalan dengan baik, mereka akan menempati kedudukannya diantara
orang dewasa yang sebaya. Sampai-sampai pada tahap ini pengaruh orang dewasa belum hilang.
Banyak remaja diusia belasan tahun yang memberontak terhadap pandangan dan sika-sikap
orang dewasa. Namun pada usia duapuluhan tahun mereka menganut pandangan serta sikap tadi
sebagai sesuatu yang benar.
Interaksi orang tua dan anak remajanya
   1. aspek obyektif
Adalah keadaan nyata dari pristiwa yang terjadi pada saat interaksi antara anak dan orang tua
berlangsung.
   1. aspek subyektif
Adalah keadaan nyata yang dipersepsi remaja pada saat interaksi dengan orang tua berlangsung.
Tidak jarang remaja cenderung menggunakan aspek subyektif ketika berinteraksi dengan orang
tuanya. Misalnya, orang tua yang bertindak agak keras terhadap remaja karena karena merasa
khawatir dan cemas terhadap anak remajanya ternyata justru dipersepsikan oleh remaja sebagai
memarahinya. Padahal, sesungguhnya orang tua bermaksud melindunginya.
Hubungan Remaja Dengan Orang tua
Aspek yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan baik dengan keluarga terutama orang
tua sehubungan dengan peran remaja sebagai anak dalam keluarga
   1. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati hak dan kewajiban antar anggota
      keluarga, baik itu anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap anak.
   2. Keterlibatan remaja sebagai anak dalam membicarakan dan memecahkan masalah yang
      dihadapi keluarga
   3. Adanya toleransi anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap anak terhadap
      perbedaan pendapat
   4. Antara anak dan orang tua harus memiliki kemampuan untuk memberikan alasan yang
      masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang diambil
   5. Adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak-orang tua. Sehingga orang
      tua memiliki kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan anak diluar sepengetahuan
      mereka, dan anakpun memiliki seseorang yang tepat untuk berdiskusi dan mencari solusi
      permasalahan mereka
   6. Orang tua memberikan perasaan aman dan bebas kepada anak untuk mengadakan
      eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Sedangkan anak harus
      memiliki tanggung jawab untuk mempergunakan kebebasan.
   7. Masing-masing anggota keluarga harus memiliki perasaan saling menyayangi,
      menciptakan keakraban, dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga.
   8. Antara orang tua dan anak harus saling menaati peraturan tetapi tidak cenderung
      mengancam.
REFERENSI
Psikologi remaja. Ali. M dkk. bumi aksara. Jakarta. Hal 89-90
Psikologi remaja. Dadang sulaeman. penerbit mandar maju. bandung. Hal 71
    About
    Cuap2 As 6th
    GPI Fans
    Info KUS
    Struktur Organisasi

PERANAN KELUARGA DALAM
MEMBINA AKHLAK REMAJA
Posted on 29 November 2009. Filed under: Info |
Alam psikologi perkembangan, Masa remaja (remaja awal dan remaja akhir) adalah masa yang
penuh emosi, secara psikologis, masa ini ditandai dengan kondisi jiwa yang labil, tidak menentu
dan biasanya susah mengendalikan diri sehingga pengaruh-pengaruh negatif seperti perilaku-
perilaku menyimpang akibat dari pergeseran nilai mudah mempengaruhi jiwa remaja dan
menimbulkan gejala baru berupa krisis akhlak.
Krisis akhlak yang melanda sebagian remaja saat ini, merupakan salah satu akibat dari
perkembangan global dan kemajuan IPTEK yang tidak diimbangi dengan kemajuan moral
akhlak. Perilaku remaja yang cenderung lekas marah, kurang hormat terhadap orang tua,
bersikap kasar, kurang disiplin dalam beribadah, menjadi pemakai obat-obatan, terjerumus dalam
perilaku sex bebas serta perilaku yang menyimpang lainnya telah melanda sebagian besar
kalangan remaja.
Keluarga (terutama orang tua) sebagai orang terdekat merupakan faktor utama untuk membantu
para remaja dalam menghadapi krisis akhlak sebagaimana yang dikemukakan di atas. Pendidikan
akhlak berupa bimbingan, arahan, nasehat, disiplin yang berlandaskan nilai-nilai ajaran agama
Islam harus senantiasa ditanamkan dan dikembangkan orang tua terhadap para remaja dalam
kehidupan keluarga.
A. PENDAHULUAN
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar
dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak remaja. Kedudukan dan fungsi keluarga
dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada hakekatnya keluarga merupakan
wadah pembentukan watak dan akhlak.
Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan
perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di
dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua
anggota keluarga termasuk terhadap remaja.
Masa remaja (terutama masa remaja awal) merupakan satu fase perkembangan manusia yang
memiliki arti penting bagi kehidupan selanjutnya, karena kualitas kemanusiaannya di masa tua
banyak ditentukan oleh caranya menata dan membawa dirinya dimasa muda. Perubahan yang
dialami pada masa ini terjadi secara kodrati dan para ahli menyebutnya sebagai masa transisi
(peralihan).
Masa peralihan yang terjadi pada remaja sangat membingungkan, dalam masa peralihan ini
remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangannya, masa ini senantiasa
diwarnai oleh konflik-konflik internal, cita-cita yang melambung, emosi yang tidak stabil serta
mudah tersinggung. Oleh karena itu remaja membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang-
orang terdekat seperti orang tuanya.
Peran dan tanggungjawab orang tua mendidik anak remaja dalam keluarga sangat dominan sebab
di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak remaja. Pendidikan dan pembinaan akhlak
merupakan hal paling penting dan sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga
stabilitas hidup. Dalam ajaran agama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sangat
besar sebagaimana sabda Nabi ”Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mempunyai akhlak
yang bagus”. Dan dalam riwayat lain dikatakan ”Sesungguhnya yang dicintai olehku (Nabi
Muhammad SAW) adalah mereka yang mempunyai akhlak yang bagus”.
Mengingat masalah akhlak adalah masalah yang penting seperti sabda Nabi di atas, maka dalam
mendidik dan membina akhlak remaja orang tua dituntut untuk dapat berperan aktif karena masa
remaja merupakan masa transisi yang kritis seperti dikemukakan oleh Hurlock (dalam
istiwidayanti : 1992) bahwa masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa
sehingga individu pada masa ini mengalami berbagai perubahan baik fisik, perilaku dan sikap
sehingga perubahan ini patut diwaspadai.
Oleh karena itu peranan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam menanamkan
nilai-nilai akhlak karimah terhadap para remaja yang bersumberkan ajaran agama Islam sangat
penting dilakukan agar para remaja dapat menghiasi hidupnya dengan akhlak yang baik sehingga
para remaja dapat melaksanakan fungsi sosialnya sesuai dengan norma agama, norma hukum
dan norma kesusilaan.
B. PERMASALAHAN AKHLAK REMAJA
Dewasa ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain
mengindikasikan kemajuan umat manusia disatu pihak, juga mengindikasikan kemunduran
akhlak di pihak lain. Di samping itu, era informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan
segala dampak positif dan negatifnya telah mendorong adanya pergeseran nilai di kalangan
remaja.
Kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan
kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi
dikalangan remaja yang memiliki kondisi jiwa yang labil, penuh gejolak dan gelombang serta
emosi yang meledak-ledak ini cenderung mengalami peningkatan karena mudah dipengaruhi.
Gejala akhlak remaja yang cenderung kurang hormat terhadap orang tua, melawan orang tua,
terjerumus dalam perilaku sex bebas, kurang disiplin dalam beribadah, mudah terpengaruh aliran
sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata tidak sopan, pendusta, tidak
bertanggungjawab dan perilaku lainnya yang menyimpang telah melanda sebagian besar
kalangan remaja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahabat Anak Remaja (Sahara) Indonesia
Foundation pada Tahun 2007 sedikitnya ada 38.288 remaja di Kabupetan Bandung diduga
pernah melakukan hubungan intim di luar nikah atau melakukan seks bebas. Hasil penelitian
PLAN Internasional mengemukakan bahwa dari 300 responden yang berdomisili di 3 kelurahan
di Surabaya ada 64% responden yang pernah melakukan seks bebas dan mereka masih berstatus
sebagai pelajar SLTP dan SLTA, yang lebih menggegerkan di Kota Yogya hasil penelitian seks
pra nikah yang dipublikasikan sebuah lembaga bahwa diketahui 97,05% dari jumlah 1.660
responden yang berstatus mahasiswi pernah melakukan sekls bebas. Naudzubillah…
Bukti lain tentang kemerosotan akhlak remaja dapat dilihat dari hasil temuan Tim Kelompok
Kerja Penyalahgunaan Narkotika Depdiknas Tahun 2004 yang mengemukakan bahwa dari 4 juta
pecandu nerkotika terdapat 20% pecandu narkotika yang berstatus anak sekolah usia 14-20
tahun. Menurut Badan Narkotika Nasional hingga saat ini pecandu narkotika bukan hanya terjadi
di kota-kota besar akan tetapi sudah meluas sampai ke pelosok-pelosok daerah.
Fenomena-fenomena yang tampak seperti yang dikemukakan diatas merupakan krisis moral atau
permasalahan akhlak yang dialami para remaja dewasa ini. Oleh karena itu pendidikan dalam
semua aspek kehidupan harus dilakukan dalam rangka membentuk kepribadian yang utama
sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.
E. PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan merupakan kata jadian yang berasal dari kata didik
yang diberi awalan pe dan akhiran an yang berarti proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang dalam usaha mendewasakan manusia. Pendidikan merupakan proses mengubah
keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang bai baginya.
Dalam bahasa Arab kata tarbiyah mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih cocok dipakai
untuk kata pendidikan dalam bahasa Indonesia, karena terasa lebih luas cakupannya yakni bukan
sekedar memberikan ilmu pengetahuan dan membina akhlak tetapi mencakup segala aspek
pembinaan kepribadian anak didik secara utuh.
Menurut Abdur Rahman al-Bani pendidikan memiliki 4 unsur yaitu :
1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh)
2. Mengembangkan seluruh potensi
3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan
4. Melaksanakannya secara bertahap
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan dalam hal
ini ialah pendidikan Islam meliputi unsur-unsur memelihara dan mengembvangkan potensi atau
fitrah anak didik secara bertahap sesuai dengan perkembangannya.
Menurut Abdullah yasin, Islam mengutamakan 4 jenis pendidikan sebagai berikut :
1. Pendidikan Jasmani
2. Pendidikan Akal
3. Pendidikan akhlak
4. Pendidikan Kerohanian
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka pendidikan akhlak merupakan salah satu
bagian pendidikan dalam Islam yang sangat diperlukan agar anak memiliki akhlak yang baik.
Akhlak yang baik dari seorang anak akan melahirkan generasi yang baik pula, yaitu generasi
muda atau remaja yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua dan memperhatikan hak-hak
bagi sauadara muslim yang lain.
D. PENGERTIAN DAN METODE PEMBINAAN AKHLAK KARIMAH
Secara linguistik, kata akhlak atau al-akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jama’ dari kata
Khulkun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (Hamzah: 1996).
Sedangkan Imam Al-Gazali (dalam Abudin Nata : 1996) mengemukakan bahwa akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan baik dan buruk,
dengan gampang dan mudah tanpa menimbulkan pemikiran dan pertimbangan.
Kata “Karimah“ secara gramatikal berasal dari kata karuma-yakrumu-kariimun yang artinya
mulia atau luhur. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kata akhlak karimah adalah sifat, watak,
perangai atau perilaku baik dan luhur yang bersumber dari nilai-nilai ajaran akhlak Islam.
Dalam Islam tidak tidak diragukan lagi bahwa kaidah serta batasan dalam mengerjakan baik dan
buruk telah tertera dalam nash-nash syariah (al-Qur’an dan hadits). Di dalam kaidah akhlak ada
istilah dawafi (dorongan) dan mawani (larangan). Dawafi merupakan sebuah daya dorong bagi
setiap individu untuk melaksanakan akhlak dengan baik dan benar dan mawani adalah perkara
yang membuat setiap individu terlarang untuk melakukan akhlak yang buruk.
Gambaran jelas tentang akhlak yang baik telah tercatat dalam al-Qur’an dan hadits sebagaimana
yang dilakukan oleh nabi besar kita Muhammad SAW yang harus dijadikan contoh teladan yang
ideal. Gambaran ini harus dijadikan pedoman bagi orang tua dalam mendidik dan membina
akhlak remaja sebab pendidikan dan pembinaan akhlak dalam keluarga akan berjalan dengan
baik apabila orang tua sebagai pembimbing utama dapat menjadi panutan dengan memberikan
contoh tauladan melalui pembiasaan-pembiasaan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-
hari.
Pembiasaan-pembiasaan perilaku seperti melaksanakan nilai-nilai ajaran agama Islam
(beribadah), membina hubungan atau interaksi yang harmonis dalam keluarga, memberikan
bimbingan, arahan, pengawasan dan nasehat merupakan hal yang senantiasa harus dilakukan
oleh orang tua agar perilaku remaja yang menyimpangf dapat dikendalikan.
Pola pendidikan dapat diupayakan melalui proses interaksi dan internalisasi dalam kehidupan
keluarga dengan menggunakan metode yang tepat seperti yang dikemukakan an-Nahlawi (dalam
Dahlan : 1992) bahwa metode pendidikan dan pembinaan akhlak yang perlu diterapkan oleh
orang tua dalam kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Metode hiwar (percakapan)
2. Metode kisah
3. Metopde mendidik dengan amtsal (perumpamaan)
4. Metode mendidik dengan teladan
5. Metode mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman
6. Metode mendidik dengan mengambil ibroh (pelajaran) dan mau’idhoh (peringatan)
7. Metode mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut)
Menurut Al-Ghazali (dalam Abul Quasem : 1988) menjelaskan bahwa perubahan dan
peningkatan akhlak dapat dicapai sepanjang melalui usaha dan latihan moral yang sesuai, untuk
itu maka dalam mewujudkan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode akhlak sebagai berikut : (1) pengalaman (al-tajribah) dan (2) latihan diri (riyadhah).
Materi yang diberikan pada para remaja dalam pendidikan akhlak sebaiknya tidak terlepas dari
ruang lingkup akhlak Islami yang mencakup berbagai aspek seperti yang dikemukakan Hamzah
(1996) diantaranya : akhlak terhadap Allah (hablum minallah), akhlak terhadap manusia (hablum
minannas), akhlak terhadap alam semesta (hablum minal a’lam) dan akhlak terhadap diri sendiri
(hablum minnafsi).
E. PERANAN KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA
Masa remaja sebagaimana yang dikemukakan di atas menurut Hurlock (dalam Istiwidayanti :
1992) adalah masa dimana seorang individu berada pada batasan umur 12-22 tahun. Karena
masa remaja adalah masa-masa mencari identitas diri maka biasanya para remaja cenderung
menginginkan kebebasan tanpa terikat oleh norma dan aturan.
Dalam masa pencarian identitas diri yang penuh gejolak ini, penting kiranya orang tua sebagai
orang terdekat dalam lingkungan keluarga dengan remaja untuk mengenal dan memahami jiwa
remaja secara mendalam agar dapat mendidik, membimbing serta mengarahkan akhlaknya
menuju jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.
Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
membina akhlak remaja. Nilai-nilai akhlak karimah yang bersumberkan ajaran agama Islam
harus diberikan, ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua terhadap para remaja dalam
kehidupan sehari-hari. Penanaman akhlak tersebut penting karena inti dari keberagamaan
seseorang akan termanifestasikan dalam akhlak karimah.
Akhlak karimah yang perlu ditanamkan orang tua seperti ketaatan beribadah, berperilaku baik,
hormat kepada orang tua, memiliki sifat ikhlas tawadhu secara perlahan-lahan akan
terinternalisasi pada diri setiap remaja sehingga akhirnya berdampak positif bagi kehidupan
mental dan spiritualnya, sehingga dapat memberikan kekuatan yang positif bagi remaja dalam
menjalani proses hidup dan dapat menyikapi dampak negatif yang diakibatkan oleh era
globalisasi dan informasi.
Agama Islam sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan oleh orang tua dalam
membina akhlak remaja karena agama merupakan pedoman hidup serta memberikan landasan
yang kuat bagi diri setiap remaja. Di samping itu pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan orang
tua sehari-hari seperti sholat, membaca Al-Qur’an, menjalankan puasa serta berperilaku baik
merupakan bagian penting dalam pembentukan dan pembinaan akhlak remaja.
Dalam pendidikan dan pembinaan akhlak bagi para remaja, orang tua harus dapat berperan
sebagai pembimbing spiritual yang mampu mengarahkan dan memberikan contoh tauladan,
menuntun, mengarahkan dan memperhatikan akhlak remaja sehingga para remaja berada pada
jalan yang baik dan benar. Jika remaja melakukan kesalahan, maka orang tua dengan arif dan
bijaksana membetulkannya, begitu juga sebaliknya jika remaja melakukan suatu perbuatan yang
terpuji maka orang tua wajib memberikan dorongan dengan perkataan atau pujian maupun
dengan hadiah berbentuk benda.
Oleh karena itu peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak remaja dan mengantarkan
kearah kematangan dan kedewasaan, sehingga remaja dapat mengendalikan dirinya,
menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membina akhlak
tersebut, maka orang tua perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Disiplin yang ditanamkan orang tua merupakan modal dasar yang sangat penting bagi remaja
untuk menghadapi berbagai macam pesoalan pada masa remaja.
Peranan keluarga (orang tua) dalam membina akhlak remaja antara lain dapat dilakukan dengan
cara :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan
kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam. Dalam hal ini
orang tua harus menjadi contoh yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan, serta
pengawasan sehingga dengan kondisi seperti ini remaja menjadi terbiasa berakhlak baik.
2. Meningkatkan interaksi melalui komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk
dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang
dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari norma-norma baik
norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan.
3. Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan
seluruh fungsi keluarganya baik fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi
ekonomi maupun fungsi sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar
dapat mengendalikan akhlak atau perilaku remaja.
D. PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa keluarga
merupakan institusi sosial yang utama dalam membina nilai-nilai akhlak karimah remaja. Oleh
karena itu orang tua sebagai tiang keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dan
tanggungjawab yang besar dalam membina akhlak remaja sebab ditangan orang tuanyalah, orang
menilai baik buruknya akhlak remaja.
Untuk menghindarkan dampak negatif akibat arus globalisasi dan informasi yang terjadi pada
saat ini, maka keluarga (orang tua) dituntut untuk menanamkan nilai-nilai luhur (nilai agama
Islam) dengan memberikan contoh yang baik sehingga contoh baik ini dapat dijadikan landasan
dalam bersikap dan berperilaku serta menjadi tauladan bagi remaja.
Dengan demikian maka peranan keluarga dalam pembinaan akhlak remaja perlu ditingkatkan
untuk mewujudkan generasi yang kuat, sehat serta berakhlak karimah yang baik melalui
peningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, peningkatan pola interaksi serta
peningkatan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan.
Oleh : Ikeu Kania
Universitas Garut – Iman, Ilmu, Amal
Rubrik : Agama
Jumat, 04 Juli 08

More Related Content

What's hot

Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xiMateri keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xiSabam Sitinjak
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Daniel Saroengoe
 
Memelihara alam ciptaan tuhan
Memelihara alam ciptaan tuhanMemelihara alam ciptaan tuhan
Memelihara alam ciptaan tuhanNaomi Fortuna
 
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanMakalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanconesti08com
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaNovi Suryani
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaWahiid Sayy'a
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016Yeni Rahayu
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALRudi Sudirdja
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIsyoretta
 

What's hot (20)

Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xiMateri keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma  xi
Materi keluargaku keluargaku dalam gaya hidup modern sma xi
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
 
Memelihara alam ciptaan tuhan
Memelihara alam ciptaan tuhanMemelihara alam ciptaan tuhan
Memelihara alam ciptaan tuhan
 
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanMakalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
Urgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakterUrgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakter
 
Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
 
Kode etik guru
Kode etik guruKode etik guru
Kode etik guru
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
 
Pergaulan dan Pendidikan
Pergaulan dan PendidikanPergaulan dan Pendidikan
Pergaulan dan Pendidikan
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 

Similar to MEMAHAMI PERANAN KELUARGA

Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganpramithasari27
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptxOktaPutra9
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to MEMAHAMI PERANAN KELUARGA (20)

Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Guru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasaGuru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasa
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
Orang tua
Orang tuaOrang tua
Orang tua
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
Uks
UksUks
Uks
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 

MEMAHAMI PERANAN KELUARGA

  • 1. Memahami Peran Remaja dalam Keluarga OPINI | 14 December 2010 | 12:31 114 5 1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-maslahnya sendiri. Walaupun tidak dialami oleh semua remaja, salah satu masalah mereka adalah dengan orang tua. Pernahkah kamu merasa orang tuamu tidak memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu lakukan salah dimata mereka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu? Mengapa hubungan kalian tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak. Peran remaja sebagai Anak Dalam Keluarga 1. Seperti halnya masa kanak-kanak, para remaja masih membutuhkan orang tuanya, masing tergantung kepadanya, masih dipengaruhi orang tuanya. Akan tetapi remaja mulai memiliki pandangan sendiri bahwa dia memiilki dirinya sendiri. Dimana remaja mulai banyak menyukai kegiatan diluar rumah dan memasuki dunia yang lebih luas. Mereka merasa dapat mengarahkan dirinya 2. Perjuangan untuk emansipasi (permainan hak). Untuk mencapai status orang dewasa para remaja harus mengurangi ketergantungannya terhadap orang tua. Mereka harus mempersiapkan untuk menerima dan menjalankan peranan orang dewasa. Perjuangan kearah persamaan hak ini seringkali penuh konflik dan kecemasan baik bagi para remaja sendiri maupun orang tuanya 3. Apabila semuanya berjalan dengan baik, mereka akan menempati kedudukannya diantara orang dewasa yang sebaya. Sampai-sampai pada tahap ini pengaruh orang dewasa belum hilang. Banyak remaja diusia belasan tahun yang memberontak terhadap pandangan dan sika-sikap orang dewasa. Namun pada usia duapuluhan tahun mereka menganut pandangan serta sikap tadi sebagai sesuatu yang benar. Interaksi orang tua dan anak remajanya 1. aspek obyektif Adalah keadaan nyata dari pristiwa yang terjadi pada saat interaksi antara anak dan orang tua berlangsung. 1. aspek subyektif Adalah keadaan nyata yang dipersepsi remaja pada saat interaksi dengan orang tua berlangsung. Tidak jarang remaja cenderung menggunakan aspek subyektif ketika berinteraksi dengan orang tuanya. Misalnya, orang tua yang bertindak agak keras terhadap remaja karena karena merasa
  • 2. khawatir dan cemas terhadap anak remajanya ternyata justru dipersepsikan oleh remaja sebagai memarahinya. Padahal, sesungguhnya orang tua bermaksud melindunginya. Hubungan Remaja Dengan Orang tua Aspek yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan baik dengan keluarga terutama orang tua sehubungan dengan peran remaja sebagai anak dalam keluarga 1. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati hak dan kewajiban antar anggota keluarga, baik itu anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap anak. 2. Keterlibatan remaja sebagai anak dalam membicarakan dan memecahkan masalah yang dihadapi keluarga 3. Adanya toleransi anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap anak terhadap perbedaan pendapat 4. Antara anak dan orang tua harus memiliki kemampuan untuk memberikan alasan yang masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang diambil 5. Adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak-orang tua. Sehingga orang tua memiliki kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan anak diluar sepengetahuan mereka, dan anakpun memiliki seseorang yang tepat untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan mereka 6. Orang tua memberikan perasaan aman dan bebas kepada anak untuk mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Sedangkan anak harus memiliki tanggung jawab untuk mempergunakan kebebasan. 7. Masing-masing anggota keluarga harus memiliki perasaan saling menyayangi, menciptakan keakraban, dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga. 8. Antara orang tua dan anak harus saling menaati peraturan tetapi tidak cenderung mengancam. REFERENSI Psikologi remaja. Ali. M dkk. bumi aksara. Jakarta. Hal 89-90 Psikologi remaja. Dadang sulaeman. penerbit mandar maju. bandung. Hal 71  About  Cuap2 As 6th  GPI Fans  Info KUS  Struktur Organisasi PERANAN KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA Posted on 29 November 2009. Filed under: Info | Alam psikologi perkembangan, Masa remaja (remaja awal dan remaja akhir) adalah masa yang penuh emosi, secara psikologis, masa ini ditandai dengan kondisi jiwa yang labil, tidak menentu
  • 3. dan biasanya susah mengendalikan diri sehingga pengaruh-pengaruh negatif seperti perilaku- perilaku menyimpang akibat dari pergeseran nilai mudah mempengaruhi jiwa remaja dan menimbulkan gejala baru berupa krisis akhlak. Krisis akhlak yang melanda sebagian remaja saat ini, merupakan salah satu akibat dari perkembangan global dan kemajuan IPTEK yang tidak diimbangi dengan kemajuan moral akhlak. Perilaku remaja yang cenderung lekas marah, kurang hormat terhadap orang tua, bersikap kasar, kurang disiplin dalam beribadah, menjadi pemakai obat-obatan, terjerumus dalam perilaku sex bebas serta perilaku yang menyimpang lainnya telah melanda sebagian besar kalangan remaja. Keluarga (terutama orang tua) sebagai orang terdekat merupakan faktor utama untuk membantu para remaja dalam menghadapi krisis akhlak sebagaimana yang dikemukakan di atas. Pendidikan akhlak berupa bimbingan, arahan, nasehat, disiplin yang berlandaskan nilai-nilai ajaran agama Islam harus senantiasa ditanamkan dan dikembangkan orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan keluarga. A. PENDAHULUAN Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak remaja. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak. Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga termasuk terhadap remaja. Masa remaja (terutama masa remaja awal) merupakan satu fase perkembangan manusia yang memiliki arti penting bagi kehidupan selanjutnya, karena kualitas kemanusiaannya di masa tua banyak ditentukan oleh caranya menata dan membawa dirinya dimasa muda. Perubahan yang dialami pada masa ini terjadi secara kodrati dan para ahli menyebutnya sebagai masa transisi (peralihan). Masa peralihan yang terjadi pada remaja sangat membingungkan, dalam masa peralihan ini remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangannya, masa ini senantiasa diwarnai oleh konflik-konflik internal, cita-cita yang melambung, emosi yang tidak stabil serta mudah tersinggung. Oleh karena itu remaja membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang- orang terdekat seperti orang tuanya. Peran dan tanggungjawab orang tua mendidik anak remaja dalam keluarga sangat dominan sebab di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak remaja. Pendidikan dan pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas hidup. Dalam ajaran agama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sangat besar sebagaimana sabda Nabi ”Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mempunyai akhlak yang bagus”. Dan dalam riwayat lain dikatakan ”Sesungguhnya yang dicintai olehku (Nabi Muhammad SAW) adalah mereka yang mempunyai akhlak yang bagus”. Mengingat masalah akhlak adalah masalah yang penting seperti sabda Nabi di atas, maka dalam mendidik dan membina akhlak remaja orang tua dituntut untuk dapat berperan aktif karena masa remaja merupakan masa transisi yang kritis seperti dikemukakan oleh Hurlock (dalam istiwidayanti : 1992) bahwa masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa sehingga individu pada masa ini mengalami berbagai perubahan baik fisik, perilaku dan sikap sehingga perubahan ini patut diwaspadai.
  • 4. Oleh karena itu peranan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah terhadap para remaja yang bersumberkan ajaran agama Islam sangat penting dilakukan agar para remaja dapat menghiasi hidupnya dengan akhlak yang baik sehingga para remaja dapat melaksanakan fungsi sosialnya sesuai dengan norma agama, norma hukum dan norma kesusilaan. B. PERMASALAHAN AKHLAK REMAJA Dewasa ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain mengindikasikan kemajuan umat manusia disatu pihak, juga mengindikasikan kemunduran akhlak di pihak lain. Di samping itu, era informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dan negatifnya telah mendorong adanya pergeseran nilai di kalangan remaja. Kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi dikalangan remaja yang memiliki kondisi jiwa yang labil, penuh gejolak dan gelombang serta emosi yang meledak-ledak ini cenderung mengalami peningkatan karena mudah dipengaruhi. Gejala akhlak remaja yang cenderung kurang hormat terhadap orang tua, melawan orang tua, terjerumus dalam perilaku sex bebas, kurang disiplin dalam beribadah, mudah terpengaruh aliran sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata tidak sopan, pendusta, tidak bertanggungjawab dan perilaku lainnya yang menyimpang telah melanda sebagian besar kalangan remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahabat Anak Remaja (Sahara) Indonesia Foundation pada Tahun 2007 sedikitnya ada 38.288 remaja di Kabupetan Bandung diduga pernah melakukan hubungan intim di luar nikah atau melakukan seks bebas. Hasil penelitian PLAN Internasional mengemukakan bahwa dari 300 responden yang berdomisili di 3 kelurahan di Surabaya ada 64% responden yang pernah melakukan seks bebas dan mereka masih berstatus sebagai pelajar SLTP dan SLTA, yang lebih menggegerkan di Kota Yogya hasil penelitian seks pra nikah yang dipublikasikan sebuah lembaga bahwa diketahui 97,05% dari jumlah 1.660 responden yang berstatus mahasiswi pernah melakukan sekls bebas. Naudzubillah… Bukti lain tentang kemerosotan akhlak remaja dapat dilihat dari hasil temuan Tim Kelompok Kerja Penyalahgunaan Narkotika Depdiknas Tahun 2004 yang mengemukakan bahwa dari 4 juta pecandu nerkotika terdapat 20% pecandu narkotika yang berstatus anak sekolah usia 14-20 tahun. Menurut Badan Narkotika Nasional hingga saat ini pecandu narkotika bukan hanya terjadi di kota-kota besar akan tetapi sudah meluas sampai ke pelosok-pelosok daerah. Fenomena-fenomena yang tampak seperti yang dikemukakan diatas merupakan krisis moral atau permasalahan akhlak yang dialami para remaja dewasa ini. Oleh karena itu pendidikan dalam semua aspek kehidupan harus dilakukan dalam rangka membentuk kepribadian yang utama sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. E. PENDIDIKAN DALAM ISLAM Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan merupakan kata jadian yang berasal dari kata didik yang diberi awalan pe dan akhiran an yang berarti proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia. Pendidikan merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang bai baginya. Dalam bahasa Arab kata tarbiyah mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih cocok dipakai untuk kata pendidikan dalam bahasa Indonesia, karena terasa lebih luas cakupannya yakni bukan sekedar memberikan ilmu pengetahuan dan membina akhlak tetapi mencakup segala aspek pembinaan kepribadian anak didik secara utuh.
  • 5. Menurut Abdur Rahman al-Bani pendidikan memiliki 4 unsur yaitu : 1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh) 2. Mengembangkan seluruh potensi 3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan 4. Melaksanakannya secara bertahap Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan dalam hal ini ialah pendidikan Islam meliputi unsur-unsur memelihara dan mengembvangkan potensi atau fitrah anak didik secara bertahap sesuai dengan perkembangannya. Menurut Abdullah yasin, Islam mengutamakan 4 jenis pendidikan sebagai berikut : 1. Pendidikan Jasmani 2. Pendidikan Akal 3. Pendidikan akhlak 4. Pendidikan Kerohanian Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka pendidikan akhlak merupakan salah satu bagian pendidikan dalam Islam yang sangat diperlukan agar anak memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik dari seorang anak akan melahirkan generasi yang baik pula, yaitu generasi muda atau remaja yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua dan memperhatikan hak-hak bagi sauadara muslim yang lain. D. PENGERTIAN DAN METODE PEMBINAAN AKHLAK KARIMAH Secara linguistik, kata akhlak atau al-akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jama’ dari kata Khulkun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (Hamzah: 1996). Sedangkan Imam Al-Gazali (dalam Abudin Nata : 1996) mengemukakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan baik dan buruk, dengan gampang dan mudah tanpa menimbulkan pemikiran dan pertimbangan. Kata “Karimah“ secara gramatikal berasal dari kata karuma-yakrumu-kariimun yang artinya mulia atau luhur. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kata akhlak karimah adalah sifat, watak, perangai atau perilaku baik dan luhur yang bersumber dari nilai-nilai ajaran akhlak Islam. Dalam Islam tidak tidak diragukan lagi bahwa kaidah serta batasan dalam mengerjakan baik dan buruk telah tertera dalam nash-nash syariah (al-Qur’an dan hadits). Di dalam kaidah akhlak ada istilah dawafi (dorongan) dan mawani (larangan). Dawafi merupakan sebuah daya dorong bagi setiap individu untuk melaksanakan akhlak dengan baik dan benar dan mawani adalah perkara yang membuat setiap individu terlarang untuk melakukan akhlak yang buruk. Gambaran jelas tentang akhlak yang baik telah tercatat dalam al-Qur’an dan hadits sebagaimana yang dilakukan oleh nabi besar kita Muhammad SAW yang harus dijadikan contoh teladan yang ideal. Gambaran ini harus dijadikan pedoman bagi orang tua dalam mendidik dan membina akhlak remaja sebab pendidikan dan pembinaan akhlak dalam keluarga akan berjalan dengan baik apabila orang tua sebagai pembimbing utama dapat menjadi panutan dengan memberikan contoh tauladan melalui pembiasaan-pembiasaan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari- hari. Pembiasaan-pembiasaan perilaku seperti melaksanakan nilai-nilai ajaran agama Islam (beribadah), membina hubungan atau interaksi yang harmonis dalam keluarga, memberikan bimbingan, arahan, pengawasan dan nasehat merupakan hal yang senantiasa harus dilakukan oleh orang tua agar perilaku remaja yang menyimpangf dapat dikendalikan. Pola pendidikan dapat diupayakan melalui proses interaksi dan internalisasi dalam kehidupan keluarga dengan menggunakan metode yang tepat seperti yang dikemukakan an-Nahlawi (dalam Dahlan : 1992) bahwa metode pendidikan dan pembinaan akhlak yang perlu diterapkan oleh
  • 6. orang tua dalam kehidupan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Metode hiwar (percakapan) 2. Metode kisah 3. Metopde mendidik dengan amtsal (perumpamaan) 4. Metode mendidik dengan teladan 5. Metode mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman 6. Metode mendidik dengan mengambil ibroh (pelajaran) dan mau’idhoh (peringatan) 7. Metode mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut) Menurut Al-Ghazali (dalam Abul Quasem : 1988) menjelaskan bahwa perubahan dan peningkatan akhlak dapat dicapai sepanjang melalui usaha dan latihan moral yang sesuai, untuk itu maka dalam mewujudkan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode akhlak sebagai berikut : (1) pengalaman (al-tajribah) dan (2) latihan diri (riyadhah). Materi yang diberikan pada para remaja dalam pendidikan akhlak sebaiknya tidak terlepas dari ruang lingkup akhlak Islami yang mencakup berbagai aspek seperti yang dikemukakan Hamzah (1996) diantaranya : akhlak terhadap Allah (hablum minallah), akhlak terhadap manusia (hablum minannas), akhlak terhadap alam semesta (hablum minal a’lam) dan akhlak terhadap diri sendiri (hablum minnafsi). E. PERANAN KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA Masa remaja sebagaimana yang dikemukakan di atas menurut Hurlock (dalam Istiwidayanti : 1992) adalah masa dimana seorang individu berada pada batasan umur 12-22 tahun. Karena masa remaja adalah masa-masa mencari identitas diri maka biasanya para remaja cenderung menginginkan kebebasan tanpa terikat oleh norma dan aturan. Dalam masa pencarian identitas diri yang penuh gejolak ini, penting kiranya orang tua sebagai orang terdekat dalam lingkungan keluarga dengan remaja untuk mengenal dan memahami jiwa remaja secara mendalam agar dapat mendidik, membimbing serta mengarahkan akhlaknya menuju jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT. Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membina akhlak remaja. Nilai-nilai akhlak karimah yang bersumberkan ajaran agama Islam harus diberikan, ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman akhlak tersebut penting karena inti dari keberagamaan seseorang akan termanifestasikan dalam akhlak karimah. Akhlak karimah yang perlu ditanamkan orang tua seperti ketaatan beribadah, berperilaku baik, hormat kepada orang tua, memiliki sifat ikhlas tawadhu secara perlahan-lahan akan terinternalisasi pada diri setiap remaja sehingga akhirnya berdampak positif bagi kehidupan mental dan spiritualnya, sehingga dapat memberikan kekuatan yang positif bagi remaja dalam menjalani proses hidup dan dapat menyikapi dampak negatif yang diakibatkan oleh era globalisasi dan informasi. Agama Islam sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan oleh orang tua dalam membina akhlak remaja karena agama merupakan pedoman hidup serta memberikan landasan yang kuat bagi diri setiap remaja. Di samping itu pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan orang tua sehari-hari seperti sholat, membaca Al-Qur’an, menjalankan puasa serta berperilaku baik merupakan bagian penting dalam pembentukan dan pembinaan akhlak remaja. Dalam pendidikan dan pembinaan akhlak bagi para remaja, orang tua harus dapat berperan sebagai pembimbing spiritual yang mampu mengarahkan dan memberikan contoh tauladan, menuntun, mengarahkan dan memperhatikan akhlak remaja sehingga para remaja berada pada jalan yang baik dan benar. Jika remaja melakukan kesalahan, maka orang tua dengan arif dan
  • 7. bijaksana membetulkannya, begitu juga sebaliknya jika remaja melakukan suatu perbuatan yang terpuji maka orang tua wajib memberikan dorongan dengan perkataan atau pujian maupun dengan hadiah berbentuk benda. Oleh karena itu peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak remaja dan mengantarkan kearah kematangan dan kedewasaan, sehingga remaja dapat mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membina akhlak tersebut, maka orang tua perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Disiplin yang ditanamkan orang tua merupakan modal dasar yang sangat penting bagi remaja untuk menghadapi berbagai macam pesoalan pada masa remaja. Peranan keluarga (orang tua) dalam membina akhlak remaja antara lain dapat dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam. Dalam hal ini orang tua harus menjadi contoh yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan, serta pengawasan sehingga dengan kondisi seperti ini remaja menjadi terbiasa berakhlak baik. 2. Meningkatkan interaksi melalui komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari norma-norma baik norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan. 3. Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan seluruh fungsi keluarganya baik fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi ekonomi maupun fungsi sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar dapat mengendalikan akhlak atau perilaku remaja. D. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan institusi sosial yang utama dalam membina nilai-nilai akhlak karimah remaja. Oleh karena itu orang tua sebagai tiang keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dan tanggungjawab yang besar dalam membina akhlak remaja sebab ditangan orang tuanyalah, orang menilai baik buruknya akhlak remaja. Untuk menghindarkan dampak negatif akibat arus globalisasi dan informasi yang terjadi pada saat ini, maka keluarga (orang tua) dituntut untuk menanamkan nilai-nilai luhur (nilai agama Islam) dengan memberikan contoh yang baik sehingga contoh baik ini dapat dijadikan landasan dalam bersikap dan berperilaku serta menjadi tauladan bagi remaja. Dengan demikian maka peranan keluarga dalam pembinaan akhlak remaja perlu ditingkatkan untuk mewujudkan generasi yang kuat, sehat serta berakhlak karimah yang baik melalui peningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, peningkatan pola interaksi serta peningkatan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh : Ikeu Kania Universitas Garut – Iman, Ilmu, Amal Rubrik : Agama Jumat, 04 Juli 08