Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
1. ISOLASI DAN DEGRADASI PIPERIN DARI LADA HITAM
I. TUJUAN PERCOBAAN
• Mempelajari proses pemisahan (ekstraksi) suatu kandungan tertentu dari
bahan alam.
• Mencari titik leleh Kristal piperin.
II. TEORI PERCOBAAN
Lada nama lainnya adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin;
Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa makanan
yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging(Septiatin, 2008). Ada dua macam lada yang
menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan
memetik buah yang masih hijau, mengupasnya,difermentasi untuk menambah rasa lada,
kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada
putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam
dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari(Septiatin,
2008). Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid
piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan
oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan
air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran
darah(Septiatin,2008).
Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera,
nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008). Beberapa
contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari sebangsa rusa;
kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan Pirrol, feromon seks serangga; saksitosin,
neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella; pirosiamin dari bakterium Pseudomonas
aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin dari
genus lumut Lycopodium(Sastrohamodjojo, 1996).
1. Deteksi
Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi tanaman yang
mengandung alkaloid. Prosedur Wall meliputi ekstraksi sekitar 20 gram bahan tanaman
kering yang di refluks dengan 95% etanol. Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan
95% etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu yang tertinggal dilarutkan dalam air,
disaring, diasamkan dengan asam klorida 1% dan alkaloid diendapkan baik dengan pereaksi
Mayer atau dengan siklotungstat. Bila hasil test positif, maka konformasi test dilakukan
dengan cara larutan yang bersifat asam tersebut dibasakan, alkaloid diekstrak ke dalam
pelarut organik, dan kemudian alkaloid diekstrak kembali ke dalam larutan asam. Jika larutan
asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi tersebut di atas, ini berarti tanaman
mengandung alkaloid. Fasa basa berair juga harus diteliti untuk menentukan adanya alkaloid
quartener(Sastrohamodjojo, 1996).
2. Isolasi
Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya. Alkaloid diambil
ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida, sitrat, atau tartarat) dan
komponennetral atau bersifat asam dari campuran asal dipisahkan dengan ekstraksi pelarut.
2. Setelah larutan berair dibasakan, maka alkaloid diperoleh dengan ekstraksi ke dalam pelarut
yang sesuai(Sastrohamodjojo, 1996).
3. Ekstraksi
Bahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung lemak, lilin yang
sangat non polar. Karena senyawa tersebut sering menimbulkan persoalan terbentuk emulsi,
maka senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal
dengan cara perkolasi dari bahan tanaman dengan proteleum eter(Sastrohamodjojo, 1996).
Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam proteleum eter. Namun demikian ekstrak harus di cek
untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendap
alkaloid seperti disebutkan diatas. Bila sejumlah alkaloid larut dalam proteleum eter, maka
bahan tanaman pada awal ditambah dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai
garamnya (Sastrohamidjojo, 1996).
4. Pemurnian
Kristalisasi Langsung
Meskipun cara ini merupakan prosedur paling sederhana, tetapi jarang memberikal
hasil yang memuaskan untuk pemisahan alkaloid murni, kecuali apabila satu alkaloid yang
terdapat dalam bahan tidak larut. Beberapa kombinasi pelarut yang sering digunakan untuk
kristalisasi alkaloid meliputi metanol, etanol berair, metanol-kloroform, metanol-eter,
metanol-aseton, dan etanol-aseton(Sastrohamodjojo, 1996).
KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion ion anorganik,
kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa senyawa organik baik
yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik sintetik. Kelebihan penggunaan
kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas ialah karena dapat
dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat
dilaksanakan dengan lebih cepat. Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam jam bila
dikerjakan dengan kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja
bila dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika gel,
alumina, kieselguhr, dan selulosa. Sampel yang merupakan campuran senyawa yang akan
dipisahkan, dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau zat
pelarut lain yang serupa, yang mempunyai titik didih antara 50-100 C. Tetesan sampel harus
di usahakan sekecil mungkin dengan meneteskan berulang kali, dengan di biarkan mengering
sebelum tetesan berikutnya dikerjakan. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas
prinsip like dissolves like, tetapi akan lebih cepat . pemilihan sistem pelarut atas dasar like
dissolves like berarti untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar digunakan sistem
pelarut yang bersifat non polar juga. Dengan menempatkan plat yang telah dikeringkan dalam
ruangan yang mengandung uap iodium, komponen penyusun dalam bentuk bercak(spot) akan
berwarna coklat dengan dasar putih. Penggunaan sinar ultraviolet dapat memberikan
fluoresensi pada plat yang mengandung unsur fosfor(Adnan, 1997).
3. III. METODE PERCOBAAN
1. Alat :
• Soklet
• Labu bundar
• Penangas air
• Corong kaca
• Kertas saring
• Spatula
• Refluk kondensor
• Peralatan melting point
2. Bahan :
• Lada hitam
• Etanol 95%
• KOH alkoholik 10%
• Larutan HCl 10N
3. Skema Percobaan
A. Isolasi Piperin
Memasukkan sekitar 20 gr serbuk lada hitam kering
yang terbungkus kertas saring ke dalam soklet.
Memasukkan sekitar 20 gr serbuk lada hitam kering
yang terbungkus kertas saring ke dalam soklet.
Melakukan ekstraksi dengan 150 ml pelarut etanol 95% sampai 2 kali recycle.Melakukan ekstraksi dengan 150 ml pelarut etanol 95% sampai 2 kali recycle.
4. B. Degradasi Piperin
Memekatkan larutan ekstra yang diperoleh dengan
cara memanaskannya di atas penangas air 600
C.
Memekatkan larutan ekstra yang diperoleh dengan
cara memanaskannya di atas penangas air 600
C.
Menambahkan 60 ml larutan KOH alkoholik 10%, mengaduknya
dengan hati-hati, lalu menyaringnya.
Menambahkan 60 ml larutan KOH alkoholik 10%, mengaduknya
dengan hati-hati, lalu menyaringnya.
Mengukur larutan yang diperoleh, dan membaginya menjadi
dua untuk degradasi piperin dan mencari titik lelehnya.
Mengukur larutan yang diperoleh, dan membaginya menjadi
dua untuk degradasi piperin dan mencari titik lelehnya.
Menghitung rendeman dan menentukan titik lelehnya.Menghitung rendeman dan menentukan titik lelehnya.
Mengambil 20ml larutan yang sudah ditambah KOH
alkoholik (dari point A.6).
Mengambil 20ml larutan yang sudah ditambah KOH
alkoholik (dari point A.6).
Merefluk larutan tersebut selama 1jam.Merefluk larutan tersebut selama 1jam.
Menguapkan pelarutnya.Menguapkan pelarutnya.
Residunya disuspensikan dengan sedikit air (±5ml) kemudian
diasamkan dengan HCl 10N sampai terjadi endapan kuning.
Residunya disuspensikan dengan sedikit air (±5ml) kemudian
diasamkan dengan HCl 10N sampai terjadi endapan kuning.
5. Saring endapan, lalu cuci dengan air dan kristalkan dalam etanol.Saring endapan, lalu cuci dengan air dan kristalkan dalam etanol.
Mengeringkan Kristal yang terbentuk (piperixdin hidrokhlorida) dan
mencari titik lelehnya.
Mengeringkan Kristal yang terbentuk (piperixdin hidrokhlorida) dan
mencari titik lelehnya.
6. IV. HASIL PERCOBAAN
A. Isolasi Piperin
• Memasukkan ±20gram serbuk lada hitam kering yang terbungkus kertas saring
kedalam soklet 20,0084gram
• Melakukan ekstraksi dengan 150ml etanol 95% sampai 4x recycle coklat
tua bening ada endapan.
• Memekatkan larutan ekstrak yang diperoleh dengan cara memanaskan diatas
penangas air ±600
C.
• Menambahkan 60ml larutan KOH alkoholik 10%, dengan hati-hati lalu
menyaringnya coklat tua bening.
• Mengukur larutan yang diperoleh dan membaginya menjadi dua untuk degradasi
piperin dan mencari kristal piperinnya larutan diperoleh 190ml.
• Menghitung rendeman dan menentukan titik lelehnya.
Massa kertas saring = 0,5603 gram
Massa kertas saring dengan endapan = 0,7323 gram
Massa endapan = 0,172 gram
Titik lelehnya = 1300
C
B. Degradasi Piperin
• Mengambil 20ml larutan yang sudah ditambah KOH alkoholis (dari point A.6)
kemudian memekatkan ±5ml.
• Merefluk larutan selama 1jam dan menguapkan pelarutnya
• Residunya disuspensi dengan sedikit air (±5ml) kemudian diasamkan dengan
HCl 10N sampai terjadi endapan kuning.
• Saring endapan, lalu dicuci dengan air dan kristalkan dalam etanol
kristal putih
7. • Mengeringkan kristal yang terbentuk dan mencari titik lelehnya.
Massa kertas saring = 0,5603 gram
Massa kertas saring dengan endapan = 1,9184 gram
Massa endapan = 1,3581 gram
Titik lelehnya = 2000
C
8. V. PEMBAHASAN
Pada percobaan isolasi piperin yang pertama menimbang serbuk lada hitam
20,0084gram. Serbuk lada hitam yang terbungkus kertas saring kedalam soklet. Lalu
melakukan ekstraksi dengan 150ml pelarut etanol 95% karena etanol titik didihnya sesuai
dengan larutan yang akan diekstrak dan sampai 4 kali recycle. Hasilnya coklat tua bening
ada endapan. Setelah itu memekatkan larutan ekstrak yang diperoleh dengan cara
memanaskan diatas penangas air ±600
C, lalu menambahkan 60ml larutan KOH alkoholik
10% dan menyaringnya. Hasilnya larutan berwarna coklat tua bening. Mengukur larutan yang
diperoleh dan membaginya menjadi dua untuk degradasi piperin dan mencari kristal
piperinya. Hasilnya larutan diperoleh 190ml. Jumlah kristal yang didapat dari proses isolasi
adalah 0,172 gram dan titik leleh pada proses isolasi adalah 1300
C.
Pada percobaan degradasi piperin ini mengambil 20ml larutan dari isolasi piperin
yang sudah ditambahkan KOH alkoholik kemudian memekatkannya sampai ±5ml. Lalu
merefluk larutan tersebut selama 1jam dan menguapkan pelarutnya. Residu disuspensikan
dengan sedikit air ±5ml kemudian diasamkan dengan HCl 10N sampai terjadi endapan
kuning. Saring endapan, lalu cuci dengan air dan kristalkan dalam etanol. Hasilnya kristal
putih, endapan kristal putih dipisahkan dengan cara penyaringan dengan kertas saring, untuk
meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring. Setelah itu mengeringkan kristal yang
terbentuk (piperixdin hidrokhlorida) dan mencari titik lelehnya. Jumlah kristal yang didapat
dari proses degradasi adalah 1,3581 gram dan titik leleh pada proses degradasi piperin adalah
2000
C.
9. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
• Pada isolasi piperin dilakukan dengan ekstraksi dengan etanol 95% sampai 4x recycle
larutan berwarna coklat tua bening ada endapan.
• Jumlah kristal yang didapat dari proses isolasi adalah 0,172 gram
• Titik leleh pada proses isolasi adalah 1300
C
• Pada degradasi piperin hasilnya terdapat Kristal putih.
• Jumlah kristal yang didapat dari proses degradasi adalah 1,3581 gram
• Titik leleh pada proses degradasi piperin adalah 2000
C
10. DAFTAR PUSTAKA
Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman
Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62).
Sastrohamidjojo,Hardjono,1996,Sumber Bahan Alam,ugm press,Yogyakarta.
Fessenden, J. 1994. Dasar Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Adnan,Muhammad, 1997, Teknik Kromatografi, Andi Offset, Yogyakarta, (9-14).
Modul praktikum kimia organik-teknik kimia itats
11. APPENDIKS
A. Isolasi Piperin
• Menghitung Rendeman :
Massa kertas saring = 0,5603 gram
Massa kertas saring dengan endapan = 0,7323 gram
Massa endapan = 0,7323 – 0,5603
= 0,172 gram
B. Degradasi piperin
• Menghitung Rendeman :
Massa kertas saring = 0,5603 gram
Massa kertas saring dengan endapan = 1,9184 gram
Massa endapan = 1,9184 – 0,5603
= 1,3581 gram