2. Buang air besar dengan peningkatan frekuensi 3 kali
atau lebih dalam 24 jam dengan konsistensi lembek atau
bahkan dapat berupa air saja, dengan atau tanpa darah
dan lendir ,dan dapat disertai gejala lain seperti mual,
muntah, demam, atau nyeri perut
Neonatus - frekuensi buang air besar > 4 kali,
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan
dan anak - frekuensinya > 3 kali
DEFINISI DIARE
3. KLASIFIKASI
• Diare cair akut
• Diare akut berdarah
• Diare persisten
• Diare dengan malnutrisi berat
Secara
klinis
• Diare akut
• Diare kronik
Menurut
waktu
4. DIARE AKUT
American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan
diare akut dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan
atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala
dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang
berlangsung selama 3 – 7 hari
5. Causes of Mortality in Under-five
Children in Indonesia
Basic Health Research (Riskesdas), 2007
Septicemia
Drowning
Tetanus
Congenital heart anomaly
& hydrocephalus
Necroticans Entero Colitis
Malaria
Malnutrition
Leukemia
DHF
Measles
TB
GI disorder
Others
13% Diarrhoea
28%
PNEUMONIA
20%
Meningitis/
encephalitis
9%
DIARRHEA
28%
PNEUMONI
A
20%
6. ETIOLOGY OF U5 DIARRHEA IN INDONESIA
80%
5%
1%
5%
3%
1%
1%
1%
2%
1%
5%
RV
Shigella
Aeromonas
Salmonella
Campylobacter
S. Enteritidis
Giardia Lamblia
Mixed (RV+Salmonella)
Mixed (RV+Campylobacter)
Mixed (RV+Ve Inaba)
Hospital Surveillance at Sardjito hospital BY Ministry of Health & NAMRU2
research, 2005
84% RV; 16% bacterial
<16% need antibiotic
“Rota virus”
8. Etiologi
b. Infeksi Parenteral
Infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan
(OMA, tonsilofaringitis, bronchopneumonia,
enchepalitis) terutama terdapat pada bayi dan anak<
2 tahun
2. Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa
b.Malabsorbsi lemak
c.Malabsorbsi Protein
10. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat tidak dapat diserap tekanan
osmotikdalam rongga usus meningkat pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus
Isi rongga usus yang berlebihan merangsang
usus untuk mengeluarkannya diare osmotik
11. 2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu ( toksin ) pada dinding usus
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus diare sekretorik timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan diare.
Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh
berlebihan diare
12. Patogenesis Diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung
Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus
Oleh jasad renik dikeluarkan toksin ( toksin diaregenik)
13. Bila diare berlanjut sampai 2 minggu/ lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut
Diare Kronik
Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/ lebih dan disertai gangguan
pertumbuhan
Diare Akut
Diare persisten
Melanjutnya
Kerusakan mukosa
Perbaikan mukosa
yang terlambat
14. Faktor Resiko Diare
Kuman penyebab diare
Keadaan gizi
Malnutrisi korelasi positif dengan lama dan beratnya
diare, menurunnya aktifitas enzim usus & hilangnya
integrasi usus
Higiene dan sanitasi
Sosial budaya
Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dan
tidak tepat ( faktor penting ) . diare
Kepadatan penduduk
Sosial ekonomi
15. Manifestasi Klinik
Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat
Nafsu makan biasanya tidak ada timbul diare
Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah
Warna tinja kehijau-hijauan (tercampur empedu)
Anus dan daerah sekitarnya lecet ( sering defekasi)
16. Manifestasi Klinik
Muntah (sebelum/ sesudah diare) lambung
meradang atau ketidakseimbangan asam basa dan
elektrolit
Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dehidrasi
( BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan mulut
serta kulit tampak kering)
18. Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella E .coli entero
sigenik
E . coli entero
invasif
cholera
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kolik Tenesmus kolik Kadang” Tenesmus kolik Kolik
Gejala lain Sering distensi
abdomen
Pusing ,dapat
ada kejang
Hipotensi Pusing
bakterimia ,Tok
semia sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Hijau Tdk berwarna Merah – hijau Seperti cucian
beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi -
20. Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsistensi tinja, lendir atau darah dalam tinja
Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang,
kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang diminum sebelum dan
selama diare, mengkonsumsi makanan yang tidak biasa
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
21. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa bibir, mulut dan lidah
Berat badan dan status gizi (antropometri)
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti
napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)
Penilaian derajat dehidrasi
22. 1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus , bila diduga terdapat
intoleransi glukosa.
2. Pemeriksaan darah
Darah lengkap.
pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan
keseimbangan asam – basa.
Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.
3. Pemeriksaan Elektrolit, terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita yang disertai kejang).
27. Klasifikasi Tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari tanda
dibawah ini :
Letargis/tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas
minum
Cubitan kulit perut kembali sangat
lambat (>2 detik)
Beri cairan untuk diare dengan
dehidrasi berat ( Rencana terapi C )
Dehidrasi ringan-sedang Terdapat dua atau lebih tanda dibawah
in :
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap, haus
Cubitan kulit kembali lambat
Beri cairan dan makanan untuk
dehidrasi ringan ( Rencana terapi B )
Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk
penanganan di rumah dan kapan
kembali segera
Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari
jika tidak membaik
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi
ringan atau berat
Beri cairan dan makanan untuk
menangani diare di rumah ( Rencana
terapi A )
Nasihati kapan kembalik segera
Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari
jika tidak membaik