Tinjauan pustaka ini membahas tentang hisap lendir, ventilator, dan faktor yang mempengaruhi ketrampilan perawat dalam 3 topik utama. Topik pertama adalah tentang hisap lendir yang merupakan tindakan untuk membersihkan saluran napas dengan mengeluarkan lendir. Topik kedua membahas tentang ventilator sebagai alat bantu pernapasan. Topik ketiga membahas faktor pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku
1. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Hisap Lendir/Suction
a. Pengertian
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri (Timby, 2009). Tindakan suction merupakan suatu
prosedur penghisapan lendir, yang dilakukan dengan memasukkan selang catheter
suction melalui selang endotracheal (Syafni, 2012).
Dapat disimpulkan hisap lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan
kepatenan jalan nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri dengan memasukkan catheter suction ke endotracheal
tube sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat.
b. Indikasi
Menurut Smeltzer et al, (2002), indikasi penghisapan lendir lewat endotrakeal
adalah untuk:
1. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenance), apabila:
a. Pasien tidak mampu batuk efektif.
b. Diduga aspirasi
2. Membersihkan jalan napas (bronchial toilet), apabila ditemukan:
a. Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar atauu ada suara napas
tambahan.
b. Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.
c. Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan beban kerja sistem
pernafasan.
3. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.
2. 6
5. Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
c. Prosedur
Prosedur hisap lender ini dalam pelaksanaannya diharapkan sesuai dengan
standar prosedur yang telah ditetapkan agar pasien terhindar dari komplikasi
dengan selalu menjaga kesterilan dan kebersihan.
Prosedur hisap lender menurut Kozier & Erb, (2004) adalah:
1. Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan, mengapa perlu, dan
bagaimana pasien dapat menerima dan bekerjasama karena biasanya tindakan
ini menyebabkan batuk dan hal ini diperlukan untuk membantu dalam
mengeluarkan sekret.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
3. Menjaga privasi pasien.
4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kontraindikasi posisikan
pasien semiflower agar pasien dapat bernapas dalam, paru dapat berkembang
dengan baik sehingga mencegah desaturasi dan dapat mengeluarkan sekret
saat batuk. Jika perlu, berikan analgesia sebelum penghisapan, karena
penghisapan akan merangsang refleks batuk, hal ini dapat menyebabkan rasa
sakit terutama pada pasien yang telah menjalani operasi toraks atau perut atau
yang memiliki pengalaman traumatis sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan pasien selama prosedur penghisapan.
5. Siapkan peralatan
a. Pasang alat resusitasi ke oksigen dengan aliran oksigen 100 %.
b. Catheter suction steril sesuai ukuran
c. Pasang pengalas bila perlu.
d. Atur tekanan sesuai penghisap dengan tekanan sekitar 100-120 mm hg
untuk orang dewasa, dan 50-95 untuk bayi dan anak
e. Pakai alat pelindung diri, kaca mata, masker, dan gaun bila perlu.
f. Memakai sarung tangan steril pada tangan dominan dan sarung tangan
tidak steril di tangan nondominan untuk melindungi perawat
3. 7
g. Pegang suction catether di tangan dominan, pasang catether ke pipa
penghisap.
6. Suction catether tersebut diberi pelumas.
a. Menggunakan tangan dominan, basahi ujung catether dengan larutan
garam steril.
b. Menggunakan ibu jari dari tangan yang tidak dominan, tutup suction
catheter untuk menghisap sejumlah kecil larutan steril melalui catether.
Hal ini untuk mengecek bahwa peralatan hisap bekerja dengan benar dan
sekaligus melumasi lumen catether untuk memudahkan penghisapan dan
mengurangi trauma jaringan selama penghisapan, selain itu juga
membantu mencegah sekret menempel ke bagian dalam suction catether.
7. Jika klien memiliki sekret yang berlebihan, lakukan pemompaan dengan
ambubag sebelum penyedotan.
a. Panggil asisten untuk prosedur ini
b. Menggunakan tangan nondominan, nyalakan oksigen ke 12-15 l / min
c. Jika pasien terpasang trakeostomi atau ett, sambungkan ambubag ke
tracheascanul atau ett
d. Pompa dengan Ambubag 3 - 5 kali, sebagai inhalasi, hal ini sebaiknya
dilakukan oleh orang kedua yang bisa menggunakan kedua tangan untuk
memompa, dengan demikian volume udara yang masuk lebih maksimal.
e. Amati respon pasien untuk mengetahui kecukupan ventilasi pasien.
f. Bereskan alat dan cuci tangan.
d. Komplikasi
Dalam melakukan tindakan hisap lender perawat harus memperhatikan
komplikasi yang mungkin dapat ditimbulkan, antara lain yaitu (Kozier & Erb,
2002):
a. Hipoksemia
b. Trauma jalan nafas
c. Infeksi nosokomial
d. Respiratory arrest
4. 8
e. Bronkospasme
f. Perdarahan pulmonal
g. Disritmia jantung
h. Hipertensi/hipotensi
i. Nyeri
j. Kecemasan.
B. Tinjauan Umum Ventilator
a. Pengertian
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang memberikan bantuan
nafas dengan cara membantu sebagian atau mengambil alih semua fungsi ventilasi
guna mempertahankan hidup (Hudak & Gallo, 1998).
Ventilator merupakan alat bantu pernapasan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki ventilasi alveolar, pembuangan CO2, serta oksigenasi jaringan yang
adekuat (Firmansyah, 2004).
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.
(Brunner dan Suddarth, dalam Tanjung, 2003).
Dari beberapa pengertian tentang ventilator dapat disimpulkan bahwa
ventilator merupakan alat bantu pernafasan untuk memperbaiki ventilasi alveolar
untuk membuang CO2 dan memasukkan O2 samapi ke jaringan dengan adekuat,
dapat bertekanan positif maupun negatif yang dapat digunakan dalam waktu lama
untuk mempertahankan hidup.
b. Indikasi
Indikasi pemasangan ventilasi mekanik adalah jika terjadi: (Brunner dan
Suddarth, dalam Tanjung, 2003)
1. Kegagalan Ventilasi
a. Neuromuscular Disease
b. Central Nervous System disease
5. 9
c. Depresi system saraf pusat
d. Musculosceletal disease
e. Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2. Kegagalan pertukaran gas
a. Gagal nafas akut
b. Gagal nafas kronik
c. Gagal jantung kiri
d. Penyakit paru-gangguan difusi
e. Penyakit paru-ventilasi/perfusi mismatch
c. Macam ventilator
Menurut sifatnya, ada 3 tipe ventilator, yaitu:
1. Volume Cycled Ventilator.
Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang
ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
2. Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan.
Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang
telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi
terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain
paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien
yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak
dianjurkan.
3. Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu
ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E
(inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
6. 10
d. Komplikasi
Pada pemakaian ventilasi mekanik ini harus diperhatikan kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul, antara lain:
1. Penurunan venous return dan cardiac output sebagai konsekuensi fase inhalasi
2. Pengurangan volume paru
3. Trauma paru ( barotrauma /volutrauma )
4. Biotrauma seperti inflamasi, atelektasis, lesi pita suara dan trakea,
hipoventilasi maupun hipoksia karena kesalahan teknis.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Ketrampilan Perawat
A. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia,atau hasil tahu dari
seseorang terhadap suatu obyek melalui indra yang dimiliki sehingga
menghasilkan pengetahuan yang sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian serta
persepsi terhadap obyek (Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
seseorang menentukan tindakan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
yaitu:
a. Tahu.
Tahu artinya dapat mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya
termasuk
dapat mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami
Memahami artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang sudah dipelajari
7. 11
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
c. Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisis
Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek
kedalam komponen-kpmponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan
masih berkaitan satu sama lain.
e. Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
secara keseluruhan menjadi sesuatu yang baru.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk mmberikan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek.
Pengetahuan ini dapat diukur dengan melakukan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau
responden. Pengetahuan diperlukan seseorang agar orang dapat mengadopsi
perilaku yang baru karena berkat pengetahuan tersebut seseorang dapat merasakan
manfaat dari perilaku tersebut bagi dirinya atau orang lain. (Notoatmodjo, 2003).
D. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo, (2003), kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku
dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu :
8. 12
1. Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain sebagainya
2. Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang
semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat
3. Faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik,
sumber daya, tersedia atau tidaknya fasilitas dan sarana kesehatan.
1. Lama Bekerja
a. Pengertian
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari
peristiwa-peristiwa yang dilakukannya dalam perjalanan hidupnya. (Siagian,
2002). Lebih lanjut Siagian disini mengemukakan bahwa, “Pengalaman
langsung adalah apabila seseorang telah pernah bekerja pada suatu organisasi, lalu
oleh karena sesuatu meninggalkan organisasi itu dan pindah ke organisasi yang
lain. Sedangkan dengan pengalaman tidak langsung adalah peristiwa yang diamati
dan diikuti oleh seseorang pada suatu organisasi meskipun yang bersangkutan
sendiri tidak menjadi anggota dari organisasi yang sedang diamati atau diikuti.
Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang dan memberikan peluang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin trampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna
pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Abriyani Puspaningsih dalam Ayuningtyas, 2012).
Menurut Trijoko dalam Effendy, (2011) mengatakan pengalaman kerja
adalah pengetahuan dan ketrampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang
sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama
beberapa waktu tertentu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa
pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan
9. 13
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat
pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.
b. Pengukuran Pengalaman Kerja
Foster dalam Effendy, (2011) menyatakan ada beberapa hal untuk
menentukan berpengalaman tidaknya seseorang sekaligus sebagai indikator
pengalaman kerja yaitu:
a) Lama waktu/masa kerja
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja tang telah ditempuh seseorang
dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya
dengan baik.
b) Tingkat pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau
informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung
jawab pekerjaan.
c) Tingkat ketrampilan yang dimiliki.
d) Ketrampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk
mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
e) Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.
Tingkat penguasaan seseorang dalam melaksanakan aspek-aspek teknik
peralatan dan pekerjaan.
Menurut Asri dalam Effendy, (2011) mengatakan pengukuran
pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi
dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang digunakan untuk
mengukur pengalaman kerja seseorang adalah :
a. Gerakannya mantap dan lancar
Setiap perawat yang berpengalaman akan melakukan gerakan yang mantap
dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
10. 14
b. Gerakannya berirama
Artinya tercipta dari kebiasaan dalam melakukan pekerjaan sehari – hari.
c. Lebih cepat menanggapi tanda-tanda
Artinya tanda – tanda seperti akan terjadi kecelakaan kerja
d. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya
Bila didukung oleh pengalaman kerja yang dimilikinya maka seorang perawat
yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap
menghadapinya.
e. Bekerja dengan tenang
Seorang perawat yang berpengalaman akan memiliki rasa percaya diri yang
cukup besar
E. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja.
Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh antara lain (Handoko dalam
Effendy, 2011)
a) Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja untuk
menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
b) Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau
kemampuan seseorang.
c) Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung jawab
dan wewenang seseorang.
d) Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari
kemampuan penilaian dan penganalisaan.
e) Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam
pelaksanaan aspek – aspek tehnik pekerjaan.
11. 15
2. Tingkat Pendidikan
a. Pengertian
Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dalam arti luas baik secara
formal maupun informal akan berpengaruh terhadap seseorang dalam mengetahui,
mengerti, memahami sesuatu karena kemampuan tersebut dipengaruhi oleh
kemampuan belajar dan daya ingat. (Kariyoso dalam Prayitno, 2008).
Selanjutnya menurut Notoadmojo (2003) “Pendidikan adalah upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk pengembangan aspek
intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan (formal) dalam suatu organisasi
adalah suatu proses mengembangkan kemampuan kearah yang diinginkan oleh
organisasi yang bersangkutan” Ambar (2004) menyatakan bahwa, “Pendidikan
merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan secara sistematis serta
terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan tingkatannya, guna
menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai,
kecakapan atau keterampilan yang dikehendaki.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pendidikan
merupakan usaha seseorang untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan,
sikap, ketrampilan yang dikehendaki yang dilakukan dengan sengaja, terus
menerus dan sistematis sesuai tingkatannya.
3. Pelatihan.
a. Pengertian
Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan dan
ketrampilan tertentu agar peserta semakin terampil sehingga mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik dan sesuai standar.
(Tanjung, 2003). Sedangkan menurut Noe, et all dalam Sukiarno (2007)
menyebutkan pelatihan merupakan usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian
serta perilaku dari para pegawai.
12. 16
Menurut Strauss dan Syaless dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan
pelatihan merupakan mengubah perilaku, karena dengan pelatihan pada akhirnya
diharapkan akan timbul perubahan perilaku dan pelatihan merupakan bagian dari
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh ketrampilan dan
meningkatkannya diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
relative singkat dengan metode utamanya adalah praktek dan teori.
Dari beberapa pengertian tentang pelatihan diatas dapat disimpulkan
bahwa pelatihan merupakan suatu proses belajar yang didalamnya terdapat
metode teori dan praktek dalam waktu yang relatif singkat untuk merubah
perilaku agar lebih trampil sesuai bidang yang dijalani/diminati.
b. Tujuan
Tujuan pelatihan menurut Notoatmodjo, (2010) penting untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai tolok ukur keberhasilan dari
seluruh program, dan harus dapat memberikan pengalaman belajar yang baik bagi
peserta. Pelatihan harus dapat meyakinkan peserta bahwa:
a. Dalam mempelajari sesuatu yang mereka yakini pasti mengandung
manfaat
b. Proses belajardapat meningkatkan ketrampilan, bila ketrampilan itu sering
dipraktikkan akan semakin tinggi tingkat ketrampilannya.
c. Ketrampilan yang dipraktikkan dengan baik akan mendapatkan imbalan
sebagai umpan balik.
d. Imbalan dapat diperoleh dengan cepat bisa dari berbagai sumber.
4. Ketrampilan.
1. Pengertian
Ketrampilan merupakan hasil dari latihan yang berulang dapat disebut
sebagai perubahan yang meningkat pada orang yang mempelajari keterampilan
tersebut sebagai hasil dari aktifitas tertentu.(Whiterington dalam Sukiarko, 2007)
Keterampilan dari kata dasar terampil yang artinya cakap menyelesaikan tugas,
mampu dan cekatan, sedangkan keterampilan dapat diartikan kecakapan
13. 17
menyelesaikan tugas. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Sukiarko,
2007).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan keterampilan merupakan
kemampuan seseorang menyelesaikan tugas tertentu dengan cekatan yang
semakin lama semakin meningkat sebagai hasil dari latihan yang dikerjakan
berulang-ulang.
F. Faktor yang mempengaruhi ketrampilan
Glanz (dalam Sukiarko, 2007) menyebutka ada 5 faktor yang dapat
berpengaruh tehadap perilaku positif atu tindakan seseorang dalam bentuk
ketrampilan, yaitu:
1. Faktor intrapersonal atau individu, yaitu karakteristik sesorang meliputi
pengetahuan, sikap, keyakinan dan cirri-ciri kepribadian seseorang.
2. Faktor interpersonal, yaitu hubungan antar manusia dan kelompok-kelompok
utama yang berpengaruh seperti keluarga, teman yang dapat member
informasi.
3. Faktor institusional, yaitu peraturan, undang-undang, kebijakan.
4. Faktor kelompok masyarakat, yaitu norma, standar formal dan informal serta
organisasi masyarakat.
5. Faktor kebijakan publik, yaitu kebijakan yang berhubungan dengan kesehatan
yang dikeluarkan pemerintah berupa undang-undang yang mendukung
program kesehatan.
a. Katz (dalam Bahtiar, 2010) membagi keterampilan ke dalam 2
kategori,yaitu: a. Keterampilan teknis, yaitu keterampilan menerapkan
pengetahuan atau keahlian. Spesialisasi pengembangan keterampilan ini
sering ditemui pada pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dalam suatu
organisasi.
b. Keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan bekerja sama dengan
memahami dan memotivasi orang lain, baik secara individu atau
kelompok. Keterampilan ini sangat diperlukan bagi pegawai yang sudah
14. 18
menduduki jabatan tertentu, karena keterampilan ini dalam berkomunikasi,
memotivasi dan mendelegasikan.
G. KERANGKA TEORI
Gambar 1. Kerangka Teori menurut Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003)
H. KERANGKA KONSEP
Gambar 2. Kerangka Konsep
I. VARIABEL PENELITIAN
Keterampilan
melakukan
suction
Faktor pembawa
Pengetahuan dan sikap
Lama kerja
Nilai-nilai
Kepercayaan
Tingkat pendidikan
Faktor pendukung
Fasilitas atau sarana
pelatihan
Faktor Pendorong
Standar Operasional Prosedur
Kebijakan keselamatan pasien
Pengetahuan perawat
tentang prosedur suctionn
Pengalaman kerja
Pelatihan
Tingkat pendidikan
Keterampilan perawat
dalam melaksanakan
tindakan suction
Variabel bebas Variabel terikat
15. 19
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).Berdasarkan hubungan fungsional antara
variabel-variabel satu dengan yang lain, variabel dapat dibedakan menjadi dua
yaitu variabel tergantung atau dependent dan variabel bebas atau independent.
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap
perubahan. Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan. Variabel ini dikenal dengan variabel bebas karena bebas dalam
mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2009)
Variabel bebas
a. Pengetahuan perawat tentang prosedur suction
Merupakan pemahaman responden tentang pengertian suction, prosedur
suction dan efek yang dapat ditimbulkan/komplikasi dari tindakan suction.
Kriteria objektif :
b. Lama kerja
Lama kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah
ditempuh seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah
melaksanakan dengan baik
c. Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan dan
keterampilan tertentu agar peserta semakin terampil sehingga mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik dan sesuai standar
d. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang secara formal maupun informal
akan berpengaruh terhadap seseorang dalam mengetahui, mengerti,
16. 20
memahami sesuatu karena kemampuan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan
belajar dan daya ingat.
Variabel terikat
Ketrampilan Merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tindakan
sesuai standar/prosedur sebagai hasil dari latihan yang dilakukan berulang-ulang.
J. HIPOTESIS
Adakah pengaruh antara tingkat pengetahuan perawat, lama kerja, pelatihan
dan tingkat pendidikan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan
hisap lendir pada pasien terpasang ventilator di ruang ICU RSI. Faisal Makassar.