SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/1/2019
PENDALAMAN MATERI BIOLOGI
MODUL 1
KEANEKARAGAMAN HAYATI
KEGIATAN BELAJAR 4
Virus, Protista dan Monera
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd., M. Si
Dr. Martina Restuati, M. Si
Dr. Fauziyah Harahap, M. Si
Dra. Cicik Suriani, M. Si
Drs. Puji Prastowo, M. Si
Wasis Wuyung Wisnu Brata, M. Pd
Eko Prasetya, M. Sc
Nanda Pratiwi, M. Pd
KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
ii
1
1.1.Deskripsi Singkat 1
1.2.Relevansi 2
1.3.Petunjuk Belajar 2
2. INTI 3
2.1.Capaian Pembelajaran 3
2.2.Pokok Materi 3
2.3.Uraian Materi 3
i
1
1. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Singkat
Ahli biologi, seperti Ernst Haeckel (1894), Robert Whittaker (1959) dan Carl
Woese (1977) telah mencoba untuk mengklasifikasikan semua organisme hidup ke dalam
kategori yang luas, yang disebut kingdom. Klasifikasi Whittaker yang diusulkan memiliki
lima koingdom: Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia, dan digunakan secara
luas. Kelompok-kelompok ini dibentuk berdasarkan struktur sel, mode dan sumber nutrisi
dan organisasi tubuh. Modifikasi Woese yang diperkenalkan dengan membagi Monera
menjadi Archaebacteria (atau Archaea) dan Eubacteria (atau Bacteria) juga
dikembangkan dalam system klassifikasi makhluk hidup. Selain itu, masih terdapat satu
makhluk yang merupakan peralihan antara makhluk hidup dan tak hidup yang kita sebut
dengan virus.
Virus merupakan makhluk peralihan, dimana akan menjadi makhluk hidup ketika
berasal didalam sel hidup dan jika berada bukan pada sel hidup maka akan tidak terjadi
proses kehidupan. Virus berkembang dan bereproduksi sesuai dengan sel inang. Proses
reproduksi dapat dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Selain virus, kelompok makhluk hidup berikutnya adalah monera. Monera terdiri
atas archaeabacteria dan eubacteria. Kelompok archaeabacteria merupakan kelompok
makhluk hidup uniseluler yang mampu hidup pada kondisi lingkungan yang sangat
ekstrem. Contoh pada sumber air panas, lautan dengan kadar garam tinggi atau Kawasan
dengan zat-zat kimia tertentu. Eubacteria merupakan jenis bakteri yang hidup pada daerah
lembab. Bakteri dapat berbentuk basil, kokus atau spiral. Kehidupan bakteri dapat hidupa
dengan oksigen atau tanpa oksigen.
Kingdom Protista dapat dibagi menjadi tiga filum, yaitu protista mirip jamur,
protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewan. Protista mirip jamur menghabiskan
sebagian besar hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi, protista mirip jamur dapat
bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme multiseluler. Protozoa
dikategorikan sebagai protista mirip hewan karena protozoa memiliki sifat yang dimiliki
hewan, yaitu dapat bergerak dan heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanannya
sendiri). Terdapat 4 macam protista mirip hewan yang dikelompokkan berdasarkan alat
geraknya yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa.
2
1.2.Relevansi
Keanekaragaman hayati yang besar termasuk didalamnya makhluk hidup
mikroskopis yang sehari-hari kita merasakan kehadirannya. Protozoa, lumut dan lainnya
merupakan makhluk hidup yang selalu berdekatan dengan kita. Pada kegiatan belajar 4
ini, kita membahas kembali keanekaragaman hayati pada tingkatan lebih kecil.
1.3.Petunjuk Belajar
Kegiatan belajar pertama ini menguraikan tentang klassifikasi makhluk hidup
yang mencakup tentang system klasifikasi, urutan taksonomi dan virus. Untuk membantu
anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam kegiatan belajar ini dibagi
menjadi empat pokok bahasan materi yaitu klasifikasi makhluk hidup, Organisasi
Kehidupan, Ciri makhluk hidup, urutan takson dan virus. Pada uraian materi dilengkapi
dengan contoh dan ilustrasi untuk membantu anda memahami materi kegiatan belajar ini.
Pada akhir kegiatan pembelajaran dilengkapi rangkuman materi pembelajaran dan untuk
meningkatkan pemahaman anda dalam kegiatan belajar ini maka diakhir materi terdapat
tugas formatif.
3
2. Inti
2.1.Capaian Pembelajaran
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance
material materi bidang studi biologi yang mencakup (1) keragaman dan keseragaman
dalam makhluk hidup, (2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup, (3) Pertumbuhan,
perkembangan dan diferensiasi, (4) Interaksi dan interdependensi, (5) Energi, materi dan
organisasi kehidupan, (6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis dan (7)
Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek
‘apa’ (konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan
keseharian) dalam kerangka biologi sebagai inkuiri;
Sub Capaian Pembelajaran
Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial keragaman dan
keseragaman dalam makhluk hidup
2.2.Pokok Materi
Pada kegiatan belajar 4 dari modul 1 tentang Virus, Monera dan Protista, pokok-
pokok materi yang akan dibahas adalah :
a. Virus
b. Monera
c. Protista
2.3.Uraian Materi
2.3.1. Virus
Virus merupakan agen infeksius yang berukuran kecil dan komposisi sederhana yang
hanya dapat berkembang biak di sel hewan, tumbuhan, atau bakteri (sel hidup). Namanya
berasal dari kata Latin yang berarti "cairan berlendir" atau "racun." Indikasi awal sifat
biologis virus berasal dari penelitian pada tahun 1892 oleh ilmuwan Rusia Dmitry I.
Ivanovsky dan pada 1898 oleh ilmuwan Belanda Martinus W. Beijerinck. Beijerinck
pertama kali menduga bahwa virus yang diteliti adalah jenis baru dari agen infeksius,
4
yang ia sebut contagium vivum fluidum, yang berarti bahwa itu adalah organisme hidup
yang mereproduksi yang berbeda dari organisme lain.
Kedua ilmuan ini menemukan bahwa penyakit tanaman tembakau dapat ditularkan
oleh agen, yang kemudian disebut virus mosaik tembakau, melewati filter kecil yang tidak
memungkinkan bakteri masuk. Virus ini dan yang selanjutnya diisolasi tidak akan tumbuh
pada media buatan dan tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya. Dalam penelitian
independen pada tahun 1915 oleh peneliti Inggris Frederick W. Twort dan pada 1917 oleh
ilmuwan Kanada Kanada Félix H. d'Hérelle, lesi dalam kultur bakteri ditemukan dan
dikaitkan dengan agen yang disebut bacteriophage ("pemakan bakteri"), sekarang dikenal
sebagai virus yang secara khusus menginfeksi bakteri.
Sifat unik dari organisme ini berarti bahwa metode baru dan model alternatif harus
dikembangkan untuk mempelajari dan mengklasifikasikannya. Studi tentang virus yang
terbatas secara eksklusif atau sebagian besar untuk manusia, bagaimanapun,
menimbulkan masalah besar dalam menemukan inang hewan yang rentan. Pada tahun
1933, penyelidik Inggris Wilson Smith, Christopher H. Andrewes, dan Patrick P. Laidlaw
dapat menularkan influenza ke musang, dan virus influenza kemudian diadaptasi ke tikus.
Pada tahun 1941, ilmuwan Amerika George K. Hirst menemukan bahwa virus influenza
yang tumbuh dalam jaringan embrio ayam dapat dideteksi oleh kapasitasnya untuk
menggumpalkan (menyatukan) sel darah merah.
Virus menempati posisi taksonomi khusus: bukan tanaman, hewan, atau bakteri
prokariotik (organisme sel tunggal tanpa nuklei yang ditentukan), dan umumnya
ditempatkan di taksonomi sendiri. Bahkan, virus seharusnya tidak dianggap organisme,
dalam arti yang paling ketat, karena tidak hidup bebas; yaitu, tidak dapat mereproduksi
dan melakukan proses metabolisme tanpa sel inang.
Semua virus sejati mengandung asam nukleat — baik DNA (asam deoksiribonukleat)
atau RNA (asam ribonukleat) — dan protein. Asam nukleat mengkodekan informasi
genetik yang unik untuk setiap virus. Bentuk infektif, ekstraseluler (di luar sel) virus
disebut virion. Ini mengandung setidaknya satu protein unik yang disintesis oleh gen
spesifik dalam asam nukleat virus itu. Pada hampir semua virus, setidaknya satu dari
protein ini membentuk cangkang (disebut kapsid) di sekitar asam nukleat. Virus tertentu
juga memiliki protein lain di dalam kapsid; beberapa protein ini bertindak sebagai enzim,
5
sering selama sintesis asam nukleat virus. Viroid (artinya "mirip virus") adalah organisme
penyebab penyakit yang hanya mengandung asam nukleat dan tidak memiliki protein
struktural. Partikel mirip virus lain yang disebut prion terutama terdiri dari protein yang
dikomplekskan secara ketat dengan molekul asam nukleat kecil. Prion sangat tahan
terhadap inaktivasi dan tampaknya menyebabkan penyakit otak degeneratif pada
mamalia, termasuk manusia.
A. Struktur Virus
Virus bervariasi dalam strukturnya. Partikel virus terdiri dari DNA atau RNA dalam
lapisan protein pelindung yang disebut capsid. Bentuk kapsid dapat bervariasi dari satu
jenis virus ke yang lain. Kapsid dibuat dari protein yang dikodekan oleh gen virus dalam
genomnya.
Bentuk kapsid berfungsi sebagai salah satu dasar untuk klasifikasi virus. Kapsid dari
virus yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini adalah icosahedral. Protein yang
dikode secara virus akan berkumpul sendiri untuk membentuk kapsid. Beberapa virus
memiliki amplop fosfolipid dan protein. Amplop dibuat dari bagian-bagian membran sel
inang. Itu mengelilingi kapsid dan membantu melindungi virus dari sistem kekebalan
inang. Amplop juga mungkin memiliki molekul reseptor yang dapat mengikat dengan sel
inang. Mereka membuat virus lebih mudah menginfeksi sel. Diagram Cytomegalovirus.
Kapsid membungkus bahan genetik virus. Amplop yang mengelilingi kapsid biasanya
dibuat dari bagian-bagian membran sel inang (fosfolipid dan protein). Tidak semuavirus
memiliki amplop virus.
Gambar 1. Ilustrasi Struktur Virus (Sumber:
https://bio.libretexts.org/Bookshelves/Introductory_and_General_Biology)
Kapsid
Asam Nukleat
Mantel
Glikoprotein
6
Gambar 2. Struktur Bakteriofage
Bakteriofag atau virus yang menginfeksi bakteri merupakan faga. Fag mampu
memberikan fenotip kunci pada organisme yang ditumpanginya, contohnya merubah
strainnon pantogen menjadi pantogen dan bertugas untuk memerankan kunci pengatur
populasi bakteri di dalam segalam macam lingkungannya. Bentuk klasik bakteriofag atau
fag memiliki bentuk simetri kompleks. Bentuk kepalanya yang berisi materi genetik dan
memiliki bentuk simetri ikosehedral, sedangkan pada ekornya memiliki bentuk simetri
heliks seperti sebuah plat yang terdapat pada bagian bawah dengan bentuk seperti
heksagonal serta memiliki beberapa serat ekor yang keluar dari bidang plat.
Strukturnya terdiri atas kapsid, asam nukleat, leher, selubung, serta ekor. Masing-
masing struktur dan fungsinya adalah:
1. Kapsid merupakan kulit protein yang melindungi / menyelimuti genom virus.
Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut dengan kasomer.
Kapsid bertanggung jawab terhadap bentuk tubuh virus.
2. Serabut ekor berfungsi untuk melekat pada sel inang. Gabungan asam nukleat
dengan kapsid disebut nukleokapsid.
7
3. Asam nukleat, kegunaan asam nukleat yang ada di dalam virus adalah untuk
memberikan instruksi pada bagian-bagian virus yang lain, selain itu juga untuk
bereproduksi.
4. Leher Virus, leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala
dan bagian ekor, tidak semua virus punya leher, hanya virus kompleks saja yang
memiliki leher.
B. Reproduksi Virus
Virus merupakan patogen intraseluler obligat, virus tidak dapat bereplikasi tanpa ada
sel inang. Meskipun siklus hidup replikasi virus sangat berbeda antara spesies dan
kategori virus, ada enam tahap dasar yang penting untuk replikasi virus. Virus harus
menggunakan proses sel untuk mereplikasi. Siklus replikasi virus dapat menghasilkan
perubahan biokimia dan struktural dramatis dalam sel inang, yang dapat menyebabkan
kerusakan sel. Perubahan ini, yang disebut efek sitopatik (menyebabkan kerusakan sel),
dapat mengubah fungsi sel atau bahkan menghancurkan sel. Beberapa sel yang terinfeksi,
seperti yang terinfeksi oleh virus flu biasa yang dikenal sebagai rhinovirus, mati melalui
lisis (meledak) atau apoptosis (kematian sel yang diprogram atau "bunuh diri sel"),
melepaskan semua virion keturunan sekaligus. Gejala-gejala penyakit akibat virus dari
respon imun terhadap virus, yang mencoba untuk mengendalikan dan menghilangkan
virus dari tubuh dan dari kerusakan sel yang disebabkan oleh virus. Banyak virus hewan,
seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus), meninggalkan sel yang terinfeksi sistem
kekebalan tubuh dengan proses yang dikenal sebagai tunas, di mana virion meninggalkan
sel secara individual. Selama proses tunas, sel tidak mengalami lisis dan tidak segera
dibunuh. Namun, kerusakan sel-sel yang terinfeksi virus mungkin membuat sel-sel tidak
bisa berfungsi secara normal, meskipun sel-sel itu tetap hidup untuk jangka waktu
tertentu. Sebagian besar infeksi virus produktif mengikuti langkah-langkah serupa dalam
siklus replikasi virus: perlekatan, penetrasi, uncoating, replikasi, perakitan, dan
pelepasan.
a. Penempelan/Perlekatan
Virus menempel pada situs reseptor spesifik pada membran sel inang melalui protein
perlekatan dalam kapsid atau melalui glikoprotein yang tertanam dalam amplop virus.
8
Kekhasan interaksi ini menentukan inang (dan sel-sel di dalam inang) yang dapat
terinfeksi oleh virus tertentu. Ini dapat diilustrasikan dengan memikirkan beberapa kunci
dan beberapa kunci di mana masing-masing tombol hanya akan cocok dengan satu kunci
tertentu.
b. Penetrasi
Asam nukleat dari bakteriofag memasuki sel inang telanjang, meninggalkan kapsid di
luar sel. Virus tanaman dan hewan dapat masuk melalui endositosis, di mana membran
sel mengelilingi dan menelan seluruh virus. Beberapa virus yang menyelimuti masuk ke
dalam sel ketika selubung virus menyatu langsung dengan membran sel. Begitu berada
di dalam sel, kapsid virus terdegradasi dan asam nukleat virus dilepaskan, yang kemudian
menjadi tersedia untuk replikasi dan transkripsi.
c. Replikasi
Mekanisme replikasi tergantung pada genom virus. Virus DNA biasanya
menggunakan protein sel inang dan enzim untuk membuat DNA tambahan yang
ditranskripsi ke messenger RNA (mRNA), yang kemudian digunakan untuk
mengarahkan sintesis protein. Virus RNA biasanya menggunakan inti RNA sebagai
templat untuk sintesis RNA dan mRNA genom virus. Viral mRNA mengarahkan sel
inang untuk mensintesis enzim virus dan protein kapsid, dan untuk mengumpulkan virion
baru. Tentu saja, ada pengecualian untuk pola ini. Jika sel inang tidak menyediakan enzim
yang diperlukan untuk replikasi virus, gen virus menyediakan informasi untuk
mengarahkan sintesis protein yang hilang. Retrovirus, seperti HIV, memiliki genom RNA
yang harus ditranskripsi secara terbalik menjadi DNA, yang kemudian dimasukkan ke
dalam genom sel inang.
Untuk mengonversi RNA menjadi DNA, retrovirus harus mengandung gen yang
mengkode enzim reverse transcriptase enzim spesifik virus, yang mentranskripsi templat
RNA menjadi DNA. Transkripsi terbalik tidak pernah terjadi pada sel host yang tidak
terinfeksi; Enzim yang dibutuhkan, reverse transcriptase, hanya berasal dari ekspresi gen
virus di dalam sel inang yang terinfeksi. Fakta bahwa HIV menghasilkan beberapa
enzimnya sendiri yang tidak ditemukan dalam inang telah memungkinkan para peneliti
untuk mengembangkan obat yang menghambat enzim ini. Obat-obatan ini, termasuk
AZT, menghambat replikasi HIV dengan mengurangi aktivitas enzim tanpa
9
mempengaruhi metabolisme inang. Pendekatan ini telah mengarah pada pengembangan
berbagai obat yang digunakan untuk mengobati HIV dan telah efektif dalam mengurangi
jumlah virion menular (salinan RNA virus) dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi
pada banyak orang yang terinfeksi HIV.
d. Pelepasan
Tahap terakhir replikasi virus adalah pelepasan virion baru yang diproduksi dalam
organisme inang. Mereka kemudian dapat menginfeksi sel yang berdekatan dan
mengulangi siklus replikasi. Seperti yang telah Anda pelajari, beberapa virus dilepaskan
ketika sel inang mati, sementara virus lain dapat meninggalkan sel yang terinfeksi dengan
menumbuhkan melalui membran tanpa secara langsung membunuh sel.
Gambar 3. Siklus Reproduksi Virus
Infeksi virus dimulai ketika virus berikatan ke sel inang dan genom virus menembus
masuk. Mekanisme masuknya genom bergantung pada tipe virus dan tipe sel inang.
Misalnya, fag T-genap menggunakan apparatus ekornya yang rumit untuk menyuntikkan
DNA ke dalam bakteri. Virus-virus lain masuk melalui endositosis atau pada kasus virus
beramplop, fusi amplop virus dengan membrane plasma. Begitu genom virus berada di
10
dalam sel membajak inang, memprogram ulang sel untuk menyalin asam nukleat virus
dan membuat protein-protein virus. Inang menyediakan nukleotida untuk membuat asam
nukleat dan enzim, ribosom, RNA, asam amino, ATP dan komponen lain yang dibuthkan
untuk membuat protein virus. Fag adalah virus yang paling mudah dipahami, walaupun
sebagian diantaranya tergolong virus kompleks. Penelitian terhadap fag membimbing
pada temuan bahwa sejumlah virus DNA beruntai ganda bias bereproduksi melalui dua
mekanisme alternatif, yaitu siklus lisis dan lisogenik.
a. Daur Litik
Dalam daur litik, kadang-kadang disebut sebagai infeksi mematikan, fag yang
menginfeksi akhirnya membunuh sel inang untuk menghasilkan banyak virus sendiri.
Segera setelah injeksi ke dalam sel inang, genom fag mensintesis protein awal yang
memecah DNA inang, memungkinkan fag untuk mengendalikan sistem seluler. Faga
kemudian menggunakan sel inang untuk mensintesis protein yang tersisa yang
dibutuhkan untuk membangun partikel fag baru. Kepala dan selubung dirakit secara
terpisah, materi genetik baru dikemas ke dalam kepala dan partikel fag putri baru
dibangun. Selama proses ini, sel-sel inang secara bertahap menjadi lemah oleh enzim fag
dan akhirnya pecah, melepaskan rata-rata 100-200 keturunan fag baru ke lingkungan
sekitarnya. Fag yang bereproduksi hanya melalui siklus lisis disebug fag virulen.
b. Daus Lisogenik
Siklus lisogenik, kadang-kadang disebut sebagai infeksi sedang atau non-virulen,
tidak membunuh sel inang, sebaliknya menggunakannya sebagai tempat berlindung di
mana virus berada dalam keadaan tidak aktif. Setelah injeksi DNA fag ke dalam sel inang,
virus mengintegrasikan selnya ke dalam genom inang, dengan bantuan integrase yang
disandikan fag, di mana kemudian disebut sebagai profag. Genom profag kemudian
direplikasi secara pasif bersama dengan genom inang ketika sel inang membelah selama
itu tetap di sana dan tidak membentuk protein yang diperlukan untuk menghasilkan
keturunan. Karena genom fag umumnya relatif kecil, inang bakteri biasanya relatif tidak
terluka oleh proses ini.
11
2.3.2. Monera
Pada awal sistem klasifikasi, monera terdiri atas filum Archaebacteria dan
Eubacteria. Namun karena penemuan baru dalam biokimia, DNA, dan lain-lain, filum ini
telah disusun ulang di atas taksa kingdom yang disebut Domain. Kingdom Monera tidak
ada sekarang dan telah diganti oleh Domain Archaea dan Domain Bacteria dengan
Kingdoms di bawah kelompok taksa besar ini. Istilah archaebacteria, methanogen,
halophiles, thermophiles, eubacteria, cyanobacteria dan prochlorobacteria karena istilah
ini menggambarkan bakteri dengan karakteristik serupa. Namun perkembangan tersebut
masih belum dikonfirmasi secara luas karena saat ini kelompok tersebut masih dalam
ruang lingkup Kingdom monera. Kata monera berasal dari bahasa yunani yakni moneres
yang artinya tunggal. Hal ini sesuai dengan jumlah sel anggota monera yaitu bersel satu.
Struktur makhluk hidup ini sederhana, terdiri hanya dari satu sel hidup, inti selnya belum
memiliki membran inti (kariotek) sehingga disebut prokariotik.
A. Domain Archaea
Membran sel archaea disusun oleh lipid gliserol berbasis isoprenoid (polimer alkyl).
Tidak memiliki murein didalam dinding selnya dan posisinya digenti oleh protein
tertentu. Enzim polimerasi DNA berbeda dengan bakteri. Protein dalam replikasi DNA
lebih menyerupai eukariota daripada bakteri. Sifat lainnya archaea tidak sensitif terhadap
antibotik karena tidak mengandung murein. Dinding selnya berbeda dengan bakteri
karena tidak ditemukan murein melainkan disusun oleh lapisan S yang merupakan protein
sub unit. Sel mudah terurai oleh larutan konsentrasi rendah misalnya detergen.
Para ahli yang mempelajari kehidupan prokariota telah mengidentifikasikan
kelompok utama Archaea :
(1) Metanoge
Metanogen dinamai sesuai dengan metabolisme energinya yang khas dimana H2
digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi Metana (CH4). Metanogen tergolong anaerob
obligat akan teracuni dengan adanya oksigen. Metanogen juga berperan penting dalam
penguraian kotoran.
12
(2) Halofili
Halofil hidup ditempat yang asin seperti Great Salt Lake dan Laut Mati. Koloni
halofil membentuk buih berwarna ungu yang dihasilkan oleh bakteriohodopsin.
(3) Termofil
Termofil dapat hidup dalam lingkungan panas dengan kondisi optimum 60-80o
C.
contohnya Sulfolobus yang menempati mata air panas sulfur di Yellowstone National
Park dan mendapatkan energi dengan cara mengoksidasikan sulfur. Termofil lain
pengoksidasi sulfur lainnya hidup pada air dengan suhu 105o
C dengan lubang hidrotemal
di laut dalam. Penelitian menyebutkan bahwa termofil dekat kekerabatannya dengan
eukariot berdasarkan perbandingan protein penyusunnya.
Tabel 1. Perbedaan Domain Bakteria, Archaea dan Eukariot
Karakteristik
Domain
Bakteria Archaea Eukariot
Selubung nukleus Tidak ada Tidak ada Ada
Organel
terbungkus
membran
Tidak ada Tidak ada Ada
Dinding sel Murein, LPS serta
protein
Protein, glikoprotein
dan pseudomurein
Sangat bervariasi
tetapi tidak
mengandung
peptidoglikan
Ukuran 1-4 πm 1-4 πm >5 πm
Lipid membran Hidrokarbon
bercabang
tak Beberapa
Hidrokarbon
bercabang
Hidrokarbon
bercabang
tak
RNA polimerase Satu jenis Beberapa jenis Beberapa jenis
Asam
inisiator
amino Formil-metionin Metionin Metionin
Intron Tidak ada Ada pada beberapa
gen
Ada
Respon
antibiotik
terhadap Pertubuhan
terhambat
Pertubuhan
terhambat
tidak Pertumbuhan tidak
terhambat
Berdasarkan karakteristik yang ditemukan Archaea terbagi ke dalam 3 grup
filogenetik atau filum yaitu Crenarchaeota, Euryarcheota, dan Korarcheota.
(1) Crenarchaeota; kebanyakan organisme termofilik, termasuk aerob obligat dan
fakultatif contohnya sulfolobus dan aciadianus
13
(2) Euryarcheota; dikenal dengan kelompok metanogen, mampu menghasilkan gas
metan dari sumber senyawa karbon contohnya Methanobrevibhacter smithii
(3) Korarcheota; filum ini relatif baru dan ditemukan di mata air panas.
B. Domain Eubacteria
Terdapat dua makhluk hidup yang merupakan anggota kingdom monera, yaitu
Bakteri (Schizophyceae) dan alga biru (Cyanophyceae). Kingdom ini juga kita kenal
dengan nama bakteri. Bakteri berasal dari kata bakterion yang bermakna batang yang
sangat kecil.
Struktur Tubuh Bakteri
1. Nukleoid; wilayah tempat DNA bakteri
2. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan
RNA merupakan tempat pembentukan Protein
3. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas
lapisan fosfolipid dan protein.
4. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida dan
memebri bentuk pada bakteri
5. Kapsul; Lapisan lendir yang mengelilingi dinding sel; Memungkinkan bakteri
menempel pada permukaan dan menahan pertahanan inang
6. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.
7. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari
dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter
lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif.
8. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
9. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
10. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
14
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Gambar 4. Struktur Tubuh Bakteri
Penggolongan Monera
Kelompok monera dapat digolongkan berdasarkan :
(1) Bentuk sel dan Susunan sel
(2) Dinding sel
(3) Motilitas (bagaimana alat gerak sel)
(4) Cara hidup
(5) Berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk sel dan susunan selnya
a. Bakteri kokus (coccus)
- monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.
- diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
- Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
- sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
15
- streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
- stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur.
Contoh : Diplococcus pneumoniae (pneumonia), Streptococcus agalactia (mastitis),
Nitrosococcus
b. Bakteri Batang (basilus)
- monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal.
- diplobasil, yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
- streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.
Contoh : Bacillus anthracis (antraks)
c. Bakteri Spiral
- Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang.
- Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup.
- Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.
Contoh : Vibrio cholerae (Kolera)
Gambar 5. Bentuk-bentuk bakteri
16
Penggolongan berdasarkan dinding sel
Pengelompokan bakteri secara formal pertama kali dikembangkan oleh Hans
Christian Gram yang membagi bakteri bedasarkan karekteristik dinding selnya melalui
dengan pewarnaan Gram yang dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif serta bakteri tidak berdinding sel.
a. Bakteri gram Positif
Pada bakteri gram positif, peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi
terbesar teichoic, asam teichuroni dan berbagai macam polisakarida. Asam teikhoat
berfungsi sebagai antigen permukaan pada Gram positif. Letaknya berada antara lapisan
membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Bakteri gram positif akan mengalami
denaturasi protein pada dinding sel oleh pencucian alkohol. Protein menjadi keras dan
kaku, pori-pori mengecil, permeabilitas kurang sehingga kompleks ungu kristal iodium
di pertahankan dan sel bakteri tetap berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena dinding
sel hanya tersusun dari satu lapis yaitu lapisan peptidoglikan yang relatif tebal. Bakteri
gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Contoh bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan Bacillus
subtilis.
b. Bakteri gram Negatif
Di antara bakteri patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif
umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram-positif. Lipopolisakarida
yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik dan membran
bagian luar membantu melindungi bakteri patogen melawan sistem pertahanan
inangnya.Bakteri gram negatif, zat lipidnya akan larut selama pencucian dengan alkohol
dan pori-pori pada dinding sel akan membesar, permeabilitas dinding sel membesar
sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak
berwarna. Hal ini disebabkan karena dinding sel gram negatif memiliki dua lapis dinding
yaitu lapisan luar yang tersusun atas peptidoglikan dan protein dan lapisan dalam yang
tersusun dari peptidoglikan tetapi lapisannya tipis. Bakteri Gram negatif adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Contoh bakteri gram negatif yaitu Eschercia coli dan Pseudomonas.
17
Tabel 2. Karakteristik Komponen sel Bakteri Gram positif dan Gram negatif
Ciri sel Gram Positif Gram Negatif
Struktur dinding sel Tebal (15-80 nm), molayer Tipis (10-15nm), trilayer
Komposisi penyusun
dinding sel
Kandungan lipid rendah
Peptidoglikan tunggal
Terdapat asam teikoat
Kandungan lipid tinggi
Peptidoglikan tipis
Tidak mengandung asam
teikoat
Kerentanan terhadap
penisilin
Lebih rentan Kurang rentan
Kerentanan terhadap
gangguan fisik
Lebih tahan Kurang tahan
Penggolongan berdasarkan Alat gerak
- Atrik, yaitu bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat gerak
- Monotrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu flagel / alat gerak pada salah satu
ujung tubuhnya contoh Pseudomonas aeruginosa
- Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat gerak pada satuujung
tubuh bakteri contoh Pseudomonas fluorescens
- Amfitrik, yaitu bakteri yang mempunyai sejumlah flagel / alat gerak pada kedua
ujungnya contoh Aquaspirillum serpens
- Peritrik, yaitu bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak pada seluruh permukaan
tubuhnya conotoh Salmonela typhosa
Gambar 6. Posisi flagel pada bakteri
18
Penggolongan berdasarkan cara hidup (memperoleh energi)
Berdasarkan cara hidupnya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan
autotrof, yaitu:
a. Bakteri Heterotofrof adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa
organik dari organisme lainnya. Umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupan
ini sangat tergantung pada bahan organik yang ada di sekitarnya, karena bakteri
tersebut tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
- Bakteri Parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme
lain yang ditumpanginya. Contohnya :Famili Spirochaetaceae (parasit dalam usus
moluska bercangkang dua). Familia Treponemataceae (parasit pada vertebrata
dan manusia). Contoh lain : Borrelia burgdorferi, Borrelia recurrentis yang hidup
apda hewan manusia, dan Borrelia novyi.
- Bakteri Saprofit adalah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-
sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik
menjadi bahan anorganik. Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik
terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya
menghasilkan gas-gas : CH4, CO2, H2S, N2, H2, dan NH3. Contoh bakteri
saprofit adalah Escherichia coli, Thibacillus denitrificans, Desulfovirio
desulfuricans, Metanobacterium
- melianski dan Methanobacterium ruminatum, Clostridium sporageus
- Bakteri Patogen adalah bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada
hospes/inang yang dihinggapi.Contohnnya : Salmonella thyphosa, Vibrio comma,
Clostrididum tetani, Yersina pestis, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
leprae, Treponema pallidum, Neisseria meningitidis, Corynebacterium
diphtheriae, Pseudomonas cattelaye, P. Solanacearum, Mycobacteriu bovis, M.
avium.
- Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya,
contohnya : Escherichia coli dan Streptomyces griseus.
b. Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa
anorganik. Proses pengubahan dapat terjadi dengan dua cara antara lain sebagai
berikut..
19
- Fotoautotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri denga
menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses
fotosintesis. Golongan bakteri fotoutotrof atau bakteri fotosintetik terdiri atas
bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut
dengan bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu memiliki
pigmen ungu, merah atau kuning. Pigmen ini disebut dengan bakteriopurpurin.
- Kemoautotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan
menggunakan energi kimia. Contoh bakteri jenis kemouatotrof
adalah Nitrosococcus, Nitrosomonas, Nitrosocystis, dan Nitrospira.
Penggolongan bakteri Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
Bagi sebagian makhluk hidup oksigen merupakan komponen utama dala pernafasan.
Akan tetapi, bagi beberapa jenis bakteri dan makhluk hidup lainnya, keberadaan oksigen
dapat menjadi racun bagi tubuhnya. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dapat
dibedakan atas:
- Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misalnya, Nitrosococcus, Nitrosomonas danNitrobacter.
- Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana
mengandung oksigen. Misalnya, Nitrobacter danHydrogenomonas.
- Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam
proses respirasinya. Misalnya, Streptococcus lactis
- Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana
tanpa oksigen. Misalnya, Clostridium tetani.
- Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen. Misalnya, Escherichia coli, Salmonella thypose danShigella.
Klasifikasi Kingdom Monera
Eubacteria sering dibagi lagi menjadi 5 kelompok sebagai berikut :
(1) Proteobacteria
`Anggota proteobacteria yang bervariasi dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
20
- Bakteri Ungu, sesuai dengan namanya bakteri ini adalah bakteri yang biasanya
bewarna ungu, merah, cokelat, atau oranye. Bakteri ungu merupakan organisme
fotoautotrof yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Hal ini
dapat dilakukan karena Bakteri Ungu memiliki berioklorofil dan karotenoid yang
sekaligus memberikan warna pada tubuhnya.
- Proteobacteria Kemoautotrof, merupakan kelompok proteobacteria yang dapat
menghasilkan makanan sendiri melalui pemanfaatan energi dari reaksi kimia.
- Proteobacteria Kemoeterotrof, sesuai dengan julukannya, merupakan bakteri yang
tidak mampu menghasilkan makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi
dengan mencari karbon dan energi dari senyawa organik.
(2) Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok eubacteria yang memiliki ukuran paling kecil
dengan bentuk tubuh tidak beraturan. Clamydias hanya dapat hidup sebagai parasit di
dalam tubuh makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah Chlamydia trachomatis (hanya
menyerang manusia), Chlamydia Suis (hanya menyerang babi), Chlamydia
muridarum (hanya menyerang tikus dan hamster). Pada manusia bakteri Chlamydia
trachomatis merupakan agen penyebab munculnya penyakit menular seksual yang
merusak alat reproduksi dan dapat merusak organ mata.
(3) Cyanobacateria
Cyanobacteria memiliki warna hijau kebiruan sehingga sering disebut bakteri (biru-
hijau / hijau-biru). Nama lain dari Cyanobacteria adalah Cyanophyta. Kelompok ini dapat
ditemukan hidup secara soliter (sendiri) ataupun berkoloni. Bentuk tubuhnya ada yang
bulat, adapula yang berbentuk seperti benang. Pada prinsipnya, Cyanobacteri merupakan
bakteri yang memiliki pigmen klorofil seperti tumbuhan sehingga dapat melakukan
fotosintesis dan berperan penting dalam menyumbangkan oksigen pada atmosfer.
Cyanobacteria dapat ditemukan hidup di tanah, air, dan bebatuan dengan pH netral atau
sedikit basa. Warna dominan biru tubuh kelompok bakteri ini disebabkan oleh pigmen
biru yang disebut fikosianin.
21
(4) Spirochetes
Spirochetes merupakan bakteri gram-negatif yang berbentuk spiral. Spirochetes
dapat ditemukan hidup bebas di air, tanah, ataupun hidup secara parasit dalam tubuh
inangnya. Spirochetes biasanya bersifat kemoheterotrof (tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi dengan mencari karbon dan energi
dari senyawa organik). Contohnya adalah Treponema pallidum yang merupakan bakteri
penyebab penyakit sifilis.
C. Tata Nama Bakteri
Aturan penamaan binomial pada bakteri sama dengan aturan penamaan pada
umumnya. Selain aturan umum terdapat aturan khusus penamaan bakteri menurut
International Code of Nomenclature of Bacteria.
Tabel 3. Akhiran dan keterangan untuk tingkat takson bakteri
Tingkatan Akhiran / keterangan Contoh
Ordo ales Pseudomonadales
Subordo Ineae Pseudomonadineae
Famili Aceae Pseudomonadaceae
Subfamili Oideae Pseudomonadoideae
Tribe Eae Pseudomonadeae
Subtribe Inae Pseudomonadinae
Genus Pseudomonas
Spesies sp. (tunggal)
spp. (jamak)
Pseudomonas sp.
Pseudomonas spp.
Di dalam penamaan tidak ada penggolongan prokariotik tetapi nama yang diberikan
pada prokariotik diatur dalam kode International Code of Nomenclature of Bacteria.
Nama bakteri dapat berasal dari kata baru atau nama peneliti yang dilatinkan. Spesies
bakteri ditentukan oleh :
a. Sifat-sifat struktural yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi terhadap
pewarnaan gram, serta sifat koloni.
22
b. Sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk akhir metabolisme, susunan
biokimiawi, dan komponen metabolitnya.
c. Sifat-sifat fisiologis terhadap oksigen, temperatur, pH, dan respon terhadap zat anti
bakteri
d. Sifat ekologi
e. Komposisi basa DNAhomologi dan sifat genetik
Contoh :
Kingdom : Procariotae
Subkingdom : Eubacteria
Divisio : Cyanobacteria
Sub Divisi : Bacteria
Kelas : Actinomycetacea
Ordo : Actinomycetales
Familia : Mycobacteriaceae
D. Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri
Dalam mikrobiologi, pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan jumlah sel.
Sel mikroorganisme memiliki rentang hidup yang terbatas, dan spesies yang bertahan
merupakan hasil dari pertumbuhan terus menerus. Pertumbuhan sel bakteri tergantung
pada sejumlah besar dan jenis reaksi seluler. Beberapa reaksi ini mengubah energi.
Lainnya mensintesis molekul kecil rantai makromolekul. Yang lain menyediakan
berbagai kofaktor dan koenzim yang dibutuhkan untuk reaksi enzimatik. Namun, reaksi
kunci dari sintesis sel yang polimerisasi yang membuat makromolekul dari monomer.
Seperti makromolekul menumpuk di sitoplasma sel, mereka dirakit menjadi struktur baru,
seperti dinding sel, membran sitoplasma, flagella, ribosom, kompleks enzim, dan
sebagainya, akhirnya mengarah pada proses pembelahan sel itu sendiri.
Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara melintang dan
sel hasil pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni sangat bervariasi
tergantung pada arah pembelahan dan jenis bakterinya. Pada kondisi yang
23
memungkinkan bakteri akan membelah diri dengan sangat cepat. Pada keadaan normal
bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan
berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Waktu yang diperlukan
untuk sel membelah diri disebut waktu generasi atau waktu penggandaan. Waktu generasi
spesies bakteri dalam kondisi yang berbeda dapat memberi informasi untuk
pengembangan pengendalian bakteri.
Tabel 4. Waktu Generasi Beberapa Jenis Bakteri Pada Media Pertumbuhan Optimum
Spesies Waktu Generasi
Escherichia coli 20 menit
Staphylococcus aureus 30 menit
Thermus aquaticus 50 menit
Rhobacter sphaeroides 2 jam 20 menit
Thermoleophilium album 6 jam
Mycobacterium tuberculosis 13 jam 20 menit
Laju dan karakteristik pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam kondisi yang
tersedia atau yang diberikan dapat dipresentasikan secara grafik dengan menghitung
jumlah sel, koloni atau kerapatan optik dalam suatu spektrofotometer pada panjang
gelombang tertentu di atas 300 nm, tetapi biasanya 600 nm pada suspensi sel. Setiap
jumlah koloni dihitung pada berbagai waktu pertumbuhan dan kurva pertumbuhan diplot
menggunakan log10 cfu (coloni forming unit) berlawanan dengan waktu. Bilangan log10
cfu digunakan karena jumlah sel bakteri yang tinggi dikarenakan kecepatan pembelahan
sel.
Kinetika pertumbuhan mikroorganisme digunakan untuk menggambarkan sifat-
sifat pertumbuhan mikroorganisme. Sifat pertumbuhan mikroorganimse dapat
digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan populasi mikroorganisme yang
ditumbuhkan dalam batch culture atau continuous culture. Penumbuhan mikroorganisme
dalam sistem batch culture merupakan sistem kultur tertutup (menggunakan tabung reaksi
atau flask) tanpa adanya penambahan medium baru ke dalam kultur. Mikroorganisme
Vibrio parahaemolyticus 10 menit
Bacillus subtilis 28 menit
Pseudomonas aeruginosa 35 menit
Thermoproteus tenax 1 jam 40 menit
Sulfolobus acidocadarius 4 jam
Thermofilum pendens 10 jam
24
dalam sistem tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan, secara berurutan meliputi fase lag,
fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pertumbuhan mikroborganisme
dalam sistem tertutup menyebabkan fase eksponensial mikroorganimse sangat terbatas
(Brock, 2012).
Gambar 7. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme (sumber: Madigan et al. 2012)
2.3.3. Protista
Protista dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu menyerupai hewan
(protozoa), menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan menyerupai jamur. Sebagian besar
Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindung untuk menjaga tubuhnya dari hawa
kering. Kingdom Protista adalah kingdom yang sederhana karena hanya tersusun atas satu
sel sehingga dapat di kelompokan dalam kingdom sendiri. Ciri-Ciri Kingdom Protista
antara lain:
1. Mempunyai ukuran Mikroskopis dan makrokopis
2. Umumnya Uniseluler
3. Tipe Sel Eukariotik
4. Hidup Bebas atau Simbiosis
5. Habitat Umumnya di Tempat Lembab
6. Bersifat Aerob dan Anaerob
7. Bersifat Heterotrof dan
8. Bersifat Motil
25
Ada sebagian Protista yang mempunyai alat gerak seperti flagel atau bulu cambuk,
silia atau rambut getar, dan pseudopodia atau kaki semu. Dengan demikian Protista dapat
di sebut dengan motil yang bergerak bebas.Protista dapat dibagi menjadi tiga filum, yaitu
protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewan.
a. Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam bentuk
uniseluler. Akan tetapi, protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga
membentuk organisme multiseluler. Dalam kondisi tersebut, protista mirip jamur
mengalami masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler.
Prostista mirip jamur atau lebih dikenal dengan jamur lendir plasmodial memiliki
susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur lendir
tidak memiliki kloroplas. Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota,
Acrasiomycota, dan Oomycota.
1) Myxomycota (Jamur lendir plasmodial)
Filum Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau orange dan bersifat
heterotrof. Jamur ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel satu dan ada yang
bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya berbentuk seperti lendir yang disebut
plasmodium dan mengandung banyak sekali inti. Plasmodium mampu bergerak secara
amoeboid untuk memperoleh makanan berupa bahan organik. Jika plasmodium sudah
dewasa akan membentuk sporangium yang sangat kecil, bertangkai dan berisi banyak
spora. Spora yang sudah masak akan tumbuh membentuk sel gamet yang berflagel.
Reproduksi generatifnya dengan cara singami, yaitu melalui peleburan dua gamet yang
bentuk dan ukurannya sama. Hasilnya berupa zigot yang nantinya tumbuh menjadi
tumbuhan dewasa. Mereka hidup sebagai konsumen, di tempat sejuk yang lembab, dan
sering di dasar hutan hujan tropis, pada daun-daun runtuh ataupun pada kayu lapuk.
Contoh : Physarium sp., Fuligo varians, dan Aethalium septicum.
26
Gambar 8. Siklus Hidup Jamur Lendir
Siklus hidup pada jamur lendir plasmodial adalah sebagai berikut.
1) Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan
makanan dan oksigen lebih banyak.
2) Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan),
plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai (stalk). Plasmodium
dewasa memiliki kromosom diploid (2n).
3) Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan spora
yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan.
4) Bila kondisi lingkungan membaik, maka spora akan berkecambah membentuk sel
aktif yang haploid (n).
5) Sel-sel aktif tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi
sel ameboid atau sel berflagella.
Gambar 9. Jamur Filum Myxomycota (a) Physarium (b) Bentuk Sporangium Jamur
Lendir
(Sumber : http://www.ilmudasar.com/2016/04/Pengertian-Ciri-Klasifikasi-Protista-Mirip Jamur.html)
27
2) Acrasiomycota (Jamur Lendir Seluler)
Anggota Acrasiomycota atau yang disebut jamur lendir seluler, pada dasarnya
lebih mirip dengan protozoa uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang
berfungsi sebagai individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat
atau kumpulan yang berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan
Myxomycota, sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan terpisah
oleh membran mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki fase
haploid dan diploid. Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk
tubuh buah (fruiting body), dan bereproduksi secara seksual dengan singami sel ameboid.
Tubuh buah berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Stalk pada
Acystostleium sp. Mengandung selulosa. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir seluler,
antara lain Dictyostelium discoideum, Polysphondylium sp., Caenonia sp., dan
Acytostelium sp.
Gambar 10. Dictyostelium discoideum
(Sumber : http://www.ilmudasar.com/2016/04/Pengertian-Ciri-Klasifikasi-Protista-Mirip Jamur.html)
Siklus hidup jamur lendir seluler adalah sebagai berikut.
1) Pada saat persediaan makanan tidak ada, sel-sel ameboid berkromosom haploid (n)
membentuk agregat.
2) Agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat.
3) Agregat menetap di suatu tempat untuk membentuk tubuh buah (fruiting body).
4) Beberapa sel mengering membentuk batang penyokong (stalk). Kemudian, sel-sel
yang lain bergerak merayap ke atas sel yang mengering; menjadi kumpulan spora
yang haploid (n). Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh buah.
28
5) Spora bersifat resisten atau tahan terhadap kondisi lingkungan buruk (misalnya,
kekeringan).
6) Bila spora jatuh di tempat yang menguntungkan, maka akan tumbuh menjadi sel
ameboid yang haploid (n).
7) Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan bergerak dengan
pseudopodia.
8) Bila makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa
kimiawi yang dapat merangsang sel ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat
agregat untuk membentuk suatu unit.
9) Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singgami sehingga terbentuk
zigot yang diploid (2n).
10) Zigot yang diploid (2n) akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh menjadi sel lain
dan tumbuh menjadi sel raksasa yang dilindungi sel yang resisten. Sel raksasa
tersebut kemudian mengalami pembelahan secara meiosis dan beberapa kali mitosis
sehingga menghasilkan sel-sel ameboid yang haploid (n) di dalamnya.
11) Bila dinding sel raksasa pecah, maka sel ameboid baru yang haploid (n) akan keluar
dan menjadi sel pemakan (misalnya memakan bakteri). Sel-sel ameboid hasil
reproduksi seksual juga dapat membentuk agregat bila di lingkungan tidak tersedia
makanan yang memadai.
Gambar 11. Siklus hidup jamur lendir seluler Dictyostelium sp.
(Sumber : University of San Diego, home.sandiego.edu)
29
3) Oomycota
Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih (white rust), dan
downy mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang
membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Tubuh
Oomycota ada yang uniseluler ada yang multiseluler, yang seluler berbentuk benang atau
hifa tidak bersekat, bercabang-cabang, dan mengandung banyak inti. Sel Oomycota tidak
mempunyai kloroplas dan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Habitatnya di
darat maupun di air, sebagai saprofit maupun parasit. Beberapa jenis Oomycota hidup
saprofit pada bangkai ikan, telur ikan yang tidak dibuahi, luka ikan, dan pada bangkai
serangga. Beberapa jenis bersifat parasit dan patogen pada hewan atau tumbuhan.
Reproduksi vegetatif Oomycota yang hidup di air menggunakan zoospora
berflagel dua, sedangkan yang hidup di darat dengan sporangium dan konidium.
Reproduksi secara generatif adalah dengan oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel
telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak
inti. Anteridium akan menempel pada oogonium, terus membentuk saluran pembuahan
ke dalam oogonium. Selanjutnya, inti pada anteridium akan membuahi sel telur dan
terbentuklah zigot yang disebut oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya
mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Individu baru mula-mula berinti empat, selanjutnya membelah menjadi berinti
banyak. Individu baru tersebut selanjutnya akan segera membentuk sporangium,
anteridium, dan oogonium di dalam satu individu. Contoh Oomycota, antara lain
Saprolegnia parasitica, Phytophora infestans, Phytium, Plasmopara vitiloca, dan
Sclerospora.
a) Saprolegnia parasitica
Jenis jamur yang termasuk kedalam oomycote adalah Saprolegnia parasitica. Jamur
ini bersifat parasit.
30
Gambar 12. Saprolegnia parasitica
(Sumber : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Oomycota)
Karakteristik
■ Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat
berfungsi untuk perkembangbiakan.
■ Jika Anda amati jamur ini dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan
tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
■ Saprolegnia sp. yang hidup saprofit mudah dikembang-biakkan dengan meletakkan
serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam.
■ Hifa yang baru tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk
mendapatkan makanan.
■ Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil zoospora,
sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual.
Gambar 13. Siklus Hidup Saprolegnia parasitic
(Sumber : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Oomycota
31
Jamur ini hidup saprofit pada bangkai ikan dan serangga, baik di darat maupun
dia air. Miselium vegetatifnya berkembang di dalam substrat dan bertugas sebagai
miselium reproduktif.
Gambar 14. ikan yeng terinfeksi Saprolegnia sp.
(Sumber : https://rebanas.com/gambar/images/penyakit-jamur-saprolegnia-ikan-gambar-sp)
b) Phytopthora infestans
Gambar 15. Phytopthora infestans
(Sumber : archive.bio.edu.uk/jdeacon/FungalBiology/chap5_2.html)
Jenis Phytopthora amat banyak, umumnya hidup parasit pada tumbuhan budidaya.
Contohnya pada kentang. Miselium vegetatifnya berkembang di dalam jaringan tubuh
inang. Ujung-ujung hifanya dapat menjulur keluar tubuh inang melalui stomata. Pada
ujung hifa ini dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika
sporangium jatuh pada batang atau daun yang berair, zoospora akan keluar dan
berkecambah atau membentuk tunas, selanjutnya tumbuh menjadi hifa, terus membentuk
miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma atau lentisel maka akan tumbuh keluar
membentuk konidium baru.
32
Di alam bebas jarang ditemukan Phytophora yang berkembang biak secara
generatif. Tetapi di laboratorium dapat berkembang biak secara generatif, yaitu dengan
konjugasi zoospora.
Berikut adalah jenis-jenis Phytophora yang parasit pada berbagai jenis tanaman
budidaya.
a) Phytophora infestans, penyebab penyakit busuk pada kentang.
b) Phytophora nicotianae, penyebab penyakit busuk daun tembakau.
c) Phytophora faberi, parasit dan menyebabkan kanker pada bidang sadapan
pohon karet.
c) Pythium debaryanum
Pythium berkembang biak pada persamaian yang tanahnya lembab dan
mengalami perubahan suhu serta kaya bahan organik. Jamur jenis ini umumnya parasit
pada tumbuhan muda atau bibit tembakau, kina, bayam, serta menimbulkan penyakit
busuk tanaman kemiri, tembakau, jahe, dan nanas. Pythium lebih mudah menyerang
tumbuhan muda, khususnya kecambah. Bahkan kerusakan dapat terjadi sebelum
kecambah muncul.
/
Gambar 16. Contoh Protista dari kelompok Oomycota. (a) Bentuk zoosporangia pada
Saprolegnia sp. yang akan menghasilkan zoospora, (b) bentuk oogonia pada
Saprolegnia sp. yang menghasilkan oogonium, dan (c) jamur air yang tumbuh
pada bangkai kecoa untuk dirombak atau diuraikan. (Sumber : http//biologi-
indonesia.blogspot.co.id/2013/11/penjelasan-tentang-protista-mirip-
jamur.html)
33
b. Protista Mirip Tumbuhan
Protista Mirip Tumbuhan merupakan Anggota kingdom protista yang memiliki
ciri menyerupai tumbuhan (kingdom plantae). Protista mirip tumbuhan yang hanya
memiliki satu sel (uniseluler) sering disebut dengan fitoplankton, sedangkan yang
tubuhnya disusun oleh banyak sel (multiseluler) sering disebut alga atau ganggang.
Perbedaan dasarnya dengan tumbuhan sejati (kingdom plantae) adalah kelompok protista
mirip tumbuhan belum memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Protista mirip tumbuhan dibagi ke dalam 7 filum, pengelompokkan ini didasarkan
oleh pigmen dominan yang menyusun tubuhnya.
1. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan kelompok protista mirip hewan yang memiliki pigmen
dominan berupa klorofil a, b, karoten, dan terkadang pigmen xantofil. Jumlah spesies
dalam filum ini diperkirakan lebih dari 800 spesies. Filum Euglenophyta merupakan
organisme uniseluler yang flagella (bulu cambuk), Bintik mata yang dapat menangkap
cahaya (disebut stigma), dan kloroplas. Penamaan filum ini didasarkan atas salah satu
genus nya yang berjumlah sangat banyak yaitu Euglena. Kelompok ini merupakan salah
satu protista yang dapat berfotosintesis karena memiliki klorofil dan dapat bergerak
karena memiliki flagella. Jadi mereka mirip tumbuhan sekaligus mirip hewan. Beberapa
anggota filum Euglenophyta dapat hidup secara autotrof (menghasilkan makanan sendiri)
maupun heteretrof (memburu makanan). Ketika cahaya cukup, maka mereka akan hidup
secara autotrof, sedangkan ketika cahaya melemah, mereka akan hidup secara heterotrof.
Biasanya ditemukan di perairan dan berkembangbiak dengan cara membelah diri.
2. Chrysophyta (Alga Emas)
Chrysophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang sering disebut
dengan nama “alga keemasan”. Warna cokelat-keemasan pada Chrysophyta terbentuk
karena ia memiliki pigmen dominan berupa karoten dan fikosatin, selain itu chrysophyta
juga memiliki klorofil. Jumlah spesies Chrysophyta adalah sekitar 850 spesies.
Kebanyakan dari spesiesnya merupakan organisme fotoautotrof yang dapat menghasilkan
makanan sendiri melalui fotosintesis. Angota dari alga emas memiliki bentuk dan ukuran
yang bervariasi, ada yang uniseluler juga ada yang multiseluler. Reproduksi dapat
dilakukan secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual pada uniseluler biasanya
34
dengan pembelahan biner dan pembentukan spora. Sedangkan pada multiseluler
reproduksi aseksualnya dilakukan dengan spora. Reproduksi seksual dilakukan dengan
peleburan gamet. Habitatnya banyak di air tawar dan tanah lembab, juga dapat ditemukan
di lautan.
3. Baccilariophyta (Diatom)
Filum ini merupaka filum yang memiliki anggota paling banyak dibandingkan
kelompok lain pada protista mirip tumbuhan. Spesiesnya yang telah dikenali berjumlah
sekitar 10.000. Secara umum Bacillariophyta merupakan organisme uniseluler yang tidak
begerak dan hidup sebagai plankton. Pigmen penyusun tubuh diatom antara lain adalah
klorofil a, c, xantofil, dan pigmen karoten. Dinding selnya mengandung pektin dan silikat,
diatom juga dapat mensekresikan frustule (dioksida silium) sehingga apabila organisme
ini mati, maka cangkang tersebut akan membentuk tanah diatom yang memiliki harga
jual lumayan karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.
4. Pyrrophyta/Dinoflagellata (Ganggang Api)
Pyrrophyta/Dinoflagellata merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang
memiliki pigmen dominan berupa klorofil a dan c, santofil, dinosatin dan fikobilin.
Klorofil penyusun tubuhnya ditutupi oleh pigmen berwarna merah yang dapat menangkap
cahaya. Ganggang api merupakan kelompok yang dapat menghasilkan cahaya
(bioluminesens) yang akan terlihat jelas pada malam hari. Pada saat tertentu populasinya
akan meningkat pesat di lautan, sehingga saat itu kumpulan dari pyrrophyta ini terlihat
seperti api yang berkobar di dalam lautan, karena itu nama sebutan untuk kelompok ini
adalah Pyrophyta atau ganggang api. Peristiwa gelombang merah di lautan tersebut
dikenal dengan istilah red tide. Ketika muncul red tide, kondisi air akan miskin oksigen,
juga kadang-kadang menjadi beracun sehingga ketika fenomena ini terjadi banyak
makhluk hidup lain yang mati.
5. Chlorophyta (Alga Hijau)
Sesuai dengan namanya, chlorophyta memiliki tubuh berwarna kehijauan.
Pigmen dominan penyusun tubuhnya adalah klorofil, selain itu mereka juga memiliki
sedikit karotin (pigmen kuning). Dalam tubuh alga hijau klorofil berkumpul dalam suatu
tempat yang disebut kloroplas. Bentuk kloroplas pada masing – masing anggotanya
bervariasi, ada yang berbentuk bulat, bentuk spiral, seperti bintang, dll. Chlorophyta
35
merupakan organisme uniseluler yang dapat berkoloni membentuk organisme
multiseluler sederhana. Mereka sering ditemukan hidup pada habitat yang berair. Karena
memiliki klorofil, alga hijau merupakan makhluk hidup autotrof yang menghasilkan
makanan melalui proses fotosintesis. Reproduksi dapat terjadi secara aseksual (melalui
pembelahan biner) maupun secara seksual (melalui konjugasi).
6. Phaeophyta (Alga Cokelat)
Phaeophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki pigmen
dominan xantofil sehingga tubuhnya berwarna cokelat. Jumlah spesiesnya sekitar 1500
spesies yang habitatnya kebanyakan di laut. Penamaan ganggang ini sesuai dengan ciri-
cirinya, “phaeophyta” berasal dari “phaeios” bahasa Yunani yang artinya cokelat. Selain
fukosatin, ganggang cokelat juga memiliki pigmen klorofil a, c, dan santofil. Mereka
kebanyakan merupakan organisme multiseluler yang berbentuk seperti benang. Struktur
phaeophyta sangat mirip dengan tumbuhan seutuhnya karena memiliki akar, batang dan
daun. Reproduksinya secara aseksual dengan membelah diri menghasilkan zoospora atau
secara fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan menghasilkan gamet jantan dan
betina. Alga cokelat sering dimanfaatkan sebagai makanan, pupuk, dan bahan kosmetik.
7. Rhobdophyta (Alga Merah)
Rhobdophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki
pigmen dominan berupa fikoeritrin sehingga warna tubuhnya adalah merah. Selain itu
mereka juga memiliki pigmen fikosianin dan klorofil. Habitatnya sebagian besar di laut,
dan beberapa di air tawar. Tubuh alga merah terdiri atas banyak lapisan dinding sel, dan
mereka tidak memiliki flagella. Anggota filum ini yang telah dikenali berkisar sekitar
4000 spesies yang umumnya merupakan organisme multiseluler. Kebanyakan
rhodophyta hidup di laut, dan sebagian kecil dapat ditemukan di air tawar. Reproduksinya
dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Secara aseksual rhodophyta dengan
membentuk tetraspora. Sedangkan secara seksual langsung dengan gamet jantan dan
betina.
36

More Related Content

What's hot

Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Gilva Illavi
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi pjj_kemenkes
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newAyuw Damayanti
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi21 Memento
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiAgnescia Sera
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiAmir Uddin
 
Epi wahyuningsih 1113016100002 2
Epi wahyuningsih 1113016100002  2Epi wahyuningsih 1113016100002  2
Epi wahyuningsih 1113016100002 2Epi Wahyuningsih
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Biocomunity Bekasi
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologifikri asyura
 

What's hot (20)

Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010new
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologi
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
 
Bioproses
BioprosesBioproses
Bioproses
 
Epi wahyuningsih 1113016100002 2
Epi wahyuningsih 1113016100002  2Epi wahyuningsih 1113016100002  2
Epi wahyuningsih 1113016100002 2
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologi
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Parasit 1
Parasit 1Parasit 1
Parasit 1
 
1. parasitologi
1. parasitologi1. parasitologi
1. parasitologi
 

Similar to Biologi M1KB4

Ciri dan struktur virus
Ciri dan struktur virusCiri dan struktur virus
Ciri dan struktur virusMagdaNae
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfWan Na
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Warnet Raha
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktFajar Adinugraha
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiicuntaribiya
 
Ppt biologi
Ppt biologiPpt biologi
Ppt biologiAriNoona
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Basyrowi Arby
 
Patient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPatient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPuspaAmandaty2
 
Tugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virusTugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virus준노 박
 
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015Andriyani Prasetiyowati
 

Similar to Biologi M1KB4 (20)

Ciri dan struktur virus
Ciri dan struktur virusCiri dan struktur virus
Ciri dan struktur virus
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
 
buku pembelajaran virus biologi
buku pembelajaran virus biologibuku pembelajaran virus biologi
buku pembelajaran virus biologi
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
 
Powerpoint virus
Powerpoint virusPowerpoint virus
Powerpoint virus
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jktHandout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
Handout mid term 1 kelas x mipa sma citra kasih jkt
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Ppt biologi
Ppt biologiPpt biologi
Ppt biologi
 
Ppt biologi
Ppt biologiPpt biologi
Ppt biologi
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Cabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologiCabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologi
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9
 
Biologi - VIRUS
Biologi - VIRUSBiologi - VIRUS
Biologi - VIRUS
 
Patient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptxPatient safety klpk 2.pptx
Patient safety klpk 2.pptx
 
Tugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virusTugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virus
 
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015
Biologi materi dan soal sesuai skl 2014 2015
 
virus2-1.pptx
virus2-1.pptxvirus2-1.pptx
virus2-1.pptx
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 

More from ppghybrid4

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTppghybrid4
 

More from ppghybrid4 (20)

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPT
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDF
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPT
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDF
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDF
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPT
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPT
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDF
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPT
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPT
 
BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Biologi M1KB4

  • 1. No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/1/2019 PENDALAMAN MATERI BIOLOGI MODUL 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI KEGIATAN BELAJAR 4 Virus, Protista dan Monera Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd., M. Si Dr. Martina Restuati, M. Si Dr. Fauziyah Harahap, M. Si Dra. Cicik Suriani, M. Si Drs. Puji Prastowo, M. Si Wasis Wuyung Wisnu Brata, M. Pd Eko Prasetya, M. Sc Nanda Pratiwi, M. Pd KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
  • 2.
  • 3. HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN DAFTAR ISI ii 1 1.1.Deskripsi Singkat 1 1.2.Relevansi 2 1.3.Petunjuk Belajar 2 2. INTI 3 2.1.Capaian Pembelajaran 3 2.2.Pokok Materi 3 2.3.Uraian Materi 3 i
  • 4.
  • 5. 1 1. Pendahuluan 1.1. Deskripsi Singkat Ahli biologi, seperti Ernst Haeckel (1894), Robert Whittaker (1959) dan Carl Woese (1977) telah mencoba untuk mengklasifikasikan semua organisme hidup ke dalam kategori yang luas, yang disebut kingdom. Klasifikasi Whittaker yang diusulkan memiliki lima koingdom: Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia, dan digunakan secara luas. Kelompok-kelompok ini dibentuk berdasarkan struktur sel, mode dan sumber nutrisi dan organisasi tubuh. Modifikasi Woese yang diperkenalkan dengan membagi Monera menjadi Archaebacteria (atau Archaea) dan Eubacteria (atau Bacteria) juga dikembangkan dalam system klassifikasi makhluk hidup. Selain itu, masih terdapat satu makhluk yang merupakan peralihan antara makhluk hidup dan tak hidup yang kita sebut dengan virus. Virus merupakan makhluk peralihan, dimana akan menjadi makhluk hidup ketika berasal didalam sel hidup dan jika berada bukan pada sel hidup maka akan tidak terjadi proses kehidupan. Virus berkembang dan bereproduksi sesuai dengan sel inang. Proses reproduksi dapat dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Selain virus, kelompok makhluk hidup berikutnya adalah monera. Monera terdiri atas archaeabacteria dan eubacteria. Kelompok archaeabacteria merupakan kelompok makhluk hidup uniseluler yang mampu hidup pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrem. Contoh pada sumber air panas, lautan dengan kadar garam tinggi atau Kawasan dengan zat-zat kimia tertentu. Eubacteria merupakan jenis bakteri yang hidup pada daerah lembab. Bakteri dapat berbentuk basil, kokus atau spiral. Kehidupan bakteri dapat hidupa dengan oksigen atau tanpa oksigen. Kingdom Protista dapat dibagi menjadi tiga filum, yaitu protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewan. Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi, protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme multiseluler. Protozoa dikategorikan sebagai protista mirip hewan karena protozoa memiliki sifat yang dimiliki hewan, yaitu dapat bergerak dan heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri). Terdapat 4 macam protista mirip hewan yang dikelompokkan berdasarkan alat geraknya yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa.
  • 6. 2 1.2.Relevansi Keanekaragaman hayati yang besar termasuk didalamnya makhluk hidup mikroskopis yang sehari-hari kita merasakan kehadirannya. Protozoa, lumut dan lainnya merupakan makhluk hidup yang selalu berdekatan dengan kita. Pada kegiatan belajar 4 ini, kita membahas kembali keanekaragaman hayati pada tingkatan lebih kecil. 1.3.Petunjuk Belajar Kegiatan belajar pertama ini menguraikan tentang klassifikasi makhluk hidup yang mencakup tentang system klasifikasi, urutan taksonomi dan virus. Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam kegiatan belajar ini dibagi menjadi empat pokok bahasan materi yaitu klasifikasi makhluk hidup, Organisasi Kehidupan, Ciri makhluk hidup, urutan takson dan virus. Pada uraian materi dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi untuk membantu anda memahami materi kegiatan belajar ini. Pada akhir kegiatan pembelajaran dilengkapi rangkuman materi pembelajaran dan untuk meningkatkan pemahaman anda dalam kegiatan belajar ini maka diakhir materi terdapat tugas formatif.
  • 7. 3 2. Inti 2.1.Capaian Pembelajaran Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance material materi bidang studi biologi yang mencakup (1) keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup, (2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup, (3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi, (4) Interaksi dan interdependensi, (5) Energi, materi dan organisasi kehidupan, (6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis dan (7) Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian) dalam kerangka biologi sebagai inkuiri; Sub Capaian Pembelajaran Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup 2.2.Pokok Materi Pada kegiatan belajar 4 dari modul 1 tentang Virus, Monera dan Protista, pokok- pokok materi yang akan dibahas adalah : a. Virus b. Monera c. Protista 2.3.Uraian Materi 2.3.1. Virus Virus merupakan agen infeksius yang berukuran kecil dan komposisi sederhana yang hanya dapat berkembang biak di sel hewan, tumbuhan, atau bakteri (sel hidup). Namanya berasal dari kata Latin yang berarti "cairan berlendir" atau "racun." Indikasi awal sifat biologis virus berasal dari penelitian pada tahun 1892 oleh ilmuwan Rusia Dmitry I. Ivanovsky dan pada 1898 oleh ilmuwan Belanda Martinus W. Beijerinck. Beijerinck pertama kali menduga bahwa virus yang diteliti adalah jenis baru dari agen infeksius,
  • 8. 4 yang ia sebut contagium vivum fluidum, yang berarti bahwa itu adalah organisme hidup yang mereproduksi yang berbeda dari organisme lain. Kedua ilmuan ini menemukan bahwa penyakit tanaman tembakau dapat ditularkan oleh agen, yang kemudian disebut virus mosaik tembakau, melewati filter kecil yang tidak memungkinkan bakteri masuk. Virus ini dan yang selanjutnya diisolasi tidak akan tumbuh pada media buatan dan tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya. Dalam penelitian independen pada tahun 1915 oleh peneliti Inggris Frederick W. Twort dan pada 1917 oleh ilmuwan Kanada Kanada Félix H. d'Hérelle, lesi dalam kultur bakteri ditemukan dan dikaitkan dengan agen yang disebut bacteriophage ("pemakan bakteri"), sekarang dikenal sebagai virus yang secara khusus menginfeksi bakteri. Sifat unik dari organisme ini berarti bahwa metode baru dan model alternatif harus dikembangkan untuk mempelajari dan mengklasifikasikannya. Studi tentang virus yang terbatas secara eksklusif atau sebagian besar untuk manusia, bagaimanapun, menimbulkan masalah besar dalam menemukan inang hewan yang rentan. Pada tahun 1933, penyelidik Inggris Wilson Smith, Christopher H. Andrewes, dan Patrick P. Laidlaw dapat menularkan influenza ke musang, dan virus influenza kemudian diadaptasi ke tikus. Pada tahun 1941, ilmuwan Amerika George K. Hirst menemukan bahwa virus influenza yang tumbuh dalam jaringan embrio ayam dapat dideteksi oleh kapasitasnya untuk menggumpalkan (menyatukan) sel darah merah. Virus menempati posisi taksonomi khusus: bukan tanaman, hewan, atau bakteri prokariotik (organisme sel tunggal tanpa nuklei yang ditentukan), dan umumnya ditempatkan di taksonomi sendiri. Bahkan, virus seharusnya tidak dianggap organisme, dalam arti yang paling ketat, karena tidak hidup bebas; yaitu, tidak dapat mereproduksi dan melakukan proses metabolisme tanpa sel inang. Semua virus sejati mengandung asam nukleat — baik DNA (asam deoksiribonukleat) atau RNA (asam ribonukleat) — dan protein. Asam nukleat mengkodekan informasi genetik yang unik untuk setiap virus. Bentuk infektif, ekstraseluler (di luar sel) virus disebut virion. Ini mengandung setidaknya satu protein unik yang disintesis oleh gen spesifik dalam asam nukleat virus itu. Pada hampir semua virus, setidaknya satu dari protein ini membentuk cangkang (disebut kapsid) di sekitar asam nukleat. Virus tertentu juga memiliki protein lain di dalam kapsid; beberapa protein ini bertindak sebagai enzim,
  • 9. 5 sering selama sintesis asam nukleat virus. Viroid (artinya "mirip virus") adalah organisme penyebab penyakit yang hanya mengandung asam nukleat dan tidak memiliki protein struktural. Partikel mirip virus lain yang disebut prion terutama terdiri dari protein yang dikomplekskan secara ketat dengan molekul asam nukleat kecil. Prion sangat tahan terhadap inaktivasi dan tampaknya menyebabkan penyakit otak degeneratif pada mamalia, termasuk manusia. A. Struktur Virus Virus bervariasi dalam strukturnya. Partikel virus terdiri dari DNA atau RNA dalam lapisan protein pelindung yang disebut capsid. Bentuk kapsid dapat bervariasi dari satu jenis virus ke yang lain. Kapsid dibuat dari protein yang dikodekan oleh gen virus dalam genomnya. Bentuk kapsid berfungsi sebagai salah satu dasar untuk klasifikasi virus. Kapsid dari virus yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini adalah icosahedral. Protein yang dikode secara virus akan berkumpul sendiri untuk membentuk kapsid. Beberapa virus memiliki amplop fosfolipid dan protein. Amplop dibuat dari bagian-bagian membran sel inang. Itu mengelilingi kapsid dan membantu melindungi virus dari sistem kekebalan inang. Amplop juga mungkin memiliki molekul reseptor yang dapat mengikat dengan sel inang. Mereka membuat virus lebih mudah menginfeksi sel. Diagram Cytomegalovirus. Kapsid membungkus bahan genetik virus. Amplop yang mengelilingi kapsid biasanya dibuat dari bagian-bagian membran sel inang (fosfolipid dan protein). Tidak semuavirus memiliki amplop virus. Gambar 1. Ilustrasi Struktur Virus (Sumber: https://bio.libretexts.org/Bookshelves/Introductory_and_General_Biology) Kapsid Asam Nukleat Mantel Glikoprotein
  • 10. 6 Gambar 2. Struktur Bakteriofage Bakteriofag atau virus yang menginfeksi bakteri merupakan faga. Fag mampu memberikan fenotip kunci pada organisme yang ditumpanginya, contohnya merubah strainnon pantogen menjadi pantogen dan bertugas untuk memerankan kunci pengatur populasi bakteri di dalam segalam macam lingkungannya. Bentuk klasik bakteriofag atau fag memiliki bentuk simetri kompleks. Bentuk kepalanya yang berisi materi genetik dan memiliki bentuk simetri ikosehedral, sedangkan pada ekornya memiliki bentuk simetri heliks seperti sebuah plat yang terdapat pada bagian bawah dengan bentuk seperti heksagonal serta memiliki beberapa serat ekor yang keluar dari bidang plat. Strukturnya terdiri atas kapsid, asam nukleat, leher, selubung, serta ekor. Masing- masing struktur dan fungsinya adalah: 1. Kapsid merupakan kulit protein yang melindungi / menyelimuti genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut dengan kasomer. Kapsid bertanggung jawab terhadap bentuk tubuh virus. 2. Serabut ekor berfungsi untuk melekat pada sel inang. Gabungan asam nukleat dengan kapsid disebut nukleokapsid.
  • 11. 7 3. Asam nukleat, kegunaan asam nukleat yang ada di dalam virus adalah untuk memberikan instruksi pada bagian-bagian virus yang lain, selain itu juga untuk bereproduksi. 4. Leher Virus, leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala dan bagian ekor, tidak semua virus punya leher, hanya virus kompleks saja yang memiliki leher. B. Reproduksi Virus Virus merupakan patogen intraseluler obligat, virus tidak dapat bereplikasi tanpa ada sel inang. Meskipun siklus hidup replikasi virus sangat berbeda antara spesies dan kategori virus, ada enam tahap dasar yang penting untuk replikasi virus. Virus harus menggunakan proses sel untuk mereplikasi. Siklus replikasi virus dapat menghasilkan perubahan biokimia dan struktural dramatis dalam sel inang, yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Perubahan ini, yang disebut efek sitopatik (menyebabkan kerusakan sel), dapat mengubah fungsi sel atau bahkan menghancurkan sel. Beberapa sel yang terinfeksi, seperti yang terinfeksi oleh virus flu biasa yang dikenal sebagai rhinovirus, mati melalui lisis (meledak) atau apoptosis (kematian sel yang diprogram atau "bunuh diri sel"), melepaskan semua virion keturunan sekaligus. Gejala-gejala penyakit akibat virus dari respon imun terhadap virus, yang mencoba untuk mengendalikan dan menghilangkan virus dari tubuh dan dari kerusakan sel yang disebabkan oleh virus. Banyak virus hewan, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus), meninggalkan sel yang terinfeksi sistem kekebalan tubuh dengan proses yang dikenal sebagai tunas, di mana virion meninggalkan sel secara individual. Selama proses tunas, sel tidak mengalami lisis dan tidak segera dibunuh. Namun, kerusakan sel-sel yang terinfeksi virus mungkin membuat sel-sel tidak bisa berfungsi secara normal, meskipun sel-sel itu tetap hidup untuk jangka waktu tertentu. Sebagian besar infeksi virus produktif mengikuti langkah-langkah serupa dalam siklus replikasi virus: perlekatan, penetrasi, uncoating, replikasi, perakitan, dan pelepasan. a. Penempelan/Perlekatan Virus menempel pada situs reseptor spesifik pada membran sel inang melalui protein perlekatan dalam kapsid atau melalui glikoprotein yang tertanam dalam amplop virus.
  • 12. 8 Kekhasan interaksi ini menentukan inang (dan sel-sel di dalam inang) yang dapat terinfeksi oleh virus tertentu. Ini dapat diilustrasikan dengan memikirkan beberapa kunci dan beberapa kunci di mana masing-masing tombol hanya akan cocok dengan satu kunci tertentu. b. Penetrasi Asam nukleat dari bakteriofag memasuki sel inang telanjang, meninggalkan kapsid di luar sel. Virus tanaman dan hewan dapat masuk melalui endositosis, di mana membran sel mengelilingi dan menelan seluruh virus. Beberapa virus yang menyelimuti masuk ke dalam sel ketika selubung virus menyatu langsung dengan membran sel. Begitu berada di dalam sel, kapsid virus terdegradasi dan asam nukleat virus dilepaskan, yang kemudian menjadi tersedia untuk replikasi dan transkripsi. c. Replikasi Mekanisme replikasi tergantung pada genom virus. Virus DNA biasanya menggunakan protein sel inang dan enzim untuk membuat DNA tambahan yang ditranskripsi ke messenger RNA (mRNA), yang kemudian digunakan untuk mengarahkan sintesis protein. Virus RNA biasanya menggunakan inti RNA sebagai templat untuk sintesis RNA dan mRNA genom virus. Viral mRNA mengarahkan sel inang untuk mensintesis enzim virus dan protein kapsid, dan untuk mengumpulkan virion baru. Tentu saja, ada pengecualian untuk pola ini. Jika sel inang tidak menyediakan enzim yang diperlukan untuk replikasi virus, gen virus menyediakan informasi untuk mengarahkan sintesis protein yang hilang. Retrovirus, seperti HIV, memiliki genom RNA yang harus ditranskripsi secara terbalik menjadi DNA, yang kemudian dimasukkan ke dalam genom sel inang. Untuk mengonversi RNA menjadi DNA, retrovirus harus mengandung gen yang mengkode enzim reverse transcriptase enzim spesifik virus, yang mentranskripsi templat RNA menjadi DNA. Transkripsi terbalik tidak pernah terjadi pada sel host yang tidak terinfeksi; Enzim yang dibutuhkan, reverse transcriptase, hanya berasal dari ekspresi gen virus di dalam sel inang yang terinfeksi. Fakta bahwa HIV menghasilkan beberapa enzimnya sendiri yang tidak ditemukan dalam inang telah memungkinkan para peneliti untuk mengembangkan obat yang menghambat enzim ini. Obat-obatan ini, termasuk AZT, menghambat replikasi HIV dengan mengurangi aktivitas enzim tanpa
  • 13. 9 mempengaruhi metabolisme inang. Pendekatan ini telah mengarah pada pengembangan berbagai obat yang digunakan untuk mengobati HIV dan telah efektif dalam mengurangi jumlah virion menular (salinan RNA virus) dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi pada banyak orang yang terinfeksi HIV. d. Pelepasan Tahap terakhir replikasi virus adalah pelepasan virion baru yang diproduksi dalam organisme inang. Mereka kemudian dapat menginfeksi sel yang berdekatan dan mengulangi siklus replikasi. Seperti yang telah Anda pelajari, beberapa virus dilepaskan ketika sel inang mati, sementara virus lain dapat meninggalkan sel yang terinfeksi dengan menumbuhkan melalui membran tanpa secara langsung membunuh sel. Gambar 3. Siklus Reproduksi Virus Infeksi virus dimulai ketika virus berikatan ke sel inang dan genom virus menembus masuk. Mekanisme masuknya genom bergantung pada tipe virus dan tipe sel inang. Misalnya, fag T-genap menggunakan apparatus ekornya yang rumit untuk menyuntikkan DNA ke dalam bakteri. Virus-virus lain masuk melalui endositosis atau pada kasus virus beramplop, fusi amplop virus dengan membrane plasma. Begitu genom virus berada di
  • 14. 10 dalam sel membajak inang, memprogram ulang sel untuk menyalin asam nukleat virus dan membuat protein-protein virus. Inang menyediakan nukleotida untuk membuat asam nukleat dan enzim, ribosom, RNA, asam amino, ATP dan komponen lain yang dibuthkan untuk membuat protein virus. Fag adalah virus yang paling mudah dipahami, walaupun sebagian diantaranya tergolong virus kompleks. Penelitian terhadap fag membimbing pada temuan bahwa sejumlah virus DNA beruntai ganda bias bereproduksi melalui dua mekanisme alternatif, yaitu siklus lisis dan lisogenik. a. Daur Litik Dalam daur litik, kadang-kadang disebut sebagai infeksi mematikan, fag yang menginfeksi akhirnya membunuh sel inang untuk menghasilkan banyak virus sendiri. Segera setelah injeksi ke dalam sel inang, genom fag mensintesis protein awal yang memecah DNA inang, memungkinkan fag untuk mengendalikan sistem seluler. Faga kemudian menggunakan sel inang untuk mensintesis protein yang tersisa yang dibutuhkan untuk membangun partikel fag baru. Kepala dan selubung dirakit secara terpisah, materi genetik baru dikemas ke dalam kepala dan partikel fag putri baru dibangun. Selama proses ini, sel-sel inang secara bertahap menjadi lemah oleh enzim fag dan akhirnya pecah, melepaskan rata-rata 100-200 keturunan fag baru ke lingkungan sekitarnya. Fag yang bereproduksi hanya melalui siklus lisis disebug fag virulen. b. Daus Lisogenik Siklus lisogenik, kadang-kadang disebut sebagai infeksi sedang atau non-virulen, tidak membunuh sel inang, sebaliknya menggunakannya sebagai tempat berlindung di mana virus berada dalam keadaan tidak aktif. Setelah injeksi DNA fag ke dalam sel inang, virus mengintegrasikan selnya ke dalam genom inang, dengan bantuan integrase yang disandikan fag, di mana kemudian disebut sebagai profag. Genom profag kemudian direplikasi secara pasif bersama dengan genom inang ketika sel inang membelah selama itu tetap di sana dan tidak membentuk protein yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan. Karena genom fag umumnya relatif kecil, inang bakteri biasanya relatif tidak terluka oleh proses ini.
  • 15. 11 2.3.2. Monera Pada awal sistem klasifikasi, monera terdiri atas filum Archaebacteria dan Eubacteria. Namun karena penemuan baru dalam biokimia, DNA, dan lain-lain, filum ini telah disusun ulang di atas taksa kingdom yang disebut Domain. Kingdom Monera tidak ada sekarang dan telah diganti oleh Domain Archaea dan Domain Bacteria dengan Kingdoms di bawah kelompok taksa besar ini. Istilah archaebacteria, methanogen, halophiles, thermophiles, eubacteria, cyanobacteria dan prochlorobacteria karena istilah ini menggambarkan bakteri dengan karakteristik serupa. Namun perkembangan tersebut masih belum dikonfirmasi secara luas karena saat ini kelompok tersebut masih dalam ruang lingkup Kingdom monera. Kata monera berasal dari bahasa yunani yakni moneres yang artinya tunggal. Hal ini sesuai dengan jumlah sel anggota monera yaitu bersel satu. Struktur makhluk hidup ini sederhana, terdiri hanya dari satu sel hidup, inti selnya belum memiliki membran inti (kariotek) sehingga disebut prokariotik. A. Domain Archaea Membran sel archaea disusun oleh lipid gliserol berbasis isoprenoid (polimer alkyl). Tidak memiliki murein didalam dinding selnya dan posisinya digenti oleh protein tertentu. Enzim polimerasi DNA berbeda dengan bakteri. Protein dalam replikasi DNA lebih menyerupai eukariota daripada bakteri. Sifat lainnya archaea tidak sensitif terhadap antibotik karena tidak mengandung murein. Dinding selnya berbeda dengan bakteri karena tidak ditemukan murein melainkan disusun oleh lapisan S yang merupakan protein sub unit. Sel mudah terurai oleh larutan konsentrasi rendah misalnya detergen. Para ahli yang mempelajari kehidupan prokariota telah mengidentifikasikan kelompok utama Archaea : (1) Metanoge Metanogen dinamai sesuai dengan metabolisme energinya yang khas dimana H2 digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi Metana (CH4). Metanogen tergolong anaerob obligat akan teracuni dengan adanya oksigen. Metanogen juga berperan penting dalam penguraian kotoran.
  • 16. 12 (2) Halofili Halofil hidup ditempat yang asin seperti Great Salt Lake dan Laut Mati. Koloni halofil membentuk buih berwarna ungu yang dihasilkan oleh bakteriohodopsin. (3) Termofil Termofil dapat hidup dalam lingkungan panas dengan kondisi optimum 60-80o C. contohnya Sulfolobus yang menempati mata air panas sulfur di Yellowstone National Park dan mendapatkan energi dengan cara mengoksidasikan sulfur. Termofil lain pengoksidasi sulfur lainnya hidup pada air dengan suhu 105o C dengan lubang hidrotemal di laut dalam. Penelitian menyebutkan bahwa termofil dekat kekerabatannya dengan eukariot berdasarkan perbandingan protein penyusunnya. Tabel 1. Perbedaan Domain Bakteria, Archaea dan Eukariot Karakteristik Domain Bakteria Archaea Eukariot Selubung nukleus Tidak ada Tidak ada Ada Organel terbungkus membran Tidak ada Tidak ada Ada Dinding sel Murein, LPS serta protein Protein, glikoprotein dan pseudomurein Sangat bervariasi tetapi tidak mengandung peptidoglikan Ukuran 1-4 πm 1-4 πm >5 πm Lipid membran Hidrokarbon bercabang tak Beberapa Hidrokarbon bercabang Hidrokarbon bercabang tak RNA polimerase Satu jenis Beberapa jenis Beberapa jenis Asam inisiator amino Formil-metionin Metionin Metionin Intron Tidak ada Ada pada beberapa gen Ada Respon antibiotik terhadap Pertubuhan terhambat Pertubuhan terhambat tidak Pertumbuhan tidak terhambat Berdasarkan karakteristik yang ditemukan Archaea terbagi ke dalam 3 grup filogenetik atau filum yaitu Crenarchaeota, Euryarcheota, dan Korarcheota. (1) Crenarchaeota; kebanyakan organisme termofilik, termasuk aerob obligat dan fakultatif contohnya sulfolobus dan aciadianus
  • 17. 13 (2) Euryarcheota; dikenal dengan kelompok metanogen, mampu menghasilkan gas metan dari sumber senyawa karbon contohnya Methanobrevibhacter smithii (3) Korarcheota; filum ini relatif baru dan ditemukan di mata air panas. B. Domain Eubacteria Terdapat dua makhluk hidup yang merupakan anggota kingdom monera, yaitu Bakteri (Schizophyceae) dan alga biru (Cyanophyceae). Kingdom ini juga kita kenal dengan nama bakteri. Bakteri berasal dari kata bakterion yang bermakna batang yang sangat kecil. Struktur Tubuh Bakteri 1. Nukleoid; wilayah tempat DNA bakteri 2. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA merupakan tempat pembentukan Protein 3. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. 4. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida dan memebri bentuk pada bakteri 5. Kapsul; Lapisan lendir yang mengelilingi dinding sel; Memungkinkan bakteri menempel pada permukaan dan menahan pertahanan inang 6. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. 7. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. 8. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. 9. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 10. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
  • 18. 14 yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru. Gambar 4. Struktur Tubuh Bakteri Penggolongan Monera Kelompok monera dapat digolongkan berdasarkan : (1) Bentuk sel dan Susunan sel (2) Dinding sel (3) Motilitas (bagaimana alat gerak sel) (4) Cara hidup (5) Berdasarkan kebutuhan oksigen Klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk sel dan susunan selnya a. Bakteri kokus (coccus) - monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal. - diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan - Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. - sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
  • 19. 15 - streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. - stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur. Contoh : Diplococcus pneumoniae (pneumonia), Streptococcus agalactia (mastitis), Nitrosococcus b. Bakteri Batang (basilus) - monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. - diplobasil, yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan. - streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contoh : Bacillus anthracis (antraks) c. Bakteri Spiral - Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang. - Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup. - Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholerae (Kolera) Gambar 5. Bentuk-bentuk bakteri
  • 20. 16 Penggolongan berdasarkan dinding sel Pengelompokan bakteri secara formal pertama kali dikembangkan oleh Hans Christian Gram yang membagi bakteri bedasarkan karekteristik dinding selnya melalui dengan pewarnaan Gram yang dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif serta bakteri tidak berdinding sel. a. Bakteri gram Positif Pada bakteri gram positif, peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni dan berbagai macam polisakarida. Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada Gram positif. Letaknya berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Bakteri gram positif akan mengalami denaturasi protein pada dinding sel oleh pencucian alkohol. Protein menjadi keras dan kaku, pori-pori mengecil, permeabilitas kurang sehingga kompleks ungu kristal iodium di pertahankan dan sel bakteri tetap berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena dinding sel hanya tersusun dari satu lapis yaitu lapisan peptidoglikan yang relatif tebal. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Contoh bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. b. Bakteri gram Negatif Di antara bakteri patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram-positif. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik dan membran bagian luar membantu melindungi bakteri patogen melawan sistem pertahanan inangnya.Bakteri gram negatif, zat lipidnya akan larut selama pencucian dengan alkohol dan pori-pori pada dinding sel akan membesar, permeabilitas dinding sel membesar sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna. Hal ini disebabkan karena dinding sel gram negatif memiliki dua lapis dinding yaitu lapisan luar yang tersusun atas peptidoglikan dan protein dan lapisan dalam yang tersusun dari peptidoglikan tetapi lapisannya tipis. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Contoh bakteri gram negatif yaitu Eschercia coli dan Pseudomonas.
  • 21. 17 Tabel 2. Karakteristik Komponen sel Bakteri Gram positif dan Gram negatif Ciri sel Gram Positif Gram Negatif Struktur dinding sel Tebal (15-80 nm), molayer Tipis (10-15nm), trilayer Komposisi penyusun dinding sel Kandungan lipid rendah Peptidoglikan tunggal Terdapat asam teikoat Kandungan lipid tinggi Peptidoglikan tipis Tidak mengandung asam teikoat Kerentanan terhadap penisilin Lebih rentan Kurang rentan Kerentanan terhadap gangguan fisik Lebih tahan Kurang tahan Penggolongan berdasarkan Alat gerak - Atrik, yaitu bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat gerak - Monotrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu flagel / alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya contoh Pseudomonas aeruginosa - Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat gerak pada satuujung tubuh bakteri contoh Pseudomonas fluorescens - Amfitrik, yaitu bakteri yang mempunyai sejumlah flagel / alat gerak pada kedua ujungnya contoh Aquaspirillum serpens - Peritrik, yaitu bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak pada seluruh permukaan tubuhnya conotoh Salmonela typhosa Gambar 6. Posisi flagel pada bakteri
  • 22. 18 Penggolongan berdasarkan cara hidup (memperoleh energi) Berdasarkan cara hidupnya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan autotrof, yaitu: a. Bakteri Heterotofrof adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari organisme lainnya. Umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupan ini sangat tergantung pada bahan organik yang ada di sekitarnya, karena bakteri tersebut tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. - Bakteri Parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. Contohnya :Famili Spirochaetaceae (parasit dalam usus moluska bercangkang dua). Familia Treponemataceae (parasit pada vertebrata dan manusia). Contoh lain : Borrelia burgdorferi, Borrelia recurrentis yang hidup apda hewan manusia, dan Borrelia novyi. - Bakteri Saprofit adalah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa- sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan organik menjadi bahan anorganik. Perombakan bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini biasanya menghasilkan gas-gas : CH4, CO2, H2S, N2, H2, dan NH3. Contoh bakteri saprofit adalah Escherichia coli, Thibacillus denitrificans, Desulfovirio desulfuricans, Metanobacterium - melianski dan Methanobacterium ruminatum, Clostridium sporageus - Bakteri Patogen adalah bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada hospes/inang yang dihinggapi.Contohnnya : Salmonella thyphosa, Vibrio comma, Clostrididum tetani, Yersina pestis, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Treponema pallidum, Neisseria meningitidis, Corynebacterium diphtheriae, Pseudomonas cattelaye, P. Solanacearum, Mycobacteriu bovis, M. avium. - Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya, contohnya : Escherichia coli dan Streptomyces griseus. b. Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik. Proses pengubahan dapat terjadi dengan dua cara antara lain sebagai berikut..
  • 23. 19 - Fotoautotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri denga menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Golongan bakteri fotoutotrof atau bakteri fotosintetik terdiri atas bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut dengan bakterioviridin atau bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu memiliki pigmen ungu, merah atau kuning. Pigmen ini disebut dengan bakteriopurpurin. - Kemoautotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. Contoh bakteri jenis kemouatotrof adalah Nitrosococcus, Nitrosomonas, Nitrosocystis, dan Nitrospira. Penggolongan bakteri Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Bagi sebagian makhluk hidup oksigen merupakan komponen utama dala pernafasan. Akan tetapi, bagi beberapa jenis bakteri dan makhluk hidup lainnya, keberadaan oksigen dapat menjadi racun bagi tubuhnya. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dapat dibedakan atas: - Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misalnya, Nitrosococcus, Nitrosomonas danNitrobacter. - Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misalnya, Nitrobacter danHydrogenomonas. - Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misalnya, Streptococcus lactis - Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misalnya, Clostridium tetani. - Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misalnya, Escherichia coli, Salmonella thypose danShigella. Klasifikasi Kingdom Monera Eubacteria sering dibagi lagi menjadi 5 kelompok sebagai berikut : (1) Proteobacteria `Anggota proteobacteria yang bervariasi dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
  • 24. 20 - Bakteri Ungu, sesuai dengan namanya bakteri ini adalah bakteri yang biasanya bewarna ungu, merah, cokelat, atau oranye. Bakteri ungu merupakan organisme fotoautotrof yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Hal ini dapat dilakukan karena Bakteri Ungu memiliki berioklorofil dan karotenoid yang sekaligus memberikan warna pada tubuhnya. - Proteobacteria Kemoautotrof, merupakan kelompok proteobacteria yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui pemanfaatan energi dari reaksi kimia. - Proteobacteria Kemoeterotrof, sesuai dengan julukannya, merupakan bakteri yang tidak mampu menghasilkan makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi dengan mencari karbon dan energi dari senyawa organik. (2) Chlamydias Chlamydias merupakan kelompok eubacteria yang memiliki ukuran paling kecil dengan bentuk tubuh tidak beraturan. Clamydias hanya dapat hidup sebagai parasit di dalam tubuh makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah Chlamydia trachomatis (hanya menyerang manusia), Chlamydia Suis (hanya menyerang babi), Chlamydia muridarum (hanya menyerang tikus dan hamster). Pada manusia bakteri Chlamydia trachomatis merupakan agen penyebab munculnya penyakit menular seksual yang merusak alat reproduksi dan dapat merusak organ mata. (3) Cyanobacateria Cyanobacteria memiliki warna hijau kebiruan sehingga sering disebut bakteri (biru- hijau / hijau-biru). Nama lain dari Cyanobacteria adalah Cyanophyta. Kelompok ini dapat ditemukan hidup secara soliter (sendiri) ataupun berkoloni. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, adapula yang berbentuk seperti benang. Pada prinsipnya, Cyanobacteri merupakan bakteri yang memiliki pigmen klorofil seperti tumbuhan sehingga dapat melakukan fotosintesis dan berperan penting dalam menyumbangkan oksigen pada atmosfer. Cyanobacteria dapat ditemukan hidup di tanah, air, dan bebatuan dengan pH netral atau sedikit basa. Warna dominan biru tubuh kelompok bakteri ini disebabkan oleh pigmen biru yang disebut fikosianin.
  • 25. 21 (4) Spirochetes Spirochetes merupakan bakteri gram-negatif yang berbentuk spiral. Spirochetes dapat ditemukan hidup bebas di air, tanah, ataupun hidup secara parasit dalam tubuh inangnya. Spirochetes biasanya bersifat kemoheterotrof (tidak mampu menghasilkan makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi dengan mencari karbon dan energi dari senyawa organik). Contohnya adalah Treponema pallidum yang merupakan bakteri penyebab penyakit sifilis. C. Tata Nama Bakteri Aturan penamaan binomial pada bakteri sama dengan aturan penamaan pada umumnya. Selain aturan umum terdapat aturan khusus penamaan bakteri menurut International Code of Nomenclature of Bacteria. Tabel 3. Akhiran dan keterangan untuk tingkat takson bakteri Tingkatan Akhiran / keterangan Contoh Ordo ales Pseudomonadales Subordo Ineae Pseudomonadineae Famili Aceae Pseudomonadaceae Subfamili Oideae Pseudomonadoideae Tribe Eae Pseudomonadeae Subtribe Inae Pseudomonadinae Genus Pseudomonas Spesies sp. (tunggal) spp. (jamak) Pseudomonas sp. Pseudomonas spp. Di dalam penamaan tidak ada penggolongan prokariotik tetapi nama yang diberikan pada prokariotik diatur dalam kode International Code of Nomenclature of Bacteria. Nama bakteri dapat berasal dari kata baru atau nama peneliti yang dilatinkan. Spesies bakteri ditentukan oleh : a. Sifat-sifat struktural yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi terhadap pewarnaan gram, serta sifat koloni.
  • 26. 22 b. Sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk akhir metabolisme, susunan biokimiawi, dan komponen metabolitnya. c. Sifat-sifat fisiologis terhadap oksigen, temperatur, pH, dan respon terhadap zat anti bakteri d. Sifat ekologi e. Komposisi basa DNAhomologi dan sifat genetik Contoh : Kingdom : Procariotae Subkingdom : Eubacteria Divisio : Cyanobacteria Sub Divisi : Bacteria Kelas : Actinomycetacea Ordo : Actinomycetales Familia : Mycobacteriaceae D. Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri Dalam mikrobiologi, pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan jumlah sel. Sel mikroorganisme memiliki rentang hidup yang terbatas, dan spesies yang bertahan merupakan hasil dari pertumbuhan terus menerus. Pertumbuhan sel bakteri tergantung pada sejumlah besar dan jenis reaksi seluler. Beberapa reaksi ini mengubah energi. Lainnya mensintesis molekul kecil rantai makromolekul. Yang lain menyediakan berbagai kofaktor dan koenzim yang dibutuhkan untuk reaksi enzimatik. Namun, reaksi kunci dari sintesis sel yang polimerisasi yang membuat makromolekul dari monomer. Seperti makromolekul menumpuk di sitoplasma sel, mereka dirakit menjadi struktur baru, seperti dinding sel, membran sitoplasma, flagella, ribosom, kompleks enzim, dan sebagainya, akhirnya mengarah pada proses pembelahan sel itu sendiri. Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara melintang dan sel hasil pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni sangat bervariasi tergantung pada arah pembelahan dan jenis bakterinya. Pada kondisi yang
  • 27. 23 memungkinkan bakteri akan membelah diri dengan sangat cepat. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Waktu yang diperlukan untuk sel membelah diri disebut waktu generasi atau waktu penggandaan. Waktu generasi spesies bakteri dalam kondisi yang berbeda dapat memberi informasi untuk pengembangan pengendalian bakteri. Tabel 4. Waktu Generasi Beberapa Jenis Bakteri Pada Media Pertumbuhan Optimum Spesies Waktu Generasi Escherichia coli 20 menit Staphylococcus aureus 30 menit Thermus aquaticus 50 menit Rhobacter sphaeroides 2 jam 20 menit Thermoleophilium album 6 jam Mycobacterium tuberculosis 13 jam 20 menit Laju dan karakteristik pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam kondisi yang tersedia atau yang diberikan dapat dipresentasikan secara grafik dengan menghitung jumlah sel, koloni atau kerapatan optik dalam suatu spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu di atas 300 nm, tetapi biasanya 600 nm pada suspensi sel. Setiap jumlah koloni dihitung pada berbagai waktu pertumbuhan dan kurva pertumbuhan diplot menggunakan log10 cfu (coloni forming unit) berlawanan dengan waktu. Bilangan log10 cfu digunakan karena jumlah sel bakteri yang tinggi dikarenakan kecepatan pembelahan sel. Kinetika pertumbuhan mikroorganisme digunakan untuk menggambarkan sifat- sifat pertumbuhan mikroorganisme. Sifat pertumbuhan mikroorganimse dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan populasi mikroorganisme yang ditumbuhkan dalam batch culture atau continuous culture. Penumbuhan mikroorganisme dalam sistem batch culture merupakan sistem kultur tertutup (menggunakan tabung reaksi atau flask) tanpa adanya penambahan medium baru ke dalam kultur. Mikroorganisme Vibrio parahaemolyticus 10 menit Bacillus subtilis 28 menit Pseudomonas aeruginosa 35 menit Thermoproteus tenax 1 jam 40 menit Sulfolobus acidocadarius 4 jam Thermofilum pendens 10 jam
  • 28. 24 dalam sistem tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan, secara berurutan meliputi fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pertumbuhan mikroborganisme dalam sistem tertutup menyebabkan fase eksponensial mikroorganimse sangat terbatas (Brock, 2012). Gambar 7. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme (sumber: Madigan et al. 2012) 2.3.3. Protista Protista dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu menyerupai hewan (protozoa), menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan menyerupai jamur. Sebagian besar Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindung untuk menjaga tubuhnya dari hawa kering. Kingdom Protista adalah kingdom yang sederhana karena hanya tersusun atas satu sel sehingga dapat di kelompokan dalam kingdom sendiri. Ciri-Ciri Kingdom Protista antara lain: 1. Mempunyai ukuran Mikroskopis dan makrokopis 2. Umumnya Uniseluler 3. Tipe Sel Eukariotik 4. Hidup Bebas atau Simbiosis 5. Habitat Umumnya di Tempat Lembab 6. Bersifat Aerob dan Anaerob 7. Bersifat Heterotrof dan 8. Bersifat Motil
  • 29. 25 Ada sebagian Protista yang mempunyai alat gerak seperti flagel atau bulu cambuk, silia atau rambut getar, dan pseudopodia atau kaki semu. Dengan demikian Protista dapat di sebut dengan motil yang bergerak bebas.Protista dapat dibagi menjadi tiga filum, yaitu protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewan. a. Protista Mirip Jamur Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi, protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme multiseluler. Dalam kondisi tersebut, protista mirip jamur mengalami masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler. Prostista mirip jamur atau lebih dikenal dengan jamur lendir plasmodial memiliki susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur lendir tidak memiliki kloroplas. Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota. 1) Myxomycota (Jamur lendir plasmodial) Filum Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau orange dan bersifat heterotrof. Jamur ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya berbentuk seperti lendir yang disebut plasmodium dan mengandung banyak sekali inti. Plasmodium mampu bergerak secara amoeboid untuk memperoleh makanan berupa bahan organik. Jika plasmodium sudah dewasa akan membentuk sporangium yang sangat kecil, bertangkai dan berisi banyak spora. Spora yang sudah masak akan tumbuh membentuk sel gamet yang berflagel. Reproduksi generatifnya dengan cara singami, yaitu melalui peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama. Hasilnya berupa zigot yang nantinya tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Mereka hidup sebagai konsumen, di tempat sejuk yang lembab, dan sering di dasar hutan hujan tropis, pada daun-daun runtuh ataupun pada kayu lapuk. Contoh : Physarium sp., Fuligo varians, dan Aethalium septicum.
  • 30. 26 Gambar 8. Siklus Hidup Jamur Lendir Siklus hidup pada jamur lendir plasmodial adalah sebagai berikut. 1) Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan makanan dan oksigen lebih banyak. 2) Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan), plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai (stalk). Plasmodium dewasa memiliki kromosom diploid (2n). 3) Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan spora yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan. 4) Bila kondisi lingkungan membaik, maka spora akan berkecambah membentuk sel aktif yang haploid (n). 5) Sel-sel aktif tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi sel ameboid atau sel berflagella. Gambar 9. Jamur Filum Myxomycota (a) Physarium (b) Bentuk Sporangium Jamur Lendir (Sumber : http://www.ilmudasar.com/2016/04/Pengertian-Ciri-Klasifikasi-Protista-Mirip Jamur.html)
  • 31. 27 2) Acrasiomycota (Jamur Lendir Seluler) Anggota Acrasiomycota atau yang disebut jamur lendir seluler, pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi sebagai individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat atau kumpulan yang berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan Myxomycota, sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan terpisah oleh membran mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki fase haploid dan diploid. Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tubuh buah (fruiting body), dan bereproduksi secara seksual dengan singami sel ameboid. Tubuh buah berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Stalk pada Acystostleium sp. Mengandung selulosa. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir seluler, antara lain Dictyostelium discoideum, Polysphondylium sp., Caenonia sp., dan Acytostelium sp. Gambar 10. Dictyostelium discoideum (Sumber : http://www.ilmudasar.com/2016/04/Pengertian-Ciri-Klasifikasi-Protista-Mirip Jamur.html) Siklus hidup jamur lendir seluler adalah sebagai berikut. 1) Pada saat persediaan makanan tidak ada, sel-sel ameboid berkromosom haploid (n) membentuk agregat. 2) Agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat. 3) Agregat menetap di suatu tempat untuk membentuk tubuh buah (fruiting body). 4) Beberapa sel mengering membentuk batang penyokong (stalk). Kemudian, sel-sel yang lain bergerak merayap ke atas sel yang mengering; menjadi kumpulan spora yang haploid (n). Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh buah.
  • 32. 28 5) Spora bersifat resisten atau tahan terhadap kondisi lingkungan buruk (misalnya, kekeringan). 6) Bila spora jatuh di tempat yang menguntungkan, maka akan tumbuh menjadi sel ameboid yang haploid (n). 7) Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan bergerak dengan pseudopodia. 8) Bila makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa kimiawi yang dapat merangsang sel ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat agregat untuk membentuk suatu unit. 9) Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singgami sehingga terbentuk zigot yang diploid (2n). 10) Zigot yang diploid (2n) akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh menjadi sel lain dan tumbuh menjadi sel raksasa yang dilindungi sel yang resisten. Sel raksasa tersebut kemudian mengalami pembelahan secara meiosis dan beberapa kali mitosis sehingga menghasilkan sel-sel ameboid yang haploid (n) di dalamnya. 11) Bila dinding sel raksasa pecah, maka sel ameboid baru yang haploid (n) akan keluar dan menjadi sel pemakan (misalnya memakan bakteri). Sel-sel ameboid hasil reproduksi seksual juga dapat membentuk agregat bila di lingkungan tidak tersedia makanan yang memadai. Gambar 11. Siklus hidup jamur lendir seluler Dictyostelium sp. (Sumber : University of San Diego, home.sandiego.edu)
  • 33. 29 3) Oomycota Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih (white rust), dan downy mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Tubuh Oomycota ada yang uniseluler ada yang multiseluler, yang seluler berbentuk benang atau hifa tidak bersekat, bercabang-cabang, dan mengandung banyak inti. Sel Oomycota tidak mempunyai kloroplas dan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Habitatnya di darat maupun di air, sebagai saprofit maupun parasit. Beberapa jenis Oomycota hidup saprofit pada bangkai ikan, telur ikan yang tidak dibuahi, luka ikan, dan pada bangkai serangga. Beberapa jenis bersifat parasit dan patogen pada hewan atau tumbuhan. Reproduksi vegetatif Oomycota yang hidup di air menggunakan zoospora berflagel dua, sedangkan yang hidup di darat dengan sporangium dan konidium. Reproduksi secara generatif adalah dengan oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak inti. Anteridium akan menempel pada oogonium, terus membentuk saluran pembuahan ke dalam oogonium. Selanjutnya, inti pada anteridium akan membuahi sel telur dan terbentuklah zigot yang disebut oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Individu baru mula-mula berinti empat, selanjutnya membelah menjadi berinti banyak. Individu baru tersebut selanjutnya akan segera membentuk sporangium, anteridium, dan oogonium di dalam satu individu. Contoh Oomycota, antara lain Saprolegnia parasitica, Phytophora infestans, Phytium, Plasmopara vitiloca, dan Sclerospora. a) Saprolegnia parasitica Jenis jamur yang termasuk kedalam oomycote adalah Saprolegnia parasitica. Jamur ini bersifat parasit.
  • 34. 30 Gambar 12. Saprolegnia parasitica (Sumber : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Oomycota) Karakteristik ■ Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. ■ Jika Anda amati jamur ini dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora. ■ Saprolegnia sp. yang hidup saprofit mudah dikembang-biakkan dengan meletakkan serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. ■ Hifa yang baru tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan makanan. ■ Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual. Gambar 13. Siklus Hidup Saprolegnia parasitic (Sumber : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Oomycota
  • 35. 31 Jamur ini hidup saprofit pada bangkai ikan dan serangga, baik di darat maupun dia air. Miselium vegetatifnya berkembang di dalam substrat dan bertugas sebagai miselium reproduktif. Gambar 14. ikan yeng terinfeksi Saprolegnia sp. (Sumber : https://rebanas.com/gambar/images/penyakit-jamur-saprolegnia-ikan-gambar-sp) b) Phytopthora infestans Gambar 15. Phytopthora infestans (Sumber : archive.bio.edu.uk/jdeacon/FungalBiology/chap5_2.html) Jenis Phytopthora amat banyak, umumnya hidup parasit pada tumbuhan budidaya. Contohnya pada kentang. Miselium vegetatifnya berkembang di dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung hifanya dapat menjulur keluar tubuh inang melalui stomata. Pada ujung hifa ini dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh pada batang atau daun yang berair, zoospora akan keluar dan berkecambah atau membentuk tunas, selanjutnya tumbuh menjadi hifa, terus membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma atau lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk konidium baru.
  • 36. 32 Di alam bebas jarang ditemukan Phytophora yang berkembang biak secara generatif. Tetapi di laboratorium dapat berkembang biak secara generatif, yaitu dengan konjugasi zoospora. Berikut adalah jenis-jenis Phytophora yang parasit pada berbagai jenis tanaman budidaya. a) Phytophora infestans, penyebab penyakit busuk pada kentang. b) Phytophora nicotianae, penyebab penyakit busuk daun tembakau. c) Phytophora faberi, parasit dan menyebabkan kanker pada bidang sadapan pohon karet. c) Pythium debaryanum Pythium berkembang biak pada persamaian yang tanahnya lembab dan mengalami perubahan suhu serta kaya bahan organik. Jamur jenis ini umumnya parasit pada tumbuhan muda atau bibit tembakau, kina, bayam, serta menimbulkan penyakit busuk tanaman kemiri, tembakau, jahe, dan nanas. Pythium lebih mudah menyerang tumbuhan muda, khususnya kecambah. Bahkan kerusakan dapat terjadi sebelum kecambah muncul. / Gambar 16. Contoh Protista dari kelompok Oomycota. (a) Bentuk zoosporangia pada Saprolegnia sp. yang akan menghasilkan zoospora, (b) bentuk oogonia pada Saprolegnia sp. yang menghasilkan oogonium, dan (c) jamur air yang tumbuh pada bangkai kecoa untuk dirombak atau diuraikan. (Sumber : http//biologi- indonesia.blogspot.co.id/2013/11/penjelasan-tentang-protista-mirip- jamur.html)
  • 37. 33 b. Protista Mirip Tumbuhan Protista Mirip Tumbuhan merupakan Anggota kingdom protista yang memiliki ciri menyerupai tumbuhan (kingdom plantae). Protista mirip tumbuhan yang hanya memiliki satu sel (uniseluler) sering disebut dengan fitoplankton, sedangkan yang tubuhnya disusun oleh banyak sel (multiseluler) sering disebut alga atau ganggang. Perbedaan dasarnya dengan tumbuhan sejati (kingdom plantae) adalah kelompok protista mirip tumbuhan belum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Protista mirip tumbuhan dibagi ke dalam 7 filum, pengelompokkan ini didasarkan oleh pigmen dominan yang menyusun tubuhnya. 1. Euglenophyta Euglenophyta merupakan kelompok protista mirip hewan yang memiliki pigmen dominan berupa klorofil a, b, karoten, dan terkadang pigmen xantofil. Jumlah spesies dalam filum ini diperkirakan lebih dari 800 spesies. Filum Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang flagella (bulu cambuk), Bintik mata yang dapat menangkap cahaya (disebut stigma), dan kloroplas. Penamaan filum ini didasarkan atas salah satu genus nya yang berjumlah sangat banyak yaitu Euglena. Kelompok ini merupakan salah satu protista yang dapat berfotosintesis karena memiliki klorofil dan dapat bergerak karena memiliki flagella. Jadi mereka mirip tumbuhan sekaligus mirip hewan. Beberapa anggota filum Euglenophyta dapat hidup secara autotrof (menghasilkan makanan sendiri) maupun heteretrof (memburu makanan). Ketika cahaya cukup, maka mereka akan hidup secara autotrof, sedangkan ketika cahaya melemah, mereka akan hidup secara heterotrof. Biasanya ditemukan di perairan dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. 2. Chrysophyta (Alga Emas) Chrysophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang sering disebut dengan nama “alga keemasan”. Warna cokelat-keemasan pada Chrysophyta terbentuk karena ia memiliki pigmen dominan berupa karoten dan fikosatin, selain itu chrysophyta juga memiliki klorofil. Jumlah spesies Chrysophyta adalah sekitar 850 spesies. Kebanyakan dari spesiesnya merupakan organisme fotoautotrof yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis. Angota dari alga emas memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, ada yang uniseluler juga ada yang multiseluler. Reproduksi dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual pada uniseluler biasanya
  • 38. 34 dengan pembelahan biner dan pembentukan spora. Sedangkan pada multiseluler reproduksi aseksualnya dilakukan dengan spora. Reproduksi seksual dilakukan dengan peleburan gamet. Habitatnya banyak di air tawar dan tanah lembab, juga dapat ditemukan di lautan. 3. Baccilariophyta (Diatom) Filum ini merupaka filum yang memiliki anggota paling banyak dibandingkan kelompok lain pada protista mirip tumbuhan. Spesiesnya yang telah dikenali berjumlah sekitar 10.000. Secara umum Bacillariophyta merupakan organisme uniseluler yang tidak begerak dan hidup sebagai plankton. Pigmen penyusun tubuh diatom antara lain adalah klorofil a, c, xantofil, dan pigmen karoten. Dinding selnya mengandung pektin dan silikat, diatom juga dapat mensekresikan frustule (dioksida silium) sehingga apabila organisme ini mati, maka cangkang tersebut akan membentuk tanah diatom yang memiliki harga jual lumayan karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. 4. Pyrrophyta/Dinoflagellata (Ganggang Api) Pyrrophyta/Dinoflagellata merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki pigmen dominan berupa klorofil a dan c, santofil, dinosatin dan fikobilin. Klorofil penyusun tubuhnya ditutupi oleh pigmen berwarna merah yang dapat menangkap cahaya. Ganggang api merupakan kelompok yang dapat menghasilkan cahaya (bioluminesens) yang akan terlihat jelas pada malam hari. Pada saat tertentu populasinya akan meningkat pesat di lautan, sehingga saat itu kumpulan dari pyrrophyta ini terlihat seperti api yang berkobar di dalam lautan, karena itu nama sebutan untuk kelompok ini adalah Pyrophyta atau ganggang api. Peristiwa gelombang merah di lautan tersebut dikenal dengan istilah red tide. Ketika muncul red tide, kondisi air akan miskin oksigen, juga kadang-kadang menjadi beracun sehingga ketika fenomena ini terjadi banyak makhluk hidup lain yang mati. 5. Chlorophyta (Alga Hijau) Sesuai dengan namanya, chlorophyta memiliki tubuh berwarna kehijauan. Pigmen dominan penyusun tubuhnya adalah klorofil, selain itu mereka juga memiliki sedikit karotin (pigmen kuning). Dalam tubuh alga hijau klorofil berkumpul dalam suatu tempat yang disebut kloroplas. Bentuk kloroplas pada masing – masing anggotanya bervariasi, ada yang berbentuk bulat, bentuk spiral, seperti bintang, dll. Chlorophyta
  • 39. 35 merupakan organisme uniseluler yang dapat berkoloni membentuk organisme multiseluler sederhana. Mereka sering ditemukan hidup pada habitat yang berair. Karena memiliki klorofil, alga hijau merupakan makhluk hidup autotrof yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Reproduksi dapat terjadi secara aseksual (melalui pembelahan biner) maupun secara seksual (melalui konjugasi). 6. Phaeophyta (Alga Cokelat) Phaeophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki pigmen dominan xantofil sehingga tubuhnya berwarna cokelat. Jumlah spesiesnya sekitar 1500 spesies yang habitatnya kebanyakan di laut. Penamaan ganggang ini sesuai dengan ciri- cirinya, “phaeophyta” berasal dari “phaeios” bahasa Yunani yang artinya cokelat. Selain fukosatin, ganggang cokelat juga memiliki pigmen klorofil a, c, dan santofil. Mereka kebanyakan merupakan organisme multiseluler yang berbentuk seperti benang. Struktur phaeophyta sangat mirip dengan tumbuhan seutuhnya karena memiliki akar, batang dan daun. Reproduksinya secara aseksual dengan membelah diri menghasilkan zoospora atau secara fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan menghasilkan gamet jantan dan betina. Alga cokelat sering dimanfaatkan sebagai makanan, pupuk, dan bahan kosmetik. 7. Rhobdophyta (Alga Merah) Rhobdophyta merupakan kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki pigmen dominan berupa fikoeritrin sehingga warna tubuhnya adalah merah. Selain itu mereka juga memiliki pigmen fikosianin dan klorofil. Habitatnya sebagian besar di laut, dan beberapa di air tawar. Tubuh alga merah terdiri atas banyak lapisan dinding sel, dan mereka tidak memiliki flagella. Anggota filum ini yang telah dikenali berkisar sekitar 4000 spesies yang umumnya merupakan organisme multiseluler. Kebanyakan rhodophyta hidup di laut, dan sebagian kecil dapat ditemukan di air tawar. Reproduksinya dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Secara aseksual rhodophyta dengan membentuk tetraspora. Sedangkan secara seksual langsung dengan gamet jantan dan betina.
  • 40. 36