Virus merupakan partikel submikroskopis yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel inang. Virus terdiri atas asam nukleat dan selubung protein, serta tidak memiliki organel seperti sel. Virus menular melalui kontak langsung atau vektor seperti serangga, dan dapat menginfeksi berbagai jenis sel inang seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri."
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Virus Morfologi
1. 36
BAB 3.3 VIRUS
Kompetensi
Dasar
: Dapat menerangkan ciri dan sifat golongan virus
Indikator : Mhs dapat menerangkan:
1. Sejarah penemuan virus
2. Morfologi dan penyusun partikel virus
3. Habitat dan cara penyebaran virus
4. Sifat dan cara perbanyakan partikel virus
5. Peran ekologi dan ekonomi
Sub Materi
Pokok
: 1. Pengantar
2. Penemuan Virus
3. Morfologi dan penyusun partikel virus
4. Habitat dan penyebaran ekologi
5. Sifat dan cara perbanyakan partikel virus
6. Peran ekologi dan ekonomi
Sumber Bahan/
Bacaan
: 1. Pelczar, MJ. & Chan, ECS. 1986. Dasar Dasar
Mikrobiologi 285-299
2. Timotius, H. 1982. Mikrobiologi Dasar. 182-194
3. Berbagai Sumber Internet
PENGANTAR
Beberpa waktu yang lalu masyarakat kita dipenuhi dengan pemberitaan
tentang epidemi berbagai penyakit, seperti AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrom), SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Demam
berdarah, Flu Burung, dan sejumlah penyakit lainnya yang disebabkan oleh
virus. Sehubungan dengan itu tentu ada baiknya kita mengetahui lebih banyak
tentang apa itu virus, cara virus hidup, memperbanyak diri dan tersebar, dan
juga bagaimana mencegah penyebaran penyakit virus tersebut.
Virus berasal dari bahasa Latin berarti ’racun’, dan virus selalu dikaitkan
dengan berbagai penyakit pada jasad hidup lain.
Bahan-Ajar/ Bab 3-3/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
Dalam pembahasan biologi, virus digolongkan ke dalam kingdom
tersendiri karena sifatnya, antara lain tubuhnya bukan sel (aseluler) tetapi
sebuah partikel dengan ukuran yang sangat (ultra) kecil sehingga hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron, tidak mampu melakukan metabolisme
sendiri, dan statusnya yang tergolong uniq, yaitu antara jasad hidup atau jasad
tidak hidup. Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang virus disebut
Virologi.
Pada paper (hand out) ini akan diuraikan secara ringkas beberapa hal yang
menyangkut tentang virus, dan beberapa informasi tentang viroid dan prion,
yang juga banyak berperan sebagai penyebab penyakit pada tumbuhan dan
binatang ternak.
SEJARAH PENEMUAN VIRUS
Pada saat penelitian tentang mikroba (terutama bakteri) sebagai penyebab
penyakit berkembang pada abad 18-19, beberapa peneliti menemukan
fenomena menarik tentang penyebab penyakit yang tidak diketahui wujudnya.
Sebagai contoh, Edward Jenner (1796) menemukan bahwa penyakit cacar air
(herpes zoster) dapat ditularkan dengan mudah dari penderita cacar air kepada
orang sehat, yaitu hanya dengan mengoleskan cairan berasal dari penderita
cacar kepada orang sehat, beberapa hari kemudian orang sehat tersebut
menderita cacar air. Pada waktu itu diduga penyebab cacar air adalah bakteri,
namun percobaan Louis Pasteur dan Robert Koch untuk mengisolasi patogen
(penyebab) penyakit cacar air, tidak menemukan mikroba (bakteri) apapun
sebagai penyebabnya.
Adolf Meyer (1882) mempelajari suatu penyakit pada tanaman tembakau,
dengan gejala daunnya berbintik-bintik kekuningan dan keriput. Ketika Meyer
mengekstrak daun tanaman yang sakit dan menyemprotkan ke daun tembakau
yang sehat, maka daun tanaman sehat tadi kemudian menjadi sakit dengan
gejala yang sama dengan daun pada tanaman sakit.
Dmitry I. Ivanovsky (1892) dan Martinus M. Beijerinck. (1898)
selanjutnya menemukan beberapa hal penting sehubungan agen penyebab
penyakit bercak-bercak kuning pada daun tembakau, yang di kemudian hari
dikenal sebagai virus mosaik tembakau (TMV/Tobacco Mosaic Virus).
2. 37
Ivanovsky mengekstrak daun tanaman tembakau sakit, disaring
menggunakan saringan Chamberland terbuat dari porselin (dikenal sebagai
filter bakteri), kemudian disemprotkan pada daun yang sehat. Hasilnya daun
tanaman tembakau sehat menjadi sakit. Akan tetapi, jika cairan ekstrak itu
dipanaskan terlebih dahulu kemudian ditularkan, maka tidak ada gejala yang
ditimbulkannya. Ivanovsky berkesimpulan bahwa kemampuan cairan hasil
ekstraksi menularkan penyakit berkaitan dengan kemungkinan: adanya bakteri
patogen yang berukuran sangat kecil yang tidak tersaring oleh saringan
bakteri, atau adanya zat kimia beracun yang dihasilkan oleh bakteri.
Bejerinck, menemukan bahwa sesuatu atau agen yang menyebabkan
penyebab mosaik pada daun tembakau tersebut ternyata tidak dapat tumbuh di
dalam medium biakan bakteri, tidak tampak ketika diamati dengan mikroskop
cahaya, dan tidak mati walaupun dimasukkan ke dalam alkohol. Bejerinck
menyimpulkan bahwa agen tersebut bukanlah bakteri tetapi sesuatu yang
berukuran sangat kecil, dan hanya dapat hidup dalam jasad hidup sebagai
parasit obligat. Beijerinck menyebutkan cairan ekstrak daun tembakau itu
sebagai contagium vivum fluidum, dan agen yang terdapat dalam cairan
yang menular tersebut sebagai virus, yang artinya racun.
Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley berhasil mengkristalkan
virus mosaik tembakau ,dan menunjukkan bahwa virus tersusun atas material
genetik berupa RNA (asam ribonukleat) dan pelindung protein. Mulai saat itu,
orang menjadi tahu bahwa penyebab penyakit yang menyerang tembakau
bukanlah bakteri patogen, tetapi virus yang disebut dengan virus mosaik
tembakau (Tobacco Mosaic Virus, TMV).
Selanjutnya Stanley, berpendapat bahwa virus bukan sel karena dapat
dikristalkan. Virus merupakan peralihan antara status hidup dan tak hidup.
Disimpulkan virus dan bakteri itu berbeda. Virus dapat diikristalkan seperti
benda mati dan akan hidup kembali (aktif memperbanyak diri) jika
disuntikkan pada jasad hidup inangnya. Adapun tubuh bakteri adalah sebuah
sel dan tidak dapat dikristalkan.
Frederick W. Twort (1915) dan Felix H. d’Herelle (1917) menemukan
sejenis virus yang menginfeksi bakteri dan dinamakan bacteriophage
(bakteriofag, virus pemakan bakteri).
Ketika mikroskop elektron ditemukan pada tahun 1940, bentuk virus
dapat diamati untuk pertama kalinya.
Penelitian virus semakin berkembang ketika kultur sel ditemukan (1949).
Virus tidak dapat hidup pada medium agar, sehingga penemuan kultur sel
sangat membantu penelitian virus. Misalnya virus mulai dapat diperbanyak
pada embrio ayam. Selanjutnya diketahui bahwa virus polio hanya dapat
berkembang pada otak simpanse dan sumsum tulang belakang monyet.
Saat ini sekitar 3.600 jenis virus telah diidentifikasi, sebagian besar di
antaranya merupakan penyebab penyakit pada manusia, binatang, serangga,
bakteri, dan tumbuhan.
Setelah biologi molekuler berkembang, virus berguna untuk penyelidikan
gen, mutasi, dan teknik rekombinasi gen.
Selain virus, sekarang telah ditemukan partikel mirip virus tetapi tidak
mempunyai kapsid, yang disebut viroid, Selain juga ditemukan prion, yang
merupakan molekul protein yang infeksius.
Apakah virus merupakan jasad hidup atau jasad tidak hidup?
Tergantung dimana virus berada, apakah di dalam sel inang hidup
(intraseluler) atau di luar sel inangnya (ekstraseluler). Virus menjadi ‘hidup’
dalam keadaan intraseluler sehingga dikatakan sebagai jasad hidup, karena
dapat memperbanyak diri, namun virus ‘mati’ dalam keadaan ekstraseluler
sehingga dikatakan sebagai jasad tidak hidup, karena tanpa sel inang yang
hidup virus tidak dapat melakukan metabolisme sebagaimana sel jasad hidup
lainnya.
Dalam keadaan extraseluler ini partikel virus dapat dikristalkan.
3. 38
MORFOLOGI PARTIKEL VIRUS
1. Struktur partikel
Tubuh virus bukanlah sel (aseluler) karena tidak mempunyai organel-
organel sebagaimana dimiliki suatu sel, tetapi sebuah partikel yang
disebut virion.
Partikel virus berukuran sub-mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan
mikroskop electron, yaitu berkisar antara 20 – 300 nm (1 nm = 1 × 10–9
m).
Virion tersusun atas asam nukleat dan protein. Asam nuk-leat membawa
informasi genetik virus, sedangkan protein yang menyelubungi asam
nukleat ber-fungsi sebagai pelindung. Selubung protei itu disebut kapsid,
sehingga virion dikenal sebagai nukleokapsid.
Asam nukleat virus hanya
terdiri dari DNA (asam dioksi
ribo nukleat) atau RNA (asam
ribo nukleat) saja.
Asam nukleat tersusun atas
3500–600.000 nukleotida
berupa senyawa cincin
pentose – basa purin (Adenine
dan Guanine) dan/atau basa
pirimidin (Thimin/ Urasil dan
Citosin) yang diikat oleh
gugus molekul fosfat; dengan
utas yang berulir (linier), atau
bersambung melingkar
(sirkuler), yang terdiri dari
utas tunggal atau utas ganda
(double stranded).
Kapsid disusun secara simetri
oleh unit-unit molekul protein
penyusun, yang disebut
kapsomer.
Fungsi kapsid adalah:
1. Melindungi asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim
pencernaan (nuklease).
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor
(tempat melekat) pada permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang
ketika melakukan infeksi.
Selain protein pelindung (kapsid), beberapa virus memiliki pelindung
tambahan berupa membran lipoprotein yang membungkus nukleokapsid,
yang disebut sempul atau envelop. Beberapa jenis virus mempunyai alat
tambahan seperti ekor dan serabut, misalnya pada bakterifage..
Partikel virus dapat dikristalkan tanpa menghilangkan sifat atau daya
patogeniknya apabila diinfeksikan ke jasad hidup inangnya;
2. Bentuk partikel
Bentuk partikel virus ber-macam-macam.
4. 39
Berdasarkan bentuk dasar virionnya (kapsid simetri), ada tidaknya sampul
(enve-lop) dan struktur lainnya, partikel virus dapat dibeda-kan menjadi
berbentuk:
A. Heliks tidak bersampul, bugil (naked helical), contohnya TMV;
B. Polihedral – Ikosahedral tanpa sampul, bugil (naked icosahedral).
Contohnya adenovirus
C. Heliks bersampul (enve-loped helical)
D. Ikosahedral bersampul (enveloped icosahe-dral), contohnya virus
influenza
E. Kompleks. contohnya bakteriofage T4. Tubuh virus, seperti bakterio-
fage, terdiri atas kepala, selubung (kapsid), isi tubuh (asam nukleat:
berupa DNA atau RNA), dan ekor.
PENGELOMPOKAN VIRUS
Berdasarkan jenis asam nukleat yang dimilikinya, virus dibagi menjadi
dua kelompok, yakni:
1. Virus yang mengandung RNA disebut juga ribovirus, contohnya
adalah virus toga penyebab demam kuning; retrovirus penyebab
AIDS; dan virus rhabdo penyebab rabies.
2. Virus yang mengandung DNA (deoksiribovirus), contohnya adalah
virus herpes penyebab herpes; virus POX penyebab cacar; dan virus
mosaik penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau.
5. 40
Berdasarkan jenis inangnya, virus dibedakan menjadi tiga kelompok.
1. Virus tumbuhan, dapat menginfeksi sel tumbuhan, biasanya
disebarkan oleh serangga dan organisme lain. Asam nukleat
kelompok ini adalah RNA.
2. Virus binatang, dapat menginfeksi hampir semua jenis binatang dari
protozoa sampai manusia. Beberapa jenis virus hanya dapat
menginfeksi satu jenis binatang, namun ada pula yang mampu
menginfeksi beberapa jenis binatang sekaligus. Asam nukleat
kelompok ini adalah DNA.
3. Virus bakteri, yaitu virus yang dapat menginfeksi bakteri, dikenal
sebagai bakteriofage. Asam nukleat kelompok ini adalah DNA.
HABITAT DAN CARA PENYEBARAN
Virus dapat ditemukan di berbagai tempat, tergantung inangnya berada,
karena sebagai parasit obligat virus membutuhkan inang hidup untuk
berkembang.
Virus tersebar atau menular secara langsung dan tidak langsung. Pada
manusia dan binatang, melalui batuk, bersin, atau bersentuhan sudah
dapat menularkan, misalnya virus influenza, selesma, dan gondong. Virus
anjing gila ditularkan melalui gigitan. Peralatan makan seperti piring dan
sendok dari seorang penderita sakit dapat menularkan virus ke orang
lainnya.
Selain itu, virus disebarkan dan ditularkan melalui vector (pembawa
hidup), misalnya serangga nyamuk, yang dapat menularkan beberapa
virus seperti penyebab demam berdarah dan cikungunya, .Kutu daun
merupakan vektor TMV pada tembakau, sedangkan serangga wereng
berperan sebagai vector penyakit tungro pada tanaman padi.
CARA HIDUP VIRUS
Partikel virus bukanlah sel karena virus tidak mempunyai organela seperti
ribosom, mitokondria, badan golgi, dan sebagainya. Virus hanya memiliki
asam nukleat dan selubung protein, sehingga tidak mungkin melakukan
metabolisme. Bagaimana virus dapat hidup dan berkembang biak?
Karena virus tidak dapat menghasilkan energi sendiri dan mensintesis
protein enzim, maka untuk berkembang dan memperbanyak diri
membutuhkan sel hidup yang aktif melakukan metabolisme. Virus
mendapatkan enzim dan bahan-bahan metabolisme dari sel yang inang
yang ditumpanginya. Oleh karena itu virus dikatakan bersifat parasit
sejati.
Bagian virus yang dapat menginfeksi sel inang adalah asam nukleat. Di
dalam sel inang virus akan merusak DNA sel inang dan mengendalikan
fungsi-fungsi fisiologi sel dan memerintahkan sel inang untuk membentuk
virus-virus baru. Pembentukan virus baru ini disebut replikasi.
CARA PERBANYAKAN
Seperti telah dibahas sebelumnya, virus memerlukan sel hidup untuk
berkembang biak. Sel hidup tersebut dapat berupa sel manusia, sel
binatang, sel tumbuhan ataupun sel mikroba.
Umumnya, virus menyerang dan berkembang pada sel hidup yang
spesifik. Contohnya, virus bakteriofage hanya menyerang bakteri, virus
rabies hanya menyerang mamalia, dan virus mosaik hanya menyerang
tumbuhan tembakau. Selain itu, bahkan ada virus yang hanya menyerang
sel atau jaringan saja. Contohnya, HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang menyerang sel darah putih dan virus polio yang hanya menyerang
sel saraf tepi dan sel-sel epitel.
Replikasi Virus
Replikasi virus pada sel inang terdiri beberapa tahapan, ter-gantung siklus
yang dijalani.
1. Tahap adsorbsi (pencantolan) virion pada tempat (reseptor) tertentu
pada permukaan sel inang. Kejadian pada tahap ini virion menempel
pada permu-kaan sel inang.
2. Tahap penetrasi. Kejadian pada tahap ini virion (heliks dan
ikosahedral) ditelan oleh sel inang (fagositosis) sehingga
nukleokapsid kemudian berada dalam sel inang. Tahapan ini diikuti
de-ngan pelepasan asam nukleat dari kapsid masuk ke dalam inti sel
inang. Pada bakteriofag, virion menginjeksikan asam nukleatnya saja,
sehingga tidak ada tahapan pelepasan asam nukleat tersebut.
6. 41
3. Tahap transkripsi asam nuk-leat menjadi mRNA, diikuti translasi,
meng-hasilkan protein virus dan beberapa enzim antara lain RNA atau
DNA polymerase.
4. Tahap replikasi asam
nukleat virion,
produksi kapsid dan
beberapa komponen
partikel virus lainnya.
5. Tahap perakitan.
Nukleokapsid dirakit
dan dikeluarkan ke
sitoplasma
6. Tahap pelepasan
virion melalui proses
lisis sel inangnya.
Di dalam sel inangnya,
sebagaimana ditemukan
pada virus bakteriofage
T4, yang menyerang
bakteri Escherichia coli,
terdapat dua siklus
reproduksi virus, yakni
siklus litik dan siklus
lisogenik.
1. Siklus Litik
1) Siklus litik merupakan siklus reproduksi virus yang puncaknya
ditandai dengan matinya sel inang. Pada saat membran dinding sel
inang pecah atau lisis, virus-virus baru yang terbentuk di dalam sel
inang akan keluar dan siap untuk menginfeksi sel inang yang baru.
2) Siklus litik pada virus bakterio-fage, dimulai ketika ekor bakteriofage
menancap pada bagian luar permukaan sel E. coli. Selanjutnya,
pembungkus ekor akan masuk lebih dalam menembus membran sel,
menyuntikkan DNA virus ke dalam sel E. coli.
3) Sekali DNA virus masuk, sel E.coli mulai mengartikan gen-gen virus.
Salah satu gen pertama yang diartikan oleh sel E. coli adalah gen
untuk menghasilkan enzim penghan-cur DNA sel E. coli sendiri.
Setelah DNA sel E. Coli hancur, DNA virus mengambil alih
metabolisme sel inang. DNA virus memerintahkan metabolisme sel
inang untuk membentuk komponen virus. Komponen-komponen
tersebut terdiri atas kepala, ekor, dan serat ekor. Setelah itu,
komponen-komponen tersebut akan membentuk virus-virus baru di
dalam sel bakteri tadi.
4) Akhirnya gen dalam DNA virus memerintahkan metabolisme sel
inang untuk memproduksi enzim (lisozim) yang dapat merusak
dinding sel bakteri. Enzim tersebut menyebabkan dinding sel lisis
(pecah) sehingga sekitar 100 hingga 200 virus akan dikeluarkan dari
dalam sel bakteri.
5) Keseluruhan tahapan tersebut memerlukan waktu kurang dari 1 jam.
2. Siklus Lisogenik
Pada siklus lisogenik, materi genetik virus diproduksi di dalam sel
bakteri tanpa menghancurkan inangnya atau dinding sel bakteri tidak
mengalami lisis.
Tahap awal dari siklus ini adalah virus bakteriofage menempel pada
dinding sel bakteri. Kemudian, melalui ekornya menyuntikkan utas
DNA ke dalam sel bakteri. DNA virus kemudian menyisip ke dalam
DNA bakteri. DNA baru tersebut dinamakan profage. Dalam keadaan
ini DNA virus ini bersifat laten (tidak aktif membelah)
Profage kemudian mengadakan replikasi mengikuti proses
pembelahan sel inangnya.
Apabila keadaan lingkungan menguntungkan, profage akan memasuki
tahap selanjutnya, yakni siklus litik. Pada tahap tersebut, terjadi
biosintesis yang diakhiri dengan pembentukan dan pelepasan virus-
virus baru.
Bahan-Ajar/ Bab 3-3/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
7. 42
PERAN EKOLOGI DAN EKONOMI
Virus umumnya merugikan dan menyebabkan penyakit pada berbagai
organisme lainnya, meliputi binatang, manusia, tumbuhan, dan mikroba.
Meskipun demikian, bagi manusia virus memiliki peran yang menguntungkan
juga.
a. Peran Virus yang Menguntungkan
Virus digunakan dalam pembuatan vaksin. Vaksin merupakan bahan yang
dapat menimbulkan reaksi imun (kekebalan) pada organisme yang
disuntikkan vaksin. Vaksin dapat berupa virus yang dilemahkan atau
bagian dari virus tersebut. Contohnya, vaksin polio. berfungsi mencegah
penyakit polio, yakni suatu kelainan pada tulang yang dapat menyebabkan
kelumpuhan.
b. Peran Virus yang Merugikan.
1) Virus Manusia
Virus yang menyerang manusia. Contohnya, HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan AIDS; virus H5N1
penyebab flu burung; virus ebola yang menyebabkan penyakit
ebola; virus hepatitis yang menyebabkan penyakit hati atau
hepatitis; dan virus influenza..
2) Virus Binatang
Contoh penyakit rabies pada monyet, kucing dan anjing
disebabkan rhabdovirus. Binatang yang terjangkit, jika menggigit
manusia dapat menularkan penyakit rabies pada manusia.
Contoh lainnya adalah penyakit tetelo pada ayam yang disebut
juga New Castle Disease (NCD). Gejalanya adalah mencret pada
ayam.
3) Virus Tumbuhan
Contoh virus yang menyerang tumbuhan adalah virus tungro.
Virus ini menyerang tanaman padi. Padi ini diserang oleh virus
yang menyebabkan padi menjadi kerdil. Contoh lainnya adalah
virus mosaik atau Tobacco mosaic virus (TMV) yang
menyebabkan penyakit mosaik pada daun tembakau.
PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT VIRUS
1. Pola hidup sehat
Secara umum penyebaran penyakit virus dapat dicegah dengan pola
hidup bersih dan higienis. Misalnya tidak melakukan seks bebas. Pola
hidup ini akan mencegah penyebaran virus penyebab penyakit.
2. Sanitasi lingkungan
Dimaksudkan untuk menghilangkan sumber penularan, dan
memberantas atau mengendalikan terutama vector penyebar virus.
Untuk mencegah perkembangan penyakit muntaber atau demam
berdarah, masyarakat dianjurkan untuk melakukan 3M (Menguras
bak air, Menutup wadah air, dan Mengubur bejana yang dapat
8. 43
menampung air) untuk menekan perkembangan nyamuk Aedes yang
menjadi vector penyakit.
3. Vaksinasi - imunisasi
Tubuh yang sehat mempunyai pertahanan yang baik terhadap
serangan virus. Secara alami pertahanan tubuh terhadap infeksi virus
adalah dengan mekanisme fagositosis oleh sel darah putih (leukosit)
dan pembentukan antibodi. Antibodi terbentuk di dalam tubuh jika
ada protein asing dari virus masuk ke dalam tubuh (disebut antigen).
Pembentukan antigen dapat dirangsang dengan pemberian vaksinasi.
Vaksin dapat berupa virus mati atau virus hidup yang sudah
dilemahkan. Ketika virus yang telah mati atau dilemahkan pada
vaksin masuk ke dalam tubuh, tubuh merespons dengan membentuk
antibodi yang dapat melawan virus tersebut, sehingga ketika terjadi
infeksi oleh virus yang sebenarnya, tubuh telah kebal.
Namun vaksin tidak bekerja sama baiknya untuk semua orang dan
tidak dapat memberantas semua penyakit virus. Satu vaksin hanya
efektif untuk satu jenis virus. Oleh karena itu sekarang dikembangkan
vaksin virus ganda atau multivalen. Satu suntikan vaksin ini dapat
membuat kebal seseorang terhadap beberapa serangan virus sekaligus.
4. Menggunakan bahan yang bebas virus
Dalam hal ini dianjurkan untuk tidak menggunakan alat atau bahan
yang sudah terkontaminasi virus, misalnya alat suntik, pisau bedah,
dan larutan atau darah untuk transfusi.
Di bidang pertanian, misalnya tidak menggunakan bibit atau benih,
dan alat-alat pertanian yang terkontaminasi atau mengandung virus.
Melakukan sanitasi lingkungan pertanaman, memberantas serangga
vector dan memusnahkan tanaman terinfeksi virus untuk
menghilangkan sumber penularan.
V I R O I D
Viroid pertamakali ditemukan oleh Theodor Otto Diener, seorang ahli
penyakit tanaman yang bekerja di Pusat Penelitian Pertanian di Maryland
pada tahun 1971. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih
kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Ia
menamakannya viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang,
menyebabkan umbi kentang menggelendong (spindle tuber disease).
Viroid mirip dengan virus, yaitu hanya mampu bereproduksi di dalam sel
hidup sebagai partikel RNA. Akan tetapi, viroid berbeda dengan virus
dimana setiap partikel RNA berisi RNA tunggal yang spesifik, yang
tersusun dari potongan pendek (beberapa ratus basa nukleotida). Selain
itu, viroid berbeda dengan virus, karena struktur penyusun viroid tidak
memliki kapsid.
Ukuran viroid sangat kecil; yaitu 80 kali lebih kecil daripada virus.
Saat ini telah diketahui viroid menjadi agen penyebab penyakit pada
benyak jenis tanaman. Viroid misalnya dikenal menginfeksi dan
menghambat pertumbuhan tanaman chrysanthemum (sejenis tanaman
bunga), penyebab gejala yellowing pada tanaman mentimun, penyebab
penyakit cadang-cadang pada tanaman kelapa, dan lainnya..
P R I O N
Pada tahun 1982, ahli neurobiologi Stanley Prusiner mengajukan pendapat
tentang protein yang menyebabkan penyakit neurologis Scrapie, yang
merupakan peristiwa degenerasi neural pada domba. Prusiner menamakan
protein infektif ini prion.
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa
peneliti percaya bahwa prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena
prion terlalu kecil untuk menampung asam nukleat, dan karena prion tidak
dapat dirusak oleh enzim nuklease.
Penyakit karena prion yaitu transmissible spongiform encephalopathies
(TSEs) merupakan penyakit neurologis yang progresif, berakibat fatal
pada manusia dan hewan. Para peneliti percaya prion adalah penyebab
penyakit Creutzfeldt-Jakob. Penyakit tersebut tergolong penyakit
9. 44
neurologis yang menyebabkan dementia progresif, pertama kali
diobservasi oleh Hans Gerhard Creutzfeldt dan Alfon Maria Jakob pada
tahun 1920.
Prion adalah agen menular yang terdiri terutama dari protein. Sampai saat
ini, semua agen yang telah ditemukan berkaitan dengan keadaan mis-
folded protein; protein sendiri tidak self-replicate dan prosesnya
tergantung pada keberadaan polipeptida pada organisme inang. Bentuk
mis-folded prion protein terlibat dalam sejumlah penyakit ternak mamalia,
termasuk bovine spongiform encephalopathy (BSE, juga dikenal sebagai
"penyakit sapi gila") dan penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia.
Semua penyakit prion diketahui mempengaruhi struktur otak atau lain
jaringan saraf, dan semua saat ini tak tersembuhkan dan selalu fatal.
Secara umum penggunaan, prion adalah unit teoretis infeksi. Dalam notasi
ilmiah, PrPC mengacu pada bentuk endogen protein prion (PrP), yang
ditemukan di banyak jaringan, sementara PrPSc mengacu pada bentuk
mengacaukan PrP, yang bertanggung jawab untuk pembentukan amiloid
plak dan neurodegeneration.
Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion
untuk mempelajari asal mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan
dapat menyebabkan penyakit.
Bahan-Ajar/ Bab 3-3/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan virus?
2. Apakah ia termasuk makluk hidup?
3. Uraikan sejarah penemuan virus, dan sebutkan beberapa peneliti yang
berjasa dalam penelitian awal tentang virus tersebut!
4. Terangkan tentang virion atau partikel virus!
5. Bagaimanakah sifat virus dalam hubungannya dengan sel inangnya?
6. Terangkan, bagaimana bakteriofag memperbanyak diri dalam sel
bakteri inangnya!
7. Apa arti virus bagi kepentingan manusia?
8. Berikan beberapa contoh penyakit yang disebabkan VIRUS secara
umum, dan secara khusus pada tanaman budidaya!
9. Terangkan perbedaan antara virus, viroid dan prion!
10. Berikan pendapat, jika tidak ada virus di bumi ini!