SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Perdarahan Antepatum dan
Pospartum
Kelompok IX:
RISTIANI
CHINDY FATIKADILLA PUTRI
CICA SITI KHOTUAH
CITRA ELVIONITA
DESSY MUSTIKA RAHMAWATI
SUMARNI
Patofisiologi dalam Kebidanan
TERMIN 1
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Implantasi Plasenta Normal
Arteri dan Vena
Uterine
Uterus
1.Fundus
2.Korpus
3.Serviks Uteri
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Perdarahan adalah keluarnya darah dari
pembuluh darah akibat kerusakan (robekan)
pembuluh darah. Kehilangan darah bisa
disebabkan perdarahan internal dan
eksternal.
Oksigen, nutrisi, dan
hormon dikirim ke bayi
limbah dan karbondioksida
dikirim dari bayi
Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 2012).
Plasenta Previa
Solusio plasenta
Insertio Velamentosa
Ruptura Sinus Marginalis
Perdarahan Antepartum dapat berasal dari:
Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR)
sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir
(Ostium uteri Internum)
Klasifikasi Plasenta Previa :
Letak Rendah
Marginalis
Parsialis
Totalis
Faktor penyebab :
1. Endometrium di fundus uteri belum
siap menerima implantasi
2. Faktor resiko :
- Usia >35 tahun atau <20 tahun
- Paritas
- Riwayat pembedahan rahim
- Jarak persalinan yang dekat < 2 tahun
- Hipoplasia endometrium
- Korpus luteum bereaksi lambat
Tanda khas :
1. Perdarahan tanpa rasa sakit
2. Darahnya bewarna merah segar
Patofisiologi :
Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya
normal pada fundus/korpus uteri sebelum janin lahir yang
terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin
dilahirkan.
Ringan Sedang Berat
Manifestasi Klinis : Faktor peningkat:
1. Usia, Paritas, Ras, dan Faktor Familial
2. Hipertensi
3. KPD dan Pelahiran kurang bulan
4. Merokok
5. Kokain
6. Trombofilia
7. Solusio Traumatic
8. Leiomioma
9. Solusio Berulang
Patofisiologi :
Solusio plasenta dimulai oleh pendarahan kedalam
desidua basalis
Pembentukan hematoma desidua
yang menyebabkan pemisahan,
kompresi dan akhirnya terpisah
plasenta yang terletak didekatnya.
Daerah terpisahnya plasenta
dengan cepat meluas dan
mencapai tepi plasenta.
Dengan ciri khas pengeluaran
darah pervaginam yang kehitam-
hitaman atau berwarna gelap.
Insertio Velamentosa
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang
tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi
pada selaput janin sehingga pembuluh darah
umblikus berjalan diantara amnion dan
korion menuju plasenta.
pembuluh darahnya berinsersi pada membran,
maka pembuluh darahnya berjalan antara
funiculus umbilikalis dan plasenta melewati
membran. Bila pembuluh darah tersebut berjalan
didaerah ostium uteri internum, maka
disebut vasa previa.
Insertio Velamentosa
Plasenta
Vasa previa ini sangat berbahaya karena pada
waktu ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak
dan menimbulkan perdarahan yang berasal dari
anak.
Gejalanya ialah perdarahan segera setelah
ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal
dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak
menjadi buruk
Ruptura Sinus Marginalis
Ruptura sinus marginalis (solusio plasenta ringan) adalah
terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah
banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu atau pun
janinnya. Ari-ari terlepas sebagian kecil. Ditunjukkan dengan
gejala perut sedikit nyeri, rahim mulai menegang dan keluar
darah agak kehitaman
Diagnosis:
Dari hasil anamnesa terdapat perdarahan pervaginam, warnanya kehitam-hitaman dan
sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa adak tegang yang sifatnya terus-menerus.
Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba, pada pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan dan ketuban tegang dan menonjol. Pada waktu persalinan, perdarahan
terjadi tanpa rasa sakit dan menjelang pembukaan lengkap perlu dipikirakan kemungkinan
perdarahan karena sinus marginalis yang pecah.
TERMIN 2
Perdarahan Postpartum
Perdarahan lebih darah 500 ml (pada persalinan per vaginal) atau lebih dari
1000 ml (pada persalinan caesar) setelah bayi lahir.
Menurut terjadinya dibagi atas dua bagian:
Perdarahan post partum dini
• terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir
Perdarahan post partum lanjut
• terjadi setelah 24 jam sampai 6 minggu setelah bayi lahir.
Gambaran klinis perdarahan postpartum berupa perdarahan terus-terusan
dan keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut
nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah
pucat dan dingin dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat
dan akhirnya coma serta meninggal.
Penyebab perdarahan post partum dikenal sebagai 4T, yaitu (Kemenkes RI, 2013) :
Tone
Tissue
Trauma
Thrombin
Atonia Uteri
Retensio Plasenta Rest Plasenta
Ruptura Uteri Robekan Jalan Lahir Inversio Uteri
Gangguan Pembekuan Darah
Tone
Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi
setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-
serat miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah
pada tempat perlengketan plasenta (Prawirohardjo, 2014).
Muscle
Fibrae
Blood
Vescels
faktor predisposisi :
1. Overdistention uterus
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan
plasenta
Tanda dan Gejala (Sukarni, dkk, 2013):
1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera setelah anak lahir
(post partum primer).
3. Fundus uteri naik
4. Terdapat tanda-tanda syok
Pencegahan atonia uteri:
Atonia uteri dapat dicegah dengan
Managemen aktif kala III
Proses Persalinan dan Pospartum
Tissue Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin,
2011).
Kondisi umum yang menjadi penyebab retensio plasenta adalah :
a. Plasenta Adhesiva
a) Plasenta akreta
b) Plasenta inkreta
c) Plasenta perkreta
b. Plasenta Inkarserata
c. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung
kemih atau rektum penuh
Tissue Rest Plasenta
Rest plasenta adalah jika ditemukan adalah kotiledon yang tidak
lengkap dan masih ada perdarahan pervagina padahal plasenta sudah
lahir ( Jannah, 2011 ).
Penyebab rest plasenta:
Pengeluaran plasenta tidak hati-hati, his kurang baik
Salah pimpinan kala III
Abnormalitas plasenta
Kelahiran bayi yang terlalu cepat
Trauma
Ruptura Uteri
Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat
berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang
juga pada kehamilan tua.
Menurut cara terjadinya ruptura uteri terbagi
atas;
1) Ruptur uteri spontan,
2) Ruptur uteri traumatik.,
3) Ruptur uteri pada parut uterus
(Prawirohardjo, 2014).
Trauma
Robekan Jalan Lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan
spontan perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena
versi ekstrasi.
Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu :
Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu :
Trauma
Inversio Uteri
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus
uteri) memasuki cavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke
dalam kavum uteri bahkan kedalam vagina atau keluar vagina dengan dinding
endometriumnya sebelah luar (Prawirohardjo, 2014).
Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu :
Inversio uteri dibagi atas (Manuaba, 2008):
Inversio Uteri Ringan Inversio Uteri Sedang Inversio Uteri Berat
Thrombin
Gangguan Pembekuan Darah
Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki
peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada
daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partum sekunder.
PERDARAHAN POSTPARTUM
PERDARAHAN POSTPARTUM
PERDARAHAN POSTPARTUM

More Related Content

Similar to PERDARAHAN POSTPARTUM

Referat placenta previa
Referat placenta previaReferat placenta previa
Referat placenta previarayakurniawan
 
Perdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxPerdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxFITRIANOVIANTI4
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVpjj_kemenkes
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperfegrianafia
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteriarozi14
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partumfhermien
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumIsma Nur'aini
 
INTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptxINTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptxdevinurmalita
 
Placenta previa
Placenta previaPlacenta previa
Placenta previaresiy
 

Similar to PERDARAHAN POSTPARTUM (20)

Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNARetensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Referat placenta previa
Referat placenta previaReferat placenta previa
Referat placenta previa
 
Perdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxPerdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptx
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
solusio plasenta
solusio plasentasolusio plasenta
solusio plasenta
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partum
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
INTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptxINTRANATAL KALA 3.pptx
INTRANATAL KALA 3.pptx
 
retensio plasenta
retensio plasentaretensio plasenta
retensio plasenta
 
Rangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata rahaRangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata raha
 
Placenta previa
Placenta previaPlacenta previa
Placenta previa
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

PERDARAHAN POSTPARTUM

  • 1. Perdarahan Antepatum dan Pospartum Kelompok IX: RISTIANI CHINDY FATIKADILLA PUTRI CICA SITI KHOTUAH CITRA ELVIONITA DESSY MUSTIKA RAHMAWATI SUMARNI Patofisiologi dalam Kebidanan
  • 3. Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta Implantasi Plasenta Normal Arteri dan Vena Uterine Uterus 1.Fundus 2.Korpus 3.Serviks Uteri
  • 4. Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat kerusakan (robekan) pembuluh darah. Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal dan eksternal. Oksigen, nutrisi, dan hormon dikirim ke bayi limbah dan karbondioksida dikirim dari bayi
  • 5.
  • 6. Perdarahan Antepartum Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 2012). Plasenta Previa Solusio plasenta Insertio Velamentosa Ruptura Sinus Marginalis Perdarahan Antepartum dapat berasal dari:
  • 7. Plasenta Previa Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) Klasifikasi Plasenta Previa : Letak Rendah Marginalis Parsialis Totalis
  • 8. Faktor penyebab : 1. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi 2. Faktor resiko : - Usia >35 tahun atau <20 tahun - Paritas - Riwayat pembedahan rahim - Jarak persalinan yang dekat < 2 tahun - Hipoplasia endometrium - Korpus luteum bereaksi lambat Tanda khas : 1. Perdarahan tanpa rasa sakit 2. Darahnya bewarna merah segar Patofisiologi :
  • 9. Solusio plasenta Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus/korpus uteri sebelum janin lahir yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin dilahirkan. Ringan Sedang Berat Manifestasi Klinis : Faktor peningkat: 1. Usia, Paritas, Ras, dan Faktor Familial 2. Hipertensi 3. KPD dan Pelahiran kurang bulan 4. Merokok 5. Kokain 6. Trombofilia 7. Solusio Traumatic 8. Leiomioma 9. Solusio Berulang
  • 10. Patofisiologi : Solusio plasenta dimulai oleh pendarahan kedalam desidua basalis Pembentukan hematoma desidua yang menyebabkan pemisahan, kompresi dan akhirnya terpisah plasenta yang terletak didekatnya. Daerah terpisahnya plasenta dengan cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Dengan ciri khas pengeluaran darah pervaginam yang kehitam- hitaman atau berwarna gelap.
  • 11. Insertio Velamentosa Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta. pembuluh darahnya berinsersi pada membran, maka pembuluh darahnya berjalan antara funiculus umbilikalis dan plasenta melewati membran. Bila pembuluh darah tersebut berjalan didaerah ostium uteri internum, maka disebut vasa previa. Insertio Velamentosa Plasenta
  • 12. Vasa previa ini sangat berbahaya karena pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak dan menimbulkan perdarahan yang berasal dari anak. Gejalanya ialah perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk
  • 13. Ruptura Sinus Marginalis Ruptura sinus marginalis (solusio plasenta ringan) adalah terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu atau pun janinnya. Ari-ari terlepas sebagian kecil. Ditunjukkan dengan gejala perut sedikit nyeri, rahim mulai menegang dan keluar darah agak kehitaman Diagnosis: Dari hasil anamnesa terdapat perdarahan pervaginam, warnanya kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa adak tegang yang sifatnya terus-menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba, pada pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan ketuban tegang dan menonjol. Pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa rasa sakit dan menjelang pembukaan lengkap perlu dipikirakan kemungkinan perdarahan karena sinus marginalis yang pecah.
  • 15. Perdarahan Postpartum Perdarahan lebih darah 500 ml (pada persalinan per vaginal) atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan caesar) setelah bayi lahir. Menurut terjadinya dibagi atas dua bagian: Perdarahan post partum dini • terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir Perdarahan post partum lanjut • terjadi setelah 24 jam sampai 6 minggu setelah bayi lahir.
  • 16. Gambaran klinis perdarahan postpartum berupa perdarahan terus-terusan dan keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucat dan dingin dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal. Penyebab perdarahan post partum dikenal sebagai 4T, yaitu (Kemenkes RI, 2013) : Tone Tissue Trauma Thrombin Atonia Uteri Retensio Plasenta Rest Plasenta Ruptura Uteri Robekan Jalan Lahir Inversio Uteri Gangguan Pembekuan Darah
  • 17. Tone Atonia Uteri Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat- serat miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Prawirohardjo, 2014). Muscle Fibrae Blood Vescels faktor predisposisi : 1. Overdistention uterus 2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua. 3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek 4. Partus lama / partus terlantar 5. Malnutrisi. 6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta
  • 18. Tanda dan Gejala (Sukarni, dkk, 2013): 1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek 2. Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer). 3. Fundus uteri naik 4. Terdapat tanda-tanda syok Pencegahan atonia uteri: Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III Proses Persalinan dan Pospartum
  • 19. Tissue Retensio Plasenta Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2011). Kondisi umum yang menjadi penyebab retensio plasenta adalah : a. Plasenta Adhesiva a) Plasenta akreta b) Plasenta inkreta c) Plasenta perkreta b. Plasenta Inkarserata c. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh
  • 20. Tissue Rest Plasenta Rest plasenta adalah jika ditemukan adalah kotiledon yang tidak lengkap dan masih ada perdarahan pervagina padahal plasenta sudah lahir ( Jannah, 2011 ). Penyebab rest plasenta: Pengeluaran plasenta tidak hati-hati, his kurang baik Salah pimpinan kala III Abnormalitas plasenta Kelahiran bayi yang terlalu cepat
  • 21. Trauma Ruptura Uteri Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua. Menurut cara terjadinya ruptura uteri terbagi atas; 1) Ruptur uteri spontan, 2) Ruptur uteri traumatik., 3) Ruptur uteri pada parut uterus (Prawirohardjo, 2014).
  • 22. Trauma Robekan Jalan Lahir Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstrasi. Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu : Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu :
  • 23. Trauma Inversio Uteri Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri) memasuki cavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri bahkan kedalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar (Prawirohardjo, 2014). Laserasi dalam jalan lahir memiliki derajat tertentu : Inversio uteri dibagi atas (Manuaba, 2008): Inversio Uteri Ringan Inversio Uteri Sedang Inversio Uteri Berat
  • 24. Thrombin Gangguan Pembekuan Darah Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partum sekunder.