Modul ini membahas kedaruratan obstetri pada kehamilan seperti abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, perdarahan ante partum seperti plasenta previa dan solusio plasenta, serta preeklampsia dan eklampsia beserta penatalaksanaannya.
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Setelah selesai
mempelajari materi
pada KB 1 ini, Anda
diharapkan mampu
mengidentifikasi
kasus-kasus
kedaruratan Obstetri
pada kehamilan dan
penatalaksanaannya.
MODUL3Mata Kuliah: Obstetrri
Penulis: Titik Hindriati, SPd, M.Kes
Editor: Drs. Waldopo, M.Pd
Kegiatan Belajar 1
“KEDARURATAN OBSTETRI
PADA KEHAMILAN DAN
PENATALAKSANAANYA ”
Prodi: Kebidanan
Semester: 03
2. Kedaruratan Obstetri
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2015
Kegiatan Belajar 1
http://www.opposingviews.com/sites/default/files/featured_image/belly_4.jpg
3. Tahukah kamuyang dimaksud dengan
http://arcfinancialllc.com/wp-content/uploads/2013/10/Ask-The-Right-Questions-.jpg
KEDARURATAN
OBSTETRI
PADA KEHAMILAN DAN
PENATALAKSANAANNYA
6. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
adanya amenore, tanda-tanda
kehamilan, perdarahan hebat pervagina,
pengeluaran jaringan plasenta dan
kemungkinan kematian janin.
7. Seorang perempuan datang dengan perdarahan
pervagina pada kehamilan muda, kemungkinan
adalah abortus iminens,
bila perdarahan disertai dengan keluarnya
sebagian buah kehamilan, disebut abortus
inkomplit, dan
bila buah kehamilann keluar lengkap dengan
plasenta maka disebut abortus komplit
8. Seorang perempuan datang dengan perdarahan
pervagina pada kehamilan muda, kemungkinan
adalah abortus iminens,
bila perdarahan disertai dengan keluarnya
sebagian buah kehamilan, disebut abortus
inkomplit, dan
bila buah kehamilann keluar lengkap dengan
plasenta maka disebut abortus komplit
9. Seorang perempuan datang dengan perdarahan
pervagina pada kehamilan muda, kemungkinan
adalah abortus iminens,
bila perdarahan disertai dengan keluarnya
sebagian buah kehamilan, disebut abortus
inkomplit, dan
bila buah kehamilann keluar lengkap dengan
plasenta maka disebut abortus komplit
10. Mola Hidatidosa adalah chorionic villi yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah
anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil
anggur atau mata ikan- Mochtar, Rustam, dkk, 1998:238
“ “
12. Kehamilan Ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut,
tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat
yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars
intertistialis atau dalam tanduk rudimeter rahim.
13. Kehamilan Ektopik merupakan kehamilan
yang berbahaya karena tempat implantasinya
tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh
kembang mencapai aterm.
16. Plasenta Previa adalah plasenta yang terletak
pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Dapat menimbulkan perdarahan dari uterus
yang mengalir ke kanalis servikalis sebelum
persalinan (umur kehamilan lebih dari 20 minggu)
17. Gejala Utama Plasenta Previa
adalah pendarahan tanpa sebab
tanpa rasa nyeri, dan darah
berwarna merah segar
18. Solusio Previa adalah Plasenta terlepas
lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi
sangat tiba-tiba dan biasanya pasien dalam
keadaan syok dan janinnya telah meninggal.
19. Tanda dan Gejala yang nyata
adalah uterus sangat tegang
seperti papan dan sangat nyeri
20. Semua pasien dengan perdarahan per vagina
pada kehamilan trimester ketiga, harus
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam,
Segera dilakukan operasi persalinan untuk
dapat menyelamatkan ibu dan anak serta
untuk mengurangi kesakitan dan kematian !
21. Terakhir kita akan membahas mengenai
Preeklampsia dan Eklampsia, yaitu …
22. Preeklampsia (toksemia) adalah suatu kondisi
yang dapat dialami oleh setiap ibu hamil, ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah yang
diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam
urine, pembengkakan pada kaki dan tangan.
23. Sedangakan Eklampsia merupakan
kondisi lanjutan dari preeklampsia berat
yang tidak teratasi dengan baik. Sehingga
menimbulkan kejang sampai koma baik
sebelum, saat atau setelah melahirkan
24. Penanganan Preeklampsi-Eklampsi
Pengobatan preeklampsi-eklampsi yang tepat
sampai saat ini adalah MGSO4,
Dosis awal pemberian 4 gr MgSO4 segera lanjutkan
dengan 6 gr % MgSO4 dalam larutan Ringer laktat
Bebaskan jalan nafas pemberian oksigen+masker 4-6 ltr
25. Penanganan Preeklampsi-Eklampsi
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Mencegah risiko aspirasi pasien baring pada
sisi kiri
Persalinan tidak lebih dari 24 jam pada
eklampsi dalam 6 jam sejak gejala eklampsi
timbul
26. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1
Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya.
Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut Saudara
belum Saudara kuasai