3. TEORI BIOLOGIS
Teori ini merupakan sinonim dari evolusi darwin, teori ini merujuk kepada bakat yang dimiliki
seseorang dan faktor gen. Perkembangan yang dialami oleh individu dilihat sebagai pertumbuhan dan
pemasakan organisme. Pengaruh lingkungan sangatlah menetukan sifat yang akan terwujud yang
dimiliki organisme dalam periode tertentu. Kelemahan teori ini terlihat didalam penelitian anak
kembar. Anak kembar yang dilahirkan dari satu sel telur apabilah dibesarkan dalam mileu yang
berbeda maka akan menghasilkan individu yang berbeda pula. Perbedaan tersebut terlihat melalui
banyak sedikitnya pendidikan formal yang dialami.
4. Teori Lingkungan
Disebut juga teori belajar,Mileu (lingkungan primer), sosialisasi yang bersifat positif dan sosiologis. Disini individu beerkembang
dengan lingkungan, belajar untuk bersosialisasi dengan sesama dalam menjalin hubungan, belajar untuk memahami karakteristik
suatu kelompok. Dalam lingkungan perkembangan berjalan seiring dengan prinsip sosialisasi/ proses belajar. Dalam bahasa
antropologi disebut ekulturasi. Perkembangan dalam teori ini dipandang sebagai bentuk perubahan dalam disposisi (potensi
untuk bertingkah laku dan bersikap) seseorang yang bersifat relatif tetap.Adapun tiga pokok model belajar manusia yaitu:
1. Belajar sensori motorik
2. Belajar sosial
3. Belajar kognitif
Disinilah peran lingkungan relatif mempengaruhi pertumbuhan individu, karena pengaruh budaya, akan tumbuh sifat fanatik
yang khas dari tiap daerah yang membentuk individu tersebut. Misalnya: Sifat sporter Aremania dengan Viking sangatlah
berbeda, karena tiap daerah memilliki karakteristik yang berbeda meskipun sama sama biru.
5. TEORI PSIKODINAMIKA
Teori Psikodinamika dipelopori oleh tokoh besar psikologi yaitu Sigmund Freud. Dalam teori
psikodinamika terdapat kesamaan dengan teori lingkungan dalam perkembangan manusia. Perbedaannya
terdapat pada komponen yang bersifat sosio-afektif berupa ketegangan yang ada pada diri seseiorang.
Ketegangan ini berasal pada sinamika struktur kepribadian manusia yang terdiri dari id (Das Es), Ego (Das
Isc), Dan Super Ego (Das Uber ich). Contoh id: Ada seseorang yang melihat makanan di toko yang tidak
dijaga seseorang idnya berkata "ambil saja makanannya selagi tidak ada pemilik tokonya". Kemudian super
egonya berkata: "Jangan diambil ! Itu bukanlah hak milikmu, selagi ada uang lebih baik dibeli". Contoh ego
adalah " Coba kamu lihat kantongmu! Apa ada uang untuk membeli makanan tersebut? Apabila tidak ada
lebih baik tidak usah membeli atau mengambilnya tanpa izin. Dari contoh ini kita dapat mengambil intisari,
Ego adalah insting yang mengarahkan kita terhadap sesuatu yang negatif, super ego insting yang
mengarahkan kita untuk selalu mentaati peraturan, sedangkan ego menjadi penengah antara keduanya.
Disinilah ketegangan yang dimaksudkan.
6. Teori Interaksionisme
Teori ini melihat perkembangan sebagai interaksi yang organis dan dinamis antara faktor
genotip dan lingkungan (endogen ddan eksogen) yang ditentukan oleh inisiatif dan respon pribadi.
William Stern mengkoonvergensi teori yang ada dan menghasilkan teori interaksionisme yang
berpandangan bahwa tingkah laku manusia berasal dari faktor pribadi dan faktor lingkungan,
Sedangkan Pieget (1947) memandang perkembangan sebagai kelanjutan genesa-embrio, yaitu
berjalan melalui berbagai stadium fungsi dan tingkatan struktur yang lebih tinggi. Terdapat tiga model
interaksi antara bakat (genotip) dan lingkungan menurut teori interaksionisme, yaitu: 1. Interaksi
genotip-lingkungan yang bersifat pasif, timbul karena mileu (orang tua) memberikan lingkungan yang
sesuai dengan bakat mereka sendiri.
7. 2. Interaksi genotip-lingkungan bersifat evokatif; terjadi apabila bakat yang berbeda menimbulkan
macam reaksi dari lingkungannya. Reaksi tersebut kemudian mempengaruhi perilaku anak.
3. Interaksi genotip-lingkungan yang bersifat aktif, terjadi apabila seseorang memilih lingkungan
yang cocok dengan pribadinya sendiri. Perpindahan dari pasif ke aktif dipengaruhi tingkat perkembangan
dan kecerdasan seseorang, sehingga dapat membedakan antara anak berbakat dan tidak berbakat.
Cara membedakannya dengan cara sebagai berikut:
a. Adanya pencarian lingkungan yang lebih cocok.
b. Cara mengelola informasi yang didapatkan sama secara lebih efisien.
8. Teori Ilmu Kerohanian
Menurut pendapat Dilthey ia mengemukakan bahwa gejala gejala psikis seorang seseorang tidak
mungkin dapat di terangkan seperti halnya dilakukan pada gejala fisik. Hal itu dapat dilakukan pada
fisiologi seperti misalnya pada permulaan pemasakan sesuak (pubertas atau permulaan masa
remaja).