Teori perkembangan,Perkembangan peserta didik.ridhoprawira.fip unimed.
Ekologi
1. REVIEW “TEORI EKOLOGI”
Psikologi Perkembangan : REVIEW
“TEORI EKOLOGI”
Teori Ekologis ini dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner (1917). Bronfenbrenner
mengajukan suatu pandangan lingkungan yang kuat tentang perkembangan yang sedang menerima
perhatian yang meningkat. Teori Ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosiokultura l
Brofenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari
masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agents) yang berkembang baik hingga
masukan kebuadayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah
mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Model ekologis
Bronfenbrenner diperlihatkan saat ia (dengan cucu laki-lakinya) mengembangkan teori ekologis,
suatu perspektif yang sedang menerima perhatian yang meningkat. Teorinya menekankan
pentingnya dimensi mikro dan makro lingkungan di mana anak hidup.
Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah setting dimana
individu hidup. Konteks ini meliputi keluarga individu, teman-teman sebaya, sekolah dan
lingkungan. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman-teman sebaya, dan guru. Individu tidak
dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi sebagai seseorang
yang menolong membangun setting. Bronfenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelit ia n
tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem.
Mesosistem (mesosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi hubungan antara
beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya : ialah hubungan
antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dan pengalaman
keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. Misalnya, anak-anak
yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif
dengan guru. Para ahli perkembangan mengamati perilaku dalam setting majemuk-sepert i
keluarga, teman sebaya, dan konteks sekolah-untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap
tentang perkembangan individu.
Eksosistem (exosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner dilibatkan pengalaman-pengalaman
dalam setting sosial lain- di mana individu tidak memiliki peran yang aktif-mempengaruhi
apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Misalnya, pengalaman kerja
dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat
menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan, yang dapat
meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. Contoh
lain ekosistem ialah pemerintah kota, yang bertanggung jawab bagi kualitas taman, pusat-pusat
rekreasi, dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan para remaja. Contoh lain ialah pemerinta h
pusat melalui perannya dalam kualitas perawatan kesehatan dan sistem bantuan bagi manusia usia
lanjut.
Makrosistem (macrosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi kebudayaan
dimana individu hidup. Kebudayaan mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk
lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Studi lintas budaya -
perbandingan antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain – memberi informas i
tentang generalitas perkembangan.
2. Kronosistem (chronosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi pemolaan
peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan
sosiohistoris. Misalnya, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para
peneliti menemukan bahwa dampak negatif serin memuncak pada tahun pertama setelah
perceraian dan bahwa dampaknya lebih negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan. Dua
tahun setelah perceraian, interaksi keluarga tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil. Dengan
mempertimbangkan keadaan-keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya
sangat didorong untuk meniti karir dibandingkan pada 20 arau 30 tahun lalu. Dengan cara seperti
ini, kronosistem memiliki dampak yang kuat bagi perkembangan kita.
Teori ekologi telah memberikan sumbagan dalam studi mengenai perkembangan masa
hidup yang meliputi kajian yang sistematis yang bersifat makro dan mikro terhadap dimensi-dimensi
sistem lingkungan serta memberikan perhatian terhadap kaitan antarsistem lingkungan.
Kontribusi lebih lanjut dari teori Bronfenbrenner mencakup mengedepankan pengaruh dari
sejumlah konteks sosial di luar keluarga, seperti tempat tinggal, agama, sekolah, dan tempat kerja
terhadap perkembangan anak (Gauvian & Parke, 2010). Beberapa kritik juga dilontarkan terhadap
teori ekologi karena kurang menggali faktor-faktor biologis dan juga kurang memberika n
perhatian terhadap faktor-faktor kognitif.
TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER
hasan kawaguchi
13.00
psikologi pendidikan
Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus
utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang
yang memengaruhi perkembangan anak.
3. Llima sistem lingkungan teori ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem
lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh
kultur yang lebih luas. Bronferbrenner (1995, 2000); Bronfenbrenner &
Morris, makrosistem, dan kronosistem.
Sebuah mikrosistem adalah setting dimana individu menghabiskan banyak
waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman
sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem ini, individu berinteraksi
langsung dengan orang tua, guru, teman seusia, dan orang lain. Manurut
Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif di dalam
setting ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal balik
dengan orang lain dan membantu mengkonstruksi setting tersebut.
Sebuah mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem. Contoh adalah
hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah,
dan antara keluarga dan teman sebaya. Misalnya, salah satu mesosistem
penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga. Dalam sebuah studi
terhadap seribu anak kelas delapan (atau setingkat kelas 3 SMP ke awal SMA
(Epstein, 1983). murid yang diberi kesempatan lebih banyak untuk
berkomunikasi dan mengambil keputusan, entah itu di rumah atau di kelas,
menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang lebih baik.
Dalam studi mesosistem lainnya, murid SMP dan SMA berpartisipasi dalam
sebuah program yang didesain untuk menghubungkan keluarga, teman,
sekolah, dan orang tua (Cooper, 1995). sasaran program ini (yang dilakukan
oleh sebuah unversitas) adalah murid dari kalangan Latino dan Afrika-Amerika
di keluarga kelas menengah kebawah. Para murid mengatakan bahwa
program tersebut membantu mereka menjembatani kesenjangan antardunia
sosial yang berbeda. Banyak murid dalam program ini memandang sekolah
dan lingkungan mereka sebagai konteks di mana mereka diperkirakan akan
gagal dalam studi, menjadi hamil dan keluar dari sekolah, atau berperilaku
nakal. Program ini memberi murid harapan dan tujuan moral untuk
melakukan “sesuatu yang baik bagi masyarakat anda”, seperti bekerja di
komunitas dan mengajak saudara untuk bersekolah. Kita akan membahasa
lebih banyak tentang hubungan keluarga sekolah nanti.
Eksosistem (exosystem) terjadi ketika pengalaman di setting lain (dimana
murid tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid dan guru dalam
konteks mereka sendiri. Misalnya, ambil contoh dewan sekolah dan dewan
pengawas taman di dalam suatu komunitas. Mereka memegangi peran kuat
dalam menentukan kualitas sekolah, taman, fasilitas rekreasi, dan
perpustakaan. Keputusan mereka bisa membantu atau menghambat
perkembangan anak.
4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang
mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak.
Kultur adalah konteks terluas di man amurid dan guru tinggal, termasuk nilai
dan adat istiadat masyarakat. Misalnya, beberapa kultur (seperti si negara
Islam semacam Mesir atau Iran), menekankan pada peran gender tradisonal.
Kultur lain (seperti di AS) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di
kebanyakan negar Islam, sistem pendidikannya mempromosikan dominasi
pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung nilai kesetaraan
antara pria dan wanita.
Salah satu aspek dari status sosiekonomi murid adalah faktor perkembangan
dalam kemiskinan. Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan
merusak kemampuan mereka untuk belajar, meskipun beberapa anak di
lingkungan yang miskin sangat ulet.
Kronosistem adalah kondisi sosiihistoris dari perkembangan anak. Misalnya,
murid-murid sekarang ini tumbuh sebagai generasi yang tergolong pertama
(Louv, 1990). anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang
mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh di
lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru,
generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama
yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak terpusat, yang tidak lagi
jelas batas antara kota, pedesaan atau subkota.
Bronferbrenner makin banyak memberi perhatian kepada kronosistem
sebagai sistem lingkungan yang penting. Dia memerhatikan dua problem
penting: (1) banyaknya anak di Amerika yang hidup dalam kemiskinan,
terutama dalam keluarga single-parent; dan (2) penurunan nilai-nilai
(Bronferbrenner dkk., 1996)
Sumber: Psikologi Pendidikan , edisi kedua. John W. Santrock, Universty of
Texas-Dallas.
TEORI EKOLOGI
( URIE BRONFENBRENNER )
PENDAHULUAN
Ada tiga tradisi besar orientasi teori psikologi dalam menjelaskan dan memprediks i perilaku
5. manusia. Pertama, perilaku yang disebabkan faktor dari dalam (deteministik). Kedua, perilaku
yang disebabkan faktor lingkungan atau proses belajar. Ketiga, perilaku yang disebabkan
interaksi manusia dengan lingkungan.
Psikologi lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik,
merupakan salah satu cabang psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori psikologi
lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin psikologi
maupun diluar psikologi. Grand Theories yang sering diaplikasikan dalam psikologi lingkungan
seperti teori kognitif, behavioristik dan teori medan. Vcitch & Arkelin (1995) mengatakan bahwa
belum ada grand theories psikologi tersendiri dalam psikologi lingkungan, yang ada sekarang ini
dalam tatanan teori mini. Hal ini didasarkan pandangan, bahwa beberapa teori dibangun memang
atas dasar empiris tetapi sebagian yang lain kurang didukung oleh data empiris. Kedua, metode
penelitian yang digunakan belum konsisten.
Teori-teori yang berorientasi deterministik lebih banyak digunakan untuk menjelaskan fenomena
kognisi lingkungan. Dalam hal ini, teori yang digunakan adalah teori Gestalt. Menurut teori
Gestalt, proses persepsi dan kognisi manusia lebih penting daripada mempelajari perilaku
tampaknya (Overt Behaviour). Bagi Gestalt, perilaku manusia lebih disebabkan oleh proses-proses
persepsi. Dalam kaitannya dengan psikologi lingkungan, maka persepsi lingkungan
merupakan salah satu aplikasi teori Gestalt.
Teori yang berorientasi lingkungan dalam psikologi lebih banyak dikaji oleh behavioristik.
Perilaku terbenttuk karena pengaruh umpan balik (pengaruh pposiitif dan negatif) dan pengaruh
modelling. Digambarkan bahwa manusia sebagai black-box yaitu kotak hitam yang siap dibentuk
menjadi apa saja. Dalam psikologi lingkungan teori yang berdasarkan lingkungan, salah satu
aplikasinya adalah goegraphical determinant yaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih
ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah di daerah pesisir, pegunungan,
ataukah daratan. Adanya perbedaan lokasi dimana tinggal dan berkembang akan menghasilkan
perilaku yang berbeda.
Kedua orientasi teori tersebut bertentangan dalam menjelaskan perilaku manusia, orientasi ketiga
merupakan upaya sintesa terhadap orientasi teori pertama dan kedua. Premis dasar dari teori ini
mengatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan faktor lingkungan, juga disebabkan
faktor internal. Artinya manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan lingkungan dapat
dipengaruhi manusia. Salah satu teori besar yang menekankan interaksi manusia dengan
lingkungan dalm psikologi adalah teori medan dari Kurt Lewin dengan formula B = f (E,O).
Dimana perilaku manusia merupakan fungsi dari lingkungan dan organisme. Berdasarkan premis
dasar tersebut muncul beberapa teori mini dalam psikologi seperti teori beban lingkungan, teori
hambatan perilaku,teori level adaptasi, stress lingkungan dan teori ekologi. Dalam pembahasan
kali ini hanya ditekankan pada teori ekologi, khususnya teori ekologi berdasarkan pendapatnya
Urie Bronfenbrenner (1917- 2005)
Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji habitat dan interaksi di antara benda hidup dengan
alam sekitar. Ekologi berasal dari oikos yaitu habitat dan logos yaitu ilmu. Kini, istilah ekologi
telah digunakan secara meluas dan merujuk kepada kajian saling hubungan antara organisme
dengan sekitar dan juga salinh hubungan di kalangan organisme itu sendiri. Penyelidikan ekologi
biasanya menumpu pada jumlah organisme dan bagaimana saling mempengaruhi ciri dan sifat
alam sekitar, juga pengaruh alam sekitar terhadap organisme tersebut.
6. Dalam psikologi teori ekologi dengan tokohnya Urie Bronfenbrenner yang berparadigma
lingkungan menyatakan bahwa perilaku seseorang ( contoh perilaku malas belajar pada anak )
tidak berdiri sendiri, melainkan dampak dari interaksi orang yang bersangkutan dengan
lingkungan di luarnya. Saat ini kita merasakan perubahan lingkungan dengan sangat cepat dan
drastis disegala macam aspek. Para ilmuwan, setelah menganalisis situasi yang dahsyat di
seluruh dunia menyimpulkan bahwa saat ini kita sedang memasuki era Postmodemism. Dalam
zaman ini tidak ada lagi pusat-pusat kekuasaan. Tidak ada tokoh, aliran, partai politik, ideologi
dan sebagainya yang mampu menonjol atau menonjol atau dominan dalam waktu yang cukup
lama. Perubahan – perubahan ini mempengaruhi perkembangan seseorang. Adapun lingkungan
diluar diri yang mempengaruhi pribadi seseorang terdiri dalam berbagai lingkaran yang berlapis-lapis.
PEMBAHASAN
PROFIL
Bronfenbrenner lahir pada tanggal 29 April 1917 di Moscow dan wafat pada 25 September 2005.
Anak pasangan Dr. Alexander Bronfenbrenner & Eugenie Kamenetski Brofenbrenner ini pada
usia 6 tahun hijrah ke America bersama keluarganya. Ayahnya seorang phisikawan dan
neuropathologist yang bekerja pada Institution for the mentally Retarded di New York. Kurt
Lewin dan Lev Vygotsky sering berkunjung kerumahnya dan berdiskusi tentang psykology. Pada
tahun 1934 beliau mendapatkan beasiswa pada jurusan psikology di Universitas Cornell. Dari
Universitas Cornell beliau melanjutkan gelar master dari Universitas Harvard dan pada tahun
1942 menerima gelar Doktor dari Universitas Michigan. Dua tahun setelah kelulusannya belaiau
masuk Ke US. Army sebagai Phikolog dari tahun 1946 -1948 setelah itu ia pindah ke Universitas
Cornell dan menulis beberapa buku disana. Sepanjang hidupnya ia sangat menyenangi
psychology dalam interaksi antara perkembangan anak dengan lingkungan. Dia membagi
perrkembangan dengan microsistem, mesosystem. Exosystem, macrosistem.
Urie Bronfenbrenner mempunyai enam anak : Beth Soll, Ann Stamber, Mary Bronfenbrenner,
Michael, Kate and Steven Bronfenbrenner. Beth Soll tinggal di New York sebagai koreographer,
dancer, penulis dan mengajar di Universitas Columbia. Ann Stamber psychiatri, Mary mengajar
bahasa Jerman. Michael sebagai artist . Kate sebagai direktur riset tenaga kerja pendidikan dan
Steven sebagai direktur administrasi di San Francisco.
Awards
• The James McKeen Catell Award from the American Psychological Society[2]
• The American Psychological Association renamed its "Lifetime Contribution to Developmental
Psychology in the Service of Science and Society" as "The Bronfenbrenner Award."
• Chair, 1970 White House Conference on Children[3]
TEORI EKOLOGI
Teori ekologi berbeda dengan teori yang lain. Teori ekologi menempatkan tekanan yang kuat
pada landasan perkembangan biologis. Teori ini mengajukan suatu pandangan bahwa lingkungan
sangat kuat mempengaruhi perkembangan. Teori ekologi ( ecological theory) ialah pandangan
7. sosio kultural tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari
masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang berkembang baik
hingga masukkan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi
bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
Mikrosistem (micrisystem) dalam teori ekologi Bronfebrenner ialah setting dalam mana individu
hidup. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi keluarga, guru,
individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan dan sebagainya yang sehari-hari ditemui
anak. Dalam mikrositem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
berlangsung, misalnya; dengan orang tua, teman sebaya dan guru. Individu tidak dipandang
sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi sebagai seseorang yang
menolong membangun setting. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian
tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem.
Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro meliputi hubungan antara
beberapa mikrosistem atau beberapa konteks misal hubungan orangtua-guru, orangtua-teman,
antar teman, gru-teman, dapat juga hubungan antara pengalaman sekolah dengan pengalaman
keluarga, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga dengan
pengalaman teman sebaya. Misalnya anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat
mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru. Para developmentalis
semakin yakin pentingnya mengamati perilaku dalam setting majemukuntuk memperoleh
gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan individu.
Eksosistem dalam teori Bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting
sosial lain – dimana individu tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi apa yang individu
alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan
pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja
dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu
dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan yang dapat
meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. Maka diketahui
bahwa eksosistem tidak langsung menyentuh pribadi anak akan tetapi masih besar pengaruhnya
seperti koran, televisi, dokter, keluarga besar, dll.
Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa kebudayaan
mengacu pada pola prilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang
diteruskan dari generasi ke generasi. Kita ketahui pula bahwa studi lintas budaya – perbandingan
antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain – memberi informasi tentang
generalitas perkembangan. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama,
hukum, adat istiadat, budaya, dll.
Kronosistem meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan
sosiohistoris. Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti
menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian.
Atau dengan mempertimbangkan keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya
sangat didorong untuk meniti karier dibanding pada 20 atau 30 tahun lalu.
8. Teori ekologi ini mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya. Ada 4 (empat)
struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo dan makro (Bronfenbrenner
dalam Berns, 1997). Sistem mikro adalah keluarga dan hubungan antara anggota keluarga.
Apabila anak menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia berada dalam sistem meso. Sistem exo
adalah setting di mana anak tidak berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem
seperti pekerjaan orang tua, teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan
masyarakat lain. Sistem makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat
anak berada. Semua sistem tersebut saling pengaruhmempengaruhi dan berdampak terhadap
berbagai perubahan dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, seluruh komponen sistem
berpengaruh terhadap pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik (Berns, R.M,
1997, 4 ed). Paradigma baru dalam pendidikan anak usia dini menekankan pada penanganan
nurturing oleh semua pihak berkenaan dengan pertumbuhkembangan anak yang bersifat
keutuhan jamak yang unik dan terarah. Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagai
kebutuhan, yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan
‘papan’ ; serta kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan penghargaan terhadap dirinya
sebagaimana teori kebutuhan dari Maslow (1978). Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan
memungkinkan anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat
menghadirkan pelatuk untuk mengembangkan seluruh potensi secara utuh. Pemenuhan
kebutuhan dalam perkembangan ini banyak tergantung dari cara lingkungan berinteraksi dengan
anak-anak. Perkembangan anak ditentukan oleh berbagai fungsi lingkungan yang saling
berinteraksi dengan individu, melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian, kasih
sayang dan peluang untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan taraf dan kebutuhan
perkembangannya (Developmentally Appropriate Practice, Horowitz, dkk. 2005).
Senada dengan Bronfenbernner, Hawlwy dalam Himmam & Faturochman,1994 mengungkapkan
bahwa perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem dengan beberapa asumsi
dasar sebagai berikut :
1. Perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan
2. Interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia dengan lingkungan
3. Interaksi manusia dengan lingkungan bersifat dinamis
4. Interaksi manusia dengan lingkungan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada
fungsinnya.
PENUTUP
Harus diakui bahwa menjadi orang tua atau pendidik jaman sekarang sangat sulit. Pertama,
karena kebanyakan orang tua belum pernah mengalami situasi seperti sekarang ini dimasa
kecilnya; kedua, karena kita cenderung meniru saja cara-cara mendidik yang dilakukan oleh
orangtua kita; dan yang ketiga memang sangat sulit mengubah pola pikir seseorang dari pola
pikir tradisional dan pola pikir alternatif sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Oleh karena itu
para orang tua harus memahami teori ekologi untuk memberikan stimulasi yang tepat.
Dalam teori ekologi menurut Bronfenbrenner perkembangan interaksi manusia dengan
9. lingkungan berada dalam lima sistem lingkungan yang penting, yaitu : mikrosistem, mesosistem,
eksosistem, makrosistem dan kronosistem. Dimana dalam kontinuitas/diskontinuitas ekologi
memiliki perhatian yang kecil pada kontinuitas/diskontiunitas, dengan lebih menekankan pada
perubahan daripada stabilitas. Faktor-faktor lingkungan sangat kuat mempengaruhi, dengan
tanpa penekanan pada tinjauan kognisi. Hal ini berdasarkan pada berbagai metode penelitian,
khususnya dalam menekankan pentingnya pengumpulan data dalam konteks sosial yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Avin Fadilla Helmi,. “Beberapa Teori Psikologi Lingkungan”. Buletin Psikologi.
Tahun VII, No. 2 Desember 1999.
Santrock, John W. 1995. “Life–Span Develompment, Perkembangan Masa Hidup
Jilid 1” Jakarta. Erlangga
www.des.emory.edu/mfp/302/302bron.PDF
www.new.cornelledu/stroies/sept05/bronfenbrenner.ssl
www.human.cornell.edu/che/BLCC/