2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
TEORI-TEORI
1. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
Penyusun : Firda Sari Astuti (19170008)
Dosen Pembimbing : Junierissa Marpaung, M.Psi.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2019/2020
3. • Bio Kultural
Teori bio kultural pada kemanusian, para ahli secara tradisional
telah berfokus pada budaya sebagai faktor kausal tunggal
menghambat perilaku dan produksi budaya manusia tapi
konvergensi bukti dari berbagai disiplin menunjukkan gambaran.
Perilaku manusia bukan hanya Produk budaya, dan juga bukan
hanya produk biologi. Perilaku manusia dan kebudayaan manusia
muncul dari interaksi Yang kompleks antara kecenderungan genetik
dan keadaan lingkungan sekitarnya. Keadaan itu berkisar dari aspek
fisik biosfer sampai konstruksi budaya imajiner. Pakai kerja ini
berfokus pada perumusan paradigma teoritis biokimia
komprehensif, yang memberikan perhatian penuh pada biologi dan
budaya sebagai Faktor-Faktor kausal yang timbal balik dalam
sejarah evolusi manusia.
4. • Psikodinamika
Psikodinamika mencerminkan dinamika-dinamika psikis yang menghasilkan gangguan jiwa
atau penyakit jiwa. Dinamika psikis terjadi melalui sinergi dan interaksi-interaksi elemen
psikis setiap individu. Seksualitas Freud sebagai sebuah dinamika, menangkap ada
bermacam-macam potensi psikopatologi dalam setiap peta id, ego, dan superego.
Ketiga elemen psikis ini mempunyai kekhasan masing-masing, sebab mereka
menggambarkan tiap-tiap ide yang saling paradoks. Hanya saja, mereka tidak akan membuat
manusia sepenuhnya nyaman, karena manusia tetap saja orang yang sakit.
Sebagaimana tubuh fisik yang mempunyai struktur: kepala, kaki, lengan dan batang tubuh,
Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, meski tentu
tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi
atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-
sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan
kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi:
• Id
• Ego
• Superego.
5. Id
Id merupakan reservoar energi psikis yang menggerakkan Ego dan Superego. Energi psikis
dalam Id dapat meningkat karena adanya rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar
individu. Apabila energi psikis ini meningkat, akan menimbulkan pengalaman tidak enak
(tidak menyenangkan). Id tidak bisa membiarkan perasaan ini berlangsung lama. Karena itu,
segeralah id mereduksikan energi tersebut untuk menghilangkan rasa tidak enak yang
dialaminya. Jadi, yang menjadi pedoman dalam berfungsinya Id adalah menghindarkan diri
dari ketidakenakan dan mengejar keenakan.
Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai keenakan ini, id mempunyai dua cara,
yang pertama adalah: refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bersin, berkedip
karena sinar, dan sebagainya, dan yang ke dua adalah proses primer, seperti misalnya ketika
orang lapar biasanya segera terbayang akan makanan; orang yang haus terbayang berbagai
minuman. Bayangan-bayangan seperti itu adalah upaya-upaya yang dilakukan id untuk
mereduksi ketegangan akibat meningkatnya energi psikis dalam dirinya.
6. Ego
adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan manusia untuk
berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Orang lapar tentu perlu makan untuk
menghilangkan ketegangan yang ada di dalam dirinya. Ini berarti bahwa individu harus dapat
membedakan antara khayalan dengan kenyataan tentang makanan. Di sinilah letak
perbedaan pokok antara id dan ego. Id hanya mengenal dunia subjektif (dunia batin),
sementara ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam batin dan sesuatu yang
ada di dunia luar (dunia objektif, dunia kenyataan). Lain dengan id, ego berpegang pada
prinsip kenyataan ( reality principle ) dan berhubungan dengan proses sekunder. Tujuan
prinsip realitas adalah mencari objek yang tepat sesuai dengan kenyataan untuk mereduksi
ketegangan yang timbul di dalam diri. Proses sekunder ini adalah proses berpikir realistik.
Dengan mempergunakan proses sekunder, Ego merumuskan sesuatu rencana untuk
pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu tindakan untuk mengetahui apakah
rencananya itu berhasil atau tidak.
7. Superego
Superego merupakan sistem kepribadian yang melepaskan diri dari Ego. Aktivitas Superego
dapat berupa self observation, kritik diri, larangan dan berbagai tindakan refleksif lainnya.
Superego terbentuk melalui internalisasi (proses memasukkan ke dalam diri) berbagai nilai
dan norma yang represif yang dialami seseorang sepanjang perkembangan kontak sosialnya
dengan dunia luar, terutama di masa kanak-kanak. Nilai dan norma yang semula “asing” bagi
seseorang, lambat laun diterima dan dianggapnya sebagai sesuatu yang berasal dari dalam
dirinya. Larangan, perintah, anjuran, cita-cita, dan sebagainya yang berasal dari luar (
misalnya orangtua dan guru ) diterima sepenuhnya oleh seseorang, yang lambat laun
dihayati sebagai miliknya. Larangan “Engkau tidak boleh berbohong“ Engkau harus
menghormati orang yang lebih tua” dari orangtuanya menjadi “Aku tidak boleh berbohong
“Aku harus menghormati orang yang lebih tua”. Dengan demikian, Superego berdasarkan
nilai dan norma-norma yang berlaku di dunia eksternal, kemudian melalui proses
internalisasi, nilai dan norma-norma tersebut menjadi acuan bagi perilaku yang
bersangkutan.
8. • Ilmu Kerohanian
Menurut kerohanian Dilthey, ia mengemukakan
bahwa gejala psikis seseorang tidak mungkin dapat
diterangkan seperti halnya dilakukan pada gejala-
gejala fisik. Hal itu dapat dilakukan pada gejala
fisiologi seperti misalnya pada permulaan
permasalahan pubertas. Pubertas ialah suatu gejala
psikologis tetapi remaja memberikan suatu arti
dalam keseluruhan struktur psikologinya.
9. • Interaksionisme
• Menurut teori ini, perkembangan jiwa/perilaku anak
ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya.
Maksud perkembangan kognitif seorang anak bukan
merupakan perkembangan yang, wajar ditentukan interaksi
budaya
• Pengaruh datang dari pengalaman dalam berinteraksi
budaya serta dari pengalaman nilai-nilai lewat pendidikan itu
diharapkan mencapai suatu stadium yang disebut ekuilibrasi
yakni keseimbangan antar asimilasi dan akomodasi pada diri
anak.
10. • Perkembangan
dan Pendidikan
Yaitu penyesuaian dan peubahan yang teratur dan berlangsung
sepanjang perjalanan hidup. Aspek-aspek dalam teori
perkembangan fisik, kognitif dan emosional. Dalam ilmu teori
perkembangan psikologi pendidikan perkembangan manusia ini
terdapat teori yang mendasari pada diri manusia.