2. • Deklinasi (‘pentashrifan’) adalah perubahan akhir kata yang
menunjukkan perbedaan kasus (fungsi kata tersebut).
• Dalam bahasa Arab ada tiga jenis kasus yang berbeda, yaitu:
nominative
akusatif
genitif
3. Penjelasan sederhananya :
1. Nominatif (Rafa) digunakan sebagai subjek (di banyak
tempat) dan untuk beberapa predikat dalam kalimat non-
verbal. ---sederhananya huruf terakhir berharakat dhammah.
2. Genitif (Jar) digunakan setelah preposisi dan untuk
menunjukkan kepemilikan. ---sederhananya huruf terakhir
berharakat kasrah.
3. Akusatif (Nashab) digunakan jika kita tidak dapat
menggunakan nominatif atau genitif. ---sederhananya huruf
terakhir berharakat fathah.
# Dalam Lesson 1 dan 2 nominatif telah kita digunakan. Dalam Lesson 4 nanti
penggunaan genitif akan diperkenalkan; dan dalam Lesson 8 penggunaan akusatif
akan diperkenalkan.
4. BENTUK-BENTUK DEKLINASI
Ada lima tipe dasar deklinasi, tiga yang pertama memiliki sub-
divisi. Ada juga bentuk deklinasi yang khusus untuk kata benda
jamak feminin beraturan dan jamak maskulin beraturan.
5. Tipe 1
Tipe pertama ini terdiri dari kata-kata yang memiliki akhiran
feminin ة. Ini adalah bentuk deklinasi paling sederhana. Ada dua
sub tipe :
a) kata-kata yang sepenuhnya berubah (memiliki ketiga jenis
deklinasi tersebut)
b) kata-kata yang hanya memiliki dua jenis deklinasi (sub tipe ini
terbatas pada nama-nama benda tertentu saja).
7. • Perbedaan krusial antara bentuk infleksi penuh dan sebagian di
sini ada pada genitive (jar). Ini bisa jelas terlihat ketika kata
sifat kita tambahkan, misalnya al-mukarramatu (kata sifat yang
umum digunakan untuk menggambarkan Mekah di kemudian
hari). Adjektiva ini harus memiliki artikel definite the karena
makkatu (kata benda tertentu) adalah bentuk definite.
8. Tipe 2
• Tipe ke-dua mencakup sebagian besar kata benda dan kata
sifat. Ada dua poin catatan khusus pada tipe ini:
1.Alif ditambahkan pada bentuk akusatif indefinite dari kata
yang terinfleksi sepenuhnya.
2. Kata-kata yang terifleksi sebagian memiliki bentuk akusatif
dan genitif yang sama jika indefinite; tapi ketika definite,
bertindak seperti kata yang terinfleksi penuh dan memiliki
ketiga jenis deklinasi.
10. Tipe 3
Tipe ke-tiga terdiri dari kata-kata yang bentuk nominative
indefinite-nya berakhiran “in” ٍ. Sebagian besar (meski tidak
semua) berasal dari kata dengan unsur huruf terakhirnya waw
atau ya'.
Bagi pemula, biasanya tipe ini terasa paling sulit untuk dipelajari.
Coba kita berikan perhatian khusus pada bagian akhir kata dan
khususnya pada satu-satunya perbedaan antara bentuk tunggal
dan jamak, yaitu dalam pola akusatif indefinite.
12. Tipe 4
Tipe ini terdiri dari kata-kata yang diakhiri dengan ً ا atau ً ى.
Kata-kata seperti ini tidak ada perubahan untuk semua jenis
kasus, tetapi hanya kehilangan tanwin ketika dalam bentuk
definite.
Contoh :
13. Tipe 5
Tipe ini terdiri dari kata-kata yang diakhiri dengan َ ا atau َ ى .
Kata-kata ini tidak ada perubahan sama sekali, baik definite –
indefinite, baik nominatif, genitif maupun akusatif.
Contoh :
17. Catatan tentang kata ganti
• Dalam semua keadaan normal, bentuk jamak hanya dapat merujuk
pada orang.
• Secara umum ‘ana’ bisa maskulin atau feminin dan ‘nahnu’ juga bisa
maskulin atau feminin. ‘Ana’ dan ‘nahnu’ lebih banyak digunakan
untuk laki-laki daripada perempuan. ‘Ana’ mengacu pada seorang
wanita pada ayat 11:72 dan 12:51.
• Bentuk tunggal feminin ketiga ‘hiya’ biasanya berarti 'mereka',
karena itu adalah kata ganti yang merujuk pada bentuk jamak ‘tak
beraturan’ dari kata benda yang tidak menunjukkan khusus orang
laki-laki.
• Terlepas dari ejaannya, vokal kedua ‘ana’ diucapkan pendek. Alif
adalah konvensi ejaan saja.