SlideShare a Scribd company logo
Oleh Isriani Hardini, M.A.
   Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi
    oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
    akhir turun atau naik.
   Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua
    kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya.
    Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia
    sedang membaca.
   Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa
    kata, frasa, atau klausa.
   Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
    mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih
    morfem. Contoh: makan, tidur
   Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
    dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
    fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju
    biru
   Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S
    (Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek),
    PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau
    tidak. Contoh: ia menebang pohon
                   S     P        O
   Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat
    tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata
    kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti
    preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.
   Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat
    dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.


   Peran semantik yang lazim terdapat
    dalam suatu kalimat adalah pengalam
    atau penanggap (experiencer), pelaku
    (agent), pokok, ciri, sasaran, hasil,
    peruntung        atau       pemaslahat
    (beneficiary), ukuran (measure), alat
    (instrument), tempat (place), sumber
    (source), jangkauan (range), penyerta,
    waktu, dan asal.
Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat
   terdiri atas sebagai berikut.
1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri
   atas     satuan    yang     berupa   klausa.
   Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S,
   P, disertai O, Pel, dan K atau tidak.
   Misalnya:
   Lembaga itu menerbitkan majalah sastra.
        S             P            O
2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang
   tidak terdiri atas klausa. Misalnya:
   Astaga!
   Selamat malam!
   Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat
    tunggal dan kalimat majemuk.
A.      KALIMAT TUNGGAL
  Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
  satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh
  subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap
  lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek,
  dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak
  mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti,
  yaitu keterangan.
  Contoh:
  Andi sedang belajar di kelas.
      S         P          K
  Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
        S                  P         Pel
 Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar
  kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi
  lima bagian.
1. Kalimat Berpredikat Nomina
   Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat
  yang predikatnya terdiri atas nomina
  (termasuk pronominal) atau frasa nominal.
  Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif.
  Contoh:
  - Laki-laki itu pencurinya.
          S           P
  Pola kalimatnya:
  Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
2. Kalimat Berpredikat Verba
   Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang
   predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa
   verbal.
   Contoh:
   a. Mira menulis surat kepada kakaknya.
       S     P       O          K
   Pola kalimatnya:
   Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)
 Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4.
   a. Kalimat Intransitif
         Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau
   pelengkap.
   Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.
                S       P       Ket.cara
b. Kalimat Ekatransitif
  Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu
  S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan.
  Misalnya:
  Polisi sedang mengejar tersangka.
    S            P            O
c. Kalimat Dwitransitif
  Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel.
  Kalimat ini memiliki makna benefaktif,
  bersangkutan dengan verba yang dilakukan
  untuk orang lain. Contoh:
  Ibu membelikan adik sepeda baru.
    S       P       O1     Pel
d. Kalimat Semitransitif
  Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel.
  Contoh:
  Dina kehilangan tas.
   S         P       Pel
3. Kalimat Berpredikat Adjektiva
  Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat
  yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva)
  atau frasa adjektival.
  Contoh:
  Adiknya sakit.
     S      P
  Pola kalimatnya:
  Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva)

 Rumah Sari sangat besar.
        S         P
 Pola kalimatnya:
 Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia
  Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat
  yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa
  bilangan.
  Contoh :
  Uangnya banyak.
      S      P
  Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata
  bilangan)

    Panjang mobil itu dua meter.
           S              P
    Pola kalimatnya:
    Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)
 
5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
   Kalimat berpredikat frasa preposisional
   adalah kalimat yang predikatnya berupa
   frasa preposisional, yaitu frasa keterangan.
  Contoh :
 - Ibu sedang ke apotek.
     S        P
 Pola kalimatnya:

 Subj ek          (Nomina)+Pr edikat    (Fr asa
 Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)
  
B. KALIMAT MAJEMUK
  Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola
  kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat
  dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis
  kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara,
  kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
  1. Kalimat Majemuk Setara
  Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
  atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan
  kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat.
  Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat.
  Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu,
  dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan.
  Contoh:
   Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai.
  Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di
  perguruan tinggi.
  Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
    Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk
    apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya,
    salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih
    tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat,
    sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat.
    Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung
    antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar,
    supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan
    sehingga.
    Contoh:
    1. a. Hari ini tidak hujan.
       b. Ia akan datang ke pesta itu.
      Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
            Anak kalimat               induk kalimat
 
    2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang.
                  anak kalimat                induk kalimat
 
3. Kalimat Majemuk Campuran
  Kalimat majemuk campuran adalah gabungan
  antara kalimat majemuk setara dengan kalimat
  majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk
  campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti
  kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah
  sebagai berikut. 
    Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu
    selesai memasak.

   Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai
   Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang
   Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak

 
   B. Kalimat Menurut Fungsi
   Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan
    menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan,
    kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat
    emfatik.
    1. Kalimat Berita
    Kalimat    berita     (deklaratif/pernyataan)
    adalah kalimat yang isinya memberitakan
    sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
    Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir
    kalimat berita ditandai dengan nada
    menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa
    tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai
    dengan tanda titik.
   Bentuk kalimat berita bermacam-macam,
    bisa berupa kalimat aktif atau pasif,
    langsung atau tidak langsung, tunggal atau
    majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita
    dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya
    merupakan pemberitahuan.
   Dalam penggunaannya, kalimat berita
    memiliki beragam tujuan antara lain
    menyatakan     pemberitahuan,     laporan,
    pengharapan,    permohonan,    perkenalan,
    undangan, dan sebagainya.
a. Pemberitahuan
  Contoh:
  - Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti.
b. Laporan
  Contoh:
  - Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
  baiknya.
c. Pengharapan
  Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan
  nanti.
d. Permohonan
  Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di
  perusahaan.
e. Perkenalan
  Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini.
             - Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi. 
f. Undangan
  Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara
  pernikahan putri kami.
2. Kalimat Pertanyaan
  Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah
  kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau
  seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi
  untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
  memiliki pola intonasi yang berbeda dengan
  kalimat berita. Perbedaannya terletak pada
  nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita
  bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi
  kalimat tanya bernada akhir naik.
   Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk
    dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan
    menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di
    mana, ke mana, dari mana, mana, berapa,
    bagaimana, dan mengapa.
    a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu,
         atau kegiatan
    b. Siapa : untuk menanyakan orang
    c. Di mana, ke mana, mana: untuk      menanyakan
         arah, letak, atau tempat
    d. Berapa : untuk menanyakan jumlah
    e. Bagaimana: untuk       menanyakan keadaan atau
         proses
    f.   Mengapa: untuk menanyakan alasan atau
    sebab
    g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
Contoh kalimat tanya:
1.   Apa yang kamu bawa?
2.   Siapa penemu telepon?
3.   Di mana kamu membeli baju itu?
4.   Ke mana kamu akan pergi?
5.   Mengapa kamu datang terlambat?
6.   Bagaimana keadaan ibumu sekarang?
7.   Kapan ayah pergi ke Amerika?
8.   Bilamana karyawan itu akan
  menyelesaikan pekerjaannya?
9.   Bila Ibu akan pulang dari pasar?
3.Kalimat Perintah
  Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat
  yang maknanya memberikan perintah untuk
  melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai
  jika penutur ingin menyuruh atau melarang
  orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam
  bentuk tulis, kalimat perintah seringkali
  dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa
  pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya
  naik pada akhir kalimat.
   Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau
    disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi
    empat golongan, yaitu sebagai berikut.
    1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya
    Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi
    suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak
    membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata
    verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan
    pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya
    yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak.
    Contoh:
         Duduk!
         Datanglah engkau ke rumahku!
         Berangkatlah sekarang juga!
   Untuk memperhalus suruhan, di samping
    menambah partikel –lah, kata tolong
    dapat dipakai di depan kata kerja yang
    benefaktif, yaitu kata kerja yang
    menyatakan tindakan yang dimaksudkan
    bukan untuk kepentingan pelakunya.
    Contohnya adalah sebagai berikut.
       Tolong ambilkan buku itu!
       Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
2.Kalimat Persilakan
  Selain ditandai oleh pola intonasi suruh,
  kalimat persilakan ditandai juga oleh
  penambahan kata silakan yang diletakkan
  di awal kalimat. S kalimat boleh
  dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya
  adalah sebagai berikut.
     Silakan Bapak duduk di sini!
     Silakan datang ke rumahku!
     Silakan beristirahat!
3.Kalimat Ajakan
  Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan
  situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa
  tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya
  dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan
  juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan
  kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita.
        Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat
  ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata
  mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah
  dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah
  dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak.
  Contohnya adalah sebagai berikut.
        Mari kita berangkat sekarang!
        Ayo kita bermain sepeda!
  
4.Kalimat Larangan
   Kalimat larangan ditandai oleh adanya
  kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah
  dapat ditambahkan pada kata tersebut
  untuk memperhalus larangan. S kalimat
  boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
  adalah sebagai berikut.
         Jangan kamu berangkat sendiri!
         Jangan suka menjahili orang!

    
4.Kalimat Seru
 Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat
 yang mengungkapkan perasaan kagum.
 Kalimat seru juga digunakan jika penutur
 ingin mengungkapkan perasaan yang kuat
 atau hal yang mendadak. Kata seru yang
 digunakan antara lain adalah wah, aduh,
 alangkah, dan aduhai.
 Contoh:
         Alangkah indahnya pemandangan ini!
         Wah, rumahmu bagus sekali!
         Aduhai merdu sekali suaramu!
         Aduh, sakit sekali perutku!

    
5. Kalimat Emfatik
  Kalimat yang memberikan penegasan khusus
  kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan:
  - menambahkan partikel –lah pada S;
  -menambahkan konjungsi yang ada di
  belakang S.
  Dengan penegasan pada S, ada pergeseran
  makna dan fungsi sintaktik. Contoh:
  (1) Dia mengambil majalah itu.
       S         P          O
  (2) Dialah yang mengambil majalah itu.
         P            S
   Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
    pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
    pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
    tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
    apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
    Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus
    memenuhi syarat-syarat berikut.
     Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan.
      Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok.
      Contoh:
      Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
      membantu keselamatan umum.
   Kalimat efektif harus memenuhi syarat
    kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk
    kata atau frase imbuhan yang memiliki
    kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya.
    Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
    berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun
    harus menggunakan –di pula.
    Contoh:
    Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
 Kalimat   efektif harus menggunakan kata dengan
       hemat.
       Contoh:
   Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan
    pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur
    sekolah.
    Contoh di atas tidak efektif, semestinya,
   Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat
    libur sekolah.
    atau,
   Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati
    penumpang di saat libur sekolah.
 Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima
  oleh akal sehat.
  Contoh:
 *Kambing sedang main hujan.
-Kalimat tersebut tidak logis karena kambing
takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main
hujan.
 Pada kalimat efektif, kata penghubung dan,
  sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh
  diletakkan di awal kalimat.
 Contoh:
  Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
   Jika keterangan diletakkan di posisi awal,
    sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca
    koma (,).
    Contoh:
    Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.

More Related Content

What's hot

Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataIbnu Khoiry
 
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.Yanthika January
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Universitas Negeri Jakarta
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
Dwi Harus Sukses
 
Kalimat efektif 2
Kalimat efektif 2 Kalimat efektif 2
Kalimat efektif 2 priyatama12
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Nadia Eva
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
Rakha Al
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Bab tentang kutipan
Bab tentang kutipanBab tentang kutipan
Bab tentang kutipanIbnu Khoiry
 
Kata Serapan
Kata SerapanKata Serapan
Kata Serapan
yogo arif prakoso
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
Putri Sanuria
 
penalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifpenalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifferry heriyanto
 
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
AngeliaDagang
 
Listening short dialogue (skill 1 6)
Listening short dialogue (skill 1 6)Listening short dialogue (skill 1 6)
Listening short dialogue (skill 1 6)
Edi Samsuri
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
Yunita Siswanti
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 

What's hot (20)

Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kata
 
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.
50 soal latihan grammar untuk mahasiswa semester awal.
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
Kalimat efektif 2
Kalimat efektif 2 Kalimat efektif 2
Kalimat efektif 2
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Bab tentang kutipan
Bab tentang kutipanBab tentang kutipan
Bab tentang kutipan
 
Kata Serapan
Kata SerapanKata Serapan
Kata Serapan
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
penalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktifpenalaran deduktif induktif
penalaran deduktif induktif
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II  BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
Ppt pendidikan kewarganegaraan / BAB II BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTIT...
 
Listening short dialogue (skill 1 6)
Listening short dialogue (skill 1 6)Listening short dialogue (skill 1 6)
Listening short dialogue (skill 1 6)
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 

Viewers also liked

KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
boogyora
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaRifka Marwani
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Ifen Anas
 
Kalimat dalam bahasa
Kalimat dalam bahasaKalimat dalam bahasa
Kalimat dalam bahasa
Abdul Aziz
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Suciati Yunus
 
Bahasa Indonesia Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Bahan AjarBahasa Indonesia Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Bahan AjarRahmat Rahmat
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
Simon Patabang
 
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Debby Zalina
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Cahya Mustikaroh
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKholid Hamdun
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
Aef Tony
 
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
Nur Fadillah
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaRifka Marwani
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
zakaria lego lasmono
 
Teks procedure Bahasa Indonesia
Teks procedure Bahasa IndonesiaTeks procedure Bahasa Indonesia
Teks procedure Bahasa Indonesiaganish anggraeni
 
Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat MajemukEma Rahayu
 

Viewers also liked (20)

KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
 
Kalimat dalam bahasa
Kalimat dalam bahasaKalimat dalam bahasa
Kalimat dalam bahasa
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
Bahasa Indonesia Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Bahan AjarBahasa Indonesia Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Bahan Ajar
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
 
Kelompok Paragraf
Kelompok ParagrafKelompok Paragraf
Kelompok Paragraf
 
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
Apotek Kimia Farma Jati Asih _Selalu Menjadi Pilihan Utama_
 
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Ppt tindak tutur
Ppt tindak tuturPpt tindak tutur
Ppt tindak tutur
 
Teks procedure Bahasa Indonesia
Teks procedure Bahasa IndonesiaTeks procedure Bahasa Indonesia
Teks procedure Bahasa Indonesia
 
Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat Majemuk
 

Similar to Kalimat dalam bahasa indonesia

Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
Muhamad Putraauliansyah
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
sahabatmuslim
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
ImyLasama
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
yulianwaruwu
 
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
Paul Aurel
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
Karla Pallevi
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaRohman Setya
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
KalimatKalimat
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
Nur Widya
 
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docxPraktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Ketua LBM MWC NU Lenteng dan Wakil Ketua Ansor lenteng bagian MDS RA
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 

Similar to Kalimat dalam bahasa indonesia (20)

Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
 
Pola kalimat
Pola kalimatPola kalimat
Pola kalimat
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Frasa ajektif
Frasa ajektifFrasa ajektif
Frasa ajektif
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Fonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkkFonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkk
 
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docxPraktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 

Kalimat dalam bahasa indonesia

  • 2. Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.  Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya. Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia sedang membaca.
  • 3. Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, atau klausa.  Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih morfem. Contoh: makan, tidur  Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju biru  Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S (Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek), PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau tidak. Contoh: ia menebang pohon S P O
  • 4. Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.  Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.  Peran semantik yang lazim terdapat dalam suatu kalimat adalah pengalam atau penanggap (experiencer), pelaku (agent), pokok, ciri, sasaran, hasil, peruntung atau pemaslahat (beneficiary), ukuran (measure), alat (instrument), tempat (place), sumber (source), jangkauan (range), penyerta, waktu, dan asal.
  • 5. Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat terdiri atas sebagai berikut. 1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri atas satuan yang berupa klausa. Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S, P, disertai O, Pel, dan K atau tidak. Misalnya: Lembaga itu menerbitkan majalah sastra. S P O 2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang tidak terdiri atas klausa. Misalnya: Astaga! Selamat malam!
  • 6. Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. A. KALIMAT TUNGGAL Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti, yaitu keterangan. Contoh: Andi sedang belajar di kelas. S P K Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. S P Pel
  • 7.  Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi lima bagian. 1. Kalimat Berpredikat Nomina Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronominal) atau frasa nominal. Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif. Contoh: - Laki-laki itu pencurinya. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
  • 8. 2. Kalimat Berpredikat Verba Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa verbal. Contoh: a. Mira menulis surat kepada kakaknya. S P O K Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)  Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4. a. Kalimat Intransitif Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap. Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.   S P Ket.cara
  • 9. b. Kalimat Ekatransitif Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan. Misalnya: Polisi sedang mengejar tersangka. S P O c. Kalimat Dwitransitif Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel. Kalimat ini memiliki makna benefaktif, bersangkutan dengan verba yang dilakukan untuk orang lain. Contoh: Ibu membelikan adik sepeda baru. S P O1 Pel
  • 10. d. Kalimat Semitransitif Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel. Contoh: Dina kehilangan tas. S P Pel
  • 11. 3. Kalimat Berpredikat Adjektiva Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva) atau frasa adjektival. Contoh: Adiknya sakit. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva) Rumah Sari sangat besar. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
  • 12. 4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa bilangan. Contoh : Uangnya banyak. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata bilangan) Panjang mobil itu dua meter. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)  
  • 13. 5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional Kalimat berpredikat frasa preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional, yaitu frasa keterangan. Contoh : - Ibu sedang ke apotek. S P  Pola kalimatnya: Subj ek (Nomina)+Pr edikat (Fr asa Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)  
  • 14. B. KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan. Contoh: Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai. Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan tinggi. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
  • 15. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan sehingga. Contoh: 1. a. Hari ini tidak hujan. b. Ia akan datang ke pesta itu. Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu. Anak kalimat induk kalimat   2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang. anak kalimat induk kalimat  
  • 16. 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut.  Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.  Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai  Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang  Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak  
  • 17. B. Kalimat Menurut Fungsi  Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat emfatik. 1. Kalimat Berita Kalimat berita (deklaratif/pernyataan) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda titik.
  • 18. Bentuk kalimat berita bermacam-macam, bisa berupa kalimat aktif atau pasif, langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitahuan.  Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tujuan antara lain menyatakan pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
  • 19. a. Pemberitahuan Contoh: - Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti. b. Laporan Contoh: - Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik- baiknya. c. Pengharapan Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan nanti. d. Permohonan Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di perusahaan. e. Perkenalan Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini. - Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi.  f. Undangan Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan putri kami.
  • 20. 2. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat berita. Perbedaannya terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik.
  • 21. Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di mana, ke mana, dari mana, mana, berapa, bagaimana, dan mengapa. a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu, atau kegiatan b. Siapa : untuk menanyakan orang c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan arah, letak, atau tempat d. Berapa : untuk menanyakan jumlah e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau proses f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau sebab g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
  • 22. Contoh kalimat tanya: 1. Apa yang kamu bawa? 2. Siapa penemu telepon? 3. Di mana kamu membeli baju itu? 4. Ke mana kamu akan pergi? 5. Mengapa kamu datang terlambat? 6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang? 7. Kapan ayah pergi ke Amerika? 8. Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya? 9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
  • 23. 3.Kalimat Perintah Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya naik pada akhir kalimat.
  • 24. Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak. Contoh:  Duduk!  Datanglah engkau ke rumahku!  Berangkatlah sekarang juga!
  • 25. Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel –lah, kata tolong dapat dipakai di depan kata kerja yang benefaktif, yaitu kata kerja yang menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya. Contohnya adalah sebagai berikut.  Tolong ambilkan buku itu!  Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
  • 26. 2.Kalimat Persilakan Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilakan ditandai juga oleh penambahan kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S kalimat boleh dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya adalah sebagai berikut.  Silakan Bapak duduk di sini!  Silakan datang ke rumahku!  Silakan beristirahat!
  • 27. 3.Kalimat Ajakan Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut.  Mari kita berangkat sekarang!  Ayo kita bermain sepeda!   
  • 28. 4.Kalimat Larangan Kalimat larangan ditandai oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut.  Jangan kamu berangkat sendiri!  Jangan suka menjahili orang!   
  • 29. 4.Kalimat Seru Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru juga digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau hal yang mendadak. Kata seru yang digunakan antara lain adalah wah, aduh, alangkah, dan aduhai. Contoh:  Alangkah indahnya pemandangan ini!  Wah, rumahmu bagus sekali!  Aduhai merdu sekali suaramu!  Aduh, sakit sekali perutku!   
  • 30. 5. Kalimat Emfatik Kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan: - menambahkan partikel –lah pada S; -menambahkan konjungsi yang ada di belakang S. Dengan penegasan pada S, ada pergeseran makna dan fungsi sintaktik. Contoh: (1) Dia mengambil majalah itu. S P O (2) Dialah yang mengambil majalah itu. P S
  • 31. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut.  Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan. Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok. Contoh: Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang membantu keselamatan umum.
  • 32. Kalimat efektif harus memenuhi syarat kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan –di pula. Contoh: Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
  • 33.  Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan hemat. Contoh:  Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. Contoh di atas tidak efektif, semestinya,  Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. atau,  Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah.
  • 34.  Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: *Kambing sedang main hujan. -Kalimat tersebut tidak logis karena kambing takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main hujan.  Pada kalimat efektif, kata penghubung dan, sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh diletakkan di awal kalimat.  Contoh: Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
  • 35. Jika keterangan diletakkan di posisi awal, sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca koma (,). Contoh: Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.