Panduan ini membahas dua jenis jumlah dalam bahasa Arab, yaitu jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah. Jumlah ismiyah terdiri dari mubtada' dan khobar yang harus sesuai dalam bilangan dan jenis, sedangkan jumlah fi'liyah terdiri dari fi'il dan fa'il yang juga harus sesuai dalam jenis meski fa'il bisa berbilangan.
2. •Pengertian
: Adalah jumlah (kalimat) yang diawali
dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’
dan khobar.
3. • Mubtada’ adalah subyek pada jumlah
ismiyah dan terletak diawal jumlah.
Sifat dari mubtada' adalah
•
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.I’robnya rofa’.
4. Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah
dan berfungsi untuk menerangkan keadaan
mubtada' serta bisa berupa kata ataupun
kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya
khobar juga rofa'.
5. Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal
bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya
isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus
isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’
berupa isim mufrod (kata tunggal),
khobarnya juga harus isim mufrod.
6. Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat
nominal apabila khobarnya berupa kalimah
isim (kata benda)
Contoh : ٌُدْيَز ٌُبِلَاط (Zaid adalah seorang
pelajar)
7. Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat
verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il
(kata kerja)
Contoh : ٌُدْيَز َءَاج
يَلا
ِةَسَرْدَمْال (Zaid telah datang
ke sekolah)
8. Contoh lain:
ٌُدْيَز ٌُذَاتْسأ ( Zaid adalah seorang guru)
ِنَالجَّالر ِنَاذَاتْسأ ( dua orang orang laki-laki itu
adalah 2
guru)
ٌُدْيَز هْتيَب
ٌُْريِبَك ( Zaid rumahnya besar)
9. Keterangan :
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’
sedangkan yang berwarna hitam adalah
khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat
kesesuaian anara mubtada’ dan khobar
dalam hal bilangannya. Sedangkan pada
contoh 3 khobarnya adalah berupa
jumlah/kalimat.
10. Keterangan :
Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa
khobarnya berupa kalimah isim
yaitu ٌُبِلَاطsehingga terbentuk kalimat
nominal sedangkan pada kalimat ke-dua
khobarnya berupa kalimah fi'il
yaitu ََُءَاج sehingga terbentuk kalimat verbal.
11. Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah
fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il
(pelaku).
JUMLAH FI’LIYAH
12. Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il
ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai
pelaku kata kerja tersebut.
JUMLAH FI’LIYAH
13. Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka
fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila
berbentuk mudzakar.
JUMLAH FI’LIYAH
14. Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda)
ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap
mufrod (tunggal).
JUMLAH FI’LIYAH
15. Contoh :
َ
َأَرَق ٌَُُدَّمَحُم (Muhammad telah membaca)
َ
تَأَرَق ٌَُُدنِه (Zaid sedang membaca)
َ
ُ
أَرَقي ٌَُُدَيز (Hindun telah membaca)
َ
ُ
أَرَقي ََنوُبِلاَّالط (Para siswa sedang membaca)
JUMLAH FI’LIYAH
16. Keterangan : kata yang berwarna merah adalah
fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.
Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian
antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar
dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4
dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya
fi’il harus tetap mufrod.
JUMLAH FI’LIYAH