1. Jenis Kalimat dalam Kaidah Bahasa Indonesia dan Contohnya
Untuk bisa menyampaikan pikiran kepada orang lain, maka kita akan
mengungkapkannya menggunakan kalimat. Kalimat sendiri merupakan satuan
bahasa terkecil yang tersusun dari beberapa kata untuk menyampaikan
pikiran. Jenis kalimat berbeda-beda karena unsur pembentuk dan fungsinya.
Kalimat bisa disampaikan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Penyampaian
kalimat secara lisan ditandai dengan adanya nada suara, tinggi rendah nada,
jeda dan sebagainya. Sementara pada kalimat tulisan ditandai dengan huruf
kapital dan tanda baca.
Pengertian Kalimat
Kalimat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti sebagai
satuan bahasa paling kecil yang berdiri sendiri, secara potensial dan aktual
tersusun atas beberapa klausal dan memiliki pola intonasi final. Kalimat
merupakan satuan bahasa yang bisa digunakan untuk menyampaikan pikiran.
Hal ini berbeda dari kata yang belum bisa digunakan untuk menyampaikan
pikiran secara utuh. Unsur dalam kalimat bahasa Indonesia bisa dibilang
cukup sederhana karena hanya terdiri dari subjek (S), objek (O), predikat (P),
keterangan dan pelengkap.
Dalam khazanah bahasa Indonesia, kalimat sudah bisa disebut baku jika
terdiri dari dua unsur yaitu subjek dan predikat. Sementara unsur yang lain
seperti objek (O), keterangan dan pelengkap bersifat opsional atau boleh ada
atau tidak.
Jenis kalimat dibedakan berdasarkan jumlah frasa atau struktur gramatikal,
berdasarkan fungsinya, kalimat berdasarkan klausanya, kalimat berdasarkan
kelengkapan unsur dan sebagainya.
Jenis Kalimat Berdasarkan Kelengkapan Unsur
Kalimat dalam bahasa Indonesia disebut utuh ketika sudah terdiri dari subjek
(S) dan predikat (P). Berikut adalah jenis kalimat dan contohnya berdasarkan
kelengkapan unsurnya:
1. Kalimat Sempurna atau Mayor
Kalimat berdasarkan kelengkapan unsurnya bisa disebut sebagai kalimat
sempurna jika kalimat tersebut terdiri atas suatu klausa bebas di bagian
2. dasarnya. Kalimat sempurna bisa berupa kalimat tunggal maupun kalimat
majemuk. Berikut contoh kalimat sempurna:
Ibu memasak nasi goreng (kalimat sempurna yang merupakan kalimat
tunggal)
Jika saya memiliki cukup waktu, saya ingin memasak ulang kue ulang
tahun. (kalimat sempurna yang merupakan kalimat majemuk bertingkat)
2. Kalimat Tidak Sempurna atau Kalimat Minor
Dalam khazanah Bahasa Indonesia juga dikenal istilah kalimat minor atau
kalimat tidak sempurna. Kalimat ini bisa berbentuk lisan dan tulisan. Subjek
dan predikat dari kalimat ini tidak lengkap atau terkadang tidak memiliki subjek
atau predikat sama sekali. Contoh kalimat tidak sempurna:
“Ibu guru di kantor.”
“Apa maksudnya?”
Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsi dari kalimat, kalimat bisa dibedakan menjadi beberapa
jenis yakni kalimat pernyataan atau deklaratif, kalimat seruan dan kalimat
perintah.
1. Kalimat Pertanyaan atau Interogatif
Kalimat pertanyaan adalah bentuk kalimat yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dari lawan bicara. Kalimat pertanyaan akan
menggunakan tanda baca berupa tanda tanya. Kalimat pertanyaan bisa
berupa kalimat positif dan negatif.
Kapan kamu pulang kampung ke Solo? (positif)
Kenapa sekolah itu tidak segera membangun perpustakaan baca yang
lengkap? (negatif)
2. Kalimat Imperatif atau Perintah
Kalimat perintah merupakan bentuk kalimat yang digunakan untuk melarang
atau memerintah orang melakukan sesuatu. Kalimat perintah jika disajikan
dalam bentuk tulisan akan disertai tanda baca seru, Kalimat perintah
dibedakan menjadi dua macam yakni kalimat positif dan negatif.
Tolong segera print dokumen itu sebelum jam istirahat makan siang!
Jangan takut untuk mencoba berbisnis!
3. Kalimat Pernyataan atau Deklaratif
3. Kalimat pernyataan merupakan bentuk kalimat yang digunakan untuk
menyatakan suatu informasi kepada orang lain yang menjadi target
percakapan. Kalimat ini bisa berupa kalimat langsung, tidak langsung, kalimat
bebas, tunggal, majemuk dan sebagainya.
SD Negeri 3 berencana untuk mengadakan study tour ke beberapa spot
wisata di Bandung
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional yang
digunakan puluhan negara
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan merupakan bentuk kalimat yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan terkejut, terkesima, atau sesuatu yang mendadak.
Berikut contoh kalimat seruan:
Luar biasa, ternyata dia bisa menyanyi dengan merdu.
Aduh, hal sepenting ini kamu malah lupa
Jenis Kalimat Berdasarkan Klausanya
Dilihat dari klausa pembentuk kalimat, kalimat dibedakan menjadi dua macam
yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Klausa sendiri merupakan
gabungan dari beberapa kata yang berposisi sebagai subjek serta predikat.
1. Kalimat Tunggal
Jenis kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas
saja. Kalimat tunggal memiliki subjek (S) dan satu predikat (P). Sementara
untuk unsur lainnya seperti objek, pelengkap dan keterangan tidak harus ada
di dalam kalimat tunggal.
Kalimat tunggal dibedakan menjadi empat macam berdasarkan frasanya
seperti kalimat nominal, verbal, adjektiva dan numeral. Berikut adalah contoh
pada kalimat tunggal:
1. Baju seragam adik kelas saya ada lima pasang. (kalimat numeral)
2. Mereka pelajar Sekolah Dasar Islam Aisyah Semarang (kalimat nominal)
3. Kambing-kambing sedang merumput (kalimat verbal)
4. Pakaian kakak kelas itu sangat unik dan indah (kalimat adjektiva)
2. Kalimat Majemuk
Jenis kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari sekurang-
kurangnya dua kalimat tunggal. Sehingga kalimat majemuk dalam bahasa
4. Indonesia mempunyai setidaknya satu buah subjek (S) dan dua buah predikat
(P).
Dilihat dari posisi kalimat-kalimat tunggal yang menyusun kalimat majemuk,
kalimat majemuk dibedakan menjadi dua macam yakni kalimat majemuk
bertingkat dan setara atau koordinatif.
a) Kalimat Majemuk Koordinatif atau Setara
Kalimat majemuk jenis pertama adalah koordinatif atau setara. Kalimat ini
memiliki dua kalimat tunggal atau lebih sebagai pokok pikiran yang posisinya
setara. Masing-masing kalimat tunggal di dalam kalimat majemuk koordinatif
bisa berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat utuh.
Kedua pokok pikiran dihubungkan menggunakan konjungtor atau kalimat
hubung. Berikut contoh dari kalimat majemuk koordinatif atau setara:
Andri adalah anak yang tampan dan baik hati
Ayah memarkirkan kendaraannya di depan toko kemudian masuk ke
toko lantai 2
Budi adalah anak yang pintar tapi pemalas
Kakak senang membaca novel sedangkan adik senang memasak kue
b) Kalimat Majemuk Bertingkat atau Kompleks
Jenis kalimat majemuk berikutnya adalah kalimat majemuk bertingkat atau
kompleks. Kalimat ini sebenarnya merupakan kalimat tunggal yang terdiri dari
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat dihubungkan dengan induk
kalimat menggunakan kata penghubung.
Jika anak kalimat berada di depan kalimat maka dipisahkan menggunakan
tanda baca koma. Contoh dari kalimat majemuk bertingkat yakni:
Gedung A sangat nyaman sehingga kakak sangat suka jika
mengadakan acara di tempat ini
Kakek memiliki semangat belajar yang tinggi meski usianya sudah tidk
lagi muda
Api membakar kawasan hutan selama berminggu-minggu sehingga
asap meracuni kota
Kalimt merupakan satuan bahasa paling kecil yang bisa digunakan untuk
menyampaikan gagasan dan pikiran kepada orang lain. Kalimat bisa
diungkapkan secara lisan dan tulisan. Sementara jenis kalimat dibedakan
berdasarkan pengucapan, jumlah frasa, fungsi dan sebagainya.
5. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan
struktur subjek—predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut
merupakan kalimat tunggal, yaitu dengan adanya satu informasi saja yang
didapat dari kalimat tersebut. Berikut contoh kalimat tunggal:
1. Orang itu guru kami. (S – P)
2. Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
3. Permisi! (P)
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk
konjungsi dan, tetapi, serta, atau, dan sedangkan. Berikut contoh jenis kalimat
majemuk setara:
1. Santi menjahit baju dan Yuli membuat jus.
2. Winda makan soto ayam, tetapi David makan ayam bakar.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk kalimat dan
anak kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama dan klausa
subordinatif. Pada jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat berdiri
sendiri, sedangkan anak kalimat (klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh karena
itu, anak kalimat sangat bergantung dengan induk kalimat agar dapat
memberikan infronasi yang jelas. Berikut contoh kalimat majemuk bertingkat:
1. Supriyanto tetap berangkat — (induk kalimat)
meskipun — (konjungsi)
hari telah gelap — (anak kalimat)
Supriyanto tetap berangkat meskipun hari telah gelap.
2. Ketika hujan turun — (anak kalimat)
6. Hermawan masih berada di atas bus — (induk kalimat)
Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di atas bus.
Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi
Jenis Kalimat Berdasarkan Isi
Kalimat Berita (Kalimat Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau
pernyataan. Ciri-ciri dari jenis kalimat berita, di antaranya (1) berisi informasi, (2)
intonasinya netral, (3) tulisan diakhiri tanda baca titik (.). Berikut contoh kalimat
berita:
1. Agung sedang mengejar pencuri motor.
2. Aku tidak ingin ikut ke pasar.
Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mencari tahu tentang suatu
informasi atau jawaban dari respon lawan bicara. Ciri-ciri dari kalimat ini di
antaranya (1) berisi pertanyaan, (2) tanggapannya berupa jawaban, (3) dalam
ragam tulis, kalimat ini diakhiri tanda baca tanya (?). berikut contoh kalimat tanya:
1. Bagaimana keadaan kamu sekarang?
2. Kapan kamu akan menyelesaikan pekerjaan rumah?
Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)
Kalimat perintah adalah kalimat yang berfungsi memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Ciri-ciri dari kalimat perintah di antaranya (1) berisi perintah,
(2) intonasinya perintah (agak naik), (3) tanggapannya bentuk perbuatan
(tindakan), (4) kalimatbini diakhiri tanda baca seru (!). Berikut contoh kalimat
perintah:
1. Segera rapikan kamarmu!
7. 2. Ayo kita berangkat sekarang!
Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan.
Ada beberapa ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi dan
diakhiri dengan tanda baca seru. Berikut contoh kalimat seruan:
1. Wah, kamu hebat sekali!
2. Hore, kita menang!
Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan
Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang disampaikan secarang langsung tanpa
adanya perantara. Dalam ragam tulis, kalimat langsung ditandai dengan tanda
baca petik dua (“…”) yang berfungsi untuk membedakan dengan kalimat
penjelas. Berikut contoh kalimat langsung:
1. “Apa kamu besok ingin aku antar ke toko?” tanya Febby
2. “Kemarin aku bertemu dengan Sarah di kampus.”
Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan yang
pernah dikatakan orang lain. Adapun ciri-ciri dari kalimat tak langsung di
antaranya (1) tidak menggunakan tanda petik, (2) ada perubahan kata ganti
orang, (3) bisa ditambah konjungsi bahwa.
Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun
ciri-ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me- atau ber-
dan memiliki pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K. Berikut contoh kalimat aktif:
1. Maryam membeli buah-buahan.
2. Afifah sedang makan di restoran.
8. Hal lain yang perlu kamu ketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi 2,
di antaranya.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang dapat diikuti atau disisipi oleh
unsur objek. Dalam kalimat aktif transitif biasanya menggunakan imbuhan me–
pada. Selain itu, kalimat ini dapat diubah menjadi kalimat pasif. predikatnya:
1. Para petani menanam sayur.
2. Ibu membawa oleh-oleh dari Bandung.
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dapat disisipi dengan unsur
objek. Kalimat ini menggunakan predikat yang berimbuhan ber-. Kalimat ini pun
tidak bisa diubah menjadi bentuk kalimat pasif:
1. Kakak bermain di depan rumah.
2. Salsa kelelahan setelah seharian bekerja terlalu keras.
Baca juga: Penggunaan Huruf Kapital
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan suatu tindakan atau
pekerjaan. Imbuhan yang biasanya terdapat dalam kalimat ini, yaitu di-, ter-, ke-
an, atau ter-kan. Jenis kalimat ini diikuti oleh kata depan oleh:
1. Risma diantar oleh Ami.
2. Aku kelelehannya menunggunya.
Pemahaman Akhir
Suatu sistem tanda yang mewakili sesuatu dan menimbulkan reaksi yang sama
ketika seseorang menanggapinya. Bahasa terdiri dari berbagai unsur, di
antaranya fonologi, leksikon, pragmatik, dan gramatika. Dalam gramatika, salah
satu unsur utama yang dibahas adalah kalimat.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran secara
utuh. Kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
9. Jenis-jenis kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, isi, pengucapan,
dan maknanya.
Berdasarkan bentuk, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat
majemuk terdiri dari dua atau lebih klausa. Kalimat majemuk setara memiliki
klausa yang kedudukannya setara, sedangkan kalimat majemuk bertingkat terdiri
dari klausa utama dan klausa subordinatif.
Berdasarkan isi, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi kalimat berita, kalimat
tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Kalimat berita digunakan untuk
menyampaikan informasi, kalimat tanya digunakan untuk bertanya, kalimat
perintah digunakan untuk memberikan perintah, dan kalimat seruan digunakan
untuk mengungkapkan perasaan.
Berdasarkan pengucapan, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat langsung
dan kalimat tidak langsung. Kalimat langsung disampaikan secara langsung
tanpa perantara, sedangkan kalimat tidak langsung menceritakan kembali
ucapan orang lain.
Berdasarkan fungsi subjeknya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat aktif dan
kalimat pasif. Kalimat aktif memiliki subjek yang melakukan tindakan, sedangkan
kalimat pasif memiliki subjek yang menerima tindakan.
Dengan memahami jenis-jenis kalimat ini, kita dapat memahami cara
menyampaikan informasi, bertanya, memberikan perintah, mengungkapkan
perasaan, dan menggambarkan subjek yang melakukan atau menerima
tindakan. Pengetahuan ini penting dalam memahami dan menggunakan bahasa
dengan tepat dan efektif.
Nah, sekarang kalian sudah tau kan apa saja jenis-jenis kalimat dalam bahasa
Indonesia. Semoga pembahasan ini dapat mempermudah kamu untuk
memahami tentang jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Selamat belajar!
Pengertian Konjungsi, Macam-Macam, dan Contohnya dalam Kalimat
tim | CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2022 09:00 WIB
Bagikan:
Ilustrasi. Dengan konjungsi yang tepat, maka teks yang disampaikan jadi mudah
dipahami pembaca. Berikut pengertian konjungsi, macam-macam, serta
10. contohnya. (Foto: Pixabay/condesign)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan konjungsi sangatlah penting dalam
sebuah teks. Dengan penggunaan konjungsi yang tepat, maka teks atau tulisan
yang disampaikan jadi mudah dipahami oleh pembaca.
Lantas apa itu konjungsi? Berikut pengertian konjungsi dalam bahasa Indonesia,
macam-macam, beserta contohnya.
Lihat Juga :
Memahami Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Pendek
Pengertian Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Ahli linguistik bahasa Indonesia Abdul Chaer mendefinisikan konjungsi sebagai
kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis-baik antara kata dengan
kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara
kalimat dengan kalimat.
Senada, konjungsi menurut pakar bahasa Indonesia Harimurti Kridalaksana
adalah kategori kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam
konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih
dalam konstruksi.
Sederhananya, pengertian konjungsi adalah kata hubung yang digunakan untuk
menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Contoh
konjungsi: dan, atau, karena, sejak, sebelum, sedangkan, meskipun, dan masih
banyak lagi.
Mengutip buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (1993) karya
Hasan Alwi dkk, konjungsi termasuk dalam kelas kata tugas.
Kata tugas berfungsi sebagai kata yang menyatakan hubungan suatu unsur
dengan unsur lainnya dalam frasa atau kalimat.
Ciri dari kata tugas adalah tidak memiliki arti leksikal, melainkan hanya
mempunyai arti gramatikal. Maksudnya, kata tugas seperti konjungsi ini hanya
memiliki arti jika dikaitkan atau dirangkai dalam frasa atau kalimat.
Misalnya konjungsi 'dan'. Dan tidak memiliki arti leksikal yang terdapat dalam
kamus. Namun, jika konjungsi 'dan' dirangkai dalam sebuah kalimat, maka ia
memiliki arti gramatikal yang menyatakan makna hubungan gabungan antara
dua buah kata.
Lihat Juga :
Pengertian dan Cara Menentukan Ide Pokok dalam Sebuah Paragraf
11. Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya
Konjungsi disebut juga sebagai kata hubung. Fungsinya yakni untuk
menghubungkan dua satuan bahasa, baik yang setara (sederajat) maupun yang
tidak setara.
Konjungsi dibagi ke dalam empat macam berdasarkan perilaku sintaktisnya
dalam kalimat, yaitu 1) konjungsi koordinatif, 2) konjungsi korelatif, 3) konjungsi
subordinatif, dan 4) konjungsi antarkalimat.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau
lebih yang sama penting atau memiliki status sintaktis yang sama.
Berikut contoh konjungsi koordinatif dan maknanya:
dan: sebagai penanda hubungan penambahan
atau: sebagai penanda hubungan pemilihan
melainkan: sebagai penanda hubungan perlawanan
padahal: sebagai penanda hubungan pertentangan
sedangkan: sebagai penanda hubungan pertentangan
serta: sebagai penanda hubungan pendampingan
tetapi: sebagai penanda hubungan perlawanan
dan/atau: sebagai penanda hubungan jumlah atau pilihan
Berikut contoh penggunaan konjungsi koordinatif dalam kalimat:
Sugeng dan Samsul adalah saudara kembar identik
Kamu mau ikut ke bandara atau tunggu di rumah saja?
Itu bukan pesawat terbang, melainkan helikopter.
Dia hanya diam saja, padahal selama ini tahu banyak informasi.
Ibu sedang memasak, sedangkan ayah mencuci.
Saya pergi ke pasar membeli ayam serta ikan.
Sepupuku sebenarnya pandai, tetapi malas belajar.
Apakah kamu mau membeli tas, sepatu, dan/atau baju?
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa
yang memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua
bagian yang umumnya terpisah satu dengan yang lain.
Berikut konjungsi korelatif dan contoh kalimatnya:
baik - maupun: Baik kakak maupun adiknya tidak suka makan sayur.
tidak hanya - tetapi juga: Seluruh karyawan tidak hanya harus setuju, tetapi juga
harus patuh terhadap setiap aturan perusahaan.
12. bukan hanya - melainkan juga: Pengangguran bukan hanya menyangkut
masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial.
demikian - sehingga: Mobil di tol berpacu demikian cepat sehingga sulit untuk
ditangkap mata kamera.
sedemikian rupa - sehingga: Pesan yang baik harus disampaikan sedemikian
rupa, sehingga dapat menarik perhatian pendengar.
apa(kah) - atau: Apakah Anda setuju atau tidak, kami tetap kukuh pada
pendirian.
entah - entah: Entah menang entah kalah, saya tetap akan berusaha sampai
pertandingan selesai.
jangankan - pun : Jangankan berdiri, duduk pun ia tak sanggup.
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama. Salah satu dari
klausa itu merupakan klausa subordinatif.
Dari perilaku sintaktis dan semantisnya, konjungsi subordinatif dapat dibagi
menjadi 13 kelompok. Berikut pembagian jenis konjungsi subordinatif dan
contohnya.
i. Konjungsi subordinatif waktu
menunjukkan awal peristiwa: sejak, sedari, semenjak
menunjukkan awal suatu peristiwa yang ditandai dengan peristiwa lain: begitu,
demi, ketika, sambil, selagi, selama, sementara, seraya, tatkala, sewaktu
menunjukkan awal suatu peristiwa yang didahului dengan peristiwa lain: setelah,
sebelum, sehabis, selesai, sesudah, seusai
menunjukkan lamanya suatu peristiwa yang ditandai dengan peristiwa tertentu:
hingga, sampai
ii. Konjungsi subordinatif syarat: asalkan, apabila, jika, jikalau, kalau, manakala
iii. Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, sekiranya,
seumpamanya, andai kata
iv. Konjungsi subordinatif tujuan: agar, biar, supaya
v. Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, kendatipun, meskipun, walaupun,
sekalipun, sungguhpun
vi. Konjungsi subordinatif pembandingan: alih-alih, daripada, ibarat, laksana,
seakan-akan, sebagai, sebagaimana, seolah-olah, seperti
vii. Konjungsi subordinatif sebab: karena, sebab, oleh karena, oleh sebab
13. viii. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, makanya, sampai-sampai
ix. Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa
x. Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa
xi. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
xii. Konjungsi subordinatif atributif: yang
xiii. Konjungsi subordinatif perbandingan: ... sama ... dengan; ... lebih ... dari ....
4. Konjungsi Antarkalimat
Ketiga jenis konjungsi di atas merupakan konjungsi intrakalimat. Sementara
untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain membutuhkan konjungsi
antarkalimat.
Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat selalu digunakan
di awal kalimat baru yang ditandai dengan huruf kapital dan diikuti tanda koma.
Berikut contoh konjungsi antarkalimat.
a) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan pertentangan dengan kalimat
sebelumnya.
Biarpun demikian,
Biarpun begitu,
Sekalipun demikian,
Sekalipun begitu,
Walaupun demikian,
Walaupun begitu,
Meskipun demikian,
Meskipun begitu,
Sungguhpun demikian,
Sungguhpun begitu,
b) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau
keadaan pada kalimat sebelumnya.
Kemudian,
Sesudah itu,
Setelah itu,
Selanjutnya,
Berikutnya,
14. c) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan
lain di luar yang telah dinyatakan sebelumnya.
Tambahan pula,
Lagi pula,
Selain itu,
d) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan
sebelumnya.
Sebaliknya,
e) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan keadaan sebenarnya.
Sesungguhnya,
Bahwasanya,
f) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan menguatkan keadaan yang
dinyatakan sebelumnya.
Malah,
Bahkan,
g) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan menguatkan keadaan yang
dinyatakan sebelumnya,
Akan tetapi,
Namun,
h) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan.
Kecuali itu,
Di samping itu,
i) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan konsekuensi.
Dengan demikian,
j) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan akibat.
Oleh karena itu,
Oleh sebab itu,
k) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang
dinyatakan sebelumnya.
Sebelum itu,
Lihat Juga :
Macam-Macam Majas, Jenis, dan Contohnya
15. Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antarkalimat:
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan
menghalanginya.
Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan, seringkali
melebihi yang kita bayangkan.
Pak Slamet terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap
hipertensi.
Mayoritas anak muda akan langsung membeli mobil baru. Kecuali itu, Sugeng
lebih memilih berinvestasi.
Pencopet itu mengabaikan tembakan peringatan dari polisi. Sebaliknya, ia justru
melawan ketika hendak ditangkap.
Kondisi perumahan kita memang sudah mulai aman. Akan tetapi, masing-masing
penghuni tetap harus tetap waspada.
Kita tak akan pernah tahu masa depan seseorang. Oleh karena itu, jangan
meremehkan orang bodoh sekalipun.
Demikian pengertian konjungsi, macam-macam, dan contohnya dalam kalimat.
Semoga membantumu belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Baca artikel CNN Indonesia "Pengertian Konjungsi, Macam-Macam, dan
Contohnya dalam Kalimat" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221201122647-569-
881326/pengertian-konjungsi-macam-macam-dan-contohnya-dalam-kalimat.
Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/
Cara Menulis Opini yang Baik dan
Benar di Media Online ataupun Cetak
Berita Hari Ini
esar
Ilustrasi menulis opini. Foto: Shutter Stock
Secara bahasa, opini diartikan sebagai pendapat, pikiran, dan pendirian.
Sedangkan secara istilah, opini adalah tulisan di media cetak atau online
yang memasukkan pendapat penulis di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Jurnalistik Dasar susunan Khoirul Muslimin (2019),
opini didukung oleh argumentasi yang kuat dari penulis. Argumentasi
tersebut harus disajikan dengan data-data yang valid.
16. Opini bisa dituangkan dalam tema yang beragam, mulai dari ekonomi,
kesehatan, politik, dan lain-lain. Karena memasukkan pendapat penulis,
maka opini mengandung unsur subjektivitas.
Sama seperti jenis tulisan lainnya, opini juga memiliki struktur yang
terdiri dari judul, lead, isi, dan penutup. Bagaimana cara menulis opini
yang baik dan benar? Simak tipsnya dalam artikel berikut ini.
Baca juga: Perbedaan Fakta dan Opini dalam Sebuah Tulisan beserta
Contohnya
Cara Menulis Opini yang Baik dan Benar
Ilustrasi menulis opini. Foto: plo/shutterstock
Untuk menulis opini di media cetak dan online, penulis harus
menentukan idenya terlebih dahulu. Ide harus orisinal atau asli. Penulis
bisa mendapatkannya lewat objek atau peristiwa yang dilihat, dialami,
dan dirasakan olehnya.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari buku Bijak Berbahasa Indonesia susunan Rishe
Purnama Dewi, dkk., berikut tata cara menulis artikel yang baik dan
benar selengkapnya untuk Anda:
1. Tentukan ide
Mulailah menulis dengan menuangkan ide utama dalam lead. Anda bisa
membahas tema yang beragam, mulai dari kesehatan, ekonomi, politik,
dan lain-lain.
2. Buat judul opini
Judul dalam opini harus dibuat semenarik mungkin. Syarat judulnya
yaitu tidak panjang dan memakai kata-kata yang tidak klise.
3. Buat paragraf pembuka
Paragraf pembuka atau lead harus dibuat menarik agar pembaca mau
menamatkan bacaannya. Bagian ini juga digunakan untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca terkait masalah yang sedang dibicarakan.
17. 3. Isi opini
Bagian terpenting dalam menulis opini adalah isinya. Di bagian ini,
penulis bisa menuangkan gagasan atau ide-ide yang ada di pikirannya.
Kemudian penulis bisa menambahkan contoh kejadian yang menunjang
opininya, kelebihan dan kelebihan jika gagasannya diterapkan, dan lain-
lain. Ini adalah bagian krusial yang dapat mempengaruhi pembaca ketika
menyelami tulisan Anda.
ADVERTISEMENT
4. Paragraf penutup
Paragraf penutup berisi kesimpulan dari opini. Biasanya, paragraf ini
mengingatkan kembali kepada pembaca mengenai gagasan yang
disampaikan oleh penulis.
Cara Menulis Opini di Kumparan
kumparan menjadi salah satu media online yang memberikan akses
untuk menulis opini kepada pembacanya. Ada sejumlah syarat yang
harus dipenuhi agar opininya dimuat, yakni sebagai berikut:
Sertakan pendukung argumen yang kuat saat memuat tulisan opini.
Misalnya dengan menyajikan data-data valid.
Buat opini yang orisinil dan asli.
Gunakan tutur kata dan tata bahasa yang sopan.
Gunakan aturan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dengan benar.
Hindari typo saat menulis opini.
Jangan spam, menyertakan iklan, membuat tulisan yang bertujuan
komersil, dan melakukan penjualan.
Dilarang membuat opini yang mengandung unsur pornografi.
Dilarang membuat konten yang mengarah pada tindakan
berbahaya.
Dilarang membuat konten tentang kekerasan dan SARA.
ADVERTISEMENT