2. Seperti bahasa Inggris, bahasa Arab memiliki dua jenis
jamak, yaitu jamak beraturan (sound plural) dan jamak 'tak
beraturan' (broken plural). Secara umum, bentuk jamak 'tak
beraturan' ini jauh lebih lazim daripada jamak beraturan.
Namun, dalam Al-Qur'an, proporsi jamak teratur jauh lebih
banyak, tidak seperti dalam bahasa Arab umumnya
belakangan ini.
3. JAMAK BERATURAN (SOUND PLURAL)
Ada dua jenis jamak beraturan ini, yaitu maskulin dan
feminin. Masing-masing ditunjukkan oleh akhiran kata-
nya. Kata-kata jamak beraturan ini analog dengan
house/houses dan ox/oxen dalam bahasa Inggris.
5. Jamak beraturan maskulin ini sangat terbatas penggunaannya.
Hanya ada tiga kategori umum dalam penggunaannya yaitu:
sebagai participle, atau kata benda yang asalnya adalah
partisiple, seperti ٌمِلاَظzalimun 'lalim'; kata-kata yang bentuknya
sama dengan ٌاب َّوَت tawwabun 'mengalah', kebanyakan yang
sekarang merujuk pada profesi dan pekerjaan, meskipun dalam
Qur'an mereka biasanya memiliki makna yang intensif; dan kata
sifat relatif seperti يِمَجْعَا a’jamiyyun.
6. Catatan :
Ada beberapa kata dalam Al-Qur'an yang bentuk tunggalnya
bersifat feminin (diakhiri dengan –atun / )ة, namun memiliki
bentuk jamak beraturan maskulin. Satu-satunya kata yang
umum adalah ةَنَس(setahun), bentuk jamaknya َونُنِس sinuuna—
meskipun dalam bahasa Arab modern sudah digantikan oleh
bunyi jamak feminin ٌات ََونَس sanawaatun.
7. Jamak Beraturan Feminin
Jamak ini khusus (meskipun tidak sepenuhnya) terkait dengan
kata bentuk tunggal feminin yang berakhiran –atun ( ة ).
Sebagai Subjek dengan penambahan huruf akhir
ات
8. Catatan :
Namun, kita tidak dapat berasumsi bahwa semua kata yang
berakhiran ٌةَى
) - atun) bentuk jamaknya pasti beraturan feminin.
Banyak yang tidak. Sebaliknya, ada beberapa kata-kata yang
memiliki bentuk jamak beraturan feminin meskipun bentuk
tunggal-nya tidak berakhiran –atun, misalnya ٌءاَمَس samaa'un,
jamaknya ٌات َاوَمَس samaawaatun.
9. JAMAK “TAK BERATURAN”/RUSAK/BROKEN
PLURAL
Jamak ‘tak beraturan’ dibentuk oleh perubahan pola vokal
(harakat) dari tunggal ke jamak. Kata-kata bentuk jamak ‘tak
beraturan’ ini analog dengan mouse /mice dan foot /feet dalam
bahasa Inggris.
Dalam bahasa Arab, sebagian besar kata benda dan cukup
banyak kata sifat yang memiliki bentuk jamak ‘tak beraturan’ ini;
Ada banyak model jamak tak beraturan ini. Melalui pengalaman
nanti kita akan bisa memprediksi bentuk tunggalnya. Meskipun,
di awal boleh jadi mustahil kita membuat prediksi seperti itu
11. Penting diingat!
Bahwa dalam bahasa Arab, jamak ‘tak beraturan’ ini secara
tata bahasa diperlakukan sebagai bentuk tunggal feminine,
kecuali jika kata itu memang mengacu pada sosok laki-laki, maka
ketika itu diperlakukan sebagai jamak maskulin (atau pada sosok
feminin, maka ketika itu diperlakukan sebagai jamak feminim).
12. Dengan demikian ٌن ْوُرُق qurunun ُهِكا َوَف fawaakihu ىًرُق quran dan
ٌبُتُك kutubun semuanya adalah bentuk tunggal feminin; maka
kata sifat yang menyertainya harus setara sebagai feminin
tunggal. Begitupun kata benda harus setara, dalam semua
keadaan normal, dalam bentuk feminin tunggal.
14. Namun, karena ٌلاَج ِ
ر rijaalun dan ٌداَبِع ’ibaadun mengacu pada
laki-laki, maka diperlakukan sebagai jamak maskulin, sehingga
dapat dipasangkan baik dengan adjektifa berbentuk jamak tak
beraturan ataupun dengan jamak beraturan maskulin.
Contoh :
15. Catatan :
Ada beberapa kata benda dalam Al-Qur'an yang berbentuk
tunggal tetapi memiliki makna/arti jamak. Biasanya kata ini
menggunakan kata sifat (adjektiva) berbentuk jamak. Kata yang
paling sering muncul adalah ٌم ْوَق qawm, 'people/kaum':
16. Catatan :
Beberapa kata benda jamak ‘tak beraturan’ yang tidak mengacu
pada orang juga menggunakan kata sifat jamak ‘tak beraturan’,
contoh :
Kadang-kadang kata benda seperti itu juga ditemukan dalam Al-
Qur'an dengan kata sifat jamak feminin, tetapi dengan berlalunya
waktu ini menjadi semakin langka, dan menjadi sangat
mengejutkan ketika kita melihat hal ini digunakan dalam bahasa
Arab modern.
17. Catatan :
Kesalahan umum untuk pemula adalah berharap bahwa kata
sifat bentuk jamak ‘tak beraturan’ mungkin memiliki akhiran
penanda feminin yang bisa ditambahkan (seperti ات pada yang
beraturan). Tapi ini sama sekali tidak mungkin.