serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
AUDIT SPI RS
1. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 39
mengamanatkan :
a. Dalam penyelenggaraan rumah sakit harus dilakukan audit.
b. Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa audit kinerja dan
audit medis.
c. Audit kinerja dan audit medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan secara internal dan eksternal.
d. Audit kinerja eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan
oleh tenaga pengawas.
e. Pelaksanaan audit medis berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri.
Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun
2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Pasal 123 menetapkan:
a. Pengawasan operasional BLUD dilakukan oleh pengawas internal.
b. Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh
internal auditor yang berkedudukan langsung di bawah pemimpin BLUD.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 pasal 36 menetapkan
bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelolarumah sakit dan tata
kelola klinis yang baik. Kaidah-kaidah Good Corporate Governance meliputi
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta
kewajaran/kepatutan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan taat
kepada peraturan perundangan.
Suatu mekanisme dan sistem pengendalian internal merupakan salah satu sarana
utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan rumah sakit telah dilaksanakansesuai
2. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diinginkan tersebut.
Panduan pelaksanaan ini merupakan salah satu penjabaran dari Pedoman
Pelaksanaan Good Corporate Governance dan disusun untuk menjadi norma-norma
acuan kerja bagi unit Satuan Pemeriksa Internal agar dapat bekerja secara profesional
sesuai dengan tujuan penugasannya dan sekaligus sebagai sarana komunikasi agar
kerja unit Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dapat diterima dan didukung oleh unit kerja
lainnya.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses
pengelolaan di Tim Satuan Pengawas Internal
2. Tujuan Khusus
a) Membantu direktur agar dapat secara efektif mengamankan investasi
dan aset rumah sakit.
b) Melakukan penilaian desain dan implementasi pengendalian intern, apakah
cukup memadai dan dilaksanakan sistem pengendalian intern yang
diciptakan untuk dapat menjamin data-data keuangan dapat dipercaya.
c) Melakukan analisis dan evaluasi efektifitas sistem dan prosedur pada
semua bagian dan unit kegiatan rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
a.Melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi rumah sakit,
khususnya sejauh mana aspek pengkajian dan pengelolaan risiko telah
dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan.
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan
3. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-bidang :
1) Keuangan
2) Operasi dan pelayanan
3) Pemasaran
4) Sumber daya manusia
5) Pengembangan
c. Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem pengendalian
informasi dan komunikasi untuk memastikan bahwa :
1) Informasi penting rumah sakit terjamin keamanannya.
2) Fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi
dapatberjalan dengan efektif.
3)Penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi peraturan perundang-
undangan.
d. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern yang
ditugaskan oleh direktur.
D. BATASAN OPERASIONAL
a) Audit dan evaluasi tentang kemampuan, efektivitas, ketaatazasan dan kualitas
pelaksanaan tugas manajemen operasi dan manajemen penunjang pada RSU
Kasih Bunda yang antara lain meliputi pengelolaan risiko, material, control,
pengadaan dan pembelian, dan lain sebagainya.
b) Penilaian tentang efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sarana yang
tersedia dan kualitas pelaksanaan tugas manajemen operasi.
c) Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu
kegiatan atau program.
4. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
E. LANDASAN HUKUM
a. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal
39.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Pasal 123.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
a. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
JUMLAH
KEBUTUHAN
Direktur
Dokter/dokter
Manajemen
Rumah sakit
Kepemimpinan
,kewirausahaan,
Rencana
strategis Bisnis,
Tata kelola RS,
SPM, Sistem
Akuntabilitas,
Sistem
Remunerasi,
Pengelolaan
SDM
1
Ketua SPI S1
medis/paramedic/
ekonomi/akuntansi
Pelatihan SPI
dasar dan
lanjutan
1
Sekretaris
SPI
D3 paramedic atau
D3 non-medik/S1
medic/paramedic/
ekonomi/akuntansi
Pelatihan SPI
dasar dan
lanjutan
1
Anggota D3 paramedic atau
D3 non-medik/S1
Pelatihan SPI
dasar dan
3
5. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
medic/paramedic/
ekonomi/akuntansi
lanjutan
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
.NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
JUMLAH
SDM
Direktur
Dokter/dokter
spesialis
Kepemimpinan
,
kewirausahaan,
Rencana
strategis Bisnis,
Tata kelola RS,
SPM, Sistem
Akuntabilitas,
Sistem
Remunerasi,
Pengelolaan
SDM
1
Ketua SPI S1
medis/paramedic/
ekonomi/akuntansi
Pelatihan SPI
dasar dan
lanjutan
1
Sekretaris
SPI
D3 paramedic atau
D3 non-medik/S1
medic/paramedic/
ekonomi/akuntansi
Pelatihan SPI
dasar dan
lanjutan
1
Anggota D3 paramedic atau
D3 non-medik/S1
medic/paramedic/
ekonomi/akuntansi
Pelatihan SPI
dasar dan
lanjutan
1
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan tenaga kerja di Tim Satuan Pengawas Internal berdasarkan non
shift, dengan jam operasional kerjayaitu :
Senin – Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 14.00 WIB
7. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Direktur
Ruang Meeting
Mushola
Ruang Panel
Keperawatan Marketing
Logistik
Kesehatan
Lingkung
an
Pembelian
NonFarmasi
Kesekretariatan
Penunja
ng
Medis
Pelayana
nMedis
Keuanga
n&
Akuntin
g
Keuanga
n
Akuntin
g
Umum
Pintu
Pintu
Pintu
Pi
nt
u
Gudang Percetakan
8. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
B. STANDAR FASILITAS
Agar kegiatan di bagian Tim satuan Pengawas Internal dapat berjalan optimal,
maka perlu didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang
memadai baik untuk ruang administrasi,
Ruang Administrasi
Ruang administrasi bagian kesehatan lingkungan menyatu dengan bagian
lain yang terletak di lantai 5. Sarana terdiri dari :
a. Meja : 5 buah
b. Kursi : 5 buah
c. Telepon : 3 buah
d. Komputer : 5 unit
e. Alat Tulis Kantor
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A.LINGKUP KERJA AUDIT HARUS MELIPUTI PENGUJIAN DAN
PENILAIAN.
1) Bidang keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan,
termasuk ketaatan terhadap Rencana dan Strategi Rumah Sakit dan Term of
Reference Rumah Sakit (TOR Rumah Sakit) yang telah ditetapkan.
2) Kehandalan dan efektivitas sistem pengendalian internal rumah sakit dan
kegiatan operasinya termasuk manajemen risiko.
3) Kualitas kinerja pelaksanaan suatu kegiatan khususnya analisis terhadap
manfaat dan biaya yang digunakan dalam kegiatan tersebut.
9. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
B.KEGIATAN TINJAUAN DALAM AUDIT SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL.
1) Audit kehandalan sistempemeriksa internal bertujuan untuk memastikan
bahwa sistem yang dipakai mampu untuk mencapai sasaran rumah sakit
secara efisien dan ekonomis.
2) Audit efektivitas sistem pemeriksa internal bertujuan untuk memastikan
bahwa sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kekeliruan
material, penyimpangan maupun perbuatan melawan hukum dapat dicegah
atau dideteksi dan diperbaiki secara dini.
3) Audit terhadap kualitas kinerja pelaksanaan tugas pengendalian internal
bertujuan untukmemastikan bahwa sasaran dan tujuan rumah sakit dapat
tercapai dengan optimal.
4.1. PELAKSANAAN AUDIT INTERN.
1) Kehandalan dan kebenaran informasi keuangan dan operasi rumah sakit.
Auditor internal harus memeriksa cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengklasifikasi, mengukur dan melaporkan informasi-
informasi tersebut, sehingga kehandalan dan kebenarannya dapat
dipastikan. Untuk itu penyajian laporan keuangan dan kinerja non
keuangan rumah sakit harus diuji apakah telah akurat, handal, tepat
waktu, lengkap dan mengandung informasi yang bermanfaat serta
sesuai dengan standar.
2) Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana kerja dan anggaran, prosedur dan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu auditor harus memeriksa dan
meninjau apakah sistem yang digunakan telah cukup memadai dan efektif
dalam menilai apakah aktivitas yang diaudit memang telah memenuhi
ketentuan yang dimaksud.
3) Keamanan aset rumah sakit, termasuk memeriksa keberadaan aset tersebut
sesuai dengan prosedur yang benar.
10. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
4) Efisiensi pemakaian sumber daya rumah sakit, untuk itu auditor harus
memeriksa:
a) Standar operasi dan pelayanan telah dibuat sehingga mampu untuk
mengukurefisiensi dan penghematan yang dicapai.
b) Standar operasi yang digunakan dapat dipahami dengan mudah dan baik
serta dapat dilaksanakan secara efektif.
c) Penyimpangan terhadap standar operasi dan pelayanan dapat mudah
diidentifikasi, dianalisis dan dapat dilaporkan kepada penanggung jawab
kegiatan untuk diambil langkah perbaikan.
d) Terdapat kondisi di mana sarana yang digunakan di bawah standar kerja
yang non produktif, kelebihan / kekurangan tenaga kerja, penggunaan
sistem/ sarana yang kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
biaya.
5) Hasil keluaran suatu kegiatan atau operasi sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang ingin dicapai.Untuk ini auditor internal harus memeriksa apakah :
a) Program atau operasi tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana.
b) Kriteria yang dipakai untuk mengukur hasil yang diperoleh telah
memadai dan sesuai dengan tujuannya.
c) Informasi dan data mengenai hasil yang diperoleh, memang dapat
dibandingkan dengan kriteria yang disusun dan sesuai dengan
tujuannya.
d) Temuan hasil audit secara terpadu telah dikomunikasikan kepada
pimpinan unit kerja terkait.
Pelaksanaan audit harus meliputi perencanaan audit, pelaksanatindak lanjut dan
pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.
a. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab SPI maka perlu disusun
perencanaan kegiatan yang konsisten dan sesuai dengan program dan
sasaran rumah sakit yang antara lain meliputi :
1. Rencana dan StrategiRumah Sakit untuk jangka 5 (lima) tahun.
11. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
2. Rencana Kerja Audit Tahunan untuk tahun berikutnya yang
dijabarkandalam TOR, dana Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
untuk rutin dan Program Pemeriksaan khusus untuk yang non rutin.
Termasuk dalam rencana ini adalah jadual kerja audit dan
sasarannya, rencana pengembangan dan pemenuhan tenaga audit yang
profesional.
b. Auditor internal harus merencanakan setiap pelaksanaan audit dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu auditor internal haruslah mendokumentasikan
rencana kerja audit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Informasi dan latar belakang mengenai obyek audit, bila pernah
diauditmaka perlu diperiksa bagaimana hasil pelaksanaan tindaklanjut
yang pernah disarankan, bagaimana dampaknya terhadap audit yang
dilakukan.
2) Jenis luasnya cakupan kerja audit yang akan dilaksanakan.
3) Sasaran audit harus dinyatakan dengan jelas, sehingga auditor dapat
mengetahui dengan tepat masalah-masalah khusus apa yang harus
mendapatkan prioritas pemeriksaan.
4) Penentuan prosedur dan teknik audit yang akan digunakan untuk
memastikan bahwa audit dapat mencapai sasarannya, tanpa menghalangi
kemungkinan pertimbangan lain yang berdasarkan kaahlian auditor.
5) Kebutuhan sumber daya pelaksanaan audit, yang meliputi jumlah
auditor dan bidang keahian yang diperlukan, tingkat pengalaman
yangdiinginkan dan bila perlu menggunakan konsultan/ tenaga ahli
luar,sarana kerja yang dibutuhkan serta biaya pelaksanaan audit.
6) Mengkomunikasikan rencana audit dengan pihak-pihak terkait terutama
mengenai bentuk aktivitas, jadual kegiatan, sumber daya yang
diperlukan, dan bila diperlukan, rencana survei awal sebelum audit
dilaksanakan. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko audit
dan hal-hal rawan yang perlu diantisipasi atau pendalaman lebih lanjut.
12. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
7) Format dan rencana susunan laporan hasil audit dan rencana kepada siapa
saja laporan tersebut didistribusikan serta cara
mengkomunikasikannya.
8) Mendapatkan persetujuan pimpinan unit SPI sebelum audit dimulai.
c. Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus menggunakan prosedur dan
tehnik yang memadai dalam melakukan pengumpulan, pemeriksaan, evaluasi
dan analisis informasi serta mendokumentasikan hasil kerjanya sedemikian
rupa sehingga :
1) Semua informasi yang berkait dengan tujuan dan ruang lingkup audit
beserta bukti faktual yang diperoleh telah memenuhi kebutuhan audit.
2) Kepastian apakah prosedur dan tehnik audit yang dipakai, termasuk
metode sampling, metode pengklasifikasian hingga penarikan kesimpulan
hasil temuan sesuai dengan sasaran audit.
3) Obyektivitas dalam mulai pengumpulan informasi hingga penarikan
kesimpulan hasil temuan tetap terjaga.
4) Format kertas kerja dan pelaporan hasil temuan cukup komunikatif baik
bagi team audit sendiri dan terutama bagi auditee. Beberapa ketentuan
mengenai kertas kerja ini antara lain adalah :
a) Cakupan lengkap dan teliti.
b) Tampilannya rapi, jelas dan ringkas
c) Sistimatikanya mudah dibaca dan dimengerti
d) Informasi yang disampaikan relevan dan tepat dengan tujuan audit.
d. Auditor internal harus melaporkan hasil kerja audit mereka kepada auditee dan
pemberi tugas. Dalam menyampaikan laporan hasil audit. Auditor internal
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Draf laporan hasil audit yang berisi hasil temuan, butir-butir kesimpulan
dan butir-butir rekomendasi haruslah direviewdan didiskusikan bersama
dengan pimpinan auditee dan stafnya untuk menghindari kesalah-
pahaman.
13. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
2) Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, hasil
temuan dan kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap
dampak temuan terhadap aktivitas yang diaudit
3) Laporan temuan antara lain harus bersifat :
a) Obyektif, tidak memihak dan bebas dari prasangka dan bebas dari
kekeliruan.
b) Jelas, mudah dimengerti, logis, lugas dan sederhana serta menghindari
bahasa teknis yang terlalu rumit.
c) Singkat, langsung ke inti masalah tidak bertele-tele.
d)Konstruktif, lebih membantu auditee kearah perbaikan dari pada kritik.
4) Laporan hasil audit seyogyanya juga mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut:
a) Hal-hal yang masih merupakan masalah dan belum dapat terselesaikan
hingga saat audit berakhir.
b)Pengakuan terhadap prestasi kerja auditee hasil perbaikan yang telah
dilaksanakan dan terutama bila perbaikan ini dapat diterapkan pada bagian
lain.
c) Rekomendasi tindak lanjut bila memang ada hal-hal yang perlu
dilakukan perbaikan pada proses kerja auditee.
5) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan auditee dan
auditor internal mengenai hasil temuan dan kesimpulan hasil audit maka
perbedaan pendapat ini harus juga diungkapkan dalam laporan hasil audit.
6) Pimpinan SPI harus meriview dan menyetujui laporan hasil audit
sebelum menerbitkan dan mendistribusikan laporan tersebut.
e. SPI harus menindaklanjutilaporan hasil audit untuk mendapatkan kepastian
bahwa langkah yang tepat atas hasil temuan audit telah dilaksanakan. Jika
pimpinan unit kerja yang bersangkutan memutuskan untuk tidak mengikuti
saran tindak lanjut atas suatu pertimbangan tertentu, maka SPI harus
melaporkan hal tersebut.
14. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
Kepala SPI beserta para auditornya wajib berusaha secara terus menerus agar
organisasi SPI dapat berfungsi sesuai dengan visi, misi atribut dan tanggung jawabnya.
Untuk dapat melaksanakan hal tersebut diatas maka :
a. SPI harus mempunyai uraian tertulis mengenai tujuan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab yangdisebut dalam pembentukkan Panduan Pelaksanaan SPI
(Internal Audit Charter) yang disahkan dengan surat keputusan direktur.
b. Kepala SPI harus menerbitkan buku pedoman kerja unit SPI yang antara lain
berisikan:
1) Buku Rencana Kerja unit SPI yang sesuai dengan Panduan Pelaksanaan
SPI (Internal Audit Charter) dan tujuan rumah sakit baik untuk jangka
panjang 5 (lima) tahunan maupun jangka pendek (tahunan), Rencana Kerja
ini haruslah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Tujuan, jenis dan macam kegiatan/ program, jadual pelaksanaan dan
pelaporannya serta lokasinya.
b) Ketentuan mengenai ukuran keberhasilan kinerja dan indikator
kinerja kuncinya dari tiap kegiatan atau program.
c) Uraianrinci dari setiap kegiatan/ program yang tekait dan sumber
daya yang diperlukan.
d) Rincian sumber daya yang diperlukan yang meliputi antara lain
anggaran/dana waktu jumlah personil, dan peralatan lainnya.
2) Buku pedoman audit (Audit manual) yang berisikan kebijakan dan
prosedur audit mulai dari persiapan pemeriksaan sampai dengan
penyelesaian laporan hasil audit dan pemantauan hasil tindaklanjut.
c. Kepala SPI harus mempunyai program untuk pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia dan program pengembangannya yang meliputi :
1) Uraian tugas setiap jenjang auditor .
2) Persyaratan kualifikasi dan kemampuan individu dari setiap jenjang
tersebut.
3) Program pelatihan dan pengembangan bagi setiap auditor.
15. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
4) Penilaian kinerja, coaching dan konseling bagi tiap auditor sebagai
bagian dari proses pengembangan profesionalisme mereka.
d. Kepala SPI harus mengadakan koordinasi dengan dewan pengawas dan
auditor eksternaluntuk menghindari tumpang tindih pemeriksaan dan
memperkecil kemungkinan duplikasi kegiatan audit. Hal ini dapat dilakukan
melalui :
1) Rapat periodik dengan dewan pengawas dan auditor eksternal membahas
kepentingan bersama rencana audit.
2) Penyelarasan program audit dan akses timbal balik terhadap program
audit dan kertas kerja masing-masing.
3) Pertukaran laporan hasil audit dan rekomendasi manajemen dari auditor
eksternal.
4) Persamaan persepsi mengenai tehnik, metode dan terminologi audit
sehingga dapat diperoleh keseragaman dalam penggunaannya.
e. Kepala SPI harus mempunyai dan melakukan program jaminan mutu untuk
dapat mengevaluasi kinerja unitnya dengan tujuan agar memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa kinerja SPI telah sesuai dengan Internal Audit Charter
dan tujuan rumah sakit. Untuk itu kepala SPI haruslah :
1) Melakukan supevisi dan pemberdayaan terus menerus sejak
tahapperencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelaporan, hinggapemantauan
tindak lanjut.
2) Melakukan review internal secara berkala bersama pimpinan dan staf atau
tim lain yang independen, untuk menilai tingkat efektivitas audit,
kepatuhan auditor terhadap standar audit, kode etik serta ketentuan dan
kebijakan lain.
3) Melakukan revieweksternal setiap 2 (dua) tahun oleh organisasi atau tim
atau individu yang mampu, independen dan tidak mempunyai konflik
kepentingan dengan rumah sakit, untuk memberikan penilaian dan opini
terhadap efektivitas SPI terhadap standar audit,InternalAudit Charter,
16. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
tujuan rumah sakit dan ketentuan lainnya.
BAB V
LOGISTIK
NO PERSEDIAAN BARANG
JUMLAH
BARANG
1 Kertas FC 70gr 1 rim
2 Amplop Kosongan (T) 1 kotak
3 Binder Clip 260 2 buah
4 Bolpoint Standar biasa 4 buah
5 Clear Holder 40 2 buah
6 Clip (B) 2 dus
7 Clip (K) 2 dus
8 Isi Staples (K) 2 buah
9 Isolai Nachi 2cm 3 buah
10 Kertas Folio 70gr (SIDU) 1 rim
11 Lakban hitam 1 buah
12 Otner Folio 5 buah
13 Lem povinal 2 buah
14 Pensil 2B 2 buah
15 Spidol Board Marker hitam 2 buah
16 Tinta E-Print 200ml hitam 1 buah
17 Tinta E-Print 200ml biru 1 buah
18 Tinta E-Print 200ml merah 1 buah
19 Tinta E-Print 200ml kuning 1 buah
20 Baterai Alkaline A2 2 buah
21 Bay fresh 2 buah
22 Gunting (T) 1 buah
23
Tissue kotak refill / no
brand 1 kotak
BAB VI
17. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
KESELAMATAN KERJA
Rumah sakit sebagai badan usaha merupakan tempat berkumpulnya tenaga kerja,
pimpinan, pasien, pengunjung, dan mitra kerja yang lain. Dalam hubungannya antara
pimpinan dan tenaga kerja, ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan, salah
satunya adalah hak tenaga kerja untuk mendapatkan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan kewajiban tenaga kerja di antaranya adalah
menjalankan atau mematuhi peraturan yang ditetapkan, misalnya tenaga kerja harus
memakai alat pelindung diri pada proses pekerjaan yang memerlukan alat pelindung
diri. Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri
sehingga pekerja terhindar dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Dalam pelaksanaan program keselamatan diperlukan penanganan yang serius dan
dukungan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan
seluruh bidang kegiatan dan seluruh sumber daya manusia (SDM) yang ada. Dengan
adanya komitmen antara pimpinan, karyawan, dana, dan pengelolaan yang baik
disertai pelaksanaan yang berkesinambungan maka rumah sakit akan dapat
melaksanakan kegiatan keselamatankerja sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan keselamatankerja yang serius dan baik akan dapat mengurangi
timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja baik bagi karyawan, pekerja,
pasien, dan masyarakat/pengunjung yang berada di RSU William Booth. Sehingga
pada akhirnya, diharapkan segenap karyawan, pekerja, pasien, dan masyarakat/
pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di RSU William Booth.
Tujuan Keselamatan Kerja adalah :
1. Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
2. Melindungi bahan dan alat-alat agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Terbentuknya Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah
sakit melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
18. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit akibat
kerja.
5. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, dan bahan berbahaya.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan tercipta penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan.
7. Meningkatkan produktivitas kerja.
Keselamatankerja di Satuan Pemeriksa Internal :
1) Penyediaan APAR di ruangSPI.
2) Pengaturanventilasiruangan.
3) Pengaturansuhuruangan.
4) Monitoring kesehatanpegawai.
5) UPS untuk computer SPI.
6) APD.
19. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Hasil kerja unit SPI sangat ditentukan oleh hasil kerja auditor internalnya. Hasil
kerja ini akan sangat bermanfaat bagi SPI dan terutama bagi rumah sakit, bila
pemakai jasa atau unit kerja dalam rumah sakit yakin, tahu dan merasakan bahwa
pelaksanaanaudit internal oleh SPI memang memberikan nilai tambah bagi unit kerja
khususnya dan rumah sakit pada umumnya.
Untuk keperluan ini maka perlu disyaratkan suatu kode etik yang mengatur
perilaku dan kepatuhan para internal auditor lebih dari tuntutan perundang-
undangan. Kodeetikini mengatur prinsip dasar perilaku yang dalampelaksanaannya
memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing auditor. Pelanggaran
terhadap kode etik ini dapat mengakibatkan yang bersangkutan mendapatkan
peringatan dan bahkan diberhentikan dari tugas audit atau keluar dari rumah sakit.
Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi kode etik berikut ini,
yaitu:
a. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif dan cermat dalam melaksanakan
tugas.
b. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, rumah sakit dan
audit internal.
c. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat
merugikan profesi internal audit atau rumah sakit.
d. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan rumah sakit atau
yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas dan kewajiban secara
obyektif.
e. Tidak menerima imbalan/ suap dari pihak manapun yang terkait dengan
temuan.
f. Mematuhi sepenuhnya standar profesional auditor internal, kebijakan rumah
20. RUMAH SAKIT UMUM
umUMuUMUUMUUMU
PEDOMAN PELAYANAN TIM SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM KASIH BUNDA
sakit dan peraturan perundangan.
g. Memelihara dan mempertahankan moral dan martabat audit internal.
h. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau
keuntungan pribadi atau hal lain yang menimbulkan atau patut diduga dapat
menimbulkan kerugaian bagi rumah sakit dengan alasan apapun.
i. Melaporkan semua hasil audit material dengan mengungkapkan kebenaran
sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan
rumah sakit dan atau dapat merugikan rumah sakit dan atau dapat
melanggar hukum.