SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 1 PRODI BIOLOGI
SISTEM UROGENETALIA VERTEBRATA
(IKAN, AMPHIBIA, REPTILIA, AVES DAN MAMMALIA)
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengenali organ-organ penyususn sistem urogenetalia
vertebrata
2. Mahasiswa mampu mengenali perbedaan organ-organ penyusun sistem
urogenetalia vertebrata
B. Teori dasar
Sistem urogenetalia terdiri atas dua sistem, yaitu: sistem ekskretoria dan
genetalia (sistem reproduksi).
1. Sistem Ekskretoria (Sistem Urinaria)
Organ-organ yang membangun sistem ekskretoria terdiri dari:
a. Ginjal, terdapat beberapa pasang bentuk lempengan/lobus
b. Ureter, terdapat sepasang yang terpancar dari hilus ginjal dan berakhir
pada vesika urinaria/kloaka. Bagian yang melebar dari ureter yang
berhubungan dengan hilus yang disebut pelvis ginjal.
c. Vesika urinaria, merupakan kantung tempat menampung urine sebelum
dikeluarkan sedangkatan kloaka adalah tempat urine buangan yang
bercampur dengan sistem pencernaan
d. Uretra, merupakan saluran tunggal yang keluar dari vesika urinaria untuk
mengeluarkan urine. Pada hewan jantan, uretra terdapat dalam penis.
Sedangkan pada ikan, amphibia, reptilia dan aves kloaka.
2. Sistem Genetalia (sistem reproduksi)
Sistem genetalia dibedakan menjadi sistem genetalia jantan dan sistem
genetalia betina
a. Sistem genetalia jantan, terdiri atas kelenjar dan saluran genetalia.
1) Kelenjar genetalia jantan, adalah sepasang testis, berbantuk lonjong,
dan terletak di dalam kantung kulit yang disebut skrotum.
2) Saluran genetalia jantan yang terdiri atas:
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 2 PRODI BIOLOGI
a) Duktus epididimis, jumlahnya sepasang, berupa saluran yang
berliku-liku yang terdiri atas:
(1) Kaput epididimis bagian anterior
(2) Kaput epididimis bagian badan
(3) Kaput epididimis bagian posterior
b) Duktus deferens, terdapat sepasang saluran yang tidak berliku-liku,
berhubungan dengan kauda epididimis dan bermuara di uretra
c) Uretra, saluran tunggal yang terentang diantara vesika urinaria dan
ujung penis. Selain itu terdapat batang penis yang merupakan alat
kopulasi, dan di dalam penis terdapat uretra
3) Kelenjar asesori (kelenjar tambahan), teridiri dari:
a) Kelenjar vesikula seminalis, bentuknya menyerupai cacing.
b) Kelenjar prostat, bentuk tidak teratur dan bermuara di uretra
c) Kelenjar Coupery (Bulbo-Uretrhalis) yang berbentuk bulat dan
ukurannya kecil
b. Sistem genetalia betina, terdiri atas kelenjar genetalia dan saluran
genetalia.
1) Kelenjar genetalia betina adalah sepasang ovarium yang berbentuk
oval
2) Saluran genetalia betina terdiri dari:
a) Oviduk (sepasang), berupa saluran berliku-liku yang pada
ujungnya terdapat lobang yang disebut ostium/ fimbriae, tempat
masuknya ovum.
b) Uterus, merupakan tempat berkembangnya embrio hingga waktu
dilahirkan (plasentalia). Sedangkan pada selain mamalia uterus
berfungsi sebagai saluran dan tempat pembentukan cangkang.
c) Vagina, merupakan tempat saluran yang merupakan jalan keluar
bayi waktu lahir dan sebagai saluran kopulasi.
Selain itu terdapat klitoris, berupa tonjolan kecil disebelah atas
lubang vagina. Klitoris ini identik dengan penis pada sistem
urogenitalia jantan.
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 3 PRODI BIOLOGI
3) Organ luar
a) Klitoris
b) Labium mayora dan minora
c) Kelenjar bertholini
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat alat bedah
b. Botol untuk tempat membius
2. Bahan
a. Ikan air tawar 1 pasang yang telah dewasa seksual
b. Katak 1 pasang yang telah dewasa seksual
c. Mencit/ marmut 1 pasang yang telah dewasa seksual
d. Kapas
e. Cloroform
D. Cara Kerja
1. Pengamatan sistem uregenitalia pada ikan
a. Bedakan ikan jantan dan betina berdasarkan warna, organ asesoris
dan bentuk kepala
b. Matikan ikan dengan cara memukul pada akhir ruas kepala
(dekapitasi)
c. Letakkan ikan yang dibawa di atas papan bedah dalam keadaan mati.
d. Bedah ikan dari bagian anus kearah punggung sampai posterior
kepala, usahakan tidak merusak organ bagian dalam, kemudian
bedah kulit bagian perut dengan hati-hati tanpa merusak organ
dalam.
e. Lakukan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem
reproduksi pada ikan.
f. Tentukan perbedaan sistem urogenetalia jantan dan betina pada
ikan tersebut
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 4 PRODI BIOLOGI
2. Pengamatan sistem urogenitalia pada katak
a. Keneli perbedaan latak jantan dan betina secara morfologis. Melalui
perbedaan warna pada bagian mentalis/rahang bawah
b. Bius katak dengan klorofom (dekapitasi)
c. Letakkan katak yang telah dibius diatas papan bedah dalam keadaan
ventral menghadap keatas
d. Lakukan pembedahan dari arah kloaka melalui linea alba sampai
anterior torak
e. Letakkan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem
reproduksi pada katak.
f. Tentukan perbedaan sistem urogenitalia jantan dan betina pada
katak.
3. Pengamatan sistem urogenitalia pada mencit auat marmut
a. Kenali perbedaan mencit jantan dan betina secara morfologis
b. Lakukan dislokasi leher mencit yang akan diamati dengan cara
menekan servik dan menarik pangkal ekor mencit pada posisi
telungkup
c. Letakkan mencit yang telah didislolasi diatas papan bedah dengan
posisi ventral menghadap keatas, kemudian basahi bagian ventral
dengan sedikit air
d. Lakukan pembedahan mencit dengan posisi ventral
e. Lekukan pengamatan terhadap sistem urogenitalia mencit jantan
dan betina.
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 5 PRODI BIOLOGI
PERKEMBANGAN KATAK DAN AMPHIOXUS
A. Tujuan Praktikum
1. Mhasiswa mampu mngetahui proses perkembangan katak dan amphioxus
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perbedaan perkembangan katak dan
amhioxus berdasarkan model yang diberikan
3. Mahasiswa mampu menyampaikan hasil obeservasi perbedaan
perkembangan katak dan amhioxus
B. Teori Dasar
1. Perkembangan Katak
Setelah fertilisasi terjadi maka pembelahanpun dimulai. Tipe
pembelahan pada katak adalah pembelahan holoblastic radial unequal,
dimana pembelahan pertama merupakan bidang vertikal dari kutub animal
kekutub vegetal melalui daerah abu-abu hingga dihasilkan dua sel.
Kemudian disusul oleh pembelahan sel kedua, yaitu suatu bidang vertikal
yang tegak lurus pada bidang pembelahan pertama, sehingga ditemukan
empat sel. Bidang pembelahan selanjutnya merupakan bidang pembelahan
horizontal yang tegak lurus bidang sebelumnya, lebih dekat kekutub
animal, sehingga sel yang dikasilkan tidak sama besar.
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan ditemukan stadium
morulla yang berongga, dimana sel-sel pada kutub animal akan lebih kecil
dari sel-sel pada kutub vagetal. Sel yang kecil disebut mikromer, yang
besar mikromer dan menengah mesomer. Pada stadium selanjutnya akan
ditemui perbedaan antara mikromer dan makromer yangsangat menyolok
serta telah ditemui rongga yang besar sehingga stadiaum ini disebut
stadium blastula.
Stadium neurolasi dimulai dengan terbentuknya penebalan
ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut “nueral plate”. Pada
perkembangan selanjutnya keping neural ini akan mebentuk lekuk neural
dan kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi bumbung neural.
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 6 PRODI BIOLOGI
Pada stadium selanjutnya dari luar terlihat pematangan tubuh
embrio dan terdapat tunas ekor. Pada stadium ini telah terbentuk sistem
pencernaan makanan, alat indera, sistem vaskular dan ekresi.
2. Perkembangan Amphioxus
Pembelahan pada amphioxus adalah pembelahan tipe holoblastic
radial. Alur pembelahan pertama adalah secara meridional melalui kutub
animal ke vegetal, menghasilkan 2 sel anak yang sama besar. Pembelahan
kedua masih tetap meridional, dengan spindel mitosis tegak lurus terhadap
sumbu animal vegetal. Pembelahan kedua ini terjadi secara simultan dari
kedua blastomer, menghasilkan 4 balstomer. Pembelahan ketiga terjadi
secara equatorial dan dihasilkan 8 blastomer yang sama besar pembelahan
keempat kembali secara meridional dan menghasilkan 16 blastomer yang
sama besar, pembelahan sekanjutnya menghasilkan 32,64, 128 dan 256
blastomer dengan pembelahan meridional dan equatorial secara
bergantian. Sampai akhirnya terbentuk suatu rongga yang disebut
blastocoel, jika rongga telah terbentuk berarti sudah sampai pada tahapan
blastulasi.
Blastula pada amphioxus berlapis tunggal dengan bentuk sel-sel
sperti silinder. Didalam blastula amphioxus terdaat rongga blastocoel.
Blastocoel ini mempunyai eran penting dalam gastrulasi, karena berbagai
gerakan morfogenetik terjadi dengan keberadaan rongga tersebut.
Gastrulasi pada amphioxus terjadi setelah embrio mempunyai kira-
kira 800 sel-sel blastomer. Sel-sel pada kutub animal membelah lebih cepat
dari sel-sel pada kutub vagetal. Pembelahan sel-sel mikromer yang lebih
cepat ini mendorong sel-sel makromer dari daerah equator. Sel-sel
mikromer yang membelah bergerak menyebar kearah kutun vegetal.
Gerakan menyebar sel-sel mikromer kearah kutub vagetal ini disebut
epiboli.
Neurolasi pada amphioxus terjadi dalam 3 tahap, yaitu: pemisahan
keping saraf (neural plate) dari prosfektif epidermis, pelipatan (folding)
keping saraf dan penyempurnaan pembentukan bumbung saraf.
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 7 PRODI BIOLOGI
C. Alat dan Bahan
1. Model perkembangan katak
2. Model perembangan amphioxus
D. Cara Kerja
1. Pelajarilah model perkembangan katak dan amphioxus mulai dari morulla
sampai tahapan gastrulasi akhir
2. Buat hasil pengamatan anda
3. Carilah perbedaan perkembangan katak dan amphioxus
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 8 PRODI BIOLOGI
REGENERASI
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses regenerasi pada hewan
invertebrata dan vertebrata
2. Mahasiswa mampu mengetahui daya regenerasi bagian tubuh yang
dipotong pada hewan invertebrata dan vertebrata
B. Teori Dasar
Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh
yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan
plathyhemintes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi
individu baru paling sempurna. Pada anelida kemampuan itu menurun. Daya
tunggal sedikit dan terbatas pada bgaian ujung anggota pada amphibi dan
reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka.
Regenerasi berlangsung melelui dua cara, yaitu:
1. Epimorphosis
Apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi yang disebut blastema
di atas jaringan lama. Regenerasi dengan cara ini berlangsung melalui tiga
tahap, yaitu fase penutupan luka, degenerasi dan rediferensiasi.
2. Morfalaksis
Apabila perbaikan pada tubuh disebabkan oleh reorganisasi jaringan
lama.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kuas
b. Pisau silet
c. Bejana-bejana yang berisi air kolam jernih yang ditutup dengan kertas
atau kain hitam agar tidak terkena cahaya matahari.
2. Bahan
Berudu tidak berkaki dan berudu berkaki
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 9 PRODI BIOLOGI
D. Cara kerja
Berudu katak
a. Berudu tidak berkaki
1) Ukur dan catat panjang ekor awal bebrapa ekor berudu.
2) Potonglah ekor berudu beberapa cm dari pangkal ekor
3) Ukur dan catat panjang ekor berudu yang tinggal
4) Taruh kembeli berudu kedalam air yang jernih. Jaga kebersihan air
dengan mengganti airnya setiap hari
5) Amati dan ukur pertambahan panjang ekor berudu setelah 5 hari
pengamatan
6) Catat hasil pengamatan anda
b. Berudu berkaki
1) Potonglah kaki beberaa ekor berudu
2) Taruh kembali berudu kedalam air yang jernig. Jaga kebersihan air
dengan mengganti airnya setiap hari
3) Setelah 5 hari amati apakah kaki berudu masih tumbuh atau tidak?
4) Catat hasil pengamatan anda
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 10 PRODI BIOLOGI
PENGAMATAN BEBERAPA KELAINAN PERKEMBANGAN
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengenali kelainan perkembangan
2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab terjadinya kelainan
perkembangan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya kelainan
perkembangan
B. Teori Dasar
Kelainan perkembangan merupakan bentuk perkembangan abnormal
yang timbul karena faktor internal dan eksternal selama masa perkembangan
makhlus hidup tersebut. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh induknya sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan di
luar tubuh induk. Kelainan-kelainan perkembangan ini dapat diamati secara
makroskopi dan mikroskopi. Untuk mengatahui perbandingan perkembangan
yang normal dan abnormal, dapat dilakukan pengamatan di laboraturium
menggunakan spesimen-spesimen.
C. Alat dan Bahan
1. Mikroskop Stereo
2. Loop
3. Kaca arloji
4. Foto
D. Cara Kerja
1. Lakukan pengamatan terhadap spesimen yang ada
2. Amati kelainan yang terjadi dan gambarkan kelainan yang diamati tersebut
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 11 PRODI BIOLOGI
MELIHAT BINTIK OVULASI (OVULATION SPOT)
DAN TIPE-TIPE TELUR
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membedakan tipe-tipe telur pada beberapa hewan
2. Mahasiswa mampu membedakan struktur telur
3. Mahasiswa mampu mengetahui bintik ovulasi dan bintik fertilisasi
B. Teori Dasar
1. Ovulasi
Ovulasi pada beberapa hewan baru akan terjadi bila dirangsang oleh
hewan jantan, tidak seperti halnya manusia. Perangsangan secara buatan
dilakukan dengan pemberian hormon HCG. Pada tempat ovulasi ini akan
meninggalkan bekas berupa bintik merah pada permukaan ovulasi.
2. Tipe-tipe telur
Sel telur selama masa perkembangannya di dalam ovarium mengalami
penimbunan dutoplasma atau yolk di dalam ooplasmanya. Hal ini
diperlukan sebagai makanan cadangan untuk pertumbuhan embrionya
dikemudian hari. Penyebaran yolk di dalam ooplasma berbeda-beda
sehingga dengan demikian didapat beberapa tipe telur berdasarkan
penyebaran dan jumlah yolk.
Tipe-tipe telur berdasarkan penyebaran dan jumlah yolk
a. Tipe telur isolesital.
Yolk sedikit jumlahnya dan tersebar merata. Contoh telur bintang laut yang
diameterna 0,1 mm dan telur manusia.
Telur Isolesital
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 12 PRODI BIOLOGI
b. Tipe telur telolesital
Yolk, banyak penyebarannya tidak merata terutama terhimpun di satu
daerah yaitu daerah vegetatif. Umunya telur-telur telolesital mempunyai
ukuran lebih besar dari telur isolesital. Contohnya telur katak.
Umunya pada daerah animal telur katak terdapat suatu lapisan
pigmen dan mengelilingi seluruh telur terdapat dua lapisan selaput lendir.
Setelah telur dilepaskan dan masuk kedalam air, selaput lendir akan
menyerap air dan kemudian akan mengembang, dengan demikian telur
akan tetap teraung dalam air.
Penampang telur telolesital
c. Tipe telur megalesital
Yolk banyak sekali dan tersebar merata sehingga nukleus dengan
sedikit ooplasma disekelilingnya terdesak kepermukaan sel telur dan
disebut keping lembaga. Tipe telur ini umunya berukuran besar.
Contohnya: telur ayam dan telur insekta.
Seperti halnya telur katak, telur ayam dikelilingi oleh selaput telur
yang dikenal dengan albumen cair. Telur ayam dikeluarkan di darat maka
sel telur sama-sama dengan albumennya perlu dilindungi oleh selaput yang
kokoh dan tidak dapat ditembus air akan tetapi dapat dilalui udara, yaitu
selaput cangkang dan cangkang kapur. Kedua lapisan yang terakhir ini
didapat ketika sel telur dan albumen berada dalam oviduk.
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 13 PRODI BIOLOGI
3. Pengamatan Struktur Telur
Untuk mengamati telur, dapat dilakukan pembelahan telur itik yang
direbus atau telur puyu. Dengan melakukan pembelahan tersebut akan
dapat diamati dari struktur terluar/primer, sekunder atau tersier.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop streo
b. Kaca arloji
c. Petridish
d. Seperangkat alat bedah
2. Bahan
a. Telur ayam yang belum direbus
b. Telur ayam yang telah direbus
c. Telur katak
d. Telur ikan
e. Telur puyu
D. Cara Kerja
1. Telur ayam yang belum direbus
a. Pecahkan telur dan letakkan dalam kaca arloji atau petridish
b. Amati bagian-bagian telur tersebut
c. Catat hasil pengamatan anda
2. Telur ayam telah direbus
a. Belah dua telur dengan pisau tanpa dibuka cangkangnya
EMBRIOLOGI 2014
P a g e | 14 PRODI BIOLOGI
b. Amati dan kenali bagian-bagian dari telur tersebut
c. Catat hasil pengamatan
d. Carilah perbedaan antara telur ayam mentah dan telur ayam yang telah
direbus
e. Tentukan tipe telurnya
3. Telur katak
a. Amati telur katak yanga anda bawa mikroskop stereo dan kenali
bagian-bagiannya
b. Catat hasil pengamatan
c. Tentukan tipe telur katak tersebut
4. Telur ikan
a. Amati telur ikan yang anda bawa dibawa di bawah mikroskop stereo
dan kenali bagian-bagiannya
b. Catat hasil pengamatan anda dalam lembar pengamatan
c. Tentukan tipe telur ikan tersebut
5. Telur Puyu
a. Pecahkan telur puyu yang anda bawa dan letakkan daam kaca arloji
atau petridish
b. Lakukan pengamatan pada telur puyu tersebut
c. Catat hasil pengamatan
d. Tentukan tipe telur tersebut
e. Carilah perbedaan antara telur ayam dan telur puyu

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiBudi Setiyawan
 
Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bevasujiati
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Struktur Biji dan Bagian-bagiannya
Struktur Biji dan Bagian-bagiannyaStruktur Biji dan Bagian-bagiannya
Struktur Biji dan Bagian-bagiannyaStella Bakti Lakka
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-genJeneng Omega
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalHeri Cahyono
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Botani 4 Batang
Botani 4 BatangBotani 4 Batang
Botani 4 Batang
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 b
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Struktur Biji dan Bagian-bagiannya
Struktur Biji dan Bagian-bagiannyaStruktur Biji dan Bagian-bagiannya
Struktur Biji dan Bagian-bagiannya
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-gen
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemukMorfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awal
 

Similar to SISTEM UROGENETALIA

Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitaltriaangie
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenitalyunirosalina
 
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxIrena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxppg96930
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumVyta Utami
 
Bab 2 sistem reproduksi pada manusia
Bab 2 sistem reproduksi pada manusiaBab 2 sistem reproduksi pada manusia
Bab 2 sistem reproduksi pada manusiaNining Mtsnkra
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas Xanitasari2311
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaPutu Satwika
 
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxModul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxLuhSukariasih
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaSMAN 2 Indramayu
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Icha Medisty
 
Gametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesisGametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesisRezki Hedianti
 
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Martinus Hasan
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksipjj_kemenkes
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 

Similar to SISTEM UROGENETALIA (20)

Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesital
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenital
 
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxIrena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Bab 2 sistem reproduksi pada manusia
Bab 2 sistem reproduksi pada manusiaBab 2 sistem reproduksi pada manusia
Bab 2 sistem reproduksi pada manusia
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas X
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
 
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxModul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3
 
Gametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesisGametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesis
 
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 

More from Nining Nuraida

PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptx
PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptxPPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptx
PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptxNining Nuraida
 
Naskah Undang-undang.docx
Naskah Undang-undang.docxNaskah Undang-undang.docx
Naskah Undang-undang.docxNining Nuraida
 
RPS Templete_FM_UIN Jambi.doc
RPS Templete_FM_UIN Jambi.docRPS Templete_FM_UIN Jambi.doc
RPS Templete_FM_UIN Jambi.docNining Nuraida
 
Format wawawancara siswa 1
Format wawawancara siswa 1Format wawawancara siswa 1
Format wawawancara siswa 1Nining Nuraida
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
 

More from Nining Nuraida (8)

PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptx
PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptxPPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptx
PPT KELOMPOK 3 EVALUASI.pptx
 
Naskah Undang-undang.docx
Naskah Undang-undang.docxNaskah Undang-undang.docx
Naskah Undang-undang.docx
 
RPS Templete_FM_UIN Jambi.doc
RPS Templete_FM_UIN Jambi.docRPS Templete_FM_UIN Jambi.doc
RPS Templete_FM_UIN Jambi.doc
 
Blastula
BlastulaBlastula
Blastula
 
Fitri endang srimulat
Fitri endang srimulatFitri endang srimulat
Fitri endang srimulat
 
Format wawawancara siswa 1
Format wawawancara siswa 1Format wawawancara siswa 1
Format wawawancara siswa 1
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
 
Mid embriologi
Mid embriologiMid embriologi
Mid embriologi
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

SISTEM UROGENETALIA

  • 1. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 1 PRODI BIOLOGI SISTEM UROGENETALIA VERTEBRATA (IKAN, AMPHIBIA, REPTILIA, AVES DAN MAMMALIA) A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu mengenali organ-organ penyususn sistem urogenetalia vertebrata 2. Mahasiswa mampu mengenali perbedaan organ-organ penyusun sistem urogenetalia vertebrata B. Teori dasar Sistem urogenetalia terdiri atas dua sistem, yaitu: sistem ekskretoria dan genetalia (sistem reproduksi). 1. Sistem Ekskretoria (Sistem Urinaria) Organ-organ yang membangun sistem ekskretoria terdiri dari: a. Ginjal, terdapat beberapa pasang bentuk lempengan/lobus b. Ureter, terdapat sepasang yang terpancar dari hilus ginjal dan berakhir pada vesika urinaria/kloaka. Bagian yang melebar dari ureter yang berhubungan dengan hilus yang disebut pelvis ginjal. c. Vesika urinaria, merupakan kantung tempat menampung urine sebelum dikeluarkan sedangkatan kloaka adalah tempat urine buangan yang bercampur dengan sistem pencernaan d. Uretra, merupakan saluran tunggal yang keluar dari vesika urinaria untuk mengeluarkan urine. Pada hewan jantan, uretra terdapat dalam penis. Sedangkan pada ikan, amphibia, reptilia dan aves kloaka. 2. Sistem Genetalia (sistem reproduksi) Sistem genetalia dibedakan menjadi sistem genetalia jantan dan sistem genetalia betina a. Sistem genetalia jantan, terdiri atas kelenjar dan saluran genetalia. 1) Kelenjar genetalia jantan, adalah sepasang testis, berbantuk lonjong, dan terletak di dalam kantung kulit yang disebut skrotum. 2) Saluran genetalia jantan yang terdiri atas:
  • 2. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 2 PRODI BIOLOGI a) Duktus epididimis, jumlahnya sepasang, berupa saluran yang berliku-liku yang terdiri atas: (1) Kaput epididimis bagian anterior (2) Kaput epididimis bagian badan (3) Kaput epididimis bagian posterior b) Duktus deferens, terdapat sepasang saluran yang tidak berliku-liku, berhubungan dengan kauda epididimis dan bermuara di uretra c) Uretra, saluran tunggal yang terentang diantara vesika urinaria dan ujung penis. Selain itu terdapat batang penis yang merupakan alat kopulasi, dan di dalam penis terdapat uretra 3) Kelenjar asesori (kelenjar tambahan), teridiri dari: a) Kelenjar vesikula seminalis, bentuknya menyerupai cacing. b) Kelenjar prostat, bentuk tidak teratur dan bermuara di uretra c) Kelenjar Coupery (Bulbo-Uretrhalis) yang berbentuk bulat dan ukurannya kecil b. Sistem genetalia betina, terdiri atas kelenjar genetalia dan saluran genetalia. 1) Kelenjar genetalia betina adalah sepasang ovarium yang berbentuk oval 2) Saluran genetalia betina terdiri dari: a) Oviduk (sepasang), berupa saluran berliku-liku yang pada ujungnya terdapat lobang yang disebut ostium/ fimbriae, tempat masuknya ovum. b) Uterus, merupakan tempat berkembangnya embrio hingga waktu dilahirkan (plasentalia). Sedangkan pada selain mamalia uterus berfungsi sebagai saluran dan tempat pembentukan cangkang. c) Vagina, merupakan tempat saluran yang merupakan jalan keluar bayi waktu lahir dan sebagai saluran kopulasi. Selain itu terdapat klitoris, berupa tonjolan kecil disebelah atas lubang vagina. Klitoris ini identik dengan penis pada sistem urogenitalia jantan.
  • 3. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 3 PRODI BIOLOGI 3) Organ luar a) Klitoris b) Labium mayora dan minora c) Kelenjar bertholini C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Seperangkat alat bedah b. Botol untuk tempat membius 2. Bahan a. Ikan air tawar 1 pasang yang telah dewasa seksual b. Katak 1 pasang yang telah dewasa seksual c. Mencit/ marmut 1 pasang yang telah dewasa seksual d. Kapas e. Cloroform D. Cara Kerja 1. Pengamatan sistem uregenitalia pada ikan a. Bedakan ikan jantan dan betina berdasarkan warna, organ asesoris dan bentuk kepala b. Matikan ikan dengan cara memukul pada akhir ruas kepala (dekapitasi) c. Letakkan ikan yang dibawa di atas papan bedah dalam keadaan mati. d. Bedah ikan dari bagian anus kearah punggung sampai posterior kepala, usahakan tidak merusak organ bagian dalam, kemudian bedah kulit bagian perut dengan hati-hati tanpa merusak organ dalam. e. Lakukan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada ikan. f. Tentukan perbedaan sistem urogenetalia jantan dan betina pada ikan tersebut
  • 4. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 4 PRODI BIOLOGI 2. Pengamatan sistem urogenitalia pada katak a. Keneli perbedaan latak jantan dan betina secara morfologis. Melalui perbedaan warna pada bagian mentalis/rahang bawah b. Bius katak dengan klorofom (dekapitasi) c. Letakkan katak yang telah dibius diatas papan bedah dalam keadaan ventral menghadap keatas d. Lakukan pembedahan dari arah kloaka melalui linea alba sampai anterior torak e. Letakkan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada katak. f. Tentukan perbedaan sistem urogenitalia jantan dan betina pada katak. 3. Pengamatan sistem urogenitalia pada mencit auat marmut a. Kenali perbedaan mencit jantan dan betina secara morfologis b. Lakukan dislokasi leher mencit yang akan diamati dengan cara menekan servik dan menarik pangkal ekor mencit pada posisi telungkup c. Letakkan mencit yang telah didislolasi diatas papan bedah dengan posisi ventral menghadap keatas, kemudian basahi bagian ventral dengan sedikit air d. Lakukan pembedahan mencit dengan posisi ventral e. Lekukan pengamatan terhadap sistem urogenitalia mencit jantan dan betina.
  • 5. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 5 PRODI BIOLOGI PERKEMBANGAN KATAK DAN AMPHIOXUS A. Tujuan Praktikum 1. Mhasiswa mampu mngetahui proses perkembangan katak dan amphioxus 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perbedaan perkembangan katak dan amhioxus berdasarkan model yang diberikan 3. Mahasiswa mampu menyampaikan hasil obeservasi perbedaan perkembangan katak dan amhioxus B. Teori Dasar 1. Perkembangan Katak Setelah fertilisasi terjadi maka pembelahanpun dimulai. Tipe pembelahan pada katak adalah pembelahan holoblastic radial unequal, dimana pembelahan pertama merupakan bidang vertikal dari kutub animal kekutub vegetal melalui daerah abu-abu hingga dihasilkan dua sel. Kemudian disusul oleh pembelahan sel kedua, yaitu suatu bidang vertikal yang tegak lurus pada bidang pembelahan pertama, sehingga ditemukan empat sel. Bidang pembelahan selanjutnya merupakan bidang pembelahan horizontal yang tegak lurus bidang sebelumnya, lebih dekat kekutub animal, sehingga sel yang dikasilkan tidak sama besar. Setelah mengalami beberapa kali pembelahan ditemukan stadium morulla yang berongga, dimana sel-sel pada kutub animal akan lebih kecil dari sel-sel pada kutub vagetal. Sel yang kecil disebut mikromer, yang besar mikromer dan menengah mesomer. Pada stadium selanjutnya akan ditemui perbedaan antara mikromer dan makromer yangsangat menyolok serta telah ditemui rongga yang besar sehingga stadiaum ini disebut stadium blastula. Stadium neurolasi dimulai dengan terbentuknya penebalan ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut “nueral plate”. Pada perkembangan selanjutnya keping neural ini akan mebentuk lekuk neural dan kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi bumbung neural.
  • 6. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 6 PRODI BIOLOGI Pada stadium selanjutnya dari luar terlihat pematangan tubuh embrio dan terdapat tunas ekor. Pada stadium ini telah terbentuk sistem pencernaan makanan, alat indera, sistem vaskular dan ekresi. 2. Perkembangan Amphioxus Pembelahan pada amphioxus adalah pembelahan tipe holoblastic radial. Alur pembelahan pertama adalah secara meridional melalui kutub animal ke vegetal, menghasilkan 2 sel anak yang sama besar. Pembelahan kedua masih tetap meridional, dengan spindel mitosis tegak lurus terhadap sumbu animal vegetal. Pembelahan kedua ini terjadi secara simultan dari kedua blastomer, menghasilkan 4 balstomer. Pembelahan ketiga terjadi secara equatorial dan dihasilkan 8 blastomer yang sama besar pembelahan keempat kembali secara meridional dan menghasilkan 16 blastomer yang sama besar, pembelahan sekanjutnya menghasilkan 32,64, 128 dan 256 blastomer dengan pembelahan meridional dan equatorial secara bergantian. Sampai akhirnya terbentuk suatu rongga yang disebut blastocoel, jika rongga telah terbentuk berarti sudah sampai pada tahapan blastulasi. Blastula pada amphioxus berlapis tunggal dengan bentuk sel-sel sperti silinder. Didalam blastula amphioxus terdaat rongga blastocoel. Blastocoel ini mempunyai eran penting dalam gastrulasi, karena berbagai gerakan morfogenetik terjadi dengan keberadaan rongga tersebut. Gastrulasi pada amphioxus terjadi setelah embrio mempunyai kira- kira 800 sel-sel blastomer. Sel-sel pada kutub animal membelah lebih cepat dari sel-sel pada kutub vagetal. Pembelahan sel-sel mikromer yang lebih cepat ini mendorong sel-sel makromer dari daerah equator. Sel-sel mikromer yang membelah bergerak menyebar kearah kutun vegetal. Gerakan menyebar sel-sel mikromer kearah kutub vagetal ini disebut epiboli. Neurolasi pada amphioxus terjadi dalam 3 tahap, yaitu: pemisahan keping saraf (neural plate) dari prosfektif epidermis, pelipatan (folding) keping saraf dan penyempurnaan pembentukan bumbung saraf.
  • 7. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 7 PRODI BIOLOGI C. Alat dan Bahan 1. Model perkembangan katak 2. Model perembangan amphioxus D. Cara Kerja 1. Pelajarilah model perkembangan katak dan amphioxus mulai dari morulla sampai tahapan gastrulasi akhir 2. Buat hasil pengamatan anda 3. Carilah perbedaan perkembangan katak dan amphioxus
  • 8. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 8 PRODI BIOLOGI REGENERASI A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu mengetahui proses regenerasi pada hewan invertebrata dan vertebrata 2. Mahasiswa mampu mengetahui daya regenerasi bagian tubuh yang dipotong pada hewan invertebrata dan vertebrata B. Teori Dasar Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan plathyhemintes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru paling sempurna. Pada anelida kemampuan itu menurun. Daya tunggal sedikit dan terbatas pada bgaian ujung anggota pada amphibi dan reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka. Regenerasi berlangsung melelui dua cara, yaitu: 1. Epimorphosis Apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi yang disebut blastema di atas jaringan lama. Regenerasi dengan cara ini berlangsung melalui tiga tahap, yaitu fase penutupan luka, degenerasi dan rediferensiasi. 2. Morfalaksis Apabila perbaikan pada tubuh disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama. C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Kuas b. Pisau silet c. Bejana-bejana yang berisi air kolam jernih yang ditutup dengan kertas atau kain hitam agar tidak terkena cahaya matahari. 2. Bahan Berudu tidak berkaki dan berudu berkaki
  • 9. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 9 PRODI BIOLOGI D. Cara kerja Berudu katak a. Berudu tidak berkaki 1) Ukur dan catat panjang ekor awal bebrapa ekor berudu. 2) Potonglah ekor berudu beberapa cm dari pangkal ekor 3) Ukur dan catat panjang ekor berudu yang tinggal 4) Taruh kembeli berudu kedalam air yang jernih. Jaga kebersihan air dengan mengganti airnya setiap hari 5) Amati dan ukur pertambahan panjang ekor berudu setelah 5 hari pengamatan 6) Catat hasil pengamatan anda b. Berudu berkaki 1) Potonglah kaki beberaa ekor berudu 2) Taruh kembali berudu kedalam air yang jernig. Jaga kebersihan air dengan mengganti airnya setiap hari 3) Setelah 5 hari amati apakah kaki berudu masih tumbuh atau tidak? 4) Catat hasil pengamatan anda
  • 10. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 10 PRODI BIOLOGI PENGAMATAN BEBERAPA KELAINAN PERKEMBANGAN A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu mengenali kelainan perkembangan 2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab terjadinya kelainan perkembangan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya kelainan perkembangan B. Teori Dasar Kelainan perkembangan merupakan bentuk perkembangan abnormal yang timbul karena faktor internal dan eksternal selama masa perkembangan makhlus hidup tersebut. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh induknya sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan di luar tubuh induk. Kelainan-kelainan perkembangan ini dapat diamati secara makroskopi dan mikroskopi. Untuk mengatahui perbandingan perkembangan yang normal dan abnormal, dapat dilakukan pengamatan di laboraturium menggunakan spesimen-spesimen. C. Alat dan Bahan 1. Mikroskop Stereo 2. Loop 3. Kaca arloji 4. Foto D. Cara Kerja 1. Lakukan pengamatan terhadap spesimen yang ada 2. Amati kelainan yang terjadi dan gambarkan kelainan yang diamati tersebut
  • 11. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 11 PRODI BIOLOGI MELIHAT BINTIK OVULASI (OVULATION SPOT) DAN TIPE-TIPE TELUR A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu membedakan tipe-tipe telur pada beberapa hewan 2. Mahasiswa mampu membedakan struktur telur 3. Mahasiswa mampu mengetahui bintik ovulasi dan bintik fertilisasi B. Teori Dasar 1. Ovulasi Ovulasi pada beberapa hewan baru akan terjadi bila dirangsang oleh hewan jantan, tidak seperti halnya manusia. Perangsangan secara buatan dilakukan dengan pemberian hormon HCG. Pada tempat ovulasi ini akan meninggalkan bekas berupa bintik merah pada permukaan ovulasi. 2. Tipe-tipe telur Sel telur selama masa perkembangannya di dalam ovarium mengalami penimbunan dutoplasma atau yolk di dalam ooplasmanya. Hal ini diperlukan sebagai makanan cadangan untuk pertumbuhan embrionya dikemudian hari. Penyebaran yolk di dalam ooplasma berbeda-beda sehingga dengan demikian didapat beberapa tipe telur berdasarkan penyebaran dan jumlah yolk. Tipe-tipe telur berdasarkan penyebaran dan jumlah yolk a. Tipe telur isolesital. Yolk sedikit jumlahnya dan tersebar merata. Contoh telur bintang laut yang diameterna 0,1 mm dan telur manusia. Telur Isolesital
  • 12. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 12 PRODI BIOLOGI b. Tipe telur telolesital Yolk, banyak penyebarannya tidak merata terutama terhimpun di satu daerah yaitu daerah vegetatif. Umunya telur-telur telolesital mempunyai ukuran lebih besar dari telur isolesital. Contohnya telur katak. Umunya pada daerah animal telur katak terdapat suatu lapisan pigmen dan mengelilingi seluruh telur terdapat dua lapisan selaput lendir. Setelah telur dilepaskan dan masuk kedalam air, selaput lendir akan menyerap air dan kemudian akan mengembang, dengan demikian telur akan tetap teraung dalam air. Penampang telur telolesital c. Tipe telur megalesital Yolk banyak sekali dan tersebar merata sehingga nukleus dengan sedikit ooplasma disekelilingnya terdesak kepermukaan sel telur dan disebut keping lembaga. Tipe telur ini umunya berukuran besar. Contohnya: telur ayam dan telur insekta. Seperti halnya telur katak, telur ayam dikelilingi oleh selaput telur yang dikenal dengan albumen cair. Telur ayam dikeluarkan di darat maka sel telur sama-sama dengan albumennya perlu dilindungi oleh selaput yang kokoh dan tidak dapat ditembus air akan tetapi dapat dilalui udara, yaitu selaput cangkang dan cangkang kapur. Kedua lapisan yang terakhir ini didapat ketika sel telur dan albumen berada dalam oviduk.
  • 13. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 13 PRODI BIOLOGI 3. Pengamatan Struktur Telur Untuk mengamati telur, dapat dilakukan pembelahan telur itik yang direbus atau telur puyu. Dengan melakukan pembelahan tersebut akan dapat diamati dari struktur terluar/primer, sekunder atau tersier. C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Mikroskop streo b. Kaca arloji c. Petridish d. Seperangkat alat bedah 2. Bahan a. Telur ayam yang belum direbus b. Telur ayam yang telah direbus c. Telur katak d. Telur ikan e. Telur puyu D. Cara Kerja 1. Telur ayam yang belum direbus a. Pecahkan telur dan letakkan dalam kaca arloji atau petridish b. Amati bagian-bagian telur tersebut c. Catat hasil pengamatan anda 2. Telur ayam telah direbus a. Belah dua telur dengan pisau tanpa dibuka cangkangnya
  • 14. EMBRIOLOGI 2014 P a g e | 14 PRODI BIOLOGI b. Amati dan kenali bagian-bagian dari telur tersebut c. Catat hasil pengamatan d. Carilah perbedaan antara telur ayam mentah dan telur ayam yang telah direbus e. Tentukan tipe telurnya 3. Telur katak a. Amati telur katak yanga anda bawa mikroskop stereo dan kenali bagian-bagiannya b. Catat hasil pengamatan c. Tentukan tipe telur katak tersebut 4. Telur ikan a. Amati telur ikan yang anda bawa dibawa di bawah mikroskop stereo dan kenali bagian-bagiannya b. Catat hasil pengamatan anda dalam lembar pengamatan c. Tentukan tipe telur ikan tersebut 5. Telur Puyu a. Pecahkan telur puyu yang anda bawa dan letakkan daam kaca arloji atau petridish b. Lakukan pengamatan pada telur puyu tersebut c. Catat hasil pengamatan d. Tentukan tipe telur tersebut e. Carilah perbedaan antara telur ayam dan telur puyu