SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Aves mempunyai tipe telur Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang terjadi adalah 
Meroblastik. Tipe pembelahan Meroblastik pada Aves disebut juga tipe Partial karena sebelum 
satu pembelahan selesai pembelahan tahap selanjutnya sudah terjadi. Tipe pembelahan 
Meroblastik berada pada bagian kecil kutub animal, pada Aves tepatnya berada pada germinal 
disc. Disebut disc karena pembelahan yang dilakukan hanya pada bagain inti sel yang berada 
pada kutub animal dan jika dilihat dari bagian sisi atas pada saat pembelahan atau hasil 
Morulanya berbentuk seperti piringan (disc) atau disebut juga simetri Discoidal. 
A. Morula 
Gambar 5. Pembelahan 1 dan 2 
Sumber: php.med.unsw.edu.au 
Pembelahan pertama dengan arah meridian atau vertikal dan menghasilkan 2 sel yang simetris 
(Gambar 5A). 
Pada pembelahan kedua terjadi pada bidang pembelahan meridian lagi dan menjadi 4 sel yang 
simetris (Gambar 5B). 
Gambar 6. Pembelahan 3 dan 4 
Sumber: php.med.unsw.edu.au 
Pembelahan ketiga terjadi 2 garis pembelahan meridian tetapi pembehalan yang dihasilkan tidak 
simetris. Jumlah sel pada tahap pembelahan ke-3 ini ada 8 sel (Gambar 6C). 
Pembelahan ke-4 terjadi pada garis pembelahan equator atau horizontal dengan kesimetrisan 
yang asimetris dan menjadi 16 sel (Gambar 6D).
Gambar 7. Pembelahan 5 dan Pekembangan Selanjutnya 
Sumber: php.med.unsw.edu.au 
Pembelahan ke-5 terjadi pada 4 bidang pembelahan meridian atau vertikal yang asimetris, 
sehingga menghasilkan 32 sel. Pembelahan selanjutnya tidak dapat diikuti. Pembelahan 
selanjutnya tak teratur, ada yang melalui bidang vertikal maupun horizontal dan ada juga yang 
sebelum selesai satu pembelahan terjadi pembelahan berikutnya. 
Dari pembelahan awal sampai dengan pembelahan berikut-berikutnya jika germinal disc belum 
membentuk celah dengan yolk, maka tahap tersebut disebut dengan tahap Morula. 
Gambar 8. Morulasi Aves 
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu 
B. Blastula 
Sementara sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga ataupun 
celah dibawah germinal disc yang memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama, makim 
membesar dan berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki ronnga ini disebut dengan Blastula. 
Jenis Blastula juga bermacam-macam, tergantung tipe telurnya tadi. Tipe Blastula yang 
dihasilkan pada tahap akhir pembelahan Aves adalah Discoblastula.
Gambar 9. Discoblastic 
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu 
Discoblastula atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah blastula bentuk cakram. Pada 
Blastula aves, pembagian blastula terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat dari atas, yaitu area 
opaca dan area pelucida. 
1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan merupakan bagian dimana sel-selnya 
terpisah dari yolk di bawah. 
2. Area pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau kental, dan merupakan daerah 
yang sel-selnya berhubungan dengan yolk dibawah. 
Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini menjadi Epiblast dan Hypoblast. 
Epiblast bagian blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal, sedangkan 
Hipoblast merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah bawah atau daerah kutub 
vegetatif. 
Epiblast merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm dan notochord, sedangkan hypoblast yang 
sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga blastoceol. 
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embryo lapisan epiblast. 
Bakal ektoderm saraf berupa sabit terletak di poeterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan 
prechorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di bagain paling bawah atau 
bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah rongga hypoblast ada rongga disebut rongga 
archenteron.
Gambar 10. Epiblast dan Hypoblast 
Sumber: www.expertsmind.com 
3. Gastrula 
Berasal dari kata gaster (lambung), karena pada tahap ini dibentuk bakal saluran pencernaan. 
Pada tahap ini terjadi dinaminasi daerah-daearh bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan 
dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh. 
Ciri utama dari gastrulasi Aves adalah adanya daerah unsur primitif (primitive streak). Daerah ini 
mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelucida bagian 
posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah posteriolateral ke bagian 
tengah area pelucida. Bagian penebalan menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut 
membentuk suatu parit yang disebut daerah unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif 
dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen 
(Hensen node). Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya 
akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke rongga blastula. 
Gambar 11. Tahapan Gastrulasi
Gastrulasi pada Aves dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara sendiri-sendiri serta 
terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio, bukan melalui gerakan sel bersama dalam 
bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada Aves tidak membentuk archentron sejati. Setelah 
endoderm dibentuk, yang menjadi archentron adalah rongga subgerminal yang bagian atasnya 
dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah yolk. Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui 
daerah unsur primitif adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior, 
bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari 
embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak 
bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk 
membentuk mesoderm kepala dan notochord. Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior, 
mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala. 
Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang 
setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk 
lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan 
membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. 
Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan 
hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
Gambar 12. Tiga Dimensis Gastrulasi 
Sumber: photobucket.com 
Sementara pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsur primitif mulai memendek 
sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi berada di bagian 
posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord posterior 
terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan membentuk 
daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli 
hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya 
hipoblas dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini. Berikut 
gambaran singkat mengenai gastrulasi Aves. 
Sumber: 
Sudarwati, S. 1990. Struktur dan Perkembangan Hewan. ITB: Bandung. 
Reproduksi 
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat 
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling 
menempelkan kloaka. 
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh 
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima 
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara 
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan 
bermuara di kloaka. 
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. 
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat 
kapur. 
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu 
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur 
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan 
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. 
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/- 
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat 
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling 
menempelkan kloaka. 
1. Sistem Genitalia Jantan. 
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di 
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di 
sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. 
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus 
wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen 
bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat 
glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang 
bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis
yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan 
ureter ketika masuk kloaka. 
2. Sistem Genitalia Betina. 
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan 
terletak di bagian dorsal rongga abdomen. 
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, 
bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; 
bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom 
sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan 
mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan 
luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. 
3. Proses Festilisasi 
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh 
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima 
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara 
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan 
bermuara di kloaka. 
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. 
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di 
daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat 
kapur. 
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu 
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur 
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan 
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. 
4. Fungsi bagian-bagian telur aves : 
a. Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio 
b. Kuning telur --> cadangan makanan embrio 
c. Kalaza --> menjaga goncangan embrio 
d. Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan 
e. Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio 
f. Amnion --> Amnion adalah semacam membran/selaput yang melindungi embrio dalam telur. 
Yang memiliki amnion telur adalah reptilia, unggas, dan mamalia sehingga ketiga kelas ini 
disebut “amniota”. Amnion telur tidak terdapat pada ikan dan amphibia, sehingga dua kelas ini 
disebut “anamniota”.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook 
Perbedaan embrio amphibi dan aves 
ERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA 
DAN MAMALIA. Mei 11, 2010 
Filed under: Biologi — deximel @ 12:23 pm 
PERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA 
DAN MAMALIA. 
Oleh: Dwi Meliana 
I. PENDAHULUAN 
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan 
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis 
meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai 
sel embriogenik. 
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain: 
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi) 
2. Blastomer 
3. Blastula 
4. Gastrula 
5. Neurula 
6. Embrio / Janin.1 
Model yang sering dipakai dalam penjelasan mengenai embriogenesis terbagi menjadi beberapa 
golongan seperti amfibi, aves, amphioxus, dan mamalia, karena masing-masing mempunyai pola 
pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit berbeda pada fase embrio. 
I. RUMUSAN MASALAH
1. 
1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia. 
2. Perbedaan embriogenesis pada aves, amphibia, amphioxus dan mamalia. 
I. PEMBAHASAN 
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia. 
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma 
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel 
individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel 
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio 
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : 
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa 
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di 
dalam tubuh induk betina. 
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan 
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).2 
3 tahapan fase embrionik yaitu : 
a. Morula 
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. 
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Sedangkan morulasi yaitu proses 
terbentuknya morula
a. Blastula 
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk 
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak 
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu 
proses terbentuknya blastula. 3 
a. Gastrula 
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata 
dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Sedangkan gastrulasi yaitu 
proses pembentukan gastrula. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat 
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. 
Yaitu: 
 Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa 
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti 
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. 
 Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa 
ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan 
Coelenterata.
Organogenesis 
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan 
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio 
pada fase gastrula. 
Contohnya : 
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), 
integumen (kulit), rambut dan alat indera. 
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat 
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. 
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, 
dan alat respirasi seperti pulmo. 
Imbas Embrionik 
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu 
organ tubuh pada makhluk hidup. 
Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam 
pembentukan kelopak mata. 
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia 
Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio 
akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. 
Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau 
human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses 
kehamilan jadi berlanjut. 
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput 
yaitu : 
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan 
cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. 
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang 
menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh 
darah. 
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan 
pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, 
mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2. 
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan 
tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.4 
Janin 
Tahapan Perkembangan pada Masa Embrio 
 Bulan pertama: Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang 
berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio 
berukuran 0,6 cm. 
 Bulan kedua: Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan 
(cartilago). Embrio berukuran 4 cm. 
 Bulan ketiga: Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin 
luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. 
 Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin 
mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. 
 Bulan kelima: Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara 
keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila 
dilakukan USG (Ultra Sonographi). 
 Bulan keenam: Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan 
(posisi) 
 Bulan ketujuh: Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
 Bulan kedelapan: Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin 
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. 
 Bulan kesembilan: Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk 
dilahirkan. 
1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah 
masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. 
Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran 
bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk 
hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan 
memasuki masa neonatal. 
Fase ini memiliki beberapa tahap yaitu : 
a. Bayi dengan usia 1 – 12 bulan. 
b. Balita, dibagi lagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5 tahun. 
c. Anak-anak dengan usia 6 – 12 tahun. 
d. Remaja dengan usia 13 – 17 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini 
disebut adolesens/akil balig. 
e. Dewasa dengan usia 18 – 50 tahun. 
f. Manula dengan usia diatas 50 tahun. 
A. Perbedaan Embriogenesis pada Amphioxus, Aves, Amphibia dan Mamalia. 
Keterangan: 
1. 
1. 
1. Embriogenesis Amphioxus 
Pada saat fase blastula bentuknya bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur 
homolecithal (mengalami pembelahan secara holoblastik teratur)dan mediolechital. 5
Gastrulasi amphioxus diawali pada daerah vegetatif embrio. Kutub vegetatif menjadi mendatar 
dan terdorong dan melipat ke arah dalam. Proses ini dinamakan invaginasi. Lapisan yang 
terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkan rongga blastula dan bertemu dengan lapisan 
blastomer yang berada di kutub anima. 
Mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinya pelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi 
blastoporus. Proses ini disebut involusi. Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan 
endoderem. Ektoderem sekarang membungkus embrio secara keseluruhan melalui proses 
epiboli. 
6-7 jam sesudah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki struktur berbentuk cangkir, terdiri 
atas lapisan sel bagian luar yang disebut epiblas yang akan menjadi ektoderem, dan lapisan sel 
bagian dalam atau hipoblas yang akan menjadi mesoderem dan endoderem. Rongga yang 
dibatasi oleh kedua pertemuan lapisan ini disebut arkenteron atau gastrocoel. Lubang yang 
menghubungkan rongga ini dengan daerah sebelah luarnya disebut blastoporus. Pada awal 
gastrulasi, blastoporus sangat besar, namun dengan pemanjangan dan pendataran bagian dorsal 
gastrula, blastoporus menjadi semakin kecil hingga tampak sebagai suatu lubang sempit yang 
terbuka atau pori saja. 
Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan 
bergerak melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal 
blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal, berlangsung 
terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu neurophore terbentuk pada amphioxus, 
yakni yang anterior.6 
1. 
1. 
1. Embryogenesis aves 
Blastula pada aves bentuknya cakram, disebut juga dengan blastula gepeng, berasal dari telur 
homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur, dan telur megalechital 
membelah secara meroblastik. Blastula berada diatas yolk atau jaringan penyalur makanan.7 
Pada fase gastrula mula-mula terjadi penebalan didaerah bakal median embrio di caudal. 
Penebalan itu disebut primitive streak (lempeng sederhana). 
Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur inkubasi 18 jam, ujung 
cephalic mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang disebut head process atau lipatan 
kepala. Bagian area pellusida yang berdekatan dengan primitive streak mulai menebal 
membentuk area embrional. Mengiringi pembentukan dan pemanjangan primitive streak, area 
pellusida mengalami perubahan bentuk dari bentuk cakram sirkuler menjadi bentuk konfigurasi 
bulat. Sumbu memanjang bakal tubuh embrio diperankan oleh primitive streak. 
Terbentuknya primitive streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi dimulai. 
Lapisan-lapisan lembaga dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas kea rah nodus Hensen’s dan 
primitive streak, dan sel-sel beringresi untuk membentuk lapisan lembaga tengah dan bawah
(mesoderem dan endoderem). Sel-sel pertama yang melintasi primitive streak bagian anterior 
adalah bakal endoderem dan diikuti oleh bakal mesoderem. Sel-sel bakal mesoderem menyebar 
diantara epiblas dan hipoblas membentuk lapisan tengah yang kini disebut sebagai mesoderem. 
Sel-sel yang bermigarasi melalui nodus Hensen’s meluas ke depan dan sel-sel tersebut 
terkondensasi membentuk notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblast yang tidak berinvaginasi 
melalui daerah primitive akan tetap menjadi ektoderem. 
Neurulasi aves, arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio 
menjauhi kuning telur. Sekitar bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke 
kuning telur melalui batang kuning telur yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. 
Pembentukan tabung neuron, perkembangan Notokord,dan somit terjadi serupa seperti pada 
katak. 
1. 
1. 
1. Embryogenesis amphibia. 
Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, 
namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub 
yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian 
kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah 
lebih sedikit. 
Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur 
kumpulan sel yang membentuk bola padat. 
Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan 
membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga 
ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. 
Gastrulasi dimulai dengan terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator kurang lebih pada 
daerah kelabu. Pada daerah kelabu memiliki konstitusi sel-sel yang berbeda dengan daerah lain. 
Pada daerah ini, tegangan permukaan sel lebih rendah dan sel-sel lebih bersifat mobil. Salah satu 
factor yang menyebabkan sel-sel pada daerah kelabu memiliki mobilitas yang tinggi adalah 
karena sel-sel mengalami perubahan bentuk menjadi sel-sel botol yang lehernya terorientasi ke 
permukaan sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan sel ke dalam. Pada daerah 
tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan terjadinya 
invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel 
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem yang disusul dengan 
berpindahnya kordamesoderem. Sejalan dengan itu terbentuk suatu rongga baru yang disebut 
rongga arkenteron yang tumbuh semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi. 
Sementara itu rongga blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit.
Neurulasi pada Katak, notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di 
atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal, persis diatas 
notokord yang berkembang. 
Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi 
Tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang 
belakang). 
1. 
1. 
1. Embryogenesis mamalia 
Blastula mamalia mirip coelo blastula. Tetapi dimasukkan discoblastula karena jaringan embrio 
terletak didaerah puncak seperti halnya dijumpai pada blastula gepeng ainnya. 
Pada tingkat blastula sudah dapat dibedakan dua daerah utama yaitu daerah epiblast dan 
hipoblast.8 
Blastula mamalia, didaerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga disitu terjadi 
penebalan. Ditempat penebalan itu terjadi perpindahan-perpindahan sederatan sel 
keblastocoel,menjadi lapisan hipoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. 
Rongga dibawah hipoblast menjadi rongga archenteron. Epiblas akan menumbuhkan bakal 
ectoderm, notochord dan mesoderm. Hipoblast menumbuhkan bakal endoderm. 
Gastrulasi pada mamalia ditandai dengan terbentuknya rongga pada massa sel-sel dalam (inner 
cell mass) yang makin lama makin besar dan dinamakan rongga amnion. Massa sel-sel dalam di 
bawah rongga amnion membentuk suatu keping yang dinamakan keping embrio atau embrionic 
disc yang kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan ektoderem yang 
berbatasan dengan rongga amnion dan endoderem yang berbatasan dengan blastocoel. Blastocoel 
terletak kearah rongga uterus, sedangkan keeping embrio dan rongga amnion tertanam kearah 
dinding uterus. Endoderem akan berproliferasi membentuk sel-sel pipih yang mendindingi 
blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi gastrocoel atau arkenteron atau rongga kantung yolk. 
Endoderem yang mendindinginya akan menjadi bagian dari kantung yolk. Pada mamalia, 
kantung yolk tidak mengandung yolk. 
Pada keeping embrio berlangsung proses gastrulasi yang serupa dengan gastrulasi yang 
berlangsung pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat stadium daerah primitive dan lapisan-lapisan 
lembaga ektoderem, mesoderem, dan endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal 
notokorda. Lapisan lembaga di dalam keping embrio disebut lapisan lembaga intra embrio, 
sedangkan yang terdapat di luar keping embrio dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio. 
I. KESIMPULAN 
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : 
1.
1. 
1. 
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan 
makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa 
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk 
betina. 
Pada fase fertilisasi zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) yang melalui tiga fase, 
yaitu morula, blastula dan gastrula. 
1. 
1. 
1. 
1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan 
makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan 
alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. 
Tabel perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves, amphibi, dan mamalia 
Blastula Gastrula Neurula 
Amphioxus Bentuknya 
bundar 
Terjadi invaginasi 
pada daerah 
vegetatif embrio 
- 
Aves Bentuknya 
cakram/gepeng 
Terjadi penebalan 
di daerah bakal 
median embrio 
caudal (primitive 
streak) 
Arkenteron dibentuk 
ketika lipatan lateral 
menekan dan 
memisahkan embrio 
menjauhi kuning 
telur 
Amphibia Bentuknya 
bundar 
Terbentuknya 
suatu celah di 
bawah bidang 
equator pada 
daerah kelabu 
Notocord terbentuk 
dari mesoderm dorsal 
di atas arkenteron 
Mamalia Bentuknya 
cakram/gepeng 
Terbentuknya 
rongga amnion 
- 
Aves
Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur 
(ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang- lubang 
yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali 
musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur 
mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio 
yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan 
dalam telur tersebut.

More Related Content

What's hot

Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiJessy Damayanti
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Welly Andrei
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanLampung University
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiENCIK ROSIANA
 
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,Nemathelminthes
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,NemathelminthesPerbedaan Annelida,Plathyhelminthes,Nemathelminthes
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,NemathelminthesNurIndahS3
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 

What's hot (20)

PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
ANATOMI BATANG
ANATOMI BATANG ANATOMI BATANG
ANATOMI BATANG
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,Nemathelminthes
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,NemathelminthesPerbedaan Annelida,Plathyhelminthes,Nemathelminthes
Perbedaan Annelida,Plathyhelminthes,Nemathelminthes
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 

Similar to Aves mempunyai tipe telur megalesital

Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorIkhsan Ismail Safrani
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxIrena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxppg96930
 
Anatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarAnatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarNisrina tama
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksiAlfie Kesturi
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiNur Aini
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Sistem reproduksi umum (materi)
Sistem reproduksi umum (materi)Sistem reproduksi umum (materi)
Sistem reproduksi umum (materi)Tined Martin
 
Embriogenesis dan struktur biji
Embriogenesis dan struktur bijiEmbriogenesis dan struktur biji
Embriogenesis dan struktur bijianalis08
 
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Martinus Hasan
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxalhikmah13
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilanagungwahyudi709
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenitalyunirosalina
 
Sistem reproduksi hewan
Sistem reproduksi hewanSistem reproduksi hewan
Sistem reproduksi hewanEmmy Kezia
 

Similar to Aves mempunyai tipe telur megalesital (20)

Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Penuntun embrio
Penuntun embrioPenuntun embrio
Penuntun embrio
 
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptxIrena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
Irena S.A_ Struktur dn Perkembangan Hewan_Tgs Pasca.pptx
 
Anatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarAnatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjar
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
 
Andre
AndreAndre
Andre
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_Blastulasi
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Sistem reproduksi umum (materi)
Sistem reproduksi umum (materi)Sistem reproduksi umum (materi)
Sistem reproduksi umum (materi)
 
Embriogenesis dan struktur biji
Embriogenesis dan struktur bijiEmbriogenesis dan struktur biji
Embriogenesis dan struktur biji
 
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
Sistem Reproduksi Makhluk Hidup @SMP CC '14-'15
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptx
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
 
embriologi
embriologiembriologi
embriologi
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenital
 
Sistem reproduksi hewan
Sistem reproduksi hewanSistem reproduksi hewan
Sistem reproduksi hewan
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

Aves mempunyai tipe telur megalesital

  • 1. Aves mempunyai tipe telur Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang terjadi adalah Meroblastik. Tipe pembelahan Meroblastik pada Aves disebut juga tipe Partial karena sebelum satu pembelahan selesai pembelahan tahap selanjutnya sudah terjadi. Tipe pembelahan Meroblastik berada pada bagian kecil kutub animal, pada Aves tepatnya berada pada germinal disc. Disebut disc karena pembelahan yang dilakukan hanya pada bagain inti sel yang berada pada kutub animal dan jika dilihat dari bagian sisi atas pada saat pembelahan atau hasil Morulanya berbentuk seperti piringan (disc) atau disebut juga simetri Discoidal. A. Morula Gambar 5. Pembelahan 1 dan 2 Sumber: php.med.unsw.edu.au Pembelahan pertama dengan arah meridian atau vertikal dan menghasilkan 2 sel yang simetris (Gambar 5A). Pada pembelahan kedua terjadi pada bidang pembelahan meridian lagi dan menjadi 4 sel yang simetris (Gambar 5B). Gambar 6. Pembelahan 3 dan 4 Sumber: php.med.unsw.edu.au Pembelahan ketiga terjadi 2 garis pembelahan meridian tetapi pembehalan yang dihasilkan tidak simetris. Jumlah sel pada tahap pembelahan ke-3 ini ada 8 sel (Gambar 6C). Pembelahan ke-4 terjadi pada garis pembelahan equator atau horizontal dengan kesimetrisan yang asimetris dan menjadi 16 sel (Gambar 6D).
  • 2. Gambar 7. Pembelahan 5 dan Pekembangan Selanjutnya Sumber: php.med.unsw.edu.au Pembelahan ke-5 terjadi pada 4 bidang pembelahan meridian atau vertikal yang asimetris, sehingga menghasilkan 32 sel. Pembelahan selanjutnya tidak dapat diikuti. Pembelahan selanjutnya tak teratur, ada yang melalui bidang vertikal maupun horizontal dan ada juga yang sebelum selesai satu pembelahan terjadi pembelahan berikutnya. Dari pembelahan awal sampai dengan pembelahan berikut-berikutnya jika germinal disc belum membentuk celah dengan yolk, maka tahap tersebut disebut dengan tahap Morula. Gambar 8. Morulasi Aves Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu B. Blastula Sementara sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga ataupun celah dibawah germinal disc yang memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama, makim membesar dan berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki ronnga ini disebut dengan Blastula. Jenis Blastula juga bermacam-macam, tergantung tipe telurnya tadi. Tipe Blastula yang dihasilkan pada tahap akhir pembelahan Aves adalah Discoblastula.
  • 3. Gambar 9. Discoblastic Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu Discoblastula atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah blastula bentuk cakram. Pada Blastula aves, pembagian blastula terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat dari atas, yaitu area opaca dan area pelucida. 1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan merupakan bagian dimana sel-selnya terpisah dari yolk di bawah. 2. Area pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau kental, dan merupakan daerah yang sel-selnya berhubungan dengan yolk dibawah. Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini menjadi Epiblast dan Hypoblast. Epiblast bagian blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal, sedangkan Hipoblast merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah bawah atau daerah kutub vegetatif. Epiblast merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm dan notochord, sedangkan hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga blastoceol. Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embryo lapisan epiblast. Bakal ektoderm saraf berupa sabit terletak di poeterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan prechorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di bagain paling bawah atau bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah rongga hypoblast ada rongga disebut rongga archenteron.
  • 4. Gambar 10. Epiblast dan Hypoblast Sumber: www.expertsmind.com 3. Gastrula Berasal dari kata gaster (lambung), karena pada tahap ini dibentuk bakal saluran pencernaan. Pada tahap ini terjadi dinaminasi daerah-daearh bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh. Ciri utama dari gastrulasi Aves adalah adanya daerah unsur primitif (primitive streak). Daerah ini mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelucida bagian posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah posteriolateral ke bagian tengah area pelucida. Bagian penebalan menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut membentuk suatu parit yang disebut daerah unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen (Hensen node). Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke rongga blastula. Gambar 11. Tahapan Gastrulasi
  • 5. Gastrulasi pada Aves dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara sendiri-sendiri serta terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio, bukan melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada Aves tidak membentuk archentron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang menjadi archentron adalah rongga subgerminal yang bagian atasnya dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah yolk. Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitif adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior, bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk membentuk mesoderm kepala dan notochord. Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior, mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala. Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
  • 6. Gambar 12. Tiga Dimensis Gastrulasi Sumber: photobucket.com Sementara pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsur primitif mulai memendek sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi berada di bagian posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord posterior terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini. Berikut gambaran singkat mengenai gastrulasi Aves. Sumber: Sudarwati, S. 1990. Struktur dan Perkembangan Hewan. ITB: Bandung. Reproduksi Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
  • 7. daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Sumber: http://4.bp.blogspot.com/- Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. 1. Sistem Genitalia Jantan. a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis
  • 8. yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka. 2. Sistem Genitalia Betina. a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. 3. Proses Festilisasi Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. 4. Fungsi bagian-bagian telur aves : a. Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio b. Kuning telur --> cadangan makanan embrio c. Kalaza --> menjaga goncangan embrio d. Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan e. Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio f. Amnion --> Amnion adalah semacam membran/selaput yang melindungi embrio dalam telur. Yang memiliki amnion telur adalah reptilia, unggas, dan mamalia sehingga ketiga kelas ini disebut “amniota”. Amnion telur tidak terdapat pada ikan dan amphibia, sehingga dua kelas ini disebut “anamniota”.
  • 9. Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Perbedaan embrio amphibi dan aves ERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA DAN MAMALIA. Mei 11, 2010 Filed under: Biologi — deximel @ 12:23 pm PERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA DAN MAMALIA. Oleh: Dwi Meliana I. PENDAHULUAN Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain: 1. Sel tunggal (yang telah dibuahi) 2. Blastomer 3. Blastula 4. Gastrula 5. Neurula 6. Embrio / Janin.1 Model yang sering dipakai dalam penjelasan mengenai embriogenesis terbagi menjadi beberapa golongan seperti amfibi, aves, amphioxus, dan mamalia, karena masing-masing mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit berbeda pada fase embrio. I. RUMUSAN MASALAH
  • 10. 1. 1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia. 2. Perbedaan embriogenesis pada aves, amphibia, amphioxus dan mamalia. I. PEMBAHASAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : 1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).2 3 tahapan fase embrionik yaitu : a. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Sedangkan morulasi yaitu proses terbentuknya morula
  • 11. a. Blastula Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. 3 a. Gastrula Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Sedangkan gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Yaitu:  Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.  Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
  • 12. Organogenesis Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya : a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas Embrionik Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
  • 13. HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut. Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu : 1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. 2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah. 3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2. 4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.4 Janin Tahapan Perkembangan pada Masa Embrio  Bulan pertama: Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.  Bulan kedua: Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.  Bulan ketiga: Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.  Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.  Bulan kelima: Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).  Bulan keenam: Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)  Bulan ketujuh: Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
  • 14.  Bulan kedelapan: Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.  Bulan kesembilan: Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan. 1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal. Fase ini memiliki beberapa tahap yaitu : a. Bayi dengan usia 1 – 12 bulan. b. Balita, dibagi lagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5 tahun. c. Anak-anak dengan usia 6 – 12 tahun. d. Remaja dengan usia 13 – 17 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini disebut adolesens/akil balig. e. Dewasa dengan usia 18 – 50 tahun. f. Manula dengan usia diatas 50 tahun. A. Perbedaan Embriogenesis pada Amphioxus, Aves, Amphibia dan Mamalia. Keterangan: 1. 1. 1. Embriogenesis Amphioxus Pada saat fase blastula bentuknya bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur homolecithal (mengalami pembelahan secara holoblastik teratur)dan mediolechital. 5
  • 15. Gastrulasi amphioxus diawali pada daerah vegetatif embrio. Kutub vegetatif menjadi mendatar dan terdorong dan melipat ke arah dalam. Proses ini dinamakan invaginasi. Lapisan yang terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkan rongga blastula dan bertemu dengan lapisan blastomer yang berada di kutub anima. Mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinya pelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi blastoporus. Proses ini disebut involusi. Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan endoderem. Ektoderem sekarang membungkus embrio secara keseluruhan melalui proses epiboli. 6-7 jam sesudah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki struktur berbentuk cangkir, terdiri atas lapisan sel bagian luar yang disebut epiblas yang akan menjadi ektoderem, dan lapisan sel bagian dalam atau hipoblas yang akan menjadi mesoderem dan endoderem. Rongga yang dibatasi oleh kedua pertemuan lapisan ini disebut arkenteron atau gastrocoel. Lubang yang menghubungkan rongga ini dengan daerah sebelah luarnya disebut blastoporus. Pada awal gastrulasi, blastoporus sangat besar, namun dengan pemanjangan dan pendataran bagian dorsal gastrula, blastoporus menjadi semakin kecil hingga tampak sebagai suatu lubang sempit yang terbuka atau pori saja. Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan bergerak melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal, berlangsung terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu neurophore terbentuk pada amphioxus, yakni yang anterior.6 1. 1. 1. Embryogenesis aves Blastula pada aves bentuknya cakram, disebut juga dengan blastula gepeng, berasal dari telur homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur, dan telur megalechital membelah secara meroblastik. Blastula berada diatas yolk atau jaringan penyalur makanan.7 Pada fase gastrula mula-mula terjadi penebalan didaerah bakal median embrio di caudal. Penebalan itu disebut primitive streak (lempeng sederhana). Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur inkubasi 18 jam, ujung cephalic mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang disebut head process atau lipatan kepala. Bagian area pellusida yang berdekatan dengan primitive streak mulai menebal membentuk area embrional. Mengiringi pembentukan dan pemanjangan primitive streak, area pellusida mengalami perubahan bentuk dari bentuk cakram sirkuler menjadi bentuk konfigurasi bulat. Sumbu memanjang bakal tubuh embrio diperankan oleh primitive streak. Terbentuknya primitive streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi dimulai. Lapisan-lapisan lembaga dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas kea rah nodus Hensen’s dan primitive streak, dan sel-sel beringresi untuk membentuk lapisan lembaga tengah dan bawah
  • 16. (mesoderem dan endoderem). Sel-sel pertama yang melintasi primitive streak bagian anterior adalah bakal endoderem dan diikuti oleh bakal mesoderem. Sel-sel bakal mesoderem menyebar diantara epiblas dan hipoblas membentuk lapisan tengah yang kini disebut sebagai mesoderem. Sel-sel yang bermigarasi melalui nodus Hensen’s meluas ke depan dan sel-sel tersebut terkondensasi membentuk notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblast yang tidak berinvaginasi melalui daerah primitive akan tetap menjadi ektoderem. Neurulasi aves, arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur. Sekitar bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke kuning telur melalui batang kuning telur yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan tabung neuron, perkembangan Notokord,dan somit terjadi serupa seperti pada katak. 1. 1. 1. Embryogenesis amphibia. Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit. Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang membentuk bola padat. Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Gastrulasi dimulai dengan terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator kurang lebih pada daerah kelabu. Pada daerah kelabu memiliki konstitusi sel-sel yang berbeda dengan daerah lain. Pada daerah ini, tegangan permukaan sel lebih rendah dan sel-sel lebih bersifat mobil. Salah satu factor yang menyebabkan sel-sel pada daerah kelabu memiliki mobilitas yang tinggi adalah karena sel-sel mengalami perubahan bentuk menjadi sel-sel botol yang lehernya terorientasi ke permukaan sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan sel ke dalam. Pada daerah tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan terjadinya invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem yang disusul dengan berpindahnya kordamesoderem. Sejalan dengan itu terbentuk suatu rongga baru yang disebut rongga arkenteron yang tumbuh semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi. Sementara itu rongga blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit.
  • 17. Neurulasi pada Katak, notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal, persis diatas notokord yang berkembang. Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi Tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). 1. 1. 1. Embryogenesis mamalia Blastula mamalia mirip coelo blastula. Tetapi dimasukkan discoblastula karena jaringan embrio terletak didaerah puncak seperti halnya dijumpai pada blastula gepeng ainnya. Pada tingkat blastula sudah dapat dibedakan dua daerah utama yaitu daerah epiblast dan hipoblast.8 Blastula mamalia, didaerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga disitu terjadi penebalan. Ditempat penebalan itu terjadi perpindahan-perpindahan sederatan sel keblastocoel,menjadi lapisan hipoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. Rongga dibawah hipoblast menjadi rongga archenteron. Epiblas akan menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm. Hipoblast menumbuhkan bakal endoderm. Gastrulasi pada mamalia ditandai dengan terbentuknya rongga pada massa sel-sel dalam (inner cell mass) yang makin lama makin besar dan dinamakan rongga amnion. Massa sel-sel dalam di bawah rongga amnion membentuk suatu keping yang dinamakan keping embrio atau embrionic disc yang kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan ektoderem yang berbatasan dengan rongga amnion dan endoderem yang berbatasan dengan blastocoel. Blastocoel terletak kearah rongga uterus, sedangkan keeping embrio dan rongga amnion tertanam kearah dinding uterus. Endoderem akan berproliferasi membentuk sel-sel pipih yang mendindingi blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi gastrocoel atau arkenteron atau rongga kantung yolk. Endoderem yang mendindinginya akan menjadi bagian dari kantung yolk. Pada mamalia, kantung yolk tidak mengandung yolk. Pada keeping embrio berlangsung proses gastrulasi yang serupa dengan gastrulasi yang berlangsung pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat stadium daerah primitive dan lapisan-lapisan lembaga ektoderem, mesoderem, dan endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal notokorda. Lapisan lembaga di dalam keping embrio disebut lapisan lembaga intra embrio, sedangkan yang terdapat di luar keping embrio dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio. I. KESIMPULAN Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : 1.
  • 18. 1. 1. 1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Pada fase fertilisasi zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) yang melalui tiga fase, yaitu morula, blastula dan gastrula. 1. 1. 1. 1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. Tabel perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves, amphibi, dan mamalia Blastula Gastrula Neurula Amphioxus Bentuknya bundar Terjadi invaginasi pada daerah vegetatif embrio - Aves Bentuknya cakram/gepeng Terjadi penebalan di daerah bakal median embrio caudal (primitive streak) Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur Amphibia Bentuknya bundar Terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron Mamalia Bentuknya cakram/gepeng Terbentuknya rongga amnion - Aves
  • 19. Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang- lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur tersebut.