Telur burung memiliki tipe telur Megalesital dengan pembelahan meroblastik partial. Pembelahan awal membentuk morula, kemudian blastula berbentuk discoblastula dengan area opaca dan pelucida. Proses selanjutnya adalah gastrulasi yang membentuk ektoderm, endoderm, dan mesoderm melalui daerah unsur primitif dan nodus Hensen.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
Aves mempunyai tipe telur megalesital
1. Aves mempunyai tipe telur Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang terjadi adalah
Meroblastik. Tipe pembelahan Meroblastik pada Aves disebut juga tipe Partial karena sebelum
satu pembelahan selesai pembelahan tahap selanjutnya sudah terjadi. Tipe pembelahan
Meroblastik berada pada bagian kecil kutub animal, pada Aves tepatnya berada pada germinal
disc. Disebut disc karena pembelahan yang dilakukan hanya pada bagain inti sel yang berada
pada kutub animal dan jika dilihat dari bagian sisi atas pada saat pembelahan atau hasil
Morulanya berbentuk seperti piringan (disc) atau disebut juga simetri Discoidal.
A. Morula
Gambar 5. Pembelahan 1 dan 2
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan pertama dengan arah meridian atau vertikal dan menghasilkan 2 sel yang simetris
(Gambar 5A).
Pada pembelahan kedua terjadi pada bidang pembelahan meridian lagi dan menjadi 4 sel yang
simetris (Gambar 5B).
Gambar 6. Pembelahan 3 dan 4
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan ketiga terjadi 2 garis pembelahan meridian tetapi pembehalan yang dihasilkan tidak
simetris. Jumlah sel pada tahap pembelahan ke-3 ini ada 8 sel (Gambar 6C).
Pembelahan ke-4 terjadi pada garis pembelahan equator atau horizontal dengan kesimetrisan
yang asimetris dan menjadi 16 sel (Gambar 6D).
2. Gambar 7. Pembelahan 5 dan Pekembangan Selanjutnya
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Pembelahan ke-5 terjadi pada 4 bidang pembelahan meridian atau vertikal yang asimetris,
sehingga menghasilkan 32 sel. Pembelahan selanjutnya tidak dapat diikuti. Pembelahan
selanjutnya tak teratur, ada yang melalui bidang vertikal maupun horizontal dan ada juga yang
sebelum selesai satu pembelahan terjadi pembelahan berikutnya.
Dari pembelahan awal sampai dengan pembelahan berikut-berikutnya jika germinal disc belum
membentuk celah dengan yolk, maka tahap tersebut disebut dengan tahap Morula.
Gambar 8. Morulasi Aves
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu
B. Blastula
Sementara sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga ataupun
celah dibawah germinal disc yang memisahkan dengan yolk. Rongga ini makin lama, makim
membesar dan berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki ronnga ini disebut dengan Blastula.
Jenis Blastula juga bermacam-macam, tergantung tipe telurnya tadi. Tipe Blastula yang
dihasilkan pada tahap akhir pembelahan Aves adalah Discoblastula.
3. Gambar 9. Discoblastic
Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu
Discoblastula atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah blastula bentuk cakram. Pada
Blastula aves, pembagian blastula terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat dari atas, yaitu area
opaca dan area pelucida.
1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan merupakan bagian dimana sel-selnya
terpisah dari yolk di bawah.
2. Area pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau kental, dan merupakan daerah
yang sel-selnya berhubungan dengan yolk dibawah.
Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini menjadi Epiblast dan Hypoblast.
Epiblast bagian blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal, sedangkan
Hipoblast merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah bawah atau daerah kutub
vegetatif.
Epiblast merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm dan notochord, sedangkan hypoblast yang
sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga blastoceol.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embryo lapisan epiblast.
Bakal ektoderm saraf berupa sabit terletak di poeterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan
prechorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di bagain paling bawah atau
bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah rongga hypoblast ada rongga disebut rongga
archenteron.
4. Gambar 10. Epiblast dan Hypoblast
Sumber: www.expertsmind.com
3. Gastrula
Berasal dari kata gaster (lambung), karena pada tahap ini dibentuk bakal saluran pencernaan.
Pada tahap ini terjadi dinaminasi daerah-daearh bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan
dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh.
Ciri utama dari gastrulasi Aves adalah adanya daerah unsur primitif (primitive streak). Daerah ini
mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelucida bagian
posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah posteriolateral ke bagian
tengah area pelucida. Bagian penebalan menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut
membentuk suatu parit yang disebut daerah unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif
dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen
(Hensen node). Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya
akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke rongga blastula.
Gambar 11. Tahapan Gastrulasi
5. Gastrulasi pada Aves dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara sendiri-sendiri serta
terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio, bukan melalui gerakan sel bersama dalam
bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada Aves tidak membentuk archentron sejati. Setelah
endoderm dibentuk, yang menjadi archentron adalah rongga subgerminal yang bagian atasnya
dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah yolk. Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui
daerah unsur primitif adalah sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior,
bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari
embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak
bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk
membentuk mesoderm kepala dan notochord. Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior,
mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala.
Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang
setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu masuk
lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan
membentuk semua organ-organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio.
Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara epiblast dan
hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
6. Gambar 12. Tiga Dimensis Gastrulasi
Sumber: photobucket.com
Sementara pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsur primitif mulai memendek
sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi berada di bagian
posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord posterior
terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan membentuk
daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli
hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya
hipoblas dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini. Berikut
gambaran singkat mengenai gastrulasi Aves.
Sumber:
Sudarwati, S. 1990. Struktur dan Perkembangan Hewan. ITB: Bandung.
Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
7. daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Jantan.
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di
sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus
wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen
bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat
glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang
bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis
8. yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan
ureter ketika masuk kloaka.
2. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan
terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang,
bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian;
bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom
sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan
luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
3. Proses Festilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di
daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
4. Fungsi bagian-bagian telur aves :
a. Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
b. Kuning telur --> cadangan makanan embrio
c. Kalaza --> menjaga goncangan embrio
d. Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan
e. Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio
f. Amnion --> Amnion adalah semacam membran/selaput yang melindungi embrio dalam telur.
Yang memiliki amnion telur adalah reptilia, unggas, dan mamalia sehingga ketiga kelas ini
disebut “amniota”. Amnion telur tidak terdapat pada ikan dan amphibia, sehingga dua kelas ini
disebut “anamniota”.
9. Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Perbedaan embrio amphibi dan aves
ERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA
DAN MAMALIA. Mei 11, 2010
Filed under: Biologi — deximel @ 12:23 pm
PERBEDAAN EMBRIOGENESIS PADA AMPHIOXUS, AVES, AMPHIBIA
DAN MAMALIA.
Oleh: Dwi Meliana
I. PENDAHULUAN
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis
meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai
sel embriogenik.
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain:
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2. Blastomer
3. Blastula
4. Gastrula
5. Neurula
6. Embrio / Janin.1
Model yang sering dipakai dalam penjelasan mengenai embriogenesis terbagi menjadi beberapa
golongan seperti amfibi, aves, amphioxus, dan mamalia, karena masing-masing mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit berbeda pada fase embrio.
I. RUMUSAN MASALAH
10. 1.
1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia.
2. Perbedaan embriogenesis pada aves, amphibia, amphioxus dan mamalia.
I. PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia.
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel
individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di
dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).2
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Sedangkan morulasi yaitu proses
terbentuknya morula
11. a. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu
proses terbentuknya blastula. 3
a. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata
dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Sedangkan gastrulasi yaitu
proses pembentukan gastrula. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Yaitu:
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata.
12. Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas Embrionik
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu
organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio
akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi.
Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau
human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
13. HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses
kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput
yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan
cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang
menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh
darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan
pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta,
mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan
tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.4
Janin
Tahapan Perkembangan pada Masa Embrio
Bulan pertama: Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang
berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio
berukuran 0,6 cm.
Bulan kedua: Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan
(cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga: Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin
luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin
mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima: Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara
keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila
dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam: Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan
(posisi)
Bulan ketujuh: Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
14. Bulan kedelapan: Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.
Bulan kesembilan: Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk
dilahirkan.
1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah
masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.
Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran
bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk
hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan
memasuki masa neonatal.
Fase ini memiliki beberapa tahap yaitu :
a. Bayi dengan usia 1 – 12 bulan.
b. Balita, dibagi lagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5 tahun.
c. Anak-anak dengan usia 6 – 12 tahun.
d. Remaja dengan usia 13 – 17 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
disebut adolesens/akil balig.
e. Dewasa dengan usia 18 – 50 tahun.
f. Manula dengan usia diatas 50 tahun.
A. Perbedaan Embriogenesis pada Amphioxus, Aves, Amphibia dan Mamalia.
Keterangan:
1.
1.
1. Embriogenesis Amphioxus
Pada saat fase blastula bentuknya bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur
homolecithal (mengalami pembelahan secara holoblastik teratur)dan mediolechital. 5
15. Gastrulasi amphioxus diawali pada daerah vegetatif embrio. Kutub vegetatif menjadi mendatar
dan terdorong dan melipat ke arah dalam. Proses ini dinamakan invaginasi. Lapisan yang
terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkan rongga blastula dan bertemu dengan lapisan
blastomer yang berada di kutub anima.
Mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinya pelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi
blastoporus. Proses ini disebut involusi. Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan
endoderem. Ektoderem sekarang membungkus embrio secara keseluruhan melalui proses
epiboli.
6-7 jam sesudah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki struktur berbentuk cangkir, terdiri
atas lapisan sel bagian luar yang disebut epiblas yang akan menjadi ektoderem, dan lapisan sel
bagian dalam atau hipoblas yang akan menjadi mesoderem dan endoderem. Rongga yang
dibatasi oleh kedua pertemuan lapisan ini disebut arkenteron atau gastrocoel. Lubang yang
menghubungkan rongga ini dengan daerah sebelah luarnya disebut blastoporus. Pada awal
gastrulasi, blastoporus sangat besar, namun dengan pemanjangan dan pendataran bagian dorsal
gastrula, blastoporus menjadi semakin kecil hingga tampak sebagai suatu lubang sempit yang
terbuka atau pori saja.
Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan
bergerak melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal
blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal, berlangsung
terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu neurophore terbentuk pada amphioxus,
yakni yang anterior.6
1.
1.
1. Embryogenesis aves
Blastula pada aves bentuknya cakram, disebut juga dengan blastula gepeng, berasal dari telur
homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur, dan telur megalechital
membelah secara meroblastik. Blastula berada diatas yolk atau jaringan penyalur makanan.7
Pada fase gastrula mula-mula terjadi penebalan didaerah bakal median embrio di caudal.
Penebalan itu disebut primitive streak (lempeng sederhana).
Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur inkubasi 18 jam, ujung
cephalic mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang disebut head process atau lipatan
kepala. Bagian area pellusida yang berdekatan dengan primitive streak mulai menebal
membentuk area embrional. Mengiringi pembentukan dan pemanjangan primitive streak, area
pellusida mengalami perubahan bentuk dari bentuk cakram sirkuler menjadi bentuk konfigurasi
bulat. Sumbu memanjang bakal tubuh embrio diperankan oleh primitive streak.
Terbentuknya primitive streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi dimulai.
Lapisan-lapisan lembaga dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas kea rah nodus Hensen’s dan
primitive streak, dan sel-sel beringresi untuk membentuk lapisan lembaga tengah dan bawah
16. (mesoderem dan endoderem). Sel-sel pertama yang melintasi primitive streak bagian anterior
adalah bakal endoderem dan diikuti oleh bakal mesoderem. Sel-sel bakal mesoderem menyebar
diantara epiblas dan hipoblas membentuk lapisan tengah yang kini disebut sebagai mesoderem.
Sel-sel yang bermigarasi melalui nodus Hensen’s meluas ke depan dan sel-sel tersebut
terkondensasi membentuk notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblast yang tidak berinvaginasi
melalui daerah primitive akan tetap menjadi ektoderem.
Neurulasi aves, arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio
menjauhi kuning telur. Sekitar bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke
kuning telur melalui batang kuning telur yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas.
Pembentukan tabung neuron, perkembangan Notokord,dan somit terjadi serupa seperti pada
katak.
1.
1.
1. Embryogenesis amphibia.
Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya,
namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub
yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian
kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah
lebih sedikit.
Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur
kumpulan sel yang membentuk bola padat.
Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan
membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga
ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.
Gastrulasi dimulai dengan terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator kurang lebih pada
daerah kelabu. Pada daerah kelabu memiliki konstitusi sel-sel yang berbeda dengan daerah lain.
Pada daerah ini, tegangan permukaan sel lebih rendah dan sel-sel lebih bersifat mobil. Salah satu
factor yang menyebabkan sel-sel pada daerah kelabu memiliki mobilitas yang tinggi adalah
karena sel-sel mengalami perubahan bentuk menjadi sel-sel botol yang lehernya terorientasi ke
permukaan sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan sel ke dalam. Pada daerah
tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan terjadinya
invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem yang disusul dengan
berpindahnya kordamesoderem. Sejalan dengan itu terbentuk suatu rongga baru yang disebut
rongga arkenteron yang tumbuh semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi.
Sementara itu rongga blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit.
17. Neurulasi pada Katak, notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di
atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal, persis diatas
notokord yang berkembang.
Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi
Tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang).
1.
1.
1. Embryogenesis mamalia
Blastula mamalia mirip coelo blastula. Tetapi dimasukkan discoblastula karena jaringan embrio
terletak didaerah puncak seperti halnya dijumpai pada blastula gepeng ainnya.
Pada tingkat blastula sudah dapat dibedakan dua daerah utama yaitu daerah epiblast dan
hipoblast.8
Blastula mamalia, didaerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga disitu terjadi
penebalan. Ditempat penebalan itu terjadi perpindahan-perpindahan sederatan sel
keblastocoel,menjadi lapisan hipoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast.
Rongga dibawah hipoblast menjadi rongga archenteron. Epiblas akan menumbuhkan bakal
ectoderm, notochord dan mesoderm. Hipoblast menumbuhkan bakal endoderm.
Gastrulasi pada mamalia ditandai dengan terbentuknya rongga pada massa sel-sel dalam (inner
cell mass) yang makin lama makin besar dan dinamakan rongga amnion. Massa sel-sel dalam di
bawah rongga amnion membentuk suatu keping yang dinamakan keping embrio atau embrionic
disc yang kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan ektoderem yang
berbatasan dengan rongga amnion dan endoderem yang berbatasan dengan blastocoel. Blastocoel
terletak kearah rongga uterus, sedangkan keeping embrio dan rongga amnion tertanam kearah
dinding uterus. Endoderem akan berproliferasi membentuk sel-sel pipih yang mendindingi
blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi gastrocoel atau arkenteron atau rongga kantung yolk.
Endoderem yang mendindinginya akan menjadi bagian dari kantung yolk. Pada mamalia,
kantung yolk tidak mengandung yolk.
Pada keeping embrio berlangsung proses gastrulasi yang serupa dengan gastrulasi yang
berlangsung pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat stadium daerah primitive dan lapisan-lapisan
lembaga ektoderem, mesoderem, dan endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal
notokorda. Lapisan lembaga di dalam keping embrio disebut lapisan lembaga intra embrio,
sedangkan yang terdapat di luar keping embrio dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio.
I. KESIMPULAN
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1.
18. 1.
1.
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk
betina.
Pada fase fertilisasi zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) yang melalui tiga fase,
yaitu morula, blastula dan gastrula.
1.
1.
1.
1. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan
alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.
Tabel perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves, amphibi, dan mamalia
Blastula Gastrula Neurula
Amphioxus Bentuknya
bundar
Terjadi invaginasi
pada daerah
vegetatif embrio
-
Aves Bentuknya
cakram/gepeng
Terjadi penebalan
di daerah bakal
median embrio
caudal (primitive
streak)
Arkenteron dibentuk
ketika lipatan lateral
menekan dan
memisahkan embrio
menjauhi kuning
telur
Amphibia Bentuknya
bundar
Terbentuknya
suatu celah di
bawah bidang
equator pada
daerah kelabu
Notocord terbentuk
dari mesoderm dorsal
di atas arkenteron
Mamalia Bentuknya
cakram/gepeng
Terbentuknya
rongga amnion
-
Aves
19. Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur
(ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang- lubang
yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali
musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur
mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio
yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur tersebut.