SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
NUTRISI DAN STATUS HIDRASI: PENAPISAN,
PENGKAJIAN, DAN PRINSIP PEMBERIAN
ASUHAN NUTRISI PADA PASIEN GERIATRI
LAURENTIUS JOHAN ARDIAN
DEFINISI MALNUTRISI
• Malnutrisi (WHO)
• suatu keadaan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan protein, energi, dan
zat gizi lain yang dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh.
• ESPEN 
1. semua pasien yang berisiko malnutrisi berdasarkan alat skrining yang tervalidasi
perlu mendapat pengkajian dan penanganan
2. 2 opsi untuk diagnosis malnutrisi. (1) IMT < 18,5 kg/m (2) BB turun yang tidak
dinginkan dan penurunan IMT atau indeks massa bebas lemak (Fat free mass)
1. WHO. iCOPE guideline. https://www.who.int/ageing/health-systems/icope/evidence-
centre/ICOPE-evidence-profile-malnutrition.pdf?ua=1
2. Cederholm, et al. Diagnostic criteria for malnutrition- ESPEN. 2015;34: 334-40.
PREVALENSI MALNUTRISI
Pedesaan Perkotaan
Malnutrisi (MNA) 3% 6%
Risiko malnutrisi (MNA) 73% 44%
Risiko tinggi (MUST) 32% 18%
Risiko medium (MUST) 17% 12%
Risiko malnutrisi (MST) 33% 18%
Di komunitas di Indonesia (Jogjakarta)
Arjuna T, et al. Nutrients 2017, 9, 1240
Defeat Malnutrition. Advancing policies for quality malnutrition care of older adults.
2017
Pedesaan
Tiongkok > 53 % malnutrisi dan berisiko
malnutrisi
Malaysia 3.7-10,9%
Singapura 3,6% Ong S et al. Asia Pac J Clin Nutr 2019;28(2):204-213
Faktor-faktor Terkait Malnutrisi
Defeat Malnutrition. Advancing policies for quality malnutrition care of older adults. 2017
Faktor-faktor Terkait Malnutrisi
Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
Dampak Malnutrisi
Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
Dampak Malnutrisi
Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
ALUR ASUHAN NUTRISI
Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics, Clinical Nutrition (2018),
INSTRUMEN PENAPISAN STATUS NUTRISI
• Sederhana, cepat, tidak memerlukan biaya besar.
• Mampu mengidentifikasi risiko masalah nutrisi
Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
PENAPISAN STATUS NUTRISI
MST (Malnutrition Screening Tool)
Malnutrition Universal Screening Tool)
Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
Nutritional Screening Tool (NRS 2002)  ESPEN Mini Nutritional Assessment- Short Form
Geriatric
Nutritional Risk
Index
Short Nutritional
Assessment
Quetionnaire -65
PENGKAJIAN NUTRISI
Parameter
A Anthropometry
Berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks massa tubuh (IMT), lingkar lengan atas
(LiLA), lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar paha, lingkar betis, serta tebal
lipatan kulit
B Biochemical
Albumin, prealbumin, limfosit total, TIBC, Hb, kolesterol
C Clinical
Komorbiditas, obat-obatan, pemeriksaan gigi dan mulut, status fungsional, sosio-
ekonomi, kognitif
D Dietary assessment
Food diary/ food frequency questionnaire
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
• Pengukuran antropometri tidak dapat secara utuh
menggambarkan status gizi seseorang.
• Hasil pengukuran antropometri dapat menunjukkan
hasil dalam batas normal, meski telah terjadi
penurunan asupan makanan dan berat badan.
• Dipengaruhi banyak faktor: kemampuan berdiri,
bagian tubuh teramputasi, ada tidaknya
edema/asites.
Pemeriksaan Antropometri
Mengukur TB Berdasarkan Tinggi Lutut
Mengukur Lingkar Lengan Atas
Pria>23 cm,
Perempuan >22 cm
Perkiraan BB = BB saat ini : (1-proporsi anggota badan
yang amputasi)
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Komposisi Tubuh
DXA
US
CT/ MRI
Lee et al. Korean J Radiol 2019;20(2):205-217
Pemeriksaan Biokimiawi
Laboratorium Nilai normal Keterangan
Albumin serum <3,5 g/dL Tidak berespons terhadap perubahan asupan protein dan energi
dalam jangka pendek.
Kadarnya dalam serum dapat dipengaruhi infeksi, inflamasi, status
hidrasi, perpindahan cairan tubuh antarkompartemen intra dan
ekstravaskular.
Prealbumin
(transthyretin)
serum
<17 mg/dL Lebih superior untuk deteksi perubahan status gizi akut karena
diproduksi oleh organ selain hati sehingga lebih sedikit dipengaruhi
oleh fungsi hati.
Jumlah limfosit
total
<1.500 sel/mm3 Menurun pada penyakit tertentu atau efek samping obat
Transferin serum <140 mg/dL Lebih sensitif pada kondisi malnutrisi protein-energi dini
Namun tidak dapat diandalkan pada kondisi defisiensi zat besi,
hipoksemia, infeksi kronik, dan penyakit hati.
TIBC <250 mcg/dL
Kolesterol serum <150 mg/dL Lebih mencerminkan inflamasi dibanding malnutrisi
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Pemeriksaan Klinis
• Komorbiditas
• Obat-obatan
• Status fungsional
• Status kognitif
• Status sosioekonomi
• Evaluasi fungsi mengunyah
• Evaluasi fungsi menelan
• Evaluasi indra pengecap
• Turgor kulit  evaluasi
status hidrasi
• Edema pretibia
1. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
2. Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
Food Diary/ Food Frequent
Quetionnaire
• Secara retrospektif analisis dapat dilakukan
misalnya dengan menanyakan asupan
makanan selama 24 jam terakhir (24-hour
food recall) atau rerata jumlah konsumsi
berbagai jenis makanan (food frequency
questionnaire/ FFQ) atau food group
questionnaire.
• Penilaian retrospektif tidak mudah karena
memerlukan fungsi kognitif termasuk daya
ingat yang baik.
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Instrumen Pengkajian Status
Nutrisi
Subjective Global Assessment (SGA)
MNA full form
(MNA-FF)
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Algoritma Penapisan dan Pengkajian
Status Nutrisi Pasien Geriatri
STRATEGI PEMILIHAN METODE ASUHAN GIZI
tata laksana penyebab malnutrisi dan perbaikan status gizi
Perbaikan status gizi yang dilakukan
dengan menerapkan strategi dukungan
gizi.
Algoritma pemilihan strategi dukungan
asuhan gizi
MEALS on WHEELS
Medication effects (pengaruh obat)
Emotional problems (masalah emosi, terutama depresi)
Anorexia nervosa, Alcoholism (alkoholisme)
Late-life paranoia (paranoid pada lansia)
Swallowing disorders (gangguan menelan)
Oral factors (faktor rongga mulut, seperti karies, susunan gigi geligi yang
buruk)
No money (tidak memiliki uang)
Wandering and other dementia-related behaviors (berkelana dan
berbagai gangguan perilaku terkait demensia)
Hyperthyroidism, Hypothyroidism, Hyperparathyroidism, Hypoadrenalism
Enteric problems (masalah saluran cerna)
Eating problems (masalah makan, misalnya tidak mampu untuk makan
secara mandiri)
Low-salt, Low-cholesterol diet (diet rendah garam, diet rendah kolesterol)
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien
Geriatri. 2017
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Algoritma Pemilihan Strategi Pemberian
Dukungan Asuhan Gizi
Kebutuhan Nutrisi
Karbohidrat Protein Lemak
Kalori
• BB aktual  IMT kurang atau normal
• BB ideal  IMT lebih atau obese
• 25-30 Kkal/Kg/hari , dapat meningkat 30-35 kkal/kg/hari pada stress
metabolik.
• 45-65% dari total kalori
• Karbohidrat sederhana
 < 10% dari total
konsumsi kalori harian
• Karbohidrat kompleks
• Indeks glikemik tinggi
dan indeks glikemik
rendah.
• PROT-AGE  1-1,2
gram/KgBB/hari
• Dapat naik menjadi 1,2-1,5
gram/KgBB/hari pada individu
malnutrisi
• Pada individu gangguan ginjal:
• HD/CAPD: 1,2-1,5
gram/kgBB/hari
• eGFR< 30: 0,8 gram/kgBB/hari
• 30-60: > 0,8 gram/kgBB/hari
Jenis Lemak Kebutuhan
Total lemak
20–35% dari total
kalori
Asam lemak jenuh 10% dari total kalori
Asam lemak trans < 1 % total kalori
Asam lemak tidak jenuh
ganda
6–11% total kalori
Asam lemak tidak jenuh
tunggal
Total lemak – SFA –
PUFA – TFA
Kolesterol
< 300 mg/hari
< 200 mg/hari
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Kebutuhan Cairan
*kehilangan cairan yang belebih membutuhkan
kebutuhan cairan lebih tinggi
**toleransi pemberian cairan sesuai dengan
fungsi ginjal dan jantung pasien
Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics, Clinical Nutrition (2018),
Pemberian Nutrisi Oral
• Merupakan cara pemberian nutrisi yang paling fisiologis dan dapat mempertahankan
fungsi saluran cerna.
• Saat memberikan nutrisi per oral harus dipastikan pasien memiliki fungsi menelan
dan fungsi saluran cerna yang baik
• Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari, perlu
dipertimbangkan pemberian dukungan suplementasi nutrisi oral (oral nutritional
support/ ONS)
• Panduan pemberian suplemen nutrisi oral adalah sebagai berikut:
Suplemen dapat diberikan di antara waktu makan atau pada saat makan.
Suplemen nutrisi oral diberikan sejumlah 400 Kkal/hari dan/ atau 30 gram
protein/hari.
Suplemen nutrisi oral harus disesuaikan dengan keterbatasan pasien (misalnya
kesulitan dalam menelan, dan sebagainya)
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Pemberian Nutrisi
Enteral
• Nutrisi enteral adalah pemberian makanan langsung ke dalam saluran cerna
(lambung, duodenum, atau jejunum) melalui selang, kateter, atau stoma.
• Selang makan dapat terbagi menjadi dua rute yaitu: (1) noninvasif berupa selang
nasogastrik (NGT) dan (2) invasif berupa gastrostomi dan Percutaneous Endoscopic
Gastrostomy (PEG).
• Pemberian makan melalui NGT direkomendasikan untuk terapi nutrisi enteral yang
berlangsung dalam jangka waktu pendek (2–3 minggu). Pada pasien lansia yang
membutuhkan EN dan diperkirakan lebih lama dari 4 minggu, PEG lebih
direkomendasikan.
• Tipe pemberian nutrisi enteral  continuous feeding, cyclic/ intermittent, bolus
feeding.
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
• Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih nutrisi enteral:
a. Pemilihan formula yang mempunyai nutrisi
lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
pasien
b. Densitas kalori dan protein formula (seperti
Kkal/mL, gram protein/mL, rasio Kkal:nitrogen)
c. Fungsi saluran cerna pasien
d. Adanya kandungan laktosa dan kemungkinan
intoleransi
e. Kandungan natrium, kalium, magnesium, dan
fosfat. Dipertimbangkan khususnya untuk kasus
penyakit kardiopulmonal, ginjal, atau hati
f. Jenis protein, lemak, karbohidrat, dan serat
dalam formula yang dapat ditoleransi oleh
pencernaan pasien dan kapasitas absorpsi
g. Viskositas formula terkait ukuran selang dan
cara pemberian
h. Osmolalitas. Nilai osmolalitas 300–500 mOsm/L
dikategorikan sebagai iso-osmolar, untuk
absorpsi yang optimal.
i. Kandungan air. Perhitungan pemenuhan
kebutuhan air dihitung dari kandungan air
aktual, bukan dari volume total formula nutrisi
enteral. Formula sediaan nutrisi enteral cair
seperti susu mengandung 70–80% air, formula
dalam bentuk makanan blenderized
mengandung 50–60% air, sedangkan sisanya
adalah material solid.
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Pemberian Nutrisi
Parenteral
• Ketika nutrisi tidak dapat memenuhi 60% kebutuhan total asupan energi atau EN
dikontraindikasikan, pemberian PN dapat diterapkan.
• Nutrisi parenteral dapat diberikan melalui jalur perifer maupun sentral. Pemilihan
jalur ini berdasarkan pertimbangan beberapa aspek, seperti lamanya pemberian PN
direncanakan, kondisi pasien, osmolalitas formula nutrisi, serta aksesibilitas vena.
• Terdapat berbagai pilihan formula nutrisi parenteral: three in one solution, two in one
solution, dan produk tunggal yang hanya mengandung glukosa, asam amino, atau
lemak. Sumber energi dari glukosa dan lipid yang direkomendasikan untuk peresepan
PN tidak lebih dari 50% kalori nonprotein.
• Formula PN yang diberikan lewat jalur perifer tidak boleh melebihi 850 mOsm/L. Jika
osmolaritas lebih tinggi, formula harus diberikan lewat jalur vena sentral.
• Tidak direkomendasikan untuk mencampur obat-obatan ke dalam cairan formula
nutrisi.
Faktor Risiko Mayor Faktor Risiko Minor
Pasien memiliki satu atau lebih
kondisi berikut ini:
 IMT < 16 Kg/m2
 Penurunan berat badan >
15% dalam 3–6 bulan
terakhir
 Sedikit atau sama sekali tidak
ada asupan makanan selama
>10 hari
 Kadar kalium, fosfat, dan
magnesium serum yang
rendah sebelum terapi nutrisi
diberikan
Pasien memiliki dua atau lebih
kondisi berikut ini:
 16 Kg/m2 ≤ IMT < 18,5 Kg/m2
 Penurunan berat badan >
10% namun < 15% dalam 3–6
bulan terakhir
 Sedikit atau sama sekali tidak
ada asupan makanan selama
> 5 hari
 Riwayat ketergantungan
alkohol atau penggunaan
obat seperti insulin,
kemoterapi, antasida, atau
diuretik
Refeeding Syndrome
 Risiko rendah: 1 risiko minor
 Risiko tinggi: 1 risiko mayor atau 2 risiko minor
 Risiko sangat tinggi: memenuhi satu atau lebih faktor berikut: IMT < 14
Kg/m2, berat badan turun > 20%, kelaparan > 15 hari.
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
ILUSTRASI KASUS
• Identitas
• Ny MLS
• NRM: 4448909
• TTL: 21 Januari 1957 (62 tahun)
• MRS: 19 Juni 2020
• Hari perawatan ke- 17
• Perdarahan dari trakeostomi sejak 1 hari SMRS
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari trakeostomi sejak 1 hari
SMRS. Darah yang keluar sebanyak kira-kira 3 sendok makan, mengalir.
Keluhan sesak, tersedak disangkal
• Sejak 7 bulan lalu muncul benjolan di leher, awalnya sebesar kelereng
kemudian membesar. Pada Februari 2020, karena benjolan makin
membesar dan pasien sulit bernapas dilakukan trakeostomi oleh TS THT
dan pemasangan NGT sebagai akses makan. Pasien juga telah menjalani
biopsi saat itu.
• Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir sekitar 8 kg. Akses makan
saat ini dengan OGT (sejak April 2020) dan rutin dilakukan penggantian
setiap bulan. Saat di rumah, keluarga pasien memberikan makan lewat
selang makan, tidak ada residu selama pemberian makan.
• Pasien direncanakan untuk radioterapi paliatif untuk mengecilkan massa
karena pasien menolak untuk kemoterapi.
• Pada hari perawatan ke-4, pasien mengeluh terdapat keluhan nyeri dada kiri, tembus
ke belakang disertai keringat dingin yang membuat baju basah.
• Keluhan mual dan muntah saat itu tidak ada. Dari pemeriksaan EKG didapatkan
perubahan T inv di v4-v6 dan dari pemeriksaan enzim didapatkan peningkatan.
Pasien di-assess sebagai NSTEMI namun menolak untuk tindakan corangiography
stand by PCI dengan alasan takut dan nyeri saat tindakan.
• Saat itu, DAPT tidak dapat masuk karena masih terdapat keluhan perdarahan dari
mulut dan trakeostomi. Pasien mendapat obat drip NTG.
• Saat ini, keluhan nyeri dada dirasakan hilang timbul namun tidak dirasakan seperti
sebelumnya. Pada 7 hari pascaserangan pasien bersedia untuk menjalani
corangiography stand by PCI.
• Pasien memiliki riwayat DM tidak rutin berobat, terakhir dengan insulin dan
metformin 2x500 mg
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Angina pada 2017.
PEMERIKSAAN FISIK (5 JULI 2020)
Kondisi Umum Sakit
Sedang
Kesadaran
E4V5M6
TD 118/70 HR 83
x/mnt
RR 25 S 36.1
Mata: Konjungtiva tidak pucat, Sklera ankiterik
Leher: teraba massa pada regio colli, konsistensi lunak,
licin, memenuhi area leher, on trakeostomi,
perdarahan tidak ada
Jantung: BJ 1-2 Reguler, Tidak ada murmur,
Tidak ada gallop
Paru: vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada
Abdomen: datar, lemas, bising usus positif, lien
tidak teraba, shifting dullness negatif, BU Positif
normal. Tidak teraba pembesaran, KGB axilla,
inguinal.
Extremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema
tak ada
PEMERIKSAAN LAB
19/6 4/7 3/7 30/6 28/6 22/6 21/6
Hemoglobin 12.0 - 15.0 g/dL 8.5 11.9 8.5 9.3 9.3 9.5 8.0
Hematokrit 36.0 - 46.0 % 22.3 33.1 23.5 25.4 26.0 25.8 21.6
Eritrosit 3.80 - 4.80 10^6/µL 3.10 4.29 3.04 3.26 3.37 3.44 2.87
MCV/VER 83.0 - 101.0 fL 71.9 77.2 77.3 77.9 77.2 75.0 75.3
MCH/HER 27.0 - 32.0 pg 27.4 27.7 28.0 28.5 27.6 27.6 27.9
MCHC/KHER 31.5 - 34.5 g/dL 38.1 36.0 36.2 36.6 35.8 36.8 37.0
Jumlah
Trombosit
150 - 410 10^3/µL 412 153 146 140 195 309 319
Jumlah
Leukosit
4.00 - 10.00 10^3/µL 14.90 7.98 11.12 11.63 10.73 13.22 10.40
Natrium (Na)
Darah
136 - 145 125 131 125 126 128 128 121
Kalium (K)
Darah
3.5 - 5.1 2.1 3.1 3.1 3.3 3.9 3.4 4.0
Klorida (Cl)
Darah
98.0 - 107.0 86.8 90.6 91.9 93.3 92.5 95.4 87.6
DAFTAR MASALAH
1. NSTEMI GRACE 110 TIMI 3 Killip 3 onset hari ke-10
2. LMNH DLBCL regio colli on trakeostomi curiga meta vertebrae
dengan riwayat perdarahan berulang menolak kemoterapi
3. DM tipe 2 GD on diet
4. Hipocalcemia
5. Malnutrisi
6. Imobilisasi
7. Ketergantungan total
8. Hipomagnesemia
TERAPI
• O2 room air
• Diet 1700 kkal/ hari terbagi dalam 3x450 mL blenderized dan 2x250 mL susu dengan protein 1,5
gram/kgBB/hari
• Drip morphin 10 mg/ 24 jam
• Asam traneksamat 3x1000 mg
• CPG 1x75 mg
• Nitrokaf 2x5 mg
• Bisoprolol 1x2,5 mg
• ISDN 5 mg k/p
• Ramipril 1x2,5 mg
• Laxadin 3x15 cc
PENGKAJIAN STATUS NUTRISI
Pengkajian
Status Nutrisi
• Antropometri
BB: 48
TB: 160
IMT: 18,75 kg/m2 (BB kurang)
LiLA: 21 cm
Lingkar betis: 30 cm
• Skor MNA short form: 4
• Skor MNA full form: 10,5
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
STRATEGI PEMBERIAN ASUHAN NUTRISI
Jalur Pemberian
Nutrisi
Kebutuhan
Nutrisi
• IMT: 18,75 kg/m2, penurunan BB 10% dalam 6 bulan terakhir  1
risiko minor refeeding syndrome
• Perhitungan kebutuhan kalori:
• 30-35 kkal/hari (perhitungan kebutuhan kalori berdasarkan stress
metabolik)
• Stres metabolik pada pasien  Perdarahan massa, LMNH, NSTEMI
• 35.BB aktual: 35.48 = 1700 kkal
• Hari 1-3: 1200 kkal (25 kkal/kgBB/hari)
• Hari ke-4: 1500 kkal (30 kkal/kgBB/hari)
• Hari ke-5 sampai saat ini: 1700 kkal
• Jalur pemberian oral tidak memungkinkan  terdapat massa memenuhi
rongga mulut.
• Jalur pemberian nutrisi jangka pendek  OGT
• OGT dapat dipasang  tidak ada residu.
• Dilakukan penggantian berkala  masih ditunda, setelah tindakan CAG
stand by PCI dilakukan
Implementasi
Pemberian Nutrisi
• 35.BB aktual: 35.48 = 1700 kkal
• Kebutuhan karbohidrat: 50%. 1700 kkal = 850 kkal = 212 gram
• Kebutuhan protein: 1.5 gram . 48 kg = 72 gram (288 kkal)
• Kebutuhan lemak: 20% . 1700 kkal = 340 kkal = 38 gram
• Diet saat ini: 3x450 blenderized dan 2x250 mL susu
Jumlah cairan
Diet
blenderized
450 mL blenderized
(1 cc= 1 kkal)
450 (60%.450) cc
+ bilas air 50 cc
960 cc
Diet susu 250 mL susu
(1 cc= 1 kkal)
250 cc (80 %.250)
+ bilas air 30 cc
690 cc
1650 cc/ hari

More Related Content

Similar to Status Nutrisi (1).pptx

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKusmaWenny1
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anaknindyM1
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitussiakadurban
 
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJ
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJPPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJ
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJnandapermata3
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxNurhayati66183
 
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunenggar46
 
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi PasienPeran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasienveronikapapo1
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiDessycis
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
 
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].pptGrahaMedika
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziYakoovAbadi
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusSeptian Muna Barakati
 

Similar to Status Nutrisi (1).pptx (20)

KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
 
Gizi klinik
Gizi klinikGizi klinik
Gizi klinik
 
Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
 
Materi BKL 2023.pptx
Materi BKL 2023.pptxMateri BKL 2023.pptx
Materi BKL 2023.pptx
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
 
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJ
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJPPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJ
PPT proses asuhan gizi tugas pelatihan LJJ
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
 
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
 
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi PasienPeran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
Peran Perawat dalam pengaturan Gizi Pasien
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Status Nutrisi (1).pptx

  • 1. NUTRISI DAN STATUS HIDRASI: PENAPISAN, PENGKAJIAN, DAN PRINSIP PEMBERIAN ASUHAN NUTRISI PADA PASIEN GERIATRI LAURENTIUS JOHAN ARDIAN
  • 2. DEFINISI MALNUTRISI • Malnutrisi (WHO) • suatu keadaan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan protein, energi, dan zat gizi lain yang dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh. • ESPEN  1. semua pasien yang berisiko malnutrisi berdasarkan alat skrining yang tervalidasi perlu mendapat pengkajian dan penanganan 2. 2 opsi untuk diagnosis malnutrisi. (1) IMT < 18,5 kg/m (2) BB turun yang tidak dinginkan dan penurunan IMT atau indeks massa bebas lemak (Fat free mass) 1. WHO. iCOPE guideline. https://www.who.int/ageing/health-systems/icope/evidence- centre/ICOPE-evidence-profile-malnutrition.pdf?ua=1 2. Cederholm, et al. Diagnostic criteria for malnutrition- ESPEN. 2015;34: 334-40.
  • 3. PREVALENSI MALNUTRISI Pedesaan Perkotaan Malnutrisi (MNA) 3% 6% Risiko malnutrisi (MNA) 73% 44% Risiko tinggi (MUST) 32% 18% Risiko medium (MUST) 17% 12% Risiko malnutrisi (MST) 33% 18% Di komunitas di Indonesia (Jogjakarta) Arjuna T, et al. Nutrients 2017, 9, 1240 Defeat Malnutrition. Advancing policies for quality malnutrition care of older adults. 2017 Pedesaan Tiongkok > 53 % malnutrisi dan berisiko malnutrisi Malaysia 3.7-10,9% Singapura 3,6% Ong S et al. Asia Pac J Clin Nutr 2019;28(2):204-213
  • 4. Faktor-faktor Terkait Malnutrisi Defeat Malnutrition. Advancing policies for quality malnutrition care of older adults. 2017
  • 5. Faktor-faktor Terkait Malnutrisi Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
  • 6. Dampak Malnutrisi Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
  • 7. Dampak Malnutrisi Agarwal E, et. al. Maturitas 2013(76):296-302
  • 8. ALUR ASUHAN NUTRISI Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics, Clinical Nutrition (2018),
  • 9. INSTRUMEN PENAPISAN STATUS NUTRISI • Sederhana, cepat, tidak memerlukan biaya besar. • Mampu mengidentifikasi risiko masalah nutrisi Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
  • 10. PENAPISAN STATUS NUTRISI MST (Malnutrition Screening Tool) Malnutrition Universal Screening Tool) Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
  • 11. Nutritional Screening Tool (NRS 2002)  ESPEN Mini Nutritional Assessment- Short Form Geriatric Nutritional Risk Index Short Nutritional Assessment Quetionnaire -65
  • 12. PENGKAJIAN NUTRISI Parameter A Anthropometry Berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks massa tubuh (IMT), lingkar lengan atas (LiLA), lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar paha, lingkar betis, serta tebal lipatan kulit B Biochemical Albumin, prealbumin, limfosit total, TIBC, Hb, kolesterol C Clinical Komorbiditas, obat-obatan, pemeriksaan gigi dan mulut, status fungsional, sosio- ekonomi, kognitif D Dietary assessment Food diary/ food frequency questionnaire PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 13. • Pengukuran antropometri tidak dapat secara utuh menggambarkan status gizi seseorang. • Hasil pengukuran antropometri dapat menunjukkan hasil dalam batas normal, meski telah terjadi penurunan asupan makanan dan berat badan. • Dipengaruhi banyak faktor: kemampuan berdiri, bagian tubuh teramputasi, ada tidaknya edema/asites. Pemeriksaan Antropometri Mengukur TB Berdasarkan Tinggi Lutut Mengukur Lingkar Lengan Atas Pria>23 cm, Perempuan >22 cm Perkiraan BB = BB saat ini : (1-proporsi anggota badan yang amputasi) PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 14. Komposisi Tubuh DXA US CT/ MRI Lee et al. Korean J Radiol 2019;20(2):205-217
  • 15. Pemeriksaan Biokimiawi Laboratorium Nilai normal Keterangan Albumin serum <3,5 g/dL Tidak berespons terhadap perubahan asupan protein dan energi dalam jangka pendek. Kadarnya dalam serum dapat dipengaruhi infeksi, inflamasi, status hidrasi, perpindahan cairan tubuh antarkompartemen intra dan ekstravaskular. Prealbumin (transthyretin) serum <17 mg/dL Lebih superior untuk deteksi perubahan status gizi akut karena diproduksi oleh organ selain hati sehingga lebih sedikit dipengaruhi oleh fungsi hati. Jumlah limfosit total <1.500 sel/mm3 Menurun pada penyakit tertentu atau efek samping obat Transferin serum <140 mg/dL Lebih sensitif pada kondisi malnutrisi protein-energi dini Namun tidak dapat diandalkan pada kondisi defisiensi zat besi, hipoksemia, infeksi kronik, dan penyakit hati. TIBC <250 mcg/dL Kolesterol serum <150 mg/dL Lebih mencerminkan inflamasi dibanding malnutrisi PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 16. Pemeriksaan Klinis • Komorbiditas • Obat-obatan • Status fungsional • Status kognitif • Status sosioekonomi • Evaluasi fungsi mengunyah • Evaluasi fungsi menelan • Evaluasi indra pengecap • Turgor kulit  evaluasi status hidrasi • Edema pretibia 1. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017 2. Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
  • 17. Food Diary/ Food Frequent Quetionnaire • Secara retrospektif analisis dapat dilakukan misalnya dengan menanyakan asupan makanan selama 24 jam terakhir (24-hour food recall) atau rerata jumlah konsumsi berbagai jenis makanan (food frequency questionnaire/ FFQ) atau food group questionnaire. • Penilaian retrospektif tidak mudah karena memerlukan fungsi kognitif termasuk daya ingat yang baik. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 18. Instrumen Pengkajian Status Nutrisi Subjective Global Assessment (SGA) MNA full form (MNA-FF)
  • 19. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 20. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017 Algoritma Penapisan dan Pengkajian Status Nutrisi Pasien Geriatri
  • 21. STRATEGI PEMILIHAN METODE ASUHAN GIZI tata laksana penyebab malnutrisi dan perbaikan status gizi Perbaikan status gizi yang dilakukan dengan menerapkan strategi dukungan gizi. Algoritma pemilihan strategi dukungan asuhan gizi MEALS on WHEELS Medication effects (pengaruh obat) Emotional problems (masalah emosi, terutama depresi) Anorexia nervosa, Alcoholism (alkoholisme) Late-life paranoia (paranoid pada lansia) Swallowing disorders (gangguan menelan) Oral factors (faktor rongga mulut, seperti karies, susunan gigi geligi yang buruk) No money (tidak memiliki uang) Wandering and other dementia-related behaviors (berkelana dan berbagai gangguan perilaku terkait demensia) Hyperthyroidism, Hypothyroidism, Hyperparathyroidism, Hypoadrenalism Enteric problems (masalah saluran cerna) Eating problems (masalah makan, misalnya tidak mampu untuk makan secara mandiri) Low-salt, Low-cholesterol diet (diet rendah garam, diet rendah kolesterol) PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 22. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017 Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in
  • 23. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017 Algoritma Pemilihan Strategi Pemberian Dukungan Asuhan Gizi
  • 24. Kebutuhan Nutrisi Karbohidrat Protein Lemak Kalori • BB aktual  IMT kurang atau normal • BB ideal  IMT lebih atau obese • 25-30 Kkal/Kg/hari , dapat meningkat 30-35 kkal/kg/hari pada stress metabolik. • 45-65% dari total kalori • Karbohidrat sederhana  < 10% dari total konsumsi kalori harian • Karbohidrat kompleks • Indeks glikemik tinggi dan indeks glikemik rendah. • PROT-AGE  1-1,2 gram/KgBB/hari • Dapat naik menjadi 1,2-1,5 gram/KgBB/hari pada individu malnutrisi • Pada individu gangguan ginjal: • HD/CAPD: 1,2-1,5 gram/kgBB/hari • eGFR< 30: 0,8 gram/kgBB/hari • 30-60: > 0,8 gram/kgBB/hari Jenis Lemak Kebutuhan Total lemak 20–35% dari total kalori Asam lemak jenuh 10% dari total kalori Asam lemak trans < 1 % total kalori Asam lemak tidak jenuh ganda 6–11% total kalori Asam lemak tidak jenuh tunggal Total lemak – SFA – PUFA – TFA Kolesterol < 300 mg/hari < 200 mg/hari PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 25. Kebutuhan Cairan *kehilangan cairan yang belebih membutuhkan kebutuhan cairan lebih tinggi **toleransi pemberian cairan sesuai dengan fungsi ginjal dan jantung pasien Volkert D, et al., ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics, Clinical Nutrition (2018),
  • 26. Pemberian Nutrisi Oral • Merupakan cara pemberian nutrisi yang paling fisiologis dan dapat mempertahankan fungsi saluran cerna. • Saat memberikan nutrisi per oral harus dipastikan pasien memiliki fungsi menelan dan fungsi saluran cerna yang baik • Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari, perlu dipertimbangkan pemberian dukungan suplementasi nutrisi oral (oral nutritional support/ ONS) • Panduan pemberian suplemen nutrisi oral adalah sebagai berikut: Suplemen dapat diberikan di antara waktu makan atau pada saat makan. Suplemen nutrisi oral diberikan sejumlah 400 Kkal/hari dan/ atau 30 gram protein/hari. Suplemen nutrisi oral harus disesuaikan dengan keterbatasan pasien (misalnya kesulitan dalam menelan, dan sebagainya) PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 27. Pemberian Nutrisi Enteral • Nutrisi enteral adalah pemberian makanan langsung ke dalam saluran cerna (lambung, duodenum, atau jejunum) melalui selang, kateter, atau stoma. • Selang makan dapat terbagi menjadi dua rute yaitu: (1) noninvasif berupa selang nasogastrik (NGT) dan (2) invasif berupa gastrostomi dan Percutaneous Endoscopic Gastrostomy (PEG). • Pemberian makan melalui NGT direkomendasikan untuk terapi nutrisi enteral yang berlangsung dalam jangka waktu pendek (2–3 minggu). Pada pasien lansia yang membutuhkan EN dan diperkirakan lebih lama dari 4 minggu, PEG lebih direkomendasikan. • Tipe pemberian nutrisi enteral  continuous feeding, cyclic/ intermittent, bolus feeding. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 28. • Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih nutrisi enteral: a. Pemilihan formula yang mempunyai nutrisi lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien b. Densitas kalori dan protein formula (seperti Kkal/mL, gram protein/mL, rasio Kkal:nitrogen) c. Fungsi saluran cerna pasien d. Adanya kandungan laktosa dan kemungkinan intoleransi e. Kandungan natrium, kalium, magnesium, dan fosfat. Dipertimbangkan khususnya untuk kasus penyakit kardiopulmonal, ginjal, atau hati f. Jenis protein, lemak, karbohidrat, dan serat dalam formula yang dapat ditoleransi oleh pencernaan pasien dan kapasitas absorpsi g. Viskositas formula terkait ukuran selang dan cara pemberian h. Osmolalitas. Nilai osmolalitas 300–500 mOsm/L dikategorikan sebagai iso-osmolar, untuk absorpsi yang optimal. i. Kandungan air. Perhitungan pemenuhan kebutuhan air dihitung dari kandungan air aktual, bukan dari volume total formula nutrisi enteral. Formula sediaan nutrisi enteral cair seperti susu mengandung 70–80% air, formula dalam bentuk makanan blenderized mengandung 50–60% air, sedangkan sisanya adalah material solid. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 29. Pemberian Nutrisi Parenteral • Ketika nutrisi tidak dapat memenuhi 60% kebutuhan total asupan energi atau EN dikontraindikasikan, pemberian PN dapat diterapkan. • Nutrisi parenteral dapat diberikan melalui jalur perifer maupun sentral. Pemilihan jalur ini berdasarkan pertimbangan beberapa aspek, seperti lamanya pemberian PN direncanakan, kondisi pasien, osmolalitas formula nutrisi, serta aksesibilitas vena. • Terdapat berbagai pilihan formula nutrisi parenteral: three in one solution, two in one solution, dan produk tunggal yang hanya mengandung glukosa, asam amino, atau lemak. Sumber energi dari glukosa dan lipid yang direkomendasikan untuk peresepan PN tidak lebih dari 50% kalori nonprotein. • Formula PN yang diberikan lewat jalur perifer tidak boleh melebihi 850 mOsm/L. Jika osmolaritas lebih tinggi, formula harus diberikan lewat jalur vena sentral. • Tidak direkomendasikan untuk mencampur obat-obatan ke dalam cairan formula nutrisi.
  • 30. Faktor Risiko Mayor Faktor Risiko Minor Pasien memiliki satu atau lebih kondisi berikut ini:  IMT < 16 Kg/m2  Penurunan berat badan > 15% dalam 3–6 bulan terakhir  Sedikit atau sama sekali tidak ada asupan makanan selama >10 hari  Kadar kalium, fosfat, dan magnesium serum yang rendah sebelum terapi nutrisi diberikan Pasien memiliki dua atau lebih kondisi berikut ini:  16 Kg/m2 ≤ IMT < 18,5 Kg/m2  Penurunan berat badan > 10% namun < 15% dalam 3–6 bulan terakhir  Sedikit atau sama sekali tidak ada asupan makanan selama > 5 hari  Riwayat ketergantungan alkohol atau penggunaan obat seperti insulin, kemoterapi, antasida, atau diuretik Refeeding Syndrome  Risiko rendah: 1 risiko minor  Risiko tinggi: 1 risiko mayor atau 2 risiko minor  Risiko sangat tinggi: memenuhi satu atau lebih faktor berikut: IMT < 14 Kg/m2, berat badan turun > 20%, kelaparan > 15 hari. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 31. Avelino-Silva TJ, et. al. International J Gerontol. 2017 (11):56-61
  • 32. ILUSTRASI KASUS • Identitas • Ny MLS • NRM: 4448909 • TTL: 21 Januari 1957 (62 tahun) • MRS: 19 Juni 2020 • Hari perawatan ke- 17
  • 33. • Perdarahan dari trakeostomi sejak 1 hari SMRS Keluhan Utama
  • 34. Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari trakeostomi sejak 1 hari SMRS. Darah yang keluar sebanyak kira-kira 3 sendok makan, mengalir. Keluhan sesak, tersedak disangkal • Sejak 7 bulan lalu muncul benjolan di leher, awalnya sebesar kelereng kemudian membesar. Pada Februari 2020, karena benjolan makin membesar dan pasien sulit bernapas dilakukan trakeostomi oleh TS THT dan pemasangan NGT sebagai akses makan. Pasien juga telah menjalani biopsi saat itu. • Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir sekitar 8 kg. Akses makan saat ini dengan OGT (sejak April 2020) dan rutin dilakukan penggantian setiap bulan. Saat di rumah, keluarga pasien memberikan makan lewat selang makan, tidak ada residu selama pemberian makan. • Pasien direncanakan untuk radioterapi paliatif untuk mengecilkan massa karena pasien menolak untuk kemoterapi.
  • 35. • Pada hari perawatan ke-4, pasien mengeluh terdapat keluhan nyeri dada kiri, tembus ke belakang disertai keringat dingin yang membuat baju basah. • Keluhan mual dan muntah saat itu tidak ada. Dari pemeriksaan EKG didapatkan perubahan T inv di v4-v6 dan dari pemeriksaan enzim didapatkan peningkatan. Pasien di-assess sebagai NSTEMI namun menolak untuk tindakan corangiography stand by PCI dengan alasan takut dan nyeri saat tindakan. • Saat itu, DAPT tidak dapat masuk karena masih terdapat keluhan perdarahan dari mulut dan trakeostomi. Pasien mendapat obat drip NTG. • Saat ini, keluhan nyeri dada dirasakan hilang timbul namun tidak dirasakan seperti sebelumnya. Pada 7 hari pascaserangan pasien bersedia untuk menjalani corangiography stand by PCI. • Pasien memiliki riwayat DM tidak rutin berobat, terakhir dengan insulin dan metformin 2x500 mg • Riwayat Penyakit Dahulu • Angina pada 2017.
  • 36. PEMERIKSAAN FISIK (5 JULI 2020) Kondisi Umum Sakit Sedang Kesadaran E4V5M6 TD 118/70 HR 83 x/mnt RR 25 S 36.1 Mata: Konjungtiva tidak pucat, Sklera ankiterik Leher: teraba massa pada regio colli, konsistensi lunak, licin, memenuhi area leher, on trakeostomi, perdarahan tidak ada Jantung: BJ 1-2 Reguler, Tidak ada murmur, Tidak ada gallop Paru: vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada Abdomen: datar, lemas, bising usus positif, lien tidak teraba, shifting dullness negatif, BU Positif normal. Tidak teraba pembesaran, KGB axilla, inguinal. Extremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema tak ada
  • 37. PEMERIKSAAN LAB 19/6 4/7 3/7 30/6 28/6 22/6 21/6 Hemoglobin 12.0 - 15.0 g/dL 8.5 11.9 8.5 9.3 9.3 9.5 8.0 Hematokrit 36.0 - 46.0 % 22.3 33.1 23.5 25.4 26.0 25.8 21.6 Eritrosit 3.80 - 4.80 10^6/µL 3.10 4.29 3.04 3.26 3.37 3.44 2.87 MCV/VER 83.0 - 101.0 fL 71.9 77.2 77.3 77.9 77.2 75.0 75.3 MCH/HER 27.0 - 32.0 pg 27.4 27.7 28.0 28.5 27.6 27.6 27.9 MCHC/KHER 31.5 - 34.5 g/dL 38.1 36.0 36.2 36.6 35.8 36.8 37.0 Jumlah Trombosit 150 - 410 10^3/µL 412 153 146 140 195 309 319 Jumlah Leukosit 4.00 - 10.00 10^3/µL 14.90 7.98 11.12 11.63 10.73 13.22 10.40 Natrium (Na) Darah 136 - 145 125 131 125 126 128 128 121 Kalium (K) Darah 3.5 - 5.1 2.1 3.1 3.1 3.3 3.9 3.4 4.0 Klorida (Cl) Darah 98.0 - 107.0 86.8 90.6 91.9 93.3 92.5 95.4 87.6
  • 38.
  • 39. DAFTAR MASALAH 1. NSTEMI GRACE 110 TIMI 3 Killip 3 onset hari ke-10 2. LMNH DLBCL regio colli on trakeostomi curiga meta vertebrae dengan riwayat perdarahan berulang menolak kemoterapi 3. DM tipe 2 GD on diet 4. Hipocalcemia 5. Malnutrisi 6. Imobilisasi 7. Ketergantungan total 8. Hipomagnesemia
  • 40. TERAPI • O2 room air • Diet 1700 kkal/ hari terbagi dalam 3x450 mL blenderized dan 2x250 mL susu dengan protein 1,5 gram/kgBB/hari • Drip morphin 10 mg/ 24 jam • Asam traneksamat 3x1000 mg • CPG 1x75 mg • Nitrokaf 2x5 mg • Bisoprolol 1x2,5 mg • ISDN 5 mg k/p • Ramipril 1x2,5 mg • Laxadin 3x15 cc
  • 41. PENGKAJIAN STATUS NUTRISI Pengkajian Status Nutrisi • Antropometri BB: 48 TB: 160 IMT: 18,75 kg/m2 (BB kurang) LiLA: 21 cm Lingkar betis: 30 cm • Skor MNA short form: 4 • Skor MNA full form: 10,5
  • 42. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 43. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 44. PERGEMI. Pedoman Asuhan nutrisi pada Lansia dan Pasien Geriatri. 2017
  • 45. STRATEGI PEMBERIAN ASUHAN NUTRISI Jalur Pemberian Nutrisi Kebutuhan Nutrisi • IMT: 18,75 kg/m2, penurunan BB 10% dalam 6 bulan terakhir  1 risiko minor refeeding syndrome • Perhitungan kebutuhan kalori: • 30-35 kkal/hari (perhitungan kebutuhan kalori berdasarkan stress metabolik) • Stres metabolik pada pasien  Perdarahan massa, LMNH, NSTEMI • 35.BB aktual: 35.48 = 1700 kkal • Hari 1-3: 1200 kkal (25 kkal/kgBB/hari) • Hari ke-4: 1500 kkal (30 kkal/kgBB/hari) • Hari ke-5 sampai saat ini: 1700 kkal • Jalur pemberian oral tidak memungkinkan  terdapat massa memenuhi rongga mulut. • Jalur pemberian nutrisi jangka pendek  OGT • OGT dapat dipasang  tidak ada residu. • Dilakukan penggantian berkala  masih ditunda, setelah tindakan CAG stand by PCI dilakukan
  • 46. Implementasi Pemberian Nutrisi • 35.BB aktual: 35.48 = 1700 kkal • Kebutuhan karbohidrat: 50%. 1700 kkal = 850 kkal = 212 gram • Kebutuhan protein: 1.5 gram . 48 kg = 72 gram (288 kkal) • Kebutuhan lemak: 20% . 1700 kkal = 340 kkal = 38 gram • Diet saat ini: 3x450 blenderized dan 2x250 mL susu Jumlah cairan Diet blenderized 450 mL blenderized (1 cc= 1 kkal) 450 (60%.450) cc + bilas air 50 cc 960 cc Diet susu 250 mL susu (1 cc= 1 kkal) 250 cc (80 %.250) + bilas air 30 cc 690 cc 1650 cc/ hari