SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Strategi Terbaru untuk Optimalisasi Nutrisi dan
Pertumbuhan pada Neonatus dan Bayi dengan
Penyakit Jantung Bawaan
Pendahuluan
Penyakit jantung bawaan
(PJB)
9 per 1.000 kelahiran hidup
• Disfungsi intestinal
• Gizi buruk
• Gagal tumbuh
• ↑ Demand metabolik
• ↓ Intake kalori
• Malabsorpsi
• Faktor genetic
• Restriksi cairan
Ketidakseimbangan energi
Perbaikan gizi penting untuk
Pertumbuhan
Penyembuhan luka
Fungsi miokard dan vaskular
Mengurangi lama rawatan
Mengurangi risiko infeksi
nosokomial
Meningkatkan outcome
neurodevelopmental
Tatangan Nutrisi pada Pasien PJB
Peningkatan kebutuhan
metabolik pada PJB disebabkan
oleh kombinasi dari:
Hipoksia kronik
Peningkatan kerja
kardiorespiratorik
Kongesti vena
Peningkatan tekanan a.
pulmonal
Sekresi katekolamin
Intake kebutuhan energi dapat bervariasi dari
130-150 kkal/kg/hari hingga 175-180 kkal/kg/hari
bergantung pada jenis PJB
Gizi buruk preoperatif pada anak dengan PJB dapat
mempengaruhi proses rehabillitasi post-operatif
Penyembuhan
luka operasi
terlambat
Disfungsi
miokard
Kerusakan
endotel
↓ Fungsi
otot
↑ Risiko
infeksi
post-
operatif
Mekanisme Hemodinamik yang Mempengaruhi Gizi dan
Kegagalan Pertumbuhan
Hipoksia
DORV
TGA
TOF
PA/PS
APVR
cAVO
Hipoperfusi
AI
CoA
cAVO
TA
HLHS
PDA
Oversirkulasi
VSD
ASD
CASD
Truncus arteriosus
Mekanisme gagal tumbuh pada penyakit jantung bawaan
Gizi Buruk pada Pasien PJB
• Hipoksemia  gangguan BB dan TB
Malnutrisi berkaitan dengan pirau
kanan ke kiri (R to L)
• Malabsorpsi
• Intoleransi makan
• Iskemia intestinal
Ketidakseimbangan sirkulasi  ↓
aliran darah mesentrium
• Oversirkulasi pulmonal: takipneu,
hepatomegaly, takikardia
•↑ Kebutuhan metabolik (kombinasi
diuretik)  kegagalan pertumbuhan
Pirau kiri ke kanan yang besar (L to
R)
•↓ SaO2 dan aliran darah 
gangguan deliveri O2  disfungsi
organ target akut (oksigenasi
mesentrium terganggu)
Obstruksi pada aliran darah sistemik
PJB Sianotik PJB Asianotik
Prematuritas, BBLR dan Anomali Genetik
Hambatan pertumbuhan dapat proporsional dengan derajat HP dan/atau hipoksia
Definisi baru LBW untuk operasi jantung: <2 kg
Perubahan harus dimonitor 1x/minggu pada bayi prematur
30% PJB disebabkan oleh kelainan kromosom, genetic ataupun yang lainnya
Hambatan pertumbuhan pada bayi prematur memiliki coupling arterial-ventricular
maladaptif
Hambatan Klinis
Perburukan status
klinis
Kegagalan ekstubasi
Kebutuhan MV atau
alat bantu napas
Posisi chest tubes
atau CVC
Infeksi / demam
Masalah pencernaan
(intoleransi makan /
muntah, distensi
abdomen, feses
berdarah)
Masalah
pengisapan/menelan
Kelelahan kronik
Dismotilitas pita
suara
Sindrom genetik
Anomali non-kardiak
yang menyertai
Penyebab yang tidak
diketahui
Pemberian makan sering dihentikan sementara, dikurangi, atau ditunda dengan alasan berikut:
Necrotizing enterocolitis (NEC)
Faktor yang berkontribusi terhadap
kejadian NEC pada pasien PJB
CO rendah  gangguan aliran
darah mesentrium
Aliran darah terhambat pada lesi
duct-dependent
Diastolic run-off dari pirau
Peningkatan volume makan
secara cepat
Interupsi atau
keterlambatan yang sering
Pemanjangan periode
puasa  atrofi vilus
intestinal dan gangguan
microbiota  risiko NEC
Insidensi NEC paada neonatus dengan PJB:
2%-8% dan dapat meningkat hingga 20%
Guideline dan
rekomendasi
terstandarisasi pada
bayi prematur
↓ Insidensi NEC
Tanda Bahaya NEC
Hipotensi selama infus
inotropik
Apnea
(>2 dalam 2 jam
berkaitan dengan
distress napas dan
perburukan)
Disseminated
Intravascular
Coagulation (DIC)
Asidosis berat
(pH < 7.15 selama >2
jam; EB > 10 mmol/L)
Hipoksia persisten
(PaO2 < 40 selama >2
jam)
Tanda klinis abdomen
yang mengarah ke
NEC
Muntah atau drainase
lambung berwarna
seperti empedu
Darah pada feses atau
tidak adanya defekasi
Algoritma untuk optimalisasi nutrisi pada bayi baru lahir dengan
PJB
Intake energi target dan capaian pertumbuhan pada bayi dengan
PJB
Manfaat Penggunaan Protokol Pemberian Makan pada
Bayi dengan PJB
Meningkatkan pemberian makan enteral postoperatif
Mengurangi penggunaan nutrisi parenteral (PN)
Penggunaan tabung nasogastric dan gastric yang lebih
sedikit
• Seperti onset NEC, lama rawatan dan mortalitas
Peningkatan BB dan outcome
Kebutuhan Nutrisi Total
Intake energi
• Kalorimetri indirek (IC)  alat paling
akurat untuk menghitung REE pada PJB
• Gunakan persamaan Schofield atau WHO
bila IC tidak tersedia
• Intake energi tidak boleh melebihi REE
pada fase akut
Intake protein
• Protein  perbaikan dan pertumbuhan
jaringan, fasilitasi penyembuhan luka,
modulasi respon inflamasi, menjaga
massa otot rangka
• Intake minimal: 1,5 g/kg/hari hingga max 3
g/kg/hari pada bayi dengan kondisi berat
<2 tahun
• Intake protein enteral berhubungan
dengan perkembangan otak yang lebih
baik dibandingkan nutrisi parenteral
Nutrisi Parenteral
PN direkomendasikan
secepat mungkin
• Terutama saat dukungan
enteral melebihi
cadangan metabolik
• Dapat dilakukanpada
kasus tahap pasca
operasi awal, pasien
dengan MV, atau
masalah pencernaan
Indikasi penggunaan
intralipid IV
• Pada anak dengan
pemberian makan
enteral yang tidak cukup
 cegah defisiensi asam
lemak
• MLE (kaya Ꙍ-3) lebih
dipilih dibandingkan SLE
(hanya kaya Ꙍ-6)
Penundaan pemberian
nutrisi parenteral
• Pada bayi yang sakit
berat saat pemberian
mikronutrien IV selama 1
minggu dikaitkan dengan
infeksi yang lebih sedikit,
durasi rawatan di ICU
dan rumah sakit lebih
pendek
Nutrisi Enteral
Jenis Pemberian Makan
Pemberian makan minimal (MEF): 10-20
mL/kg/hari  ↓ risiko NEC
Makanan tropic  ↓ morbiditas terkait
infeksi
ASI direkomendasikan pada bayi aterm
dan preterm
Formula high-energy: ↑ BB, tetapi ↑
intoleransi makan
Rute Pemberian
Oral, bila memungkinkan (↓ lama
rawatan dan infeksi)
OGT/NGT: pengganti bila terdapat
masalah pernapasan
Nasojejunal tube: refluks
gastroesofagus (+)
Insersi PEG bila terdapat gangguan
koordinasi mengisap, menelan, dan
bernapas
Kesulitan Jangka Pendek dan Panjang setelah Operasi Jantung
Silothoraks (hingga 5% kasus)
• Tatalaksana: air susu yang telah dihilangkan lemaknya (low fat breask milk/LFBM)
Paralisis/paresis saraf pasca operasi
Vocal cord palsy (1.1% - 100%)
Kegagalan pertumbuhan
Kesimpulan
Algoritma
• Memandu klinisi
untuk optimalisasi
pertumbuhan pada
bayi dengan PJB
(pada periode pre-
dan post-operatif)
Tim multidisiplin
• Meningkatkan
status gizi
• Menyediakan
protokol
terstandarisasi dan
strategi dalam
menangani
intoleransi makan
Program pendukung
keluarga
• Membantu
keluarga mengatasi
kecemasan
• Meningkatkan
kepercayaan diri
dan skill orangtua
untuk
meningkatkan
status gizi anak
Penilaian berkala
• Penilaian gizi dan
pertumbuhan
selama follow up
• Intervensi dini bila
terdapat failure to
thrive
Penilaian Status Gizi pada Anak dengan
Penyakit Jantung Bawaan: Sebuah Studi
Komparatif
Pendahuluan
Penyakit Jantung Bawaan
(PJB)
Denise et al
0,6 per 1.000 kelahiran
hidup (1930)  9,1 per
1.000 kelahiran hidup
Chinawa et al
0,22% dari 31.795 anak
yang mendatangi klinik
rawat jalan
Nutrisi yang adekuat
• ↑ Perkembangan fisik
dan mental
• Performa akademik
• Kesehatan anak
hingga dewasa
Malnutrisi
↓ Massa tubuh (otot
jantung)
Gangguan fungsi miokard
dan paru
• Intake inadekuat
• ↑ Laju metabolik
• Hipoksia
Metode
Desain penelitian
• Komparatif, cross-sectional
• Anak dengan PJB yang datang ke klinik kardiologi dan memenuhi kriteria inklusi
Antropometri
• BB: timbangan
• TB anak dan remaja: stadiometer
• TB bayi: infantometer
Penilaian status gizi
• Software Anthro WHO: menghitung BB/U, TB/U, BB/TB
• IMT = BB (kg) / TB (m2)
• Klasifikasi IMT: underweight (p5), BB sehat (p5 – p85), overweight (p85 -<p95), obese
(≥p95)
• BSA (formula Mostellers) = [TB (cm) x BB (kg) / 3600]1/2
Metode
Lokasi
• RS Pendidikan
Universitas
Nigeria
• Niger Delta
Universitas
Batelsa
• Blessed Children
Hospital Enugu
• RS Enugu Triple
Care
Peserta
• Anak usia 1
minggu hingga 22
tahun yang datang
ke klinik jantung
pada RS yang
diteliti
• Populasi kontrol:
anak yang sehat
sesuai usia dan
jenis kelamin
Persetujuan
• Diberikan oleh
orang tua/
pengasuh anak
Analisis statistik
• Variabel kategorik:
jenis kelamin,
status gizi (%)
• Perbedaan
proporsi: chi-
square
• Perbedaan rata-
rata: student t-test
Hasil
Distribusi berdasarkan jenis kelamin
Distribusi berdasarkan usia
Total peserta: 547 anak
291 anak
dengan PJB
256 anak
tanpa PJB
78,4% PJB asianotik
21,6% PJB sianotik
Mayoritas anak berusia <5 tahun
• Balita: 1-60 bulan
• Anak: 61-120 bulan
• Remaja: 121-216 bulan
Hasil
Rerata BB (kg), TB/PB (cm), IMT (kg/m2)
BB/PB anak dengan defek sianotik lebih
tinggi dibandingkan defek asianotik
96.9 (27.1) vs. 86.9 (32.0) cm
BB rerata lebih tinggi pada
perempuan (14,2 kg)
dibandingkan pria (12,2 kg)
(p 0,04)
TB/PB rerata lebih tinggi
pada perempuan (93,5 cm)
dibandingkan pria (85 cm)
(p 0,02)
IMT pada anak
perempuan dan
laki-laki serupa
(p 0,09)
Hasil
Status gizi berdasarkan TB/U
38,5 (112/191) anak dengan
PJB mengalami wasting
(IMT/U <-2SD)
37,8% (107/291) anak dengan
PJB mengalami stunting
(TB/U <-2SD)
Status gizi berdasarkan IMT/U
Hasil
Status gizi pada kelompok usia berbeda berdasarkan IMT/U
42.9% (96/224) pasien
PJB berusia <5 tahun
mengalami wasting
(P <0,001)
4,2% (8/192) pasien
PJB berusia <5 tahun
mengalami obese
(P <0,001)
Hasil
Status gizi berdasarkan TB/U
16,5% (37/224) anak dengan
PJB berusia <5 tahun
mengalami stunting
26,3% (59/224) anak dengan
PJB berusia <5 tahun berada
pada kondisi stunting berat
Diskusi
Wasted
Anak dengan PJB:
38,5%
Anak tanpa PJB:
6,25%
Stunting
Anak dengan PJB:
37,8%
Anak tanpa PJB:
7%
Basheir et al
84%
Turkey
85% India Selatan
59%
Nigeria
90,4%
Batte et al
Wasting 31,5% dan
stunting 45,4%
Okoroma et al
Wasting 41,1% dan
stunting 28,8%
Prevalensi yang serupa dengan studi ini
Studi lain dengan prevalensi yang lebih tinggi
Hasil penelitian ini
Hasil
Tren penurunan prevalensi dapat
terjadi karena
Rehabilitasi gizi
Peningkatan kesadaran
Peningkatan frekuensi diagnosis
PJB
• Stunting dihubungkan dengan PJB
asianotik, sedangkan wasting
dihubungkan dengan PJB sianotik
Basheir et al
• Wasting lebih sering terjadi pada lesi
pirau kiri ke kanan
• Perbedaan dapat dijelaskan oleh
hipoksia kronis yang terjadi pada pada
pirau kanan ke kiri dengan hipertensi
pulmonal yang memanjang
Okoromah et al
Diskusi
Rerata BB dan TB/PB lebih
tinggi pada pasien
perempuan
Anak perempuan
memiliki BSA yang
lebih kecil
Anak dengan PJB <5 tahun
lebih rentan terhadap
malnutrisi
Pada penelitian ini,
intervensi bedah
ilakukan lebih lambat
 malnutrisi
Sequele pada anak dengan
PJB <5 tahun
Hipoksia progresif
Hipertensi pulmonal
Perbalikal pirau
Diskusi
PJB sianotik
• BB/PB lebih tinggi
dibandingkan PJB
asianotik
• Anak dengan PJB
mengalami stres
metabolik, iskemia,
reperfusi, hipoksia kronik
Overweight dan obesitas
pada
• Penelitian ini: 3,8% dan
1,4%
• Amerika Serikat: 25%
obesitas dan overweight
• Belgia: 7,6% (remaja)
Restriksi aktivitas fisik dan
rehabilitasi gizi yang
berlebihan
• Meningkatkan BB
terutama pada bayi: ↑
kalori dan makanan tinggi
lemak dan natrium
Alat skrining status gizi: IMT
(studi populasi dan epidemiologi)
Diagnosis stunting menggunakan TB/U
dan IMT untuk overweight dan
obesitas
Kesimpulan
Dampak lebih buruk terlihat pada anak usia <5 tahun
Wasting: PJB sianotik >>>
Overweight dan obese:
lebih buruk pada anak tanpa PJB
Berbagai derajat malnutrisi
Anak dengan PJB
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik
THANK YOU

More Related Content

Similar to Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penyakit jantung bawaan .pptx

Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Webmsholehkosim
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-beratiqbal_r2hmi
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptrosalindipan
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 
Resusitasi neonatus 2022.pptx
Resusitasi neonatus 2022.pptxResusitasi neonatus 2022.pptx
Resusitasi neonatus 2022.pptxRMP086
 
Gagal tumbuh (1).pptx
Gagal tumbuh  (1).pptxGagal tumbuh  (1).pptx
Gagal tumbuh (1).pptxssuser1b74ca
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3089633666
 
nutrisi pada pasien bedah neonatal
nutrisi pada pasien bedah neonatalnutrisi pada pasien bedah neonatal
nutrisi pada pasien bedah neonatalanismaulida
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziYakoovAbadi
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxbrosissply
 
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxMateri melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxIberaniZikir
 
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustusFinal orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustusDokter Tekno
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...TamaRoma3
 
Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr  ikhsan-pediatric-slide showEbcr  ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr ikhsan-pediatric-slide showIkhsan Johnson
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahFakhriyah Elita
 

Similar to Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penyakit jantung bawaan .pptx (20)

Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm WebGawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
Gawat Daruratneonatus Pada Persalinan Preterm Web
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
 
3097875.ppt
3097875.ppt3097875.ppt
3097875.ppt
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
 
PPT Anak.pptx
PPT Anak.pptxPPT Anak.pptx
PPT Anak.pptx
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
Resusitasi neonatus 2022.pptx
Resusitasi neonatus 2022.pptxResusitasi neonatus 2022.pptx
Resusitasi neonatus 2022.pptx
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Gagal tumbuh (1).pptx
Gagal tumbuh  (1).pptxGagal tumbuh  (1).pptx
Gagal tumbuh (1).pptx
 
Tugas kritis
Tugas kritisTugas kritis
Tugas kritis
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3
 
nutrisi pada pasien bedah neonatal
nutrisi pada pasien bedah neonatalnutrisi pada pasien bedah neonatal
nutrisi pada pasien bedah neonatal
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
 
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptxMateri melani  OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
Materi melani OJT tatalaksana Diare sesuai Standar. Kab Kota 2023.pptx
 
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustusFinal orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus
Final orientasi anc terpadu kirim dir 10 agustus
 
Nutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLRNutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLR
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
 
Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr  ikhsan-pediatric-slide showEbcr  ikhsan-pediatric-slide show
Ebcr ikhsan-pediatric-slide show
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
 

Recently uploaded

Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penyakit jantung bawaan .pptx

  • 1. Strategi Terbaru untuk Optimalisasi Nutrisi dan Pertumbuhan pada Neonatus dan Bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
  • 2. Pendahuluan Penyakit jantung bawaan (PJB) 9 per 1.000 kelahiran hidup • Disfungsi intestinal • Gizi buruk • Gagal tumbuh • ↑ Demand metabolik • ↓ Intake kalori • Malabsorpsi • Faktor genetic • Restriksi cairan Ketidakseimbangan energi Perbaikan gizi penting untuk Pertumbuhan Penyembuhan luka Fungsi miokard dan vaskular Mengurangi lama rawatan Mengurangi risiko infeksi nosokomial Meningkatkan outcome neurodevelopmental
  • 3. Tatangan Nutrisi pada Pasien PJB Peningkatan kebutuhan metabolik pada PJB disebabkan oleh kombinasi dari: Hipoksia kronik Peningkatan kerja kardiorespiratorik Kongesti vena Peningkatan tekanan a. pulmonal Sekresi katekolamin Intake kebutuhan energi dapat bervariasi dari 130-150 kkal/kg/hari hingga 175-180 kkal/kg/hari bergantung pada jenis PJB Gizi buruk preoperatif pada anak dengan PJB dapat mempengaruhi proses rehabillitasi post-operatif Penyembuhan luka operasi terlambat Disfungsi miokard Kerusakan endotel ↓ Fungsi otot ↑ Risiko infeksi post- operatif
  • 4. Mekanisme Hemodinamik yang Mempengaruhi Gizi dan Kegagalan Pertumbuhan Hipoksia DORV TGA TOF PA/PS APVR cAVO Hipoperfusi AI CoA cAVO TA HLHS PDA Oversirkulasi VSD ASD CASD Truncus arteriosus
  • 5. Mekanisme gagal tumbuh pada penyakit jantung bawaan
  • 6. Gizi Buruk pada Pasien PJB • Hipoksemia  gangguan BB dan TB Malnutrisi berkaitan dengan pirau kanan ke kiri (R to L) • Malabsorpsi • Intoleransi makan • Iskemia intestinal Ketidakseimbangan sirkulasi  ↓ aliran darah mesentrium • Oversirkulasi pulmonal: takipneu, hepatomegaly, takikardia •↑ Kebutuhan metabolik (kombinasi diuretik)  kegagalan pertumbuhan Pirau kiri ke kanan yang besar (L to R) •↓ SaO2 dan aliran darah  gangguan deliveri O2  disfungsi organ target akut (oksigenasi mesentrium terganggu) Obstruksi pada aliran darah sistemik PJB Sianotik PJB Asianotik
  • 7. Prematuritas, BBLR dan Anomali Genetik Hambatan pertumbuhan dapat proporsional dengan derajat HP dan/atau hipoksia Definisi baru LBW untuk operasi jantung: <2 kg Perubahan harus dimonitor 1x/minggu pada bayi prematur 30% PJB disebabkan oleh kelainan kromosom, genetic ataupun yang lainnya Hambatan pertumbuhan pada bayi prematur memiliki coupling arterial-ventricular maladaptif
  • 8. Hambatan Klinis Perburukan status klinis Kegagalan ekstubasi Kebutuhan MV atau alat bantu napas Posisi chest tubes atau CVC Infeksi / demam Masalah pencernaan (intoleransi makan / muntah, distensi abdomen, feses berdarah) Masalah pengisapan/menelan Kelelahan kronik Dismotilitas pita suara Sindrom genetik Anomali non-kardiak yang menyertai Penyebab yang tidak diketahui Pemberian makan sering dihentikan sementara, dikurangi, atau ditunda dengan alasan berikut:
  • 9. Necrotizing enterocolitis (NEC) Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian NEC pada pasien PJB CO rendah  gangguan aliran darah mesentrium Aliran darah terhambat pada lesi duct-dependent Diastolic run-off dari pirau Peningkatan volume makan secara cepat Interupsi atau keterlambatan yang sering Pemanjangan periode puasa  atrofi vilus intestinal dan gangguan microbiota  risiko NEC Insidensi NEC paada neonatus dengan PJB: 2%-8% dan dapat meningkat hingga 20% Guideline dan rekomendasi terstandarisasi pada bayi prematur ↓ Insidensi NEC
  • 10. Tanda Bahaya NEC Hipotensi selama infus inotropik Apnea (>2 dalam 2 jam berkaitan dengan distress napas dan perburukan) Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) Asidosis berat (pH < 7.15 selama >2 jam; EB > 10 mmol/L) Hipoksia persisten (PaO2 < 40 selama >2 jam) Tanda klinis abdomen yang mengarah ke NEC Muntah atau drainase lambung berwarna seperti empedu Darah pada feses atau tidak adanya defekasi
  • 11. Algoritma untuk optimalisasi nutrisi pada bayi baru lahir dengan PJB
  • 12. Intake energi target dan capaian pertumbuhan pada bayi dengan PJB
  • 13. Manfaat Penggunaan Protokol Pemberian Makan pada Bayi dengan PJB Meningkatkan pemberian makan enteral postoperatif Mengurangi penggunaan nutrisi parenteral (PN) Penggunaan tabung nasogastric dan gastric yang lebih sedikit • Seperti onset NEC, lama rawatan dan mortalitas Peningkatan BB dan outcome
  • 14. Kebutuhan Nutrisi Total Intake energi • Kalorimetri indirek (IC)  alat paling akurat untuk menghitung REE pada PJB • Gunakan persamaan Schofield atau WHO bila IC tidak tersedia • Intake energi tidak boleh melebihi REE pada fase akut Intake protein • Protein  perbaikan dan pertumbuhan jaringan, fasilitasi penyembuhan luka, modulasi respon inflamasi, menjaga massa otot rangka • Intake minimal: 1,5 g/kg/hari hingga max 3 g/kg/hari pada bayi dengan kondisi berat <2 tahun • Intake protein enteral berhubungan dengan perkembangan otak yang lebih baik dibandingkan nutrisi parenteral
  • 15. Nutrisi Parenteral PN direkomendasikan secepat mungkin • Terutama saat dukungan enteral melebihi cadangan metabolik • Dapat dilakukanpada kasus tahap pasca operasi awal, pasien dengan MV, atau masalah pencernaan Indikasi penggunaan intralipid IV • Pada anak dengan pemberian makan enteral yang tidak cukup  cegah defisiensi asam lemak • MLE (kaya Ꙍ-3) lebih dipilih dibandingkan SLE (hanya kaya Ꙍ-6) Penundaan pemberian nutrisi parenteral • Pada bayi yang sakit berat saat pemberian mikronutrien IV selama 1 minggu dikaitkan dengan infeksi yang lebih sedikit, durasi rawatan di ICU dan rumah sakit lebih pendek
  • 16. Nutrisi Enteral Jenis Pemberian Makan Pemberian makan minimal (MEF): 10-20 mL/kg/hari  ↓ risiko NEC Makanan tropic  ↓ morbiditas terkait infeksi ASI direkomendasikan pada bayi aterm dan preterm Formula high-energy: ↑ BB, tetapi ↑ intoleransi makan Rute Pemberian Oral, bila memungkinkan (↓ lama rawatan dan infeksi) OGT/NGT: pengganti bila terdapat masalah pernapasan Nasojejunal tube: refluks gastroesofagus (+) Insersi PEG bila terdapat gangguan koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas
  • 17. Kesulitan Jangka Pendek dan Panjang setelah Operasi Jantung Silothoraks (hingga 5% kasus) • Tatalaksana: air susu yang telah dihilangkan lemaknya (low fat breask milk/LFBM) Paralisis/paresis saraf pasca operasi Vocal cord palsy (1.1% - 100%) Kegagalan pertumbuhan
  • 18. Kesimpulan Algoritma • Memandu klinisi untuk optimalisasi pertumbuhan pada bayi dengan PJB (pada periode pre- dan post-operatif) Tim multidisiplin • Meningkatkan status gizi • Menyediakan protokol terstandarisasi dan strategi dalam menangani intoleransi makan Program pendukung keluarga • Membantu keluarga mengatasi kecemasan • Meningkatkan kepercayaan diri dan skill orangtua untuk meningkatkan status gizi anak Penilaian berkala • Penilaian gizi dan pertumbuhan selama follow up • Intervensi dini bila terdapat failure to thrive
  • 19. Penilaian Status Gizi pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan: Sebuah Studi Komparatif
  • 20. Pendahuluan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Denise et al 0,6 per 1.000 kelahiran hidup (1930)  9,1 per 1.000 kelahiran hidup Chinawa et al 0,22% dari 31.795 anak yang mendatangi klinik rawat jalan Nutrisi yang adekuat • ↑ Perkembangan fisik dan mental • Performa akademik • Kesehatan anak hingga dewasa Malnutrisi ↓ Massa tubuh (otot jantung) Gangguan fungsi miokard dan paru • Intake inadekuat • ↑ Laju metabolik • Hipoksia
  • 21. Metode Desain penelitian • Komparatif, cross-sectional • Anak dengan PJB yang datang ke klinik kardiologi dan memenuhi kriteria inklusi Antropometri • BB: timbangan • TB anak dan remaja: stadiometer • TB bayi: infantometer Penilaian status gizi • Software Anthro WHO: menghitung BB/U, TB/U, BB/TB • IMT = BB (kg) / TB (m2) • Klasifikasi IMT: underweight (p5), BB sehat (p5 – p85), overweight (p85 -<p95), obese (≥p95) • BSA (formula Mostellers) = [TB (cm) x BB (kg) / 3600]1/2
  • 22. Metode Lokasi • RS Pendidikan Universitas Nigeria • Niger Delta Universitas Batelsa • Blessed Children Hospital Enugu • RS Enugu Triple Care Peserta • Anak usia 1 minggu hingga 22 tahun yang datang ke klinik jantung pada RS yang diteliti • Populasi kontrol: anak yang sehat sesuai usia dan jenis kelamin Persetujuan • Diberikan oleh orang tua/ pengasuh anak Analisis statistik • Variabel kategorik: jenis kelamin, status gizi (%) • Perbedaan proporsi: chi- square • Perbedaan rata- rata: student t-test
  • 23. Hasil Distribusi berdasarkan jenis kelamin Distribusi berdasarkan usia Total peserta: 547 anak 291 anak dengan PJB 256 anak tanpa PJB 78,4% PJB asianotik 21,6% PJB sianotik Mayoritas anak berusia <5 tahun • Balita: 1-60 bulan • Anak: 61-120 bulan • Remaja: 121-216 bulan
  • 24. Hasil Rerata BB (kg), TB/PB (cm), IMT (kg/m2) BB/PB anak dengan defek sianotik lebih tinggi dibandingkan defek asianotik 96.9 (27.1) vs. 86.9 (32.0) cm BB rerata lebih tinggi pada perempuan (14,2 kg) dibandingkan pria (12,2 kg) (p 0,04) TB/PB rerata lebih tinggi pada perempuan (93,5 cm) dibandingkan pria (85 cm) (p 0,02) IMT pada anak perempuan dan laki-laki serupa (p 0,09)
  • 25. Hasil Status gizi berdasarkan TB/U 38,5 (112/191) anak dengan PJB mengalami wasting (IMT/U <-2SD) 37,8% (107/291) anak dengan PJB mengalami stunting (TB/U <-2SD) Status gizi berdasarkan IMT/U
  • 26. Hasil Status gizi pada kelompok usia berbeda berdasarkan IMT/U 42.9% (96/224) pasien PJB berusia <5 tahun mengalami wasting (P <0,001) 4,2% (8/192) pasien PJB berusia <5 tahun mengalami obese (P <0,001)
  • 27. Hasil Status gizi berdasarkan TB/U 16,5% (37/224) anak dengan PJB berusia <5 tahun mengalami stunting 26,3% (59/224) anak dengan PJB berusia <5 tahun berada pada kondisi stunting berat
  • 28. Diskusi Wasted Anak dengan PJB: 38,5% Anak tanpa PJB: 6,25% Stunting Anak dengan PJB: 37,8% Anak tanpa PJB: 7% Basheir et al 84% Turkey 85% India Selatan 59% Nigeria 90,4% Batte et al Wasting 31,5% dan stunting 45,4% Okoroma et al Wasting 41,1% dan stunting 28,8% Prevalensi yang serupa dengan studi ini Studi lain dengan prevalensi yang lebih tinggi Hasil penelitian ini
  • 29. Hasil Tren penurunan prevalensi dapat terjadi karena Rehabilitasi gizi Peningkatan kesadaran Peningkatan frekuensi diagnosis PJB • Stunting dihubungkan dengan PJB asianotik, sedangkan wasting dihubungkan dengan PJB sianotik Basheir et al • Wasting lebih sering terjadi pada lesi pirau kiri ke kanan • Perbedaan dapat dijelaskan oleh hipoksia kronis yang terjadi pada pada pirau kanan ke kiri dengan hipertensi pulmonal yang memanjang Okoromah et al
  • 30. Diskusi Rerata BB dan TB/PB lebih tinggi pada pasien perempuan Anak perempuan memiliki BSA yang lebih kecil Anak dengan PJB <5 tahun lebih rentan terhadap malnutrisi Pada penelitian ini, intervensi bedah ilakukan lebih lambat  malnutrisi Sequele pada anak dengan PJB <5 tahun Hipoksia progresif Hipertensi pulmonal Perbalikal pirau
  • 31. Diskusi PJB sianotik • BB/PB lebih tinggi dibandingkan PJB asianotik • Anak dengan PJB mengalami stres metabolik, iskemia, reperfusi, hipoksia kronik Overweight dan obesitas pada • Penelitian ini: 3,8% dan 1,4% • Amerika Serikat: 25% obesitas dan overweight • Belgia: 7,6% (remaja) Restriksi aktivitas fisik dan rehabilitasi gizi yang berlebihan • Meningkatkan BB terutama pada bayi: ↑ kalori dan makanan tinggi lemak dan natrium Alat skrining status gizi: IMT (studi populasi dan epidemiologi) Diagnosis stunting menggunakan TB/U dan IMT untuk overweight dan obesitas
  • 32. Kesimpulan Dampak lebih buruk terlihat pada anak usia <5 tahun Wasting: PJB sianotik >>> Overweight dan obese: lebih buruk pada anak tanpa PJB Berbagai derajat malnutrisi Anak dengan PJB
  • 33. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik THANK YOU

Editor's Notes

  1. OGT: oral gastric tubes PEG: percutaneous endoscopy gastrostomy
  2. OGT: oral gastric tubes PEG: percutaneous endoscopy gastrostomy