6. CH – Client History
• Ny. M, wanita dewasa menderita fistulising crohn’s ulcerative, dan
menjalani Total Abdominal Colectomy (TAC) dengan akhir ileostomy.
• Ny. M merasakan keluhan berupa Kesulitan makan via oral, penurunan
nafsu dan asupan makan, sakit perut, mual, diare, malabsorbsi, dan
mengalami komplikasi ileus dan output ostomy yang tinggi pasca
operasi.
7. FH – Food History
• Ny. M hanya mengonsumsi 50% makanan yang disediakan rumah sakit
dan mengonsumsi 500 mL larutan ORS.
• Ny. M mengonsumsi multivitamin, tablet KCL, asupan cairan intravena,
dan loperamide 2 mg.
• Ny. M diberikan diet tekstur lunak, rendah serat, dan rendah gula
sederhana.
8. AD – Anthropometry Data
• Berdasarkan data antropometri yakni TB dan BB, Ny. M mengalami
penurunan BB signifikan yakni 15% dalam 3 bulan, tetapi berdasarkan
perhitungan IMT sebelum dan setelah penurunan masih tergolong
normal.
BD – Biochemical Data
• Ny M memiliki kadar natrium dan kalium di bawah normal, kadar
magnesium normal, volume urin di bawah normal.
• Volume feses berlebih, tetapi tidak terdeteksi bakteri Clostridium
difficile pada feses
9. PD – Physical Data
• Ny. M dalam keadaan sadar, dengan beberapa keluhan seperti sakit
perut, mual, diare berkaitan dengan diagnosis Fistulizing Chron’s
ulcerative dan tindakan pengobatan yang dijalani.
• Beberapa data fisik Ny. M berkaitan dengan penurunan berat badan
yang dialami secara signifikan dalam 3 bulan terakhir.
CS – Comparative Standard
• Berdasarkan perhitungan, perkiraan kebutuhan energy Ny. M
1275 kkal/hari, lemak 70,84 - 85 g/hari, protein 61,2 – 102 g/hari,
karbohidrat 63,75 – 95,63 g/hari, dan total cairan 1964 mL dengan
524 mL pemenuhan secara oral.
11. Diagnosis Gizi
• NI-5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan penyakit kronis fistulizing Crohn’s
colitis (E) dibuktikan dengan data ketidakcukupan asupan energi (asupan
MRS 50%), penurunan berat badan, kehilangan massa lemak dan otot,
serta gejala lemah dan lemas.(S)
• NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan perubahan
struktur saluran cerna akibat Ileostomy (E), dibuktikan dengan penurunan
berat badan sebesar 15% dalam 3 bulan dan output stoma yang tinggi.(S)
13. Tujuan
• Memperbaiki asupan makan dan asupan gizi Ny. M dengan
memberikan makanan yang disukai pasien untuk meningkatkan selera
makan Ny. M.
• Mentstabilkan kondisi ostomy Ny. M dengan pilihan makanan yang
dapat memperbaiki konsistensi output ostomy.
• Mencegah terjadinya penurunan berat badan berlebih pada Ny. M.
• Memberikan motivasi dan kepercayaan diri Ny. M untuk berupaya
mengubah pola makan yang lebih mendukung pemulihan dan
penstabilan kondisinya terutama terkait ostomy yang digunakan
14. Preskripsi Diet (1)
• Meneruskan diet tekstur lunak, rendah serat, rendah gula sederhana (simple sugar).
• Energi 25 – 30 kkal/kgBB biasa (usual body weight) (1275 kkal)
• Protein 20 – 30 % dari kebutuhan energi (63,75 – 95,63 g)
• Lemak 50 – 60 % dari kebutuhan energi (70 – 85 g)
• Karbohidrat 20 – 30 % dari kebutuhan energi (63,75 – 95,63 g)
• Rendah serat, tinggi soluble fiber
• Kebutuhan cairan total 1964 mL, secara oral diberikan 524 mL.
15. • Memilih makanan yang bersifat “mengentalkan” agar dapat memperbaiki
konsistensi output stoma seperti pasta, roti putih, mie, nasi putih, kentang, keju,
selai kacang, pisang, tapioka, oatmeal, dll.
• Makanan yang diberikan rendah sisa dengan porsi kecil tetapi frekuensi yang
sering.
• Target pemenuhan kebutuhan energi 75 – 100%
• Diberikan makanan tinggi garam untuk mengkompensasi penyerapan garam.
• Untuk mengganti cairan yang terbuang, diberikan larutan ORS sebanyak 500 mL
dalam sehari yang dikonsumsi antar waktu makan.
Preskripsi Diet (2)
17. Edukasi dan Konseling Gizi
1. Meningkatkan pengetahuan pasien terkait manajemen penyakit yang diderita, yakni
Crohn’s disease, ileostomy, dan perubahan yang terjadi karena pengobatan yang
dijalani.
2. Memberikan pemahaman terkait pemilihan makanan yang tepat dan aturan makan
terkait kondisi yang diderita.
3. Evaluasi:
1. Ny. M mengetahui informasi terkait kondisi Crohn’s disease yang diderita dan
ileostomy serta perubahan yang terjadi.
2. Ny. M mengetahui dan memahami terkait penerapan pemilihan makanan dan
pola makan yang baik untuk mendukung penyembuhan penyakit yang diderita.
3. Ny. M merasa mendapatkan motivasi dan semangat untuk menerapkan diet
yang sesuai agar dapat segera stabil
19. FH
Evaluasi asupan makanan menggunakan
metode visual comstock. Pemberian
makanan menggunakan piring dengan sekat
untuk mempermudah melakukan visual
comstock
Ny. M menghabiskan sekurang – kurangnya 75%
atau ¾ porsi dari makanan yang disajikan.
Melakukan 24H food record
Asupan energi dan zat gizi makro masing – masing
memenuhi sekurangnya 75% kebutuhan energi
secara bertahap
Melakukan konseling tiap bulan untuk
mengontrol dan mengevaluasi kebiasaan
makan pasien.
Ny. M menerapkan diet yang sudah diedukasikan
dan disepakati dalam konseling gizi.
20. PD
Menanyakan perkembangan
keluhan yang dirasakan setiap hari
(oleh perawat)
Ny. M tidak lagi merasakan keluhan:
- Tidak kesulitan makan oral
- nafsu makan meningkat
- tidak sakit perut
- tidak mual
- output stoma normal
AD
Pengukuran data antropometri secara
berkala (1x/minggu)
Ny. M tidak mengalami penurunan
BB berlebihan.
21. BD
Tes kadar natrium dan kalium secara
rutin 2 minggu sekali
Kadar natrium dan kalium Ny. M
kembali normal.
Pengecekan volume urine dan ostomy
output
Urine output mencapai normal (1200
mL), dan tidak lagi mengalami HOS
(High Output Stoma) (< 2000 mL)
23. Kesimpulan
• Skrining NRS-2002 Ny. M beresiko malnutrisi dan perlu asuhan gizi lanjutan.
• Ny. M didiagnosis mengalami malnutrisi dan perubahan fungsi gastrointestinal.
• Pengaturan makan atau diet yang diberikan pada Ny. M adalag diet GI soft fiber-
controlled dan diet rendah gula sederhana.
• Diet yang diberikan memerlukan pasien untuk makan dengan frekuensi yang lebih
sering dan porsi yang kecil (6-10 makan/hari).
• Ny. M juga perlu diberikan pendidikan dan konsentrasi gizi terkait penyakit yang diderita
dan diharapkan pasien dapat memahami terkait bahan makanan yang
direkomendasikan serta termotivasi dan semangat untuk terus menjalankan hidup sehat
sebagai pengguna ostomy
26. Daftar Pustaka
• Ansar R. Perbandingan Skrining Gizi NRS 2002. Gizi Indones. 2014;37(1):12.
• Siwy, P.V., Gosal F. Penyakit Crohn: Laporan Kasus. Jurnal Med Scope. 2020;2(1):7-16.
• Wetwittayakhlang, P. et al. The Optimal Management of Fistulizing Crohn’s Disease: Evidence beyond
Randomized Clinical Trials. Journal of Clinical Medicine. 2022,11,3045. https://doi.org/10.3390/jcm11113045
• Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause‘s : Food & The Nutrition Care Process, 14th edition.
Elsevier Inc. St Louis, Missouri.
• McDonough MR: A dietitian’s guide to colostomies and ileostomies, Support Line 35(3):3, 2013.
• Fashandi AZ, Martin AN, Wang PT, Hedrick TL, Friel CM, Smith PW, Hays RA, Hallowell PT. An institutional
comparison of total abdominal colectomy and diverting loop ileostomy and colonic lavage in the treatment of
severe, complicated Clostridium difficile infections. Am J Surg. 2017 Mar;213(3):507-511. doi:
10.1016/j.amjsurg.2016.11.036.
• BPOM RI (2022). Loperamide.
• C. P. Parrish, et al. The Clinician’s Guide to Short Bowel Syndrome. Nutrition Issues in Gastroenterology, series
#31. Practical Gastroenterology. 2005