Era industrialisasi
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat-alat pengaman)
Era Manajemen
Heinrich (1931), teori domino
Bird and German, teori Loss Causation Model
ISO, SMK3 dll
3. Era revolusi industri (abad 18)
Perubahan sistem kerja :
1. Penggunaan tenaga mesin
2. Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
3. Pengorganisasian pekerjaan
4. Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
4. Era industrialisasi
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi
(APD, safety device dan alat-alat pengaman)
Era Manajemen
Heinrich (1931), teori domino
Bird and German, teori Loss Causation Model
ISO, SMK3 dll
7. Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik
jasmani maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dan sejahtera;
8. Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)
9. • Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
10. Tidak ada
Manusia cidera
Mesin Lingkungan kerja
PENGAWASAN aman
Material
Tidak ada
Metode kerusakan/
kerugian
11. Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat
Kecelakaan pasti ada sebabnya
Penyebab kecelakaan harus dicegah/ditiadakan
12. Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan gaji/nafkah
Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan pendapatan
Menyelamatkan perusahaan, dari :
kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat kecelakaan,
kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti
karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi
13. 1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan
dan menghilangkan (mengontrol) resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)
14. Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi
individu (the degree of physiological and
psychological well being of the individual)
15. Adalah sumber bahaya potensial yang dapat
menyebabkan kerusakan (harm).
Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-
bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi
kerja.
16. 1. -Hazard Fisik = keadaan yang berkaitan dengan
aspek fisik suatu benda
-Ciri-ciri = lebih mudah diidentifikasi, mudah
diperbaiki
-Contoh = bangunan dengan kontruksi kayu lebih
mudah terbakar dari pada konstruksi tembok
17. 2. Moral Hazards = keadaan yang berkaitan dengan
sifat, pembawaan dan karakter manusia yang dapat
menambah besarnya kerugian.
-Ciri-ciri = sulit teridentifikasi tetapi kadang
tercermin dari keadaan tertentu, sulit
diperbaiki/dirubah
-Contoh = tertanggung menyampaikan informasi
yang tidak benar, sabotase.
18. Adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa
kematian, cidera, sakit fisik atau mental,
kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan
lingkungan atau kombinasi dari kerugian-
kerugian tadi.
19. Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi
dimana atau kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau
selamat.
20. Adalah kejadian yang tidak diinginkan yang
dapat atau telah mengadakan kontak
dengan sumber energi melebihi nilai
ambang batas badan atau struktur.
21. Adalah suatu kejadian yang tidak diduga
semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia dan atau
harta benda.
22. Adalah kondisi tiada ada kemungkinan
malapetaka (bebas dari bahaya).
23. Adalah suatu pelanggaran terhadap suatu
prosedur keselamatan yang memberikan peluang
terhadap terjadinya kecelakaan.
24. Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan
yang berbahaya yang mungkin dapat
langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.
25. Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan
timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
The chance of loss or gain
Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi/dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat resiko
(level of risk).
26. 1) Resiko murni : mengakibatkan kerugian tapi tidak
mungkin menguntungkan
Contoh : kemungkinan kerusakan mesin, kebakaran
28. 3) Resiko sistematik : resiko akan tetap ada walaupun
telah dilakukan diversifikasi
Contoh : rupiah terdepresiasi mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi negatif menyebabkan indeks
turun tajam sehingga apapun portofolio saham akan
mengalami capital loss
29. 4) Resiko Spesifik : resiko yang dapat dihilangkan
melalui diversifikasi
Contoh : resiko operasi atau resiko keuangan
perusahaan
32. Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-kan
resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat
dikendalikan secara memadai serta mengambil
langkah-langkah yang tepat.
33. Melakukan pencegahan dan pengurangan
(membangun gedung dengan bahan anti terbakar)
Melakukan retensi (pos biaya lain-lain atau tak
terduga dalam anggaran perusahaan)
34. Melakukan pengendalian terhadap resiko (melakukan
perdagangan berjangka untuk mengatasi fluktuasi
atau kelangkaan bahan baku)
Mengalihkan/memindahkan resiko kepada pihak lain
(mengadakan kontrak pertanggungan/asuransi)