SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
95
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
vi
RENCANA PENGAJARAN
1. Judul : KESELAMATAN KERJA
2. Tujuan Pengajaran : Membekali kadet, diharapakan mampu memahami hakhak
dan kewajiban antara pemberi tugas dan penerima tugas penggunaaan dan
perawatan perlengkapan serta pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan
keamanan, kecelakaan, pencegahan terhadap bahaya kecelakaan,peningkatan
keselamatan kapal dan pertolongan pertama
3. Sasaran Pengajaran:
Selesai mengikuti pelajaran ini,
a. Kadet mampu menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh pemberi kerja (tugas) dan penerima kerja.
b. Kadet mampu menjelaskan hak-hak yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja
(tugas) dan penerima kerja.
c. Kadet mampu menjelaskan syarat lingkungan kerja untuk mencegah
timbulnya kecelakaan terhadap personil dan material.
d. Kadet mampu menerapkan perlengkapan kerja untuk melindungi Diri sendiri
maupun personil pada waktu penugasan nantinya.
e. Kadet mampu menerapkan dalam keadaan darurat penyelamatan material
(kapal).
f. Kadet mampu menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan terhadap
personil.
4. Lama pengajaran.
a. Teori : 1 SKS atau 16 jam pelajaran tatap muka di kelas.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
vii
b. Praktek : -
5. Daftar kebutuhan alins : Alat – alat peraga di gd Sapudi.
6. Daftar kebutuhan alongins : LCD, Komputer, papan tulis, PI.
7. Daftar Pustaka
a Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Dr Sama’mur. P.K, M. Sc.
Gunung Agung Jakarta, Maret 1981
b PDT keselamatan Kerja di kapal, Mabes TNI AL maret 1988.
c Undang-undang no. 1 tahun 1970
d Juklak kasal no 22/ IV/ 2002 tanggal 26 juni 2002
e Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel, Drs. Daryanto Bina Adiaksara
dan Rineka Cipta, 2007
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
1
BAB I
KESELAMATAN KERJA
1. SEJARAH KESELAMATAN KERJA.
Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sejak
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633 – 1714) dikenal sebagai Bapak Pengobatan Kerja
Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap
biasa, terutama di bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzinni adalah orang yang
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan pasien.
Dengan kemajuan revolusi industri, permesinan, alat mekanikal, dan listrik telah
menjadi bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak
keuntungan, tetapi diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada
orang yang terpapar padanya. Penggunaan bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari
kehidupan manusia. Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit
dari benda yang kita gunakan sehari – hari. Tetapi, pembuatan dan pemakaian dari
bahan–bahan ini bisa membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan resiko
kebakaran.
2. PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA.
Yang dimaksud keselamatan kerja adalah rangkaian usaha yang harus dilakukan
untuk mencegah timbulnya kecelakaan personil dan kerugian materiil di dalam proses
kerja serta untuk memberikan suasana kerja yang aman, tentram dan menyenangkan
baik fisik, mental maupun social bagi segenap personel. Sekarang ini teknologi sudah
lebih maju maka keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting,
mengingat resiko bahanya dalam penerapan teknologi. Keselamatan kerja merupakan
tugas seluruh personel yang berada dilingkungan pekerjaannya dan masyarakat pada
umumnya.
Untuk kepentingan umum dikehendaki supaya keselamatan dari pekerja-pekerja
sedapat mungkin tidak terancam. Dalam suatu daur kegiatan manusia yang bekerja
didalam. Terutama lingkungan kapal (KRI) akan terjadi saling keterkaitan antara
manusia
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
2
(Anak Buah Kapal), material dan peralatan, pesawat-pesawat dan lain-lain yang berada
di
dalam kapal. Demikian pula dalam bidang produksi jasa selalu ada keterkaitan antara
manusia dan material kerja.
Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan
kerja adalah pengetahuan tentang jenis-jenis perlengkapan keselamatan kerja,
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja dan perawatan perlengkapan
keselamatan
kerja. Utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan perlengkapan
keselamatan kerja ini telah tersetandar internasional dapat diterapkan dengan baik,
sehingga wajib digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah
kegiatan kerja di ruang mesin. Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan
kerja, mulai dari pelindung kepala, muka dan mata, pendengaran, badan hingga kaki
telah
disiapkan serta alat-alat pencegah tenggelam. Dengan demikian kenyamanan kerja
pada
lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor
kelalaian
manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang ditimbulkannya dapat
diperkecil atau dihindari.
Dengan berkembangnya industrialisasi dan teknologi makin meningkat pula resiko
yang mengancam terhadap keselamatan manusianya ( awak sebagai bagian dari alat)
dan materialnya. Akibat dari resiko tersebut, dapat dalam bentuk ringan dimana
manusia
dan atau alat tersebut dapat dipulihkan kembali fungsinya. Dapat juga dalam bentuk
sedang berat dimana manusia dan atau alat tersebut akan kehilangan salah satu atau
beberapa komponennya tetapi masih dapat berfungsi meskipun tidak sepenuhnya.
Tingkat akibat yang terakhir adalah yang fatal, dimana manusia dapat tewas atau
lumpuh
dan alat akan rusak. Hal ini perlu segera diambil tindakan pencegahan dengan jalan
banyak memberikan penerangan-penerangan, gambar-gambar, peraturan-peraturan,
dan
undang-undang yang mengarur tentang keselamatan kerja. Penyelenggara dari
keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja dan dilaksanakan dari, oleh,
untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya.
Dalam menjaga keselamatan kerja dapat digolongkan sebagai berikut :
a Personil (manusia yang bekerja) :
1) Menjaga disiplin kerja.
2) Pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur kerja khususnya yang
berkaitan dengan resiko kecelakaaan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
3
3) Menyadari setiap keteledoran akan berakibat kecelakaan.
4) Setiap pekerja harus diberi rasa tanggung jawab sesuai bidang
tugasnya.
b Material (alat, pesawat dan sarana serta lingkungan) :
1) Ruang kerja harus dibuat sedemikian rupa agar pengguna merasa
nyaman tinggal di ruangan tersebut.
2) Semua persyaratan dan prosedur operasi harus dilaksanakan :
a) Tahap-tahap pemeliharaan.
b) Tahap-tahap dan batas-batas aman pengoperasian.
3) Ruang kerja harus dilengkapi gambar-gambar tentang keamanan
kerja dan petunjuk-petunjuk lain yang mengingatkan pengguna agar
waspada terhadap semua bentuk bahaya dan akibatnya.
Kita harus melaksanakan keselamatan kerja, karena dimana saja, kapan saja, dan
siapa saja manusia normal, tidak mengiginkan terjadinya kecelakaan terhadap dirinya
yang berakibat fatal.
Akibat dari kecelakaan kerja itu sendiri menyangkut hal berikut :
a. Kerugian bagi instansi
1) Hilangnya waktu kerja si korban dan rekan-rekan yang menolong
sehingga menghambat kelancaran program.
2) Mencari pengganti atau melatih tenaga baru.
3) Mengganti/ memperbaikai mesin yang rusak.
4) Kemunduran mental para pekerja lain.
b. Kerugian bagi korban.
Kerugian yang paling fatal bagi korban adalah jika kecelakaan itu sampai
cacat meninggal duni, ini berarti hilangnya mata pencarian nafkah bagi
keluarga dan hilanya kasih sayang oranf tua terhadap putra-putrinya.
Para pekerja harus diberi tanggung jawab agar dalam melaksanakan pekerjaannya
selalu berhati-hati, maka dikeluarkan ketentuan, peraturan-peraturan dan undang-
undang
keselamatan kerja.
a. Ketentuan tersebut
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
4
2) Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran.
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4) Memberi kesempatan atau dapat menyelamatkan diri pada waktu
terjadi kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
6) Memberikan alat perlindungan kecelakaan kepada para pekerja.
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, gas, radiasi getaran dan suara.
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat.
9) Mengusahakan penerangan, suhu dan predaran yang cukup.
10) Mencegah bahaya aliran lintrik, serta memelihara listrik, serta
memelihara listrik tetap aman, menjaga kebersihan kesehatan dan
ketertiban.
b. Tujuan.
1) Melindungi hak keselamatannya tenaga kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2) Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3) Memelihara dan menggunakan alat kerja (material) sebagai sumber
produksi secara aman dan efisien.
c. Keselamatan kerja dan perlindungan tenaga kerja meliputi :
1) Perlindungan keselamatan jasmani :
a) Papan.
b) Sandang.
c) Pangan dan sebagainya.
2) Perlindungan pemeliharaan moral :
a) Penghargaan
b) Kedudukan.
c) Kehormatan dan sebagainya.
d. Contoh.
Bila sebuah instansi perusahan akan menerima tenaga baru maka
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
5
1) Pimpinan wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
a) Kondisi dan bahaya yang timbul dalam tempat kerja.
b) Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerjanya.
c) Alat-alat perlindungan dari bagi tenaga kerja yang
bersangkutan.
d) Cara dan bersikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Pimpinan dapat menerima tenaga kerja baru setelah memahami
syarat-syarat di atas.
3) Pimpinan wajib melaksanakan/ menyelenggarakan pembinaan
pencegahan kecelakaan, peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, serta P-3K.
4) Pimpinan diwajibkan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuanketentuan
yang berlaku dalam usaha dan tempat kerja yang
dijalankan.
3. DASAR HUKUM KESELAMATAN KERJA.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian pemerintah sejak lama. Faktor
keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja para pekerja
dan
pada gilirannya pada kinerja dari perusahaan/ organisasi. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu
pemerintah mengeluarkan dasar hukum untuk melindungi warganya terhadap
keselamatan kerja, diantaranya adalah:
a. UUD 1945, pada pasal 27 ayat 2 berbunyi “Setiap Warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pernyataan
ini dimaksudkan adalah Layak bagi kemanusiaan Manusiawi, Manusiawi
kondisi kerja selamat dan sehat.
b. UU No. 14 tahun 1969 : tentang Ketentuan Ketenaga kerjaan. Setiap tenaga
kerja mendapat perlindungan atas :
1) Keselamatan
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
6
2) Kesehatan
3) Kesusilaan
4) Pemeliharaan Moral kerja
5) Perlakuan sesuai Martabat Manusia, dan
6) Moral Agama
c. UU No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan kerja, Keselamatan kerja yang
diatur dalam Undang-undang ini mencakup semua tempat kerja. Syarat
Keselamatan kerja wajib dipatuhi untuk mengendalikan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Pada Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja terdiri
dari XI bab dan 18 pasal :
1) Bab I (pasal 1) menjelaskan tentang istilah-istilah
2) Bab II (pasal 2) tentang ruang lingkup yang meliputi
Keselamatan dan kesehatan kerja disemua tempat kerja baik
didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun
di udara di wilayah Republik Indonesia.
3) Bab III (pasal 3 dan 4) mengenai syarat-syarat Keselamatan
kerja
4) Bab IV (pasal 5 – 8) tentang pengawasan
5) Bab V (pasal 9) tentang pembinaan K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja)
6) Bab VI (pasal 10) tentang P2K3 (Panitia pembina keselamatan
dan kesehatan kerja)
7) Bab VII (pasal 11) tentang kecelakaan kerja
8) Bab VIII (pasal 12) tentang kewajiban dan hak tenaga kerja
9) Bab IX (pasal 13) tentang kewajiban bila memasuki tempat
kerja
10) Bab X (pasal 14) tentang kewajiban pengurus
11) Bab XI (pasal 15 – 18) tentang ketentuan penutup
d. Juklak Kasal nomor : 22/VI/2002, tanggal 26 juni 2002, tentang keselamatan
dan kesehatan kerja di lingkungan TNI AL.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
7
LATIHAN
1. Apakah tujuan keselamatan kerja itu? Jelaskan .
2. Dasar hukum dari keselamatan kerja, sebutkan.
3. UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 berbunyi?
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
8
JAWABAN
1. Tujuan Keselamatan kerja untuk Mencegah atau mengurangi kecelakaan dan
akibatnya serta mengamankan mesin, pesawat, Instalasi, Alat Peralatan Kerja,
bahan dan hasil Produksi.
2. Dasar Hukum dari Keselamatan Kerja :
a. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2
b. UU No 14 Tahun 1969
c. UU No 1 Tahun 1970
d. Juklak kasal No 22/ VI/ 2002 tanggal 26 Juni 2002
3. UUD 1945, pada pasal 27 ayat 2 berbunyi “Setiap Warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pernyataan ini
dimaksudkan adalah Layak bagi kemanusiaan Manusiawi, Manusiawi kondisi kerja
selamat dan sehat.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
9
BAB II
PASAL – PASAL PENTING DALAM
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN KERJA
1. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
a. Bab III (Pasal 3).
1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya.
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
10
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan
baru di kemudian hari.
b. Pasal 4.
1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknik dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,jelas dan
praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan
pengesyahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tandatanda
pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat
produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan
umum.
3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) dan (2) : dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syaratsyarat
keselamatan tersebut.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
11
2. PENGAWASAN
a. Bab IV (Pasal 5).
1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini,
sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja
ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya
Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.
2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur
dengan peraturan perundangan.
b. Pasal 6.
1) Barangsiapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat
mengajukan permohonan banding kepada Panitia Banding.
2) Tata-cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas
Panitia Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga
Kerja.
3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
c. Pasal 7.
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus
membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan
peraturan perundangan.
d. Pasal 8.
1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
12
2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada
di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
3) Norma-norma mengenai pengujian keselamatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan..
3. PEMBINAAN.
a. BAB V (Pasal 9).
1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul
dalam tempat kerjanya;
b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerjanya;
c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan;
d) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan.
4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja
yang dijalankannya.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
13
4. PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
a. BAB VI (Pasal 10).
1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerjasama,
saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas
dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
5. KECELAKAAN.
a. BAB VII (Pasal 11).
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
2) Tata-cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai
termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.
6. KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA.
a. BAB VIII (Pasal 12).
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk :
1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau ahli keselamatan kerja.
2) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
14
3) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
4) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
5) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat dipertanggung-jawabkan.
7. KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA.
a. BAB IX (Pasal 13).
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
8. KEWAJIBAN PENGURUS.
a. BAB X (Pasal 14).
Pengurus diwajibkan :
1) Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undangundang
ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
2) Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
15
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja;
3) Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
9. KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP.
a. BAB XI (Pasal 15).
1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih
lanjut dengan peraturan perundangan.
2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan
ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggitingginya
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
b. Pasal 16.
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah
ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di
didalam satu tahun sesudah Undang-undang ini mulai berlaku, untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan Undang-undang
ini.
c. Pasal 17.
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan
dalam Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
16
keselamatan kerja yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku,
tetapi berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.
d. Pasal 18.
Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG KESELAMATAN
KERJA" dan mulai berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
17
LATIHAN
1. Di pasal berapa yang menyebutkan kewajiban mentaati bila memasuki tempat
kerja.
2. Apa bunyi dari Pasal 13.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
18
JAWABAN
1. BAB IX (Pasal 13).
2. Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
19
BAB III
KECELAKAAN
1. KECELAKAAN.
Kecelakaan diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan cedera terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda
serta lingkungan kerja .
Suatu kecelakaan terjadi karena ketidak sengaja, kejadian yang tidak diduga
yang akan menyangkut atau menghalangi kemajuan pekerjaan yang sudah diatur.
Suatu kecelakaan mungkin termasuk satu atau gabungan dari hal-hal berikut :
a. Manusia cacat/ cidera adalah kemungkinan yang dihasilkan dari
kecelakaan, pada umumnya hal ini dilaporkan dan benar-benar dapat
dipercayai sebagai data keselamatan / keamanan untuk bahan
penganalisa.
b. Material, bila kecelakaan berhubungan dengan material, hal ini
biasanya tidak dilaporkan sebagai kecelakaan kerja, umumnya
ditutupi untuk menghindari kritik atau hukuman.
c. Mesin, pada mesin jarang terjadi kecelakaan, kerusakan terbatas
pada mesin sendiri. Kerusakan pada umumnya serius dan mahal.
d. Perlengkapan hal ini termasuk dalam kecelakaan seperti peralatan
kran, derek, ban berjalan, bangunan dan perlengkapan tambahan.
e. Waktu, kehilangan waktu adalah sebagai hasil dari setiap kecelakaan,
sekalipun tidak ada kerusakan sesuatu seperti itu di atas.
2. AKIBAT KECELAKAAN KERJA.
Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan kerja adalah :
a. Bagi karyawan dapat :
1) Kematian / cacat.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
20
2) Persoalan kejiwaan akibat cacat, kerusakan bentuk tubuh atau
kehilangan harta.
3) Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan salah satu
anggota keluarga.
4) Beban masa depan.
b. Bagi perusahaan dapat berupa :
1) Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan.
2) Biaya ganti rugi yang harus dibayar.
3) Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja.
4) Biaya lembur.
5) Hilangnya kepercayaan masyarakat.
6) Penurunan produktivitas korban setelah bekerja nanti.
c. Bagi masyarakat, dapat berupa :
1) Menimbulkan korban jiwa / cacat.
2) Kerusakan lingkungan.
3) Kerusakan harta.
3. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN.
Penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor
manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusia
mempunyai sifat-sifat antara lain :
a. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana
melakukan pekerjaan dengan aman , dan tidak tahu bahaya-bahaya yang
ditimbulkannya sehingga terjadi kecelakaan.
b. Tidak mau, yang bersangkutan, walaupun telah mengetahui dengan jelas
cara kerja / peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya serta
mampu atau dapat melakukannya, tetapi kemauannya tidak ada yang
berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan.
c. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang
aman dan bahaya –bahaya yang mungkin ditimbulkannya, namun belum
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
21
mampu atau kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang
fatal.
Faktor penyebab timbulnya kecelakaan adalah:
a. Manajemen
1) Penempatan personil pada pekerjaan tidak sesuai dengan
kemampuannya.
2) Tidak ada latihan dan bimbingan untuk meningkatkan
keterampilan secara langsung.
3) Tidak adanya petunjuk tata tertib kerja dan petunjuk
keselamatan kerja.
4) Tidak ada pemberian kesejahteraan dan hubungan kerja sama
yang baik antara Pimpinan dan Pelaksana.
5) Tidak terselenggarannya analisa jabatan dan uraian pekerjaan
pada tiap kepala seksi.
b. Pimpinan
1) Perintah terlalu cepat sehingga kurang dimengerti oleh tenaga
kerja yang melaksanakan.
2) Tidak memiliki sifat-sifat leadership/ kepemimpinan yang baik.
c. Tenaga kerja / bawahan.
1) Kurang menguasai dalam bidang pekerjaannya.
2) Kurang mengerti bentuk apa perintah yang diterimanya.
3) Menderita kelelahan fisik (capek).
4) Menderita kelelahan mental.
d. Kondisi lingkungan
1) Sirkulasi udara segar yang masuk dalam ruangan kerja sangat
kurang
2) Suhu ruang kerja sangat tinggi/ kurang fentilasi.
3) Ruang kerja yang tidak teratur (acak-acakan)
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
22
4) Ruang kerja yang bising dan bergetar dapat merusak sistim
syaraf manusia.
4. USAHA-USAHA PENCEGAHAN KECELAKAAN
a. Analisa kecelakaan
1) Catat urutan kegiatan/ sesuai prosedur serta hambatan-hambatan
yang dihadapi.
2) Rencanakan susunan urutan kegiatan baru yang dipandang perlu.
3) Membandingkan urutan kegiatan lama dengan yang baru.
b. Pencegahan kecelakaan dari segi pembinaan peralatan.
1) Mesin-mesin produksi dalam keadaan siap pakai.
2) Proses produksi harus lancer serta keamanan terjamin.
c. Segi pembinaan personil.
1) Beritahukan hasil kerjanya dan beri pengarahan.
2) Berikan penghargaan bila perlu.
3) Gunakan kemampuan tenaga kerja sebaik-baiknya.
4) Usahakan kesetiaan dan kerja sama yang baik
d. Segi perbaikan lingkungan kerja.
1) Mengalirkan udara segar yang cukup kedalam ruang kerja.
2) Memberikan cahaya penerangan yang cukup.
3) Menciptakan tata warna yang menarik pada peralatan yang dihadapi.
4) Memberikan alunan suara music sebagai pengiring kerja.
5) Usahakan ruang kerja selalu bersih.
6) Hindarkan pancaran sinar yang membahayakan.
e. Penegakan disiplin
1) Letakan mesin-mesin secara berurutan menurut tahapan proses
produksi.
2) Tersedianya pintu umum dan pintu darurat
3) Tersedianya alat pelindung diri bagi tenaga kerja
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
23
4) Tersedianya poster dan petunjuk kerja yang benar dalam ruang kerja
5) Mematuhi peraturan tertulis yang dipasang dalam ruang kerja.
5. KONDISI KERJA YANG BAIK
Untuk mencapai kondisi keselamatan kerja yang baik, selalu akan
didasarkan pada prinsip-prinsip, bahwa pada dasarnya manusia dengan dilandasi
pikiran, pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan mental yang baik untuk
melayani kepentingan manusia, pekerjaan dan negara dalam pencapaian
keamanan. Di dalam menangani suatu kondisi keselamatan kerja suatu
badan/organisasi, maka diperlukan langkah-langkah untuk pencapaian
perbaikannya sebagai berikut:
a. Organisasi, disini ditinjau dari segi pimpinan, pelaksana dan managemen
yang mendukung.
b. Penemuan fakta, disini digambarkan kembali hasil dari pencatatan yang
dihasilkan dengan 2 cara:
1) Dengan survey, inspeksi dan observasi.
2) Dengan pemeriksaan atau penyelidikan
c. Analisa yang diambil dari jenis kasus, hal ini dapat dilihat dari:
1) Frekuensi, kejadian dan lokasinya
2) Jenis kecelakaan, pengoprasian, alat perlengkapan atau
hambatannya
d. Pemilihan dan perbaikan
Hasilnya adalah berdasarkan keyakinan dan keputusan, hal ini akan
berupa instruksi:
1) Pengaturan penempatan personil
2) Disiplin sebagai pilihan terakhir
e. Penerapan dari perbaikan
Hal ini akan dilaksanakan sepervisi yang menyangkuit 2 bidang kegiatan:
1) Pendidikan dan latihan
2) Peralatan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
24
6. PERBAIKAN KONDISI KESELAMATAN KERJA.
Dalam memperbaiki dari kondisi keselamatan kerja sering dilakukan dengan
program “ 3 E “.
a. Engineering, yaitu pemberian pengetahuan tentang peralatan yang
dipegang/ ditangani.
b. Education, diberikan pendidikan dan latihan-latihan yang baik dan
tepat tentang keselamatan kerja.
c. Enforcement, dorongan dari pimpinan untuk melaksanakan
peraturan-peraturan yang berlaku atau untuk badan tersebut
dilakukan inspeksi oleh pimpinan yang lebih tinggi.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
25
LATIHAN
1. Apakah arti kecelakaan?
2. Faktor-faktor apa yang dapat menjadikan penyebab timbulnya kecelakaan.
3. Bagimana usaha-usaha untuk mencegah kecelakaan.
4. Kita mengenal program “ 3 E ” jelaskan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
26
JAWABAN
1. Kecelakaan diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan cedera terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda
serta lingkungan kerja .
2. Faktor penyebab timbulnya kecelakaan adalah:
a. Manajemen
b. Pimpinan
c. Tenaga kerja / bawahan.
d. Kondisi lingkungan
3. usaha-usaha pencegahan kecelakaan
a. Analisa kecelakaan
b. Pencegahan kecelakaan dari segi pembinaan peralatan.
c. Segi pembinaan personil.
d. Segi perbaikan lingkungan kerja.
e. Penegakan disiplin
4. Dalam memperbaiki dari kondisi keselamatan kerja sering dilakukan dengan
program “ 3 E “.
a. Engineering, yaitu pemberian pengetahuan tentang peralatan yang dipegang/
ditangani.
b. Education, diberikan pendidikan dan latihan-latihan yang baik dan tepat tentang
keselamatan kerja.
c. Enforcement, dorongan dari pimpinan untuk melaksanakan peraturan-peraturan
yang berlaku atau untuk badan tersebut dilakukan inspeksi oleh pimpinan yang
lebih tinggi.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
27
BAB IV
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1. Jenis-jenis Perlengkapan
a. Jenis-jenis Perlengkapan Keselamatan kerja
Berdasarkan Undang-undang Keselamatan kerja No. 1 Tahun 1970,
pasal 12b dan pasal 12c, bahwa tenaga kerja diwajibkan :
1). Memahami alat-alat perlindungan diri.
2). Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat Keselamatan kerja
Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang akan memasuki
tempat kerja, diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk Keselamatan dan
kesehatan kerja dan wajib menggunakan alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan secara cumacuma
menyediakan semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah dan bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja
tersebut.
Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal
13 dan pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
1). Alat-alat pelindung batok kepala.
2). Alat-alat pelindung muka dan mata.
3). Alat-alat pelindung badan.
4). Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5). Alat-alat pelindung pernafasan.
6). Alat-alat Pencegah jantung.
7). Alat-alat pelindung pendengaran.
8). Alat-alat pencegah tenggelam.
b. Kegunaan Alat Keselamatan kerja
Adapun jenis peralatan Keselamatan kerja beserta kegunaannya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
28
NO Alat-alat Keselamatan Kegunaan bagi pemakai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Topi Keselamatan
Topi penyemprot pasir.
Masker las yang dilengkapi
dengan tangkai pemegang
Masker las yang di
lengkapi dengan penutup
kepala.
Masker pelindung muka.
Pelindung mata.
Kaca mata las acytelin
Kaca mata yang terbuat
dari karet
Peralatan pelindung dada.
Topi ini berfungsi sebagai pelindung
kepala dari bentukan dan terkena
benda yang jatuh.
Topi ini digunakan bagi pekerja pada
pekerjaan penyemprotan dengan
menggunakan pasir di dok kapal atau
pekerja yang bekerja membersihkan
tangki bahan bakar pada kapal
Masker ini digunakan oleh pekerja
yang menggunakan las listrik,
fungsinya adalah melindungi muka dan
mata dari percikan bunga api listrik.
Masker ini digunakan oleh pekerja
yang menggunakan las listrik,
fungsinya adalah melindungi muka,
mata dan kepala dari percikan bunga
api listrik.
Masker ini dikenakan oleh pekerja
yang pekerjaannya berhubungan
dengan reaksi kimia.
Masker ini digunakan oleh pekerja
yang menggunakan las listrik,
fungsinya adalah melindungi muka dan
mata
Kaca mata ini digunakan oleh pekerja
yang menggunakan las acyteline yang
fungsinya adalah melindungi mata dari
percikan bunga api.
Kaca mata ini berfungsi untuk
melindungi pekerja yang pekerjaannya
banyak berhubungan
dengan debu.
Alat Keselamatan ini digunakan oleh
pekerja yang pekerjaannya mengelas
dengan menggunakan las listrik dan
las karbit. Fungsinya adalah untuk
mencegah anggota badan terutama
dada dari percikan bunga api.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
29
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sarung tangan yang
terbuat dari asbes.
Sarung tangan yang
terbuat dari kain
Sarung tangan las
Sepatu Keselamatan
(Safety shoes)
Jaring Keselamatan
Pengeruk
Sumbat telinga (Ear plug)
Tutup telinga (Ear muff)
Alat Keselamatan ini digunakan oleh
pekerja yang pekerjaannya
Alat Keselamatan ini digunakan untuk
menghindari pekerja mengecat dan
melakukan perawatan dan perbaikan
pada permesinan
Alat Keselamatan ini digunakan oleh
pekerja yang pekerjaannya mengelas
dengan menggunakan las listrik dan
las karbit, fungsinya
Adalah menghindari tangan dari
percikan bunga api.
Sepatu ini dikenakan oleh pekerja
untuk menghindari dari terpleset dan
terkena beban berat pada waktu
melakukan pekerjaan.
Jaring ini digunakan pada pekerja yang
melaksanakan pekerjaan diatas mesin
atau kapal yang beroperasi.
Alat Keselamatan ini digunakan untuk
menemukan orang yang jatuh
terbenam dalam air, atau barangbarang
yang terjatuh ke dalam air.
Alat Keselamatan ini digunakan oleh
pekerja untuk menghindari diri dari
suara bising.
Alat Keselamatan ini digunakan oleh
pekerja untuk menghindari diri dari
suara yang bernada tinggi dan keras.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
30
2 . Perawatan Peralatan
Perawatan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
upaya memperpanjang usia pakai dari peralatan keselamatan kerja. Adapun jenis
perawatan yang dilakukan untuk setiap jenis peralatan keselamatan kerja dapat
dilihat pada table dibawah ini, sebagai berikut :
No Alat-alat keselamatan Jenis Perawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Topi keselamatan
Topi penyemprot pasir.
Masker las yang dilengkapi
dengan tangkai pemegang
Masker las yang di
lengkapi dengan penutup
kepala.
Masker pelindung muka.
- Membersihkan topi keselamatan
tersebut setelah digunakan
- Meletakkan pada tempatnya
setelah topi keselamatan tersebut
digunakan.
- Hindari menempatkan topi
keselamatan pada tempat yang
berhubungan langsung dengan
panas.
- Membersihkan topi penyemprot
pasir setelah digunakan.
- Meletakkan pada tempatnya
setelah digunakan.
- Menjaga penempatan peralatan
tersebut dari tempat yang aman
sehingga tidak mudah hilang.
- Membersihkan masker las, setelah
digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut
pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker
las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker
las dari terkena kotoran.
- Membersihkan masker las, setelah
digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut
pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker
las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker
las dari menempelnya kotoran.
- Membersihkan masker las, setelah
digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
31
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pelindung mata.
Kaca mata las acytelin
Kaca mata yang terbuat
dari karet
Peralatan pelindung dada.
Sarung tangan yang
terbuat dari asbes.
Sarung tangan yang
terbuat dari kain
pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker
las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker
las dari menempelnya kotoran.
- Menghindari kaca pelindung mata
dari terkena benda keras.
- Menyimpan pelindung mata pada
tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan pelindung
mata.
- Membersihkan masker las, setelah
digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut
pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker
las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker
las dari menempelnya kotoran.
- Menghindari kaca mata dari
terkena solar.
- Menyimpan kaca mata pada
tempat yang aman.
- Menjaga kaca mata karet dari
terkena kotoran langsung.
- Membersihkan permukaan kaca
mata dari kotoran yang menempel.
- Menjaga kebersihan peralatan
pelindung dada.
- Menyimpan pada tempat yang
aman.
- Menghindari peralatan pelindung
dari terkena
benda tajam.
- Menyimpan sarung tangan pada
tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari
terkena benda tajam.
- Menyimpan sarung tangan pada
tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari
terkena benda tajam.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
32
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sarung tangan las
Sepatu Keselamatan
(Safety shoes)
Jaring Keselamatan
Pengeruk
Sumbat telinga (Ear plug)
Tutup telinga (Ear muff)
- Menyimpan sarung tangan pada
tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari
terkena benda tajam.
- Menyimpan sepatu keselamatan
pada tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan sepatu
pengaman.
- Menghindari sepatu pengaman
tersentuh panas secara langsung.
- Menghindari jaring keselamatan
tersentuh langsung dengan benda
tajam
- Menghindari jaring keselamatan
tersentuh panas secara langsung.
- Menyimpan alat pengeruk pada
tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan alat pengeruk.
- Menyimpan pada tempat yang
aman.
- Mencegah peralatan sumbat
telinga (Ear plug) bersentuhan
benda keras.
- Menghindari sumbat telinga
bersentuhan panas secara
langsung.
- Menyimpan pada tempat yang
aman.
- Mencegah peralatan tutup (Ear
muff) telinga bersentuhan benda
keras.
- Menghindari sumbat telinga
bersentuhan panas
Peralatan-peralan dikapal memerlukan pemeliharaan agar dapat dipakai
setiap saat. Tugas pemeliharaan kapal ini dilaksanakan oleh ABK (anak buah
kapal) yang selain memerlukan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
kerja dituntut pula mengerti masalah keselamatan dan usaha-usaha mencegah
terjadinya kecelakaan sehingga tugas pemeliharaan tidak terhambat.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
33
Gambar Berbagai macam alat pelindung
3. PAKAIAN KERJA DAN TUJUANNYA
Di luar jam kerja Anda boleh memilih baju sendiri yang pantas untuk diri
sendiri. Akan tetapi sewaktu bekerja harus menggunakan pakaian kerja dan
didesain secara khusus untuk keselamatan kerja. Pakaialah pakaian secara benar
dengan perlengkapannya untuk melindungi diri dari kemungkinan yang merugikan.
Berkenaan dengan pakaian kerja, berikut ini adalah yang harus diperhatikan
sehingga tujuan memakai pakaian kerja tercapai yaitu keselamatan kerja.
1) Kencangkan pakaian yang tahan terhadap api, tutup rapat, jaga, dan
kancingkan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
34
2) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan
yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah.
3) Longgarkan lengan baju, tidak berkancing atau T-shirt atau pakaian berdasi,
sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
4) Kancingkan harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan
permukaan ketika bekerja di atas tonggak/ penjaga dan sebagainya.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
35
Di samping masalah pakaian kerja juga harus diperhatikan karena berkaitan
dengan keselamatan kerja di Kapal terutama Ruang Mesin. Berikut ini adalah
permasalahan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja di Ruang
Mesin :
1) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik).
2) Sepatu usahakan bersol kuat atau besol baja yang di tengahnya dapat
melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol.
3) Perlindungan utama terhadap kebakaran dari perputaran panas, sepatu
bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
4) Jangan memakai cincin atau jam serta baju berlengan dalam bekerja.
5) Hindari tangan atau anggota tubuh yang lainnya tersangkut mesin yang
sedang bergerak karena sangat berbahaya hingga Anda dapat kehilangan
jari-jari.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
36
LATIHAN
1. Sebutkan jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan
pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970.
2. Sebutkan jenis-jenis kegunaan Alat Keselamatan kerja.
3. Bagaimana perawatan Alat Keselamatan Kerja tersebut.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
37
JAWABAN
1. Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan
pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
a. Alat-alat pelindung batok kepala.
b.. Alat-alat pelindung muka dan mata.
c.. Alat-alat pelindung badan.
d. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
e. Alat-alat pelindung pernafasan.
f. Alat-alat Pencegah jantung.
g. Alat-alat pelindung pendengaran.
h. Alat-alat pencegah tenggelam.
2. Jenis-jenis Kegunaaan Alat Keselamatan Kerja
a. Topi Keselamatan
Topi ini berfungsi sebagai pelindung kepala dari bentukan dan terkena
benda yang jatuh
b. Topi penyemprot pasir.
Topi ini digunakan bagi pekerja pada pekerjaan penyemprotan dengan
menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja yang bekerja membersihkan
tangki bahan bakar pada kapal
c. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang
Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya
adalah melindungi muka dan mata dari percikan bunga api listrik.
d. Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala.
Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya
adalah melindungi muka, mata dan kepala dari percikan bunga api listrik.
e. Masker pelindung muka.
Masker ini dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
reaksi kimia.
f. Pelindung mata.
Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya
adalah melindungi muka dan mata
g. Kaca mata las acytelin
Kaca mata ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las acyteline yang
fungsinya adalah melindungi mata dari percikan bunga api.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
38
h. Kaca mata yang terbuat dari karet
Kaca mata ini berfungsi untuk melindungi pekerja yang pekerjaannya
banyak berhubungan dengan debu.
i. Peralatan pelindung dada.
Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas
dengan menggunakan las listrik dan las karbit. Fungsinya adalah untuk
mencegah anggota badan terutama dada dari percikan bunga api.
j. Sarung tangan yang terbuat dari asbes.
Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya
k. Sarung tangan yang terbuat dari kain
Alat Keselamatan ini digunakan untuk menghindari pekerja mengecat dan
melakukan perawatan dan perbaikan pada permesinan
l. Sarung tangan las
Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas
dengan menggunakan las listrik dan las karbit, fungsinya adalah
menghindari tangan dari percikan bunga api.
m. Sepatu Keselamatan (Safety shoes)
Sepatu ini dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari terpleset dan
terkena beban berat pada waktu melakukan pekerjaan.
n. Jaring Keselamatan
Jaring ini digunakan pada pekerja yang melaksanakan pekerjaan diatas
mesin atau kapal yang beroperasi.
o. Pengeruk
Alat Keselamatan ini digunakan untuk menemukan orang yang jatuh
terbenam dalam air, atau barang-barang yang terjatuh ke dalam air.
p. Sumbat telinga (Ear plug)
Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari
suara bising.
q. Tutup telinga (Ear muff)
Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari
suara yang bernada tinggi dan keras.
3. Perawatan Alat Keselamatan Kerja
a. Topi Keselamatan
- Membersihkan topi keselamatantersebut setelah digunakan
- Meletakkan pada tempatnya setelah topi keselamatan tersebut digunakan.
- Hindari menempatkan topi keselamatan pada tempat yang berhubungan
langsung dengan panas.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
39
b. Topi penyemprot pasir.
- Membersihkan topi penyemprot pasir setelah digunakan.
- Meletakkan pada tempatnya setelah digunakan.
- Menjaga penempatan peralatan tersebut dari tempat yang aman sehingga
tidak mudah hilang.
c. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang
- Membersihkan masker las, setelah digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker las dari terkena kotoran.
d. Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala.
- Membersihkan masker las, setelah digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran.
e. Masker pelindung muka.
- Membersihkan masker las, setelah digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran
f. Pelindung mata.
- Menghindari kaca pelindung mata dari terkena benda keras.
- Menyimpan pelindung mata pada tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan pelindung mata.
g. Kaca mata las acytelin
- Membersihkan masker las, setelah digunakan.
- Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
- Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran.
h. Kaca mata yang terbuat dari karet
- Menghindari kaca mata dari terkena solar.
- Menyimpan kaca mata pada tempat yang aman.
- Menjaga kaca mata karet dari terkena kotoran langsung.
- Membersihkan permukaan kaca mata dari kotoran yang menempel
i. Peralatan pelindung dada.
- Menjaga kebersihan peralatan pelindung dada.
- Menyimpan pada tempat yang aman.
- Menghindari peralatan pelindung dari terkena benda tajam.
j. Sarung tangan yang terbuat dari asbes.
- Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
40
k. Sarung tangan yang terbuat dari kain
- Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam
l. Sarung tangan las
- Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
- Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.
m. Sepatu Keselamatan (Safety shoes)
- Menyimpan sepatu keselamatan pada tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan sepatu pengaman.
- Menghindari sepatu pengaman tersentuh panas secara langsung.
n. Jaring Keselamatan
- Menghindari jaring keselamatan tersentuh langsung dengan benda tajam
- Menghindari jaring keselamatan tersentuh panas secara langsung.
o. Pengeruk
- Menyimpan alat pengeruk pada tempat yang aman.
- Menjaga kebersihan alat pengeruk.
p. Sumbat telinga (Ear plug)
- Menyimpan pada tempat yang aman.
- Mencegah peralatan sumbat telinga (Ear plug) bersentuhan benda keras.
- Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas secara langsung.
q. Tutup telinga (Ear muff)
- Menyimpan pada tempat yang aman.
- Mencegah peralatan tutup (Ear muff) telinga bersentuhan benda keras.
- Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas
.
.
.
.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
41
BAB V
KESELAMATAN KERJA DI KAPAL
1. KONDISI KERJA DI KAPAL.
Kondisi kerja dikapal, dimana setiap saat akan selalu menghadapi bahaya,
baik bahaya dari kondisi alam atau bahaya dari musuh (untuk kapal perang), juga
lingkungan kerja di dalam kapal itu sendiri.
Adapun bahaya yang akan timbul adalah
a. Bahaya kecelakaan
b. Bahaya tenggelam
c. Bahaya kebakaran.
d. Bahaya-bahaya lain dari lingkungan kerja.
Dalam menghadapi bahaya-bahaya tersebut, maka di kapal selalu diadakan
pengendalian keselamatan kapal. Dinas penyelamatan kapal merupakan bagian
dari pengetahuan pengendalian keselamatan kapal yang bersifat tugas-tugas
pemeliharaan kedalam yang selalu berkembang dan kini kita kenal sebagai
tersebut di bawah ini :
a. Umum
1) Lalu lintas. Termasuk disini diantaranya harus berjalan
disebelah mana kalau berjalan ke haluan atau ke atas, dan
berjalan di sebelah mana kalau ke buritan atau ke bawah.
2) Bahaya mendadak. Antara lain bagaimana pelaksanaanpelaksanaan
dari peran tempur, kebakaran, tabrakan,
meninggalkan kapal, orang jatuh ke laut, pertolongan
kecelakaan disekitar kapal.
b. Pengendalian kerusakan kapal. Membahas tentang organisasi DPK
dan pengendalian kerusakan umum yang mengancam kapal akan
tenggelam.
c. Pemadam kebakaran. Pengendalian bahaya kebakaran dengan alatalat
dan bahan-bahan pemadam yang sebaik-baiknya.
d. Keamanan kerja. Bagaimana sebaiknya dan menjaga keselamatan di
dalam keamanan. Keamanan umum dari amunisi, bahan bakar,
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
42
pesawat listrik, mesin-mesin, ruangan-ruangan tertutup, gas-gas
tekan, alat dan pesawat gerak, kerja bagian bawah dan luar lambung
kapal, lift dan tangga, pesawat terbang.
2. BAHAYA YANG DAPAT TERJADI
a. Bahaya kebakaran.
Bahaya kebakaran timbul pada :
1) Bagian- bagian kapal sendiri.
2) Muatan
3) Bahan bakarnya
4) Listrik
a) Bagian-bagian kapal yang di buat dari bahan-bahan yang
mudah terbakar (kayu, kain kasur). Di isyaratkan : kapal dan
bagian-bagian sedapat mungkin di buat dari bahan yang tidak
mudah terbakar.
- Kapal dibagi dalam kompartemen-kompartemen oleh
sekat-sekat yang dapat menghambat menjalarnya api.
- Pada kapal bila ada alat-alat tidur, gordyn, dibuat dari
campuran bahan-bahan lain seperti nylon (tidak 100%
dibuat dari kayu).
b) Setiap jenis muatan harus diketahui dengan jelas dan diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya
kebakaran.
c) Bila bahan bakar disimpan pada tangki dalam maka kran
pengeluaran harus dapat ditutup dari luar.
Diatas tangki dalam tidak boleh ada ruangan akomodasi.
d) Pemasangan instalasi Listrik harus menurut peraturan tertentu
(demi keselamatan).
e) Dari segi perlengkapan : Kapal harus diperlengkapi dengan
alat-alat pemadam kebakaran yang sesuai.
f) Geladak sekat : yaitu geladak tertinggi samapai dimana sekat
kedap air terakhir.
g) Kemungkinan terjadinya (jenis kebakaran)
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
43
1) Oleh zat padat
2) Oleh zat cair : bahan kimia, minyak
3) Oleh gas-gas
4) Oleh listrik
h) Menurut golongannya kebakaran yaitu :
1) Kebakaran umum
2) Kebakaran minyak
3) Kebakaran gas-gas
g) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran yaitu :
1) Jenis bahan yang dapat terbakar
2) Ada suhu yang dapat menyebabkan kebakaran yang
tinggi.
3) Udara.
Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang
disebut : Segi Tiga Api.
Pembakaran akan terjadi apabila memenuhi unsur-unsur mutlak yang
terangkai dalam segitiga pembakaran yaitu: bahan bakar, Oksigen (O2), panas
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
44
(kalor). Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kebakaran terjadi akibat aksi
berantai ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang.
1) Bahan bakar
Umumnya semua benda yang ada dialam ini dapat terbakar dan
diantara bahan-bahan tersebut ada beberapa bahan yang mudah terbakar
antara lain:
a) Benda padat sebagai contoh: kayu, kertas, plastik dll
b) Benda cair sebagai contoh: bensin, spritus, minyak tanah dll
c) Gas sebagai contoh : LPG dll.
2) Panas (kalor)
Adalah salah satu penyebab adanya kebakaran, karena panas (kalor)
mengalami perubahan temperatur pada titik tertentu hingga mencapai titik
nyala. Pada suatu zat ataupun benda yang terbakar atau mengeluarkan uap
karena benda tersebut diberi panas (kalor) yang dapat mempengaruhi
terjadinya kebakaran antara lain:
a) Sinar matahari
b) Aliran listrik
c) Bunga api listrik dan unsur listrik
d) Panas yang berasal dari hasil kimia dan mekanis
e) Kompresi udara
Sumber panas (kalor) tersebut berpindah melalui 4 cara dalam
perpindahan panas antara :
a). Radiasi : Perpindahan panas dengan cara memancarkan
panas kesegala arah.
b) Konduksi : Perpindahan panas yang terjadi pada suatu
media yang melalui perambatan poros dari media yang satu
ke media yang lain.
c) Konveksi : Perpindahan panas yang menyebab kan
terjadinya perbedaan pada tekanan udara disekelilingnya
d) Loncatan Bunga Api: Perpindahan yang terjadi antara energi
panas dengan udara karena energi panas dan udara bertemu
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
45
sehingga terjadi letupan atau gesekan yang menyebabkan
timbulnya letupan api.
3) Oksigen
Oksigen ataupun O2 adalah merupakan bagian dari unsur-unsur
pembakaran karena oksigen berada pada alam ataupun udara bebas maka
oksigen sangat menentukan kadar dari pada keaktifan pembakaran.
Dengan demikian diketahui, bahwa api terjadi dari tiga unsur yaitu bahan
bakar, panas dan oksigen. Adanya nyala api adalah suatu reaksi berantai antara
ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang. Apabila salah satu unsur tidak
ada atau kadarnya kurang, maka tidak akan terjadi nyala api.
Pembagian/ Penggolongan Api
1. Api kelas A
Api kelas A terjadi dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti
kayu, pakaian, kertas, dan bahan-bahan yang dipak.
Gambar Kelas A
Cara menanggulangi
Memadamkan api kelas A ini paling efektif dengan menggunakan air atau
pasir jika tidak berdekatan dengan aliran listrik.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
46
Gambar kebakaran kelas A
2. Api kelas B
Api kelas ini berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti : petrol,
minyak tanah, minyak pelumas, lilin, cat, tiner, pernis dan gas oline.
Gambar Kelas B
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
47
Cara menaggulangi
Memadamkan api kelas ini yang paling baik dan efektif dengan cara
menggunakan pemadam kebakaran berisi CO2 atau dengan penekanan api untuk
mengeluarkan oksigen.
Perhatian.
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,
karena akan menyebarkan cairan yang terbakar.
3. Api kelas C
Api kelas ini bersal dari kebakaran yang diakibatkan oleh peralatan
listrik, seperti motor listrik, generator, kabel-kabel, saklar, dan peralatan
elektronik.
Gambar Kelas C
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
48
Cara menanggulangi
- Pada waktu nyala api kecil harus segera ditutup sumbernya.
- Penyelimutan dan penekanan api untuk mengeluarkan oksigen adalah cara
yang paling efektif dari pemadaman api kelas C.
- Gunakan alat pemadam kebakaran jenis BCF
(Bromochlorodifluoromethane), bahan kimia yang berbentuk tepung dan
Carbon Dioksida (CO2).
- Bila tidak berhasil, maka hanya petugas pemadam kebakaran khusus yang
boleh menangani.
Perhatian
Petugas pemadam kebakaran harus menggunakan sebuah nonkonduktor
dari elektrik untuk menghindari shock (kejutan listrik) dan lebih lanjut merusakkan
peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan air atau alat pemadam dari busa.
3. PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MACAM-MACAM ALAT PEMADAM
MODERN
Alat pemadam kebakaran yang mudah dibawa-bawa biasanya baik sekali
ditempatkan pada petunjuk api yang sesuai, di samping atau pada setiap alat
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
49
pemadam kebakaran harus dipertunjukkan instruksi cara penggunaannya juga
menjelaskan jenis api yang bagaimana.
Ada 5 dasar tipe dari alai pemadam kebakaran.
a. Pemadam kebakaran berisi zat cair
Tiga macam zat cair yang diisi pada alat pemadam kebakaran adalah
sesuai untuk memadamkan api pada kelas A.
1). Variasi soda acid adalah suatu yang sederhana untuk menahan
posisi yang benar, arahkan jet pada tempat duduk api dari posisi
penyelamatan yang terdekat. Tipe ini beroperasi sampai kosong.
SODA ACID
Hanya kebakaran kelas A
2) Variasi tekanan gas, jika pengunci pen sudah dibuka maka gas
tersebut akan beroperasi sampai kosong.
GAS BERTEKANAN
Hanya kebakaran kelas A
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
50
3) Variasi tekanan udara yang disimpan sebagai persediaan adalah
pelatuk yang dioperasikan dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu
dengan memindahkan pelatuk.
UDARA BERTEKANAN
Hanya kebakaran kelas A
b. Alat pemadam kebakaran carbon dioksida (CO2)
Alat ini berwarna merah dengan selang hitam, ukuran yang kecil
mempunyai jarak 1,2 meter dan ukuran yang besar mempunyai jarak sampai
dengan 3 meter. Alat ini diisi dengan karbon dioksida dan menjadi cair di
bawah tekanan yang sangat tinggi dan sesuai dengan api kelas B dan C.
Alat ini mempunyai suatu tanduk pembebasan untuk penyelamatan dan
penggunaan yang efektif. Pembebasan pettama adalah cairan karbon
dioksida yang dengan cepat menjadi cairan seperti gas. Pembebasan
pertama menghasilkan dingin yang hebat, pengoperasian alat harus
sepenuhnya dibuka, untuk mencegah pembekuan saluran keluar.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
51
KEBAKARAN KELAS B DAN C
Contoh Penggunaan
1) Pembagian api meliputi elektronik dan peralatan laboratorium yang
sulit.
2) Pembagian api yang kecil pada cairan yang mudah terbakar akan
melepaskan kedua permukaan vertikal dan horizontal.
3) Gunakanlah sedapat mungkin dengan api.
4) Gerakkanlah selang penyemprot dari sisi ke sisi.
5) Majukanlah dengan perlahan-lahan sampai api padam.
6) Hati-hati dalam menggunakan karbon dioksida (CO2) ini karena bisa
mengakibatkan mati lemas.
7) Bersihkanlah tempat yang telah dipakai dengan segera dan
tukarkanlah udara untuk mengganti udara yang baru
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
52
KEBAKARAN KELAS C
c. Pemadam dengan bromochlorodifluoromethane (BCF)/penguapan air
Alat pemadam BCF mempunyai aplikasi yang luas dan bekerja
sangat cepat serta melawan api yang menyala kembali dari suatu kebakaran
yang telah dipadamkan. Pemadam kebakaran tersebut mempunyai efisiensi
yang tinggi dan mengandung racun dengan kadar sangat rendah sehingga
sisa-sisa yang tertinggal tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi hahanbahan
yang ada disekitarnya. Alat pemadam BCF khususnya berguna pada
pesawat terbang, kendaraan dan instalasi-instalasi industri yang penting.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
53
d. Alat pemadam kebakaran dari busa
Alat pemadam dari busa paling efektif digunakan untuk memadamkan
api di dalam kaleng yang berisi cairan yang mudah terbakar (seperti cat)
yang mempunyai panas dan bisa menyala lagi jika terkena oksigen. Alat ini
mempunyai tanda tabungnya bercat biro dan busa yang digunakan untuk
membentuk suatu selimut untuk menekan dan memadamkan api. Selimut
busa yang tertinggal dalam posisi yang cukup lama masih bisa
memadamkan nyala api yang tersisa. Untuk memadamkan cairan yang
terbakar dalam sebuah drum arahkan busa pemadam ke arah atas api,
sehingga menyebabkan busa mengalir dan menyebar ke seluruh
permukaan cairan yang terbakar.
e. Alat pemadam dari bubuk yang kering
Alat pemadam ini diberi tanda dengan cat merah dan diberi sabuk
(band) putih dan dilengkapi dengan kipas angin, alat ini diisi dengan bahan
kimia Dry Powder yang disemprotkan oleh tekanan gas atau tekanan udara
yang disimpan. Alat ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dap C.
Ukuran yang kecil mempunyai jarak sampai 3 meter dan ukuran yang besar
mempunyai jarak sampai dengan 6 meter. Alat pemadam kebakaran Dry
Powder mempunyai suatu aksi penekanan yang sangat cepat untuk
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
54
memadamkan api. Kabut dari bahan kimia yang kering menjaga
perlindungan operator dari panas. Bubuk yang kering paling efektif untuk
memadamkan api pada area yang besar dari cairan yang terbakar, terutama
sekali pada arus yang bebas tertumpah.
4. BAHAYA TENGGELAM
Bahaya tenggelam pada kapal, bisa disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah :
Tabrakan
Kandas
Kebocoran
Keseimbangan (stabilitas ) kurang baik / Muatan berlebih.
a Tabrakan : Tabrakan dapat terjadi karena cuaca buruk, misalnya
kabut, angin kencang, arus dan sebagainya dapat menyebabkan
kemudi kapal kuranga baik yang dapat menyebabkan akibat fatal
yaitu tabrakan dan akhirnya kapal bisa tenggelam.
b Kandas : Jika karena suatu kekeliruan dalam mengemudikan kapal
(navigasi), maka kapal dapat kandas dan akhirnya juga dapat
tenggelam.
c Kebocoran: kapal yang bocor dapat disebabkan oleh plat kapal yang
tipis atau menipis oleh karena korosi, sehingga dengan ombak yang
besar atau sentuhan-sentuhan muatan kapal, plat mudah robek dan
bocor. Seandainya kebocoran itu kecil mungkin masih dapat diatas
dengan menutup kebocoran itu dan memompa air yang masuk kapal
dengan pompa-pompa yang tersedia dikapal dan dapat terhindar
bahaya tenggelam.
d Keseimbangan (stabilitas) kurang baik/ muatan berlebih: bahaya ini
yang sering terjadi, terutama terjadi pada kapal-kapal penumpang
(ingin mengambil keuntungan yang besar) yang tidak mengindahkan
keselamatan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
55
LATIHAN
1. Apa saja bahaya yang terjadi di kapal?
2. Menurut golongan kebakaran dibagi menjadi?
3. Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang disebut : Segi Tiga Api.
Gambarkan dan Jelaskan?
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
56
JAWABAN :
1. Adapun bahaya yang akan timbul adalah
a. Bahaya kecelakaan
b. Bahaya tenggelam
c. Bahaya kebakaran.
d. Bahaya-bahaya lain dari lingkungan kerja.
2. Menurut golongannya kebakaran yaitu :
a. Kebakaran umum
b. Kebakaran minyak
c. Kebakaran gas-gas
3 Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang disebut : Segi Tiga Api.
Pembakaran akan terjadi apabila memenuhi unsur-unsur mutlak yang
terangkai dalam segitiga pembakaran yaitu: bahan bakar, Oksigen (O2), panas
(kalor). Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kebakaran terjadi akibat aksi
berantai ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang.
1) Bahan bakar
Umumnya semua benda yang ada dialam ini dapat terbakar dan
diantara bahan-bahan tersebut ada beberapa bahan yang mudah terbakar
antara lain:
a) Benda padat sebagai contoh: kayu, kertas, plastik dll
b) Benda cair sebagai contoh: bensin, spritus, minyak tanah dll
c) Gas sebagai contoh : LPG dll.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
57
2) Panas (kalor)
Adalah salah satu penyebab adanya kebakaran, karena panas (kalor)
mengalami perubahan temperatur pada titik tertentu hingga mencapai titik
nyala. Pada suatu zat ataupun benda yang terbakar atau mengeluarkan uap
karena benda tersebut diberi panas (kalor) yang dapat mempengaruhi
terjadinya kebakaran antara lain:
a) Sinar matahari
b) Aliran listrik
c) Bunga api listrik dan unsur listrik
d) Panas yang berasal dari hasil kimia dan mekanis
e) Kompresi udara
Sumber panas (kalor) tersebut berpindah melalui 4 cara dalam
perpindahan panas antara :
a). Radiasi : Perpindahan panas dengan cara memancarkan
panas kesegala arah.
b) Konduksi : Perpindahan panas yang terjadi pada suatu
media yang melalui perambatan poros dari media yang satu
ke media yang lain.
c) Konveksi : Perpindahan panas yang menyebab kan
terjadinya perbedaan pada tekanan udara disekelilingnya
d) Loncatan Bunga Api: Perpindahan yang terjadi antara energi
panas dengan udara karena energi panas dan udara bertemu
sehingga terjadi letupan atau gesekan yang menyebabkan
timbulnya letupan api.
3) Oksigen
Oksigen ataupun O2 adalah merupakan bagian dari unsur-unsur
pembakaran karena oksigen berada pada alam ataupun udara bebas maka
oksigen sangat menentukan kadar dari pada keaktifan pembakaran.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
58
BAB VI
UPAYA-UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN KAPAL
DAN P3K
1. TINDAKAN PURBA JAGA SEHARI-HARI
Untuk meningkatkan purba jaga sehari-hari tentunya ABK dengan divisi
jaganya selalu meronda ronda dengan cermat setiap pekerjaan yang dilaksanakan
oleh ABK atau oleh pihak ke 3 (rekanan) terutama pada pekerjaan pengelasan
dekat barang mudah terbakar untuk menghindari bahaya kebakaran dan pekerjaan
bawah garis air (BGA) untuk menghindari bahaya kebocoran.
Sedangkan dalam pengerjaan yang perlu pengawasan yang ektra, perlu
ditempatkan pengawas setiap pekerjaan yang mempunyai resiko kerusakan tinggi.
Untuk meningkatkan keselamatan kapal tentunya purba jaga terhadap bahaya
harus selalu diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Membersihkan/ mencuci/ menyingkirkan majun, pakaian dan barang lain
yang berminyak
b. Tidak meletakan barang yang mudah terbakar dekat pemanas/ lampu/ api
c. Tidak merokok di tempat kerja/ sembarang tempat, tidak membuang
puntung /sampah sebarangan, sampah segera dikosongkan.
d. Peralatan listrik yang rusak segera diperbaiki
e. Pengecekan secara berkala peralatan pek dan sist fire fighting
f. Latihan PEK secara kontinyu, serius dan sesuai dengan prosedur yang
benar
g. Penempatan barang tidak menghalangi/ mengganggu operasional peralatan
PEK
h. Label-label tanda lokasi, tanda resiko dan tanda kontrol NBCD dipelihara
dengan baik
i. Peralatan komunikasi dipelihara dengan baik
j. Got-got selalu dalam keadaan kering
k. Saringan lemak dari penggorengan di dapur selalu dibersihkan
l. Periksa kondisi kabel listrik lepas/ terkelupas/ kendor terutama yang
bertegangan/ arus tinggi
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
59
2. KESELAMATAN KERJA DI KAPAL
a Keselamatan Kerja Pengelasan
1) Yakinkan peralatan yang digunakan aman (las listrik ikatan kabel
kencang, las karbit-tabung acethelyn tidak bocor)
2) Lokasi aman dari barang mudah terbakar
3) Siapkan pemadam co2 serbuk abc
4) Pelaksana terampil dengan peralatan yang benar (kaca mata las,
sarung tangan kulit, berseptu lars, pelindung badan)
5) Hindari melihat dengan mata telanjang
6) Sistim ventilasi baik
b. Keselamatan Kerja Terhadap Bahaya Listrik
1) Beri tanda bahaya pada aliran tegangan tinggi
2) Menggunakan bahan isolatif
3) Menguasai pengoperasian peralatan listrik
4) Tidak ada hubungan singkat
5) Untuk melepas/ memasang fuse melalui mati
c. Keselamatan Kerja Penyelaman
1) Siapkan peralatan & perlengkapan selam dengan baik
2) Kibarkan bendera isyarat penyelaman
3) Motor Pokok dan as propeller dalam kondisi stop
4) Pancaran Sonar off
5) Siapkan sekoci sewaktu-waktu digunakan
6) Tim kesehatan siap dengan peralatannya
7) Tidak ada kendaraan air yang lewat dengan kecepatan tinggi
8) Tidak ada kapal yang akan merapat
9) Seorang pemegang tali pengaman untuk dapat tanda bahaya dari
penyelam
10) Seorang pengamat di tempat tinggi untuk jaga dari serangan hiu
11) Tidak buang sampah, minyak atau lensen
12) Pelampung / swemvest standby
13) Satu orang sbg penyelam cadangan stand by
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
60
14) Botol angin/ compressor supply udara diperiksa setiap saat
d. Keselamatan Kerja Terhadap Pancaran Gelombang Elektro Magnetik
1) Sebelum menghidupkan radar, pasang tanda peringatan sekitar radar
”awas pancaran radar”, diprayen (diumumkan)
2) Dilarang pancarkan laser LIOD pada saat kapal sandar/ tender
dengan kapal lain/ personil dengan radius < 500m
3) Dilarang berada disekitar pancaran radar, seperti dicerobong, deck
isyarat, dll
4) Pada saat perbaikan antena, Man Aloft Swicth harus diputus.
5) Buat Hazard zone pada daerah antena, sesuai msds peralatan.
3. PENEMPATAN BARANG BERBAHAYA
Barang-barang berbahaya yang berada di kapal (KRI) dapat dibagi menurut
wujudnya
a. Benda padat : Senjata, peluru, roket, dll
b. Benda cair : bahan explosif, mudah terbakar, beracun, korosif.
c. Gas: acythelene, BCF, halon, LPG, dll
4. TINDAKAN PENGAMANAN DI GUDANG AMONISI
a. Dilarang merokok di gudang amonisi
b. Dilarang menempatkan barang lain yang mudah terbakar
c. Lakukan pengecekan gudang minimal 2x sehari.
d. Periksa suhu, humidity, serta hindari genangan air di gudang
e. Dilarang mengelas digudang yang berisi amonisi
f. Selesai kerja, lampu-lampu dimatikan dan pintu dikunci
g. Pakaian pekerja yg aman, bersepatu tidak licin
h. Pekerja harus tahu sifat dan karateristik amonisi
i. Setiap amonisi di tempel msds nya.
5. PENGAMANAN GUDANG TORPEDO/ BAHAN EXPLOSIF
a. Pengamanan Gudang Torpedo
1) Seperti pengamanan gudang amonisi
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
61
2) Indikator tekanan udara menunjukkan nol kecuali ada perintah lain.
b. Pengamanan Bahan Explosif /Mudah Terbakar
1) Ruang cukup ventilasi, temp. suhu kamar
2) Tempatkan sesuai kelompok/ rak
3) Pasang label tanda berbahaya dan dilarang merokok
4) Ground listrik harus baik
6. PENGAMANAN TEHADAP BAHAN GAS/ BONGKAR MUAT LOGCA/ AMONISI
a. Pengamanan gas, acythilene, bcf, hallon, dsb
1) Periksa dan hindari kebocoran
2) Gantungkan label tanda berbahaya
3) Simpan ditempat terbuka
4) Gantungkan msds
b. Pengamanan Bongkar Muat Logca / Amo
1) Laksanakan sesuai msds
2) Hindari api dan benturan yang timbulkan api
3) Dilarang melaksanakan pekerjaan yg menimbulkan api (las, skrap,
ketok, dll)
4) Dilarang bongkar muat pd cuaca buruk
5) Laporkan segera bila keadaan tidak aman
6) Tim pek ( penyelamatan kapal) dan p3k harus stand by
7) Bm logca dilarang disimpan dg amo dalam satu ruang
7. P3K
Pengertian P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah pertolongan
pertama yang diberikan kepada orang yang mendapatkan kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan medis / para medis atau rumah sakit.
P3K harus segera diberikan dengan cara memenuhi persyaratan dimana
saja, bila mungkin ditempat kejadian dengan syarat bahwa lokasinya tidak
membahayakan bagi penderita atau penolong.
Tujuan P3K adalah :
a. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernapasan dan
menghentikan pendarahan.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
62
b. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah.
c. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban..
d. Mencegah terjadinya komplikasi seperti :kerusakan jaringan lebih luas akibat
patah tulang karena salah angkat.
e. Mencegah bahaya akibat infeksi.
f. Meringankan penderitaan bagi si korban.
g. Melindungi korban dari bahaya lain yang mengancam.
Syarat-syarat penolong harus mempunyai pengetahuan tentang
keterampilan P3K untuk itu perlu :
a. Mempelajari dasar-dasar pengetahuan dan ilmu P3K.
b. Mengikuti latihan P3K berulang kali dan teratur.
c. Dapat menggunakan alat yang ada disekitar tempat kejadian sebagai bahan
penolong.
Sikap seorang penolong adalah :
a. Tidak boleh panik harus sabar dan tenang.
b. Waspada akan keadaan disekitar tempat kejadian.
c. Selalu waspada akan keadaan si korban.
d. Dapat menenangkan si penderita.
e. Melaporkan setelah selesai memberikan pertologan dengan cara :
1) Mencatat identitas koraban..
2) Mencata waktu dan tempat kejadian
3) Mencatat pertolongan yang telah diberikan.
8. DASAR-DASAR MELAKUKAN P3K
a. Bertindak cepat tepat dan tidak panik.
b. Menguasai teknik-teknik :
1) Melakukan napas buatan (mulut ke mulut, mulut ke hidung).
2) Melakukan pijat jantung.
3) Menghentikan pendarahan.
4) Mengobservasi vital sign penderita :
a) Tensi S 100 – 140 / D 70 – 95 mmHg
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
63
b) Denyut nadi = denyut jantung Normal 60 – 90 X / menit.
c) Frekuensi pernapasan 16 – 22 X / menit.
d) Suhu badan 36 – 37 o C.
5) Transportasi penderita.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
64
LATIHAN
1. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Bahaya Listrik.
2. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Penyelaman
3. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Pancaran Gelombang Elektro
Magnetik
4. Di KRI ada gudang AMONISI bagaimana cara pengamanan gudang tersebut?
5. Dalam Penugasan di KRI ada kegiatan Bongkar muat Logca ( Logistik Cair ) atau
Amonisi, apa yang Kadet lakukan untuk Keselamtan tersebut?
6. Apa ari dari P3K ? jelaskan.
7. Sebutkan tujuan P3K
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
65
JAWABAN
1. Keselamatan Terhadap Bahaya Listrik
a. Beri tanda bahaya pada aliran tegangan tinggi
b. Menggunakan bahan isolatif
c. Menguasai pengoperasian peralatan listrik
d. Tidak ada hubungan singkat
e. Untuk melepas/ memasang fuse melalui ma
2. Keselamatan Kerja Penyelaman
a. Siapkan peralatan & perlengkapan selam dengan baik
b. Kibarkan bendera isyarat penyelaman
c. Motor Pokok dan as propeller dalam kondisi stop
d. Pancaran Sonar off
e. Siapkan sekoci sewaktu-waktu digunakan
f. Tim kesehatan siap dengan peralatannya
g. Tidak ada kendaraan air yang lewat dengan kecepatan tinggi
h. Tidak ada kapal yang akan merapat
i. Seorang pemegang tali pengaman untuk dapat tanda bahaya dari
penyelam
j. Seorang pengamat di tempat tinggi untuk jaga dari serangan hiu
k. Tidak buang sampah, minyak atau lensen
l. Pelampung / swemvest standby
m. Satu orang sbg penyelam cadangan stand by
n. Botol angin/ compressor supply udara diperiksa setiap saat
3. Keselamatan Kerja Terhadap Pancaran Gelombang Elektro Magnetik
a. Sebelum menghidupkan radar, pasang tanda peringatan sekitar radar
”awas pancaran radar”, diprayen (diumumkan)
b. Dilarang pancarkan laser LIOD pada saat kapal sandar/ tender
dengan kapal lain/ personil dengan radius < 500m
c. Dilarang berada disekitar pancaran radar, seperti dicerobong, deck
isyarat, dll
d. Pada saat perbaikan antena, Man Aloft Swicth harus diputus.
e. Buat Hazard zone pada daerah antena, sesuai msds peralatan
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
66
4. TINDAKAN PENGAMANAN DI GUDANG AMONISI
a. Dilarang merokok di gudang amonisi
b. Dilarang menempatkan barang lain yang mudah terbakar
c. Lakukan pengecekan gudang minimal 2x sehari.
d. Periksa suhu, humidity, serta hindari genangan air di gudang
e. Dilarang mengelas digudang yang berisi amonisi
f. Selesai kerja, lampu-lampu dimatikan dan pintu dikunci
g. Pakaian pekerja yg aman, bersepatu tidak licin
h. Pekerja harus tahu sifat dan karateristik amonisi
i. Setiap amonisi di tempel msds nya.
5. Pengamanan Bongkar Muat Logca / Amo
a. Laksanakan sesuai msds
b. Hindari api dan benturan yang timbulkan api
c. Dilarang melaksanakan pekerjaan yg menimbulkan api (las, skrap,
ketok, dll)
d. Dilarang bongkar muat pd cuaca buruk
e. Laporkan segera bila keadaan tidak aman
f. Tim pek ( penyelamatan kapal) dan p3k harus stand by
g. Bm logca dilarang disimpan dg amo dalam satu ruang
6. Pengertian P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah pertolongan
pertama yang diberikan kepada orang yang mendapatkan kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan medis / para medis atau rumah sakit.
7. Tujuan P3K adalah :
a. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernapasan dan
menghentikan pendarahan.
b. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah.
c. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban..
d. Mencegah terjadinya komplikasi seperti :kerusakan jaringan lebih luas
akibat patah tulang karena salah angkat.
e. Mencegah bahaya akibat infeksi.
f. Meringankan penderitaan bagi si korban.
g. Melindungi korban dari bahaya lain yang mengancam.

More Related Content

What's hot

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjagetris gean
 
Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Irjan Kusuma Ian
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarCratos27
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaAhmad Faozi
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaYayan Yanuar Rahman
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaPPGhybrid3
 
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimiaBenny Benny
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan KerjaRuang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan KerjaLady Perry Pasaribu
 
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAPENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAHarsono Putro
 
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiPengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiSyamsul Arifin
 
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)Sylvester Saragih
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Shelly Intan Permatasari
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 

What's hot (19)

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 
Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitar
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
 
Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel   Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan KerjaRuang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup Kesehatah, Keamanan, dan Keselamatan Kerja
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAPENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PENGANTAR KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
 
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiPengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
Bab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 PendahuluanBab I K3 Pendahuluan
Bab I K3 Pendahuluan
 
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)
Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
 
8.program k3
8.program k38.program k3
8.program k3
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 

Similar to KESELAMATAN KERJA

Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...JuntanTampubolon
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaDendy Maulana Septiyadi
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfVicqeenWidi
 
Buku k3 a5
Buku k3 a5Buku k3 a5
Buku k3 a5Abdul YD
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxMamas Jowo
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3babeaja
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxLerPe1
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptNurrahma448559
 
Uu & k3 pertambangan 2011
Uu & k3 pertambangan 2011Uu & k3 pertambangan 2011
Uu & k3 pertambangan 2011irfaaaaaaaaaaan
 
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02hanu suwardi
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhSitiFauriah
 
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfBahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfafri7
 

Similar to KESELAMATAN KERJA (20)

Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
Power Point Dasar - Dasar Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja...
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
 
K-3.ppt
K-3.pptK-3.ppt
K-3.ppt
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdf
 
Buku k3 a5
Buku k3 a5Buku k3 a5
Buku k3 a5
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptx
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
 
Uu & k3 pertambangan 2011
Uu & k3 pertambangan 2011Uu & k3 pertambangan 2011
Uu & k3 pertambangan 2011
 
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02K3konstruksi 140102012015-phpapp02
K3konstruksi 140102012015-phpapp02
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lh
 
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfBahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
 

KESELAMATAN KERJA

  • 1. 95 KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL vi RENCANA PENGAJARAN 1. Judul : KESELAMATAN KERJA 2. Tujuan Pengajaran : Membekali kadet, diharapakan mampu memahami hakhak dan kewajiban antara pemberi tugas dan penerima tugas penggunaaan dan perawatan perlengkapan serta pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan, kecelakaan, pencegahan terhadap bahaya kecelakaan,peningkatan keselamatan kapal dan pertolongan pertama 3. Sasaran Pengajaran: Selesai mengikuti pelajaran ini, a. Kadet mampu menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemberi kerja (tugas) dan penerima kerja. b. Kadet mampu menjelaskan hak-hak yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja (tugas) dan penerima kerja. c. Kadet mampu menjelaskan syarat lingkungan kerja untuk mencegah timbulnya kecelakaan terhadap personil dan material. d. Kadet mampu menerapkan perlengkapan kerja untuk melindungi Diri sendiri maupun personil pada waktu penugasan nantinya. e. Kadet mampu menerapkan dalam keadaan darurat penyelamatan material (kapal). f. Kadet mampu menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan terhadap personil. 4. Lama pengajaran. a. Teori : 1 SKS atau 16 jam pelajaran tatap muka di kelas. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL vii b. Praktek : - 5. Daftar kebutuhan alins : Alat – alat peraga di gd Sapudi. 6. Daftar kebutuhan alongins : LCD, Komputer, papan tulis, PI. 7. Daftar Pustaka a Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Dr Sama’mur. P.K, M. Sc. Gunung Agung Jakarta, Maret 1981 b PDT keselamatan Kerja di kapal, Mabes TNI AL maret 1988. c Undang-undang no. 1 tahun 1970 d Juklak kasal no 22/ IV/ 2002 tanggal 26 juni 2002 e Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel, Drs. Daryanto Bina Adiaksara dan Rineka Cipta, 2007 KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 1 BAB I KESELAMATAN KERJA 1. SEJARAH KESELAMATAN KERJA. Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sejak tahun 1800-an. Ramuzzini (1633 – 1714) dikenal sebagai Bapak Pengobatan Kerja Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa, terutama di bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzinni adalah orang yang merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan pasien. Dengan kemajuan revolusi industri, permesinan, alat mekanikal, dan listrik telah
  • 2. menjadi bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar padanya. Penggunaan bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita gunakan sehari – hari. Tetapi, pembuatan dan pemakaian dari bahan–bahan ini bisa membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan resiko kebakaran. 2. PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA. Yang dimaksud keselamatan kerja adalah rangkaian usaha yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan personil dan kerugian materiil di dalam proses kerja serta untuk memberikan suasana kerja yang aman, tentram dan menyenangkan baik fisik, mental maupun social bagi segenap personel. Sekarang ini teknologi sudah lebih maju maka keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahanya dalam penerapan teknologi. Keselamatan kerja merupakan tugas seluruh personel yang berada dilingkungan pekerjaannya dan masyarakat pada umumnya. Untuk kepentingan umum dikehendaki supaya keselamatan dari pekerja-pekerja sedapat mungkin tidak terancam. Dalam suatu daur kegiatan manusia yang bekerja didalam. Terutama lingkungan kapal (KRI) akan terjadi saling keterkaitan antara manusia KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 2 (Anak Buah Kapal), material dan peralatan, pesawat-pesawat dan lain-lain yang berada di dalam kapal. Demikian pula dalam bidang produksi jasa selalu ada keterkaitan antara manusia dan material kerja. Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang jenis-jenis perlengkapan keselamatan kerja, penggunaan perlengkapan keselamatan kerja dan perawatan perlengkapan keselamatan kerja. Utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan perlengkapan keselamatan kerja ini telah tersetandar internasional dapat diterapkan dengan baik, sehingga wajib digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin. Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala, muka dan mata, pendengaran, badan hingga kaki telah disiapkan serta alat-alat pencegah tenggelam. Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari. Dengan berkembangnya industrialisasi dan teknologi makin meningkat pula resiko yang mengancam terhadap keselamatan manusianya ( awak sebagai bagian dari alat) dan materialnya. Akibat dari resiko tersebut, dapat dalam bentuk ringan dimana manusia dan atau alat tersebut dapat dipulihkan kembali fungsinya. Dapat juga dalam bentuk sedang berat dimana manusia dan atau alat tersebut akan kehilangan salah satu atau beberapa komponennya tetapi masih dapat berfungsi meskipun tidak sepenuhnya. Tingkat akibat yang terakhir adalah yang fatal, dimana manusia dapat tewas atau lumpuh dan alat akan rusak. Hal ini perlu segera diambil tindakan pencegahan dengan jalan
  • 3. banyak memberikan penerangan-penerangan, gambar-gambar, peraturan-peraturan, dan undang-undang yang mengarur tentang keselamatan kerja. Penyelenggara dari keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja dan dilaksanakan dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya. Dalam menjaga keselamatan kerja dapat digolongkan sebagai berikut : a Personil (manusia yang bekerja) : 1) Menjaga disiplin kerja. 2) Pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur kerja khususnya yang berkaitan dengan resiko kecelakaaan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 3 3) Menyadari setiap keteledoran akan berakibat kecelakaan. 4) Setiap pekerja harus diberi rasa tanggung jawab sesuai bidang tugasnya. b Material (alat, pesawat dan sarana serta lingkungan) : 1) Ruang kerja harus dibuat sedemikian rupa agar pengguna merasa nyaman tinggal di ruangan tersebut. 2) Semua persyaratan dan prosedur operasi harus dilaksanakan : a) Tahap-tahap pemeliharaan. b) Tahap-tahap dan batas-batas aman pengoperasian. 3) Ruang kerja harus dilengkapi gambar-gambar tentang keamanan kerja dan petunjuk-petunjuk lain yang mengingatkan pengguna agar waspada terhadap semua bentuk bahaya dan akibatnya. Kita harus melaksanakan keselamatan kerja, karena dimana saja, kapan saja, dan siapa saja manusia normal, tidak mengiginkan terjadinya kecelakaan terhadap dirinya yang berakibat fatal. Akibat dari kecelakaan kerja itu sendiri menyangkut hal berikut : a. Kerugian bagi instansi 1) Hilangnya waktu kerja si korban dan rekan-rekan yang menolong sehingga menghambat kelancaran program. 2) Mencari pengganti atau melatih tenaga baru. 3) Mengganti/ memperbaikai mesin yang rusak. 4) Kemunduran mental para pekerja lain. b. Kerugian bagi korban. Kerugian yang paling fatal bagi korban adalah jika kecelakaan itu sampai cacat meninggal duni, ini berarti hilangnya mata pencarian nafkah bagi keluarga dan hilanya kasih sayang oranf tua terhadap putra-putrinya. Para pekerja harus diberi tanggung jawab agar dalam melaksanakan pekerjaannya selalu berhati-hati, maka dikeluarkan ketentuan, peraturan-peraturan dan undang- undang keselamatan kerja. a. Ketentuan tersebut 1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 4 2) Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran. 3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. 4) Memberi kesempatan atau dapat menyelamatkan diri pada waktu terjadi kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya. 5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
  • 4. 6) Memberikan alat perlindungan kecelakaan kepada para pekerja. 7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, gas, radiasi getaran dan suara. 8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat. 9) Mengusahakan penerangan, suhu dan predaran yang cukup. 10) Mencegah bahaya aliran lintrik, serta memelihara listrik, serta memelihara listrik tetap aman, menjaga kebersihan kesehatan dan ketertiban. b. Tujuan. 1) Melindungi hak keselamatannya tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. 2) Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. 3) Memelihara dan menggunakan alat kerja (material) sebagai sumber produksi secara aman dan efisien. c. Keselamatan kerja dan perlindungan tenaga kerja meliputi : 1) Perlindungan keselamatan jasmani : a) Papan. b) Sandang. c) Pangan dan sebagainya. 2) Perlindungan pemeliharaan moral : a) Penghargaan b) Kedudukan. c) Kehormatan dan sebagainya. d. Contoh. Bila sebuah instansi perusahan akan menerima tenaga baru maka KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 5 1) Pimpinan wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : a) Kondisi dan bahaya yang timbul dalam tempat kerja. b) Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya. c) Alat-alat perlindungan dari bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d) Cara dan bersikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. 2) Pimpinan dapat menerima tenaga kerja baru setelah memahami syarat-syarat di atas. 3) Pimpinan wajib melaksanakan/ menyelenggarakan pembinaan pencegahan kecelakaan, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, serta P-3K. 4) Pimpinan diwajibkan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang berlaku dalam usaha dan tempat kerja yang dijalankan. 3. DASAR HUKUM KESELAMATAN KERJA. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian pemerintah sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja para pekerja dan pada gilirannya pada kinerja dari perusahaan/ organisasi. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu pemerintah mengeluarkan dasar hukum untuk melindungi warganya terhadap keselamatan kerja, diantaranya adalah: a. UUD 1945, pada pasal 27 ayat 2 berbunyi “Setiap Warga negara berhak
  • 5. atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pernyataan ini dimaksudkan adalah Layak bagi kemanusiaan Manusiawi, Manusiawi kondisi kerja selamat dan sehat. b. UU No. 14 tahun 1969 : tentang Ketentuan Ketenaga kerjaan. Setiap tenaga kerja mendapat perlindungan atas : 1) Keselamatan KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 6 2) Kesehatan 3) Kesusilaan 4) Pemeliharaan Moral kerja 5) Perlakuan sesuai Martabat Manusia, dan 6) Moral Agama c. UU No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan kerja, Keselamatan kerja yang diatur dalam Undang-undang ini mencakup semua tempat kerja. Syarat Keselamatan kerja wajib dipatuhi untuk mengendalikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pada Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja terdiri dari XI bab dan 18 pasal : 1) Bab I (pasal 1) menjelaskan tentang istilah-istilah 2) Bab II (pasal 2) tentang ruang lingkup yang meliputi Keselamatan dan kesehatan kerja disemua tempat kerja baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara di wilayah Republik Indonesia. 3) Bab III (pasal 3 dan 4) mengenai syarat-syarat Keselamatan kerja 4) Bab IV (pasal 5 – 8) tentang pengawasan 5) Bab V (pasal 9) tentang pembinaan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) 6) Bab VI (pasal 10) tentang P2K3 (Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja) 7) Bab VII (pasal 11) tentang kecelakaan kerja 8) Bab VIII (pasal 12) tentang kewajiban dan hak tenaga kerja 9) Bab IX (pasal 13) tentang kewajiban bila memasuki tempat kerja 10) Bab X (pasal 14) tentang kewajiban pengurus 11) Bab XI (pasal 15 – 18) tentang ketentuan penutup d. Juklak Kasal nomor : 22/VI/2002, tanggal 26 juni 2002, tentang keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan TNI AL. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 7 LATIHAN 1. Apakah tujuan keselamatan kerja itu? Jelaskan . 2. Dasar hukum dari keselamatan kerja, sebutkan. 3. UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 berbunyi? KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 8 JAWABAN 1. Tujuan Keselamatan kerja untuk Mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya serta mengamankan mesin, pesawat, Instalasi, Alat Peralatan Kerja, bahan dan hasil Produksi.
  • 6. 2. Dasar Hukum dari Keselamatan Kerja : a. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 b. UU No 14 Tahun 1969 c. UU No 1 Tahun 1970 d. Juklak kasal No 22/ VI/ 2002 tanggal 26 Juni 2002 3. UUD 1945, pada pasal 27 ayat 2 berbunyi “Setiap Warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pernyataan ini dimaksudkan adalah Layak bagi kemanusiaan Manusiawi, Manusiawi kondisi kerja selamat dan sehat. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 9 BAB II PASAL – PASAL PENTING DALAM UNDANG – UNDANG KESELAMATAN KERJA 1. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA a. Bab III (Pasal 3). 1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. e) Memberi pertolongan pada kecelakaan. f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 10 p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang. q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. 2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
  • 7. b. Pasal 4. 1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknik dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. 2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tandatanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. 3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2) : dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syaratsyarat keselamatan tersebut. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 11 2. PENGAWASAN a. Bab IV (Pasal 5). 1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya. 2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan peraturan perundangan. b. Pasal 6. 1) Barangsiapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan permohonan banding kepada Panitia Banding. 2) Tata-cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas Panitia Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja. 3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi. c. Pasal 7. Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan. d. Pasal 8. 1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 12 2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
  • 8. pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. 3) Norma-norma mengenai pengujian keselamatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.. 3. PEMBINAAN. a. BAB V (Pasal 9). 1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya; b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya; c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan; d) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya. 2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas. 3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. 4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 13 4. PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. a. BAB VI (Pasal 10). 1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. 2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja. 5. KECELAKAAN. a. BAB VII (Pasal 11). 1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. 2) Tata-cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. 6. KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA. a. BAB VIII (Pasal 12). Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk : 1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja. 2) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
  • 9. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 14 3) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 4) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 5) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. 7. KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA. a. BAB IX (Pasal 13). Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. 8. KEWAJIBAN PENGURUS. a. BAB X (Pasal 14). Pengurus diwajibkan : 1) Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undangundang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; 2) Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 15 lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja; 3) Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. 9. KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP. a. BAB XI (Pasal 15). 1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan. 2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggitingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). 3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran. b. Pasal 16. Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di didalam satu tahun sesudah Undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan Undang-undang ini.
  • 10. c. Pasal 17. Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 16 keselamatan kerja yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetapi berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini. d. Pasal 18. Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 17 LATIHAN 1. Di pasal berapa yang menyebutkan kewajiban mentaati bila memasuki tempat kerja. 2. Apa bunyi dari Pasal 13. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 18 JAWABAN 1. BAB IX (Pasal 13). 2. Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 19 BAB III KECELAKAAN 1. KECELAKAAN. Kecelakaan diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan cedera terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda serta lingkungan kerja . Suatu kecelakaan terjadi karena ketidak sengaja, kejadian yang tidak diduga yang akan menyangkut atau menghalangi kemajuan pekerjaan yang sudah diatur. Suatu kecelakaan mungkin termasuk satu atau gabungan dari hal-hal berikut : a. Manusia cacat/ cidera adalah kemungkinan yang dihasilkan dari kecelakaan, pada umumnya hal ini dilaporkan dan benar-benar dapat dipercayai sebagai data keselamatan / keamanan untuk bahan penganalisa. b. Material, bila kecelakaan berhubungan dengan material, hal ini biasanya tidak dilaporkan sebagai kecelakaan kerja, umumnya ditutupi untuk menghindari kritik atau hukuman. c. Mesin, pada mesin jarang terjadi kecelakaan, kerusakan terbatas pada mesin sendiri. Kerusakan pada umumnya serius dan mahal. d. Perlengkapan hal ini termasuk dalam kecelakaan seperti peralatan kran, derek, ban berjalan, bangunan dan perlengkapan tambahan. e. Waktu, kehilangan waktu adalah sebagai hasil dari setiap kecelakaan, sekalipun tidak ada kerusakan sesuatu seperti itu di atas.
  • 11. 2. AKIBAT KECELAKAAN KERJA. Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan kerja adalah : a. Bagi karyawan dapat : 1) Kematian / cacat. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 20 2) Persoalan kejiwaan akibat cacat, kerusakan bentuk tubuh atau kehilangan harta. 3) Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan salah satu anggota keluarga. 4) Beban masa depan. b. Bagi perusahaan dapat berupa : 1) Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan. 2) Biaya ganti rugi yang harus dibayar. 3) Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja. 4) Biaya lembur. 5) Hilangnya kepercayaan masyarakat. 6) Penurunan produktivitas korban setelah bekerja nanti. c. Bagi masyarakat, dapat berupa : 1) Menimbulkan korban jiwa / cacat. 2) Kerusakan lingkungan. 3) Kerusakan harta. 3. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN. Penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusia mempunyai sifat-sifat antara lain : a. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman , dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbulkannya sehingga terjadi kecelakaan. b. Tidak mau, yang bersangkutan, walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja / peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya serta mampu atau dapat melakukannya, tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan. c. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman dan bahaya –bahaya yang mungkin ditimbulkannya, namun belum KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 21 mampu atau kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang fatal. Faktor penyebab timbulnya kecelakaan adalah: a. Manajemen 1) Penempatan personil pada pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuannya. 2) Tidak ada latihan dan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan secara langsung. 3) Tidak adanya petunjuk tata tertib kerja dan petunjuk keselamatan kerja. 4) Tidak ada pemberian kesejahteraan dan hubungan kerja sama yang baik antara Pimpinan dan Pelaksana. 5) Tidak terselenggarannya analisa jabatan dan uraian pekerjaan pada tiap kepala seksi.
  • 12. b. Pimpinan 1) Perintah terlalu cepat sehingga kurang dimengerti oleh tenaga kerja yang melaksanakan. 2) Tidak memiliki sifat-sifat leadership/ kepemimpinan yang baik. c. Tenaga kerja / bawahan. 1) Kurang menguasai dalam bidang pekerjaannya. 2) Kurang mengerti bentuk apa perintah yang diterimanya. 3) Menderita kelelahan fisik (capek). 4) Menderita kelelahan mental. d. Kondisi lingkungan 1) Sirkulasi udara segar yang masuk dalam ruangan kerja sangat kurang 2) Suhu ruang kerja sangat tinggi/ kurang fentilasi. 3) Ruang kerja yang tidak teratur (acak-acakan) KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 22 4) Ruang kerja yang bising dan bergetar dapat merusak sistim syaraf manusia. 4. USAHA-USAHA PENCEGAHAN KECELAKAAN a. Analisa kecelakaan 1) Catat urutan kegiatan/ sesuai prosedur serta hambatan-hambatan yang dihadapi. 2) Rencanakan susunan urutan kegiatan baru yang dipandang perlu. 3) Membandingkan urutan kegiatan lama dengan yang baru. b. Pencegahan kecelakaan dari segi pembinaan peralatan. 1) Mesin-mesin produksi dalam keadaan siap pakai. 2) Proses produksi harus lancer serta keamanan terjamin. c. Segi pembinaan personil. 1) Beritahukan hasil kerjanya dan beri pengarahan. 2) Berikan penghargaan bila perlu. 3) Gunakan kemampuan tenaga kerja sebaik-baiknya. 4) Usahakan kesetiaan dan kerja sama yang baik d. Segi perbaikan lingkungan kerja. 1) Mengalirkan udara segar yang cukup kedalam ruang kerja. 2) Memberikan cahaya penerangan yang cukup. 3) Menciptakan tata warna yang menarik pada peralatan yang dihadapi. 4) Memberikan alunan suara music sebagai pengiring kerja. 5) Usahakan ruang kerja selalu bersih. 6) Hindarkan pancaran sinar yang membahayakan. e. Penegakan disiplin 1) Letakan mesin-mesin secara berurutan menurut tahapan proses produksi. 2) Tersedianya pintu umum dan pintu darurat 3) Tersedianya alat pelindung diri bagi tenaga kerja KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 23 4) Tersedianya poster dan petunjuk kerja yang benar dalam ruang kerja 5) Mematuhi peraturan tertulis yang dipasang dalam ruang kerja. 5. KONDISI KERJA YANG BAIK Untuk mencapai kondisi keselamatan kerja yang baik, selalu akan didasarkan pada prinsip-prinsip, bahwa pada dasarnya manusia dengan dilandasi
  • 13. pikiran, pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan mental yang baik untuk melayani kepentingan manusia, pekerjaan dan negara dalam pencapaian keamanan. Di dalam menangani suatu kondisi keselamatan kerja suatu badan/organisasi, maka diperlukan langkah-langkah untuk pencapaian perbaikannya sebagai berikut: a. Organisasi, disini ditinjau dari segi pimpinan, pelaksana dan managemen yang mendukung. b. Penemuan fakta, disini digambarkan kembali hasil dari pencatatan yang dihasilkan dengan 2 cara: 1) Dengan survey, inspeksi dan observasi. 2) Dengan pemeriksaan atau penyelidikan c. Analisa yang diambil dari jenis kasus, hal ini dapat dilihat dari: 1) Frekuensi, kejadian dan lokasinya 2) Jenis kecelakaan, pengoprasian, alat perlengkapan atau hambatannya d. Pemilihan dan perbaikan Hasilnya adalah berdasarkan keyakinan dan keputusan, hal ini akan berupa instruksi: 1) Pengaturan penempatan personil 2) Disiplin sebagai pilihan terakhir e. Penerapan dari perbaikan Hal ini akan dilaksanakan sepervisi yang menyangkuit 2 bidang kegiatan: 1) Pendidikan dan latihan 2) Peralatan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 24 6. PERBAIKAN KONDISI KESELAMATAN KERJA. Dalam memperbaiki dari kondisi keselamatan kerja sering dilakukan dengan program “ 3 E “. a. Engineering, yaitu pemberian pengetahuan tentang peralatan yang dipegang/ ditangani. b. Education, diberikan pendidikan dan latihan-latihan yang baik dan tepat tentang keselamatan kerja. c. Enforcement, dorongan dari pimpinan untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku atau untuk badan tersebut dilakukan inspeksi oleh pimpinan yang lebih tinggi. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 25 LATIHAN 1. Apakah arti kecelakaan? 2. Faktor-faktor apa yang dapat menjadikan penyebab timbulnya kecelakaan. 3. Bagimana usaha-usaha untuk mencegah kecelakaan. 4. Kita mengenal program “ 3 E ” jelaskan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 26 JAWABAN 1. Kecelakaan diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan cedera terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda serta lingkungan kerja . 2. Faktor penyebab timbulnya kecelakaan adalah: a. Manajemen
  • 14. b. Pimpinan c. Tenaga kerja / bawahan. d. Kondisi lingkungan 3. usaha-usaha pencegahan kecelakaan a. Analisa kecelakaan b. Pencegahan kecelakaan dari segi pembinaan peralatan. c. Segi pembinaan personil. d. Segi perbaikan lingkungan kerja. e. Penegakan disiplin 4. Dalam memperbaiki dari kondisi keselamatan kerja sering dilakukan dengan program “ 3 E “. a. Engineering, yaitu pemberian pengetahuan tentang peralatan yang dipegang/ ditangani. b. Education, diberikan pendidikan dan latihan-latihan yang baik dan tepat tentang keselamatan kerja. c. Enforcement, dorongan dari pimpinan untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku atau untuk badan tersebut dilakukan inspeksi oleh pimpinan yang lebih tinggi. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 27 BAB IV PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 1. Jenis-jenis Perlengkapan a. Jenis-jenis Perlengkapan Keselamatan kerja Berdasarkan Undang-undang Keselamatan kerja No. 1 Tahun 1970, pasal 12b dan pasal 12c, bahwa tenaga kerja diwajibkan : 1). Memahami alat-alat perlindungan diri. 2). Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat Keselamatan kerja Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk Keselamatan dan kesehatan kerja dan wajib menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Dalam pasal 14 disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan secara cumacuma menyediakan semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah dan bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja tersebut. Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970 adalah : 1). Alat-alat pelindung batok kepala. 2). Alat-alat pelindung muka dan mata. 3). Alat-alat pelindung badan. 4). Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki. 5). Alat-alat pelindung pernafasan. 6). Alat-alat Pencegah jantung. 7). Alat-alat pelindung pendengaran. 8). Alat-alat pencegah tenggelam. b. Kegunaan Alat Keselamatan kerja Adapun jenis peralatan Keselamatan kerja beserta kegunaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 28
  • 15. NO Alat-alat Keselamatan Kegunaan bagi pemakai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Topi Keselamatan Topi penyemprot pasir. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala. Masker pelindung muka. Pelindung mata. Kaca mata las acytelin Kaca mata yang terbuat dari karet Peralatan pelindung dada. Topi ini berfungsi sebagai pelindung kepala dari bentukan dan terkena benda yang jatuh. Topi ini digunakan bagi pekerja pada pekerjaan penyemprotan dengan menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja yang bekerja membersihkan tangki bahan bakar pada kapal Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka dan mata dari percikan bunga api listrik. Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka, mata dan kepala dari percikan bunga api listrik. Masker ini dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan reaksi kimia. Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka dan mata Kaca mata ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las acyteline yang fungsinya adalah melindungi mata dari percikan bunga api. Kaca mata ini berfungsi untuk
  • 16. melindungi pekerja yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan debu. Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas dengan menggunakan las listrik dan las karbit. Fungsinya adalah untuk mencegah anggota badan terutama dada dari percikan bunga api. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 29 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Sarung tangan yang terbuat dari asbes. Sarung tangan yang terbuat dari kain Sarung tangan las Sepatu Keselamatan (Safety shoes) Jaring Keselamatan Pengeruk Sumbat telinga (Ear plug) Tutup telinga (Ear muff) Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya Alat Keselamatan ini digunakan untuk menghindari pekerja mengecat dan melakukan perawatan dan perbaikan pada permesinan Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas dengan menggunakan las listrik dan las karbit, fungsinya Adalah menghindari tangan dari percikan bunga api. Sepatu ini dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari terpleset dan terkena beban berat pada waktu melakukan pekerjaan. Jaring ini digunakan pada pekerja yang melaksanakan pekerjaan diatas mesin atau kapal yang beroperasi. Alat Keselamatan ini digunakan untuk menemukan orang yang jatuh terbenam dalam air, atau barangbarang
  • 17. yang terjatuh ke dalam air. Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari suara bising. Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari suara yang bernada tinggi dan keras. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 30 2 . Perawatan Peralatan Perawatan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya memperpanjang usia pakai dari peralatan keselamatan kerja. Adapun jenis perawatan yang dilakukan untuk setiap jenis peralatan keselamatan kerja dapat dilihat pada table dibawah ini, sebagai berikut : No Alat-alat keselamatan Jenis Perawatan 1. 2. 3. 4. 5. Topi keselamatan Topi penyemprot pasir. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala. Masker pelindung muka. - Membersihkan topi keselamatan tersebut setelah digunakan - Meletakkan pada tempatnya setelah topi keselamatan tersebut digunakan. - Hindari menempatkan topi keselamatan pada tempat yang berhubungan langsung dengan panas. - Membersihkan topi penyemprot pasir setelah digunakan. - Meletakkan pada tempatnya setelah digunakan. - Menjaga penempatan peralatan tersebut dari tempat yang aman sehingga tidak mudah hilang. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari terkena kotoran.
  • 18. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 31 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pelindung mata. Kaca mata las acytelin Kaca mata yang terbuat dari karet Peralatan pelindung dada. Sarung tangan yang terbuat dari asbes. Sarung tangan yang terbuat dari kain pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran. - Menghindari kaca pelindung mata dari terkena benda keras. - Menyimpan pelindung mata pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan pelindung mata. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran. - Menghindari kaca mata dari terkena solar. - Menyimpan kaca mata pada tempat yang aman. - Menjaga kaca mata karet dari
  • 19. terkena kotoran langsung. - Membersihkan permukaan kaca mata dari kotoran yang menempel. - Menjaga kebersihan peralatan pelindung dada. - Menyimpan pada tempat yang aman. - Menghindari peralatan pelindung dari terkena benda tajam. - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam. - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 32 12. 13. 14. 15. 16. 17. Sarung tangan las Sepatu Keselamatan (Safety shoes) Jaring Keselamatan Pengeruk Sumbat telinga (Ear plug) Tutup telinga (Ear muff) - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam. - Menyimpan sepatu keselamatan pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan sepatu pengaman. - Menghindari sepatu pengaman tersentuh panas secara langsung. - Menghindari jaring keselamatan tersentuh langsung dengan benda tajam - Menghindari jaring keselamatan tersentuh panas secara langsung. - Menyimpan alat pengeruk pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan alat pengeruk. - Menyimpan pada tempat yang
  • 20. aman. - Mencegah peralatan sumbat telinga (Ear plug) bersentuhan benda keras. - Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas secara langsung. - Menyimpan pada tempat yang aman. - Mencegah peralatan tutup (Ear muff) telinga bersentuhan benda keras. - Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas Peralatan-peralan dikapal memerlukan pemeliharaan agar dapat dipakai setiap saat. Tugas pemeliharaan kapal ini dilaksanakan oleh ABK (anak buah kapal) yang selain memerlukan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja dituntut pula mengerti masalah keselamatan dan usaha-usaha mencegah terjadinya kecelakaan sehingga tugas pemeliharaan tidak terhambat. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 33 Gambar Berbagai macam alat pelindung 3. PAKAIAN KERJA DAN TUJUANNYA Di luar jam kerja Anda boleh memilih baju sendiri yang pantas untuk diri sendiri. Akan tetapi sewaktu bekerja harus menggunakan pakaian kerja dan didesain secara khusus untuk keselamatan kerja. Pakaialah pakaian secara benar dengan perlengkapannya untuk melindungi diri dari kemungkinan yang merugikan. Berkenaan dengan pakaian kerja, berikut ini adalah yang harus diperhatikan sehingga tujuan memakai pakaian kerja tercapai yaitu keselamatan kerja. 1) Kencangkan pakaian yang tahan terhadap api, tutup rapat, jaga, dan kancingkan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 34 2) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. 3) Longgarkan lengan baju, tidak berkancing atau T-shirt atau pakaian berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin. 4) Kancingkan harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak/ penjaga dan sebagainya. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 35 Di samping masalah pakaian kerja juga harus diperhatikan karena berkaitan dengan keselamatan kerja di Kapal terutama Ruang Mesin. Berikut ini adalah permasalahan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja di Ruang Mesin : 1) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). 2) Sepatu usahakan bersol kuat atau besol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. 3) Perlindungan utama terhadap kebakaran dari perputaran panas, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat. 4) Jangan memakai cincin atau jam serta baju berlengan dalam bekerja.
  • 21. 5) Hindari tangan atau anggota tubuh yang lainnya tersangkut mesin yang sedang bergerak karena sangat berbahaya hingga Anda dapat kehilangan jari-jari. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 36 LATIHAN 1. Sebutkan jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970. 2. Sebutkan jenis-jenis kegunaan Alat Keselamatan kerja. 3. Bagaimana perawatan Alat Keselamatan Kerja tersebut. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 37 JAWABAN 1. Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan pasal 14 Undang-undang Keselamatan kerja N0.1 Tahun 1970 adalah : a. Alat-alat pelindung batok kepala. b.. Alat-alat pelindung muka dan mata. c.. Alat-alat pelindung badan. d. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki. e. Alat-alat pelindung pernafasan. f. Alat-alat Pencegah jantung. g. Alat-alat pelindung pendengaran. h. Alat-alat pencegah tenggelam. 2. Jenis-jenis Kegunaaan Alat Keselamatan Kerja a. Topi Keselamatan Topi ini berfungsi sebagai pelindung kepala dari bentukan dan terkena benda yang jatuh b. Topi penyemprot pasir. Topi ini digunakan bagi pekerja pada pekerjaan penyemprotan dengan menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja yang bekerja membersihkan tangki bahan bakar pada kapal c. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka dan mata dari percikan bunga api listrik. d. Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala. Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka, mata dan kepala dari percikan bunga api listrik. e. Masker pelindung muka. Masker ini dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan reaksi kimia. f. Pelindung mata. Masker ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik, fungsinya adalah melindungi muka dan mata g. Kaca mata las acytelin Kaca mata ini digunakan oleh pekerja yang menggunakan las acyteline yang fungsinya adalah melindungi mata dari percikan bunga api. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 38 h. Kaca mata yang terbuat dari karet Kaca mata ini berfungsi untuk melindungi pekerja yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan debu.
  • 22. i. Peralatan pelindung dada. Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas dengan menggunakan las listrik dan las karbit. Fungsinya adalah untuk mencegah anggota badan terutama dada dari percikan bunga api. j. Sarung tangan yang terbuat dari asbes. Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya k. Sarung tangan yang terbuat dari kain Alat Keselamatan ini digunakan untuk menghindari pekerja mengecat dan melakukan perawatan dan perbaikan pada permesinan l. Sarung tangan las Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas dengan menggunakan las listrik dan las karbit, fungsinya adalah menghindari tangan dari percikan bunga api. m. Sepatu Keselamatan (Safety shoes) Sepatu ini dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari terpleset dan terkena beban berat pada waktu melakukan pekerjaan. n. Jaring Keselamatan Jaring ini digunakan pada pekerja yang melaksanakan pekerjaan diatas mesin atau kapal yang beroperasi. o. Pengeruk Alat Keselamatan ini digunakan untuk menemukan orang yang jatuh terbenam dalam air, atau barang-barang yang terjatuh ke dalam air. p. Sumbat telinga (Ear plug) Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari suara bising. q. Tutup telinga (Ear muff) Alat Keselamatan ini digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari suara yang bernada tinggi dan keras. 3. Perawatan Alat Keselamatan Kerja a. Topi Keselamatan - Membersihkan topi keselamatantersebut setelah digunakan - Meletakkan pada tempatnya setelah topi keselamatan tersebut digunakan. - Hindari menempatkan topi keselamatan pada tempat yang berhubungan langsung dengan panas. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 39 b. Topi penyemprot pasir. - Membersihkan topi penyemprot pasir setelah digunakan. - Meletakkan pada tempatnya setelah digunakan. - Menjaga penempatan peralatan tersebut dari tempat yang aman sehingga tidak mudah hilang. c. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari terkena kotoran. d. Masker las yang di lengkapi dengan penutup kepala. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran. e. Masker pelindung muka.
  • 23. - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran f. Pelindung mata. - Menghindari kaca pelindung mata dari terkena benda keras. - Menyimpan pelindung mata pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan pelindung mata. g. Kaca mata las acytelin - Membersihkan masker las, setelah digunakan. - Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman. - Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras. - Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran. h. Kaca mata yang terbuat dari karet - Menghindari kaca mata dari terkena solar. - Menyimpan kaca mata pada tempat yang aman. - Menjaga kaca mata karet dari terkena kotoran langsung. - Membersihkan permukaan kaca mata dari kotoran yang menempel i. Peralatan pelindung dada. - Menjaga kebersihan peralatan pelindung dada. - Menyimpan pada tempat yang aman. - Menghindari peralatan pelindung dari terkena benda tajam. j. Sarung tangan yang terbuat dari asbes. - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 40 k. Sarung tangan yang terbuat dari kain - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam l. Sarung tangan las - Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman. - Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam. m. Sepatu Keselamatan (Safety shoes) - Menyimpan sepatu keselamatan pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan sepatu pengaman. - Menghindari sepatu pengaman tersentuh panas secara langsung. n. Jaring Keselamatan - Menghindari jaring keselamatan tersentuh langsung dengan benda tajam - Menghindari jaring keselamatan tersentuh panas secara langsung. o. Pengeruk - Menyimpan alat pengeruk pada tempat yang aman. - Menjaga kebersihan alat pengeruk. p. Sumbat telinga (Ear plug) - Menyimpan pada tempat yang aman. - Mencegah peralatan sumbat telinga (Ear plug) bersentuhan benda keras. - Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas secara langsung. q. Tutup telinga (Ear muff) - Menyimpan pada tempat yang aman. - Mencegah peralatan tutup (Ear muff) telinga bersentuhan benda keras. - Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas .
  • 24. . . . KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 41 BAB V KESELAMATAN KERJA DI KAPAL 1. KONDISI KERJA DI KAPAL. Kondisi kerja dikapal, dimana setiap saat akan selalu menghadapi bahaya, baik bahaya dari kondisi alam atau bahaya dari musuh (untuk kapal perang), juga lingkungan kerja di dalam kapal itu sendiri. Adapun bahaya yang akan timbul adalah a. Bahaya kecelakaan b. Bahaya tenggelam c. Bahaya kebakaran. d. Bahaya-bahaya lain dari lingkungan kerja. Dalam menghadapi bahaya-bahaya tersebut, maka di kapal selalu diadakan pengendalian keselamatan kapal. Dinas penyelamatan kapal merupakan bagian dari pengetahuan pengendalian keselamatan kapal yang bersifat tugas-tugas pemeliharaan kedalam yang selalu berkembang dan kini kita kenal sebagai tersebut di bawah ini : a. Umum 1) Lalu lintas. Termasuk disini diantaranya harus berjalan disebelah mana kalau berjalan ke haluan atau ke atas, dan berjalan di sebelah mana kalau ke buritan atau ke bawah. 2) Bahaya mendadak. Antara lain bagaimana pelaksanaanpelaksanaan dari peran tempur, kebakaran, tabrakan, meninggalkan kapal, orang jatuh ke laut, pertolongan kecelakaan disekitar kapal. b. Pengendalian kerusakan kapal. Membahas tentang organisasi DPK dan pengendalian kerusakan umum yang mengancam kapal akan tenggelam. c. Pemadam kebakaran. Pengendalian bahaya kebakaran dengan alatalat dan bahan-bahan pemadam yang sebaik-baiknya. d. Keamanan kerja. Bagaimana sebaiknya dan menjaga keselamatan di dalam keamanan. Keamanan umum dari amunisi, bahan bakar, KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 42 pesawat listrik, mesin-mesin, ruangan-ruangan tertutup, gas-gas tekan, alat dan pesawat gerak, kerja bagian bawah dan luar lambung kapal, lift dan tangga, pesawat terbang. 2. BAHAYA YANG DAPAT TERJADI a. Bahaya kebakaran. Bahaya kebakaran timbul pada : 1) Bagian- bagian kapal sendiri. 2) Muatan 3) Bahan bakarnya 4) Listrik a) Bagian-bagian kapal yang di buat dari bahan-bahan yang mudah terbakar (kayu, kain kasur). Di isyaratkan : kapal dan bagian-bagian sedapat mungkin di buat dari bahan yang tidak
  • 25. mudah terbakar. - Kapal dibagi dalam kompartemen-kompartemen oleh sekat-sekat yang dapat menghambat menjalarnya api. - Pada kapal bila ada alat-alat tidur, gordyn, dibuat dari campuran bahan-bahan lain seperti nylon (tidak 100% dibuat dari kayu). b) Setiap jenis muatan harus diketahui dengan jelas dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran. c) Bila bahan bakar disimpan pada tangki dalam maka kran pengeluaran harus dapat ditutup dari luar. Diatas tangki dalam tidak boleh ada ruangan akomodasi. d) Pemasangan instalasi Listrik harus menurut peraturan tertentu (demi keselamatan). e) Dari segi perlengkapan : Kapal harus diperlengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran yang sesuai. f) Geladak sekat : yaitu geladak tertinggi samapai dimana sekat kedap air terakhir. g) Kemungkinan terjadinya (jenis kebakaran) KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 43 1) Oleh zat padat 2) Oleh zat cair : bahan kimia, minyak 3) Oleh gas-gas 4) Oleh listrik h) Menurut golongannya kebakaran yaitu : 1) Kebakaran umum 2) Kebakaran minyak 3) Kebakaran gas-gas g) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran yaitu : 1) Jenis bahan yang dapat terbakar 2) Ada suhu yang dapat menyebabkan kebakaran yang tinggi. 3) Udara. Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang disebut : Segi Tiga Api. Pembakaran akan terjadi apabila memenuhi unsur-unsur mutlak yang terangkai dalam segitiga pembakaran yaitu: bahan bakar, Oksigen (O2), panas KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 44 (kalor). Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kebakaran terjadi akibat aksi berantai ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang. 1) Bahan bakar Umumnya semua benda yang ada dialam ini dapat terbakar dan diantara bahan-bahan tersebut ada beberapa bahan yang mudah terbakar antara lain: a) Benda padat sebagai contoh: kayu, kertas, plastik dll b) Benda cair sebagai contoh: bensin, spritus, minyak tanah dll c) Gas sebagai contoh : LPG dll. 2) Panas (kalor) Adalah salah satu penyebab adanya kebakaran, karena panas (kalor)
  • 26. mengalami perubahan temperatur pada titik tertentu hingga mencapai titik nyala. Pada suatu zat ataupun benda yang terbakar atau mengeluarkan uap karena benda tersebut diberi panas (kalor) yang dapat mempengaruhi terjadinya kebakaran antara lain: a) Sinar matahari b) Aliran listrik c) Bunga api listrik dan unsur listrik d) Panas yang berasal dari hasil kimia dan mekanis e) Kompresi udara Sumber panas (kalor) tersebut berpindah melalui 4 cara dalam perpindahan panas antara : a). Radiasi : Perpindahan panas dengan cara memancarkan panas kesegala arah. b) Konduksi : Perpindahan panas yang terjadi pada suatu media yang melalui perambatan poros dari media yang satu ke media yang lain. c) Konveksi : Perpindahan panas yang menyebab kan terjadinya perbedaan pada tekanan udara disekelilingnya d) Loncatan Bunga Api: Perpindahan yang terjadi antara energi panas dengan udara karena energi panas dan udara bertemu KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 45 sehingga terjadi letupan atau gesekan yang menyebabkan timbulnya letupan api. 3) Oksigen Oksigen ataupun O2 adalah merupakan bagian dari unsur-unsur pembakaran karena oksigen berada pada alam ataupun udara bebas maka oksigen sangat menentukan kadar dari pada keaktifan pembakaran. Dengan demikian diketahui, bahwa api terjadi dari tiga unsur yaitu bahan bakar, panas dan oksigen. Adanya nyala api adalah suatu reaksi berantai antara ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang. Apabila salah satu unsur tidak ada atau kadarnya kurang, maka tidak akan terjadi nyala api. Pembagian/ Penggolongan Api 1. Api kelas A Api kelas A terjadi dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti kayu, pakaian, kertas, dan bahan-bahan yang dipak. Gambar Kelas A Cara menanggulangi Memadamkan api kelas A ini paling efektif dengan menggunakan air atau pasir jika tidak berdekatan dengan aliran listrik. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 46 Gambar kebakaran kelas A 2. Api kelas B Api kelas ini berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti : petrol, minyak tanah, minyak pelumas, lilin, cat, tiner, pernis dan gas oline. Gambar Kelas B KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 47 Cara menaggulangi Memadamkan api kelas ini yang paling baik dan efektif dengan cara
  • 27. menggunakan pemadam kebakaran berisi CO2 atau dengan penekanan api untuk mengeluarkan oksigen. Perhatian. Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, karena akan menyebarkan cairan yang terbakar. 3. Api kelas C Api kelas ini bersal dari kebakaran yang diakibatkan oleh peralatan listrik, seperti motor listrik, generator, kabel-kabel, saklar, dan peralatan elektronik. Gambar Kelas C KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 48 Cara menanggulangi - Pada waktu nyala api kecil harus segera ditutup sumbernya. - Penyelimutan dan penekanan api untuk mengeluarkan oksigen adalah cara yang paling efektif dari pemadaman api kelas C. - Gunakan alat pemadam kebakaran jenis BCF (Bromochlorodifluoromethane), bahan kimia yang berbentuk tepung dan Carbon Dioksida (CO2). - Bila tidak berhasil, maka hanya petugas pemadam kebakaran khusus yang boleh menangani. Perhatian Petugas pemadam kebakaran harus menggunakan sebuah nonkonduktor dari elektrik untuk menghindari shock (kejutan listrik) dan lebih lanjut merusakkan peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan air atau alat pemadam dari busa. 3. PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MACAM-MACAM ALAT PEMADAM MODERN Alat pemadam kebakaran yang mudah dibawa-bawa biasanya baik sekali ditempatkan pada petunjuk api yang sesuai, di samping atau pada setiap alat KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 49 pemadam kebakaran harus dipertunjukkan instruksi cara penggunaannya juga menjelaskan jenis api yang bagaimana. Ada 5 dasar tipe dari alai pemadam kebakaran. a. Pemadam kebakaran berisi zat cair Tiga macam zat cair yang diisi pada alat pemadam kebakaran adalah sesuai untuk memadamkan api pada kelas A. 1). Variasi soda acid adalah suatu yang sederhana untuk menahan posisi yang benar, arahkan jet pada tempat duduk api dari posisi penyelamatan yang terdekat. Tipe ini beroperasi sampai kosong. SODA ACID Hanya kebakaran kelas A 2) Variasi tekanan gas, jika pengunci pen sudah dibuka maka gas tersebut akan beroperasi sampai kosong. GAS BERTEKANAN Hanya kebakaran kelas A KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 50 3) Variasi tekanan udara yang disimpan sebagai persediaan adalah pelatuk yang dioperasikan dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu dengan memindahkan pelatuk.
  • 28. UDARA BERTEKANAN Hanya kebakaran kelas A b. Alat pemadam kebakaran carbon dioksida (CO2) Alat ini berwarna merah dengan selang hitam, ukuran yang kecil mempunyai jarak 1,2 meter dan ukuran yang besar mempunyai jarak sampai dengan 3 meter. Alat ini diisi dengan karbon dioksida dan menjadi cair di bawah tekanan yang sangat tinggi dan sesuai dengan api kelas B dan C. Alat ini mempunyai suatu tanduk pembebasan untuk penyelamatan dan penggunaan yang efektif. Pembebasan pettama adalah cairan karbon dioksida yang dengan cepat menjadi cairan seperti gas. Pembebasan pertama menghasilkan dingin yang hebat, pengoperasian alat harus sepenuhnya dibuka, untuk mencegah pembekuan saluran keluar. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 51 KEBAKARAN KELAS B DAN C Contoh Penggunaan 1) Pembagian api meliputi elektronik dan peralatan laboratorium yang sulit. 2) Pembagian api yang kecil pada cairan yang mudah terbakar akan melepaskan kedua permukaan vertikal dan horizontal. 3) Gunakanlah sedapat mungkin dengan api. 4) Gerakkanlah selang penyemprot dari sisi ke sisi. 5) Majukanlah dengan perlahan-lahan sampai api padam. 6) Hati-hati dalam menggunakan karbon dioksida (CO2) ini karena bisa mengakibatkan mati lemas. 7) Bersihkanlah tempat yang telah dipakai dengan segera dan tukarkanlah udara untuk mengganti udara yang baru KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 52 KEBAKARAN KELAS C c. Pemadam dengan bromochlorodifluoromethane (BCF)/penguapan air Alat pemadam BCF mempunyai aplikasi yang luas dan bekerja sangat cepat serta melawan api yang menyala kembali dari suatu kebakaran yang telah dipadamkan. Pemadam kebakaran tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengandung racun dengan kadar sangat rendah sehingga sisa-sisa yang tertinggal tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi hahanbahan yang ada disekitarnya. Alat pemadam BCF khususnya berguna pada pesawat terbang, kendaraan dan instalasi-instalasi industri yang penting. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 53 d. Alat pemadam kebakaran dari busa Alat pemadam dari busa paling efektif digunakan untuk memadamkan api di dalam kaleng yang berisi cairan yang mudah terbakar (seperti cat) yang mempunyai panas dan bisa menyala lagi jika terkena oksigen. Alat ini mempunyai tanda tabungnya bercat biro dan busa yang digunakan untuk membentuk suatu selimut untuk menekan dan memadamkan api. Selimut busa yang tertinggal dalam posisi yang cukup lama masih bisa memadamkan nyala api yang tersisa. Untuk memadamkan cairan yang terbakar dalam sebuah drum arahkan busa pemadam ke arah atas api, sehingga menyebabkan busa mengalir dan menyebar ke seluruh permukaan cairan yang terbakar.
  • 29. e. Alat pemadam dari bubuk yang kering Alat pemadam ini diberi tanda dengan cat merah dan diberi sabuk (band) putih dan dilengkapi dengan kipas angin, alat ini diisi dengan bahan kimia Dry Powder yang disemprotkan oleh tekanan gas atau tekanan udara yang disimpan. Alat ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dap C. Ukuran yang kecil mempunyai jarak sampai 3 meter dan ukuran yang besar mempunyai jarak sampai dengan 6 meter. Alat pemadam kebakaran Dry Powder mempunyai suatu aksi penekanan yang sangat cepat untuk KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 54 memadamkan api. Kabut dari bahan kimia yang kering menjaga perlindungan operator dari panas. Bubuk yang kering paling efektif untuk memadamkan api pada area yang besar dari cairan yang terbakar, terutama sekali pada arus yang bebas tertumpah. 4. BAHAYA TENGGELAM Bahaya tenggelam pada kapal, bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : Tabrakan Kandas Kebocoran Keseimbangan (stabilitas ) kurang baik / Muatan berlebih. a Tabrakan : Tabrakan dapat terjadi karena cuaca buruk, misalnya kabut, angin kencang, arus dan sebagainya dapat menyebabkan kemudi kapal kuranga baik yang dapat menyebabkan akibat fatal yaitu tabrakan dan akhirnya kapal bisa tenggelam. b Kandas : Jika karena suatu kekeliruan dalam mengemudikan kapal (navigasi), maka kapal dapat kandas dan akhirnya juga dapat tenggelam. c Kebocoran: kapal yang bocor dapat disebabkan oleh plat kapal yang tipis atau menipis oleh karena korosi, sehingga dengan ombak yang besar atau sentuhan-sentuhan muatan kapal, plat mudah robek dan bocor. Seandainya kebocoran itu kecil mungkin masih dapat diatas dengan menutup kebocoran itu dan memompa air yang masuk kapal dengan pompa-pompa yang tersedia dikapal dan dapat terhindar bahaya tenggelam. d Keseimbangan (stabilitas) kurang baik/ muatan berlebih: bahaya ini yang sering terjadi, terutama terjadi pada kapal-kapal penumpang (ingin mengambil keuntungan yang besar) yang tidak mengindahkan keselamatan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 55 LATIHAN 1. Apa saja bahaya yang terjadi di kapal? 2. Menurut golongan kebakaran dibagi menjadi? 3. Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang disebut : Segi Tiga Api. Gambarkan dan Jelaskan? KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 56 JAWABAN : 1. Adapun bahaya yang akan timbul adalah
  • 30. a. Bahaya kecelakaan b. Bahaya tenggelam c. Bahaya kebakaran. d. Bahaya-bahaya lain dari lingkungan kerja. 2. Menurut golongannya kebakaran yaitu : a. Kebakaran umum b. Kebakaran minyak c. Kebakaran gas-gas 3 Reaksi tiga unsur digambarkan dalam suatu segitiga yang disebut : Segi Tiga Api. Pembakaran akan terjadi apabila memenuhi unsur-unsur mutlak yang terangkai dalam segitiga pembakaran yaitu: bahan bakar, Oksigen (O2), panas (kalor). Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kebakaran terjadi akibat aksi berantai ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang. 1) Bahan bakar Umumnya semua benda yang ada dialam ini dapat terbakar dan diantara bahan-bahan tersebut ada beberapa bahan yang mudah terbakar antara lain: a) Benda padat sebagai contoh: kayu, kertas, plastik dll b) Benda cair sebagai contoh: bensin, spritus, minyak tanah dll c) Gas sebagai contoh : LPG dll. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 57 2) Panas (kalor) Adalah salah satu penyebab adanya kebakaran, karena panas (kalor) mengalami perubahan temperatur pada titik tertentu hingga mencapai titik nyala. Pada suatu zat ataupun benda yang terbakar atau mengeluarkan uap karena benda tersebut diberi panas (kalor) yang dapat mempengaruhi terjadinya kebakaran antara lain: a) Sinar matahari b) Aliran listrik c) Bunga api listrik dan unsur listrik d) Panas yang berasal dari hasil kimia dan mekanis e) Kompresi udara Sumber panas (kalor) tersebut berpindah melalui 4 cara dalam perpindahan panas antara : a). Radiasi : Perpindahan panas dengan cara memancarkan panas kesegala arah. b) Konduksi : Perpindahan panas yang terjadi pada suatu media yang melalui perambatan poros dari media yang satu ke media yang lain. c) Konveksi : Perpindahan panas yang menyebab kan terjadinya perbedaan pada tekanan udara disekelilingnya d) Loncatan Bunga Api: Perpindahan yang terjadi antara energi panas dengan udara karena energi panas dan udara bertemu sehingga terjadi letupan atau gesekan yang menyebabkan timbulnya letupan api. 3) Oksigen Oksigen ataupun O2 adalah merupakan bagian dari unsur-unsur pembakaran karena oksigen berada pada alam ataupun udara bebas maka oksigen sangat menentukan kadar dari pada keaktifan pembakaran. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL
  • 31. 58 BAB VI UPAYA-UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN KAPAL DAN P3K 1. TINDAKAN PURBA JAGA SEHARI-HARI Untuk meningkatkan purba jaga sehari-hari tentunya ABK dengan divisi jaganya selalu meronda ronda dengan cermat setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh ABK atau oleh pihak ke 3 (rekanan) terutama pada pekerjaan pengelasan dekat barang mudah terbakar untuk menghindari bahaya kebakaran dan pekerjaan bawah garis air (BGA) untuk menghindari bahaya kebocoran. Sedangkan dalam pengerjaan yang perlu pengawasan yang ektra, perlu ditempatkan pengawas setiap pekerjaan yang mempunyai resiko kerusakan tinggi. Untuk meningkatkan keselamatan kapal tentunya purba jaga terhadap bahaya harus selalu diperhatikan, diantaranya adalah: a. Membersihkan/ mencuci/ menyingkirkan majun, pakaian dan barang lain yang berminyak b. Tidak meletakan barang yang mudah terbakar dekat pemanas/ lampu/ api c. Tidak merokok di tempat kerja/ sembarang tempat, tidak membuang puntung /sampah sebarangan, sampah segera dikosongkan. d. Peralatan listrik yang rusak segera diperbaiki e. Pengecekan secara berkala peralatan pek dan sist fire fighting f. Latihan PEK secara kontinyu, serius dan sesuai dengan prosedur yang benar g. Penempatan barang tidak menghalangi/ mengganggu operasional peralatan PEK h. Label-label tanda lokasi, tanda resiko dan tanda kontrol NBCD dipelihara dengan baik i. Peralatan komunikasi dipelihara dengan baik j. Got-got selalu dalam keadaan kering k. Saringan lemak dari penggorengan di dapur selalu dibersihkan l. Periksa kondisi kabel listrik lepas/ terkelupas/ kendor terutama yang bertegangan/ arus tinggi KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 59 2. KESELAMATAN KERJA DI KAPAL a Keselamatan Kerja Pengelasan 1) Yakinkan peralatan yang digunakan aman (las listrik ikatan kabel kencang, las karbit-tabung acethelyn tidak bocor) 2) Lokasi aman dari barang mudah terbakar 3) Siapkan pemadam co2 serbuk abc 4) Pelaksana terampil dengan peralatan yang benar (kaca mata las, sarung tangan kulit, berseptu lars, pelindung badan) 5) Hindari melihat dengan mata telanjang 6) Sistim ventilasi baik b. Keselamatan Kerja Terhadap Bahaya Listrik 1) Beri tanda bahaya pada aliran tegangan tinggi 2) Menggunakan bahan isolatif 3) Menguasai pengoperasian peralatan listrik 4) Tidak ada hubungan singkat 5) Untuk melepas/ memasang fuse melalui mati c. Keselamatan Kerja Penyelaman 1) Siapkan peralatan & perlengkapan selam dengan baik
  • 32. 2) Kibarkan bendera isyarat penyelaman 3) Motor Pokok dan as propeller dalam kondisi stop 4) Pancaran Sonar off 5) Siapkan sekoci sewaktu-waktu digunakan 6) Tim kesehatan siap dengan peralatannya 7) Tidak ada kendaraan air yang lewat dengan kecepatan tinggi 8) Tidak ada kapal yang akan merapat 9) Seorang pemegang tali pengaman untuk dapat tanda bahaya dari penyelam 10) Seorang pengamat di tempat tinggi untuk jaga dari serangan hiu 11) Tidak buang sampah, minyak atau lensen 12) Pelampung / swemvest standby 13) Satu orang sbg penyelam cadangan stand by KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 60 14) Botol angin/ compressor supply udara diperiksa setiap saat d. Keselamatan Kerja Terhadap Pancaran Gelombang Elektro Magnetik 1) Sebelum menghidupkan radar, pasang tanda peringatan sekitar radar ”awas pancaran radar”, diprayen (diumumkan) 2) Dilarang pancarkan laser LIOD pada saat kapal sandar/ tender dengan kapal lain/ personil dengan radius < 500m 3) Dilarang berada disekitar pancaran radar, seperti dicerobong, deck isyarat, dll 4) Pada saat perbaikan antena, Man Aloft Swicth harus diputus. 5) Buat Hazard zone pada daerah antena, sesuai msds peralatan. 3. PENEMPATAN BARANG BERBAHAYA Barang-barang berbahaya yang berada di kapal (KRI) dapat dibagi menurut wujudnya a. Benda padat : Senjata, peluru, roket, dll b. Benda cair : bahan explosif, mudah terbakar, beracun, korosif. c. Gas: acythelene, BCF, halon, LPG, dll 4. TINDAKAN PENGAMANAN DI GUDANG AMONISI a. Dilarang merokok di gudang amonisi b. Dilarang menempatkan barang lain yang mudah terbakar c. Lakukan pengecekan gudang minimal 2x sehari. d. Periksa suhu, humidity, serta hindari genangan air di gudang e. Dilarang mengelas digudang yang berisi amonisi f. Selesai kerja, lampu-lampu dimatikan dan pintu dikunci g. Pakaian pekerja yg aman, bersepatu tidak licin h. Pekerja harus tahu sifat dan karateristik amonisi i. Setiap amonisi di tempel msds nya. 5. PENGAMANAN GUDANG TORPEDO/ BAHAN EXPLOSIF a. Pengamanan Gudang Torpedo 1) Seperti pengamanan gudang amonisi KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 61 2) Indikator tekanan udara menunjukkan nol kecuali ada perintah lain. b. Pengamanan Bahan Explosif /Mudah Terbakar 1) Ruang cukup ventilasi, temp. suhu kamar 2) Tempatkan sesuai kelompok/ rak 3) Pasang label tanda berbahaya dan dilarang merokok
  • 33. 4) Ground listrik harus baik 6. PENGAMANAN TEHADAP BAHAN GAS/ BONGKAR MUAT LOGCA/ AMONISI a. Pengamanan gas, acythilene, bcf, hallon, dsb 1) Periksa dan hindari kebocoran 2) Gantungkan label tanda berbahaya 3) Simpan ditempat terbuka 4) Gantungkan msds b. Pengamanan Bongkar Muat Logca / Amo 1) Laksanakan sesuai msds 2) Hindari api dan benturan yang timbulkan api 3) Dilarang melaksanakan pekerjaan yg menimbulkan api (las, skrap, ketok, dll) 4) Dilarang bongkar muat pd cuaca buruk 5) Laporkan segera bila keadaan tidak aman 6) Tim pek ( penyelamatan kapal) dan p3k harus stand by 7) Bm logca dilarang disimpan dg amo dalam satu ruang 7. P3K Pengertian P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapatkan kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis / para medis atau rumah sakit. P3K harus segera diberikan dengan cara memenuhi persyaratan dimana saja, bila mungkin ditempat kejadian dengan syarat bahwa lokasinya tidak membahayakan bagi penderita atau penolong. Tujuan P3K adalah : a. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernapasan dan menghentikan pendarahan. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 62 b. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah. c. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban.. d. Mencegah terjadinya komplikasi seperti :kerusakan jaringan lebih luas akibat patah tulang karena salah angkat. e. Mencegah bahaya akibat infeksi. f. Meringankan penderitaan bagi si korban. g. Melindungi korban dari bahaya lain yang mengancam. Syarat-syarat penolong harus mempunyai pengetahuan tentang keterampilan P3K untuk itu perlu : a. Mempelajari dasar-dasar pengetahuan dan ilmu P3K. b. Mengikuti latihan P3K berulang kali dan teratur. c. Dapat menggunakan alat yang ada disekitar tempat kejadian sebagai bahan penolong. Sikap seorang penolong adalah : a. Tidak boleh panik harus sabar dan tenang. b. Waspada akan keadaan disekitar tempat kejadian. c. Selalu waspada akan keadaan si korban. d. Dapat menenangkan si penderita. e. Melaporkan setelah selesai memberikan pertologan dengan cara : 1) Mencatat identitas koraban.. 2) Mencata waktu dan tempat kejadian 3) Mencatat pertolongan yang telah diberikan. 8. DASAR-DASAR MELAKUKAN P3K a. Bertindak cepat tepat dan tidak panik.
  • 34. b. Menguasai teknik-teknik : 1) Melakukan napas buatan (mulut ke mulut, mulut ke hidung). 2) Melakukan pijat jantung. 3) Menghentikan pendarahan. 4) Mengobservasi vital sign penderita : a) Tensi S 100 – 140 / D 70 – 95 mmHg KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 63 b) Denyut nadi = denyut jantung Normal 60 – 90 X / menit. c) Frekuensi pernapasan 16 – 22 X / menit. d) Suhu badan 36 – 37 o C. 5) Transportasi penderita. KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 64 LATIHAN 1. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Bahaya Listrik. 2. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Penyelaman 3. Sebutkan upaya peningkatan Keselamatan terhadap Pancaran Gelombang Elektro Magnetik 4. Di KRI ada gudang AMONISI bagaimana cara pengamanan gudang tersebut? 5. Dalam Penugasan di KRI ada kegiatan Bongkar muat Logca ( Logistik Cair ) atau Amonisi, apa yang Kadet lakukan untuk Keselamtan tersebut? 6. Apa ari dari P3K ? jelaskan. 7. Sebutkan tujuan P3K KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 65 JAWABAN 1. Keselamatan Terhadap Bahaya Listrik a. Beri tanda bahaya pada aliran tegangan tinggi b. Menggunakan bahan isolatif c. Menguasai pengoperasian peralatan listrik d. Tidak ada hubungan singkat e. Untuk melepas/ memasang fuse melalui ma 2. Keselamatan Kerja Penyelaman a. Siapkan peralatan & perlengkapan selam dengan baik b. Kibarkan bendera isyarat penyelaman c. Motor Pokok dan as propeller dalam kondisi stop d. Pancaran Sonar off e. Siapkan sekoci sewaktu-waktu digunakan f. Tim kesehatan siap dengan peralatannya g. Tidak ada kendaraan air yang lewat dengan kecepatan tinggi h. Tidak ada kapal yang akan merapat i. Seorang pemegang tali pengaman untuk dapat tanda bahaya dari penyelam j. Seorang pengamat di tempat tinggi untuk jaga dari serangan hiu k. Tidak buang sampah, minyak atau lensen l. Pelampung / swemvest standby m. Satu orang sbg penyelam cadangan stand by n. Botol angin/ compressor supply udara diperiksa setiap saat 3. Keselamatan Kerja Terhadap Pancaran Gelombang Elektro Magnetik a. Sebelum menghidupkan radar, pasang tanda peringatan sekitar radar
  • 35. ”awas pancaran radar”, diprayen (diumumkan) b. Dilarang pancarkan laser LIOD pada saat kapal sandar/ tender dengan kapal lain/ personil dengan radius < 500m c. Dilarang berada disekitar pancaran radar, seperti dicerobong, deck isyarat, dll d. Pada saat perbaikan antena, Man Aloft Swicth harus diputus. e. Buat Hazard zone pada daerah antena, sesuai msds peralatan KONFIDENSIAL KONFIDENSIAL 66 4. TINDAKAN PENGAMANAN DI GUDANG AMONISI a. Dilarang merokok di gudang amonisi b. Dilarang menempatkan barang lain yang mudah terbakar c. Lakukan pengecekan gudang minimal 2x sehari. d. Periksa suhu, humidity, serta hindari genangan air di gudang e. Dilarang mengelas digudang yang berisi amonisi f. Selesai kerja, lampu-lampu dimatikan dan pintu dikunci g. Pakaian pekerja yg aman, bersepatu tidak licin h. Pekerja harus tahu sifat dan karateristik amonisi i. Setiap amonisi di tempel msds nya. 5. Pengamanan Bongkar Muat Logca / Amo a. Laksanakan sesuai msds b. Hindari api dan benturan yang timbulkan api c. Dilarang melaksanakan pekerjaan yg menimbulkan api (las, skrap, ketok, dll) d. Dilarang bongkar muat pd cuaca buruk e. Laporkan segera bila keadaan tidak aman f. Tim pek ( penyelamatan kapal) dan p3k harus stand by g. Bm logca dilarang disimpan dg amo dalam satu ruang 6. Pengertian P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapatkan kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis / para medis atau rumah sakit. 7. Tujuan P3K adalah : a. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernapasan dan menghentikan pendarahan. b. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah. c. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban.. d. Mencegah terjadinya komplikasi seperti :kerusakan jaringan lebih luas akibat patah tulang karena salah angkat. e. Mencegah bahaya akibat infeksi. f. Meringankan penderitaan bagi si korban. g. Melindungi korban dari bahaya lain yang mengancam.