Teks tersebut membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Ringkasannya adalah: (1) kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menciptakan perlindungan bagi pekerja, perusahaan, dan lingkungan, (2) ada berbagai kerugian akibat kecelakaan kerja yang perlu dihindari, dan (3) perusahaan perlu memberikan proteksi berupa asuransi dan jaminan keamanan bagi pekerjanya.
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
K3SEHATAN
1. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
TUGAS TERSTRUKTUR
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DOSEN PEMBIMBING: Drs. Raden Yusepha., SE, MM.
DISUSUN OLEH:
AGA TATO NOYA 1201200102
ARIF IRAWAN 1201200105
LILIANI 1201200116
RITA 1201200131
RIZALTRIYANDI 1201200132
SEMESTER IV
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA
SINGKAWANG
TAHUN AKADEMIK
2013/2014
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman
dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para
pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah,
sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja
dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan
psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian
rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia,
lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita
saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan
dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
3. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tentunya tidak ada seorang pun yang mau celaka. Tetapi resiko kecelakaan bisa
terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk di linkungan tempat kerja. Nah,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yg sering disingkat K3 adalah salah satu peraturan
pemerintah yang menjamin keselamatan dan kesehatan kita dalam bekerja. Jadi, tidak
ada salahnya kita mempelajari lebih jauh mengenai K3.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan
dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan
atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Setelah melihat pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu membicarakan
masalah keamanan fisik dari para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan
pihak.
4. 3
B. Tujuan dan Sasaran Kesehatan Keselamatan Kerja
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3
juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga
mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan
sebelumnya.
Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja.
Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja.
Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya.
Sasaran keselamatan kerja adalah:
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
Mencegah/ mengurangi kematian.
Mencegah/mengurangi cacat tetap.
Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat
kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi
lainnya.
Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan.
5. 4
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
Manusia (pekerja dan masyarakat)
Benda (alat, mesin, bangunan dll)
Lingkungan (tanah, air, udara)
C. Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut
dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es
sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan
kerja kerugian yang “tampak/terlihat” lebih kecil daripada kerugian keseluruhan.
Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban
kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-
material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut.
Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :
1. Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :
Biaya pengobatan & perawatan korban kecelakaan kerja.
Biaya kompensasi (yang tidak diasuransikan).
2. Biaya Tidak Langsung :
Kerusakan bangunan
Kerusakan alat dan mesin
Kerusakan produk dan
bahan/material
Gangguan dan terhentinya
produksi
Biaya administratif
Pengeluaran
sarana/prasarana darurat
Sewa mesin sementara
Waktu untuk investigasi
Pembayaran gaji untuk waktu
hilang
Biaya perekrutan dan pelatihan
Waktu untuk administrasi
Penurunan kemampuan tenaga
kerja yang kembali karena cedera
Kerugian bisnis dan nama baik
6. 5
D. Proteksi
Proteksi merupakan sistem perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk
imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh prusahan
kepada pekerja. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari sisi financial,
kesehatan, maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga pekerja dapat
beraktivitas dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan
nilai tambah perusahaan.
Pemberian proteksi diantara masing – masing karyawan dipengaruhi oleh berbagai
Faktor yaitu :
Responsibility (Tanggung Jawab)
o Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan,
semakin besar pula tanggung jawab yang diembannya. Sebagai contoh,
Seorang Manager Treasury atau Branch Manger pada Bank memiliki
tanggung jawab yang lebih tinggi dari pada Dealer yang bertugas di
Dealing Room. Oleh karena itu, tingkat proteksi yang diberikan oleh
perusahaan kepada Manager Treasury atau Branch Manager lebih tinggi
dari Dealer, Mislanya dari Kualitas tunjangan kesehatan.
Skill (Keahlian)
o Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan
karyawan yang memiliki keahlian khusus. Program proteksi yang
diterapkan kepada pekerja yang memiliki keahlian khusus akan lebih
tinggi dibangingkan dengan pekerja yang tidak memerlukan keahlian
khusus, misalnya pekerja administrasi.
Mental Effort (Kerja Otak / Mental)
Karyawan yang lebih mengandalkan kemapuan kerja otak atau mental,
misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan.
7. 6
Physical Effort (Kemampuan Fisik)
Karyawan yang lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya
satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan.
Work Condition (Kondisi Kerja)
Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering
kali berbeda. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin
tinggi program proteksi yang diterapkan.
Government Rule (Peraturan Pemerintah)
Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang
mengharuskan pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan
yang memadai bagi pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan
perusahaan memberikan perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi
tenaga kerja atu yang dikenal dengan jamsostek. Melalui jaminan asuransi
tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja yang mengalami kecelakaan selama
bekerja, atau yang sakti akan memperoleh santunan yang layak dari pihak
asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan perusahaan untuk
memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja.
Proteksi dapat berupa:
1. Pemberian Jaminan Asuransi
Resiko financial yang dihadapi oleh karyawan dan keluarga mereka dapat disebar
atau dibervarifikasi melalui lembaga asuransi. Apabila resiko yang ditanggung
tersebut benar– benar terjadi, maka perusahan asuransi akan memberikan jaminan
atau pertanggungan kepada pekerja sesuai dengan jumlah polis yang telah
disepakati.
Jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada karyawan antara lain :
8. 7
Asuransi Kesehatan
Asuransi Keseahtan dapat berbentuk asuransi kesehatan umum, asuransi mata,
asuransi gigi, dan asuransi kesehatan mental. Asuransi akan menanggung biaya–
biaya tersebut sampai dengan jumlah tertentu.
Asuransi kecelakaan
Asuransi medis membayar berupa biaya untuk pengobatan, kecelakaan, dan biaya
rawat inap di rumah sakit sampai pada batasan atau besarnya polis. Sebagai
tambahan, kebanyakan polis berisi daftar jaminan. Daftar ini menetapkan
penyakit, kecelakaan, atau biaya opname yang ditanggung dan berapa biaya yang
akan dibayar.
Asuransi Jiwa
asuransi jiwa hanya menganggung diri pribadi karyawan. Pemberian asuransi
jiwa akan dapat memberikan rasa aman bagi pekerja dalam bentuk proteksi
polis kepada keluarga karyawan apabila terjadi kecelakan kerja yang dapat
menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan mengalami cacat permanent
sehingga tidak dapat bekerja.
Asuransi pendidikan
Asuransi pendidikan akan menjamin pendidikan anak karyawan, apabila
ayah/ibu anak tersebut terjadi resiko sehingga tidak bisa membiayai
pendidikan, maka pihak asuransi akan membayarkan sejumlah dana untuk
pendidikan anak.
Asuransi bangunan dan kendaraan.
Asuransi bangunan atau kendaraan ditujukan untuk memproteksi asset berupa
bangunan atau kendaraan, apabila bangunan atau kendaraan tersebut
mengalami kerusakan atau kehancuran.
2. Jaminan Keamanan Karyawan
Disamping mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi, terdapat
program–program non-asuransi yang dapat memberikan jaminan keamanan
9. 8
kepada pekerja. Program ini dapat memberikan keuntungan bagi karyawan, baik
sebelum masa pensiun maupun pada saat pensuin. Program non-asuransi yang
dapat diadopsi oleh perusahaan adalah :
Jaminan Terhadap Pendapatan Atas Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan (baik karena PHK atau sebab lain) akan memberikan
dampak buruk bagi ekonomi rumah tangga karyawan. Dampak buruk ini dapat
diminimalisir dnegan menerapkan program jaminan pendapatan bagi pekerja.
Jaminan Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan untuk masa
tertentu. Pensiun merupakan salah satu program perusahaan dalam rangka
memberikan jaminan keamanan financial bagi karyawan yang sudak tidak
produktif.
Masa Persiapan Pensiun
Perusahaan umumnya menetapkan batas usia pensiun bagi karyawan. Umumnya,
karyawan akan pensiun dari perusahaan pada usia 55 tahun. Biasanya, sebelum
mencapai usia pensiun tersebut, perusahan melaksanakan program yang disebut
Masa Persiapan Pensiun.
Lembaga Dana Pensiun
Dalam rangka menjalankan program pensiun yang ditetapkan oleh perusahaan,
perusahaan dapat membentuk suatu lembaga yang mengurus pensiun karyawan,
yang sering disebut dengan Dana Pensiun.
E. Gangguan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan kerja
Baik aspek fisik maupun sosio-psikologis lingkungan dan jenis pekerjaan membawa
dampak kepada keselamtan dan kesehatan kerja sebagai berikut :
a. Kecelakaan–Kecelakaan Kerja
Perusahaan–perusahaan tertentu atau departemen tertentu cenderung
mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi dari pada lainnya.
Beberapa karakteristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut adalah:
10. 9
Kulitas Organisasi
Pekerja yang mudah celaka
Pekerja berperangai sadis
b. Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak sehat
Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian
akibat kematian dan kecelakaan ditempat kerja dan kerugian menderita
penyakit – penyakit yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan
c. Kehidupan Kerja Berkualitas Rendah
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah akan
menyebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi
minat–minat tertentu seperti rasa tanggung jawab, keinginan akan
pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri,
pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, keamanan, dan
kepastian.
d. Stress Pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan),
salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan–
aturan kerja yang sempit dan tekanan–tekanan yang tiada henti untuk
mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress
yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor.
Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja salah satu perusahaan konstruksi
asing, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan
oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. Sembrono dan tidak hati – hati
2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah
6. Peralatan yang sudah tidak memadai
11. 10
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa
dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak
aman.
F. Usaha-usaha pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar
para buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja,
yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun
mental.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-
faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja
3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh
secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
4. Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja
sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
5. Penggunaan pakaian pelindung
6. Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses
pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
7. Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan
dialirkan keluar.
8. Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau
tidak berbahaya sama sekali.
9. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai
dengan kebutuhan.
12. 11
G. Strategi Meningkatkan Kualitas Kerja
Bila penyebabnya sudah diidentifikasi, strategi–strategi dapat dikembangkan untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya – bahaya kerja. Untuk menentukan apakah
suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden,
kegawatan, dan frekuensi penyakit–penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah
strategi tersebut diberlakukan.
1. Memantau Tingkat Keselamtan Dan Kesehatan Kerja.
Mewajibkan perusahaan–perusahaan untuk menyimpan catatan insiden–insiden
kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga
mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit
tersebut
2. Tingkat Insiden.
Indeks keamanan industri adalah tingkat insiden yang menggambarkan jumlah
kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun.
3. Tingkat Frekuensi.
Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta
jam kerja bukan dalam tahunan seperti dalam tingkat insiden.
4. Tingkat Kegawatan.
Tingkat kegawatan menggambarkan jam kerja yang hilang karena kecelakaan
atau penyakit
5. Mengendalikan Kecelakaan.
Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja
barang kali adalah dengan merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga
kecelakan tidak akan terjadi.
6. Efektifitas.
Cara lain untuk meningkatakan keselamatan kerja adalah dengan membuat
pekerjaan itu sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan pengadaan peralatan atau mesin-mesin yang dapat
menunjang pekerjaan.
13. 12
KESIMPULAN
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan
kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang
juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari atau dapat diminimalisir. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu
keaharusan bagi perusahaan, agar para karyawan mendapatkan kenyamanan dan rasa
aman saat bekerja. Proteksi bisa berupa asuransi, alat-alat keselamatan kerja dan suasana
tempat kerja yang aman dan nyaman. selain itu juga penting untuk memberikan pelatihan
kepada karyawan untuk meningkatkan kualitas kerjanya sehingga para karyawan bekerja
secara lebih professional dan mencegah atau mengurangi resiko human error yang dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.