1. Vertical Integration
Strategy
Nama Mahasiswa :
• Agung Fitra Sandhi (NIM. 221022115025)
• Ahmad Tarmizi (NIM 221022115019)
• Alvis Anwar (NIM 221022115026)
PROGRAM DOKTOR STRATEJIK MANAJEMEN
Universitas Trisakti
Dosen : Prof. Ir Syamsir Abduh, PhD
95
2. Definisi
• Strategi integrasi terbagi ke dalam dua jenis, integrasi vertikal dan horizontal.
Integrasi vertikal mengkonsolidasikan beberapa bisnis di tahap rantai pasokan berbeda (pemasok dan
distributor) . Sedangkan, integrasi horizontal mengkonsolidasikan bisnis di rantai pasokan yang sama
(pesaing).
• Vertikal Integrasi Strategi adalah upaya untuk memperluas bisnis dengan masuk tahap lain dalam rantai
pasokan saat ini di bawah kepemilikan atau kendali sebuah perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan
masuk ke bisnis hilir atau bisnis hulu. Caranya mungkin melalui merger, akuisisi, atau pertumbuhan internal.
• Vertical Integration Strategy dilakukan melalui pendekatan bisnis di mana perusahaan memperluas
operasinya dengan mengakuisisi atau mengintegrasikan berbagai tahapan rantai pasokan dalam industri
yang sama.
3. • Infographic Style Landasan
Teori
• Porter (1991) Towards A Dynamic Theory of Strategy
menyatakan bahwa Competitive Advantage bisa dicapai
karena ada pengaruh dari penerapan strategi
organisasim salah satunnya dengan penerapan strategi
Vertical yang bisa membuat perusahaan menjadi lebih
baik (performed). Hal ini tertuang didalam konsep The
Five forces Competitive Strategies.
• Dalam hal ini Porter mengembangkan gagasan yang
dibuat oleh Penrose (1963) dalam The Theory of Growth
of The firm dan Andrews (1971) dalam The Concept of
Corporate Strategy
• Greer (1984) Vertical Interasi karena ada 2 motivasi
yaitu sebagai riset pengembangan baru (Innovation) dan
membuka pasar baru (sustainability)
Vertical Integration Strategy
4. 3 Tipe Vertical Integration
Strategy
Backward Integration
Melibatkan perusahaan mengakuisisi atau mengintegrasikan
bisnis yang berada pada tahapan lebih awal dalam rantai
pasokan. Contoh : Grup Salim denagn produk Indomie
membangun pabrik tepung bogasari
Forward Integration
Sebaliknya, forward integration melibatkan perusahaan
mengakuisisi atau mengintegrasikan bisnis yang berada pada
tahapan hilir dalam rantai pasokan, lebih dekat dengan
konsumen akhir. Contoh : Samsung, Apple, tidak hanya
sebagai produsen tetapi juga membuka gerai to
Balance Integration
menggunakan integrasi ke depan (hilir) dan ke belakang
(hulu) untuk mengkonsolidasikan rantai pasokan..
Contoh : Sampoerna dalam indudtri rokok, mengelola dari
hulu ke hilir dari perkebunan tembakau, pabrik sampai ke
penjualan
5. Keuntungan Vertical Integration
Backward integration memastikan pasokan
bahan baku yang stabil dan aman, mengurangi
risiko gangguan rantai pasokan.
Keamanan Pasokan:
Integrasi dapat menghasilkan penghematan biaya
karena perusahaan menghilangkan beberapa biaya
transaksi dan mengurangi ketergantungan pada mitra
eksternal.
Efisiensi Biaya
Integrasi dapat meningkatkan komunikasi dan
koordinasi antara bagian yang berbeda dalam rantai
pasokan, menghasilkan operasional yang lebih lancar.
Koordinasi Yang lebih baik
Vertical Integration dapat menciptakan keunggulan kompetitif
dengan membedakan produk atau layanan perusahaan dari
pesaing dan berpotensi meningkatkan hambatan masuk bagi
pesaing baru
Keunggulan Kompetitif
Dengan memiliki beberapa tahap dalam rantai pasokan, perusahaan
memiliki lebih banyak kendali atas proses penting, kualitas, dan
jadwal pengiriman.
Kendali Lebih Besar
6. Tantangan
Resiko
CAPEX, HUGE INVESTMENT
Membutuhkan Modal yang Besar: Integrasi berbagai tahap
rantai pasokan mungkin memerlukan investasi awal yang
signifikan.
LARGE ECONOMY OPERATION
Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Integrasi dapat mengurangi
kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat
dengan kondisi pasar yang berubah atau kemajuan teknologi.
CONFLICT
Potensi Benturan Kepentingan: Mengelola berbagai tahap
dalam rantai pasokan dapat menyebabkan benturan
kepentingan dan memerlukan keseimbangan yang hati-hati.
RISK OF FAILURE
Risiko Konsentrasi: Jika salah satu bagian dari rantai
terintegrasi menghadapi kesulitan atau ketidaksempurnaan,
hal ini dapat berdampak pada seluruh operasi.
20%
7. Study Kasus untuk Kegagalan Vertigal Integration karena
terindikasi pelanggaran kepada Undang Undang No 5 Tahun
1999 Anti Monopoli :
PT GRAB Teknologi Indonesia (GRAB) dan PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI),
GRAB diduga memberikan keistimewaan dan prioritas kepada TPI dengan melakukan Tindakan
dalam bentuk pemberian perlakuan khusus yang merugikan Mitra GRAB lainnya yang
merupakan pesaing TPI dengan cara memprioritaskan mitra pengemudi TPI dalam pemberian
keuntungan tertentu, sehingga mitra TPI dianggap lebih diuntungkan dibandingkan dengan mitra
GRAB lainnya. Akibatnya GRAB indikasi melakukan pelanggaran antimonopoly dengan tidak
melakukan kebijakan yang merata kepada mitra bisnis yang lain.
PT Garuda Indonesia melakukan perangkaian produksi jasa informasi jasa layanan
penerbangan domestik dan jasa penerbangan internasional dengan penyedia jasa sistem
informasi Computerized Reservation System (CRS) hanya melalui PT. Abacus Indonesia
sehingga system tersebut terintegrasi sehingga sulit digantikan oleh Galileo, Sabre, dam
Worldspan, ada indikasi Abacus memonopoli system di garuda.
8. 1. Ford Motor Company: Ford adalah produsen mobil terkenal yang telah berhasil menerapkan
vertical integration dalam bisnisnya. Mereka memiliki pabrik manufaktur untuk menghasilkan
mobil mereka sendiri, mengintegrasikan produksi dan distribusi mereka. Namun, mereka masih
beroperasi dalam industri mobil yang sangat kompetitif, dengan banyak pesaing utama seperti
General Motors, Toyota, dan Honda.
2. Zara: merek pakaian ternama dari Spanyol, adalah contoh perusahaan ritel yang telah
mengadopsi vertical integration dalam bisnisnya. Mereka memiliki proses desain, produksi, dan
distribusi internal yang terintegrasi, memungkinkan mereka untuk dengan cepat merespons tren
dan permintaan pelanggan. Meskipun mereka adalah pemain kuat di industri mode, mereka
beroperasi di pasar yang penuh persaingan dengan merek-merek lain seperti H&M, Forever 21,
dan Uniqlo.
3. The Walt Disney Company: Disney adalah perusahaan hiburan besar yang telah menerapkan
vertical integration dalam bisnisnya. Mereka memiliki studio produksi film, jaringan televisi,
saluran streaming (Disney+), taman hiburan, dan banyak lagi. Dengan mengintegrasikan
berbagai aspek hiburan, Disney telah menciptakan brand yang kuat dan mendominasi dalam
beberapa aspek industri hiburan, tetapi masih beroperasi dalam industri yang beragam dan
kompetitif.
Vertical Integration tanpa menciptakan monopoli dan masih beroperasi
dengan sukses di pasar yang kompetitif.
9. 4
Kesimpulan
• Keuntungan dari Vertical Integration System meliputi kendali yang
lebih besar atas proses bisnis, efisiensi biaya, keamanan pasokan,
koordinasi yang lebih baik, dan potensi keunggulan kompetitif. Namun,
ada juga tantangan dan risiko seperti membutuhkan modal besar,
kurangnya fleksibilitas, potensi risiko konsentrasi, dan kemungkinan
konflik kepentingan.
• Pengambilan keputusan untuk menerapkan Vertical Integration
System harus didasarkan pada analisis yang cermat terhadap kondisi
industri, pasar, dan kemampuan perusahaan. Strategi ini tidak selalu
cocok untuk semua bisnis, dan penting untuk mengevaluasi secara
menyeluruh sebelum mengimplementasikannya.
• Selain itu, perusahaan harus berhati-hati untuk tidak menciptakan
monopoli, dan sebaliknya, menerapkan strategi ini dengan tetap
menjaga persaingan sehat dan memberikan nilai tambah kepada
pelanggan. Dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat,
Vertical Integration System dapat menjadi alat yang efektif untuk
mencapai tujuan bisnis dan beroperasi secara lebih efisien di pasar
yang kompetitif.