1. DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................ 4
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Harga Transfer ....................................................................................... 5
2.2 Metode Penentuan Harga Transfer........................................................................... 6
2.3 Administrasi Harga Transfer.................................................................................... 9
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka................................................................................................................... 12
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat
laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah
penentuan harga transfer, karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya
berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba akan
berdampak terhadap laba masing-masing pihak yang terkait. Oleh karena itu,
pendekatan dalam penentuan harga transfer sangat diperlukan untuk transaksi antar
pusat laba.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan harga transfer?
2. Bagaimana metode dalam penentuan harga transfer?
3. Bagaimana administrasi dalam harga transfer?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian harga transfer.
2. Untuk mengetahui metode penentuan harga transfer.
3. Untuk mengetahui administrasi harga transfer.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HARGA TRANSFER
Dalam arti luas harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer
antar pusat pertanggungjawaban dalam satu organisasi tanpa memandang bentuk
pusat pertanggungjawabannnya. Sedangkan dalam arti yang sempit, harga transfer
adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya
salah satu dari pusat pertanggungjawaban yang terlibat merurpakan pusat laba. Harga
transfer juga dapat diartikan sebagai harga yang dibebankan pada barang yang
diproduksi oleh suatu divisi dan ditransfer ke divisi lainya. Harga yang dibebankan
mempengaruhi pendapatan divisi yang melakukan transfer dan biaya dari divisi yang
menerima transfer. Untuk terciptanya harga transfer ini diperlukan beberapa syarat
antara lain sebagai berikut:
1. Sistem harus memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh suatu
pusat laba untuk dapat menentukan trade-off yang optimum antara biaya dan
pendapatan biaya.
2. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade-
off antar biaya-pendapatan yang telah ditetapkan.
3. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat
mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap
laba perusahaan secara keseluruhan.
Jika dua atau lebih pusat bertanggung jawab bersama atas pengembangan,
pembuatan, dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi
pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual. Harga transfer merupakan
mekanis untuk mendistribusikan pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut ini:
1. Menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade-off antara pendapatan
dan biaya.
2. Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence.
3. Membatu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang terkait.
4. Sistemnya sederhana untuk dipahami dan mudah untuk diadministrasikan.
Adapun tujuan penetapan harga transfer itu sendiri adalah untuk:
4. 4
1. Evaluasi devisi secara akurat, artinya tidak satupun manajer divisi yang
memperoleh keuntungan dengan mengorbankan keuntungan divisi lain.
2. Keselarasan tujuan, berarti bahwa para manajer mengambil keputusan yang
memaksimalkan laba perusahaan dengan memaksimalkan laba divisinya.
3. Tetap terjaganya otonomi divisi, artinya tidak ada campur tangan menajemen
puncak terhadap kebebasan manajemen divisi dalam mengambil keuntungan.
2.2 METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
Pada dasarnya ada beberapa metode yang sering digunakan untuk barang-
barang yang ditransfer antar pusat laba. Metode tersebut adalah harga transfer
berdasarkan harga pasar (a market based prices), harga transfer berdasarkan harga
pokok (cost based prices), dan harga transfer negosiasi (negotiated prices). Berikut ini
akan diuraikan metode-metode yang sering dipakai dalam penentuan harga transfer
antar pusat laba.
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar
Sistem harga transfer berdasarkan harga pasar menggunakan harga yang
ditetapkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran pasar. Penggunaan metode
ini umumnya dianggap sebagai cara terbaik dalam memecahkan masalah harga
transfer. Alasannya adalah bahwa penggunaan harga pasar cocok dengan konsep
pusat laba dan menjadikan penilaian prestasi atas dasar laba menjadi layak untuk
diterapkan. Situasi ideal yang harus ada dalam penetapan harga transfer
berdasarkan harga pasar untuk mendorong adanya keselarasan tujuan adalah:
Orang yang kompeten
Atmosfir yang baik
Harga pasar
Kebebasan memperoleh sumber daya
Aliran informasi yang penuh
Negosasi
2. Kendala Sumber
Idealnya, seorang manajer pembelian bebas untuk mengambil keputusan
mengenai perolehan sumber daya. Demikian halnya manajer penjualan, harus
bebas untuk menjual produknya ke pasar yang paling menguntungkan. Meskipun
demikian, dalam kehidupan nyata, kebebasan dalam memperoleh sumber daya
5. 5
tidak selalu memungkin dilakukan atau, jika hal itu mungkin, dibatasi oleh
kebijakan-kebijakan korporat. Kita akan membahas situasi dimana manajer pusat
laba pembeli tidak diberi kebebasan terhadap pasar input dan implikasi kendala
sumber pada kebijakan penentuan harga transfer yang tepat.
1) Pasar yang Terbatas.
Dalam banyak perusahaan, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli
dapat saja sangat terbatas. Ada beberapa alasan akan hal ini:
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan
penjualan eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen untuk produk yang sangat
khas (unik) saja, sehingga produk tersebut tidak dijual ke pasar eksternal.
c. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang signifikan pada fasilitas
produksi.
Dalam kasus pasar terbatas, harga transfer yang paling memenuhi
persyaratan sistem pusat laba adalah harga kompetitif. Harga kompetitif akan
mengukur kontribusi laba setiap pusat laba terhadap laba perusahaan secara
keseluruhan. Harga tersebut dapat dicari dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Jika harga pasar yang dipublikasikan tersedia.
b. Harga pasar dapat dibentuk dengan penawaran (lelang).
c. Jika pusat laba produksi menjual barang yang sama ke pasar ekstern.
d. Jika pusat laba menjual barang yang sama dari pasar ekstern.
2) Kelebihan Atau Kekurangan Kapasitas Industri
Kelebihan kapasitas industri akan terjadi manakala pusat laba
penjualan tidak dapat menjual seluruh produknya ke pasar ekstern, dan pusat
laba pembeli tidak menggunakan kapasitas yang tersedia di pusat laba penjual.
Sebaliknya, jika pusat laba pembeli tidak dapat memperoleh bahan baku dari
pasar ekstern, dan pusat laba penjual tidak mau menjual kelebihan kapasitas
industrinya. Dalam kondisi ini, masalah harga transfer diserahkan sepenuhnya
kepada pihak-pihak yang terkait untuk menentukan harga transfer, tanpa
campur tangan dari kantor pusat.
Sebagai kesimpulan jika ada kendala sumber, maka harga transfer
berdasarkan harga pasar merupakan harga transfer terbaik. Dengan demikian,
gunakan harga pasar jika terdapat harga pasar atau jika harga pasar dapat
ditaksir. Kalau tidak ada cara untuk menaksir harga kompetitif yang valid,
6. 6
maka gurnakan harga transfer berdasarkan harga pokok (cost-based transfer
prise).
3. Harga Transfer Atas Dasar Harga Pokok
Jika tidak ada harga pasar yang layak untuk bisa digunakan sebagai harga
transfer, dalam hal ini harga harga transfer berdasarkan harga pokok dapat
digunakan. Alasan penerapan metode ini adalah:
a. Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang
ditransfer.
b. Kesulitan dalam menentukan harga jual yang disebabkan oleh perselisihan
antar divisi.
c. Jika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses rahasia
sehingga tidak diinginkan untuk diungkapkan kepada pihak lain.
Dalam metode ini komponen yang harus diperhatikan adalah definisi harga
pokok (biaya) dan penentuan besarnya markup.
1) Definisi harga pokok
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh digunakan
karena faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian.
Jika biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu intensif untuk
menerapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.
2) Penentuan markup
Markup ditentukan atas dasar penentuan tingkat laba dan besarnya laba. (1)
Dasar penentuan tingkat laba, dilakukan berdasar biaya dan dapat dilakukan
berdasar return atas invsetasi. (2) Besarnya laba, pendekatan yang bisa
dilakukan adalah:
a. Berdasarkan laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang
independen (pusat laba)
b. Berdasarkan taksiran “return” atas investasi yang dilakukan.
c. Jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi pembeli juga
menjual ke pihak lain maka laba dapat ditentukan dari presentase profit
margin rata-rata berdasar harga pokok standar.
d. Dengan menggunkan profit margin perusahaan lain jika produknya sama.
4. Biaya Tetap Dan Laba Divisi Hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan serius dalam
perusahaan terintegrasi. Pusat laba yang pada akhirnya menjual kepada pihak luar
7. 7
barang kali tidak sadar jumlah arus balik biaya tetap dan laba yang dimasukkan
dalam harga beli intern. Pihak yang dirugikan dalam hal ini adalah pusat laba
pembeli yang akan menjual kepada pihak luar, karena harga yang ditetapkan
berdasarkan biaya dari pusat laba penjual dan dari penambahan dia sendiri tidak
kompetitif. Untuk mengatasi masalah harga transfer tersebut dapat digunakan cara
sebagai berikut:
1) Kesepakatan antar divisi/pusat laba.
2) Penentuan harga transfer dua langkah.
3) Pembagian laba.
4) Metode dua himpunan laba.
2.3 ADMINISTRASI HARGA TRANSFER
Jika metode harga transfer berdasar harga pasar dan harga transfer berdasar
harga pokok (biaya) di atas belum memuaskan, maka diperlukan mekanisme formal
yaitu aturan tentang negosiasi antar pusat laba dan arbitrasi.
1. Harga Transfer Negosiasi
Negosiasi adalah proses formal yang menentukan besarnya harga transfer
antar pusat laba yang terlibat, tanpa campur tangan dari kantor pusat. Untuk
mencapai harga kesepakan yang fair, pihak pembeli harus mempunyai kebebasan
untuk membeli secara intern atau membeli dari pasar ekstern, dan pihak penjual
dapat menjual kepada pihak intern maupun kepada pasar esktern. Kebaikan
metode ini adalah apabila pusat laba penjual mempunyai kapasitas mengganggur,
sedang pasar dari produk tersebut sempit (captive market). Kelemahannya adalah
jika barang tersebut dibutuhkan oleh pusat laba pembeli sedang di pasar bebas
tidak ada maka, pusat laba penjual menjadi pihak yang menang dalam kompromi
penentuan harga.
2. Arbitrasi dan Penyelesaian Konflik
Negosiasi kadang tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan kedua
pihak, sehinnga perlu ditangani oleh pimpinan puncak dengan membentuk komite
arbitrasi. Tujuan lembaga arbitrasi ini adalah:
1) Menyelesaikan perselisihan tentang harga transfer.
2) Mengkaji ulang perubahan sumber daya.
3) Mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.
3. Klasifikasi Produk
8. 8
Tingkat kesulitan, pengaturan sumber daya dan aturan harga transfer tergantung
pada besarnya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga
pasar. Bebepara perusahaan membagi produk ke dalam dua kelas:
1) Kelas satu, memasukkan semua produk dimana manajer puncak ingin
mengawasi sumber daya.
2) Kelas dua, adalah semua produk lain. Umumnya ini adalah produk yang bisa
diproduksi oleh pihak luar.
9. 9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tujuan penetapan harga transfer adalah untuk evaluasi devisi secara akurat, untuk
keselarasan tujuan, dan agar tetap terjaganya otonomi divisi. Metode yang sering
dipakai dalam dalam penentuan harga transfer antara lain harga transfer berdasarkan
harga pasar, kendala sumber, harga transfer atas dasar harga pokok, serta biaya tetap
dan laba divisi hulu. Jika metode harga transfer berdasarkan harga pasar dan harga
transfer berdasarkan harga pokok (biaya) belum memuaskan, maka diperlukan
mekanisme formal yaitu aturan tentang negosiasi antar pusat laba dan arbitrasi.
3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memiliki banyak kesalahan serta kekeliruan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan
perbaikan dikemudian hari. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima
kasih.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dkk, (2009), Sistem Pengendalian Manajemen (Edisi Revisi), Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
N. Robbert, Anthony dan Vinjay Govindarajan, (2012), Manajement Control System (edisi
11, buku 1), Jekarta: Salemba Empat.
Hansen & Mowen, (2001), Manajemen Biaya (buku 2), Jakarta: Salemba Empat.